AJAK AKU PARTY, Update 2023

AJAK AKU PARTY

Cerita Bokep Indonesia – Cerita Mesum ini adalah cerita seks ku yang ku alami.. kita mulai saja ya. God, aku merasa bahagia saat aku serasa diberikan hadiah terindah bagiku, yaitu sosok pria yang kuidamkan & dapat memberikanku kenyamanan, siapa lagi kalau bukan Kak Joel. Sejak ia datang kembali ke hidupku setelah 3 tahun tak pernah bertemu sedekat ini. Yah, aku teringat pada waktu itu di tengah malam setelah konser tunggal team K3 di Malang. Meski waktu itu kami hanya sebatas having sex karena ia tertarik pada tiap jengkal tubuhku. Aku selalu berpose seksi untuk memuaskan hasrat fansku. Tapi sejak ia datang, aku justru berharap saat aku perform ia datang & menikmati tiap sisi tubuhku. Ah, golden rules mengekangku. Kami pun backstreet, tak seperti mereka. Aku tak mau diturunkan ke Trainee seperti 2 temanku sesama gen 2.  Selama itulah, kami saling berbagi tubuh tiap malam. Awalnya kuharap ia segera mendapat tempat tinggal di Jakarta, namun lama kelamaan aku tak bisa tidur tenang tanpanya.  “Kak, kakak, bangun dong” Kubangunkan Kak Joel pagi itu. Aku memang sengaja bangun pagi sekali untuk review materi untuk UAS nantinya. Ya, aku mahasiswi ilmu komunikasi di perguruan tinggi di mana Kak Ve pernah kuliah di sana. Materi yang kupelajari tak jauh dari komunikasi, bahkan ada mata kuliah filsafat. Aku pusing mempelajarinya, tapi ia mengajariku dengan cara merenungkan sesuatu.

“Tutup aja bukumu, tarik nafas, tahan, keluarkan perlahan, kosongkan pikiran, renungkan” Ia tiba-tiba mengigau aneh mengenai filsafat.  “Ih kakak bangun dong, kakak gak pengen sarapan apa?”  “Iya, mana?”  “Ih masak sendiri dong kak”  Ia pun duduk & menggaruk-garukkan kepalanya karena rambutnya berantakan. Ia tiba-tiba menempelkan dadanya di punggungku & tangannya meremas payudaraku dari luar tanktop putihku. Aku memang tak mengenakan BH saat tidur.  “Ih, kakak nih, aku mau belajar buat nanti, biarin aku konsen dulu” Kudorong tangannya menjauh dari tubuhku. Ia pun berlalu.  Memang, Desember ini aku masuk waktu UAS. Di kampusku, jika nilai mata kuliah jelek, harus mengulang di tahun depan. Aku harus konsentrasi saat ini. Aku sengaja menolak ajakannya hanya waktu ini saja. Terkadang ia juga bercinta dengan Nadila, temanku sendiri yang ia pacari juga. Sekuat bagaimana pun aku konsentrasi, pikiranku tentang adegan ranjang kami selalu membentur pikiranku. Aku takut tak bisa mengerjakan soal & hancur nilaiku. Pikiranku bercabang sekarang : kuliah, asmara, & karier. Bagaimana pun, aku harus bisa bertahan dengan keadaan seperti ini.  Kini aku tak minder lagi saat diejek kakak karena jomblo, bahkan aku bisa menyombongkan diri karena pernah mencicipi sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami-istri. Yah mau bagaimana lagi, namanya cinta jadi lupa diri. Kakakku tahu jika aku telah melakukan tindakan yang terlarang itu, namun ia berjanji tak membocorkan rahasiaku. Oh iya, sejak Kak Joel di sini, aku serasa dimanja. Semua pakaianku ia cuci, menyapu lantai, aku beli baju ia bayari. Mungkinkah ia menjadi jodohku? Hmm, jujur saja baru kali ini aku pacaran, tapi ia merenggut aset berhargaku saat kami belum jadian.  Mama pun merestui kami meski banyak perbedaan.

Jujur saja aku belum pernah mengajaknya ke rumahku di Rangkasbitung. Jika begitu kan Kak Joel bisa berkenalan dengan anggota keluargaku.  “Em, kak, kalo UAS aku udah selesai, mau gak anterin aku ke Rangkas?” Kumulai obrolan setelah sarapan.  “Emm boleh lah, tapi aku belum pernah ke sana, entar nyasar” Ia memang belum pernah ke sana. Tapi ia pernah ke rumah Nadila di Bogor & berkenalan dengan anggota keluarga Nadila, bahkan pernah diskusi waktu pernikahannya.  “Kak, boleh tanya?”  “Boleh, emang tanya apa?”  “Kakak nikahin Nadila kapan?” Aku baru sekarang tanya karena tak mau membuat pikirannya kacau.  “Kakak udah minta Ayah kalo nunggu Nadila keluar dulu”  “Oh kirain sekarang”  “Belum lah Nat, dianya aja belum siap” Katanya sambil menumpuk piring kami.  Aku sempat berpikir jika hubungan ini sah-sah saja meski orang menilai hubungan kami sangat terlarang, asmara member idol group & staf, di mana ada aturan tak tertulis yang melarang hubungan cinta dengan siapapun. Memang di balik senyumanku & teman-temanku lain saat bertemu fans, tersimpan cerita kelam, seperti pacaran diam-diam, bahkan dengan staf, seperti aku & Kak Joel, Lidya & Harry, staf bagian audio, ataupun teman sesama alumni sekolah seperti yang sempat diturunkan ke Trainee. Yang lebih parah Viny: kedapatan berhubungan intim di Jepang. Dari semua skandal itu, hanya hubungan kami yang aman dari sasaran mata-mata. Bagaimana tidak, jalan bedua gandengan tangan saja kami harus tutup wajah, kalaupun tidak menutup wajah, kami jalan sendiri-sendiri. Makan pun tak semeja jika tempat terlalu ramai.  Ternyata, kami hanya selisih 9 bulan dalam tahun yang sama. Tapi aku suka memanggil kakak untuk Kak Joel. Aku sebentar lagi menyusul usianya : 21 tahun. Wah, terasa seumuran.  “Hey Nat, udah jam berapa ini? Ujian jam 11 tapi jam 9 tidur lagi” Oh tidak! Aku tertidur, seharusnya aku review materi UAS.  “Oh iya, kakak nyalain mobil dulu deh”  “Yaudah buruan mandi gih Nat” Ia melempar handuk & BH punyaku yang berukuran 38B.

AJAK AKU PARTY

Ia pun berlari ke parkiran. Aku segera mandi & berpakaian rapi. Aku berlari dari lorong kosan & menuju mobil Honda Jazz biru miliknya. Di parkiran, aku ditunggu Nadila juga.  “Ih Nat lama banget sih?” Nadila menyenggol lengan kananku.  “Heheheh ketiduran” Aku mengaca di spion & wajahku memerah saking malunya. Padahal semalam aku tak bercinta.  Memang sejak Kak Joel memacari kami, tiap pergi ke kampus pun sering bertiga. Kami berdua duduk di belakang karena tak mau saling cemburu, meski kami mencintai 1 pria yang sama.  “Ih enak banget kamu belum UAS” Kugoda Nadila yang sedang merekam IG story.  “Ih apaan sih, ganggu banget” Nadila menjauhkan tanganku.  “Hehehehe ya iri sih Nad”  “Udah deh belajar aja”  “Wee udah dong Nad”  “Udah-udah, pagi gini kok ribut, sarapanmu berapa piring sih sampe berisik kayak gak makan” Kak Joel melerai kami dari tempat duduknya. Kami pun tertawa.  Tiba-tiba, tangan Nadila mendarat di dadaku sebelah kanan dari luar kaos putihku. Lama kelamaan, tangannya meremas payudara besarku, bahkan kedua milikku.  “Aaahh jangan Nad” Aku mencoba menjauhkan tangan Nadila”  “Nat, aku pengen segede ini” Nadila menunjuk kedua payudaraku.  “Eh? Pagi-pagi gini kok malah…” Aku belum tuntas bicara, Nadila justru menaikiku & mencium bibirku dengan kasar. Nafasnya memburu berat. Entah mengapa tanganku kini menekan kepala Nadila. Ia merangsek masuk dalam kaosku & meremasnya dari luar BH. Selangkanganku terasa gatal sekali. Oh shit! Aku janji sama Kak Joel kalau selama UAS ini aku tak melakukan aktivitas seksual. Kudorong pelan tubuhnya. Ia justru menggigit bibirku.  “Woi, pagi-pagi udah sange” Kak Joel rupanya menoleh ke arah kami. Kulihat selangkangannya menonjol.  “Emm maaf kak, dianya sih nyosor duluan” Aku menunjuk Nadila yang bibirnya belepotan liurnya sendiri. Nafas Nadila tak teratur akibat pertempuran singkat tadi.  Tak lama, kami tiba di kampusku. Gedung ini di mana Kak Ve pernah kuliah di sini dengan jurusan Desai Komunikasi Visual. Shani pun juga kuliah di sini, jurusan kami sama, & seangkatan juga.  “Eh Nat, udah dapet contekan belum?” Shani sudah menungguku di lorong kelas.  “Ah ngapain sih, kan bisa lirik kanan kiri, daripada ngulang tahun depan”  “Lah nakal Nat nih”  “Ehehehe enggak kok, aku yakin sama kemampuan sendiri”  “Terserah Nat hehehehe good luck” Shani tertawa lalu berpamitan berpisah karena ruang ujian kami berbeda.  Malam harinya, aku belajar hingga tengah malam. Materi yang kupelajari banyak sekali.

Baca Juga Cerita Seks Terbaru : Ternyata Adikku Mengandung Benihku dan Main Seks Swinger Dengan Tetangga

Kak Joel terlihat serius menatap laptop, sesekali gusar. Aku pun yang bosan review materi menghampirinya di bawah lantai.  “Kak” Kudekap ia dari samping & kusandarkan kepalaku. Ia masih tak merespon.  “Kakak, kayaknya kepikiran sesuatu, masalah nikah?”  “Bukan Nat”  “Terus apa kak?”  “Hmm, kakak gak abis pikir kenapa Imel harus pergi”  “Kak, kan masih ada aku, aku janji kak”  Ia menolehkan kepalanya & mencium dahiku. Aku memejamkan mataku & meresapi ciuman dari seseorang yang kehilangan gairahnya.  “Makasih Nat udah bikin kakak nyaman”  “Iya, yuk lah tidur”  “Kamu udah kelar review?”  “Ya bisa aku lanjut besok pagi kak, aku ujian siang lagi” Kutarik tangannya & membereskan ranjangku. Aku matikan lampu di kamar ini, kuingin dipeluk oleh cahaya darimu.  Tiba-tiba aku terbangun sekitar jam 2 dini hari. Entah mengapa mataku terasa berat. Selangkanganku terasa gatal, tapi sekali lagi aku janji tak mengajak bercinta dengan siapapun. Ah, terasa terkekang sekali. Aku menarik tubuhku pelan meninggalkan ranjang. Dengan degup jantung kencang, kupastikan Kak Joel masih tertidur. Kupelankan langkahku & kututup lagi pintu kamarku. Aku mengetuk pintu kamar Nadila.  “Nad, Nad, buka pintunya dong”  Anehnya, Nadila langsung membuka pintunya.  “Eh, kirain udah bobo Nad”  “Emang kenapa sih kok malem gini kamu ke sini?”  “Udah deh, aku mau masuk, aku minta sesuatu”  Nadila pun menutup pintu & menguncinya.  Aku tak langsung berbaring di ranjang Nadila. Entah mengapa pikiranku tadi siang membuatku tak bisa tidur?  “Nad”  “Nat” Nadila menolehku.  “Aku minta sesuatu”  “Apa?”  “Boleh gak kalo aku minta…”  “Minta apa aja boleh Nat, kan kamu best friend aku” Nadila meyakinkanku.  “Aku sange waktu kamu grepe & cipok aku”  “Ehh”  “Please Nad, aku gak tahan”  “Bukannya kamu janji sama…”  “Ah bodo amat, lagian dia tidur, buruan gih” Kutarik tangan Nadila ke kedua bongkahan payudaraku. Dengan agak ragu, ia meremasku perlahan di balik piyama putihku. Remasannya lembut & teratur.  “Oohhh” Memang dari dulu, kedua payudaraku adalah titik sensitifku. Dadaku kembang kempis akibat nafasku mulai memburu.  Nadila perlahan terbawa nafsu. Ia melepas kancing atas piyamaku.

Payudaraku terasa dingin karena aku kalau tidur jarang pakai BH. Putingku mengeras. Nadila mulai meremasku dengan kasar. Bibirnya mulai menyambar bibirku & melumat lidahku.  “Mmmhh mmmhhhh” Desahanku tertahan karena lidah kami saling beradu. Aku terpaksa berhubungan dengan sesama jenis, sungguh terlarang hubungan kami, tapi mau bagaimana lagi. Aku tak tahan lagi. Lidahnya semakin liar mengaduk isi mulutku. Aku harus mengimbangi permainan lidahnya. Kami memang benar-benar ahli ciuman bibir sejak Kak Joel mencium kami dengan cara yang sama. Liur kami mengental & mengalir ke mulutku.  Nadila melepas ciuman kami & mulutnya menyusuri leherku.  “Oohhh Naaad” Kujambak rambutnya karena kegelian saat Nadila mencium leherku. Kaos tanpa lengannya kuangkat ke atas. Ia masih mengenakan BH. Kulepas kaitnya hingga payudaranya yang berukuran sedang itu agak menggantung. Ia tak memedulikan dadanya terbuka, malah tambah liar menghisap payudara kananku.  “Aahhh” Aku justru terbawa nafsu sesama jenis. Maafkan aku Kak Joel, aku harus melanggar janjiku sendiri saat kakak tidur.  Remasannya semakin keras. Nadila gemas dengan dadaku, sesekali ia menciumi kedua putingku. Kuremas dadanya juga. Ia mendesah pelan akibat remasanku. Ia menyedot dadaku sangat kuat seakan memeras apa yang di dalam payudaraku.  “Aaahh geeliii” Kujambak rambut sahabatku sendiri, tak memedulikan rasa sakitnya. Kulumannya liar hingga air liurnya meluber mengalir di dadaku. Lengket sekali rasanya. Nafasku semakin tak teratur. Begitu pula dengan hembusan nafas Nadila. Selang beberapa menit, ia melepas kuluman di gundukan dadaku. Putingku terasa mengeras akibat rangsangannya.  Aku tak sadar jika celana piyamaku terlepas, entah sejak kapan. Nadila pun kini tak mengenakan apapun. Kami pun pernah tak mengenakan pakaian saat momen tertentu, terutama saat malam setelah theater sementara di Surabaya. Aku masih ingat betul saat Nadila mencukur bulu di sekitar vaginanya. Tanpa pikir panjang, kukerjai dia dengan menjilat liang kewanitaannya secara brutal.  Nadila kini melebarkan pahaku. Kepalanya ia dekatkan menuju liang kesukaan pacarku ini. Ia hirup aroma selangkanganku.

Sesekali ia hembuskan nafasnya hingga membuatku merinding. Bibirnya ia rapatkan & memasukkan lidahnya ke liang vaginaku.  “Ssshhh ooohhh terusssss di situuuh” Kupejamkan mataku, seakan aku melayang. Ayunan lidahnya menggesekkan tiap lubang ini. Geli sekali rasanya. Jilatannya semakin liar & sambil menyedot kuat hingga bunyi.  Oohh Naaad aaauuuu” Pahaku kugesekkan pada kepala Nadila. Ia sangat menghayati jilatannya.  Saat aku mencapai puncak, Nadila menghentikan jilatannya. Ia kembali menindihku. Wajah kami saling mendekat.  “Nad, please lanjut”  “Iya Nat, aku mau lanjut, tapi apa gak pengen ganti gaya?” Nadila mengangkat tubuhnya. Ia mengangkangi kepalaku & menurunkan pantatnya hingga vagina mulusnya menempel mulutku. Aku secara refleks membuka mulutku & mulai menjilati liang kewanitaannya yang mulai becek. Nadila kembali menilati vaginaku.  “Mmhhhhh mmmhhhh” Aku kesulitan mengerang karena harus menjilatinya. Pantatnya semakin turun & menekan kepalaku. Sedangkan Nadila menggigit kecil klitorisku. Rasa geli & nikmat pun terasa bergairah bagiku. Nadila bangkit lagi & mengambil sesuatu yang tak bisa kulihat. Ia sambil mengobok vaginaku dengan lidahnya.  “Aahh terus, geli Nad, aaahh” Nafasku sedikit tak teratur akibat jilatannya. Ia menyedot lebih kencang. Lalu ia melepas jilatannya.  Kurasakan suatu benda panjang & besar masuk ke vaginaku hingga mengenai mulut rahimku.  “Aaaaaarrhhh” Kurasakan benda itu tak biasa. Jilatan pada vagina sahabatku sendiri sampai terlepas.Rasanya sakit sekali, seperti batangan berdiri.

Baca Juga Cerita Dewasa Indonesia : TERIAK SEKS KEENAKAN dan AKU SELINGKUH SAAT LAUNDRY SEPI

Tidak! Nadila memasukan dildo berduri halus silikon! Nadila memainkan dildo itu dengan kencangnya. Sekencang Kak Joel memasukkan penisnya. Berulang kali pangkal lubang vaginaku dihantam.  “Naaddd udaahh aaahhhh sshh aakit” Kucengkram kuat sprei ranjangnya. Sakit sekali lubangku akibat benda laknat itu.  “Gimana?” Nadila berdiri & menyerang bongkahan dadaku sebelah kiri. Remasannya kuat sekali.  “Aaahhhh yang kenceng Naaadd” Aku justru terbawa nafsu sesama. Selangkanganku serasa terbakar akibat genjotan dildo Nadila yang terlalu kencang. Duri-duri silikonnya membuat vaginaku terasa perih sekali.  “Eerrrrhhh aaahh” Tubuhku gerah sekali. Keringatku bercucuran seperti air hujan. Nadila kembali mencium bibirku lagi. Kini ketiga aset sensitifku ditaklukkan semua.  Mulut rahimku terkena hentakan dildo berduri itu. Otot rahimku seakan mengejang hebat.  “Mmmhhh mmmhh” Eranganku tertahan mulutnya yang liar. Lidahnya semakin liar mengocok lidahku. Pantatku sedikit terangkat akibat sodokannya semakin tak teratur. Dildo laknat itu menghujam tiap sisi liang kewanitaanku. Bibirku terasa kaku sekali, disusul tubuhku yang bergetar hebat. Nadila yang tahu keadaanku yang kaku menghentikan sodokan dildonya & melepas ciuman kami. Aku pun bisa bernafas lega. Tubuhku melemas kembali. Nadila pun mengatur nafasnya karena terlalu beringas memasukkan benda panjang itu.  Kupikir Nadila menghentikan permainannya. Ia memegang kedua lenganku kembali. Ia memposisikan tubuhku yang masih bertahan dengan sisa kekuatanku. Aku sedikit berjongkok dengan bertumpuan tangan di belakang. Nadila pun berposisi sama denganku. Ia memasukkan dildo itu ke vaginanya, lalu ia pacu sodokan dildonya.  “Aahh aaaahh oohhh” Nadila terbawa nafsu sendiri. Tak lama, ia memajukan pantatnya ke lubangku lagi.  “Aaahhh” Aku pun mendesah lagi saat hentakan pantatnya semakin kasar serta benda itu yang kurasa tersiksa. Tidak! Kami saling sodok lubang itu. Dildo itu kami pakai berdua.  “Aaahhh Naad jangan gillaaa” Aku pun menjambak rambutnya. Kami saling sodok.  Pantat kami saling beradu memasukkan dildo hingga selangkangan kami bertabrakan. Vagina kami terasa becek akibat rangsangan benda ini. Tiap sodokan kami menimbulkan bunyi yang keras. Tubuhku kembali bergetar lagi.  “Aaahhh aaahh aku hampir sampe” Aku pun cepat terangsang.

Tak peduli dengan status hubungan kami yang terkesan jijik karena sesama jenis. Sensasinya berbeda meski aku memang cepat terangsang.  “Ih tunggu Nat, aku juga mau sampe” Nadila justru mempercepat sodokan hingga tubuhku juga tersentak cepat. Tubuh kami sama-sama menegang & pantat kamu terangkat.  Hingga akhirnya…  “Naaaat” Nadila menjerit kencang & menghujamkan dildonya hingga kedua vagina kami menempel.  “Naaad aaaahhh” Vaginaku menjepit kuat dildo berduri silikon itu. Kurasakan otot selangkanganku berkedut & bergetar.  “Aaaahhhh” Kami menggelinjang bersamaan & ambruk dengan dildo masih menancap di vagina kami. Aku memuntahkan cairan orgasmeku dengan derasnya. Nadila menyusul orgasmeku kemudian & menyemburkan cairan orgasmenya hingga liang kewanitaanku tersembur. Nafasku berat & pandanganku kabur. Nadila bangkit & menindih tubuhku. Kami pun kembali berciuman. Nafasku terpotong akibat ciumannya yang liar. Kulumannya hingga membuat liurnya mengalir ke mulutku. Aku kewalahan memainkan lidahnya yang liar. permainan kenikmatan permainan kami nikmati berdua. Ciuman panas & pelukan hangat seorang sahabat yang juga bernafsu.  Nadila melepas ciuman & pelukanku. Ia mengelap tubuh kami dengan handuk kering. Tak menyangka ranjangnya penuh dengan keringat & cairan kami berdua. Seheboh inikah permainan kami?  “Nat, buruan pake piyamanya gih, usah jam 4. Keburu ketahuan Kak Joel kelar dah” Nadila menunjuk jam di HP yang memang menunjukkan jam 4. Kak Joel biasanya bangun jam setengah 5. Kukenakan kembali piyamaku dengan tergesa-gesa, lalu bergegas kembali. “Aaaw!” Sial pun datang. Lututku mati rasa & aku tersungkur di lantai. Nadila mengangkatku & menuntunku kembali ke kamarku.  “Nad, jangan sampe berisik” Kubisikkan Nadila agar perlahan membuka pintu. Setelah pintu terbuka, ia rebahkan aku di sebelah Kak Joel. Ah, untunglah ia masih tidur lelap. Nadila menyelimutiku & menciumku. Aku pun benar-benar lelah.  Saat aku menjelajahi dunia mimpiku, seakan ada suara yang memanggilku.  “Nat, bangun, udah jam berapa ini?”  Suara itu berulang kali hingga tubuhku seperti diguncang. Kucoba membuka mataku. Kak Joel membangunkanku.

Ternyata sudah jam 9.  “Emm maaf kak, hassyyuuu!” Aku bersin kencang sekali. Hidungku terasa tersumbat. Sepertinya aku pilek karena permainan semalam. Aku pun lemas.  “Hmm Nat, sarapan dulu gih, nanti minum obat”  “Kakak masak sendiri ya, badan aku lemes nih”  “Udah selesai kok, aku tau kamu lemes” Ia menyodori piring berisi mi goreng spesial telur. Ia menyuapiku pelan. Aku serasa kembali ke masa kecilku, pernah disuapi papaku.  Tubuhku benar-benar pulih, aku bisa berjalan. Aku harus ke kampus karena jam ujian mulai dekat. Untunglah ujiannya take home, jadi aku hanya mengumpulkan tugas. Tak seperti biasanya, tubuhku seperti tak mampu berdiri. Lututku sekarang agak mending, namun terasa berat.  “Kak, temenin dong, bentar aja”  “Serius? Entar dibocorin Shani gimana?”  “Bodo amat, lagian dia digosipin kepergok pacaran tuh”  “Eh masa? Fotonya yang mana?”  “Ah jangan tau deh kak, aku udah janji kalo skandalnya disebsar, hubungan kita bakal bocor”  “Hmm yaudah”  Tak sengaja, aku bertemu dengan Gery, teman sekelasku yang menyebalkan.  “Ehem jadian nih ya”  “Enak aja, ini kang ojek”  “Ojek pangkalan langganan temenmu” Kak Joel memotong pembicaraan agar tak semakin rumit.  “Oh gitu, buruan gih kumpulin ujiannya, tinggal punya lu”  “Ini juga mau ngumpulin, hus hus” Kuusir Gery agar tak mengganggu kami. Aku sebisa mungkin berlari meninggalkan Kak Joel karena aku segera mengumpulkan ujianku.  Setelah kembali, Kak Joel malah jongkok di bawah papan pengumuman.  “Kak, udah yuk” Kucolek lengan kanannya. Ia pun berdiri.  “Emm, kak”  “Apa Nat?”  “Kan bentar lagi aku mau 21 nih, kakak mau ngasih apa?”  “Yah, liat aja deh, kalo kakak kasih tau sekarang, bukan kejutan dong”  “Ah bocorin dong”  “Bocorannya tau pas ultahmu lah Nat”  “Ih kakak lho” Kucubit pinggangnya. Kutahu ia sedikit menggelinjang saat pinggangnya dicubit.  Malam hari, tanggal 27 Desember, setelah aku diajak makan malam bersama teman, tersisa aku & Nadila di sini. Kak Joel malah memintaku pergi menuju tumah kosong tempat latihan.

Baca Juga Cerita Panas Dewasa : TEMANKU YANG HAMIL MUDA dan CANTIK MASIH SEGAR

Kutunggu dari jam 8 pun tak kunjung datang. Jam beranjak menuju pukul setengah 12 malam.  “Nat, pulang yuk” Nadila mengajakku pulang.  “Yuk, keburu tengah malam”  Kami pun berlari ke pintu keluar tempat latihan. Begitu mencapai pintu, sepertinya susah dibuka.  “Nad, kok susah dibuka ya?”  “Iya susah, keknya ada yang ngerjain nih Nat”  “Jangan negative thinking gitu ah Nad”  “Emm, biasanya sih kalo ada yang…”  Pintu pun bisa dibuka, bahkan lebar. Aku melihat jam di HP memang hampir jam 12 malam. Saat pintu terbuka, ada yang mengagetkanku.  “HBD Natalia!”  Ah, ternyata akal-akalan Kak Joel mengerjaiku. Tak cuma ia saja, ada Harry, staf bagian audio & 3 security theater : Babeh Jono, Babeh Iwan, & Babeh Susilo.  “Ih kakak bikin panik tau”  “Hehehe sengaja, akhirnya nyusul usia kakak aja” Ia memelukku erat & tentu saja ada sesuatu yang mengembang & mengganjal pelukan kami. Sebenarnya usia kami hanya selisih 9 bulan, tapi aku terbiasa memanggilnya kakak. Yang aku heran, bukannya membawa hadiah atau kue, justru membawa sesuatu dalam karung.  “Kak, itu apaan sih?”  “Udah, kamu bakal seneng kok. Kamu pasti pengen diajak party kan?” Harry membuat penasaran. Mereka pun masuk ke ruang tengah.  Lampu ruang latihan dinyalakan lagi, seperti halnya sewaktu kami latihan malam hari.  “Nah, kamu balik ke kamar, ini kostum yang harus kamu pake selama party, mau?” Kak Joel menyerahkan 2 kresek berisi kostum, tapi kok sedikit?  “Emm, maksud kakak apaan sih?”  “Kamu kan udah dewasa Nat, Nadila juga suruh pake, ini kostum party yang bisa bikin kamu pede”  “Emm, yaudah deh kak” Kuajak Nadila balik ke kamar. Kami pun penasaran & membuka kresek itu.  “Kak Joel serius suruh kita pake gini?” Nadila menunjukkan sepasang pakaian bikini. Wajahnya sedikit memerah.  “Lah iya ya, punyaku gini juga” Aku pun deg-degan, biasanya kami telanjang hanya di depan Kak Joel. Tapi mau bagaimana lagi, kami pun mengganti pakaian yang diminta.  Kami pun berjalan kembali ke ruang tengah dengan kondisi hanya mengenakan bikini. Tepuk tangan menyambut kami. Kulihat Nadila sedikit minder, mungkin karena ukuran dadanya yang lebih kecil dari dadaku.  “Nah, gini kan asik liatnya” Babeh Iwan pun semangat. Anehnya, ia hanya mengenakan boxer.  “Sekarang kalian perform Oshibe aja, gak usah banyak-banyak”  “Duh, Nat, gimana nih?” Nadila memegang lenganku.  “Aku yakin kalo yang handle Kak Joel pasti aman” Kuyakinkan Nadila agar ia tak merasa takut.  Musik Oshibe pun diputar Harry. Kami mencoba untuk menampilkan yang terbaik di pesta cabul seperti ini. Terpikirkan Nadila pernah digangbang. Wajah sedikit canggung terpampang jelas pada ekspresi Nadila. Lagu ini semacam cerita cinta terlarang. Tubuhku terasa dingin.

Degup kencang pun mulai terasa. Ditambah saat mendekati lirik yang berbahaya. Kupikir Sinka bakal lebih lihai memainkannya, meski Nadila pernah juga.  Cinta itu selalu immoral Hey, bibir yang mulai mendekat Tidak boleh  Ah boleh lah  Jangan lah  Oh lucunya Kita telah melewati batasnya & saling mencinta Sudah, nafas pun menjadi panjang Panas sekali insting ini Menakutkan, menyerahlah Sari bunga & kupu-kupu malam  Nafas kami tak teratur saat kami menyanyikan lirik barusan. Kuharap Kak Joel & Harry tidak melanjutkan ke hal yang parah.  Hingga kemudian, kami sampai ke titik panas lagu ini.  “Kalau dilihat orang bagaimana?” Nadila membuka dialog di lagu ini. Keringat kami mulai bercucuran. Ini dialog yang berbahaya. “Ya sudah, tunjukkan saja” Kucoba menenangkan diri.  “Kamu cinta sama aku?” “Hu… hu… hu… gimana ya?” “Hey, cinta enggak?” “Ayo kesini” “Kakak” Nadila mendekat ke arahku. “Iya-iya anak baik”  Nadila langsung memelukku & kami berciuman bibir secara cepat. Suara riuh dari yang menonton kami & tepuk tangan menyambut ciuman kami.  “Aahh terus woi, ngocok nih” Suara itu dari Harry.  “Bangke lu Har, belum-belum udah sange” Kak Joel membalasnya.  “Rame ae bos” Babeh Susilo yang dikenal paling cabul itu melerai mereka. Kami pun melanjutkan nyanyian kami sampai habis. Lagu ini memang sangat panas.  Tiba-tiba, ada seorang pria yang nekat lari ke arah kami. Aku tak bisa melihatnya secara jelas karena larinya cepat & lampunya agak redup. Orang itu langsung menyergapku & mendorongku hingga jatuh. Ia nekat mencium bibirku.  “Mmmhh mmmhh” Ia sangat kuat memainkan lidahnya hingga mulutku yang kututup rapat pun melemah. Aku terpaksa membalasnya.  “Ih apaan sih main cium mulu” Kudorong pria itu.  “Kakak sange Nat” Ia memanggilku seperti itu, sepertinya aku kenal lebih dalam.  “Ih Kak Joel, risih tau” Kupukuli dadanya agar ia pergi. Bukannya pergi, ia malah memeluk Nadila dari belakang & menciumi leher Nadila.

“Aaahh cukuuup kaaak ooooh” Nadila menggelinjang saat Kak Joel aktif meraba dadanya dari belakang.  “Woi, Nadila tak pake” Babeh Iwan yang beringas memeluk Nadila dari depan.  “Terserah” Kak Joel melemparkan Nadila ke Babeh Iwan.  “Babeeeh ooohhh” Nadila justru kegirangan saat ciuman Babeh Iwan menyasar ke dadanya dari luar BH.  Kak Joel menarik tanganku & memaksaku berjongkok.  “Nih kocokin!” Kak Joel sudah melepas celananya & penisnya mengacung.  “Please kak jangan di…”  “Dek kocokin juga” Harry juga menyodorkan penisnya & menggesekkannya di pipiku. Mau tak mau aku harus mengulumnya.  “Bangsat lu Har, gua mau disepong juga” Kak Joel semakin beringas saat batangnya kukocok kasar.  “Antri dulu tong” Harry lakukan deep throat hingga aku terbatuk.  “Bangke lu tod” Kak Joel memaksa memasukkan penisnya ke mulutku. Aku pun kewalahan mengulum 2 batang kejantanan mereka. Sodokannya bergantian & kasar seperti digempur terus-menerus.  “mmhhhh” Aku tak tahan dengan deep throat 2 penis. Aku tiba-tiba ambruk.  Aku serasa diperkosa hari ini. BH tali kecil yang kukenakan pun ditarik paksa Harry hingga payudaraku terpampang jelas. Kak Joel malah menarik celana dalamku & vagina mulusku kini tanpa penghalang. Aku masih bisa berontak, namun tenaga 2 pria itu mengurangi pergerakanku. Harry dengan ganasnya melahap puting kananku.  “Aaaahhh kaaaak jangaaann” Rasa geliku tak bisa kutahan, ditambah dengan liukan maut lidah Kak Joel di bibir vaginaku. Aku lihat Nadila digerayangi tiga satpam theater, persis dengan kejadian waktu itu.  “Babeeehhh aaaaaahh” Nadila melenguh panjang & mengejang akibat obokan jari tengah di vaginanya.  “Woi, sampe Nadila bunting, tak pecahin biji sampeyan satu-satu!” Kak Joel menunjuk ketiga satpam theater itu dengan nada naik.  “Aman bos, kami pake durex” Babeh Jono menunjukkan 3 bungkus kondom & membagikannya.  Kak Joel & Harry menghentikan serangannya. Aku ingin berlari & berniat mengenakan pakaian kembali. Nadila pun sudah siap untuk melayani nafsu orang bejat itu.  “Mau ke mana sayang? Party belum selesai, kamu kan yang ngajak party?” Kak Joel mendekapku dari belakang.  “Kak, tapi…”  “Nanti kamu suka kok, selain kakak, semua cowok wajib kondom”  “Emm kak, please…”  “Wah, please lanjut?” Ia memelintir putingku hingga aku takluk. Saat tubuhku lemas, aku dibawa kembali ke ruang tengah.  “Bro, lu siapin nih” Kak Joel memberikan tali tambang ke Harry.

“Please kak, jangan gini”  “Ah nanti kamunya enak kok Nat” Harry nekat mengikatkan tanganku & melilitkan talinya di tubuhku hingga payudaraku benar-benar menonjol & mengikat perutku. Sisa tali di tanganku ditarik Kak Joel sehingga tanganku ditarik ke belakang.  Kak Joel mengambil dildo berduri silikon. Perlahan, dildo itu ia gesekkan di bibir vaginaku. Begitu berhasil merangsek masuk, dildo itu menghujam keras mulut rahimku & menggesek dinding vaginaku dengan kasar.  “Aaaaaaahh kaaaaakkhh” Aku merasa benar-benar tersiksa. Belum lagi Harry kembali memaksaku mengulum penisnya.  “Kaaak cukup…” Tak butuh waktu lama, ia menyodok tenggorakanku & memaju mundurkan pantatnya, sesekali menjambak rambutku. Aku pun berusaha mengisapnya sambil kujilati batang kejantanan orang yang bukan milikku.  “Mmmhhhhhh” Kepalaku ia goyangkan juga hingga kepalaku & selangkangannya bertabrakan.  Sementara itu, dildo yang Kak Joel mainkan semakin kasar. Duri-duri silikonnya sangat menyiksa. Tapi lama kelamaan siksaan itu menjadi kenikmatanku. Jempol pacarku itu memainkan klitorisku. Tubuhku benar-benar menggelinjang hebat & menggeliat seperti cacing kepanasan.  “Mmmhhhhhhh” Desahanku yang tersumpal penis pun semakin membuat nafsuku benar-benar memuncak & sangat menikmati, meski kepalaku pusing sekali akibat hentakan penis Harry dengan mulutku.  “Oooohh Naaat hampir saaampeee” Harry semakin kesetanan deep throat. Aku pun kewalahan mengulumnya. Kubalas dengan jilatan tiap sisi penisnya. Kusedot kuat agar ia melemah. Aku pun belepotan karena lubang vaginaku juga digempur kasar dengan dildo berduri silikon.  “Mmmhhhh aaaaaahhh” Aku pun menggelinjang hebat & kulumanku terlepas.

Aku orgasme hebat.  Aku terjatuh tengkurap karena Kak Joel melepas pegangan talinya pada tanganku.  “Aaaahh” Harry menumpahkan spermanya di wajahku. Untung saja tak kutelan. Hampir sebagian besar wajahku basah.  “Kaaak, maaf aku gak bisa telan…”  “Gak apa-apa, aku gak mau kena marah cowokmu”  “Jadi, kamu tau hubunganku?”  “Ya emang, tenang aja kok, kalo hubungan kalian bocor, hubunganku sama Lidya bisa bocor juga. Intinya kami saling jamin rahasia” Ia membiarkan spermanya mengalir di wajahku.  Kucoba melihat Nadila, ternyata ia tinggal bersama Babeh Susilo. Sedangkan Babeh Jono & Iwan sudah tepar.  “Aaahh mantap deeek” Ia melepas kondomnya & menumpahkan spermanya di punggungnya. Ia terlihat lebih kuat dibanding teman-temannya. Ia membiarkan Nadila tepar di sisi stage. Babeh Susilo pun mendatangiku.  “Nat, anal yuk”  “Bangke, pake lagi kondomnya, selain pacarnya, semua wajib kondom. Aku deep throat, Susilo memek, Harry anal” Kak Joel melempar kondom ke Babeh Susilo & Kak Harry.  “Jangan anal gih, kasian” Harry protes.  “Apaan? Udah gua jebol anusnya. Kalo gak mau, bisa tukeran”  “Kak Joel, please jangan deep throat, sini aku kocokin. Please lepasin talinya di tanganku kak”  Kak Joel melepas tali yang mengikat tanganku. Ia yang dari tadi sudah telanjang bulat pun menyodorkan penisnya untuk kukocok.  “Abis ini kamu emut ya”  “Hmm, yaudah deh” Aku pun mengocok penis pacarku.  Harry & Babeh Susilo sudah menggunakan kondom. Aku dari tadi menungging pun nyaris terasa kehilangan keseimbangan. Aku masih belum siap untuk double penetration.  “Hayuk dek, ditahan” Babeh Susilo sudah dari tadi menggesekkan penisnya di lubang anusku. Harry menyusup di bawah tubuhku & menggesekkan penisnya di bibir vaginaku. Rasanya kasar sekali karena karet itu.  “Udah eksekusi aja, lama amat main gesek, gak kebagian lobang” Kak Joel kesetanan saat kukocok.  Permainan pun dimulai. Saat Kedua batangan itu serentak masuk ke kedua lubang selangkangan itu.  “Aaaakkk saakittt” Sakitnya selangkanganku saat penis mereka menyeruak masuk.  “Wah anusnya gak sempit lagi” Babeh Susilo sedikit kecewa & memacu sodokannya.

“Aaaahhh aaahh aaampuuuun” Aku tak kuat double penetration. Harry semakin kesetanan menggenjotku dari bawah & meremas payudara kananku.  “Aaahh kocok terus Naaaat oohhh” Kak Joel keenakan, padahal kocokanku kasar sekali & kuremas kuat karena refleks rasa sakit. Rambut panjangku dijambak dari belakang hingga kepalaku mendongak.  “Aaaah mantap dek” Hentakan Babeh Susilo yang kasar menghantam tiap sisi anusku sampai ke dalam. Vaginaku dihajar keras secara brutal, kira-kira hingga menabrak keras mulut rahimku. Penis Harry sangat kesat karena kondomnya, ditambah lagi temponya cepat sekali.  “Aaaaaaakkk aampuun ooohh ohhhh” Sodokan kedua penis dari selangkanganku semakin kasar. Rasanya seperti terbakar akibat gesekan cepatnya. Ditambah lagi kedua payudaraku kini dicengkram kasar Kak Joel. Aku tak konsentrasi mengocoknya lagi. Ia malah menyodok mulutku secara kasar.  “Oookhh terus Naat” Kak Joel tak memberiku ampun saat deep throat.  Ikatan tali di tubuhku semakin menyiksaku. Tapi aku mendapatkan nafsu besar dari permainan ini. Ah aku jadi tak menentu. Gempuran depan & belakang menambah sensasi yang berbeda dari nafsu seksualku. Nafasku tak teratur, ditambah aku harus melayani kuluman pacarku sendiri. Kucoba tak mengenai gigi & kujilat sebisaku.  “Oohhh Naat teruss, jadi pinter gini” Kak Joel menggoyangkan kepalaku & menghantam pangkal penisnya.  “Ummm mmmhhh mmhhh” Aku hampir kehabisan nafas. Kedua putingku dipelintir kuat, terkadang jempol Kak Joel & Harry menggelitik kedua putingku. Tubuhku benar-benar menggelinjang. Sodokan Kak Harry tak terarah, bahkan sampai menghantam area sensitifku di dalam vaginaku.  “Mhhhh mmmhhh”  “Aaahh mantap goyangnya Nat, ooohh” Harry blingsatan memainkan penisnya mengaduk vaginaku hingga terasa panas.  Tubuhku terasa memberontak seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Otot vaginaku berkontraksi mencengkram kuat penis Kak Harry. Seharusnya aku tak nafsu dengan pria lain.

Tapi jebakan pacarku sendiri memang membuat aku tak bisa keluar sebelum mereka mencapai klimaks. Sodokan di anus yang terlalu cepat dari Babeh Susilo yang cabul mempercepat puncak nafsuku. Belum lagi deep throat Kak Joel yang semakin brutal hingga aku tak mampu mengulum dengan sempurna. Mulutku mati rasa, juga lidahku akibat gesekan kasar Kak Joel. Geliat tubuhku semakin tak teratur. Kejang pun menyerang tubuhku.  “Mmhhh mmhhhh uuhhhhhh mmhhhh aaaaaahh aku sampeeee” Kulumanku terlepas & aku orgasme. Kekuatan tubuhku hilang mendadak hingga jatuh di atas tubuh Harry. Belum sampai kepala kami bertabrakan, Kak Joel menjambakku.  “Woi sadar itu bukan cowokmu!” Ia melemparkan tubuhku di atas lantai. Aku terlentang & merasakan pusing.  “Aahhh nanggung, nyoba Nadila woi”  “Siap babeh, lu ikutan gak Joel?”  “Wah ayo aja dah, garap aja, tuh Iwan sama Jono tepar duluan, kampret” Kak Joel menciumku meminta persetujuan gangbang Nadila. Aku hanya menganggguk pelan.  Babeh Jono & Babeh Iwan melebarkan pahaku.  “Ampun babeeeehh” Kututupi lubang vaginaku sebisa mungkin. Tapi sayang, aku kalah tenaga dengan 2 satpam itu. Tanganku diikat di pagar tangga & paku besar di tembok seberang hingga tubuhku sedikit menggantung.  “Please jangan anal…” Aku memohon Babeh Iwan agar titubuhkuasukkan penisnya ke anusku.  “Yang mau anal siapa mbak, sini duduk sama om” Babeh Iwan mengarahkan penisnya.  “Woi mbak, sepongin dong” Babeh Jono membalikkan tubuhku. Aku pun melakukan reverse cowgirl. Kududuki selangkangan Babeh Iwan & menggoyangkan pantatku.  “Oohhh mantap mbak, gak nyesel bisa ngewe lagi” Babeh Iwan kesetanan menampar pantatku saat bibir vaginaku menggesek kepala penisnya.  “Awww” Pantatku sakit akibat tamparannya. Penis kesatnya karena terbungkus kondom pun terasa perih, namun nikmat.  Tangan Babeh Iwan menekan pinggangku ke bawah. Penis tegaknya langsung menyeruak masuk ke liang kewanitaanku.  “Kyaaaaa sakit beeeeehh” Belum selesai aku teriak, penis Babeh Jono sudah membungkam mulutku. Kusedot kuat penisnya & pantatku harus bergoyang naik turun memuaskan nafsu Babeh Iwan. Otot vaginaku sedikit mengejang akibat hujaman pantatku sendiri.

“Mmhh mmhhh mmhhh mmmhhh” Kupejamkan mataku karena perih akibat hujaman batang kejantanan di mulut & liang kewanitaanku. Babeh Jono menjambakku & menekan kepalaku mendekati selangkangannya & batangnya hampir menyentuh pangkal mulut. Rasa mual muncul tiba-tiba begitu deep throat berulang kali.  “Aah enak mbaaaak” Babeh Iwan menghentakkan adik kecilnya hingga menghujam mulut rahimku yang terasa panas. Sodokan itu membuat kepala penisnya nyaris masuk ke tenggorokanku. Nafasku hampir habis.  “Uhuk uhuk, huek” Aku pun menjulurkan lidahku & seakan ingin memuntahkan sesuatu, namun perutku terasa kosong. Asam lambungku naik hingga terasa sensasi panas di dada & naik ke mulut.  Kulihat Kak Joel berlari ke arahku setelah menumpahkan spermanya di payudara Nadila.  “Kamu gak apa-apa Nat?”  “Kak, aku gak kuat…”  “Eh maaf bos, sayanya keenakan deep throat”  “Semprul Jono, hampir mati gara-gara kontol sampean. Udah, ambil minum” Ia mendorong Babeh Jono dengan kaki kirinya. Bukannya menghentikanku, Babeh Iwan malah menggenjot jalan lahir milikku secara kasar.  “Aaahhhh cukup beeeehhh ooohhhhh” Mataku kututup sangat rapat menahan sakitnya hardcore Babeh Iwan hingga berulang kali menghantam titik sensitifku & mulut rahimku.  “Bangsat, woi stop!” Akhirnya Kak Joel membawa botol air minum & ia meminumkanku. Dadaku terasa segar lagi.  Dengan posisi menggantung, aku sedikit menungging akibat sodokan Babeh Iwan yang dilanjut dengan tempo cepat.  Aaaaaaaahhh aaaahh saakitt beeeh oooohh oohhhh ” Babeh Iwan pun menampar pantatku sambil memainkan daging kecil dekat lubang kenikmatan pria. Belum lagi kedua bongkahan payudaraku diremas Kak Joel & Babeh Jono.

Keringatku membasahi tubuhku & menetes dari tali tambang yang mengikatku.  “Nat, aku gesek-gesek aja di sini” Kak Joel menggesekkan penisnya di ketiak kananku, disusul Babeh Jono menggesekkan benda pusakanya di ketiak kiriku. Rasanya geli sekali.  “Aaah aah aahhh aahh ooohh mmhhh” Rasa sakit & nikmat yang kurasakan menyebabkan tubuhku mengejang & bergetar.  “Yang keras desahnya!” Kak Joel meremas kuat payudara kananku & putingku mengeras. Sensasi itu menyebabkan tubuhku semakin menggelinjang. Getaran-getaran nikmatku timbul dari selangkanganku. Kedua payudaraku, ketiakku, klitorisku, vaginaku, bahkan anusku diobok Babeh Iwan memperbesar nafsuku.  “Aahhh aaah aaku sampee aaaahh” Pantatku menungging & aku orgasme lagi. Otot liang kewanitaanku berkedut kencang. Hampir setiap sendi tubuhku kehilangan tenaga.  “Cewek sampean gampang becek mas” Babeh Iwan mencabut penisnya. Dengan mataku yang samar-samar, Nadila tampak kelelahan dengan berkubang keringat & bibit masa depan para pria, namun ia sambil memasukkan jarinya ke vaginanya sambil mendesah pelan.  Lantai pun becek dengan keringat kami, & tentu saja cairan orgasmeku yang sempat keluar. Aku tergantung di antara pagar tangga & paku tembok karena ikatan tali tambang.  “Sus, sini dulu, lepas tali tangannya, ini ronde terakhir” Kak Joel menunjuk tali tanganku & Babeh Susilo melepas talinya. Aku pun sedikit lega, setidaknya tali di tanganku bisa dilepas.  “Joel, please lah jangan anal, gak suka gua” Harry protes dapat bagian analku.  “Bacot, enak tong, gua anal Nadila tadi ena” Kak Joel mengangkat tubuhku yang basah kuyup akibat keringatku sendiri.  “Yaudah deh, gua anal dah”  “Har… ampuun”  “Eh, lagian kita pernah anal kan Nat?” Kak Joel membisikkanku.  “Emm, tapi…”  “Katanya ngajak kamu party Nat” Harry pun menjatuhkan tubuhku perlahan ke tubuhnya, Tapi ia mengangkat tubuhnya sedikit. Aku pun mengangkang & tanganku bertumpu di bawah.  “Woi terakhir nih, lepas kondom semua!” Kak Joel mengajak lepas kondom. Harry pun lepas kondom juga & melemparkannya ke jendela yang mengarah ke taman & kolam.

Satu per satu penis digesekkan ke tiap tubuhku. Babeh Susilo menggesekkannya di bibirku. Babeh Iwan menggesekkannya di ketiak kananku, sedangkan ketiak kiriku digesek penis Babeh Jono. Jujur saja banyak fans yang fetish dengan ketiakku. Kak Joel bersiap di vaginaku. Anusku ditusuk pelan Harry.  “Aauu” Anusku menegang saat Harry menusukkannya perlahan.  “Aaahhh” Kak Joel pun mulai menghujamkan penisnya ke dalam. Perih sekali, serasa tak memberi ampun padaku.  “Aseeek jarang denger member mendesah bos” Babeh Iwan blingsatan menusukkannya pada lipatan ketiakku. Disusul dengan gesekan kasar Babeh Jono yang nafsunya besar sekali. Saat mulutku terbuka, Babeh Susilo menghujamkannya sampai tenggorokanku.  Tempo hujaman di anusku semakin kasar. Aku pun goyah & penisnya semakin dalam menghujam akibat jatuh. Kak Joel mengangkat pantatku & menghujamnya. Hujamannya ke sisi lubang kewanitaanku. Titik sensitifku ia serang juga. Tubuhku menggeliat tak jelas begitu klitorisku ia mainkan juga secara kasar.  “Mmmhhh mmmhhh uuuhhh uhhhh” Aku ingin mengerang akibat hujaman 2 lubang selangkanganku. Ditambah lagi dengan sensasi geliku karena kedua ketiakku digesek kasar. Mulutku tersumpal batang kejantanan Babeh Susilo. Kusedot kuat benda itu & kujilatinya.  “Aaahh mantap mbak sepongannya, terus, ooohh” Babeh Susilo menghujamkan penisnya lebih dalam. Aku takut asam lambungku naik lagi. Tak sadar otot vaginaku berkedut kencang.  “Aahh aaahh beeeb aaahh jepiiit” Kak Joel mengerang keenakan menghujam vaginaku.  Karena terbawa irama, pantatku naik turun sendiri akibat hujaman kasar 2 staf bejat itu. Belum lagi gesekan di ketiakku terkadang brutal hingga menyenggol putingku yang mengeras.  “Mantaaap aaahh Naaat” Kak Harry kesetanan menghujam anusku. Isi dalam perutku bergoyang tak jelas.  “Mmmhhhh mmmhhhh mmhhh ssshhhhh” Mulutku belepotan liurku akibat hujaman keras Babeh Susilo.  “Gila, toketnya asli” Babeh Jono mempercepat gerakannya pada payudara kiriku. Ah, putingku mengeras sekali.  “Asal gak kayak Viny, tepos Jon” Babeh Iwan mulai loyo menggesekkan penisnya.

Ia hanya menggoyangkan batangnya di samping leherku.  “Ah kampret, udah loyo” Kak Joel melihat Babeh Iwan mulai tak kuat menambah temponya. Bibirku tak kuat lagi menggesekkan benda kesayangan Babeh Susilo. Daya sedotku kurang kuat. Tubuhku terasa lelah.  Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Kenikmatan permainan ini hampir mencapai puncaknya. Babeh Susilo mencabut penisnya dari mulutku & menggesekkannya pada pipiku.  “Aaahh aahhh aaahhh ssshhh ooohh” Otot selangkanganku mulai kontraksi & menjepit apapun yang ada di kedua lubang di selangkanganku.  “Ooohh Naaat sempiit, kakak hampir sampeeee” kak Joel semakin beringas menyodokku.  “Jangan di dalaaaaam” Aku ingat jika hari ini mendekati masa suburku.  “Oohhh crot di muka enak nih” Babeh Susilo mulai menggelinjang, disusul Babeh Jono & Babeh Iwan.  “Bangke, awas kena gua” Harry mencabut penisnya lalu berpindah posisi ke dahiku. Keempat pria itu mengocok penis masing-masing di sekeliling wajahku, sedangkan Kak Joel masih kesetanan menghujam vaginaku.  “Oohhh sampeeee Naaaat” Kak Joel langsung mencabut penisnya & memajukan pantatnya. Tentu saja ia memuntahkan spermanya yang banyak hingga mengenai rambutku.  “Ooohh Naaaaaat” Keempat pria lain menyusul ejakulasinya, banyak sekali. Wajahku nyaris tertutupi cairan bibit generasi penerus mereka.  “Ahhhhhh” Aku pun orgasme menyusul mereka. Tumpuan tubuhku benar-benar hilang. Aku terjatuh di lantai yang basah kuyup akibat sisa pertarungan 5 pria melawan diriku. Nafasku sesak & terbatuk karena sedikit cairan amis itu masuk hidungku.  Kesadaranku hampir hilang akibat permainan kasar mereka. Tali yang mengikatku benar-benar menyiksaku saat mengambil nafas yang banyak.  “Bro, mending lu lepasin tali cewek lu, gak tega” Kudengar sayup-sayup suara Harry meminta pacarku melepaskan talinya. Ia pun melepas talinya. Kini aku benar-benar bebas, namun aku kehabisan tenaga sekarang. Entah pandanganku semakin kabur & gelap di kubangan cairan sisa party.  Tubuhku serasa dingin & ada cahaya yang menyilaukan mataku. Kubuka mataku meski berat sekali. Ah, sepertinya aku di tempat yang kukenali. Kasur dominasi putih, wastafel di seberang ranjang. Jendela kamar di samping kanan ranjang. Aku tak yakin dengan apa yang kulihat. Kucoba mengucek mataku, namun sama saja.

Antara dunia mimpi & dunia nyata masih bercampur menjadi satu. Ditambah lagi dengan pakaian yang aku kenakan : tanktop putih dengan celana pendek ketat.  “Halo Nat, akhirnya pacar kakak udah bangun”  “Kak Joel…” Kupeluk ia dengan tubuh yang lemas.  “HBD ya sekali lagi, ini tanggal 28 Desember lho” Ia memelukku erat & penuh perasaan.  “Kakak gak ngasih apa gitu?”  “Heheh, tunggu aja, yang penting kakak doain agar kamu semakin dewasa, selalu diberkati, tambah seksi aja…”  “Ih kakak kan aneh-aneh” Kucubit pipinya karena aku gemas dengan harapannya barusan.  “Ya karir & kuliahnya sukses ya” Ia melanjutkan harapannya padaku sambil memberikan 2 kotak dengan ukuran yang berbeda.  Aku pun bingung mana yang harus kubuka terlebih dahulu.  “Terserah kamu, yang lagi ultah bebas, tapi ini semua untukmu”  “Beneran kak?”  “He’em, buka aja”  Aku pun membuka kotak besar dulu, sepertinya bukan alat elektronik. Kotak yang terbungkus kertas kado motif batik itu kubuka hati-hati dari sambungan antarkertas.  “Wah, makasih kak, dari dulu aku suka ini” Kutunjukkan isi kotak besar itu, yaitu jaket parka hitam ukuran L.  “Kakak tau kamu kadang suka pake jenis kayak gini, makanya kakak beliin”  Aku senang sekali. Kini tak perlu pinjam jaketnya saat kedinginan di kampus.  Aku penasaran dengan kotak merah kecil yang belum kubuka. Aku malu bertanya isinya pada Kak Joel. Kubuka kotak kecil itu. Rupanya kalung perak motif hati kecil. Ia memasangkannya pada leherku.  “Kakak pengen banget kamu pake ini, cantikmu nambah kalo pake ini”  “Ah, thanks kak, kalo pun kakak gak ngasih apapun aku gak marah kok, soalnya kakak kado terindah aku”  Kukecup bibirnya perlahan, lalu lidahnya bermain di mulutku. Air liur kami bercampur & nafas kami beradu.  “Kak”  “Em?”  “Kakak semalem kenapa iket aku waktu gangbang?”  “Oh iya, kamu belum tau ya, itu namanya BDSM, ceweknya diikat, kadang digantung, mainnya brutal”

“Oh gitu, aku malah rasanya beda banget. Untung aja yang punya ide kakak, kalo orang lain gak mau aku”  “Kapan-kapan BDSM lagi yuk Nat”  “Ah Kak Joel nih seneng kalo aku disiksa. Eh kak, nanti malem aku gak theateran dulu deh, dirayain kapan-kapan aja”  “Januari?”  “Maybe, lagian aku pengen quality time sama kakak, hitung-hitung istirahat kak, soalnya gila banget mainnya”  “Terserah kamu” Ia melingkarkan tangan kanannya & menciumi pipiku.  “Nat, HBD ya, jadi kakak angkat aku yang gak ngeselin, sukses juga” Nadila membuka pintu kamarku & berjalan agak sempoyongan akibat semalam juga sambil membawakan es krim seliter kesukaanku yang di atasnya diasang lilin kecil.  “Makasih juga ya Nad, sesama anak rantau yang ngertiin aku juga” Kutiup api lilinnya & membuka tutup es krim kesukaanku. Nadila juga menciumku. Lalu, kami memakannya bertiga.  Demikianlah cerita bokep AJAK AKU PARTY oleh cerita sex hot.

BERSAMA RINI ANAK REKAN BISNISKU dan ML DENGAN SPG ELEKTRONIK, Update 2023

BERSAMA RINI ANAK REKAN BISNISKU dan ML DENGAN SPG ELEKTRONIK

Cerita Seks Terbaru – Ini adalah cerita mesum yang ku alami sendiri. Kita langsung mulai saja ya cerita bokep terbaru ini.. Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta. Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet. “Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.

“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.“Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”“Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu

Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.“Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”“Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.“Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP,

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : AJAK AKU PARTY

tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.“Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.“Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.

BERSAMA RINI ANAK REKAN BISNISKU dan ML DENGAN SPG ELEKTRONIK

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.“Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.” Prediski togel klik disiniAku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

ML DENGAN SPG ELEKTRONIK

Perkenalkan namaku Tony (nama samaran), saat ini aku berusia 27 tahun dan berprofesi sebagai wirausaha kecil-kecilan. Aku menuliskan sebuah cerita sex nyata yang pernah aku alami sendiri disitus ini karena kebetulan aku teman admin web situs dewasa ini. Kisah sex ini terjadi pada tahun 2008 akhir ketika aku masih kuliah di sebuah universitas pariwisata yang ada dibandung.Tahun 2008 akhir adalah semester awal aku masuk kuliah, sebagai anak laki-laki yang berasal dari kabupaten kuliah dibandung adalah suatu kebanggaan tersendiri, apalagi teman-teman satu angkatanku tidak ada yang kuliah dibandung seperti aku. Aku sangat senang sekali bisa kuliah dibandung, karena selain cuacanya yang dingin disana ceweknya cantik-cantik dan putih bersih.Dibandung aku tinggal disebuah kost yang letak kostnya hanya 300 meter dari kampusku. Jadi kalau berangkat kekampus aku hanya cukup berjalan kaki. Awal kuliah memang sangat menyenangkan, namun lama kelamaan aku menjadi bosan. Semua mahasiswa yang kuliah dikampusku memakai seragam yang sama, yang membedakan hanyalah warna jas-nya saja.Kuliah kampusku ini memanglah sangat ketat, selain harus memakai seragam aku juga harus berangkat tepat waktu yaitu pukul 07.15. Tidak hanya itu bahkan dikampusku senioritas sangatlah penting, jika bertemu kakak kelas harus menyapa dengan panggilan “Kak”. Membosankan buka para pembaca ??? padahal sewaktu SMA dulu aku orang yang tidak bisa diatur.Dan semasa sekolah dulu aku sering membolos,hha. Tapi yasudahlah itu demi kebaikan dan demi merubah nasibku. Tidak terasa kuliah yang membosankan itu-pun berlalu, dan tibalah waktu liburan semester. Liburan semester bagiku adalah suatu surga dunia bagiku. Liburan smester-pun datang, tanpa menunda-nunda lagi aku segera berkemas lalu menuju kestasiun dan segera membeli tiket untuk pulang kampung.

Tiket kereta exekutif-pun aku beli pagi itu, setelah membeli tiket aku-pun masuk kedalam kereta dan duduk dikursi,“ Tuttttttttttt…. Tuttttttttttt…. Tuttttttttttt…., ” suara klakson kereta, itu tanda kereta-pun berjalan.“ Akhirnya aku-pun pulang kampung, yesss… bey kampus meyebalkan, hahaha…, ” gumamku didalam kereta dengan girangnya.Singkat cerita, aku-pun telah sampai dirumah, seampainya dirumah karena sudah sore aku-pun segera mandi. Beberapa menit mandi aku-pun selesai lalu segera memakai kaos dan celan pendek berbahan. Stretch. Aku yang saat itu kebetulan jomblo, selama liburan yang aku lakukan hanyalah nongkrong bersama teman-teman lamaku dulu.Tidak terasa sudah satu bulan aku dirumah, dan masa-masa membosankan dikampus 2 hari lagi akan datang lagi. Karena 2 hari lagi sudah msuk kuliah pagi itu-pun aku meminta kakak-ku mengantarku kestasiun tawang lagi, sesampainya distasiun kakak-kupun pulang kembali kerumah karena dia harus menjalani aktifitasnya sebagai wirausaha lagi.Seperti biasa untuk membeli sebuah tiket kita pasti harus antri dulu, huh… sungguh membosankan. Ditengah panjangnya antrian tiket saat itu aku tidak sengaja melihat seorang wanita bertubuh mungil yang usianya kira-kira 24 tahun yang posisinya berada didepan 2 baris. Oh iya saat itu dulu usiaku baru 18 tahun. Dari belakang wanita itu terlihat mungil dan tubuhnya berisi sekali.Pantatnya dari belakang terlihat bulat, semok, dan pinggangnya terlihat ramping sekali. Hal itu membuatku penasaran, dalam hatiku bertanya-tanya, dibalik tubuhnya yang sintal itu apakah dia cantik???. Beberapa saat aku mengunggu dia untuk melihat kearah belakang antrian. Tidak kusangka harapanku itu terkabul, saat itu dia-pun menengok kearah belakang.Perfect girl man… gila para pembaca ternyata dia cantik dan kulitnya putih sekali, wow… ketika sudah melihat wajahnya seketika itu aku-pun berangan-angan,“ Andai saja dia bisa duduk dibangku yang sama denganku, pasti tidak akan aku biarkan dia lepas dari pesona asmaraku, hhe, ” ucap dalam hatiku.Antrian demi antrian-pun telah berlalu, pada akhirnya aku-pun mendapatkan tiket kereta itu.

Baca Juga Cerita Seks Terbaru : Ternyata Adikku Mengandung Benihku dan Main Seks Swinger Dengan Tetangga

Kubaca tiketku ternyata aku mendapat gerbong no 3 dan kursi paling belakang samping kamar mandi kereta. Setelah itu-pun aku segera masuk kedalam kereta karena kakiku terasa sedikit pegal setelah antri tiket kereta tadi. Sembari memegang tiket aku-pun berjalan sembari melihat nomer kereta.Dan apa yang terjadi setelah aku sampai pada tempat duduku. Astaga, benar-benar terkabul harapanku tadi, gadis bertubuh mungil,sexy dan semok itu ternyata satu bangku denganku, Yesss. Sesampainya disana aku-pun segera menaruh tasku dibagasi kereta yang letaknya diatas bangku wanita idamanku itu. Saat itu karena kami satu bangku akupun mulai duduk sembari berbasa-basi,“ Eh Mbak, mbakkan yang antri tiket didepanku tadi yah, hhe…, ” ucapku menyapanya.“ Oh begitu ya mas, iya sih kyaknya mas, soalnya aku tadi juga sempet lihat mas dibelakang aku, hhe.. Oh iya ngomong-ngomong mas mau kemana nih, ” tanyanya aktif padaku.Wah benar-benar asik nih orangnya, selain cantik,sexy, dan semok dia juga ramah sama orang,“ Oh ini mbak aku mau kebandung, kalau mbak sendiri mau kemana yah???, ” tanyaku balik.“ Lah sama dong mas aku juga mau kebandung ketempat saudaraku di daerah setiabudhi, ” ucapnya.“ Wah kebetulan banget mbak tujuan kita sama, aku juga mau ke setiabudhi, soalnya kampusku berada didaerah san, hhe… barengan aja kita nanti mbak naik taxy-nya, hhe.., ” kataku.Memang kalau jodoh tuh nggak kemana, hhe,“ Wah boleh juga tuh mas, oh iya ngomong-ngomong nama mas siapa ? kan nggak enak mas kalau ngobrol nggak tahu namanya, hhe, ” ucapnya sembari tersenyum manis sekali.Nih cewek perfect banget sih, udah cantik, rmah, payudara montok, tubuhnya sexy, beuhhh… tipe aku banget deh, ucapku dalam hati,“ Bener banget tuh mbak, namaku Tony mbak, ” kataku.“ Oh Mas Tony, kenalin namaku aku Sinta mas, ” ucapnya dengan seyuman yang menggoda.Setelah saling berkenalan kami-pun mengobrol banyak sepanjang perjalan kami. Kami dengan cepatnya akrab hingga obrolan kami-pun menjadi nyaman. Selama kami mengorol sering sekali aku mencuri-curi pandang kearah dadanya, Wuihh… sunggguh putih sekali belahan buah dadanya. Aku bisa melihat belahan dadanya karena memang saat itu memakai kaos dengan bentuk leher baju V-neck.Para pembaca tentu tahu, model kaos v-neck jika dipakai oleh wanita pasti akan terlihat belahan dadanya, entah itu payudara kecil atau besar pasti akan terlihat. Kebetulan juga tinggi badanku juga lebih tinggi dari Sinta, jadi ketika duduk dan mengobrol aku bisa melihat belahan dadanya dari atas,hhe. Melihat hal itu, otak mesum-kupun kambuh dan fantasi sexs-kupun mulai bekerja.Sembari terus mengobrol aku berimajinasi mesum tentang Sinta. Aku berfantasi andai saja aku bisa bercinta dengan Sinta dikostku pasti enak banget yah, hha. Beberapa saat aku berimajinasi tentang sex pada akhirnya penis-kupun tiba-tiba saja berdiri,“ Aduh gimana nih bisa malu aku kalau ketahuan sama Sinta nih, ” ucapku dalam hati.Penisku saat itu-pun semakin tegang saja, semakin kutahan semakin membesar saja penisku.

Nampaknya saat itu Sinta-pun tahu dengan ereksinya penis-ku, aku merasa seperti itu karena Sinta sempat melihat kerah penis-ku yang sudah ereksi maksimal. Sebenarnya saat itu aku sempat merasa tidak enak, tapi mau gimana lagi namanya juga pria normal, hha.Aku biarkan penis-ku berdiri dibalik celana jeans skiny-ku, bahkan saat itu sengaja aku gerak-gerakan dengan harapan Sinta terangsang melihat kejantanku,hha. Kami terus mengobrol sepanjang perjalanan kami. Saat itu karena kami sudah akrab kami-pun saling bertukar nomer handphone dan pin BB. Tidak kusangka wanita secantik ini bisa tertarik padaku, saat itu dia berkata,“ Mas Tony kalau dilihat lihat manis sekali yah, apalagi kalau mas ketawa lucu banget, matanya merem,hha…, ” ucapnya.“ Ah mbak bisa saja deh, Mbak juga cantik kog, mbak tuh mungil tapi body mbak semok banget, bikin gemes deh, hhe, ” ucapku mulai berani sedikit nakal.“ Masak sih mas, kalau gemes dicubit dong,hhe, ” ucapnya mulai menggodaku.“ Bener nih ya, ihhhhh… gemessss…,, ” ucapku sembari mencubit pipinya.“ Aduh duh… udah dong mas gemesin akunya, sakit tau pipi aku. Awas aja kalau cubit pipi aku lagi bakaln aku cium si Mas, ” ucapnya genit.“ Cubit lagi ah biar dicium, ” ucapku sembari mencubit lagi.“ Aduhhh sakit tauk… awas yah… emuuuuachhh…, ” ucapnya lalu tiba-tiba saja mencium bibirku.Wow…. benar-benar dicium aku guest, udah gitu dimulut lagi ciumnya, hot nggak tuh, hha. Saat itu dia mencium bibirku beberapa detik saja. Aku yang tidak menyangka dicium oleh Sinta seketika itu diam dan bengong,“ Hloh diem sih Mas, kenapa ??? Mau lagi yah ??? Emuuuaccch, ” ucapnya lalu mencium aku lagi.Gilak nih cewek liar banget ternyata, kesempatan nih buwat aku modusin dia, ucapku dalam hati,“ Wah kamu bener-bener cium aku, mantap banget ciuman kamu Mbak, hahhaha…, ” ucapku girang.Saat itu penisku semakin tegang saja setelah dicium Sinta 2 kali. Aku sangat yakin kalau Sinta benar-benar tertarik denganku, dan kemungkinan besar aku juga bisa mengajak dia bercinta. Tanpa banyak kata Sinta-pun lalu memegang penis-ku dari luar celana,“ Dicium aja Mas bilang mantap, apalagi seperti ini, ” bisiknya sembari memegang penis-ku dari luar celana.“ Ouhhhhh… Ssssssshhh…, ” desahku pelan.Saat itu tempat duduk kami yang berada disamping kamar mandi memungkinkan kami untuk berbuat mesum.

Diremasnya penisku dengan penuh nafsu sex saat itu,“ Sssshhh… Mbak jangan disini… Ouhh, nanti kalau ketahuan penumoang lain gimana, ” ucapku sembari mendesah.“ Tenang aja Mas, lihat tuh penumpang lagi pada tidur, ” ucapnya sembari meremas penisku.“ Oh iya yah, hhe… yaudah aku tutupin selimut aja yah biar lebih aman, ” ucapku lalu mengambil selimut dan menutupi penisku yang sedang diremas Sinta.Baru saja aku menutup dengan selimut tiba-tiba saja sudah sampai stasiun bandung, Shitttt… baru juga mau enak udah sampai aja,“ yah baru mau enak malah udah sampai, Mbak kita terusin dikost aku yah, Mbak ketempat saudaranya besok aja yyah !!!, ” ucapku memelas namun penuh birahi sex.“ Hahaha, HT (horny tanggung) ya mas, kasihan… yaudah deh aku nurut sama mas ganteng aja deh,hhe…, ” ucapnya.“ Mantap… yaduah yuk kita turun, aku udah nggak horny banget Mbak,haha…, ” ucapku.“ Okey Manis-ku, ” jawabnya singkat.Saat itu kami-pun segera turun dari kereta dan segera mencari taksi. Setelah keluar dari stasiun ternyata sudah banyak taksi yang menawarkan, jadi kita tidak perlu susah-susah cari taksi deh. Singkat cerita kami-pun sudah sampai dikostku. Kost yang aku tempati sangat bebas sekali, jadi sekalipun aku menginapkan cewek dikostku tidak akan menjadi masalah.Berjalanlah dan Sinta menuju kamar kostku, kamar kostku yang kebetulan berada dilantai dipojok membuat aku bebas mau berbuat apapun. Kebetulan juga saat itu anak-anak kost yang tinggal disitu belum balik kekost. Kost sepi sekali, hanya ada aku dan Sinta saja,“ Wah anak-anak kost belum pada balik nih Mbak, enak nih, hhe…pas banget pokonya, ” ucapku.“ Pas apanya, pas buwat kita ML maksudnya, hha…, ” ucapnya dengan entengnya.Saat itu aku sempat kaget ketika dia bilang ML, ternyata tanpa aku meminta dia sudah menawarkan, mantap….,“ Tahu aja sih Si Mbak ini, Oh iya jangan panggil aku Mas dong Mbak, Panggil Tony aja, ” ucapku.“ Iya deh Tony, kamu juga panggil aku Sinta aja yah, jangan pakai Mbak,hhe.., ” ucapnya.“ Iya semok…, plakkk…, ” ucapku sembari menepuk pantatnya.“ Ih nakal ih, yaudah yuk masuk, masak kita mau ML didepan kamar kamu, hha…, ” ucapnya liar.“ Siap ndan…, ” jawabku singkat sembari membuka kunci pintu kostku.Setelah pintu terbuka kami-pun segera masuk dan aku langsung mengunci pintu kamarku kembali. Cuaca bandung yang dingin membuat gairah sex kami membara, tanpa banyak kata lagi kami-pun langsung bergerumul dikasurku. Kami melepas nafsu sex kami yang tertunda dikereta tadi dengan buasnya.

Baca Juga Cerita Dewasa Indonesia : TERIAK SEKS KEENAKAN dan AKU SELINGKUH SAAT LAUNDRY SEPI

Kami berciuman dengan liarnya dan Bibir kami berpangutan dengan hebatnya.Lidah kami saling berperang didalam mulut kami, sesekali kami saling mengisaplidah kami dengan penuh birahi sex. Saat itu posisiku menindihnya sembari kami terus berciuman. Tanganku yang sedari tadi ingin sekali meremas payudaranya, segera aku arahkan tanagnku pada payudaranya yang montok dan kencang itu. Aku remasi dengan gemasnya, dan Sinta-pun mendesah,“ Sssssssssshhhh…. Terus remas susu aku sayang… Ahhhhh…, ” ucapnya lalu mencium kemnali bibirku.Aku-pun terus meremasnya dengan penuh nafsu sex. Sinta yang sudah horny itu kemudian mulai meraih penis-ku. Diremas-remaslah penisku dengan penuh nafsu sembari kami terus berciuman. Kami saat itu sama-sama bernafsu tinggi. Rasanya aku seperti mendapat durian runtuh, baru kenal beberapa jam yang lalu, aku sudah bisa langsung bercinta denganya,“ Uhhhhh… Terus sayang, enak … Ahhhh…, ” desahku.Untuk membuat dia semakin terangsang aku-pun mulai menciumi lehernya,“ Sssssssshhh… Geli sayang… Ouhhh… Sshhhhh…, ” desah nikmatnya.Aku ciumi lehernya hingga merata, bahkan aku meninggalkan bekas merah dilehernya. Tidak hanya itu aku juga menjilati lehernya yang harum dan putih bersih itu, aku jilati seluruh bagian lehernya hingga lehernya basah dengan air liurku,“ Sayanggg… kamu pandai sekali membuat aku terangsang, Ouhhh… Sssssssshhh…, ” desahnya penuh nafsu birahi.Sinta ternyata suka sekali dengan permainan sexs-ku, mulutnya terus meracau dan remasan tanganya pada penisku semakin kencang saja, Ouhhh mantap sekali rasanya. Karena aku semakin Horny, aku-pun menghentikan jilatanku pada leher dan remasan pada payudaranya,“ Kog berhenti sih sayang, nanggung nih, ” ucapnya dengan raut wajah sedikit kecewa.“ Jangan manyun gitu dong, kita lepasin pakain kita dulu yuk biar tambah enak, ” pintaku.Tanpa banyak bicara lagi kami-pun segera melepas pakaian kami, dengan waktu singkat kami-pun sudah telanjang bulat,“ Wah memek kamu bersih sekali ya sayang, jadi nggak sabar nih pingin cepet-cepet masukin kontol aku kesitu, ” ucapku semnbari meremas-remas penisku.“ Iya dong, yaudah buruan masukin yah, memek aku udah basah nih, hhe…, ” ucapnya sembari menarik tubuhku hingga menindihnya lagi.

Kami-pun kembali berciuman dengan penuh nafsu sex. Aku yang sudah tidak kuat lagi menahan nafsu-ku langsung aku arahkan penis-kupada vagina Sinta. Sekitar 1 menit aku gesek-gesekan penisku pada bibir vagina Sinta, merasa Vagina Sinta sudah licin aku-pun segera menancapkan penis-ku pada vagina-nya,“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb….., Ahhhhhhhh… Ouhhhhhh…, ” desah Sinta dan desahku hampir bersamaan.“ Ouhhhh… penis kamu panjang dan besar sayang, ayo buruan genjot memek aku… Ahhhhh…, ” ucapnya penuh nafsu sex.“ Iya sayang… Ouhhhh…, ” jawabku singkat.Dengan semangat 45 aku-punmulai menggenjot vagina Sinta dengan penis-ku yang sudah tegang maksimal. Aku pompa vagina-nya dengan penuh nafsu sex. Aku tancapkan dalam-dalam penisku, dan pada saat mundur aku tarik keluar seluruh batang penis-ku hingga hampir terlepas dari vagina-nya. Terus aku lakukan gaya sex yang seperti itu,“ Ouhhh sayang, Ssssssshhhh…. Hebat cara ngesex kamu, terus lakukan seperti tiu sayang, Ahhhhh…, ” ucapnya diikuti desahannya.Aku genjot vagina Sinta dengan berbagai variasi sex, kadang aku genjot kekanan, kekiri bahkan aku juga mengacak genjotan penisku pada vagina Sinta naik-turun. Terus aku lakukan seperti itu dengan cepatnya. Desahan Sinta semakin tidak terkontrol saat itu, untung saja anak-anak kost belum pada pulang ke kost. Tubuhnya menggelincang kekanan, kekiri, bahkan naik turun.Sekitar 15 menit aku melakukan gaya sex seperti itu. Ketika aku sedang asik-asiknya menikmati memeknya, tiba-tiba saja dia meminta berganti posisi sex dengan gaya doggy style,“ Sayang kita ML pakai gaya sex Doggy style yah biar aku cepet keluar, ” pintanya dengan wajah penuh nafsu sex.“ Iya sayang, yuadah kamu buruan nungging, ” ucapku.Tanpa menjawab lagi Sinta-pun segera merubah posisi sex-nya. Dia menungging dan membelakangiku, Wow… memeknya semakin menggemaskan saja dilhat dari belakang. Terlihat belahan vagina Sinta nampak jelas dan gemuk dengan dipenuhi lendir kawinya. Sesaat memandangi kemudian aku kembali menusukan penisku,“ Blessssssssssssssssssss…. Ouhhhhhh…. Enak sekali pakai gaya doggy style ini… Ahhhhh…, ” ucapnya penuh birahi sex.Tanpa banyak bicara aku-pun segera memaju mundurkan penisku dengan hebatnya. Sembari menusuk vagina-nya aku memegangi pantat semoknya yang bulat, putih bersih, dan kenyal. Semakin liar saja permainan sexs kami saat itu. Sekitar 5 menit aku menusuk vagina-nya,“ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Sssssssshhhh…. Ahhhhhhhhh…, ” desah panjang keluar dari mulutnya

Akhirnya Sinta mendapatkan klimaks-nya, saat itu tubuh Sinta mengejang diikuti semburan lendir kawinnya yang hangat sekali. Merasakan hal itu aku semakin bernafsu saja, aku tidak perduli dia sudah klimaks, terus saja aku genjot vagina-nya dengan kencangnya. Aku menikmati sekali vagina Sinta dengan penuh nafsu. Saat itu aku masih terus bertahan.Kurang lebih selama 15 menit aku ngesex dengan gaya doggy style, mulailah kurasakan ada sebuah cairan yang rasanya mendesak dari dalam penisku. Aku tahu itu tanda bahwa aku akan segera orgasme. Merasakan hal itu semakin gila saja aku menggenjot vagina Sinta. Selang beberapa menit,“ Ouhhhhhhhhhh… Crottttttttttt… Crottttttttttt… Crottttttttttt… Crottttttttttt…, ”Tanpa bertanya kepada Sinta, aku keluarkan saja spermaku didalam vagina Sinta. Kutancapkan dalam-dalam penisku didalam vagina Sinta diikuti semburan spermaku yang membanjiri liang vagina Sinta. Sungguh nikmat sekali rasanya ngentot dengan Sinta,“ Uhhhhhhhhhhhhhh… hangat sekali sayang… Ahhhhhhh… Sperma kamu banyak sekali… Ahhhhh…, ” ucapnya nampak menikmati sekali semburan spermaku pada liang senggamanya.“ Memek kamu benar-benar luar biasa nikmatnya sayang, tidak akan aku biarkan memek kamu nganggur mala mini, Ahhhhhhh…, ” ucapku sembari menikmati orgasmeku.Beberapa saat aku biarkan penis-ku menancap didalam vagina Sinta. Setelah merasa puas aku cabut penisku dari vagina Sinta,“ Blupppppppppppppppppppp….. Syurrrrrrrrrrrrrrrrrrr… Syurrrrrrr…., ” suara penisku yang tercabut dari vagina Sinta diikuti mengalirnya sperma-ku yang keluar dari liang senggama Sinta.Spermaku kembali keluar dari vagina Sinta hingga bercucuran membasahi kasurku. Sinta masih saja terus menungging sembari menikmati sisa-sisa percintaan kami. Setelah beberapa menit menikmati itu, aku dan Sinta-pun terkapar lemas dikasur dengan nafas yang memburu,“ kamu hebar sayang, habis ini kita ML lagi yah sayang…hhe…, ” ucap Sinta ketagihan.“ Iya sayang, tapi kamu harus rangsang aku yah biar kontol aku berdiri lagi, hhe…, ” ucapku dengan nafas yang memburu.Sesaat kami beristirahat diatas kasur dengan nafas yang terengah-engah. Aku lihat saat itu jam sudah menunjukan pukul pukul 17.30. Sinta yang masih ingin bercinta dia-pun mengelus-elus penisku dengan lembutnya, hanya butuh 1 menit saja penisku kembali berdiri. Melihat hal itu Sinta-pun segera naik keatasku, lalu penisku digesek-gesekan pada bibir vaginya.Beberara saat dia melakukan itu akhirnya vagina Sinta basah kembali. Merasah vagina sudah basah dia-pun segera membenamkan penisku didalam vaginanya. Saat itu dia memilih dengan gaya sex women top,“ Blesssssssssssssssssssssssss…. Ahhhhhhhhh…, ” desahnya.Tanpa basa-basi dia bergoyang diatas tubuhku, penisku serasa diremas-remas oleh otot vagina Sinta, Ouhhhh nikmatnya. Dia bergoyang dengan liarnya diatas tubuhku, Sinta sungguh seperti bintang bokep professional. Dengan gaya women on top dia orgasme berkali-kali.

Entah berapa kali dia orgasme, yang aku tahu saat itu tubuhnya sering mengejang dan mendesah panjang.ML pada ronde kedua kami lakukan selama 45 menit hingga pada akhirnya aku mendapatkan klimasks-ku kembali. Untuk yang kedua kalinya aku mengeluarkan spermaku pada vagina Riri., sungguh memuaskan servis sex dari Sinta. Pada hari itu-pun kami melakukan hubungan sex hingga 6 kali. Sampai-sampai penisku terasa sakit ketika mengeluarkan sperma yang terakhir.Sinta memang benar-benar hypersex, setelah permainan sex kami yang terakhir kami-pun sama-sama lemas. Kami terkapar lemas tak berdaya seperti tidak punya tenaga lagi. Karena kami lelah sekali kami-pun tertidur pulas dengan alat vital yang masih berlumur lendir kawin kami. Bahkan kami tidur dengan posisi telanjang tanpa sehelai kain-pun yang menempel pada tubuh kami.Singkat cerita keesokan jarinya kami-pun terbangun pada jam 8 pagi. Badanku rasanya pegal dan tubuhku rasanya lemas sekali,“ Sayang aku pamit dulu yah, aku mau ketempat saudaraku dulu, next time kita ML lagi yah, hhe… Yaudah kamu lanjutin tidur kamu lagi, kamu nggk usah anterin aku yah, Emuaacchhh…, ” ucapnya lalu mencium bibirku.“ Iya sayang, hati-hati kamu yah, nanti kita bbman yah, ” jawabku.Kemudian Sinta-pun segera memakai pakainya, setelah itu dia bergegas pergi dan aku melanjutkan tidurku kembali. Setelah kejadian itu baru aku ketahui kalau dia adalah SPG elektronik yang bekerja di pasar glodok Jakarta. Sinta saat itu hanya mampir sebentar ketempat saudaranya, sore harinya dia langsung pulang kejakarta, karena hari kesokan harinya dia harus bekerja.Kami selalu komunikasi lewat bbm atau-pun telefon.

Semenjak skandal sexs yang kami lakukan dia sering mengirim foto dan video bugilnya lewat bbm. Gilak hal itu membuatku horny, karena di bandung aku tidak punya pacar hanya onani yang menjadi pelampiasan nafsuku. Dia berjanji akan kembali lagi kebandung jika ada waktu senggang.Janji Sinta itu membuat aku tak sabar menunggu kedatanganya untuk bisa merasakan kehangatan bercinta dengan Sinta lagi. Untuk kisah sexs-ku dengan Sinta masih banyak hloh para pembaca, terus baca artikel dewasa diweb ini yah, jika ada waktu aku akan menuliskan kembali cerita sexs-ku dengan Sinta. Demikianlah Cerita Sex Indonesia BERSAMA RINI ANAK REKAN BISNISKU dan ML DENGAN SPG ELEKTRONIK oleh cerita sex hot.

ENAKNYA ANAK SMU, Update 2023

ENAKNYA ANAK SMU

Cerita Seks Indonesia – Aku tinggal di Cirebon tapi tempat kerjaku di dekat Indramayu yang berjarak sekitar 45 Km dan kutempuh dengan kendaraan kantor (nyupir sendiri) sekitar 1 jam. Bagi yang tahu daerah ini, pasti akan tahu jalan mana yang kutempuh. Setiap pagi kira-kira jam 06.30 aku sudah meninggalkan rumah melewati route jalan yang sama (cuma satu-satunya yang terdekat) untuk berangkat ke kantor. Pagi hari di daerah ini, seperti biasa terlihat pemandangan anak-anak sekolah entah itu anak SD, SMP ataupun SMU, berjajar di beberapa tempat di sepanjang jalan yang kulalui sambil menunggu angkutan umum yang akan mereka naiki untuk ke sekolah mereka masing-masing. Karena angkutan umum sangat terbatas, biasanya mereka melambai-lambaikan tangannya dan mencoba menyetop kendaraan yang lewat untuk mendapatkan tumpangan. Kadang-kadang ada juga kendaraan truk ataupun pick-up yang berhenti dan berbaik hati memberikan tumpangan, sedangkan kendaraan lainnya jarang mau berhenti, karena yang melambai-lambaikan tangannya berkelompok dan berjumlah puluhan.

Suatu hari Senin di bulan Oktober 98, aku keluar dari rumah agak terlambat yaitu jam 06.45 pagi. Kuperhatikan anak-anak sekolah yang biasanya ramai di sepanjang jalan itu mulai agak sepi, mungkin mereka sudah mendapatkan kendaraan ke sekolahnya masing-masing. Saat perjalananku mencapai ujung desa Bedulan (tempat ini pasti dikenal oleh semua orang karena sering terjadi tawuran antar desa sampai saat ini), kulihat ada seorang anak sekolah perempuan yang melambai-lambaikan tangannya.

Setelah kulihat di belakangku tidak ada kendaraan lain, aku mengambil kesimpulan kalau anak sekolah itu berusaha mendapatkan tumpangan dariku dan karena dia seorang diri di sekitar situ maka segera kuhentikan kendaraanku serta kubuka kacanya sambil kutanyakan, Mau ke mana dik?. Kulihat anak sekolah itu agak cemas dan segera menjawab pertanyaanku, Pak boleh saya ikut sampai di SMA (edited by Yuri), dari tadi kendaraan umum penuh terus dan saya takut terlambat?, dengan wajah yang penuh harap. Yaa, OK lah.., naik cepat, kataku. Terima kasih paak, katanya sambil membuka pintu mobilku.

Jarak dari sini sampai di sekolahnya kira-kira 10 Km dan selama perjalanan kuselingi dengan pertanyaan-pertanyaan ringan, sehingga aku tahu kalau dia itu duduk di kelas 3 SMU didan bernama War (edited by Yuri). Tinggi badannya kira-kira 155 cm, warna kulitnya bisa dibilang agak hitam bersih dan tidak cantik tapi manis dan menarik untuk dilihat, entah apanya yang menarik, mungkin karena matanya agak sayu.

Baca Juga Cerita Bokep Terbaru : CIKGU TINA dan PENGALAMAN NGENTOT SAMA KEKASIHKU PERTAMA KALI

Tidak terlalu lama, kendaraanku sudah sampai di daerah-dan War segera memberikan aba-aba. Ooom, sekolah saya ada di depan itu, katanya sambil jarinya menunjuk satu arah di kanan jalan. Kuhentikan kendaraanku di depan sekolahnya dan sambil menyalamiku War mengucapkan terima kasih. Sambil turun dari mobil, War masih sempat bertanya, Oom, besok pagi saya boleh ikut lagi.., nggak Oom, lumayan Oom, bisa naik mobil bagus ke sekolah dan sekalian menghemat ongkos.., boleh yaa.. Oom?. Aku tidak segera menjawab pertanyaan itu, tapi kupandangi wajahnya, lalu kujawab, Boleh boleh saja War ikut Oom, tapi jangan bergerombol ikutnya yaa.

Enggak deh Oom, saya cuma sendiri saja kok selama ini.

Setiap pagi sewaktu aku mencapai desa itu, War sudah ada di pinggir jalan dan melambaikan tangannya untuk menghentikan mobilku. Dalam setiap perjalanan dia makin lama makin banyak bercerita soal keluarganya, kehidupannya di desa, teman-teman sekolahnya dan dia juga sudah punya pacar di sekolahnya. Ketika kutanya apakah pacarnya tidak marah kalau setiap hari naik mobil orang, War bilang tidak apa-apa tapi tanpa ada penjelasan apapun, sepertinya dia enggan menceritakan lebih jauh soal pacarnya. War juga cerita bahwa selama ini dia tidak pernah kemana-mana, kecuali pernah dua kali di ajak pacarnya piknik ke daerah wisata di Kuningan.

Seminggu kemudian di hari Jumat, waktu War akan naik di mobilku kulihat wajahnya sedih dan matanya bengkak seperti habis menangis dan War duduk tanpa banyak bicara.

Karena penasaran, kusapa dia, War, habis nangis yaa, kenapa..? coba War ceritakan.., siapa tahu Oom bisa membantu. War tetap membisu dan sedikit gelisah. Lama dia diam saja dan aku juga tidak mau mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi kemudian dia berkata, Oom, saya habis ribut dengan Bapak dan Ibu, lalu dia diam lagi.

ENAKNYA ANAK SMU

Kalau War percaya pada Oom, tolong coba ceritakan masalahnya apa, siapa tahu Oom bisa membantu, kataku tetapi War saja tetap membisu.

Ketika mobilku sudah mendekati sekolahnya, tiba-tiba War berkata, Oom, boleh nggak War minta waktu sedikit buat bicara di sini, mumpung masih belum sampai di sekolah. Mendengar permintaannya itu, segera saja kuhentikan mobilku di pinggir jalan dan kira-kira jaraknya masih 2 Km dari sekolahnya.

Ada apa War?, Kataku. War tetap diam dan sepertinya ada keraguan untuk memulai berbicara.

Ayoo, lah War (sebenarnya pengarang penuliskan tiga harus terakhir dari namanya, tapi terpaksa oleh Yuri diganti jadi 3 huruf terdepan), jangan takut atau ragu, ada apa sebenarnya, tanyaku lagi.

Begini, Oom, kata War, lalu dia menceritakan bahwa tadi malam dia minta uang kepada orang tuanya untuk membayar uang sekolahnya yang sudah tiga bulan belum dibayar dan hari ini adalah hari terakhir dia harus membayar, karena kalau tidak dia tidak boleh mengikuti ulangan. Orang tuanya ternyata tidak mempunyai uang sama sekali, padahal uang sekolah yang harus dibayar itu sebesar 80 ribu rupiah. Alasan orang tuanya karena panen padi yang diharapkan telah punah karena hujan yang terus menerus. Dan katanya lagi orang tuanya menyuruh dia berhenti sekolah karena tidak mampu lagi untuk membayar uang sekolah dan mau dikimpoikan dengan tetangganya.

Aku tetap diam untuk mendengarkan ceritanya sampai selesai dan karena War juga terus diam, lalu kutanya, Teruskan ceritamu sampai selesai War. Dia tidak segera menjawab tapi yang kulihat airmatanya terlihat menggenang dan sambil mengusap air matanya dia berkata, Oom, sebetulnya masih banyak yang ingin War ceritakan, tapi saya takut nanti Oom terlambat ke kantornya dan War juga harus ke sekolah, serta lanjutnya lagi, kalau Oom ada waktu dan tidak keberatan, saya ingin pergi dengan Oom supaya saya bisa menceritakan semua masalah pribadi saya. Setelah diam sejenak, lalu War berkata lagi, Oom, kalau ada dan tidak keberatan, saya mau pinjam uang Oom 80 ribu untuk membayar uang sekolah dan saya janji akan mengembalikan setelah saya dapat dari orang tua saya.

Baca Juga Cerita Seks Panas : BERCINTA DI WARTEG dan SEKS DI MASA KULIAH DENGAN KARYAWATI

Mendengar cerita War walaupun belum seluruhnya, hatiku terasa tersayat dan segera kurogoh dompetku dan kuambilkan uang 200 ribu dan segera kuberikan padanya.

Lho Oom, kok banyak benar, saya takut tidak dapat mengembalikannya, katanya sambil menarik tangannya sebelum uang dari tanganku dipegangnya.

War.., ambillah, nggak apa-apa kok, sisanya boleh kamu belikan buku-buku atau apa saja, saya yakin War membutuhkannya, dan segera kupegang tangannya sambil meletakkan uang itu ditangannya dan sambil kukatakan, War.., ini nggak usah kamu beritahukan kepada siapa-siapa, juga jangan kepada orang tuamu, dan War nggak perlu mengembalikannya.

Belum selesai kata-kataku, tiba-tiba saja dari tempat duduknya dia maju dan mencium pipi kiriku sambil berkata, Terima kasih banyak Oom.., Oom.. sudah banyak menolong saya. Aku jadi sangat terkesiap dan berdebar, bukan karena mendapat ciuman di pipiku, tapi karena tangan kiriku tersentuh buah dadanya yang terasa sangat empuk sehingga tidak terasa penisku menjadi tegang dan sementara War masih mencium pipiku, kugunakan tangan kananku untuk membelai rambutnya dan kucium hidungnya.

Ayoo, War, sudah lama kita di sini, nanti kamu terlambat sekolahnya.

War tidak menjawab tapi kulihat dikedua matanya masih tergenang air matanya. Ketika sudah sampai di depan sekolahnya sambil membuka pintu mobil, War berkata, Oom.., terima kasih yaa.. Ooom dan kapan Oom ada waktu untuk mendengar cerita War.

Kalau besok gimana..?, kataku.

Boleh.., oom, jawabnya cepat.

Lho, besok kan masih hari Sabtu dan War kan harus sekolah, jawabku.

Sekali-kali mbolos kan nggak apa apa Oom, hari Sabtu kan pelajarannya tidak begitu padat dan kurang penting, kata War.

Oklah, kalau begitu, War, kita ketemu besok pagi ditempat biasa kamu menunggu.

Dalam perjalanan ke kantor setelah War turun, masalah War terasa mengganggu pikiranku sehingga tidak terasa aku sudah sampai di kantor. Sebelum pulang kantor, aku izin untuk tidak masuk besok Sabtu pada Bossku dengan alasan akan mengurus persoalan keluarga di Kuningan. Demikian juga waktu malamnya kukatakan pada istriku kalau aku harus ke Jakarta untuk urusan kantor dan kalau selesainya telat terpaksa harus menginap dan pulang pada hari Minggu.

Besok paginya dengan berbekal 1 stel pakaian yang telah disiapkan oleh Istriku, aku berangkat dan sampai di tempat yang biasa, kulihat War tetap memakai baju seragam sekolahnya. Setelah dia naik ke mobil, kembali kulihat matanya tetap seperti habis menangis.

Lalu kutanya, War, habis perang lagi yaa?, soal apa lagi?.

Oom, ceritanya nanti saja deh, katanya agak malas.

Kita mau kemana Oom?, Tanyanya.

Lho, terserah War saja.., Oom sih ikut saja.

Oom, saya kepingin ke tempat yang agak sepi dan nggak ada orang lain, jadi kalau-kalau War nangis, nggak ada yang melihatnya kecuali Oom.

Sambil memutar mobilku kembali ke arah Cirebon, aku berpikir sejenak mau ke tempat mana yang sesuai dengan permintaan War, dan segera teringat kalau di pinggiran kota Cirebon yang ke arah Kuningan ada sebuah lapangan Golf dan Cottage CPN.

Segera saja kukatakan padanya, War Tempat yang sesuai dengan keinginanmu itu kayaknya agak susah, tapi, bagaimana kalau kita ke CPN saja..?.

Dimana itu Oom dan tempat apaan?,tanya War.

Aku jadi agak susah menjelaskannya, tapi kujawab saja, Tempatnya sih nggak jauh yaitu sedikit di luar Cirebon dan, begini saja deh.., War.., kita ke sana dulu dan kalau War kurang setuju dengan tempatnya, kita cari tempat lain lagi.

Setelah sampai di tempat dan mendaftar di receptionist serta memesan minuman ringan serta mengambil kunci kamarnya, segera aku kembali ke mobil dan kutanyakan pada Wargimana War.., kamu mau disini..?, lihat saja tempatnya sepi (maklum saja masih pagi-pagi. Receptionistnya saja seperti terheran-heran, sepertinya berfikir kok ada tamu pagi-pagi sekali dan nomor mobilnya bukan dari luar kota).

Baca Juga Cerita Seks Panas : CERITA DEWASA AZIZAH GADIS BANDUNG

Setelah mobil kuparkir di depan kamar, sebelum turun kutanya dia kembali, War, gimana.., mau di sini? atau mau cari tempat lain?. War tidak segera menjawab pertanyaanku, tapi dia ikut turun dari mobil dan mengikutiku ke arah pintu kamar motel. Segera setelah sampai di dalam, dia langsung duduk di tempat tidur sambil memperhatikan seluruh ruangan. Karena kulihat dia tetap diam saja, aku jadi merasa tidak enak dan segera kudekati dia yang masih tetap duduk di pinggiran tempat tidur dan sambil agak berlutut, kucium keningnya beberapa saat dan tiba-tiba saja War memelukku dan terdengar tangisan lirih sambil terisak-isak. Sambil masih memelukku, kuangkat berdiri dari duduknya dan kuelus-elus rambutnya, sambil kucium pipinya serta kukatakan, War coba tenangkan dirimu dan ceritakan semua masalah mu pada Oom, siapa tahu Oom bisa membantumu dalam memecahkan masalahmu itu. War masih saja memelukku tapi senggukan tangisnya mulai mereda. Beberapa saat kemudian kubimbing dia ke arah tempat tidur dan perlahan kutelentangkan War di tempat tidur dan kurangkulkan tangan kiriku di bahunya dan kupandangi wajahnya, sambil kukatakan, War cobalah ceritakan masalahmu itu dan biar Oom bisa mengetahui permasalahanmu itu.

War tetap diam saja dan memejamkan matanya, tapi tak lama kemudian, sambil menyeka air matanya dia membuka matanya dan memandang ke arahku yang jaraknya antara wajahnya dan wajahku sangat dekat sekali.

Oom, katanya seperti akan memulai bercerita, tapi lalu dia diam lagi. War, kataku sambil kucium pipinya dan kuusap-usapkan jari tangan kananku di rambutnya, cerita lah.

Lalu War mulai bercerita dan dia menceritakan secara panjang lebar soal kehidupan keluarganya yang miskin, dia anak pertama dari 3 bersaudara, tentang pacarnya di sekolah tapi lain kelas yang sudah 2 tahun pacaran dan sekarang sudah meninggalkan dia karena mendapatkan pacar baru di kelasnya dan dia juga menceritakan kalau orang tuanya sudah menjodohkan dengan tetangganya yang sudah punya istri dan anak, tapi kaya dan rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah War dan dia harus segera berhenti dari sekolahnya karena akan dikimpoikan pada bulan Maret akan datang. War katanya kepingin sekolah dulu dan belum pingin kimpoi, apalagi kimpoi dengan orang yang sudah punya Istri dan anak. War punya keinginan mau lari dari rumahnya, tapi tidak tahu mau ke mana. War juga menceritakan bahwa sebetulnya dia masih cinta kepada kawan sekolahnya itu, apalagi dia sudah telanjur pernah tidur bersama sewaktu piknik ke Kuningan dulu, walaupun katanya dia tidak yakin kalau punya pacarnya itu sudah masuk ke vaginanya apa belum, karena belum apa-apa sudah keluar katanya.

Jadi, gimana.., Oom.., apa yang harus saya perbuat dengan masalah ini, katanya setelah menyelesaikan ceritanya.

War, kataku sambil kembali kuelus-elus rambutnya dan kucium pipinya di dekat bibirnya.

War, masalahmu kok begitu rumit, terutama persoalan lamaran tetanggamu itu. Begini saja War, sebaiknya kamu minta kepada orangtuamu untuk menunda perkimpoian itu sampai kamu selesai sekolah. Bilang saja, kalau ujian SMA-mu hanya tinggal beberapa bulan lagi.

Katakan lagi, sayang kalau biaya yang telah dikeluarkan selama hampir tiga tahun di SMA harus hilang percuma tanpa mendapatkan Ijasah. War, sewaktu kamu mengatakan ini semua, jangan pakai emosi, katakan dengan lemah lembut, mudah-mudahan saja orang tuamu mau mengerti dan mengundurkan perjodohanmu dengan tetanggamu itu.

Kalau orang tuamu setuju, jadi kamu bisa konsentrasi untuk menyelesaikan sekolahmu dan yang lainnya bisa dipikirkan kemudian.

Setelah selesai memberikan saran ini, lalu kembali kucium pipinya seraya kutanya, War, bagaimana pendapatmu dengan saran Oom ini?.

Seraya saja War bangkit dari tidurnya dan memelukku erat-erat sambil menciumi pipiku dan berkata, Ooom, terima kasih.., atas saran Oom ini, belum terpikir oleh saya sebelumnya hal ini, Oom sangat baik terhadap War entah bagaimana caranya saya membalas kebaikan Oom, dan terasa air matanya menetes di pipiku.

Setelah diam sesaat, kembali kurebahkan badan War telentang dan kulihat dari matanya yang tertutup itu sisa air matanya dan segera kucium kedua matanya dan sedikit demi sedikit cimmanku kuturunkan ke hidungnya dan terus turun ke pipi kirinya, setelah itu kugeser ciumanku mendekati bibirnya. Karena War masih tetap diam dan tidak menolak, keberanianku semakin bertambah dan secara perlahan-lahan kugeser ciumanku ke arah bibirnya, dan tiba-tiba saja War menerkam dan memelukku serta mencari bibirku dengan matanya yang masih tertutup. Aku berciuman cukup lama dan sesekali lidahku kujulurkan ke dalam mulutnya dan War mengisapnya. Sambil tetap berciuman, kurebahkan badannya lagi dan tangan kananku segera kuletakkan tepat di atas buah dadanya yang terasa sangat kenyal dan sedikit kuremas. Karena tidak ada reaksi yang berlebihan serta War bukan saja mencium bibirku tapi seluruh wajahku, maka satu persatu kancing baju SMU-nya berhasil kulepas dan ketika kusingkap bajunya, tersembul dua bukit yang halus tertutup BH putih tipis dan ukurannya tidak terlalu besar.

Ketika kucoba membuka baju sekolahnya dari tangan kanannya, War kelihatannya tetap diam dan malah membantu dengan membengkokkan tangannya. Setelah berhasil melepas baju dari tangan kanannya, segera kucari kaitan BH-nya di belakang dan dengan mudah kutemukan serta kulepaskan kaitannya, sementara itu kami masih tetap berciuman, kadang dibibir dan sesekali di seluruh wajah bergantian. BH-nya pun dengan mudah kulepas dari tangan kanannya dan ketika kusingkap BH-nya, tersembul buah dada War yang ukurannya tidak terlalu besar tapi menantang dan dengan puting susunya berwarna kecoklatan.

Dan dengan tidak sabar dan sambil meremas pelan payudara kanannya, kuturunkan wajahku menyelusuri leher dan terus ke bawah dan sesampainya di payudaranya, kujilati payudara War yang menantang itu dan sesekali kuhisap puting susunya, sementara War meremas-remas rambutku seraya terdengar suara lirih, aahh, aahh, ooomm, ssshh, aahh. Aku paling tidak tahan kalau mendengar suara lirih seperti ini, serta merta penisku semakin tegang dan kugunakan kesempatan ini sambil tetap menjilati dan menghisap payudara War, kugunakan tangan kananku untuk menelusuri bagian bawah badan War.

Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar, aahh, ssshh, ssshh, aahh. Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.

Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.

Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, ssshh, aahh, ssshht, ooom, aahh. Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.

Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, Jaa, ngaan, Ooom, sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.

Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya. War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku. Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas, War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.

Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan. Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War. Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.

Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis, Ssshh, ssshh, aahh, ssshh, sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.

Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya, ssshh, ssshh, ooom, aahh, ssshh, dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.

Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku, Aduuuhh, ooomm, Jangaannn, sakiiittt, Asiihh.., takuuut., Oom. Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan, Tidak, apa-apa, sayaang, Oom, pelan-pelan saja, kok, untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.

Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku, Aduuuhh, sakiiittt, ooom, Asihh.., takuuut, padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.

Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki, Takut apa sayang… War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku. Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.

Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku. Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.

Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, Bleeesss, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, aahh, sakiiit, ooom

Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar, aahh, ssshh, ssshh, aahh. Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.

Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.

Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, ssshh, aahh, ssshht, ooom, aahh. Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.

Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, Jaa, ngaan, Ooom, sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.

Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya. War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku. Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas, War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.

Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan. Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War. Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.

Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis, Ssshh, ssshh, aahh, ssshh, sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.

Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya, ssshh, ssshh, ooom, aahh, ssshh, dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.

Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku, Aduuuhh, ooomm, Jangaannn, sakiiittt, Asiihh.., takuuut., Oom. Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan, Tidak, apa-apa, sayaang, Oom, pelan-pelan saja, kok, untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.

Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku, Aduuuhh, sakiiittt, ooom, Asihh.., takuuut, padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.

Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki, Takut apa sayang… War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku. Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.

Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku. Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.

Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, Bleeesss, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, aahh, sakiiit, ooom., kudengar suara War sambil seperti menahan rasa sakit dan berusaha menarik pantatku. Untuk sementara tidak kugerakkan pantatku dan setelah kulihat War mulai tenang dan kembali mau menciumi wajahku, lalu perlahan-lahan kutekan penisku yang sudah menembus vaginanya supaya masuk lebih dalam lagi.

aahh, oom, pelan, pelaan.., kudengar War berkata lirih.

Iyaa, sayaang, ooom pelah-pelan, jawabku serta kubelai rambutnya. Setelah kudiamkan sebentar, lalu kugerakkan pantatku naik turun sangat pelan agar War tidak merasa kesakitan, dan ternyata berhasil, wajah War keperhatikan tidak tegang lagi sehingga pergerakan penisku keluar masuk vagina War sedikit kupercepat dan belum berapa lama terdengar suara War, ooom, ooom, aaduuuhh, ooomm, aahh, sambil kedua tangannya mencengkeram punggungku dengan kuat dan menciumi keseluruhan wajahku dengan sangat bernafsu dan badannya berkeringat, lalu War berteriak agak keras, aahh, ooomm, aduuuhh.., lalu War terkapar dan terdiam lemas dengan nafas terengah-engah. Rupanya Aku yakin kalau War sudah mencapai orgasmenya padahal nafsuku baru saja akan naik. Karena kulihat War sepertinya sedang kelelahan dengan kedua matanya tertutup rapat, jadi timbul rasa kasihanku, lalu sambil kuseka keringat wajahnya kuciumi pipi dan bibirnya dengan lembut, tapi War tidak bereaksi dan tanpa kuduga di gigitnya bibirku yang sedang menciumnya seraya berkata lirih, ooom, nakal, yaa, War baru sekali ini merasakan hal seperti tadi, sambil mencubit punggungku. Aku tidak menjawab komentarnya tapi yang kuperhatikan adalah nafasnya sudah mulai teratur dan secara perlahan-lahan aku mulai menggerakkan penisku lagi keluar masuk vagina War.

Kuperhatikan War mulai terangsang lagi, War mulai menghisap bibirku dan mulai mencoba menggerakkan pantatnya pelan-pelan dan gerakannya ini membuat penisku seperti di pelintir keenakan. Gerakan penisku keluar masuk semakin kupercepat dan demikian juga War mulai makin berani mempercepat gerakan putaran pantatnya, sambil sesekali kedua tangannya yang dipelukkan dipinggangku berusaha menekan sepertinya menyuruhku untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya lebih dalam lagi dan kudengar War mulai bersuara lagi, aahh, aahh, ooohh, oomm, aah, dan tidak terasa akupun mulai berkicau, aacchh, aahh, Siiihh, enaakk, teruuus, Siiih. Ketika nafsuku sudah mulai memuncak dan kudengar juga nafas War semakin cepat, dengan perlahan-lahan kupeluk badan War dan segera kubalik badannya sehingga sekarang War sudah berada di atasku dan kupelukkan kedua tanganku di pantatnya, sedangkan wajah War ditempelkan di wajahku. Dengan sedikit makan tenaga, kucoba menggerakkan pantatku naik turun dan setiap kali pantatku naik, kugunakan kedua tanganku menekan pantat War ke bawah dan bisa kurasakan kalau penisku masuk lebih dalam di vagina War, sehingga setiap kali kudengar suaranya sedikit keras, aahh, oooh. Dan mungkin karena keenakan, sekarang gerakan War malah lebih berani dengan menggerakkan pantatnya naik turun sehingga kedua tanganku tidak perlu menekannya lagi dan setiap kali pantatnya menekan ke bawah sehingga penisku serasa masuk semuanya di vagina War, kudengar dia bersuara keenakan, Aahh, aah disertai nafasnya yang semakin cepat, demikian juga aku sambil berusaha menahan agar maniku tidak segera keluar.

Gerakan War semakin cepat saja dan kurasakan wajahnya semakin ditekankan ke wajahku sehingga kudengar nafasnya yang sangat cepat itu di dekat telingaku dan, Aduuuh, aahh, aahh, ooomm.., War, mauuu.., keluaar, aah.

Tungguuu, Waarrr.., kitaa, samaa, samaa., ooom.., Jugaa.., mauuu, keluarr.

aahh, aahh, ooomm, teriak War sambil mengerakkan pantatnya menggila dan akupun karena sudah tidak tahan menahan maniku dari tadi segera kegerakkan pantatku lebih cepat dan, Crreeettt, ccrreeett, ccccrrreeett, dan aahh, siiihh, ooom keluaar, sambil kutekan pantat War kuat-kuat.

Setelah beristirahat sebentar, kuajak War ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan War kembali menjatuhkan badannya di tempat tidur, mungkin masih merasakan kelelahan. Tak terasa jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang dan segera saja kupesan makan siang. Demikianlah cerita seks panas ENAKNYA ANAK SMU oleh cerita sex hot

KENIKMATAN DI MALAM JUMAT DENGAN TIARA, Update 2023

KENIKMATAN DI MALAM JUMAT DENGAN TIARA

Bokep Terbaru – Cerita Seks Indonesia ini merupakan cerita panas terbaru yang mana Kisahku ini berlangsung pas saya telah beristri dan telah mempunyai anak yg berusia 2 tahun… usiaku waktu itu 30 th.. Kami baru geser ke satu komplek perumahan di kota S yg masih tetap begitu baru serta penghuninya juga belum juga demikian banyak… terlebih di gang rumahku yg terbagi dalam 13 rumah… – baru 2 tempat tinggal yg di tempati… yakni rumahku serta tempat tinggal Hans.  Hans juga telah beristri.. namanya Tiara.. tapi umum di panggil Rara. Mereka belum juga miliki anak meskipun telah menikah lebih dari 2 th..  Tempat tinggal Hans cuma berjarak 2 tempat tinggal dari rumahku. Nah.. karna tdk ada tetangga yg beda.. kami jadi cepat sekali akrab.  Saya serta Hans jadi seperti teman dekat lama.. kebetulan kami seumuran serta hoby kami sama.. catur. Rara.. yg berusia 26 th… sangat dekat dgn istriku.. Ana. Mereka nyaris setiap hari sama-sama sharing mengenai apa sajakah serta masalah sex juga seringkali mereka perbincangkan. Umum mereka terlibat perbincangan di teras depan rumahku bila sore sembari Ana menyuapi Aria.. anak kami.  Mereka sekalipun tdk tahu bila saya seringkali ‘menguping rumpian’ mereka dari kamarku. Saya jadi banyak tahu mengenai kehidupan sex Rara serta suaminya. Dasarnya Rara ‘kurang happy’ masalah masalah ranjang ini dgn Hans.  Bukannya Hans ada kelainan.. tapi dia sukanya tembak segera tanpa ada pemanasan dulu.. begitu konservatif tanpa ada macam serta begitu egois. Demikian telah ejakulasi ya telah.. dia tdk perduli dgn istrinya sekali lagi. Hingga Rara begitu tidak sering menjangkau kenikmatan dgn Hans.

Demikian sebaliknya istriku narasi ke Rara bila dia begitu ‘happy’ dgn kehidupan seksnya. Serta memanglah.. meskipun saya bukanlah termasuk juga ‘pejantan kuat’.. tapi saya nyaris senantiasa dapat memberi kenikmatan pada istriku.  Mereka sama-sama sharing narasi serta terkadang begitu mendetail jadi. Seringkali Rara dengan terbuka menyebutkan iri pada istriku serta cuma disikapi dgn tawa terkekeh-kekeh oleh Ana.  Muka Rara cukup cantik.. meskipun tdk secantik istriku memanglah.. tapi bodinya benar-benar prima.. padat diisi. Kulitnya yg putih sangat mulus. Serta dalam kenakan pakaian Rara termasuk juga wanita ‘yg berani’ meskipun tetap dalam batas-batas kesopanan.  Seringkali saya dengan tidak sadar menelan ludah kagum pada badan Rara.. diluar tahu istriku sudah pasti. Sayg sekali badan yg sekian mengundang selera tidak sering memperoleh siraman kenikmatan seksual.. seringkali saya berfikiran kotor demikian. Tapi semua masih tetap dapat saya tangkal dgn akal sehatku.  Jum’at petang itu kebetulan saya sendirian dirumah. Ana serta Aria sudah pasti.. paginya pulang ke tempat tinggal orangtuanya di M.. karna hari Minggunya adik bungsunya menikah. Gagasannya Sabtu pagi saya juga akan menyusul ke M.  Kesepian dirumah sendirian.. sesudah mandi saya melangkahkan kaki ke tempat tinggal Hans. Maksud hati menginginkan mengajak dia main catur.. seperti yg seringkali kami kerjakan bila tdk ada aktivitas.  Tempat tinggal Hans sepi-sepi saja. Saya nyaris mengurungkan niatku untuk mengetuk pintu.. karna saya fikir mereka tengah pergi. Tapi lamat-lamat saya dengar ada nada TV. Kuketuk pintu sembari menyebut.. “Hans.. Hans..!! ” Sebagian waktu lalu terdengar bunyi gerendel serta pintu terbuka.  Splass..! Saya pernah termangu sepersekian detik. Di depanku berdiri sesosok wanita cantik tanpa ada make-up dgn rambut yg masih tetap basah tergerai sebahu. Dia kenakan daster batik mini warna hijau tua dgn belahan dada rendah..

tanpa ada lengan yg memperlihatkan pundak serta lengan yg putih serta begitu mulus.  “Eh.. Mas Firman. Masuk Mas.. ” Sapaan ramah Rara menyadarkan saya kalau yg membukakan pintu yaitu Rara.  Benar-benar saya belum juga sempat lihat Rara secantik ini. Umumnya rambutnya senantiasa diikat dgn ikat rambut.. tidak sempat dilewatkan tergerai begini.  “Nnng.. Hans mana Ra..? ” “Wah, Mas Hans luar kota Mas.. ”  “Tumben Ra dia pekerjaan luar kota. Kapan pulang..? ” “Iya Mas.. kebetulan ada acara promosi di Y.. jadi dia mesti turut.. hingga Minggu baru pulang. Mas Firman ada butuh ama Mas Hans..? ”  “Enggak kok.. hanya pengin ngajak catur saja. Sekali lagi kesepian nih.. Ana ama Aria ke M.. ” “Wah jika hanya main catur ama Rara saja Mas.. ”  Sebenarnya waktu itu saya telah menginginkan menampik serta balik kanan pulang ke tempat tinggal. Tapi tak tahu bisikan darimana yg buat saya berani menyebutkan.. “Emang Rara dapat catur..? ”  “Eit.. janganlah mengejek Mas.. agar Rara cewek, belum juga pasti kalah lho ama Mas.. ” kata Rara sembari tersenyum yg menaikkan manis berwajah.  “Ya bolehlah.. saya pengin menjajal Rara.. ” kataku dgn suara agak nakal. Lagi-lagi Rara tersenyum menjawab godaanku.  Dia buka pintu lebih lebar serta mempersilakan saya duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas.. Rara ambillah minuman. Mas susun dahulu caturnya.. ”  Rara melenggang ke ruangan tengah. Saya makin leluasa memerhatikannya dari belakang. Kain daster yg longgar itu nyatanya tidak dapat sembunyikan lekuk badan Rara yg demikian padat. Goyangan ke-2 puncak pantatnya yg diisi terlihat terang saat Rara mengambil langkah.  Mataku selalu menempel hingga Rara menghilang di pintu dapur. Cepat-cepat saya ambillah catur dari rack pajangan serta saya susun diatas meja tamu.  Cocok saat saya usai membuat biji catur..

KENIKMATAN DI MALAM JUMAT DENGAN TIARA

Rara mengambil langkah sembari membawa baki yg diisi 2 cangkir teh serta sepiring kacang goreng kesukaan saya serta Hans bila sekali lagi main catur.  Saat Rara membungkuk menempatkan baki di meja.. harus belahan dada dasternya terbuka serta membuka dua bukit payudara yg putih serta begitu padat.  Serr.. Saat itu juga darahku berdesir kencang.. nyatanya Rara tdk menggunakan bra..!  Nampaknya Rara tidak sadar bila telah ‘menraktir’ saya dgn panorama yg mengundang selera itu. Dgn lumrah dia duduk di kursi sofa di seberang meja.  “Siapa jalan duluan Mas..? ” “Rara kan putih.. ya jalan duluan dong.. ” kataku sembari masih tetap berdebar-debar.  Sebagian waktu kami mulai asyik menggerakkan buah catur. Nyatanya memanglah benar.. Rara cukup kuasai permaian ini. Beberapakali langkah Rara buat saya mesti memutar otak. Rara juga tampakya kewalahan dgn langkah-langkahku. Beberapakali dia terlihat memutar otak. Tanpa ada sadar terkadang dia membungkuk diatas meja yg rendah itu dgn ke-2 tangannya bertumpu di tepi meja.  Tempat ini sudah pasti buat belahan dasternya terbuka lebar.. serta ke-2 payudaranya yg aduhai itu jadi makanan empuk ke-2 mataku. Byarrr..!! Konsentrasiku mulai buyar. Satu-duakali dalam tempat sesuai sama itu Rara mengerling kepadaku serta memergoki saya tengah nikmati buah dadanya.  Tak tahu memanglah dia demikian terbenam dalam berfikir atau memanglah berniat.. dia sekalipun tdk coba tutup dasternya dgn tangannya.. layaknya seperti reaksi seseorang wanita dalam keadaan ini.  Saya makin berani menelusuri sekitaran lokasi dadanya dgn sapuan pandanganku. Saya benar-benar kagum.. hingga permainan caturku jadi kacau serta dgn gampang dikalahkan oleh Rara.  “Cckk.. cckk.. cckk.. Rara memanglah hebat.. saya ngaku kalah deh.. ” “Ah basic Mas saja yg ngalah serta tidak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas.. ” jawab Rara sembari tersenyum menggoda.  “Ayo main sekali lagi.. Rara belum juga senang nih.. ” Ada sedikit suara genit di nada Rara.  Kami main sekali lagi.. tapi kesempatan ini saya coba lebih konsentrasi. Permainan jalan lebih seru.. hingga satu waktu saat tengah berfikir.. tanpa ada berniat tanganku menjatuhkan biji catur yg telah ‘mati’ ke lantai.  Dgn mata masih tetap memandang papan catur saya coba ambil biji catur itu dari lantai dgn tangan kananku.

Rupa-rupanya Rara juga lakukan hal yg sama.. hingga tanpa ada berniat tangan kami sama-sama bersenggolan di lantai.  Tak tahu siapa yg mengawalinya.. tapi kami sama-sama meremas lembut jari tangan di bagian meja sembari masih tetap duduk di kursi semasing.  Saya lihat ke arah Rara.. dia tetap dalam tempat duduk membungkuk tapi matanya terpejam. Jari-jari tangan kirinya masih tetap selalu meremas jari tangan kananku.  Saya menjulurkan kepalaku serta mencium dahi Rara dgn begitu mesra. Dia sedikit terkejut dgn ‘langkahku’ ini.. tapi cuma sepersekian detik saja. Matanya masih tetap memejam serta bibirnya yg padat sedikit terbuka serta melenguh perlahan.. “Ooohhh.. ”  Saya tidak menyia-nyiakan peluang ini. Saya kulum lembut bibir Rara dgn bibirku.. dia menyambutnya dgn mengulum balik bibirku sembari tangan kanannya melingkar di belakang leherku.  Kami sama-sama berciuman dgn tempat duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kulumam bibir Rara ke bibirku beubah jadi lumatan. Bibirku disedot perlahan serta lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Saya juga menyambutnya dgn permainan lidahku.  Terasa tdk nyaman dalam tempat ini.. dgn terpaksa sekali saya bebaskan ciuman Rara. Saya lalu bangkit berdiri.. jalan mengelilingi meja serta duduk di bagian kiri Rara.  Belum juga sedetik saya duduk Rara telah memeluk saya serta bibirnya yg terlihat jadi lebih sensual kembali melumat ke-2 bibirku.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : KAKAK BEKAS PACARKU

Lidahnya selalu menelusuri semua isi mulutku selama yg dapat dia kerjakan.  Saya juga tidak ingin kalah bereaksi. Mesti saya akui kalau saya belum juga sempat berciuman begini ‘hot’.. bahkan juga dgn istriku meskipun. Rasa-rasanya seumur hidup kami berciuman begini.. hingga pada akhirnya Rara agak mengendurkan ‘serangannya’.  Peluang itu saya pakai untuk merubah arah seranganku. Saya ciumi bagian kiri leher Rara yg putih tahap merangsang itu. Rintih kegelian yg keluar dari mulut Rara serta aroma sabun yg harum makin memompa semangatku.  Ciumanku saya geser ke belakang telinga Rara.. sembari kadang-kadang menggigit lembut cuping telinganya. Rara makin menggelinjang penuh kegelian bercampur kesenangan.  “Aaaahhhh.. aaaahhhhh.. ” Rintihan perlahan yg keluar dari mulut Rara yg terbuka lebar seolah musik nan merdu di telingaku.  Lengan kananku lalu saya rangkulkan ke leher Rara. Tangan kananku mulai menelusup dibalik dasternya serta merayap perlahan.. menuju puncak buah dada Rara yg samping kanan.  Wow.. payudara Rara.. yg sejak dari barusan saya nikmati dgn sapuan mataku.. nyatanya begitu padat. Memiliki bentuk prima.. ukurannya cukup besar karna tanganku tidak dapat mengangkup semuanya.  Jari-jariku mulai menari di sekitaran puting susu Rara yg telah tegak menantang. Dgn ibu jari serta telunjukku kupelintir lembut puting yg mungil itu. Rara kembali menggelinjang kegelian.. tetapi tanpa ada reaksi penolakan sedikitpun.  Dia melihatkan berwajah ke kiri.. dgn mata yg masih tetap terpejam dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dgn panasnya sembari tanganku selalu bergerilya di payudara kanannya. Reaksi kesenangan Rara dia salurkan lewat ciuman yg makin ganas serta kadang-kadang gigitan lembut di bibirku.  Tangan kiriku saya gerakkan ke paha kiri Rara. Srengg.. Darahku makin mengalir deras saat saya rasakan kelembutan kulit paha mulus Rara. Lambat tetapi tentu..

usapan tanganku saya tujukan makin ke atas mendekati pangkal pahanya.  Saat jariku mulai menyentuh celana dalam Rara di sekitaran bukit kemaluannya.. saya hentikan pergerakanku. Tangan kiriku saya kembali turunkan.. saya usap lembut pahanya dari mulai atas lutut.  Pergerakan ini saya ulang beberapakali sembari tangan kananku masih tetap memelintir puting kanan Rara serta mulut kami masih tetap sama-sama berpagutan. Ciuman Rara makin mengganas.. tandanya dia menginginkan lebih dari pergerakan tangan kiriku.  Saya juga mulai meraba bukit kemaluannya yg masih tetap terbalut celana dalam itu. Tak tahu cuma perasaanku atau memanglah sekian.. saya rasakan denyut lembut dari alat kemaluan Rara.  Dgn jari tengah tangan kiriku.. kutekan perlahan pas di dalam bukit nan empuk itu. Jdudd..! Denyutan itu makin merasa. Saya juga rasakan kehangatan disana.  “Aaahh.. Mas Firman.. aahhh.. iya.. iya.. ” Rara melenguh sembari sedikit meronta serta ke-2 tangannya membuka daster mininya dan turunkan celana dalamnya hingga ke lututnya.  Dan merta mataku dapat memandang leluasa kemaluan Rara. Bukitnya menyembul indah.. bulu-bulunya cukup tidak tipis meskipun tdk panjang.. bergerombol cuma dibagian atas. Diantara ke-2 gundukan daging mulus itu tampak celah sempit yg kentara sekali berwarna merah kecoklatan.  Sedetik dua detik saya pernah terpana dgn panorama indah yg terhampar dimuka mataku ini.  Lalu jari-jari tangan kiriku mulai membelai semak-semak yg merasa begitu lembut itu.

Benar-benar lembut bulu-bulu Rara.. saya tidak sempat mambaygkan ada bulu pubis selembut ini.. nyaris selembut rambut bayi.  Rara mereaksi belaianku dgn menciumi leher serta telinga kananku. Ke-2 tangannya makin erat memeluk badanku. Tangan kananku daritadi tidak berhenti meremas-remas buah dada Rara yg begitu diisi itu.  Jari-jariku mulai menyeka lembut bukit kemaluan Rara yg begitu halus serta lembut. Perlahan-lahan saya sisipkan jari tengah kiriku di celah sempit itu. Saya rasakan sedikit lembab serta agak berlendir.  Jemari tanganku menyelinap lebih dalam sekali lagi.. hingga kutemukan klitoris Rara yg begitu mungil dgn ujung jariku. Srett.. Dgn pergerakan memutar lembut kuusap benda kecil yg nikmat itu.  “Ahhhh.. iya.. Mas.. Firman.. ahhhh.. ahhhh.. ” rintihnya karena ‘ulah nakal’ jemariku di benda peka badannya.  Jari tengahku saya tekan sedikit lebih kuat ke klitoris Rara.. sembari saya gosokkan naik-turun. Rara meresponsnya dgn buka lebar ke-2 pahanya.. tetapi pergerakannya terhambat celana dalam yg masih tetap bertengger di ke-2 lututnya.  Sesaat saya hentikan gosokan jariku.. saya pakai tangan kiriku untuk turunkan benda yg menghambat pergerakan Rara itu. Rara menolong dgn mengangkat kaki kirinya.. hingga celana dalamnya lepas dari kaki kirinya.  Saat ini benda itu cuma menggantung di lutut kanan Rara serta pergerakan Rara telah tidak terhambat sekali lagi. Dgn leluasa Rara buka lebar ke-2 pahanya.  Dari pojok pandang yg begitu sempit saya masih tetap dapat mengintip bibir kemaluan Rara yg demikian tidak tipis merangsang.. nyaris sama tidak tipis serta sensualnya dgn bibir atas Rara yg masih tetap menciumi leherku.  Jariku saat ini semakin leluasa menelusuri semua kemaluan Rara yg sangatlah licin berlendir. Penuh perasaan kugosok-gosok klitoris Rara dgn lebih kuat.. sembari kadang-kadang menyeka ujung liang kenikmatannya serta saya gesek ke atas ke arah klitorisnya.

Saya tau ini sisi yg begitu peka dari badan wanita.. tidak kecuali wanita molek yg di sampingku ini. Rara menggelinjang makin hebat. “Aaaaaahhhhh.. Mas.. Mas.. ahhhhh.. selalu.. ahhhhh.. ” pintanya sembari merintih.  Intensitas gosokanku makin saya tingkatkan. Saya mulai mengorek sisi luar lubang senggama Rara.  “Iya.. ahhh.. iya.. Mas.. Mas.. Mas Firman.. ” Rara telah lupa apa yg mesti dia kerjakan.  Dia cuma tergolek bertumpu di sofa yg empuk itu. Kepalanya terdongak ke belakang.. matanya tertutup rapat. Mulutnya terbuka lebar sembari tidak henti keluarkan erangan penuh kesenangan. Tangannya terkulai lemas di samping badannya.. tidak sekali lagi memelukku.  Tangan kananku juga sudah berhenti ‘bekerja.. ’ karna saya mesti merangkul erat Rara supaya dia tdk turun ke bawah. Daster Rara telah terbuka hingga ke perutnya.. membuka kulit yg begitu putih mulus tidak bercacat. Sesaat celana dalam Rara masih tetap menggantung di lutut kanannya. Pahanya saat ini sudah mengangkang maksimum.  Jariku masih tetap menari-nari di semua sisi luar kemaluan wanita cantik yg makin saya pandang makin indah ini. Berniat saya belum juga menyentuhi sisi dalam liang surganya itu.  Eksesnya.. Rara bereaksi semakin ‘histeris’.. saat ini kepalanya menggeleng-geleng kiri-kanan dgn liarnya. Rambut basahnya yg telah mulai kering tergerai berantakan.. jadi menaikkan keayuan muka Rara.  “Mas.. Mas.. ahhhhh.. enak.. ahhhh tidak tahaaann.. ahhhh.. ”  Hmm.. Rara telah nyaris menjangkau puncak kesenangan birahinya. Fikirku mengkaji.  Jadi lalu dgn lembut saya mulai tusukkan jari tengahku kedalam lubang memekkunya yg saat ini sudah begitu basah. Kusorongkan hingga semua jariku tertelan liang nikmat Rara yg merasa cukup sempit menjepit jariku.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : GARA GARA BAJUKU TERLALU PENDEK dan PERTUNJUKAN UNTUK KEPONAKANKU

Slebb.. kutarik perlahan-lahan sembari sedikit saya bengkokkan ke atas.. hingga ujung jariku menggesek lembut dinding atas memekku Rara.  Pergerakan ini saya kerjakan berkali-kali.. masuk lurus keluar bengkok.. masuk lurus keluar bengkok.. demikian selanjutnya. Sampai.. tidak hingga 10 kali pergerakan ini.. mendadak Badan Rara jadi kaku.. Ke-2 tangannnya mencengkeram erat pinggir sofa. Kepalanya makin mendongak ke belakang. Mulutnya terbuka lebar.  Pergerakanku saya percepat serta saya tekan lebih dalam sekali lagi. “Aaahhhhh.. ” Rara melenguh dalam satu tarikan nafas yg panjang. Badannya sedikit menggigil.  Saya dapat rasakan jari tanganku semakin terjepit kontraksi otot memekku Rara.. serta berbarengan dgn itu.. Srrrr.. srrr.. srrr.. kurasakan kehangatan cairan yg menyiram jariku di lorong liang enaknya berbarengan dgn kedutan-kedutan dinding kemaluan wanita cantik istri tetanggaku ini. Hehe.. Rara sudah menjangkau orgasmenya.  Akan tetapi saya tdk hentikan pergerakan jariku.. cuma sedikit kurangi kecepatannya. Badan Rara masih tetap menggigil serta menegang. Mulutnya terbuka tapi tidak ada nada yg keluar sepatahpun.. cuma embusan nafas kuat serta pendek-pendek yg dia mengeluarkan lewat mulutnya.  Keadaan sekian berjalan sepanjang sebagian waktu.  Tak lama kemudian lalu badan Rara berangsur melemas.. saya juga perlambat pergerakan jariku hingga pada akhirnya dgn begitu perlahan-lahan kucabut dari liang kesenangan Rara. Kulihat mata Rara masih tetap terpejam rapat.. bibirnya masih tetap sedikit ternganga.  Dgn lembut serta perlahan saya dekatkan bibirku ke mulut Rara. Kucium mesra bibirnya yg begitu sensual itu. Rara juga menyongsong dgn tidak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yg sama-sama jatuh cinta. Agak berlainan dgn ciuman yg menggebu-gebu seperti terlebih dulu.  “Nikmat Ra..? ” Dgn lembut saya berbisik di telinga Rara. “Mas Firman.. ah.. Rara belum juga sempat rasakan kesenangan seperti barusan.. benar-benar Mas. Mas Firman begitu pinter..

Terima kasih Mas.. Ana benar-benar mujur miliki suami Mas.. ”  “Aku yg mujur Ra.. dapat berikan kenikmatan pada wanita secantik serta semulus anda.. ” “Ah Mas Firman dapat saja.. Rara jadi malu.. ” katanya tersipu.  Semua peristiwa barusan meskipun merasa begitu lama.. tapi saya tahu sebenarnya tidak lebih dari 5 menit. Oh.. nyatanya Rara wanita yg cepat menjangkau orgasme.. asal tahu bagaimana langkahnya. Benar-benar tolol serta egois Hans bila hingga tdk dapat memuaskan istrinya ini. Fikirku dalam hati.  Rara lalu sadar juga akan keadaannya waktu itu. Dasternya awut-awutan.. kemaluannya masih tetap terbuka lebar serta celana dalamnya tersangkut di lututnya. Dia selekasnya duduk tegak.. turunkan dasternya.. hingga tutup pangkal pahanya. Pergerakan yg percuma sebenarnya.. karna saya telah lihat semuanya. Pada akhirnya dia bangkit berdiri.  “Rara ingin bersihkan dahulu Mas.. ” “Aku turut dong RA.. nanti saya cuciin.. ” saya menggodanya.  “Ihhh Mas Firman genit.. ” Sembari berkata sekian dia menggamit tanganku serta menarikku ke kamarnya. Saya tau ada kamar mandi kecil disana.. sama sama seperti rumahku.  Hingga di kamar Rara saya berkata.. “Aku copot bajuku dahulu ya Ra.. agar tidak basah.. ” Rara tdk berkata apa-apa.. namun mendekati saya serta menolong melepas kancing celanaku sesaat saya melepas kaosku. Saya bebaskan juga celanaku serta saya cuma menggunakan celana dalam saja.  Rara melirik ke arah celana dalamku.. atau lebih persisnya ke arah tonjolan berupa batang yg berada di balik celana dalamku.  Saya maju selangkah serta mengangkat ujung bawah daster Rara hingga ke atas serta Rara mengangkat ke-2 tangannya.. hingga dasternya gampang lepas. Baru saat ini saya dapat lihat dgn terang badan mulus Rara. Benar-benar badan wanita yg prima.. semua demikian indah serta seimbang.. jauh melampaui khayalanku terlebih dulu.  Payudara yg dari barusan cuma saya intip serta raba saat ini terpampang dgn terang dihadapanku. Memiliki bentuk bundar kencang.. cukup besar.. tapi masih tetap seimbang dgn ukuran badan Rara yg seksi itu.  Puting susunya begitu kecil apabila di banding ukuran bukit buah dadanya sendiri.

Warna putingnya coklat agak tua.. benar-benar kontras dgn warna kulit Rara yg demikian putih. Perut Rara benar-benar kecil serta rata.. tidak terlihat sedikitpun timbunan lemak disana.  Pinggulnya benar-benar indah serta pantatnya begitu seksi.. padat serta begitu mulus. Pahanya begitu mulus serta padat.. betisnya tdk terlalu besar serta pergelangan kakinya begitu kecil.  Rupa-rupa Rara sadar bila saya tengah kagum pada badannya. Dgn agak malu-malu di berkata.. “Mas curang.. Rara telah telanjang tapi Mas belum juga buka celana dalamnya.. ”  Tanpa ada menanti reaksiku.. Rara maju selangkah.. agak membungkuk serta memelorotkan celana dalamku. Saya membantunya dgn mengambil langkah keluar dari celanaku.  Tuink..!! Tongkat kejantananku yg sejak dari barusan telah berdiri tegak segera menyentak seperti mainan badut keluar dari kotaknya.  Kami berdua berdiri bertemu sembari bertelanjang bulat sama-sama memandangi.  Tidak tahan saya cuma lihat badan molek Rara.. saya maju.. segera kupeluk erat badan Rara. Ughh.. Kurasakan nikmat saat kulit badanku segera bersentuhan dgn kulit halus badan Rara tanpa ada sehelai benangpun yg menghambat.  “Kamu cantik serta seksi sekali Ra.. ” “Ah Mas Firman ngeledek saja.. ” “Bener kok Ra.. ” balasku tulus tapi modus.. hehe.. Sembari berkata sekian saya rangkul Rara lantas saya bimbing masuk ke kamar mandi.  Saya semprotkan sedikit air dgn shower ke kemauluan Rara yg masih tetap berlendir itu. Lalu tangan kananku saya lumuri dgn sabun.. saya peluk Rara dari belakang serta saya sabuni semua kemaluan Rara dgn lembut.  Rupanya Rara sukai dgn apa yg saya kerjakan.. dia merapatkan punggungnya ke badanku.. hingga kemaluanku melekat rapat ke pantatnya. Dgn pergerakan lambat serta teratur saya menggosok-gosok selangkangan Rara dgn sabun.  Rara menyeimbanginya dgn menggerakkan pinggulnya selaras dgn pergerakanku. Gesekan badanku dgn kulit halus mulus Rara seolah membawaku ke puncak surga dunia.  Pada akhirnya usai juga saya menolong Rara membersihkan selangkangannya serta mengeringkan diri dgn handuk. Sembari sama-sama rangkul kami kembali pada kamar serta berbaring bersisian ditempat tidur. Kami sama-sama berpelukan serta berciuman penuh kemesraan.

Baca Juga Cerita Bokep Indonesia : ENAKNYA ANAK SMU

Saya raba semua permukaan badan mulus Rara.. benar-benar halus serta prima. Rara juga beraksi mengelus batang kejantananku yg makin menegang itu.  Saya menginginkan memberi Rara kenikmatan sebanyak-banyaknya malam hari ini. Saya menginginkan Rara rasakan kesenangan yg belum juga sempat dia rasakan terlebih dulu dgn seseorang pria.  Serta saya terasa begitu mujur dapat lakukan itu.. karna dari narasi Rara ke Ana.. saya tahu tidak ada pria beda yg sempat menyentuhnya terkecuali Hans.. serta saat ini saya.  Badan telanjang Rara saya kemampuanngkan.. lalu saya turun mendekati kakinya. Saya mulai menciumi betisnya.. perlahan-lahan ke atas ke pahanya yg mulus. Saya nikmati benar tiap-tiap inci kulit paha mulus serta halusnya dgn sapuan bibir serta lidahku.  Pada akhirnya mulutku mulai mendekati pangkal pahanya. “Ahhhhh Mas Firman.. ah.. janganlah.. kelak Rara tidak tahan sekali lagi.. ahh.. ” Meskipun mulutnya berkata ‘jangan’ tetapi Rara malah buka ke-2 pahanya makin lebar.. seolah menyongsong baik serangan mulutku itu.  “Nikmati saja Ra.. saya juga akan memberi apa yg tdk sempat diberi Hans kepadamu.. ”  Saya melanjutkan jilatan serta ciumanku ke daerah selangkangan Rara yg telah menganga lebar. Saya saksikan terang bibir memekkunya yg demikian tidak tipis serta sensual. Perlahan-lahan saya katupkan ke-2 bibirku ke bibir bawah Rara.  Sembari ‘berciuman’ saya julurkan lidahku mengorek ujung liang senggama Rara yg merangsang serta wangi itu. “Ahhhh.. Mas Firman.. aaaaahhh.. please.. please.. ” Demikian mudahnya kalimat Rara beralih dari ‘jangan’ jadi ‘please.. ’  Bibirku saya geser sedikit ke atas.. hingga menyentuh klitorisnya yg berwarna pink itu. Perlahan-lahan saya julurkan lidahku serta saya menjilatinya berulang-kali.  Saat ini Rara bereaksi pas seperti yg saya sangka. Dia buka selangkangannya makin lebar serta menekuk lututnya dan mengangkat pantatnya.  Saya selekasnya memegang pantatnya sembari meremas-remasnya.

Lidahku makin leluasa menari di klitoris Rara.  “Aaaaaahhhhhh.. enak Mas.. enak.. ahhhh.. iya.. ahhhh ahhhhh.. ” Cuma itu yg keluar dari mulut Rara melukiskan apa yg tengah dia rasakan sekarang ini.  Saya makin tingkatkan aktivitas mulutku.. saya katupkan ke-2 bibirku ke klitoris Rara yg demikian mungil.. Kusedot lambat-lambat benda sebesar kacang hijau itu dgn cerucupan keras.  “Maaaaasss.. tidak tahaaaan.. ahhhhh.. Maassss.. ”  Dari pengalamanku barusan memasturbasi Rara dgn jari.. saya tahu pertahanan Rara tinggal setipis kertas. Lantas saya ganti taktikku. Saya bebaskan tangan kananku dari pantat Rara.. lalu jari tengahku kembali beraksi menggosok-gosok klitorisnya.  Lidahku saya julurkan mengorek semua lubang kesenangan Rara sejauh yg saya dapat. Serta nyatanya.. benar-benar mengagumkan tanggapan Rara. Badannya menegang.. buat pantat serta selangkangannya makin terangkat.. ke-2 tangannya mencengkeram kain sprei.  “Aaaahhhhh.. maaaassss.. ” erangnya terlepas.. dengan dorongan pinggulnya ke atas.. Srrr.. srrr.. srrrr..! Berbarengan dgn erangan Rara saya rasakan ada cairan hangat serta agak asin yg keluar dari liang memekkunya serta segera membasahi lidahku. Kujulurkan lidahku makin dalam serta makin banyak cairan yg dapat saya rasakan.  Mendadak Rara ‘memberontak.. ’ selekasnya menarikku untuk mendekatinya. Tangan kananku dia pegang serta sentuhkan ke kemaluannya. Sembari matanya masih tetap terpejam.. dia memelukku serta segera mencium bibirku yg masih tetap berlepotan dgn lendir kenikmatannya.  Saya tahu apa yg dia ingin. Kubiarkan bibir serta lidahnya menari di mulutku menyapu semuanya sisa lendir yg berada di sana.  Jari tanganku kembali kubenamkan ke liang memekkunya serta saya gerakkan masuk-keluar dgn cepat. Badan Rara kembali menggigil.. memekkunya keluarkan cairan sekali lagi. Rupanya itu yaitu sisa orgasmenya baru saja.  Kami masih tetap berciuman hingga badan Rara mulai melemas. Perlahan-lahan kuangkat tangan kananku dari selangkangannya.. kupeluk dia dgn lembut. Bibirku perlahan-lahan saya bebaskan dari cengkeraman mulut Rara.  Badan Rara tergolek lemas.. seolah tanpa ada tulang. Matanya sedikit terbuka memandang mesra ke arahku. Bibirnya sedikit menyungging senyum penuh kenikmatan.  “Mas.. itu barusan mengagumkan Mas.. Rara belum juga sempat digituin.. Mas Firman hebat.. terima kasih Mas.. Rara hutang banyak ama Mas Firman.. ” katanya dgn nada sedikit serak tetapi penuh kenikmatan.  “Ra.. saya sangat suka kok dapat buat Rara senang sesuai sama itu.. ” Sembari saya kecup lembut keningnya. Mata Rara berbinar penuh rasa terimakasih. Saya rasakan kesenangan bathin yg mengagumkan waktu itu.  Kami berbaring kemampuanng bersebelahan untuk sebagian waktu. Kemaluanku masih tetap tegang berdiri.. tapi saya tdk pedulikan karna kelak pastinya akan bisa giliran juga.  Tak lama kemudian Rara bangkit dari tempat tidur serta jalan ke kamar mandi. Kesempatan ini kubiarkan dia bersihkan dianya.

Saya tetaplah berbaring sembari mengenangkan keindahan yg baru kualami baru saja barusan.  Tidak berapakah lama Rara telah kembali serta dia segera berbaring di sampingku. Matanya memandang lekat ke kemaluanku seolah dia baru sadar ada benda itu disana.  “Mas Firman pengin diapain..? ” Rara ajukan pertanyaan manja. “Terserah anda Ra.. umumnya ama Hans bagaimana dong..? ” Saya cobalah memancingnya.  “Biasa.. ya segera dimasukin saja Mas. Rara tidak sering senang ama dia.. ” katanya tanpa ada tedeng aling-aling sekali lagi. “Oh.. selalu Rara penginnya bagaimana..? ”  “Ya.. seperti ama Mas Firman barusan.. Rara senang banget.. Rara pengin cium miliki Mas Firman bisa tidak..? ” “Emang Rara belum juga sempat..? ”  “Belum Mas.. ” agak jengah dia menjawab.. “Mas Hans tidak sempat ingin.. ” “Ya silahkan bila Rara ingin.. ” ujarku sekali lagi.  Tanpa ada menanti komando Rara selekasnya merangkak mengarahkan kepalanya mendekati selangkanganku. Dia pegang batang kemaluanku.. dia mencermati dari dekat sembari sedikit lakukan pergerakan mengocok. Begitu kaku serta canggung memanglah kurasa.  “Ayo Ra.. saya tidak apa-apa kok. Bila Rara sukai.. lakukan apa yg Rara ingin.. ”  Dgn penuh kesangsian Rara mendekatkan mulutnya ke kepala kemaluanku. Pelan-pelan dia buka bibirnya serta memasukkan helm kemaluanku kedalam mulutnya. Cuma hingga hanya leher lalu dia sedot perlahan-lahan.  Dia tetaplah lakukan itu untuk sebagian waktu tanpa ada perubahan. Sudah pasti saya tdk dapat rasakan sensasi yg semestinya. Rupanya dia betul-betul belum juga sempat lakukan oral ke penis lelaki.  Jadi dgn lembut saya pegang tangan kiri Rara. Saya genggam jemarinya yg lentik serta saya tarik mendekat ke mulutku. Saya pegang telunjuknya lalu saya masukan kedalam mulutku. Saya gerakkan masuk-keluar dgn lambat.. sembari kadang-kadang saya jilat dgn lidahku waktu jari lentiknya tetap dalam mulutku.  Rara selekasnya memahami kalau saya tengah ‘memberi bimbingan’ bagaimana semestinya yg dia kerjakan. Tanpa ada sangsi dia mempraktikkan apa yg taku kulakukan pada jarinya.  Batang kemaluanku dimasukkan kedalam mulutnya.. lalu kepalanya diangguk-anggukkan.. hingga senjataku tergores keluar-masuk mulutnya yg sensual itu. Meskipun masih tetap agak canggung tapi saya mulai dapat rasakan ‘pelayanan’ yg diberi Rara kepadaku.  Makin lama dia makin tenang serta tdk kaku sekali lagi. Terkadang dia mainkan lidahnya di sekitar kepala kemaluanku dalam mulutnya. Wow.. dalam waktu relatif cepat Rara telah mulai pakar dalam oral seks.  Kelihatannya Rara sendiri mulai dapat rasakan sensasi dari apa yg dia kerjakan dgn mulut serta lidahnya. Dia mulai berani bereksperiman. Terkadang dia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.. menciumi batangnya lalu memasukkannya kembali. Kadang-kadang dia cuma menghisap kepalanya sembari mengocok batang kemaluanku. Saya mulai rasakan rangsangan serta turut nikmati permainan mulut Rara.  “Gimana Ra rasa-rasanya..? ” “Mas.. Rara rasakan rangsangan yg mengagumkan.. Penisnya Mas enak.. Rara sukai.. ”  Saya bangkit berdiri diatas kasur sembari bertumpu pada dinding kepala ranjang. Rara juga spertinya segera tahu mesti bagaimana. Dia lalu duduk bersimpuh dihadapanku serta kembali menghisap kemaluanku. Kepalanya tetaplah digerakkan maju-mundur.

Serta saat ini dia temukan langkah baru. Dia menjepit batang kemaluanku diantara ke-2 bibirnya yg terkatup. Lalu dia mengangguk-anggukkan kepalanya. Wow.. benar-benar Rara cepat belajar dalam soal beginian. Batang serta kepala kemaluanku dia gesek dgn bibir tebalnya yg terkatup.  Saya menolong dia dgn menggerakkan pantatku maju-mundur. “Ohhh Ra.. mulutmu enak sekali.. selalu Ra.. ” “Mas Firman sukai..? Ana seringkali ya giniin Mas Firman..? ” “Iya Ra.. tapi saya lebih sukai anda.. bibirmu seksi sekali.. ooohhh Ra.. Ana juga sukai.. isep bolaku serta jilati semua Ra.. ohhh.. ”  Rara rupanya tidak mau kalah.. dia selekasnya melepas batang kemaluanku dari mulutnya serta mulai menjilati serta menghisap bola kembarku. Tangannya sembari mengocok batang kelakianku. Oh benar-benar nikmat. Saya belai rambut Rara serta saya usap kepalanya.  Rara sukai sekali serta dia masih tetap selalu menggeraygi semua selangkanganku dgn lidahnya. Brrr..! Rasa-rasanya benar-benar nikmat.  Lalu kami bertukar tempat. Saya kembali berbaring kemampuanng.. serta Rara saya minta merangkak di atasku dgn tempat kepala terbalik. Kami di tempat 69 serta ini yaitu salahsatu favoritku.  Rara saat ini telah cukup mahir dalam oral seks. Dia selekasnya mengulum batang kemaluanku.. saya juga mulai menjilati memekkunya. Dgn tempat ini liang kesenangan Rara begitu terbuka dihadapanku serta saya lebih leluasa nikmati dgn bibir serta lidahku.  Saya jilat serta isap klitoris Rara yg telah menantang serta jariku mengorek liang senggamanya. Kadang-kadang saya ciumi bibir memekkunya yg demikian merangsang.  Rara juga tidak ingin kalah.. dia lakukan semua langkah yg dia tau pada tongkat kejantananku. Dia mainkan gunakan lidah.. dia kocok sembari dia isap.. dia mainkan kepala kemaluanku mengelilingi ke-2 bibirnya. Benar-benar sangat nikmat.  Tidak sangat lama saya mulai rasakan kalau Rara telah tdk dapat menahan sekali lagi. Pantatnya mulai bergoyang limbung kegelian.. tetapi saya menjilati selalu klitorisnya sembari jariku menusuk-nusuk liang kenikmatannya.  Sampai sebagian waktu berselang pada akhirnya Rara hingga juga di puncak enaknya.. sekali lagi..! Badannya menegang.. pergerakan anggukan kepalanya sembari menghisap kemaluanku makin menggila. Kurasakan badannya yg gemetaran.. tapi dia tetaplah tidak ikhlas melepas kemaluanku dari mulutnya.  Saya makin giat mencium klitorisnya serta mengorek memekkunya dgn jariku. Badan Rara mendadak mematung serta kurasakan cairan hangat meleleh keluar dari liang senggamanya.

Saya segera tutup lubang memekku Rara dgn mulutku serta membiarkan cairan kenikmatannya membasahi lidahku. Rasa-rasanya asin.. tapi sekalipun tdk amis.. hingga saya tidak sangsi menelan cairan itu hingga tandas.  Lalu perlahan-lahan saya mulai sekali lagi menciumi serta menjilati semua permukaan memekku Rara. Otot Rara telah agak mengendur juga. Dia mulai sekali lagi lakukan semua uji coba dgn mulut serta lidahnya ke kemaluanku.  Kami mulai sekali lagi dari pertama. Perlahan-lahan tetapi tentu.. Rara mulai mendaki sekali lagi puncak kesenangan birahinya. Saya tangkupkan ke-2 tanganku ke bukit pantat Rara serta mulai membelai serta meremas lembut. Rara menanggapinya dgn sedotan panjang di kemaluanku. Lidahku kembali menelusuri semua penjuru selangkangan Rara.  Sebagian waktu lalu saya mulai rasakan badan Rara kembali gemetaran. Saya cium bibir bawahnya serta saya sorongkan lidahku sedalam mungkin saja kedalam guanya yg merangsang. Saya juga mulai terasa bila pertahananku mulai goyah serta bendunganku juga akan selekasnya ambrol.  Rara percepat pergerakan kepalanya serta akupun menghisap semakin kuat memekkunya. Saya telah tidak kuat menahan ‘amarah’ spermaku serta.. Crotts.. crotts.. crotts..! Lahar hangat spermaku menyembur didalam mulut Rara. Untuk sedetik Rara agak kaget tapi dia cepat tanggap. Dia selekasnya percepat pergerakan kepalanya sembari menelan semua air maniku.  Crotts.. crotts..! Sisa maniku kembali menyembur serta kesempatan ini Rara menyambutnya dgn isapan kuat di kemaluanku.. seolah menginginkan menyedot apa yg masih tetap tersisa didalam sana. Erghhh.. Akhh..! Kurasakan nikmat yg mengagumkan.  Ekspresi kesenangan ini saya lampiaskan dgn makin hilang ingatan menjilati serta menyedot memekku Rara. Rupanya Rara juga telah nyaris menjangkau klimaksnya. Belaian lidahku di mulut memekkunya buat puncak itu makin cepat terwujud.  Pada akhirnya lagi badan Rara menegang serta cairan hangat kembali meleleh dari kawahnya. Lidahku kembali terima siraman lendir kesenangan itu yg selekasnya saya telan.  Sebagian waktu lalu.. dgn malas Rara bangkit serta berbaring kemampuanng di sampingku. Kemaluanku.. meskipun masih tetap berdiri.. tapi telah tdk setegak barusan. Rara memelukku dgn manja serta kami berciuman dgn mesra.  “Gimana, Ra..? Senang..? Sorry ya.. barusan saya tidak tahan keluar di mulut anda.. ” bisikku mesra di telinganya. .

“Rara senang sekali Mas.. hingga duakali gitu lho.. Rara sukai sperma Mas Firman.. asin-asin bagaimana gitu. Kapan-kapan bisa minta sekali lagi dong Mas.. ” Rara mulai keluar kenesnya.  “Boleh saja Ra.. asal disisain buat Ana.. hehehe.. ” balasku sambil mengelus payudara sekalnya. Rara mencubit genit lenganku. “Iihhh.. Mas Firman.. paling dapat deh.. memang Mas seringkali style gituan dgn Ana..? ” Saya tahu Ana juga seringkali menceritakan masalah aktivitas sex kami ke Rara.. jadi saya percaya Rara sudah mengetahui juga.  “Enggaklah.. ini baru pertama dgn anda Ra.. ” “Ah Mas bohong.. Ana kan seringkali narasi ke Rara.. tuturnya Mas Firman pinter ngeseks. Maka dari itu diam-diam Rara pengin main ama Mas.. ”  “Udah kesampaian kan hasratmu Ra.. ” “Iya sich.. tapi Mas janganlah geram ya.. Rara seringkali baygin kita main bertiga dgn Ana.. Mas ingin tidak..? ”  Kaget juga kau mendengar hasrat Rara ini. Jujur saja saya juga seringkali berfantasi memikirkan alangkah enaknya bercinta dgn Ana serta Rara sekalian. Tapi sudah pasti saya tidak sempat berani ngomong dgn Ana. Dapat pecah Perang Dunia III.. lagipula itu kan cuma fantasi liar saja.  “Mau sich Ra.. tapi kan tidak mungkin saja.. Ana tentu geram besar.. ” “Iya ya.. Ana kan orangnya agak alim.. ”  Sebagian waktu kami selalu terlibat perbincangan beberapa hal sekian hingga kurang lebih 10 menit. Sampai sebagian waktu lalu dgn malas kami ke kamar mandi untuk bersihkan diri.  Di kamar mandi kami sama-sama menyabuni serta sama-sama bersihkan badan kami. Saya jadi makin kagum pada badan Rara. Tidak ada segumpal lemakpun di badannya serta semua padat diisi.  Sesudah mengeringkan diri kami kembali pada atas ranjang serta berpelukan mesra. Sembari sama-sama berciuman saya mulai menggeraygi badan molek Rara.. Tidak bosan-bosannya saya meremas serta menyeka buah dadanya yg begitu fresh itu.  Perlahan-lahan saya mulai menghujani leher serta pundak Rara dgn ciumanku. Tidak hingga di situ saja.. mulutku mulai saya tujukan ke dada Rara. Buah dadanya yg tegak mulai saya cium serta saya gigit-gigit lembut.  Rara begitu suka pada apa yg saya kerjakan. “Ahhhh.. iya Mas.. di situ Mas.. ahhhhh Rara terangsang Mas.. ” Lidahku menjilati puting susunya yg mungil serta keras itu.  Rara makin menggelinjang. Tangannya menyelinap ke bawah ke selangkanganku. Dipegangnya batang kemaluanku yg masih tetap agak lemas. Dia permainkan kemaluanku dgn jari-jarinya yg lentik. Harus burungku mulai hidup kembali. Rara dgn lembut mengocok tongkat kelelakianku penuh perasaan.

Sembari masih tetap mengulum putingnya.. tangan kananku kembali bergerilya di daerah kemaluan Rara. Jariku saya rapatkan serta saya tekan bukit kemaluan Rara sambil saya gerakkan memutar. Dia juga menimpali dgn menggoyangkan pantatnya dgn pergerakan memutar yg selaras.  “Mas.. aaahhhh Mas.. enak Mas.. ahhh selalu.. iya.. ” Sembari mendesah dia menarik pantatku mendekat ke kepalanya. Pada akhirnya saya sangat terpaksa melepas isapanku di putingnya serta duduk berlutut di sisinya.  Rara selalu menghimpit pantatku hingga pada akhirnya mulutnya menjangkau batang kemaluanku yg telah tegak menantang. Tangan kiriku saya letakkan di belakang kepalanya untuk menyokong kepalanya yg agak terangkat. Kemaluanku kembali dia kulum serta jilati.  “Oooh Ra.. enak Ra.. saya sukai Ra.. ” Saya juga menggerakkan pantatku maju-mundur.  Rara buka lebar mulutnya serta menjulurkan lidahnya.. hingga batang kemaluanku meluncur masuk keluar mulutnya tergores-gesek lidahnya. Benar-benar mengagumkan apa yg saya rasakan waktu itu.  Disamping itu tangan kananku selalu menghimpit serta memutar bukit memekku Rara. Terkadang jariku saya selipkan ke celah sempit diantara ke-2 bukit itu serta menyeka klitoris Rara.  “Ahhh Mas.. Rara tidak tahan Mas.. ahhhhh.. iya.. aaahhhh.. ”  Saya selekasnya merubah tempat. Ke-2 tangan Rara saya tempatkan di belakang lututnya serta buka ke-2 lututnya. Kuangkat pahanya.. hingga liang memekkunya menganga menghadap ke atas. Rara menahan dgn ke-2 tangan di belakang lututnya.  Saya duduk bersimpuh dihadapan lubang kemaluan Rara. Kemaluanku saya tujukan ke lubang yg telah menganga itu. Clebb..! Kutusukkan kepala kemaluanku ke mulut lubang serta saya tahan disana. Lalu.. srtt.. srtt.. dgn tangan kananku saya gerakkan kemaluanku melingkari mulut liang senggama Rara.

“Maassss.. ahhhhh.. tidak tahan.. mari.. ahhhhhh.. ” rintihnya erotis..  Berniat saya tdk ingin sangat cepat menusukkan batang kejantananku ke gua kesenangan Rara. Perlahan-lahan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke klitoris Rara. Mengakibatkan dia makin menggelinjang menahan nikmat.  Tidak lama.. pada akhirnya.. srrr.. srrr.. srrr.. tanggul Rara bobol juga. Tidak heran.. dgn gosokan jari saja dia barusan dapat menjangkau orgasme.. terlebih ini dgn kepala kemaluanku.. pasti rangsangannya lebih dahsyat.  “Aaahhh.. ahhhh.. Masss.. ” Rintihan itu sekalian menandai melelehnya cairan bening dari liang memekkunya. Rara kembali alami puncak orgasme cuma dgn gosokan di klitorisnya.  Blessepp..! Kesempatan ini saya masukan batang kemaluanku semuanya kedalam gua kenikmatannya. Lalu saya berbaring telungkup diatas badan molek Rara sembari menumpukan berat tubuhku di ke-2 sikuku.  Kucium lembut mulutnya yg masih tetap terbuka sedikit. Rara membalas ciumanku serta mengulum bibirku. Saya biarlah senjataku tenggelam dalam lendir kehangatannya.  Di telinganya saya bisikkan.. “Ra.. nikmat ya.. ” “Oh Mas.. Rara hingga tidak tahan.. nikmat Mas.. ” sahutnya mendesiskan nikmat.  Setelah itu dgn perlahan-lahan serta pergerakan yg begitu lembut saya mulai memompa batang kemaluanku kedalam liang senggama Rara yg saat ini telah basah kuyup. Saya tahu Rara tentu dapat orgasme sekali lagi.. serta kesempatan ini saya menginginkan rasakan semprotan lumpur panas di batang kemaluanku.  “Ayo Ra.. nikmati sekali lagi.. janganlah ditahan.. saya juga akan bebrapa perlahan.. ” bisikku mesra.. memancing gairahnya kembali bangkit. “Ahhhh.. iya Mas.. Rara pengin sekali lagi.. ahhhhh.. ” balasnya dibarengi lenguhan serta erangan nikmat.  Masih tetap dgn begitu perlahan saya pompa selalu tongkat kelakianku ke liang memekku Rara yg nyatanya masih tetap sempit untuk ukuran wanita yg telah menikah 2 th.. Buah dada Rara yg menyembul tegak menggesek-gesek dadaku saat saya turun-naik. Benar-benar sensasi yg mengagumkan. Berniat saya gesekkan dadaku ke payudaranya.  “Aahh.. aahh.. aahhh.. ahhhhhhh.. iya.. ahhhhh.. Rara terangsang sekali lagi Mas.. iyahh.. hhh.. ”  Kesempatan ini saya pompa sedikit lebih kuat serta cepat. Rara menanggapinya dgn memutar pantatnya.. hingga kemaluanku rasa-rasanya seperti diperas-peras dalam liang memekkunya.  Pergerakan Rara makin liar..

Tangannya telah tdk sekali lagi menahan lutut tapi memegang pantatku serta menekannya dgn keras ke badannya.  “Aaaaahhhhhh.. Mas.. aaaahhhhhhh..! ”  Jadi makin kencang serta dalam kupompa pantatku menggasak.. menggesekkan batang kemaluanku di liang nikmat wanita cantik yg tengah megap-megap dibawah tindihan badanku ini.  Tampak mata Rara telah terpejam rapat.. kepalanya menggeleng-geleng liar ke kiri ke kanan.. seperti yg dia kerjakan di sofa barusan.  Pergerakannya makin ganas serta.. “Aahhhh..!! ” Dia melenguh panjang sembari menegangkan semua otot di badannya.  Kemarin.. Jleghh..!! Kutekan sedalam-dalamnya kemaluanku ke lubang senggamanya.  Serr.. serr.. serr..! Terang kurasakan aliran hangat di sekujur batang kemaluanku.  Badan Rara masih tetap terbujur kaku dibawah tindihanku. Kuhentikan sesaat semua pergerakanku sembari selalu menghimpit liang memekkunya dgn kemaluanku. Sebagian waktu kelihatannya saat berhenti. Tdk ada nada.. tdk ada pergerakan dari kami berdua. Saya berikan peluang pada Rara untuk nikmati klimaks yg baru saja dia peroleh.  Sebagian waktu berselang kemelut badan Rara mulai mengendur. Tangannya membelai lembut kepalaku. Bibirnya mencari bibirku untuk dihadiahi ciuman yg begitu lembut serta panjang.  “Mas.. Rara benar-benar nikmat.. Mas Firman jago deh.. Mas belum juga keluar ya..? ” Tanyanya sama bisikan. “Jangan fikirkan saya Ra.. yg perlu Rara dapat nikmati kenikmatan.. ” balasku juga.  Sesudah kurasa kemelut badannya sudah mengendur.. lalu dgn lambat saya mulai memompa kemaluanku di liang memekkunya sekali lagi.  Auhhh.. Begitu kurasakan liang senggama Rara merasa begitu licin serta agak sedikit longgar. Sepanjang sebagian waktu saya selalu memompa lambat-lambat.. lantas makin kutambah.. kecepatan tengah..  “Aaaahhhhhh.. iya.. iya.. Mas.. Rara ingin sekali lagi.. iya.. ahhhh.. ”  Rara kembali memutar pantatnya menemani irama pompaanku. Dia mulai mendesah-desah penuh kesenangan.  Plopp..! Kucabut batang kemaluanku dari memekku Rara. Lalu saya berbaring kemampuanng di sampingnya.  “Kamu diatas Ra.. ” ujarku berikan arahan. Rara selekasnya berjongkok diatas selangkanganku..  Saya tujukan kepala kemaluanku ke lubangnya. Rara lalu duduk diatas badanku serta bertumpu pada ke-2 lututnya.  Slebb.. Jlebb..! “Nghhh.. masshhh.. ” rintihnya penuh nikmat saat batang kemaluanku kembali menelusup.. membelah bibir kemaluannya.  Selang beberapa saat pantatnya mulai bergerak maju-mundur. “Ayo Ra.. anda saat ini yg atur.. ohhh iya nikmat Ra.. ” erangku tidak kalah nikmat karena gesekan padat batang kemaluanku di belahan memekkunya.  Rara makin semangat memaju-mundurkan pantatnya. Ke-2 payudaranya berguncang indah dihadapanku.

Dengan refleks ke-2 tanganku meremas bukit daging yg mulus itu.  Tangan Rara dia tempatkan di belakang pantatnya.. hingga badannya agak meliuk ke belakang buat dadanya makin membusung.  “Ohhh Ra.. susumu seksi sekali.. selalu Ra.. ohhhh.. lebih keras Ra.. ” kataku berikan semangat. “Aaaaahhhh Mas.. Rara telah ingin hingga sekali lagi.. ahhhhh ahhhhhh Mas.. ” balasnya semakin ramai.  “Ayo Ra.. selalu Ra.. cepat.. ohhhhh iya.. iya Ra.. memekmu enak sekali.. ” “Mas.. ahhhh.. Rara tidak tahan.. puasi Rara sekali lagi mas.. ahhhh.. ”  Pergerakan pantat Rara makin cepat serta makin cepat. Disamping itu saya juga terasa nikmat saat kemaluanku tergores-gesek dinding memekku Rara yg sempit serta licin itu.  Dgn sekuat tenaga saya coba menahan supaya saya tdk ejakulasi. Pertahananku makin rapuh.  “Ra.. oooohhhh Ra.. saya tidak tahan.. ohhh Ra.. enak.. enak.. ”  “Ahhhh.. mari.. Mas.. Rara juga telah tidak tahan.. saat ini mas.. ahhh saat ini..! ”  Pas pada detik itu bendunganku ambrol.. tidak dapat menahan terjangan spermaku yg menyemprot kuat.  “Oooooooohhhhhhh Ra..! ” Crotts.. crotts crotts..! Pejuhku muncrat didalam liang enaknya yg juga tengah berdenyut-denyut.. seakan menginginkan menyedot cairah hangat yg membanjirinya.  “Aaahhhhhh Mas.. ahhhhhhhhhhh..!! ” Pekiknya melepas nikmat tak tahu untuk keberapakalinya malam hari ini.  Oughh.. Kami menjangkau puncak kesenangan bersama. Kemaluanku yg tenggelam di liang memekkunya merasa hangat.. serta saya percaya Rara juga rasakan hal yg sama didalam memekkunya.  Rara masih tetap duduk diatas badanku.. tapi telah tubuhnya terkaku.. tidak bergerak. Memekkunya dia hujamkan terhenyak dalam.. melahap semua batang kemaluanku di kerapatannya.  “Oooohhh Ra.. sangat nikmat.. terima kasih Ra.. anda pinter buat saya senang.. ” ujarku memujinya.  Kugapai badan Rara serta kutarik menelungkup diatas badanku. Buah dadanya yg masih tetap keras menekan dadaku.

Saya ciumin semua berwajah yg mulai ditetesi keringat. “Mas.. ahhhhh.. Rara benar-benar senang Mas.. ” balasnya sama erangan serta bisikan mesra.  Lalu kami berbaring sembari berpelukan. Badan kami mulai merasa capek.. tapi bathin kami begitu senang.  Hari telah beranjak malam. Diselingi makan malam berdua.. kami memadu kasih beberapakali sekali lagi. Atau lebih persisnya Rara alami orgasme beberapakali sekali lagi.. sedang saya cuma lagi ejakulasi.. Semua style kami cobalah.. bahkan juga saya pernah ‘membimbing’ Rara untuk memuaskan dianya dgn jari-jarinya yg lentik itu.  Saya benar-benar senang serta suka dapat buat wanita secantik Rara dapat menjangkau sekiankali orgasme. Tidak merasa jarum jam selalu berubah serta jam 1/2 sebelas malam saya meninggalkan tempat tinggal Rara.  Sebenarnya Rara memohon saya dapat menginap temani dia.. namun saya ingat esok harinya saya masih tetap mesti menyetir lebih dari 4 jam ke kota M menyusul istri serta anakku terkasih.  Maaf Ana.. saya sudah mereguk madu kenikmatan dengan sahabatmu.. Tiara.  Demikianlah cerita sex panas KENIKMATAN DI MALAM JUMAT DENGAN TIARA oleh cerita sex hot

MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR, Update 2023

MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR

Cerita Seks Dewasa – Cerita Panas ini adalah cerita mesum yang aku alami.. Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.  Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.  Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.  Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya.

Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.  “Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum. “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.” Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.  Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.  “Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.” Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.” “Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”  Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.  Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas.

Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.  Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.  Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.  “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!” “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?” Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan. “Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!” “Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”  Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!  Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya.

Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.  Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.  “Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.  Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.  Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!  Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.  “Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.  Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.  “Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.  Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.  Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.

MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.  Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.  Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.  Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.  “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”  Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.  Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.  Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau. “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”  Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.  Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.  Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.  “Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”  Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.  Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan..

Baca Juga Cerita Seks Panas : MELI TERJATUH LEMAS SETELAH ORGASME BERULANG KALI dan KEGELISAHAN NAFSU SEORANG ISTRI

kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.  Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD. END

BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR

Namanya widiastuti, aku memanggilnya bu widi atau bu bidan karena dia adalah bidan desa tempatku sekarang tinggal, umur 35 th dan sudah 8 th menikah tapi belum dikaruniani anak. awalnya kenal dengannya kurang lebih 4 th yang lalu yang sebelumnya lebih dulu kenal dengan suaminya yang bernama yanto yang sama sama berprofesi pemasok onderdil mobil.  singkat cerita pada tahun pertama pernikahanku, istriku melahirkan seorang bayi laki laki dan persalinannya dibantu bu bidan widi.semua berjalan biasa saja sampai ketika itu jam 11 malem 2 jam setelah proses persalinan normal istriku aku disuruh mengambil obat obatan buat anak dan istriku dirumah bu widi.tanpa banyak pikir akupun bergegas kerumah bu widi yang berjarak 50m.lampu ruang tamu n tempat prakteknya masih menyala, agak ragu ragu karena takut mengganggu,lalu…. Ting toooongggg  Pintu tempat praktek bu widi tak lama terbuka “eh mas fahmi,masuk mas”sambut bu widi “iya bu”balesku “duduk dulu mas,tak ngracik obat dulu”sambung bu widi “ya bu”aku cuma ber-iya iya aja “enak ya mas udah punya istri cantik sekarang sudah ada dede juga,cowok lagi”bu widi mulai buka obrolan sambil ngracik obat

“alhamdulillah bu,dikasih amanah sama sang kholiq”jawabku “aku juga pengin banget sebenernya”katanya “ya tinggal bilang aja sama mas yanto donk bu”lanjutku “emang mas yanto kemana bu koq gak keliatan”aku coba ganti topik obrolan “tadi sih telpon katanya mo ngecek barang yang baru datang,jadi pulangnya telat”jawab bu widi “lo bukannya mas juga ngeceknya sama kaya mas yanto?”sambungnya “iya sih kemarin udah sepakat mo bareng ke tokonya tapi aku tadi pagi dah nyuruh toni buat ngecek coz aku bakal ndampingi istri mo melahirkan”jawabku “duh bertanggung jawab banget kayaknya mas fahmi ini”lanjutnya sambil tersenyum kepadaku “hehe…gitu deh bu”  Tak lama obat pun selesai diracik “ini mas obatnya,aturan pakainya ada di bungkusnya ya mas”kata bu widi “iya bu makasih,permisi sekalian bu”kataku “iya mas………mas yanto kayaknya gak bisa ngasih anak deh”deg jatungku serasa berhenti Kenapa bu widi bilang begitu ya?pikirku   “ah jangan bilang gitu bu,belum diamanahi mungkin” “emang iya koq mas,ya nasibku mungkin,andai saja mas yanto kaya mas fahmi pasti enak deh”senyumnya genit  “ya usaha n tawakal aja bu….eh enak apa maksudnya neh bu”tanyaku “ya enak…enak jadi istrinya pasti dikelonin terus” “sama istri sendiri ini kan gak apa apa toh bu” “iya sih tapi aku jadi ngiri deh”sahut bu widi Sejenak aku mikir nakal  “ngiri minta dikelonin juga?”candaku setengah mancing “boleh kalo mas fahmi ada waktu”jawabnya seraya tersenyum “ah udah ah malah ngelantur,aku permisi bu udah malem” “ok mas,ati ati”jawabnya akupun segera beranjak takut ada setan lewat….hehe  Setelah kejadian itu entah kenapa bu widi selalu datang kerumah dengan berbagai macem alesan medis dan bahkan sering ngasih sesuatu ke anakku yang masih bayi dan selama itu sikapnya ke aku terbilang biasa aja sampai waktu itu hari senin jam 09.00 pagi hari,aku yang kebetulan malamnya habis cek dropan barang sengaja gak ke toko karena kebetulan babysitterku lagi ada hajatan dirumahnya dan anakku sudah berusia 4bulan, jadi sudah agak mudah dimomong  “lagi apa mas”sms masuk dihapeku “ini siapa ya?”balesku “widi mas…

gimana kabar?” “eh bu widi…baik bu,ini lagi momong anak”balesku “loh ibunya kemana?”balesnya “kerja bu,udah aktif lagi.eh tau nomorku dari mana?” “dari hape mas yanto”  Aku tidak membales sms terakhirnya karena harus nimang anak di ayunan coz udah terlelap. Sudah 4bulan lamanya sejak obrolan dimalam itu  “saya mau ngecek kesehatan nabil mas,boleh?”smsnya lagi “boleh,bukannya kemarin udah ya bu?” “ada yang kelupaan mas” kemudian tok tok took  Assalamu’alaikum….. Wa’alaikum salam….. Aku bergegas ke arah pintu dan membukanya “eh bu widi,mari masuk”kataku Tak lama anakku pun di perikasanya “susunya pake ASI apa formula mas?”tanyanya “sekarang formula bu, ASI cuma bertahan 2 bulan habis itu gak mau lagi”jawabku  “gak mau apa gak boleh sama bapaknya?”candanya “hehe bisa aja bu widi ini emang anakknya gak mau bu mungkin ASInya gak lancar” “owh…gitu ya” “gimana yang katanya mau ngelonin aku”ucap bu widi tiba tiba “eh eeeeehh…mmmmmm waktu itu cuma becanda bu,dari pada bingung mau ngobrol apa”sahutku sambil cengar cengir “loh padahal aku ngarepnya beneran loh”kali ini tatapannya serius Aku pun terdiam bingung mau mgomong apa “tapi mana mungkin juga mas fahmi ini mau sama aku yang udah tua” “kalo dikasih sih ya mau mau aja toh bu”aku menimpalinya dan pikirku selisih umurku hanya 6tahun dibawahnya.  Bu widi menoleh ke aku yang sedang duduk di sofa kasur diruang keluarga, kemudian meletakkan anakku yang tadi digendongnya di ayunan, dia menghampiriku lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku, dia melumat bibirku dan memainkan lidahnya dirongga mulutku, Aku tersentak kaget dan tak berapa lama akupun balas pagutannya dengan gigitan kecil mesra, bu widi melepaskan ciumannya dan berkata  “aku pengin ngrasain spermamu mas”  Aku lanjutkan mencium bibirnya dan begitu lama kami berciuman,

Baca Juga Cerita Sex Dewasa : KENIKMATAN DI MALAM JUMAT DENGAN TIARA

tangankupun mulai aktip bergerilya di sekitar dadanya dan memainkan gundukan gunung kembarnya yang masih tertutup blazer n dalemannya…  Wah gede banget, pikirku. kuhentikan ciumanku ku buka blazer n kusingkap tanktopnya, ternyata gak pake BH, langsung ku remes gunung kembar itu dan kupilin puting susunya sementara bibirku dan bibir bu widi masih saling berpagutan  “aaaaahhhhh…massssssshhh” Bu widi mendesah saat aku mulai menjilati dan mengenyot susunya yang kiri sedang susu kanannya kuremas dan kupilin puting pinknya. bu widipun tak tinggal diam, tangannya menggrayangi celana pendekku, mengusap ngusap kontolku yang sudah berontak tegang di celana pendekku yang tak berCD, sambil mendesah coz teteknya ku mainin, bu widi menyusupkan tangannya kedalam celana pendekku yang berkolor mencari pusaka tersembunyi. bu widi mendorong ku agar tiduran sementara mulut dan tanganku masih asik maenan susu gede bu widi.  Bu widi memutar badannya hingga posisinya diatasku dan susunya dibiarkan menggelantung dikenyot aku. bu widi memlorotin kolorku dan terpampanglah pusakaku, aku hanya memakai singlet aja setelahnya. Bu widi mencabut susunya dari seponganku dan merangkak menuju kontolku, mengelusnya dan mengocoknya sebentar lalu dikulumnya kontolku hingga membuatku merinding, sementara aku pun menyibak roknya dan terkaget bu widi gak pake CD, Langsung saja ku jilat memeknya yang udah basah, ku jilat memeknya dan ku gigit ringan itilnya namun jeritannya tak terdengar keras coz mulutnya dipenuhi batang kontolku dan kami pun ber69 cukup lama hingga  “aaaaaaaaahhhhhhhhh sssssshhhhhh..massssssshhh”  memeknya ditekankan ke wajahku sambil badannya bergetar hebat dan keluarlah cairan khas wanita orgasme. bu widi bangkit melucuti pakaian dan roknya yang masih menempel dibadannya sedang aku masih terlentang di sofa dengan kontol yang berdiri tegak, bu widi menaikiku dan posisi kami behadapan, dipegangnya kontolku diarahkan ke memeknya dan bleeeessssss…  ambles semua kontolku ke dalam memeknya yang basah, didiamkanya sebentar dan bu widipun mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur perlahan lahan memompa kontolku didalam memeknya dan lama kelamaan goyangan maju mundurnya mulai dipercepat dan semakin cepat dan akupun mengimbanginya ikut bergoyang mengikuti irama goyangan pantat bu widi, kedua tangannya mengamit tanganku dan meremaskan di teteknya, bu widipun mengeluh menengadahkan kepalanya dan mencengkeram kuat tanganku yang sedang meremas kedua teteknya  “uuuuuuuuhhhhhhgggggg masssshhh………”  bu widi ambruk didadaku, dia tersenyum dan, mencium lembut bibir sementara aku menggoyang goyangkan kontolku yang masih terbenam di memeknya yang sudah orgasme dua kali, bu widi bangkit lagi jongkok diatasku dengan memeknya masih tertusuk kontolku yang masih tegar, dia naik turun diatasku sambil merem melek menikmati surga dunia, sementara teteknya juga ikut naik turun akibat gerak naik turun memompa kontolku, kali ini aku diam saja menikmati pemandangan itu. Sekali kali dimentokin kontolku hingga menyentuh rahimnya sambil dia goyangin pantatnya ke kanan kekiri dan tak lama  “ouuuuchhhh masssssshhh…”

Kontolku basah oleh cairan memeknya yang orgasme yang ketiga kalinya. Bu widi ambruk di dadaku lagi dengan kontolku masih menancap tegang di memeknya  “mas ayo digoyang lagi”  Aku tak menyahutnya coz Aku langsung menaik turunkan pantatku, kontolkupun naik turun di memeknya, tiba tiba bu widi bangkit dan nungging sambil berpegangan sandaran sofa kasur, Akupun paham langsung mengarahkan kontolku ke memeknya dari belakang, aku genjot kencang tak pedulikan erangan dan racauan bu widi, ku remas kupukul pukul pantatnya Dan tak lama…  “bu..aku mau keluaaaaaaarhhhhhhh” “didalam ajaaaahhhh…akk…uuuhhh jugaaaaaah mau keluaaaar ohhhhhh”  Crot crot croooooooooottttt spermaku muncrat didalam memek bu widi, Kontolku ku biarkan dimemeknya,ku peluk bu widi dari belakang, kucium tengkuknya sambil kuremas gemas kedua teteknya  “emang gak apa apa bu?” “gak apa apa mas,tenang aja,aku numpang ke kamar mandi dulu ya mas”  Ku cabut kontolku, kupandangi goyangan pantatnya saat telanjang menuju kamar mandi buat bersih bersih, tak lama bu widi kembali dari bersih bersihnya, kupandangi teteknya yang menggelayut besar didadanya dan kubiarkan Bu widi merapihkan penampilannya lagi, sementara aku cuma pake tisu basah anakku untuk bersihin kontolku dan kupakai lagi kolorku  “makasih ya mas, aku pulang dulu ya” Bilangnya sambil mengecup Bibirku dan lalu berlalu dari hadapanku.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : KAKAK BEKAS PACARKU

Hampir seminggu ga ada kabar,pada hari minggu istriku ditelpon bu widi katanya hari ini jadwalnya imunisasi tahap 5. istriku tak seperti biasa, hari itu mengajakku untuk mengimunisasi anakku dirumah bu widi dan aku pun menggendong anakku, setelah diimunisasi pas mau pulang istriku kebelet pipis dan memohon ijin buat pipis di wc tempat praktek bu widi. Kesempatan itu bu widi bilang ke aku kalo dia udah telat mens, aku kaget tapi bu widi malah tersenyum gembira.  sesampainya dirumah aku berusaha menghilangkan pikiran bu widi yang telat mens setelah berhubungan denganku, hampir tak bisa menghilangkan pikiran andai istriku tidak mengajak bersetubuh.  hari itu hari senin jam 4 sore aku pulang ke rumah dan seperti biasa aku melewati jalan pintas beraspal yang melintas melingkari rumah bu widi dari belakang sampai kedepan halaman rumahnya coz rumah bu widi terletak di pojok jalan komplek tempatku tinggal. ku lihat bu widi sedang membuang sampah dibelakang rumah dan melihatku melintas, dipanggilnya aku  “udah pulang mas???koq pake motor???”sapanya “iya bu, lagi pengin motor aja biar irit”jawabku sambil tersenyum. “mampir sini mas, mas yanto lembur lagi cek dropan barang” “ga enak bu takut dilihat orang nanti bisa celaka” “masukin aja motornya lewat dapurku mas, ayolah mas, mau ya????”pintanya sambil tersenyum genit “oke deh bu”sahutku segera memasukkan motorku lewat dapur bu widi yang tembus ke garasi mobilnya.  bu widi membuatkan es sirup kesukaanku dan ketika menyuguhkan es sirup, teteknya terpampang jelas di wajahku coz dia memakai kaos berkerah rendah, langsung ku tarik tangannya hingga bu widi tersungkur ke arahku, kucium bibirnya dengan ganas, kukulum lidahnya dan kumainkan lidahku di rongga mulutnya, bu widi membalas pagutanku. begitu lama kami berciuman, bu widi melepaskan ciumannya “diminum dulu mas kan cape n haus”  akupun meminum es sirup dan kulihat bu widi membuka kaosnya dan terlihat jelas teteknya yang gede tanpa tersanggah BH, es sirup rasa susu cap nona neh batinku. kuletakkan gelas es sirup yang telah habis ku minum langsung ku soso tetek gede yang ngganggur dihadapanku, ku kenyot kencang sampai bu widi melenguh, kuremas dan kupilin putingnya yang sudah mengeras sementara itu bu widi juga sibuk melepas leggingnya dan…shiiiiiiit, dia gak pake cd…anjriiiiit.

ku hentikan kenyotanku, kududukkan bu widi dan reflek kakinya langsung mengkangkang, kujilat memek n itilnya, tersebak bau khas organ memeknya, kumasukkan lidahku ke dalam memeknya sambil tanganku meremas kedua teteknya tanpa sadar bu widi mendesah menikmati lubang memeknya ku jilati, bu widi menekan kepalaku ke memeknya hingga membuatku susah bernafas tapi kutahan coz aku terus menjilati memeknya dan kuremas serta kupilin puting teteknya agar bu widi semakin dekat dengan kenikmatan orgasmenya “aaaaaaaaaccchhhhhhhh…”  tubuhnya menggelinjang kuat ketika cairan wanitanya keluar membasahi memeknya, aku segera bangkit dan melepas celana jeansku beserta cd dan jaket yang kupakai, kubiarkan kaos tetap menempel ditubuhku,ku arahkan kontolku ke memek bu widi yang masih terlentang di sofa ruang keluarganya, kali ini dengan hati hati coz bu widi mungkin sedang mengandung janin hasil hubunganku dengannya.  perlahan namun pasti kontolku masuk keliang memeknya, aku mulai memaju mundurkan pantatku dan lama lama mulai kupercepat dan terdengan bunyi keciprak gerakan kontolku yang menusuk nusuk memek yang sudah sangat basah, nampak bu widi juga ikut menggerak gerakan pantatnya mengimbangi gerakanku. ku remas kedua teteknya yang terombang ambing akibat gerakan pompa kontolku dimemeknya, tangan bu widi mencengkeram pantatku seraya membatuku memaju mundurkan kontolku. bu widi mengejang, pahanya mengapit pingganggku kencang, dia melenguh kencang dan kontolkupun terasa tersembur cairan hangat memek bu widi orgasme.  bu widi lunglai tapi aku melanjutkan mengobel memeknya dengan kontolku, kupercepat gerakanku dan tak lama kontolku hendak mengeluarkan lahar panas, ditekannya pantatku dalam dalam dan kurasakan kontolku mentok dirahimnya dan crooot croooot crooottt..spermaku meluncur deras di dalam memeknya.

masih kubiarkan kontolku didalam memek bu widi, kucium bibir bu widi, kubelai mesra rambutnya. disingkapnya kaosku, dicupangnya bekas cupangan istriku di dadaku.  “buat oleh oleh mas”candanya genit aku tersenyum sambil mencubit puting teteknya, ku cabut kontolku, tiba tiba dipegangnya kontolku, dijilatnya dan dikulumnya kontolku hingga bersih, ngilu rasanya “biar gak usah ke kamar mandi mas”timpal bu widi “gak jijik sih bu?”tanyaku tersenyum “enggaklah mas”jawabnya sambil makein cd ku, sebelum kontolku dimasukkan ke cd, diciumnya kontolku “makasih ya sayaaang”ucapnya sambil mengusap lembut kontolku lalu dimasukkannya ke cd.  kupake jeans n jaketku sedang bu widi ke kamar mandi lalu mengambil bh n cd, memakainya lalu kaos n legging baru dipakai. aku pamit pulang, mengambil motor dan keluar lewat garasi mobil. hari hari selanjutnya tiap suaminya gak ada dirumah n tiap ada kesempatan selalu melakukan hubungan sex. hal ini tanpa dicurigai suaminya karena bu widi juga selalu melayani suaminya meski katanya kurang puas, pun istriku karena aku selalu rutin tanpa mengurangi rasa dalam hubungan sexku de ngan istri.  sedang pembantu bu widi datang kerumah bu widi hanya buat masak pagi siang malam n bersih bersih dipagi hari, selebihnya pulang kerumah yang masih dalam kompleks.   Demikianlah cerita seks dewasa MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR oleh cerita sex hot

NGENTOT DENGAN IBU HAJI dan NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS, Update 2023

NGENTOT DENGAN IBU HAJI dan NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS

Cerita Ngentot Seks – Cerita bokep ini adalah cerita seks dewasa yang dimulai pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di Jawa Tengah (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan. Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain. Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja pengalamanku di bidang seks.  Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang ternyata seorang ibu muda aku taksir kurang dari 40 tahun. Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat bernafsu adalah karena statusnya yang janda beranak satu.  Disuatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Tati (begitulah panggilan Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya.

Aku dorong pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku, kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada suara langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Tati mendekat ke kamarku. “Ini kesempatan,” pikirku.  Aku terus mengeringkan kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu kalau Mbak Tati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang karena gosokan yang keras di kepalaku. Benar saja Mbak Tati menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun dari pori-pori handuk aku melihat Mbak Tati dengan raut wajahnya agak terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama memperhatikan alat vitalku yang makin lama makin besar oleh tatapan Mbak Tati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku.  “wwwOh, Mbak Tati, kirain siapa,” Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya.  “Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang,” bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh.  “Iya Mbak, baru datang terus kehujanan.”  “Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin ya.”  “Nggak usah Mbak, takut panas.”  “Lha iya biar anget gitu lho.”  “Maksud saya, taku panas kalau kena ini, lho Mbak.”

“Ah Dik Windu bisa aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu,” kali ini Mbak Tati mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali.  “Ih, gede banget sih Dik.”  “Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak,” Aku berjalan mendekatinya.  “Dik Windu bisa aja, pake diukur-ukur segala,” kupegang pundaknya, dan dia diam saja.  “Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain.”  “Anu.. khan, lagi bertemu Pak Bupati,” tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan sambutan yang hangat.  Kini Mbak Tati yang aktif menciumi tubuhku dengan gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Tati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Tati yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya.  Mbak Tati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja. Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Namun Mbak Tati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia berkata, setengah berbisik, “Nanti saja..” Sambil memeluk dan menciumku dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya. Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak Tati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu.beritaseks.com Nafas Mbak Tati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya.

NGENTOT DENGAN IBU HAJI dan NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS

Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha sebelah dalam Mbak Tati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Tati mendesah kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan menginginkan aku menjilatinya. Liang kewanitaan Mbak Tati sudah basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas kemaluannya, yang menurutnya bernama “itil” ya mungkin bahasa kerennya ya “klitoris” itu.  Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali maju mundur barulah semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang paling dalam.

Mbak Tati melenguh, menjerit dan makin memelukku dengan kuat.  “Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau.. keluar, Ohh..” Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya, hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di atas perutnya.  Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu. Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya. Namun nafas Mbak Tati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena juga. Pada waktu Mbak Tati membangunkanku, untuk makan malam. Aku memakai piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Tati mengenakan daster yang tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai celana dalam. Mbak Tati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh juga.  Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nana, anak Mbak Tati, memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku sempat ngobrol dengan Nana. Waktu itu ibunya sedang ada tugas mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nana, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nana memintaku untuk membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamarnya.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR

Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno kategori XX. Nana cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak terasa bagian bawahku mulai berontak.  Tiba-tiba Nana membungkukkan badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut. “Nana, nggak pakai BH lho..” Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah.  Aku segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan refleks priaku saja. Nana membalasnya dengan tidak mau kalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga belahan liang kewanitaannya yang berwarna merah jambu dapat terlihat dengan jelas. Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu menemukan batang ppenisku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku ke tempat tidurnya.  Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat. Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nana untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai juga keberaniannya. Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno. “Jangan kena kena gigi,” seruku ketika giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. “Eh sorry, Mas..” Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga kedua biji penisku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis menikmatinya.  Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis bentuknya itu.

Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya. Posisiku sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan mulut liang kewanitaannya.  “Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?” pintaku.  Nana tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku, hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya. Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nana meringis sambil memejamkan matanya.  “Kenapa Nan, Mas cabut ya..”  “Jangan,” bisik Nana sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya.  Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang kewanitaannya. Membuat Nana mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya agar jeritan itu tidak terdengar tetangga.  Orgasme Nana lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri. Badannya kejang, pelukannya kencang sekali. Akhirnya tumpahlah kenikmatan Nana. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku belum keluar, aku puas sekali. Nana tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Tati. Di depan kamar Mbak Tati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada Mbak Tati.

Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara seadanya aku mendesis,  “Oh, Mbak kok sudah pulang.” Tidak kusangka Mbak Tati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. “Jangan buat anakku hamil, ya.”  “Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama Nana?”  “He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru kenal sudah tidur bareng.”  Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Tati tahu itu. Ia lepaskan celanaku dan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Tati tersedak, dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan santainya.

NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS

Kenalin, namaku Ramon, gue masih pelajar SMA. Hari itu sangat mendung, aku mulai memasuki gerbang sekolah, untuk belajar dengan baik seperti yang diharapkan orang tua saya saat berpamitan. Di gerbang saya bertemu dengan Vani, teman sekelasku, akupun berjalan bersama Vani menuju kelas. Kumulai sedikit basa-basi kepadanya.  “Cantik banget sih, Vani…” “Eh, aku belum mandi aja dibilang cantik, gimana kalo aku udah make over ya??” “Belum mandi??? Jorok banget sih…” Ejekku “Kayak kamu bersih banget, biasanya kamu kan bau, apalagi kalo abis pelajaran olahraga, mana sering deket-deket ce lagi pas abis olahraga” Balasnya “Sialan nih…” Pikirku, “Ya iyalah… Namanya juga co, pasti bau dong abis olahraga…” “Ah… Si Ucup aja ga bau kalo abis olahraga…” “Enak aja, mau kamu sama dia? Cakepan juga aku” “Iya juga ya… Cakepan kamu, hehehe” “Iyalah… Ramon kok, mana ada tandingannya… Hehehe…” “Haha… Kamu narsis banget sih jadi co…” Katanya sambil mencubit “Ih… Geli deh… Kamu juga lucu deh…”  Akhirnya kami berdua tiba di kelas, kamipun belajar di kelas sampai pulang, saat jam belajar, entah kenapa Vani minta untuk duduk sebangku denganku, tentu saja aku tidak menolaknya, maklum, Vani itu salah satu ce paling cantik di sekolahku, saat aku duduk sebangku dengan Vani, banyak teman-teman yang membicarakan kami berdua, maklum, di sekolah aku termasuk co yang biasa-biasa aja. Kalo deket sama Vani bisa jadi gosip baru nih. Bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi. Aku lalu berjalan keluar bersama Vani.  “Van, kamu pulang sama siapa?” tanyaku “Gak tau, biasanya sih aku naik angkot, kamu mau anterin aku?” “Boleh, rumah kamu kan gak terlalu jauh, asalkan…” “Asalkan apa? Masa nganterin gitu aja pake syarat sih?” Protes Vani “…asalkan kamu mau cium aku…”

Aku mulai nekat, karena memang di sekolah aku terkenal nekat. “Ih… Ada-ada aja, masa pake cium-cium segala sih??” “Ya udah, berhubung kamu cakep, aku mau cium kamu, tapi cari tempat yang sepi dong…” “Oke… Kita ke toilet belakang sekolah” “Tapi jangan apa-apain aku lagi yah…” “Iya deh… Jangan takut kalo sama aku…” Tibalah kami ke toilet belakang sekolah, di situ Vani seperti merasa ketakutan, mungkin karena takut diapa-apain, tapi aku ga peduli. “Nah… Sekarang merem dong, biar aku cium…” Katanya “Iya… Iya… Tapi kamu merem juga dong…” Suruhku “Ya udah…” Vani memejamkan matanya, bibir kami makin berdekatan, setelah cukup dekat, aku membuka mataku dan mulai mencium Vani dengan sangat bernafsu, sambil memeluk tubuhnya aku mencumbui Vani dengan sangat bernafsu. “Mmmmmmmhhhhhhh……..” erang Vani, tetapi aku tidak perduli, aku masih saja mencumbuinya. Tetapi Vani masih bisa lepas dari dekapanku. “Katanya cuma cium, masa kayak gitu??” Katanya sambil sedikit tertawa “Tapi suka kan?” Bilang aja… Ya kan? Ya kan? Hehe…” Kataku sambil tertawa dan meledek Vani “Iya sih…”  Aku mulai mencumbuinya lagi, kali ini aku lebih berani, tanganku mulai meraba pantatnya, meremasnya dengan keras. Vani sepertinya mulai meresponnya. Vani melepas lagi cumbuanku. “Pelan dikit say… Jangan buru-buru gitu, sekarang diem aja ya, duduk aja di kloset tuh…” Suruhnya, dari sini aku mulai ngerti kalau Vani itu seorang “PROFESIONAL”, hehehe… “Iya say, cepetan dong say, bukain, kasih servis sekalian” Suruhku padanya, berhubung udah nafsuan banget nih… Vani mulai membukakan celanaku, aku juga membuka baju seragamku sendiri, hingga aku telanjang bulat sementara Vani masih berpakaian lengkap, Vani mulai mengocok penisku, setelah itu Vani mulai menjilat-jilat penisku, dan menghisap-hisap penisku, mendapat perlakuan seperti itu aku sangat menikmatinya, udah gak lama dapet kayak gini, dahsyat bro!!!

Baca Juga Cerita Seks Panas : MELI TERJATUH LEMAS SETELAH ORGASME BERULANG KALI dan KEGELISAHAN NAFSU SEORANG ISTRI

Tiba-tiba ada yang masuk ke dalam toilet tempat kami beraksi.  “Waaaahhhhh…. Ada yang mantap nih…” Kata orang yang masuk itu “Iya tuh, bagus juga…. Gede loh” Kata orang kedua yang masuk. Orang pertama adalah Chintya, teman sekelasku juga dan yang kedua Icha, kakak kelasku yang merupakan sepupu Chintya. Mereka berdua terkenal sebagai ce yang hot di sekolah. “Boleh ikut ga nih? Tanya Icha pada Vani “Boleh aja kok…” jawab Vani. Aku merasa sangat terkejut dengan mereka, mereka masuk tiba-tiba dan seperti mau ikut dengan aksi kami. Kalo mereka mau ikut, Rejeki jangan ditolak ah…  “Tapi jangan di sini dong tempatnya, masa sempit gini sih?” kata Chintya “Mending kita ke rumahku aja, kebetulan lagi kosong tuh” tambah Icha “Ya udah, tapi cepetan dong, nanggung nih… Belum dikeluarin…” “udah santai aja, nanti kita keluarin bertiga, santai aja” jawab Icha Akupun langsung mengenakan seragamku kembali, lalu kami berjalan menuju parkiran, aku naik sepeda motor bersama Vani, Icha dan Chintya naik mobil mereka, di perjalanan, Vani menggesek-gesekkan dadanya di punggungku, kayaknya ga sabar juga nih si Vani.  Akhirnya tiba jugalah kami di rumah Icha, Icha dan Chintya sudah sampai duluan di sana, mereka menunggu kami, akhirnya kami masuk ke dalam rumah, Icha mengunci pintu rumahnya. Aku duduk di sofa, dan mereka mulai mengelilingi oleh mereka bertiga, Icha mulai melingkarkan tangannya di leherku sambil berdiri, dan langsung menciumiku, sementara Chintya dan Vani duduk di sebelah kiri dan kananku. Mereka mulai mengelus-elus dada dan selangkanganku, sesuatu mulai mengeras di selangkanganku. Lalu aku memeluk Icha, mendekapnya dengan sangat keras, saat itu aku tidak tahu siapa memegang bagian tubuhku yang mana, saat itu aku merasakan ada yang membukakan celanaku, lalu menariknya dengan sedikit kesulitan untuk membukanya, tinggallah baju seragamku dengan celana pendek ketatku, tanpa ada apa-apa lagi di dalamnya, aku melepaskan ciumanku dengan Icha, lalu kulepas baju seragamku, kini aku telanjang tanpa menggunakan pakaian apapun, lalu aku mencium Vani, sambil Vani mengocok-ngocok penisku, Chintya mulai menjilati dadaku, menghisap putingku, terasa sangat geli.  Icha membuka bajunya, lalu melemparkannya kepada aku dan Vani yang sedang bercumbu.

Kulemparkan kembali kepadanya. Terlihat kulit pada dada Icha yang sangat putih mulus, seperti punya mantanku dulu, Sarah. Aku mulai meraba-raba dada Icha, menyelusup dari luar BHnya, lalu Icha membukakan BHnya, semakin terlihat jelas kalau Icha luar biasa cantiknya, lalu Icha membuka roknya ke bawah, juga CDnya, aku sangat suka melihatnya, lalu aku lepaskan cumbuanku pada Vani, aku berdiri dan langsung mencumbu Icha lagi, tanganku meremas-remas memeknya, lalu aku mendorongnya ke sofa, Icha malah berdiri, menarik tanganku, mengajak aku menuju kamarnya, ada sebuah ranjang yang besar, aku langsung ditolaknya hingga berbaring di ranjang, kulihat Vani dan Chintya menyusul kami ke sini. Icha mulai mengocok-ngocok kontolku, tak lama ia mengocok, lalu Icha menghisapnya dengan penuh semangat, aku sampai melayang dibuatnya. Lalu kulihat Chintya dan Vani mulai membuka seluruh pakaian mereka, hingga telanjang bulat, body mereka bagus semua, aku ga bosan-bosan ngeliatin mereka, Chintya lalu memasang posisi meletakkan memeknya ke wajahku.  aku langsung menjilatinya. Vani juga mengocok memeknya sendiri, aku sangat suka melihat pemandangan seperti ini. Mereka semua meraung-raung, mendesah, dan berteriak kenikmatan. Icha yang sepertinya sudah mulai bosan menghisapi kontolku mulai bangkit dan berusaha menduduki kontolku dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang sudah basah terangsang. Kontolku merasakan betapa nikmatnya memek Icha, aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, Icha pun meresponnya dengan baik, Icha juga membalas gerakan pinggulku dengan sangat liar, melihat itu, Vani menghampiri Icha dan langsung mencium Icha dengan sangat liar, wow! Ini semua sangat hebat, sangat luar biasa rasanya 3 anak SMA kontol dengan liar begini!

“kontol, enak banget nih… Akkkhhhhh……..” Desah Icha yang bergoyang liar di atas tubuhku, tak lama kemudian, Icha ambruk ke tubuhku, Icha mengalami orgasme. Icha lalu bangkit dan pindah ke samping kami bertiga, Icha terlihat lemas dan ia tertidur. Vani meraih kontolku dan menghisapnya, sementara Chintya masih bertahan dengan hisapanku di memeknya, aku masih dalam posisi berbaring di ranjang.  “Vaniii… Aku mau ngerasain kontol si Ramon… Pengen banget nih… Akkkkhhhh….” “Ya udah, sini dong” “Entar, kamu nungging aja, Chin, biar doggie” suruhku Chintya lalu menungging, aku sempat meremas-remas pantat dan memeknya, lalu aku mencoba memasukkan kontolku ke dalam memeknya. “Aaakkkkhhh…. Aaaahhhh….” Itulah yang keluar dari mulutnya saat kontolku masuk seluruhnya ke dalam memek Chintya “Aaahhh… Enak banget memek kamu, Chin, aku suka banget… Oooohhh….” “Kencengin, Mon, Kerasin… Kontolmu enak banget, kenceng beibh…. Ooooooooohhhhhhh……….” Setelah 7 menit bertahan dalam posisi ini, kurasakan seperti ada yang mau keluar dari dalam penisku, akhirnya aku ngecrot di dalam memeknya sambil mengangkat tubuh Chintya dan mencium bibirnya dari samping. “Oooohhh…. Enak banget beibh… Aku keluar juga nih… Oooohhh…. Aaaahhhh….” Tubuh kami berdua pun ambruk, dan kontolku masih berada di dalam memeknya, kami tergeletak dalam posisi menyamping. Aku mulai bangkit, kulihat banyak sekali spermaku di memek Chintya yang meluber keluar memeknya.  “Enak banget beibh… kontol kamu keras banget… Aku suka banget…” katanya, ia pun terbaring lemas, menaruh kepalanya di atas tubuh Icha Kulihat Vani mengangkangkan pahanya, dan memasukkan 2 jarinya ke dalam memeknya. Aku beristirahat sejenak, kontolku masih lemas dari orgasme tadi. 10 menit aku beristirahat sambil kupejamkan mataku. Kulihat Vani sedang mengocok-ngocok memeknya dengan jarinya, aku langsung menghampirinya, dan mencumbuinya, aku mulai dari bibir, leher, lalu aku menyusu di dadanya, dadanya sangat besar, berukuran sekitar 36B, karena tubuhnya termasuk besar.

Lalu aku menjilati memeknya, dan mengocok-ngocok memeknya dengan jariku, Vani mengalami orgasmenya. “Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh……………. Ennnnaaakkkkkk…….” Kudiamkan jariku di dalam memeknya sesaat, lalu kukeluarkan. “Kamu mau kontol, sayang?” tanyaku Mau banget, sayang, ayo dong, cepetan…! Masukin…!” Kini aku berada di antara kedua pahanya, mengangkat kedua kakinya ke atas bahuku, lalu mencoba memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang sudah basah dan merekah merah.  Masuklah kontolku ke dalam memeknya. “Oooohhh… Aaaahhhh… Eeennnaaakkkk…” Erangnya saat aku menggoyang kontolku Semakin cepat aku menggoyang kontolku. Kali ini rasanya kontolku lebih tahan dari pada tadi, mungkin karena sudah dikeluarin sekali pikirku, lama dalam posisi seperti ini, aku meminta Vani untuk tidur menyamping, tanpa mengeluarkan kontolku dari dalam memeknya, aku memutar posisinya miring ke kiri, dengan posisi ini aku masih menggoyang pinggulku dengan kencang. Tanganku dalam posisi meremas-remas pantat dan dadanya yang merah bekas cupang, pantatnya merah karena kutampar-tampar. Kulihat Icha dan Chintya mulai bangun, mereka tiduran sambil menonton permainan aku dan Vani. Sambil aku kontol dengan Vani, Icha menghampiriku dan menciumiku, sepertinya dia mau lagi, semakin kencang aku menggoyangkan pinggulku, lalu kuberhenti sebentar, aku memutar tubuh Vani ke posisi doggie, karena aku suka sekali posisi ini, dalam posisi ini aku meremas-remas dada Vani, semakin Vani mendesah dan berteriak, sementara sambil menggoyang aku berciuman dengan Icha, semakin kukencangkan goyanganku dan akhirnya Vani mengalami orgasmenya.  Langsung kulepas kontolku dari memek Vani, aku langsung bergerak menuju Icha yang sudah telentang membuka pahanya, aku memasukkan kontolku ke dalam vaginanya. Aku menggoyang tubuh Icha sambil menindihnya, kami berciuman, kami berdua bertahan lama dalam posisi ini.

Baca Juga Cerita Sex Dewasa : KENIKMATAN DI MALAM JUMAT DENGAN TIARA

“Mon… Mau keluar nih aku… Aaaahhh…. Enak banget…” “Aku juga kak…” Wajah Chintya dan Vani berada di atas perut dan dada Icha, seperti menungguku untuk orgasme. Akhirnya aku cabut kontolku keluar memeknya, dan keluarlah cipratan orgasme Icha, sangat deras. Lalu aku menembakkan spermaku ke wajah Chintya dan Vani, Chintya langsung menghisap kontolku sampai lemas. Akhirnya kami bertiga tergeletak lemas di atas ranjang, di depanku ada Icha, di kiriku ada Chintya, dan di dadaku terbaring tubuh Vani. “Thanx banget, Mon. Aku suka banget kontol kamu, lain kali kita bisa main lagi kan?” kata Icha “Iya, Mon. Kita suka banget kontol kamu, walaupun ga terlalu gede, tapi kamu bisa main lama” puji Vani “Kapan bisa main lagi, Mon?” tanya Chintya “Kapan aja aku bisa kok main sama kalian, kalo mau juga di mana aja aku lakuin, di sekolahan juga jadi!”  “Bener nih? Gimana kalo besok kita main lagi di sekolahan?” kata Icha “Ah gila ah… Aku ga mau” tolak Chintya “Boleh… Asalkan pas udah sepi…” “Ga enak dong kalo sepi, ga seru…” Kata Icha lagi “Ah, aku tetep ga mau…” Kata Chintya, Chintya mulai memejamkan matanya dan sepertinya dia kelelahan dan tidur. “Terserah kalian semualah… Yang penting kalo lagi pengen, hubungi aja aku… Hahaha…” Itulah kisahku bersama 3 gadis hot sekolahku, lain kali akan kuceritakan pengalamanku bersama mereka lagi saat ada pertandingan futsal di sekolah…   Demikinlah cerita mesum terbaru NGENTOT DENGAN IBU HAJI dan NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS oleh cerita sex hot.

PNS BALI dan PERGI KULIAH MASUK KE KAMAR MANDI, Update 2023

PNS BALI dan PERGI KULIAH MASUK KE KAMAR MANDI

Cerita Seks Panas – Cerita Mesum ini adalah sebuah kisah seks dewasa yang dituturkan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bali tentang petualangan atau pengalaman seksnya yang luar bisa dengan seorang penari di Bali. Menarik untuk kita baca sebagai sebuah pengalaman yang menggairahkan untuk dijadikan bahan rujukan maupun fantasi seksual. Berikut adalah selengkapnya PNS Bali! Perkenalkan Namaku Agus seorang PNS di Bali, untuk kerahasiaan aku tidak akan menuliskan tahun terjadinya peristiwa ini dan nama asli. Namun cerita ini adalah benar adanya. Bulan November aku mengikuti prajabatan PNS, yah tak ada yang kukenal di prajabatan ini, karena itu aku berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Pagi itu adalah jam pertama, aku duduk di bangku kelas bagian tengah, kulirik kiri dan kanan. tak ada yanmg kukenal, namun ada satu yang menarik perhatianku, seorang gadis cantik duduk tak jauh dariku, dia nampak ramah dan selalu tersenyum, kulitnya sawo matang, namun bagiku dia terlihat yang paling cantik di kelas. Dia lalu memperkenalkan diri.  “Nama saya Ni Ketut Dede Ariyani, aku guru tari Bali, nama kamu siapa? kok ngeliatin terus sih?” Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab, “Maaf ya mbok tut, nama saya Agus, abis ga ada yang dikenal sih…” “Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil mbok” “25 mbok, emang kenapa?” “oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.” “Oh…”  Meskipun dia bilang umurnya 28 tapi dia tidak terlihat setua itu, perawakannya lebih pendek dari aku dan badannya sintal. Sejak perkenalan itu kami sering ngobrol berdua pada waktu prajabatan selama 2 minggu itu, smsan dan telpon-telponan, dia juga sering ditengok sama cowok yang sama temen-temen aku dipanggil raksasa, Dede bilang sih itu tunangannya, aku kesel juga tapi apa daya aku cuma bisa senyum, tapi memang pada waktu itu aku belum merasakan apa-apa.

Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini, “Gus, nanti abis penutupan kita jalan-jalan yuk!?” “ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?” “yah, ke bioskop atau kemana gitu.” “oke..”  saat itu tiba, aku dah siap-siap untuk penutupan dan tak lupa aku membawa pakaian ganti, begitu selesai penutupan kami pergi ke bioskop, kami nonton dan sengaja memilih bangku paling pinggir, entah kenapa aku mulai berpikiran kotor, lalu aku memeluk dia, dia tidak menolak. Lalu aku beranikan diri untuk mencium dia, dia malah menyambut ciumanku dengan hangat. Kami berciuman lama sekali, aku melumat bibirnya dengan penuh nafsu, setelah beberapa menit dia berkata, “ternyata perasaan gak bisa bohong ya.” “iya…”  Aku tak ragu lagi untuk memeluk dan menciumnya bahkan aku berani memegang payudaranya dari dalam bajunya sementara dia juga memegang dadaku, akhirnya kami selesai nonton film lalu aku berkata, “De..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma aku.” “Ga bisa gus, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…” Aku kecewa dan marah tapi ga bisa apa-apa, akhirnya aku bilang, “Terserah.”  Aku tidak pernah ngehubungi dia selama beberapa hari, akhirnya aku berpikir normal aku tidak mungkin masuk ke dalam kehidupannya, yah… aku akhirnya menghubungi dia lagi dan kami ngobrol seperti biasa tanpa ada masalah lagi dan pada suatu saat dia mengajak aku makan di ayam wong Solo. Aku sebagai orang yang lebih miskin dari dia jelas tidak menolak. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di tempat bebas rokok yang sepi dan tertutup.  Setelah selesai makan, aku dan dia yang duduk bersebelahan menumpahkan rasa kangen.

Kami saling mencium, saling melumat dan saling memegang. Aku berkata padanya, “De, aku pingin buat cupang di leher kamu.” “Coba aja!” Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi gagal, dia lalu tertawa sambil berkata, “He… he… he… bukan gitu caranya, nih aku contohin”, dia mulai beraksi. Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma mendesah, “Ah… ah…” “Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku. “Dasar… De, kita pulang yuk.” “ayuk.” Dede lalu membayar makanan sementara aku langsung menuju mobilnya. Sesampai di rumah, pikiranku kacau karena cupang itu, aku langsung nge-sms dia, “De… aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.” Aku kira dia marah, tapi dia malah ngebalas, “Gus, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.” “Apaan tuh 3d?”, balasku. “Diputer, Dijilat trus Dicelupin.” “Hah!! Beneran? Atau becanda nih?” “beneran, masak aku main-main.” “Kapan kamu mau? Tapi aku belum pernah lho sayang, apa mesti pake pengaman?” “Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?” “Oke deh, met istirahat ya sayang…” “Istirahat apaan aku kan harus nari di Hotel sayang, nanti kalau aku ga balas berarti aku masih sibuk atau ada si dia sama aku.” “Ya deh, met kerja ya sayang.”  Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri. Lama aku menunggu waktu itu, akhirnya aku mendapat kesempatan pelatihan 4 hari. Tetapi karena kecerdikan panitia pelatihan itu hanya 3 hari. Berarti aku hanya punya waktu 1 hari. Aku langsung nge-sms dia, “De… besok ga ngajarkan? Kita laksanakan rencana kita yuk?” “ayuk, nanti aku jemput dimana?” “Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.” “Oke!”  Besoknya aku sudah menunggu dia di tempat pelatihan.

PNS BALI dan PERGI KULIAH MASUK KE KAMAR MANDI

Beberapa menit kemudian dia tiba. Aku langsung naik ke mobilnya dan ganti baju di dalamnya. Aku yang udah nafsu lalu bilang,  “Kita mau kemana? ayuk”, Dede memakai baju yang agak ngepres di badannya, sementara di bagian bawah dia hanya mengenakan kain pantai, ketika aku lirik ternyata dia tidak mengunnakan apa-apa selain kain pantai dan tentu saja cd. “Jangan gitu, kita makan dulu yuk…” Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta, namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu. Sesampainya di kamar bungalow, dia lalu menutup pintu, aku yang udah nafsu langsung menyerbunya. Dia lalu berkata, “Ga jadi ah…” “Trus kita ngapain kesini?” “ngobrol sambil tiduran.” “Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang, “Sabar dong sayang.” Dede lalu mematikan lampu, lalu menutup korden yang tadi belum tertutup, aku memang udah nafsu liat kemolekan dia jadi ga memperhatikan itu. Akhirnya aku menyerbu dia, kali ini aku tidak menemuka perlawanan berarti, dia udah siap. Aku mencium dia dengan nafsu, lalu melepas bajunya dan kain pantainya, tubuhnya kini hanya ditutupi BH dan CD. Dia lalu bilang, “Gus… Aku pernah dioperasi di payudara dulu ada tonjolannya.” BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut, “ehm… ehm…” “Gus… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..” Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu berkata, “Gus… pake kondom dulu ya sayang…” Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata, “Ga apa-apa kan baru pertama.” Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh payudaranya,

kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata, “Gus… sekarang kamu di bawah ya, aku yang di atas.” aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke vaginanya, “uh… enak sekali…”, aku mendesah. Diapun mendesah, “Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…” Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek, bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil sesekali menciumnya, “ah… nikmat sekali rasanya”, ditengah-tengah kenikmatan itu tiba-tiba dia mengejang dan melepaskan vaginanya sambil terengah-engah. “Aku belum keluar kok dah selesai De?” “Cape… dan kayanya dah keluar Gus.”

Baca Juga Cerita Seks Panas : NGENTOT DENGAN IBU HAJI dan NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS

Aku langsung menindihnya dan memasukkan penisku ke vaginanya dan mengocoknya dengan cepat karena tanggung pkirku, akhirnya, “ah…” Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Dede lalu berkata, “Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.” “Yah…” Aku lalu memasukkan jariku ke vaginanya dan mengocoknya. “ah..ah…ah…ah…”, Dede mendesah keras. “gimana De, enak kan?” “enak banget… ah…ah… ah…” Tiba-tiba dia memeluk aku erat sekali sambil mencium dada aku hingga cupang.

Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.  Kami masih kontak beberapa minggu, hingga ada satu kejadian jelek yang aku dan dia alami. Kami nonton di bioskop berdua dan disudut seperti biasa, selanjutnya kami berciuman, lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia pun juga sama. Aku memasukkan tanganku ke vaginanya dan tangannya juga mulai mengocok penisku  “Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua berirama. Akhirnya tanganku terasa basah dan dia mengejang… Aku sama sekali belum keluar tapi film keburu selesai. Di perjalanan pulang akhirnya kami ribut, karena dia ingin pisah dariku dan kembali ke tunangannya. Aku berusaha membela diri tapi dia sudah berketetapan. Akhirnya kami berpisah dan aku tidak pernah bertemu dengan dia sampai akhirnya dia menikah dengan tunangannya yang juga penari.

PERGI KULIAH MASUK KE KAMAR MANDI

Hari itu saya sekali lagi ingin pergi kuliah siang saat kulihat dari seberang kamar Nina, si cewek dengan payudara sebesar buah melon yang umumnya pupuk, muncul dari kamarnya ke kamar mandi tidak gunakan apa pun terkecuali sandal jepit. Handuk saja hanya ditenteng sama tangan kirinya, tengah tangan kanannya menenteng perlengkapan mandinya. Kulitnya yang sawo masak makin membuatnya terlihat seksi. Bodinya yang agak pendek makin memperlihatkan bongkahan pantatnya wuuihh!  Saya yang masih tetap normal jelas saja terangsang. Saya segera terkena komplikasi mata-jantung-kemaluan. Mata melotot lihat bodinya Nina, jantung segera berdegup kencang, penis segera menegang. Sesudah masuk ke kamar mandi Nina sedikit tutup pintu untuk menggantungkan handuk serta pandangan matanya berjumpa dengan pelototan mataku.  Ia tidak tampak kaget, jadi tersenyum menggoda serta sedikit meremas payudaranya sendiri. Ia nyatanya, serta untungnya bagiku, tidak tutup pintu kamar mandi serta mulai mengguyur tubuh semoknya dengan beberapa enjoy saja seolah saya yang melihat dia mandi adalah hal yang normal.

Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Sebagian waktu sesudah mengguyur badannya untuk bersihkan sabun di tubuhnya ia melihat ke belakang serta cengengesan lihat saya bengong saja dimuka pintu kamarku. Kuliah segera terlupakan demikian dia memakai jemari telunjuk kanannya untuk mengajakku ke kamar mandi.  Segera saja saya melemparkan diktat kuliahku ke kamar serta melepas semua bajuku, termasuk juga CD-ku, hingga batang kemaluanku yang telah menegang dari barusan segera seperti terlepas dari kungkungannya. Lantas saya jalan dengan agak perlahan ke kamar mandi dengan itu. Nina nyatanya memunggungiku, tidak paham sekali lagi apa. Waktu saya masuk ke kamar mandi ia hanya melihat sedikit serta tersenyum.  “Eh Rico belum juga sempat mandi bareng cewek ya? ” “Belum, terlebih seseksi anda, ” jawabku sembari kagum pada pantat serta pinggulnya yang menggairahkan terlebih dalam kondisi basah demikian. Sembari tetaplah memunggungiku ia mencapai ke-2 tanganku serta menggiring keduanya ke payudaranya yang “bujuk buset” itu. Saya lantas meremas puting payudaranya sembari sedikit mengusap-usap dengan pergerakan melingkar yang lembut.  Bibirnya yang tidak tipis itu keluarkan desahan yang menerbangkan birahiku.

“Aaahh.. eemmhh.. eemmhh.. ” Waktu ia sedikit melihat ke samping, segera saja kulumat bibir sensualnya itu. Desahannya sedikit tertahan tapi bercampur dengan desahanku sendiri. Lantas tangan kiriku mulai mencari klitorisnya serta mulai mengerjai klitorisnya dengan lembut. Desahannya makin menggema didalam mulutku serta dipantulkan oleh dinding kamar mandi.  Saya mulai kepingin penetrasi ke vaginanya. Jadi saya mulai membalik badannya agar menghadap ke arahku. Tapi ia menampik sembari melepas pagutanku. Sembari sedikit mendesah ia katakan, “Sodomi yuk.. ingin.. ” Oke deh, fikirku sembari mendorong punggungnya agar ia menunduk. Serta ia menuruti hasratku. Ia menunduk serta segera saja pantatnya saya masuki batang kemaluanku yang telah tegang tidak keruan.   Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Penisku masuk ke lubang pantatnya dengan perlahan-lahan. Mendadak ia memekik keras sekali, “Aaarrgghh..!! ” “Kenapa Nin? ” tanyaku kaget, batang kemaluanku terjepit ketat sekali hingga merasa sangat nikmat. “Nikmat.. sekalii.. uuhh.. aargghh.. ” Lagi Nina memekik keras saat saya mulai mendorong pinggulku maju mundur. Nina menyempitkan lubang pantatnya seperti bila sekali lagi menahan kentut.  Sensasi yang di terima batang kemaluanku rasa-rasanya mengagumkan sekali. saya juga mulai mendesah-desah keenakan.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR

Saya memegangi pinggul seksinya serta kadang-kadang menampar pantatnya yang montok sekali. Lantas kutempelkan dadaku ke punggungnya serta mulai meremas-remas payudara melonnya yang menggantung berat dengan gemas. Tentu beberapa rekanku tidak yakin bila saya berhasil menyetubuhi Nina, the most wanted girl in campus to seks with! “Uuuhh.. aahh.. ” desahku ditimpali pekikannya Nina. This girl is really hot!  Mendadak saya terasa ada cairan hangat mulai menyebar ke ujung kepala batang kemaluanku. Tanpa ada pernah kutahan, air maniku keluar beberapa didalam pantatnya Nina, sedang beberapa meloncat keluar mendarat di punggungnya Nina. Semprotan ke-2 Nina pernah berputar-putar secara cepat serta terima air maniku di pipi kirinya. Semprotan ke-4 mendarat ke semua berwajah. Kemudian ia mulai menjilati semua mani di berwajah serta mengusap-usap pantatnya untuk memperoleh maniku yang berada di punggung serta pantatnya kemudian ditelannya hingga habis.  Saya terasa agak lemas tapi senang. Serta parahnya saya kepingin sekali lagi. (Pasti donk!). Serta Nina tahu itu. Dia katakan, “Dilanjutin saja di kamar. ” “Kamarku atau kamarmu? ” “Kamarku saja. Kamarmu berantakan sich! ”  Saya nyengir malu. Lantas mendadak saya mencapai badannya serta kugendong dia ke kamarnya. Air yang menetes dari badannya makin membuatnya terlihat menggairahkan karna memantulkan cahaya matahari. Sesampainya di kamarnya saya rebahkan di kasurnya serta saya mulai menjilati semuanya air yang melekat di badannya.   Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Dia mulai mendesah-desah sekali lagi waktu kujilati putingnya yang telah keras sekali lagi. Ia lantas dengan mendadak mencapai kepalaku serta menekannya keras hingga saya tenggelam dalam-dalam ke payudaranya. Saya mulai menggerigiti putingnya serta lagi (jadinya terus menerus), Nina memperdengarkan pekikan enaknya.  Lantas sesudah terasa senang mencicipi payudaranya, saya mulai mengarahkan batang kemaluanku kedalam vaginanya. Dia memekik kaget waktu penetrasi serta segera kugenjot habis-habisan. Jepitan dinding vaginanya betul-betul yahud deh! Saya mengerang-erang sangat nikmat serta Nina menjerit-jerit keenakan. Lantas saya melumat bibir sensualnya serta dia membalas dengan bergairah.

Dada kami bergesekan serta sensasi yang diakibatkan betul-betul aduhai. Lantas selang sebagian menit lalu saya keluar sekali lagi tanpa ada pernah kutahan.  “Niinn.. eemmhh.. keeluuaar.. dii.. daaleemm.. nniihh.. ” kata-kataku terputus-putus oleh erang nikmat serta sensasi orgasme. “Nnggakk.. ayah.. kooqq.. ” rupanya dia juga alami sensasi yang sama. Lantas saya ambruk di sebelahnya untuk istirahat. Nina juga capek nampaknya. “Rico.. ” “Ya? ” “Welcome to the club! ” tuturnya membuatku heran. “What club? ” “The Orgy Club! Gini lho disini, di kost-kostan ini, seks is totally free. Sama cewek manapun di kost ini, anda bisa main seenakmu. Serta bila ceweknya tidak ingin, anda bisa perkosa dia.  Disini ceweknya adalah budak sex. Saya, Wiwik, Rieka, Sabrina yang indo bule itu adalah budak-budak sex cowok disini. Alex, Leo, Anton, Joko, Mario, Indra, bahkan juga Mas Deddy yang miliki kos, lantas Pak Kasimun satpam sini, serta saat ini anda memiliki hak merkosa kita berempat. Tapi kami juga bisa minta main bila kepingin. Serta tiap-tiap weekend kita ada orgy di tempat tinggalnya Mas Deddy. Istrinya, Mbak Eva, juga anggota club lho. Pokoknya totally free deh! ”   Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Saya agak kaget serta pusing mendengarnya. “Semua orang? ” tanyaku. “Pokoknya prasyaratnya adalah anda orang kost disini.

Benernya anda di ajak Indra kost kesini karna dia denger anda miliki kekuatan main begitu dasyat. Dia denger dari mantanmu. Eh sori lho bila nyinggung perasaanmu mengenai mantanmu. ”  Saya kaget. Nyatanya Indra miliki maksud beda mengajakku kost disini. Buat melupakan Sarah yang selingkuh serta memperkenalkan dunia seks yang lebih bebas. Wahn thank’s Ndra! “Jadi saya memiliki hak main dengan kalian cewek berempat meskipun kalian tidak ingin? ” “Iya! ” jawab Nina dengan tersenyum. “Emm.. weekend itu entar besok. Saya diundang nih? ” “Like i Juicet said to you, anda adalah anggota club ini saat ini. Jadi anda memiliki hak kesana. ” “Jadi itu argumen kalian setiap weekend keluar berbarengan selalu? ” “Iya, ” terdengar jawaban dari arah pintu.  Kami melihat ke arah pintu yang lupa kututup. Nyatanya si Wiwik, yang bodinya paling seimbang dari mereka. Kubilang dengan dada montok, meskipun tidak semontok Nina. Dia berdiri dimuka pintu dengan telanjang bulat. Pinggangnya yang mengundang selera serta kulitnya yang seperti pualam memantulkan cahaya geramari. Rupanya ia gunakan baby oil sebelumnya kesini.  “Eh Wiwik, darimana kamu paham.kamu mengerti saya setelah main sama Rico? ” “Teriakan khasmu bila sekali lagi ngentot serta kalian sekalipun tidak tutup pintu kamar mandi serta kamar tidur. Juga dari TV. ”  “TV? ” “Iya setiap kamar ada hidden cameranya, termasuk juga kamar mandi serta kamar tidur. Kami semua paham bila anda setiap ingin tidur senantiasa masturbasi serta beberapa cowok ngiri simak ukuran batang kemaluanmu, ” jawab Nina geli. “Kalau yang cewek? ” tanyaku jahil, kepalang tanggung. “Kita senantiasa kepengen dientoti sama penis besar seperti punyamu, meskipun tidak panjang. Nina telah duluan tuch! ” “Ooo serta anda kepengen? ” “Iya sich! ” jawab Wiwiek sembari berwajah memerah menahan nafsunya. “Tapi staminaku setelah. ” “Nih Irex! ” kata Nina ketawa.   Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Segera saja kusambar Irex itu serta kuminum dengan semangat.

Selang sebagian menit lalu saya mulai terasa fit sekali lagi serta ready for fight. Wiwik yang disamping itu mengusap-usap puting serta klitorisnya sendiri dan mendesah-desah. Telah mulai terangsang rupanya. Saya lantas berdiri serta mendekatinya. Kudorong ia ke dinding serta mulai kujilati bibirnya yang tidak tebal itu.  Tapi dia menampik serta segera jongkok. Tanpa ada basa-basi dia mencaplok batang kemaluanku. Sesudah mengusap-usap batang penisku yang didalam mulutnya dengan lidahnya, dia mulai mengocok-ngocokku dengan memaju-mundurkan kepalanya. Terkadang lidahnya menyusuri sisi bawah batang kemaluanku serta mengemut buah zakarku. “Aahh.. yaahh.. teruss.. selalu.. Wik.. ” saya mendesah-desah, tidak kuat menahan birahi. Serta kesibukan itu berjalan agak lama.  Lantas saya tidak sabar serta menarik bodinya Wiwik serta merebahkannya di lantai. Lantas kuangkat ke-2 kakinya yang panjang serta indah ke bahuku serta mulai kugenjot habis-habisan, tak ada lembut-lembutnya. Nyatanya lain dengan Nina, Wiwik cuma mendesah-desah. “Emmhh.. uuhh.. aahh.. ” Sesudah sebagian menit pada akhirnya saya keluar juga.  “Croott.. croot.. ” semprotan silih bertukar masuk kedalam liang vaginanya. “Aaahh.. ” desahku. “aahh.. ” desahnya juga. ”Aaahh.. ” ada desah beda. Nyatanya Nina masturbasi hingga orgasme. Waktu itu Rieka lewat depan kamarnya Nina. Dia berhenti sesaat lantas akan melanjutkan langkahnya ke kamarnya. Kepalang tanggung saya segera melepas diri dari Wiwik serta kuterjang Rieka.  Rieka adalah cewek yang miliki bodi agak pendek, tapi lebih tinggi dari Nina sedikit. Payudaranya tidak seberapa besar, semakin besar sedikit dari punyanya Wiwik, tapi seringkali gunakan BH yang agak kekecilan, hingga terlihat begitu menantang. Bila mengambil langkah payudaranya seringkali bergetar naik-turun menghidupkan birahi.

Baca Juga Cerita Seks Panas : MELI TERJATUH LEMAS SETELAH ORGASME BERULANG KALI dan KEGELISAHAN NAFSU SEORANG ISTRI

Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Rieka yg tidak siap terima terjanganku kaget serta semuanya buku yang didekapnya terjatuh. Dia menjerit kaget hingga menaikkan nafsuku. Kuseret dia ke kamarku yang di seberang kamarnya Nina, lantas kudorong dia ke dinding kamar. Nafasnya naik-turun buat payudaranya juga naik-turun menantang untuk di nikmati.  “Ngapain anda, saya tidak ingin dientot sama anda! ” serunya judes. Dia mendekap payudaranya dengan ke-2 tangannya. “Aturan The Orgy Club : Tiap-tiap cewek jadi budak sex. Bila tidak ingin bisa diperkosa. Benar Nin? ” tanyaku ke Nina tanpa ada melihat. “Yoi man! Rape her as the way you like it! ” Nina memberiku semangat. “Haah.. anda sudah mengetahui? ” “Iya. Now enjoy my cock, wether you like it or not! ” “Ahh.. ” belum juga pernah Rieka menjawab, tanganku telah mencapai kaus ketatnya serta merobeknya hingga terlihatlah daging payudaranya yang berwarna putih susu.

Lantas kusingkirkan tangannya serta kurenggut BH-nya hingga robek jadi dua. Rieka terlihat cemas. “Kenapa cemas, anda kan anggota Orgy Club. Budak sex donk?! ” kataku menggodanya. “Ehh.. saya.. ” belum juga pernah kalimatnya usai kulumat bibir sensualnya.  Dia berupaya melepas bibirku dari bibirnya serta menghindari tanganku dari bodinya. Gagal karna saya lebih kuat. Kudesak dia ke dinding sembari selalu menciumi bibir serta mulutnya. Dia memberontak serta dengan mendadak dia berhasil cocok dari cengkeramanku.  Dia lari keluar kamarku, tapi berhasil kukejar dia serta kudesak sekali lagi ke tiang dinding. Kesempatan ini kujangkau roknya serta kurobek segera bersama CD-nya. Saat itu juga kuangkat kaki kirinya serta batang kemaluanku segera kuarahkan masuk ke vaginanya. Awal mula agak seret tapi lama-lama enak juga.

Pergi Kuliah Masuk Ke Kamar Mandi – Kugenjot dengan agak cepat. Dia teriak-teriak, “Enggakk.. mmaauu.. ” atau suatu hal sesuai sama itu deh! tidak terang soalnya. Serta saya cuek saja beibeh! Surga dunia pantang disia-siakan. Terlebih dia ikhlas diperkosa. Sesudah sebagian genjotan, Rieka teriakannya dari “Enggakk.. mmaauu.. ” beralih jadi “Doonn’t.. ssttoopp.. uugghh.. ffeellss.. goodd! ” Kuperhatikan roman berwajah yang manis itu jadi makin menggairahkan bila sekali lagi horny demikian.  Sesudah sebagian menit saya terasa akan keluar. Tanpa ada early warning ataupun pertanyaan ingin dikeluarin di mana, kusemburkan saja semuanya sisa sperma yang ada kedalam rahim Rieka. ”Aaahh.. ” Rieka nyatanya juga orgasme.  Desahannya berbarengan dengan desahanku. Air mani bersama spermaku berleleran di selama pahanya yang panjang serta indah. Kemudian dia dengan gontai pergi ke kamarku untuk ambil baju serta BH-nya yang robek.

Lantas dia menggeletakkan diri di kasurku. Saya susul dengan juga langkah gontai.  Nyatanya dia tidur, ngorok sekali lagi meskipun tidak keras. Pada akhirnya saya merebahkan diri di sebelahnya. 4 kali senggama dalam dua jam, wuuihh! It’s my first time dude! jadi bisa dong istirahat saat ini. Saya lantas memeluk dia serta tanganku meremas payudaranya yang aduhai itu.  Dia hanya mengerang kecil. Pada akhirnya kami tertidur. Nina serta Wiwik nyatanya melanjutkan kesibukan mereka dengan jadi lesbian. Bodo ah! Yang perlu mereka always ready for use. Demikianlah cerita sex panas PNS BALI dan PERGI KULIAH MASUK KE KAMAR MANDI oleh cerita sex hot

SEKS KILAT DI KAMAR MANDI KOS dan BERCINTA DENGAN SUSTER DI APOTIK, Update 2023

SEKS KILAT DI KAMAR MANDI KOS dan BERCINTA DENGAN SUSTER DI APOTIK

Cerita Bokep Indonesia – Cerita Seks panas ini adalah pengalaman mengenai kisah dewasa ku.. Aku mempunyai cewek yang mana dia masih berkuliah di universitas yang dulu aku pernah mengambil studi disana, sekarang aku sudah bekerja, secara singkat pacarku cantik, baik dan setia tentunya, karena dia orangnya baik baik jadinya tidak mau berhubungan sebelum kita resmi jadi suami istri.  Sebaliknya, sebagai lelaki normal saya termasuk golongan yang memiliki libido tinggi. Sementara ini saya hanya bisa memuaskannya dengan ber masturbasi sambil membayangkan bersetubuh dengan pacarku.  Suatu saat keadaan berubah 180 derajat.  Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kostan pacarku (‘Siwi’ namanya). Mengunjungi kostannya bagaikan masuk kedalam sebuah alam erotis.  Ada sekitar 8 penghuni kost yag terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai 4 (saat ini Siwi telah sampai tingkat 4).  Salah satu penghuninya yang berkamar di lantai 3 menarik perhatianku, namanya Hanif.  Setelah melihatnya kadang kala aku membayangkan bersetubuh dengannya juga, sampai pada akhirnya aku memiliki ide gila dan nekat muncul tiba-tiba dibenakku.  dari sini lah awal petualangan seks kilat ku dimulai. Aku memberanikan diri dan memutuskan mencuri celana dalam Hanif.

Telah beberapa kali aku bersama Siwi pacarku naik ke lantai 3, dilantai ini ada rak khusus yang digunakan pembantu kostan untuk mengumpulkan pakaian kotor yang akan dicuci,beruntungnya rak tersebut dinamai sesuai dengan pemilik baju supaya tidak saling tertukar (dan lebih memudahkanku mencari sasaran yang aku idamkan)  Tak berapa lama niatanku muncul tiba-tiba aku mendengar suara gadu yang berasal dari gerombolan anak-anak kost yang akan keluar untuk makan malam dan kebetulan juga Siwi sedang mandi, yang biasanya membutuhkan waktu 15-25 menit.  Bagai gayung bersambut akupun mamberanikan diri melaksanakan niatku dengan jantung yang berdebar keras dan keringat yang bercucuran karena perasaan was-was.  Terdapat 3 celana dalam yang berbahan licin dan halus diantara tumpukan baju yang ada di keranjang.  Tanpa pikir panjang langsung aku ambil yang berwarna kulit (yang satu berwarna pink dan sisanya berwarna sama). Secara spontan aku tempelkan pada wajah dan ku hirup bagian yang bersentuhan langsung dengan vaginanya.  Sayangnya saat itu yang aku cium hanyalah aroma pewangi pakaian, tetapi tidak mengurangi rasa hornyku. Secepatnya aku masukkan CD tersebut kedalam kantung celana karena takut dipergoki dan tak terbayang rasa malu yang akan aku alami jika hal itu terjadi dan langsung aku meninggalkan TKP dan langsung menuju kamar Siwi yang berada di lantai 2.  Setelah selesai berkencan dengan Siwi, aku langsung meluncur menuju kontrakkan dan langsung menuju kamar mandi.

Langsung aku keluarkan CD milik Hanif dan mempeloroti celana dan CD yang aku pakai.  Kontolku yang sepanjang perjalanan pulang tadi sudah menegang membayangkan CD tersebut langsung kutempelkan dengan posisi sisi dalam CD yang bersentuhan langsung dengan vagina Hanif bertemu dengan ujung kontolku, yang tentu saja sebelumnya aku tempelkan CD tersebut di hidungku dan ku hirup dalam-dalam sambil membayangkan sedang mencium vagina Hanif secara langsung.  Secara perlahan aku gesek-gesekan CD tersebut dan mulai mencoli kontolku. Meskipun awalnya terasa agak perih pada penisku tapi lama kelamaan hilang seiring keluarnya cairan pra-ejakulasiku. Irama masturbasi aku percepat dan aku langsung merasakan getaran-getaran listrik yang erotis terus meambombardir syaraf-syaraf kontol dan otakku.  Akhirnya aku hampir merasakan orgasme. Tanganku yang satunya langsung menyikap sebagian dari CD tersebut untuk mengeluarkan kontolku. Sebenarnya aku ingin mengeluarkan cairan orgasmeku pada CD Hanif, tetapi langsung aku urungkan karena takut meninggalkan jejak.  Tak berapa lama aku mengalami orgasme yang luar biasa sensasinya karena baru sekali ini aku melakukannya dengan CD kepunyaan Hanif. Setelah beberapa saat aku menikmati sensasi tersebut aku langsung melanjutkan dengan mandi dan tak lupa sebelumnya aku mencium CD Hanif dan menaruhnya kmbali di dalam kantung celanaku.  Keesokan harinya aku kembali ke kost Siwi dan mengembalikan CD tersebut,tentunya setelah aku merasa keadaannya kondusif dan aman. Kegiatan ini terus berlanjut selama hampir seminggu dan tentu saja dengan CD Hanif yang berbeda.  Suatu saat aku dikejutkan dengan aroma CD Hanif yang sebelumnya hanya tercium wangi dari pengharum pakaian. Ketika itu aku menghirup aroma yang berbeda dan aku yakini sebagai aroma cairan vagina milik Hanif yang tentu saja membuat kontolku seketika tegang dan libidoku menanjak.

SEKS KILAT DI KAMAR MANDI KOS dan BERCINTA DENGAN SUSTER DI APOTIK

Jantungku langsung berdebar kencang karena kegirangan mendapatkan rejeki nomplok tersebut.  Terbersit dipikiranku apakah hal ini disengaja atau tidak.  Tapi aku tidak memperdulikannya dan langsung ber-masturbasi dengan sensasi berbeda dan tentu saja lebih indah dan menggetarkan.  Kali ini aku tenggelam dalam kenikmatan sampai-sampai cairan orgasmeku tumpah ruah dalam CD Hanif.  Keesokan harinya aku kembalikan CD tersebut kadalam keranjang dan menggantikannya dengan yang lain. Tetapi lagi-lagi CD tersebut mengeluarkan aroma yang sama.  Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi pada wajah Hanif ketika kami saling bertemu pandang.  Keesokan harinya aku dikejutkan dengan CD Hanif yang benar-benar masih basah dan aromanya masih segar dan memabukkan, seperti Hanif baru saja melakukan masturbasi dan membiarkan aku menemukannya masih dalam keadaan basah.  Pikiranku langsung dikuasai dengan hawa nafsu dan langsung saja aku menuju kamar mandi yang letaknya bersebrangan dengan kamar Hanif untuk ber-masturbasi.  Baru saja aku mulai untuk ber-masturbasi, tiba-tiba terdengar ketukkan pintu pada kamar mandi.  Aku terkejut dan dengan cepat memasukkan CD Hanif kedalam celana dan berpura-pura menyiram closet.  Ketika aku buka pintu ternyata Hanif sedang berdiri di depan kamar mandi dan berdiri tepat dihadapanku seperti sedang menghalangku untuk pergi.  Hanif langsung mendorongku kembai masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mengunci kamar mandi itu dari dalam (posisi Hanif sekarang berada di dalam kamar mandi bersama denganku).  Keringat dingin langsung bercucuran dari tubuhku.  Dengan cepat tangan Hanif langsung berusaha merogoh kedua kantong celanaku tanpa bisa aku cegah, dan akhirnya dia menemukan celana dalam miliknya yang aku “pinjam”.  “Aku sudah tau … Kak andre pelakunya” ungkap Hanif.

Tiba-tiba Hanif langsung mengambil posisi jongkok menghadap ke arahku yang mematung karena masih kaget dan langsung membuka bawahanku tanpa menyisakan sehelai benangpun.  kontolku yang sempat lemas karena shock langsung diia belai dengan tangannya yang halus dan sesekali mengocoknya dengan perlahan. Menerima perlakuan tersebut kontolku langsung bereaksi dan langsung menegang.  Setelah mencapai ketegangan maksimal, mulut Hanif sedikit terbuka dan nafasnya memburu sambil mengeluarkan desahan halus sambil kedua tangannya dengan perlahan tapi pasti terus mempermainkan kontolku.  Aku merasa bahwa inilah saatnya merasakan vagina Hanif yang sebenarnya,lagipula aku yakin Hanif bukan lagi seorang gadis perawan dari caranya memperlakukan kontolku.  Aku langsung memberi isyarat agar Hanif berdiri dan langsung aku bertatapan dengan wajahnya yang mengekspresikan bahwa dia sangat menginginkannya.  Tanpa pikir panjang aku langsung mencumbu bibirnya yang mungil dan kedua tanganku langsung menyikap bagian bawah dasternya,dimulai dari pertengahan paha dan ternyata Hanif sudah tidak mengenakan CD lagi.  Pantatnya yang lembut dan kenyal langsung kuremas-remas dan demi menghemat waktu tanganku langsung kupindahkan menuju vaginanya yang sedaritadi sudah basah oleh cairan vaginanya.  Tanganku yang satunya lagi langsung menjamah payudaranya (juga tanpa BH) yang kira-kira berukuran 36c. Kuremas-remas payudaranya dan klirotisnya pun mendapatka pelayanan istimewa dari jemariku.  Tubuh Hanif tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada kontolku.  Langsung aku senderkan Hanif pada dinding kamar mandi, kuangkat kakikirinya dan langsung ku tuntun kontolku menuju vaginanya yang sudah terbuka lebar.  Ketika ujung kontolku berada di bibir vaginanya yang sudah basah dan terasa hangat, aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan aku dorong masuk kontolku, terasa agak seret meskipun vaginanya sudah basah oleh cairan kenikmatannya dan akhirnya kontolkupun masuk setengahnya mengisi vagina Hanif.  Mulut Hanif terbuka lebar sembari matanya terpejam merasakan kenikmatan kontolku.  Dengan perlahan ku keluar-masukkan kontolku kedalam vaginanya yang kini sudah bisa terbenam seluruhnya kedalam vaginanya yang sempit dan basah.  Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding vaginanya berdenyut-denyut dan rasanya kontolku seperti dipijit-pijit oleh vaginanya,  sampai akhirnya aku melihat jam tangan dan aku teringat kepada Siwi yang selesai mandi, tersisa kira-kira 10 menit sebelum Siwi selesai mandi.  Hanif memelukku dengan erat dan aku pun menyetubuhinya dengan perlahan sambil merasakan setiap tarikkan dan dorongan kontolku,aku merasakan sensasi erotis yang sangat nikmat.  Irama seks kilat aku percepat dangan sesekali aku menghentakkan kontolku dengan kerassehingga membuat Hanif mengerang meskipun agak sedikit ditahan mencegah suaranya terdengar sampai keluar.  Aku makin bernafsu setelah sekitar 3 menit Hanif sudah mencapai orgasmenya yang pertama sehingga vaginanya terasa hangat karena cairan orgasmenya.  .

“kontol kamu besar dan kuat sekali…” bisik Hanif sambil terus menikmati persetubuhan seks kilat ini. “memang kamu belum pernah ngerasain seks kilat dan kontol segede ini?”  Dia menggeleng,  “punya cowokku kecil dan kurus…” “jadi lebih enak mana?” tanyaku “jelas kontolmu,rasanya lebih nikmat..”  Setelah selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya,Hanif langsung melepaskan diri dari dekapanku dan langsung berlutut di hadapan kontolku.  Lidahnya langsung menjulur dan menyapu sepanjang batang kontolku yang masih basah oleh cairan orgasmenya.  Dengan cekatan Hanif menjilati kontolku dan mengulum kepala kontolku yang memerah.  Mulutnya yang terasa hangat dan permainan seks kilat akan lidahnya yang liar membuat kontolku berdenyut-denyut dan untuk beberapa saat dia hanya mengulum kepala kontolku sampai akhirnya aku benamkan kepalanya sehingga kontolku masuk seluruhnya kedalam mulutnya yang hangat.  Hanif yang seakan mengerti apa yang aku mau langsung melahap seluruh batang kontolku dengan ganas, meskipun ia mengalami sedikit hambatan karena panjangnya kontolku.  Setelah mulutnya beradaptasi dengan kontolku aku pun mulai menggerak-gerakkan pantatku maju-mundur mengimbangi permainannya dan akhirnya aku mengalami orgasme yang membuat Hanif agak tersedak karena aku menghentakkan kontolku dengan keras karena merasakan kenikmatan orgasmeku.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : PNS BALI dan PERGI KULIAH MASUK KE KAMAR MANDI

Dengan cepat Hanif mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan membuka lebar mulutnya untuk menampung cairan orgasme dari kontolku.  Setelah selesai Hanif langsung menelan cairan tersebut tanpa tersisa dan seketika kontolku pun kembali di kulum dan di sedotnya sehingga tidak tersisa lagi cairan orgasme yang sedikit tercecer di batang kontolku.  Kusuruh Hanif untuk berdiri dan ia langsung menatapku dengan ekspresi puas dan nakal, senyumnya yang manja mambuatku horny lagi. Setelah saling merapihkan pakaian masing-masing Hanif menyelipkan kertas yang berisikan nomer hp’nya.  “besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”  Sempat timbul rasa kecewa dalam hatiku  “langsung saja..” terang Hanif,sambil menempelkan tanganku ke arah vaginanya sambil tersenyum manja.  Setelah kejadian ini,hampir tiap hari kami melakukan seks kilat didalam kamar mandi lantai 3.  Hanif menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu karena tak bisa kudapatkan dari pacarku sendiri demikian juga Hanif yang terlanjur kecewa dengan kontol pacarnya yang dia anggap terlalu kecil.  Hanif juga terlanjur menyukai kontolku yang besar dan kuat,meskipun kami saling mencintai pasangan masing-masing.

BERCINTA DENGAN SUSTER DI APOTIK

Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD. Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada satupun yang muncul di rumah sakit. Rudi merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya berada di sebuah negara Eropa Timur sebagai staf kedutaan besar. Sedangkan keluarga-keluarga dekat Rudi masih belum tiba karena tinggal di luar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan dan Manado. Beruntunglah Rudi memiliki karib seperti Tedi dan 2 rekannya yang lain untuk mengurus keperluannya sewaktu dirawat di UGD.  Seorang perawat keluar dari ruang UGD dan menuju ke arah Tedi sambil membawa sebuah kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang harus segera dibelikan obatnya agar teman Mas besok pagi dapat langsung disuntik dengan obat itu.”, ungkap perawat tersebut kepada 3 pemuda yang sudah kelihatan lelah.  “Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada nggak, Mbak?”, tanya seorang rekan Tedi.  “Kalau ada saya nggak akan minta tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.  “Yuk, dicari!”, ajak Tedi pada 2 temannya.  “Sebentar Mas”, cegah perawat itu.  “Kalian yang mempunyai golongan darah sama dengan Rudi sebaiknya tinggal disini, jaga-jaga kalau teman kalian membutuhkan darah lagi dan persedian kami habis”, meneruskan keterangannya.  Akhirnya 3 pemuda itu berembuk dan memutuskan agar Tedi saja yang mencari obat dan 2 temannya tetap tinggal.  Tedi mengeluh dalam hati sambil mengendarai mobil, “Cari apotik yang buka jam 1 pagi ini pasti susah, aku nggak seberapa hapal jalan Jakarta lagi”.

Setelah berkendaraan selama 10 menit akhirnya dia menemukan sebuah apotik yang masih buka tapi setelah dimasukinya pegawai apotik tersebut menyatakan kalau obat yang dicari Tedi tak ada. Kejadian tersebut berulang sampai 4 kali dengan alasan yang mirip, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dan sebagainya. Demi teman yang saat ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tak berputus asa meskipun tubuhnya sudah lelah dan ngantuk.  Tanpa berharap banyak Tedi memarkir mobilnya didepan apotik kecil di ujung jalan yang sempit. “Paling-paling nggak ada lagi”, pikir Tedy sambil menyerahkan resep obat yang dicarinya kepada pegawai apotik itu, seorang wanita berumur 30-an.  “Silakan tunggu dulu, saya carikan”, ucap wanita itu dengan sopan.  Dia mencek dengan komputernya, lalu masuk ke ruangan berdiding kaca transparan yang terlihat penuh laci obat, keluar lagi dan terus masuk ke ruangan tertutup. Wanita itu keluar bersama seorang pria berumur 50-an dengan wajah masih ngantuk.  Sambil mengenakan kaca matanya pria itu berkata pada Tedi, “Dik, obat ini agak langka, menyiapkannya butuh waktu 1 jam dan yang bisa menyiapkan cuma cabang kami yang berada di Depok. Sebaiknya adik langsung aja mendatangi kesana atau kalau adik mau nunggu biar pegawai kami yang ngantar kesini, gimana?”.  Langsung dijawab Tedi, “Saya tunggu aja disini, Pak! Capek Pak saya putar-putar carinya! Berapa, Pak?”.  Dijawab oleh wanita disebelah pria itu, “Totalnya Rp 536.500,-“.  Dalam hati Tedi menggerutu, “Busyet, habis nih sisa gajianku!”.  Jam di dinding apotik menunjukkan setengah dua, hawa sejuk pagi masuk melalui jendela apotik membuat Tedi yang baru saja duduk beberapa menit di ruang tunggu menjadi ngantuk. Matanya yang agak sayu mulai menatap wanita yang sibuk di kounter apotik itu, sementara itu pegawai pria yang tadi sudah tak terlihat lagi. Dalam hati Tedi mulai berdialog dengan dirinya sendiri untuk menghilangkan kebosanan, “Kalau diperhatikan cewek itu cakep juga ya, rambutnya hitam panjang, kulitnya sawo matang, wajahnya mirip siapa? oh iya kayak penyanyi yang namanya Memes, tingkah lakunya anggun dan sopan, persis deh, bodinya juga kelihatan oke, bego sekali aku baru menyadarinya sekarang”.

Tatapan mata Tedi yang semula sayu menjadi berbinar-binar seolah memandang hidangan lezat sewaktu lapar. Rasa ngantuknya lenyap dalam keheningan ruangan apotik yang hanya ada dia dan pegawai wanita itu. Dengan mulai berkurangnya aktifitas pegawai wanita itu, ia mulai merasa kalau sedang diperhatikan. Sedikit curi pandang ke arah Tedi, perasaannya terbukti benar. Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun tapi lumayan tampan yang duduk didepannya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Tedi akhirnya merasa kalau tatapannya dirasakan oleh wanita itu.  Perhatian Tedi beralih ke barang-barang yang ada di outlet apotik itu. Bangkit dari tempat duduknya sambil membungkukkan badan ia melihat satu persatu barang dalam etalase kaca. Dengan penasaran pegawai wanita itu bertanya pada Tedi, “Mencari apa, Mas?”  “Hanya lihat-lihat kok Mbak!”, jawab Tedi, tapi pandangannya tertuju pada sederet kotak kondom dengan berbagai merk dan hal ini tak luput dari perhatian wanita itu.  Perhatian Tedi pada deretan kotan kondom itu begitu nampak karena dia benar-benar lagi membandingkan kelebihan setiap merk kondom dengan lainnya melalui tulisan-tulisan yang ada pada kotaknya. Tanpa malu-malu Tedi bertanya pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harganya berapa?” yang dijawab pula oleh wanita itu. “Kalau yang “B”?” “Kalau yang “C”?” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu. Dengan wajah bingung Tedi menegakkan kembali badannya sambil mendekat ke arah pegawai itu. “Mbak, yang bagus yang mana?” tanyanya lirih dengan wajah lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya serta tersenyum malu. Dengan wajah kecewa tak memperoleh jawaban, Tedi membalikkan badan lalu keluar dari apotik itu dan mengambil kotak rokoknya dari sakunya.

Baca Juga Cerita Seks Panas : NGENTOT DENGAN IBU HAJI dan NGENTOT 3 CEWEK MONTOK SEKALIGUS

Bersandar pada kusen pintu apotik, Tedi menikmati setiap sedotan asap rokoknya. Tanpa disadarinya pegawai wanita tadi sudah ada disampingnya dan mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, boleh minta rokoknya?” Bagai orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok dan koreknya kepada wanita. Tedi merasa kaget campur bingung dan heran menatap wanita disampingnya sedang menikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.  “Nggak usah bengong Mas, emangnya kenapa?”, tanya wanita itu.  “Ah, Nggak, nggak heran kok, sehari habis berapa Pak biasanya, Mbak?”, tanya Tedi sedikit menggoda.  “Saya merokok kadang-kadang aja kok, Mas!”, jawab wanita itu.  Setelah itu mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang telah lama berkenalan.  “Mas, tadi tanya soal kondom, apa sudah menikah?”, tanya wanita itu.  “Belum, makanya saya bertanya, Mbak sudah?”, jawab Tedi dan berbalik bertanya.  “Sudah 5 tahun”, jawab wanita sambil menunjukkan kekecewaan di wajahnya.  “Wah, sudah pengalaman dong, jadi menurut Mbak, sewaktu suami Mbak pakai kondom yang enak rasanya yang merk apa?”, tanya Tedi seakan hal itu menjadi teka-tekinya.  “Apa kamu sudah punya pacar?”, tanya balik wanita itu.  Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seolah sadar bahwa dia menunjukkan keluguannya, lalu dia berusaha menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku nggak kalah sama Mbak! cuman saya nggak pernah pakai kondom”  “Oh, ya? saya percaya kok”, sindir wanita itu.  “Kalau nggak percaya boleh dicoba!”, tantang Tedi.  Dengan wajah yang memerah dan tersenyum, wanita itu membuka pintu apotik lalu masuk kembali setelah membuang puntung rokoknya, meninggalkan Tedi seorang diri. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi merasa sangat tolol setelah menyadari kalau dia baru saja mengeluarkan kata-kata yang paling bodoh sepanjang pengalamannya berkenalan dengan cewek. Bahkan saat ini dia belum mengetahui nama dan alamat wanita yang baru saja bercakap-cakap dengannya selama 30 menit.

Sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pamor yang dikenal teman-temannya sebagai seorang yang ahli memperoleh data tentang cewek dalam berkenalan.  Tak lama kemudian Tedi juga kembali masuk kedalam apotik dan mendapati pegawai pria apotik itu telah duduk dimeja counter. Merasa ingin buang air kecil, Tedi menanyakan letak toilet kepada pria itu. Sesuai petunjuk pria tadi, tedi memasuki lorong panjang dalam apotik itu dan akhirnya menemukan kamar mandi setengah terbuka yang kelihatan sangat bersih. Dengan terburu-buru Tedi masuk dan langsung membuka resleting celana jeansnya dan segera mengeluarkan penisnya dari dalam CDnya lalu, “Ah.. Lega rasanya!”  Rupanya Tedi melupakan menutup pintu kamar mandi. Dan karena lagi menikmati buang air kecil dia tak merasakan kalau di belakangnya sudah berdiri pegawai wanita tadi sambil mengamati bentuk dan ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang. Setelah membersihkan penisnya dengan tissu yang ada disampingnya, ia terkejut setengah mati merasakan pundaknya dipegang tangan halus dan punggungnya merasakan geseran dengan 2 benda tumpul yang lunak. Menoleh ke belakang ia melihat wajah pegawai wanita tadi.  Dengan napas lega Tedi berkata, “Kukira hantu, sampai hampir pingsan rasanya!”.  “Aku mau buktikan ucapan Mas diluar tadi!”, ucap wanita itu sambil tangan kanannya bergerilya memegang pangkal penis Tedi.  Tanpa dikomando burung Tedi langsung mendongkak keatas memberi penghormatan atas rangsangan genggaman halus tangan wanita itu. Diikuti helaan napas yang dalam wanita itu menggeser-geserkan daerah vitalnya yang masih berada dibalik rok dan CDnya ke pantat Tedi. Dengan serta merta Tedi memutar bagian tubuhnya hingga berhadapan dengan wanita itu. Lepaslah genggaman wanita itu pada penis Tedi, tapi pantatnya jadi gantinya, diremas dan ditariknya kearah tubuh wanita itu.

Dua bibir saling bertautan, cumbuan dibalas cumbuan, keduanya saling bercumbu dengan gairah yang luar biasa. Dua tangan Tedi menemukan pantat wanita itu dan meremasnya sambil menarik ketubuhnya.  Penis Tedi terhimpit dan bergesek dengan bagian depan rok wanita itu tepat pada daerah sekitar alat vitalnya, sementara buah dadanya terhimpit dada Tedi. Di bagian bawah gesek menggesek 2 alat vital yang berlainan jenis menimbulkan efek yang semakin menjadi-jadi meskipun masih terhalang oleh rok dan CD wanita itu. Di bagian tengah dimana gesekan payudara yang semakin mengeras pada dada Tedi juga terhalang oleh BH, pakaian wanita itu dan kaos Tedi. Bagian ataslah yang baru bebas dari segala penghalang, lidah Tedi masuk dalam mulutnya dan mengusap lidah wanita itu dengan liarnya dan dibalas dengan sedotan dari mulut wanita itu, hal ini terjadi silih berganti sementara kedua bibir saling melekat satu sama lainnya.  Selang beberapa waktu terjadi genjatan senjata. Kedua pihak saling melepas halangan yang ada. Pakaian terusan wanita itu sekarang sudah terlepas semua kancing depannya hingga bagian depan tubuhnya terbuka bebas. Celana jeans dan CD Tedi juga sudah sampai kebawah, juga kaosnya yang benar-benar lepas tersampir di gagang pintu kamar mandi sempit yang tertutup. Wanita itu kemudian melingkarkan tangannya kebelakan untuk melepas kancing BHnya, Tedi memanfaat momen itu dengan berjongkok dan mencumbu perut wanita itu sambil melorotkan CD wanita itu hingga lepas. Bersamaan dengan lepasnya BH wanita itu, cumbuan bibir Tedi juga bertemu bibir vaginanya. Desahan dan erangannya merasuki otak Tedi, sedotan mulutnya pada vagina wanita itu diikuti dengan permainan lidah di klitoris.  Kedua tangan bebas wanita itu segera menangkap dan menarik bagian belakang kepala Tedi ke arahnya hingga muka Tedi terhimpit diselakangannya. Sedotan mulut Tedi bertambah kuat bak pompa air yang lagi menyedot sumur. Sesekali wanita itu agak menjongkok dan dengan tarikan kuat pada kepala Tedi hingga juluran lidah Tedi dapat masuk kedalam lubang vaginanya yang paling dalam.

Rangsangan hebat yang diberikan Tedi menghasilkan gelombang kejut pada wanita itu, denyut-denyut dinding vaginanya mengantarkan keluarnya cairan kental. Bergelinjang dalam keadaan berdiri membuatnya terhuyung lemas namun beruntung dinding kamar mandi itu telah dekat dengan punggungya hingga tersandarlah punggungnya di dinding. Dekapan Tedi setelah bangkit dari jongkoknya juga membantu wanita itu untuk tetap berdiri sambil bersandar pada dinding kamar mandi.  Dalam dekapan Tedi, mata wanita itu terpejam merasakan kepuasan sesaat, payudaranya menempel pada dada Tedi yang berbulu tipis, dan napasnya yang tadinya terengah-engah mulai teratur kembali. Penis Tedi menempel ketat pada daerah kemaluan wanita itu hingga merasakan kehangatan yang basah. Tedi mulai mencumbu mulut wanita itu dan sedikit demi sedikit diber jalan hingga pergumulan kedua mulut tak dapat dihindarkan kembali. Diikuti gerakan pinggul dan pantat, mengakibatkan geseran penis Tedi pada bibir vagina wanita mulai terasa nikmatnya bagi kedua belah pihak. Lalu wanita itu membuat rangkulan tangan serta usapan di punggung dan belakang kepala Tedi.  Terprovokasi oleh rangsangan yang diberikan wanita itu, Tedi mulai sedikit berjongkok hingga ujung penisnya menempel bagian depan lubang vagina lalu dengan gerakan meluruskan kembali kakinya, naik dan masuklah seluruh batang kemaluannya kedalam liang kenikmatan wanita itu yang telah licin dengan tiba-tiba. Kaget oleh sentakan Tedi, keduanya melepaskan ciuman mulut, “Akh..!”, jerit wanita itu dengan mulut terbuka dan diikuti dengan desahan, “Ah.. ah.. ah..” ketika Tedi memompa batang kemaluannya kebawah dan keatas. Dua insan berlainan jenis telah memulai hubungan sebadan sambil berdiri dalam kamar mandi apotik yang sempit.  Mulut Tedi mulai menghisap bagian kiri leher wanita itu lalu sesekali pada telinga kirinya. Dengan berputarnya waktu dan berbagai rangsangan yang saling diterima keduanya, wanita itu semakin merasa lemas pada bagian kakinya karena memaksakan diri untuk merengguk kepuasan meskipun telah berorgasme 2 kali.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : MEMPRAKTEKAN GAYA DI VIDEO BOKEP DENGAN ANAK TEMANKU dan BU WIDI, BIDAN DESA BERPAYUDARA BESAR

Akhirnya dengan tetap menyandarkan punggungya pada dinding kamar mandi ia meminta tangan Tedi untuk menahan pantatnya lalu mengaitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Tedi. Sambil membopong wanita itu Tedi tetap melakukan pemompaan batang kemaluannya pada vagina wanita itu. Kekuatan Tedi ada batasnya, akhirnya dilepaskannya kaki kanan wanita itu agar dapat menopang tubuh wanita itu sendiri. Dengan tangan kanan tetap memegang paha kiri wanita itu, Tedi mempercepat gerakan pompanya.  “Aduh Mas aku mau keluar lagi, ssh..”, ucap wanita itu sambil menggigit bibir atasnya.  Tedipun segera melepas beban yang sedari tadi ditahannya, penisnya berdenyut hebat dalam liang kenikmatan, menyemprotkan cairan sperma bagai semburan ular berbisa. Merasakan semburan cairan hangat dalam liangnya, wanita itu pun tak kuasa menahan orgasmenya. Keduanya saling berangkulan sampai penis Tedi keluar dari liang kenikmatan dalam keadaan kosong dan lemas. Diakhiri dengan saling ciuman bibir, keduanya membersihkan diri, mengenakan kembali pakaian yang lepas, dan keluar dari kamar mandi.  Tedi melihat waktu pada jam dinding apotik menunjukkan pukul 3 pagi dan setelah menerima obat pesanannya yang baru tiba itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga sampai rumah sakit tempat kawannya dirawat.

Kemudian dia memberikan obat serta kopi resepnya itu pada perawat jaga lalu duduk termenung di ruang tunggu sambil berusaha mengingat kejadian sensasional di apotik tadi. Lalu dari kejauhan lorong rumah sakit didepannya dia melihat Joni dan Rio, kedua kawannya, keluar dari sebuah ruangan dengan wajah suka cita, diikuti 2 perawat, yang seorang berumur 40-an dan satunya 20-an. Kedua perawat yang berjalan dibelakang Joni dan Rio terlihat sedang membetulkan seragamnya dan berusaha menutup kancing bagian atasnya.Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Tedi.  Kira-kira apa yang telah dilakukan Joni dan Rio? Donor darah merah atau putih? Kenapa mereka kelihatan senang sekali? Itulah semua pertanyaan dalam benak Tedi. END   Demikianlah cerita dewasa SEKS KILAT DI KAMAR MANDI KOS dan BERCINTA DENGAN SUSTER DI APOTIK oleh cerita sex hot

Yuni dan Ningsih, Update 2023

Yuni dan Ningsih

Cerita Bokep Indonesia – Cerita Sex ini adalah pengalaman ku yang kutuangkan dalam cerita sex terbaru. Aku sudah tiga tahun ikut dengan keluarga Budhe. Saat itu usiaku sudah 15 tahunan dan Mbak Ningsih yang usianya tiga tahun di atasku sudah kelas 3 di salah satu SMK swasta di kotaku. Pada saat itulah aku pertama kali mengenal apa yang namanya seks. Bokep Ulama Bogor dan PNS

Kejadiannya berawal dari suatu siang kira kira setengah tahun setelah meninggalnya Bude Harti. Saat itu sekolahku dipulangkan sebelum waktu biasanya. Semua murid dipulangkan pada jam 10 pagi karena guruguru akan mengadakan rapat untuk persiapan EBTA. Aku yang selalu disiplin tidak pernah bermain sebelum pulang dan ganti pakaian. Begitu sekolah dibubarkan aku langsung pulang ke rumah yang jaraknya kirakira 2 km dengan naik angkot.

Sampai di rumah aku heran karena pintu rumah tidak terkunci tetapi tidak ada orang. Padahal tadi pagi sebelum berangkat Mbak Ningsih bilang kalo sekolahnya libur selama 6 hari karena minggu tenang. Aku menduga pasti Mbak Ningsih sedang belajar di kamar menjelang EBTA yang akan diadakan minggu depan. Karena takut mengganggu Pakde yang mungkin sedang tidur aku berjalan pelanpelan melintasi ruang tengah langsung ke kamarku dan Mbak Ningsih yang ada bagian belakang.

Aku kaget saat mendengar suara mencurigakan terdengar dari kamarku yang setengah terbuka. Kudengar suara Mbak Ningsih mengerangngerang disertai suara seperti berkecipak. Dengan langkah mengendapendap kudekati pintu kamarku dan mengintip melalui pintu yang setengah terbuka. Astaga!! Aku benar2 kaget!! Ternyata di kamarku ada Mbak Ningsih dan Pakdhe. Yang lebih mengejutkan, pakaian keduanya sudah berantakan.

Waktu itu pakaian bagian atas Mbak Ningsih sudah terbuka sama sekali, begitu pula dengan Pakdhe Mitro. Keduanya sedang bergumul di atas tempat tidur yang biasa kugunakan tidur dengan Mbak Ningsih. Pakdhe hanya mengenakan sarung dan satusatunya kain yang menutupi tubuh Mbak Ningsih hanyalah celana dalam saja.

Yuni dan Ningsih

Apa yang kulihat benar2 membuat hatiku tercekat. Kulihat Pakde dengan rakus meneteki payudara Mbak Ningsih, sementara tangan Mbak Ningsih meremasremas rambut Pakdhe yang sudah mulai memutih. Kepala Mbak Ningsih bergoyanggoyang sambil terus mengerang. Begitu pula dengan Pakdhe yang dengan lahap terus menetek kedua payudara Mbak Ningsih secara bergantian.

Aku yang mengintip perbuatan mereka menjadi panas dingin dibuatnya. lututku lemas dan Tubuhku gemetar. Hampir saja kepalaku terbentur pintu saat aku berusaha melihat apa yang mereka perbuat lebih jelas. Tak lama kemudian kulihat Pakdhe menarik satusatunya pembungkus yang melekat di tubuh Mbak Ningsih dan melemparkannya ke lantai. Kini tubuh Mbak Ningsih sudah telanjang bulat di bawah dekapan tubuh Pakdheku yang kelihatan masih berotot walau usianya sudah kepala lima.

Erangan Mbak Ningsih semakin keras saat kulihat wajah Pakdhe menyuruk ke selangkangan Mbak Ningsih yang terbuka. Tangan Mbak Ningsih yang memegang kepala Pakdhe kulihat semakin kuat menekan ke arah kemaluannya yang sedang diciumi Pakdhe. Aku yang baru kali ini melihat pemandangan seperti itu menjadi terangsang. Aku membayangkan seolaholah tubuhku yang sedang digumuli Pakdhe.

Kedua kaki Mbak Ningsih melingkar di leher Pakdhe. Suara napas Pakdhe terdengar sangat keras seperti kerbau. Mbak Ningsih semakin keras mengerang dan tubuhnya kulihat melonjaklonjak saat kulihat wajah Pakdhe menggesekgesek bagian selangkangan Mbak Ningsih. Beberapa saat kemudian tubuh Mbak Ningsih mulai melemas dan terdiam.

Kemudian kulihat Pakdhe melepas sarungnya. Dan astaga! Kulihat batang kemaluan Pakdhe yang sangat besar dan berwarna coklat kehitaman mengacung tegak menantang langit. Pakdhe langsung mengangkangi wajah Mbak Ningsih dan mengosekngosekan batang kemaluannya yang dipeganginya ke wajah Mbak Ningsih.

Baca Juga Cerita Seks Panas : TIDURI PEMBANTU YANG SEDANG TIDUR dan CERITA DEWASA NGENTOT JANDA CANTIK DI BIOSKOP

Mbak Ningsih yang masih lemas kulihat mulai memegang batang kemaluan Pakdhe dan menjulurkan lidahnya menjilati batang kemaluan itu. Pakdhe pun kembali menyurukkan wajahnya ke arah selangkangan Mbak Ningsih. Kini posisi mereka sungguh lucu. Mereka saling menjilati selangkangan lawan dengan posisi terbalik.

Pakdhe yang mengangkangi wajah Mbak Ningsih menjilati selangkangan Mbak Ningsih yang telentang dengan lutut tertekuk dan paha terbuka. Tubuhku mulai meriang. Vaginaku terasa gatal seolaholah membayangkan kalo vaginaku sedang diciumi Pakdhe. Tanpa sadar tanganku bergerak ke arah vaginaku sendiri dan mulai menggarukgaruk.

Kejadian yang kulihat berikutnya membuat hatiku semakin mencelos. Setelah puas saling menciumi selangkangan masingmasing lawan, tubuh Pakdhe berbalik lagi sejajar dengan Mbak Ningsih. Mereka saling berhadaphadapan dengan tubuh Pakdhe menindih Mbak Ningsih.

Kemudian kulihat Pakdhe menempatkan diri di antara kedua paha Mbak Ningsih yang mengangkang. Lalu dengan memegang batang kemaluannya Pakdhe menggosokgosokkan ujung batang kemaluannya ke selangkangan Mbak Ningsih. Kulihat kepala Mbak mendongakdongak ke atas dengan kedua tangan meremasremas payudaranya sendiri saat Pakdhe mendorong pantatnya dan menekan ke arah selangkangan Mbak Ningsih. Mereka terdiam beberapa saat ketika tubuh mereka pada bagian kemaluan saling lengket satu sama lain.

Mbak Ningsih mulai merintih dan mengerang saat Pakdhe mulai memompa pantatnya majumundur dengan mantap. Kulihat pantat Mbak Ningsih bergerak mengayun menyambut setiap dorongan pantat Pakdhe. Dan setiap kali tulang kemaluan Mbak Ningsih dan Pakdhe beradu selalu terdengar seperti suara tepukan. Suara deritan dipan tidurku pun semakin nyaring terdengar mengiringi irama gerakan mereka.

Tubuh Mbak Ningsih menggelepargelepar semakin liar. Kepalanya pun semakin liar bergerak ke kanan dan kekiri, mulutnya tak hentihentinya mengerang. Akhirya kudengar Mbak Ningsih merintih panjang disertai tubuhnya yang tersentaksentak, pantatnya terangkat menyambut dorongan pantat Pakdhe. Lalu beberapa detik kemudian tubuh Mbak Ningsih mulai melemas, tangannya terlempar melebar ke samping kanankiri tubuhnya dan matanya terpejam.

Pakdhe lalu menarik pantatnya dan kulihat dari arah ku yang persis di samping kirinya, batang kemaluan Pakdhe yang hitam kecoklatan masih kencang. Kemudian Pakdhe menarik tubuh Mbak Ningsih agar merangkak di kasur. Dengan bertumpu pada lututnya, Pakdhe menempatkan diri di belakang pantat Mbak Ningsih yang menungging. Pakdhe memegang batang kemaluannya dan mengarahkannya ke belahan pantat Mbak Ningsih.

Kulihat kepala Mbak Ningsih terangkat saat Pakdhe mulai mendorong pantatnya. Kembali kulihat pantat Pakdhe mengayun dari depan ke belakang dengan posisi Mbak Ningsih merangkak dan Pakdhe berlutut di belakang pantat Mbak Ningsih. Batang kemaluan Pakdhe kelihatan dari tempatku berdiri saat Pakdhe menarik pantatnya dan hilang dari penglihatanku saat ia mendorong pantatnya. Aku yang mengintip menjadi tidak tahan lagi. Tanganku secara refleks mulai menyusup kedalam celana dalam memegang vaginaku dan meremasremasnya. Vaginaku mulai basah oleh cairan. Jari tangahku kutekankan pada daerah sensitifku dan kugerakkan memutar.

Kudengar Pakdhe mulai menggeram. Tangannya meremas payudara Mbak Ningsih yang berayunayun seirama dengan dorongan pantat Pakdhe yang menyodoknyodok Mbak Ningsih. Gerakan Pakdhe semakin cepat dan geramannya semakin keras. Mbak Ningsih pun mengimbangi gerakan ayunan pantat Pakdhe dengan memutarmutar pantatnya. Gerakan mereka semakin liar. Derit dipan kayu pun kudengar semakin keras. Lalu keduanya merintih panjang.

Tubuh keduanya yang menyatu mengejatngejat. Kepala keduanya seolaholah terhantam sesuatu hingga mendongak ke atas. Lalu tubuh Pakdhe ambruk dan menindih Mbak Ningsih yang ambruk tengkurap di kasur. Aku pun merasa ada sesuatu yang meledakdi bawah perutku. Tubuhku seperti melayang dan akhirnya aku merasa lemas..

Baca Juga Cerita Sex Hot : TANTE SILVI IKUT TERANGSANG dan KAMAR RAHASIA

Aku yang takut ketahuan melihat perbuatan keduanya segera berjingkatjingkat dan keluar rumah pergi ke rumah Rina sahabat paling eratku di kelas. Aku baru pulang setelah jam 13.30 saat aku biasa pulang.

Sampai di rumah aku purapura bersikap seperti biasa. Aku bersikap seolaholah tidak mengetahui perbuatan Mbak Ningsih dan Pakdhe tadi pagi. Selama beberapa hari itu pikiranku selalu terganggu dengan bayangan apa yang dilakukan Mbak Ningsih dengan Pakdheku di kamarku ini.

*Kegadisanku Direnggut Pakdhe

Aku sudah mulai dapat melupakan kejadian yang kulihat antara Mbak Ningsih dengan Pakdheku karena kesibukanku mempersiapkan EBTA. Begitu EBTA selesai aku mendapatkan liburan sambil menunggu pengumuman. Saat itu waktuku lebih banyak kuluangkan di rumah membersihkan rumah dan menyetrika serta membantu Mbak Ningsih memasak.

Suatu hari, aku harus berada sendirian di rumah dengan Pakdhe. Mbak Ningsih mengikuti acara darma wisata ke Selecta yang diadakan sekolahnya sebagai acara perpisahan. Mbak Ningsih sudah berangkat saat pagipagi buta. Aku yang sedang libur harus menggantikan Mbak Ningsih menyiapkan sarapan buat Pakdhe. Setelah membuat minuman teh untukku dan satu cangkir khusus untuk Pakdhe aku segera menyapu halaman.

Aku menyempatkan diri meminum tehku sebelum pergi ke kamar mandi. Teh yang kuminum rasanya agak lain, tapi aku tidak begitu curiga. Saat mandi itulah aku merasa ada yang agak aneh dengan tubuhku. Tubuhku terasa panas dan jantungku berdebardebar. Rasa aneh menyergapku. Vaginaku terasa berdenyutdenyut dan ada rasa aneh menyerbu diriku. Tubuhku terasa gerah sekali.

Kusiram seluruh tubuhku dengan air dingin agar rasa gerahku hilang. Apa yang kulakukan ternyata cukup menolong. Tubuhku merasa segar sekali. Lalu kigosok seluruh tubuhku dengan sabun. Rasa aneh itu kembali menyerang diriku, apalagi saat aku menyabuni daerah selangkanganku yang baru mulai ditumbuhi rambut satusatu. Aku merasa ada dorongan birahi yang begitu kencang. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi. Tibatiba anganku melayang pada apa yang kulihat beberapa hari yang lalu saat Mbak Ningsih dan Pakdhe Marto bergumul di kamarku.

Cepatcepat kubuang pikiran itu jauhjauh dan segera menyelesaikan acara mandi pagiku. Hanya dengan tubuh terbalut handuk, aku lari masuk kamarku. Aku selalu berganti pakaian di kamarku sambil mematutmatut diriku di depan cermin sambil mengamati seluruh tubuhku yang mulai berubah. Bulubulu kemaluan sudah mulai tumbuh di gundukan bukit kemaluanku.

Dadaku yang dulu rata kini mulai tumbuh dengan puting yang sebesar kacang kedelai dengan warna merah muda. Pinggulku mulai tumbuh membesar. Kata orang aku seksi dan menarik. Apalagi tinggi badanku sudah mencapai 160 cm. Aku sendiri selalu betah berlamalama di depan cermin dengan melenggaklenggokkan tubuhku memandang dari segala sisi dan mengagumi tubuhku. Aku sangat bangga dengan tubuhku.

Baru saja aku mengunci pintu kamarku aku dikejutkan dengan pelukan tangan yang kokoh menyergapku. Aku tidak sempat menjerit karena tibatiba sosok yang memelukku langsung membekap mulutku dengan tangannya yang kokoh. Belum hilang terkejutku, handuk yang melilit tubuhku ditarik seseorang dan jatuh teronggok ke lantai. Aku benarbenar bugil tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhku.

Kembali rasa aneh yang menyerangku semakin menggelora. Ada dorongan hasrat yang menggebugebu dalam diriku. Aku tak mampu meronta dan menjerit! Tangan yang kokoh dan berbulu tetap membekap mulutku sementara tangan satu lagi memeluk tubuh telanjangku. Mataku semakin nanar menerima perlakuan seperti itu. Apalagi kurasakan sentuhan kulit tubuh telanjang menempel hangat di punggungku. Pantatku yang telanjang terasa menekan suatu benda panjang melingkar dan keras di balik kain tipis.

Aku semakin tak mampu menahan gejolak liar yang mulai bangkit dalam diriku saat sapuansapuan lidah panas mulai menyerbu tengkukku. Aku menggelinjang kegelian dan melenguh. Lidah itu semakin liar bergerak menyusuri leherku.. pundakku.. Lalu turun ke bawah ke sepanjang tulang punggungku. Aku semakin menggelinjang. Lidah itu terus merayap ke bawah dan pinggangku mulai dijilati. Kakiku serasa lemah tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat tubuhku didorong ke tempat tidurku dan dijatuhkan hingga aku tengkurap di tempat tidurku. Tubuhku lalu ditindih oleh sesosok tubuh yang sangat berat.

Baca Juga Cerita Seks Panas : SEKS KILAT DI KAMAR MANDI KOS dan BERCINTA DENGAN SUSTER DI APOTIK

Kakiku mulai memberontak liar karena geli. Apalagi lidah itu dengan rakus mulai menjilati pinggulku. Pantatku terangkat saat mulut berkumis itu mulai menggigiti buah pantatku dengan gemas. Pantatku terangkatangkat liar saat lidah panas itu mulai menyusup ke dalam celahcelah bongkahan pantatku dan mulai menjilati lubang anusku. Aku benarbenar seperti terbang mengawang. Aku belum tahu siapa yang memelukku dari belakang dan menggerayangi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa merasakan dengusan napas panas yang menghembus di bongkahan pantatku saat lidah itu mulai menjilati lubang anusku.

Aku tercekik kaget saat tubuhku dibalik hingga telentang telanjang bulat di kasurku. Ternyata orang yang sedari tadi menggumuliku adalah Pakdhe Mitro, orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Aku tak tak mampu berteriak karena mulutku langsung dibekap dengan bibirnya. Lidahku didorong dorong dan digelitik. Aku terangsang hebat. Apalagi sejak minum teh tadi tubuhku terasa agak aneh. Seolaholah ada dorongan menghentakhentak yang menuntut pemenuhan.

Tubuhku menggelinjang saat tangan kekar dan agak kasar mulai meraba dan meremas kedua payudaraku yang baru mulai tumbuh. Lalu kedua kakiku dipentangkan oleh Pakdhe Mitro lebarlebar, lalu Pakdhe menindih tubuhku yang sudah telanjang bulat di antara kedua pahaku yang terkangkang. Aku merasa ada benda keras seperti tongkat yang menekan ketat ke bukit kemaluanku di balik kain sarung yang dikenakan Pakdhe.

Mulut dan lidah Pakdhe tak hentihentinya menjilat dan melumat setiap jengkal bagian tubuhku. Dari mulutku, bibir Pakdhe bergeser menjilati seluruh batang leherku, kemudian turun ke dua belah payudaraku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah dan mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku yang baru sebesar kacang kedelai. Disedotnya payudaraku hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulut Pakdhe Mitro. Aku sangat terangsang dan sudah tidak mampu berpikir jernih. Ada sesuatu yang mulai menggelora dan mendesakdesak di perut bagian bawahku.

Lidah Pakdhe terus merayap semakin ke bawah. Perutku menjadi sasaran jilatan lidahnya. Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Akal sehatku sudah benarbenar hilang. Kobaran napsu sudah menjeratku. Pantatku terangkat tanpa dapat kucegah saat lidah Pakdhe terus merayap dan menjliati gundukan bukit kemaluan di selangkanganku yang mulai ditumbuhi rambutrambut halus. Aku merasa kegelian yang amat sangat menggelitik selangkanganku.

Tubuhku serasa mengawang di antara tempat kosong saat lidah Pakdhe mulai menyelusup ke dalam bukit kemaluanku dan menggelitik kelentitku. Lubang kemaluanku semakin berdenyutdenyut tergesek gesek lidahnya yang panas. Aku hanya mampu menggigit bibirku sendiri menahan rasa geli yang menggelitik selangkanganku. Tubuhku semakin melayang dan seperti terkena aliran listrik yang maha dahsyat.

Aku tak mampu lagi menahan gelora napsu yang semakin mendesak di dalam perutku. Pantatku terangkat seperti menyongsong wajah Pakdhe yang menekan bukit kemaluanku. Lalu tubuhku seperti terhempas ke tempat kosong. Aku merasakan ada sesuatu yang meledak di dalam perut bagian bawahku. Tubuhku menggelepar dan tanpa sadar kujepit kepala Pakdhe dengan kedua kakiku untuk menekannya lebih ketat menempel selangkanganku.

Belum sempat aku mengatur napas tibatiba mulutku sudah disodori batang kemaluan Pakdhe Mitro yang tanpa kutahu sejak kapan sudah melepas sarungnya dan sudah telanjang bulat mengangkangi wajahku. Batang kemaluannya yang besar, hitam panjang dan tampak mengkilat mengacung di depan wajahku seperti hendak menggebukku kalau aku menolak menciuminya.

Dengan rasa jijik aku terpaksa menjulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung topi bajanya yang mengkilat. Aku hampir muntah saat lidahku menyentuh cairan lendir yang sedikit keluar dari lubang kemaluan Pakdhe. Namun jepitan kedua paha Pakdhe di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain.

Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Pakdhe. Lalu dengan paksa Pakdhe membuka mulutku dan menjejalkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena susah bernapas. Batang kemaluannya yang besar memenuhi mulutku yang masih kecil.

Kudengar Pakdhe menggumam tanpa jelas apa yang diucapkannya. Pantatnya digerakgerakannya hingga batang kemaluannya yang masuk ke dalam mulutku mulai bergerak keluar masuk di dalam mulutku. Aku hampir tersedak saat ujung kemaluan Pakdhe menyentuhnyentuh kerongkonganku. Aku hanya mampu melotot karena hampir tersedak. Tanpa sadar kedua tanganku mencengkeram pantat Pakdhe Mitro.

Setelah puas mengerjai mulutku dengan batang kemaluannya, Pakdhe menggeser tubuhnya dan menindihku lagi dengan posisi sejajar. Kedua pahaku dikuaknya dan dengan tangannya, dicucukannya batang kemaluannya ke arah bukit kemaluanku. Aku merasa geli saat ujung kemaluan Pakdhe mulai menggesekgesek pintu lubang kemaluanku yang sudah basah.

Dari rasa geli dan nikmat, tibatiba aku merasa perih di selangkanganku saat Pakdhe mulai menurunkan pantatnya sehingga batang kemaluannya mulai menerobos ke dalam lubang kemaluanku yang masih perawan. Aku merintih kesakitan dan air mataku mulai mengalir. Aku tersadar akan bahaya! Namun terlambat. Pakdhe yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mungkin mau berhenti. Ia hanya sejenak menghentikan gerakannya. Ia merayuku dan mengatakan kalau sakitku hanya sebentar dan berganti rasa nikmat yang tidak terkira.

Pakdhe menarik pantatnya ke atas hingga batang kemaluannya yang terjepit di dalam lubang kemaluanku tertarik keluar. Gesekan batang kemaluannya yang besar di dalam dinding lubang kemaluanku menimbulkan rasa nikmat seperti apa yang dikatakannya. Aku mulai dapat menikmati rasa nikmat itu. Ini mungkin karena pengaruh teh yang kuminum sehingga aku benarbenar belum sadar akan bahaya yang kuhadapi. Yang kuinginkan hanya satu yaitu menuntaskan gejolak yang meledakledak dalam diriku.

Aku kembali merintih kesakitan saat Pakdhe mulai menekan pantatnya lagi yang membuat batang kemaluannya menerobos lebih dalam ke dalam lubang kemaluanku. Lagilagi Pakdhe membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Ia menarik lagi pantatnya. Benar.. Rasa sakit itu berganti nikmat saat batang kemaluannya ditarik keluar hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih terjepit dalam lubang kemaluanku.

Lubang kemaluanku yang sudah sangat licin sangat membantu pergerakan batang kemaluan Pakdhe dalam jepitan lubang kemaluanku. Detikdetik berlalu dan sedikitdemi sedikit batang kemaluan Pakdhe meneronos semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Pakdhe terus menarik dan mendorong pantatnya dengan pelan dan teratur. Hingga suatu saat aku menggigit bibirku keraskeras saat selangkanganku terasa perih sekali. Selangkanganku terasa robek saat Pakdhe menekan pantatnya hingga batang kemaluannya hampir masuk separuh ke dalam lubang kemaluanku.

Aku sempat menjerit menahan sakit yang amat sangat di selangkanganku. Pakdhe segera menghentikan gerakannya dan memberiku kesempatan untuk bernapas. Aku merasa lega saat Pakdhe menghentikan gerakannya. Kini aku dapat merasakan lubang kemaluanku seperti terganjal benda keras dan hangat. Benda itu berdenyutdenyut dalam jepitan lubang kemaluanku.

Kembali rasa sakit yang tadi menyentakku berangsur mulai hilang tergantikan rasa nikmat saat batang kemaluan Pakdhe yang semakin lancar mulai bergerak lagi keluar masuk dalam jepitan lubang kemaluanku. Rasa nikmat terus meningkat sehingga tanpa sadar aku menggoyangkan pantatku untuk segera meraih kenikmatan yang lebih banyak lagi.

Aku seperti gila. Rasa sakit itu sudah benarbenar hilang tergantikan rasa nikmat yang benarbenar memabukkan. Pakdhe semakin bersemangat mengayunkan pantatnya menghunjamkan batang kemaluannya. Empat kali mendorong lalu didiamkan dan diputar kemudian ditarik lagi. Tanpa sadar pantatku terangkat saat Pakdhe menarik pantatnya.

Berkalikali Pakdhe mengulang gerakannya hingga perutku terasa kejang. Tubuhku mulai melayang. Tanganku semakin kuat mencengkeram punggung Pakdhe untuk mencoba menahan kenikmatan yang mulai menerjangku. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya diiringi geramannya yang kudengar bergemuruh di telingaku.

Mataku semakin membeliak menahan desakan yang kian dahsyat di perut bagian bawahku. Aku hampir menjerit saat ada sesuatu yang kurasa pecah di dalam sana. Namun bibir Pakdhe yang tibatiba melumat bibirku menghentikan teriakanku. Pakdhe melumat dengan rakus kedua belah bibirku. Aku merasa tubuhku seolaholah terhempas di awan. Tubuhku mengejatngejat saat aku mencapai puncak pendakian yang melelahkan. Pakdhe yang bibirnya masih melumat bibirku pun mulai berkelojotan di atas perutku. Lalu ia menggeram dengan dahsyat..

Dan akhirnya kurasakan ada semburan cairan hangat yang memancar dari batang kemaluan Pakdhe yang terjepit dalam lubang kemaluanku. Batang kemaluannya berkedutkedut dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe masih bergerak dengan liar selama beberapa saat lalu ambruk menindihku. Napas ku hanya tinggal satusatu. Napas Pakdhe pun kudengar menggemuruh di telingaku.

Air mataku mengalir saat kusadari segalanya telah terlambat bagiku. Kegadisanku telah terenggut oleh Pakdhe. Orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti ayahku. Lalu dengan lembut Pakdhe mengusap air mataku dan berjanji akan menyayangiku sepanjang sisa hidupnya. Aku menjadi agak terhibur dengan perkataannya.

Sejak kegadisanku hilang, aku menjadi pendiam. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri khasku seolaholah hilang sirna. Aku menjadi sangat berubah. Selangkanganku masih terasa sakit hingga beberapa hari setelah kejadian itu.

Mbak Ningsih yang selama ini sangat memperhatikanku sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada diriku. Akhirnya aku mengaku terus terang kepada Mbak Ningsih tentang kejadian yang menimpaku. Ia hanya menghela napas merasa prihatin akan musibah yang kualami.

Kirakira satu bulan sejak aku dinodai Pakdheku, Mbak Ningsih minta pamit kepadaku dan juga Pakdheku. Mbak Ningsih setelah lulus SMK diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Malang dan pindah ke Malang. Sehingga sejak saat itu aku yang baru masuk SMU harus tinggal berdua saja dengan Pakdhe.

Suatu hari, kirakira seminggu sejak kepergian Mbak Ningsih, saat itu aku sedang mencuci pakaianku dan pakaian Pakdhe. Hari itu sekolahku libur karena tanggal merah jadi aku bersihbersih rumah. Pakdhe seperti biasanya merapikan tanaman di halaman depan yang sudah mulai tumbuh tidak teratur.

Setelah kuselesaikan cucianku dan kujemur, aku berniat mandi. Baru saja mau menutup pintu kamar mandi, tibatiba tangan Pakdhe mengganjal pintu kamar mandi dan menyerobot masuk. Aku tidak sempat berteriak karena tibatiba Pakdhe sudah memelukku. Tubuhnya yang hanya tertutup celana kolor dan sudah basah penuh keringat memelukku eraterat. Aku tidak berani berteriak karena diancam kalau tidak mau melayani nafsunya aku akan diusir dari rumah itu dan tidak dibiayai sekolahku. Aku merasa takut sekali dengan ancamannya hingga dengan air mata yang kutahan aku pasrah akan apa yang dilakukan Pakdhe padaku.

Tangan Pakdhe dengan cekatan melucuti dasterku, braku lalu celana dalamku hingga aku benarbenar bugil. Tanpa membuang waktu Pakdhe segera melepas kolornya dan telanjang bulat. Batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai. Kemudian Pakdhe duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Ditariknya tubuh telanjangku ke dalam pelukannya dan dilumatnya bibirku dengan rakusnya.

Mulutku masih tertutup saat lidah Pakdhe mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku. Karena tidak tahan dengan sapuansapuan lidahnya yang mendesakdesak bibirku, akhirnya bibirku pun terbuka. Pakdhe segera menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku dan mendorongdorong lidahku. Mulamula aku diam saja, namun lamakelamaan aku jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluan Pakdhe yang tadinya mengkerut perlahanlahan mulai mengembang dan mengganjal perutku. Aku mulai bereaksi. Lidahku tanpa sadar membalas dorongan lidah Pakdhe.

Tubuhku mulai menggerinjal dalam pelukan Pakdhe saat tangan Pakdhe mulai menggerayangi buah pantatku. Tangan Pakdhe dengan gemas meremas dan memijat buah pantatku lalu ditariknya tubuhku hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya.

Setelah puas memainkan lidahnya dalam mulutku, tangan Pakdhe menekan kepalaku hingga aku disuruhnya berlutut di depan selangkangannya. Batang kemaluannya yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajahku. Ditariknya wajahku ke selangkangannya dan disuruhnya mulutku menciumi batang kemaluannya itu. Dengan agak risi aku terpaksa membuka mulutku dan mulai menciumi batang kemaluannya yang sudah mengeluarkan sedikit cairan.

Kepalaku didorong maju mundur oleh tangan Pakdhe yang mencengkeram rambutku hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulutku. Kerongkonganku tersodoksodok ujung kepala kemaluan Pakdhe yang keluar masuk dalam mulutku. Kudengar napas Pakdhe mulai menggebu. Batang kemaluannya semakin mengeras dalam kuluman mulutku.

Mungkin karena tak tahan, Pakdhe segera menarik tubuhku agar berdiri lalu mendudukanku di sisi bak mandi. Mulutnya segera mencecar payudaraku kanan dan kiri silih berganti. Aku menggelinjang hebat manakala mulut Pakdhe dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudaraku. Tangan Pakdhe pun tak tinggal diam. Tangannya mulai merayap ke selangkanganku yang terbuka lebar dan mulai meremas gundukan bukit kemaluanku.

Aku sampai megapmegap mendapat rangsangan seperti itu. Aku semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulut Pakdhe lalu merayap menyusuri perutku dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluanku. Dikuakkanya kedua bibir kemaluanku dengan jarijarinya lalu disusupkannya lidahnya ke dalam lubang kemaluanku.

Tubuhku yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidah Pakdhe mulai menggesekgesek dinding lubang kemaluanku. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Pakdhe dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku.

Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Pakdhe di selangkanganku. Tanpa sadar mulutku mendesisdesis dan dudukku bergeser tak karuan. Perutku mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledakledak. Tubuhku terasa mulai mengawang dan pandangan mataku nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang aku mencapai orgasmeku.

Belum sempat aku mengatur napas tibatiba Pakdhe sudah berdiri di hadapanku. Batang kemaluannya yang keras dicocokkan ke bibir kemaluanku dan digesekgesekkannya ujung kepala kemaluannya ke bibir kemaluanku yang sudah basah dan licin. Aku menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluanku. Bibir Pakdhe Mitro dengan rakusnya mulai melumat bibirku sambil mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluanku.

Aku masih duduk di bibir bak mandi sementara Pakdhe Mitro menggenjot lubang kemaluanku sambil berdiri. Mungkin karena kesulitan bergerak, dicabutnya batang kemaluannya dari jepitan bibir kemaluanku. Tubuhku lalu diturunkan dari bibir bak mandi dan dibaliknya hingga aku berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Lalu Pakdhe menempatkan diri di belakangku dan mulai mencoba memasukan batang kemaluannya ke dalam bibir kemaluanku dari celah bongkahan pantatku.

Punggungku didorong Pakdhe agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Dipentangkanya kedua kakiku lebarlebar lalu dicucukannya batang kemaluannya ke gundukan bukit kemaluanku. Setelah arahnya tepat, Pakdhe mulai mendorong pantatnya hingga kembali batang kemaluannya menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluanku.

Kembali aku mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluanku. Dindingdinding lubang kemaluanka serasa dikilikkilik. Batang kemaluan Pakdhe yang terjepit ketat dalam lubang kemaluanku berdenyutdenyut. Pakdhe yang napasnya mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatnya maju mundur hingga gesekan batang kemaluannya pada dinding lubang kemaluanku semakin cepat.

Pinggulku yang dipegang Pakdhe terasa agak sakit karena jarijari Pakdhe mulai mencengkeram. Pinggulku ditarik dan didorong oleh tangan kuat Pakdhe seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuhku mulai terhentak dan aku mulai limbung. Kembali aku merasa melayang karena desakan gejolak yang meledakledak. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya dan napasnya semakin menderu.

Pantatku yang ditarik dan didorong Pakdhe maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jarijari Pakdhe semakin terasa di pinggulku. Gerakan ayunan pantat Pakdhe semakin tak terkendali. Tak lama kemudian aku kembali mencapai orgasmeku. Pakdhe pun kukira mencapai puncak kenikmatannya karena aku merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluan Pakdhe ke dalam lubang kemaluanku dengan diiringi geraman yang keluar dari mulut Pakdhe.

Pakdhe tetap membiarkan batang kemaluannya terjepit dalam lubang kemaluanku selama beberapa saat. Napasnya yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipiku. Tulang kemaluannya menekan kuat di bukit buah pantatku. Aku merasa sedikit geli karena rambut kemaluan Pakdhe menempel ketat dan menggesek buah pantatku. Batang kemaluan Pakdhe yang masih keras terasa berdenyutdenyut dalam jepitan lubang kemaluanku. Setelah menyemprotkan sisasisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya.

Tubuhku sudah terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk kedua kalinya aku berhasil digagahi Pakdheku sendiri. Aku membiarkan saja saat Pakdhe memandikanku seperti bayi. Tangannya yang kokoh menyabuni seluruh lekuk tubuhku. Tubuhku kembali menggerinjal saat tangannya yang kokoh mulai menyabuni payudaraku yang baru mulai tumbuh. Putingku yang mencuat dipermainkannya dengan gemas.

Tubuhku semakin menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh perutku lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluanku yang baru mulai ditumbuhi rambut satusatu. Jarijarinya menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluanku dan berlamalama menyabuni daerah itu.

Aku tak berani memandang Pakdhe saat ia mengangsurkan sabun ke tanganku dan menyuruhku menyabuninya. Dengan agak kaku tanganku mulai menyabuni punggung Pakdhe yang kekar. Tanganku bergerak hingga seluruh punggung Pakdhe kugosok merata dengan sabun. Lalu Pakdhe membalikkan tubuhnya menghadapku. Tangannya mengeluselus kedua payudaraku sementara aku disuruhnya menyabuni tubuh bagian depannya.

Tanganku bergerak dari dada terus turun ke arah perut. Napas Pakdhe mulai memburu saat tanganku yang dilumuri busa sabun mulai menggosok bagian bawah perutnya. Batang kemaluannya yang tadi kendur sudah mulai mengembang. Tanganku yang agak ragu dipegang Pakdhe dan diarahkan untuk menyabuni daerah kemaluan Pakdhe. Rambut kemaluannya sangat lebat tumbuh di pangkal batang kemaluannya yang mulai berdiri setengah tegak dan mengeras. Lucu sekali kelihatannya seperti pistol namun gombyok. Ya!! Kelihatannya seperti pistol gombyok!! Seperti pistol tapi lebat ditumbuhi rambut atau gombyok!!

Pakdhe yang sudah mulai terangsang segera menyuruhku menyelesaikan acara saling memandikan. Hanya dengan berbalut handuk, tubuhku yang masih agak basah ditariknya dari kamar mandi dan diseret masuk ke kamar Pakdhe. Pakdhe pun hanya mengenakan kolornya yang tadi dipakainya hingga batang kemaluannya yang sudah setengah keras tampak membusung di balik kolor seragamnya.

Baru saja pintu ditutup, tubuhku sudah langsung disergapnya. Diloloskannya handuk yang melilit tubuhku hingga aku telanjang bulat. Pakdhe segera melepas kolornya dan bugil dihadapanku. Mulut Pakdhe segera menyergap bibirku dan melumatnya dengan rakus. Kedua payudaraku segera menjadi bulanbulanan remasan tangannya hingga tubuhku menggelinjang dalam dekapannya.

Tanganku segera dibimbing Pakdhe dan dipegangkannya ke batang kemaluannya yang sudah semakin mengembang. Bibir Pakdhe yang rakus meulai bergeser turun dari bibirku ke dagu, lidahnya menjilatjilat daguku terus turun ke leherku hingga aku semakin menggelinjang karena kumisnya yang pendek dan kasar menggarukgaruk batang leherku.

Aku semakin mendesis karena kini bibir Pakdhe sudah mulai melumat kedua puting payudaraku kanan dan kiri secara bergantian. Tanganku secara tak sadar bergerak mengurut dan meremas pistol gombyok Pakdhe. Napas Pakdhe pun semakin menderu dan semakin keras menghembus di kedua payudaraku. Jilatannya semakin liar di seluruh bukit payudaraku tanpa terlewatkan sejengkalpun.

Batang kemaluan Pakdhe yang semakin keras mulai berdenyutdenyut dalam genggaman tanganku. Sementara tangan Pakdhe mulai bergerak liar menyusuri penggungku dan turun ke bawah lalu berhenti di kedua pantatku dan meremasremas kedua buah pantatku dengan gemasnya. Aku sangat terangsang. Ya.. Mungkin daerah kelemahanku adalah pada buah pantatku dan pada kedua puting payudaraku. Tubuhku sudah mulai mengawang dan sudah pasrah bersandar dalam pelukan Pakdhe.

Mengetahui kalau tubuhku sudah tersandar sepenuhnya dalam pelukannya, Pakdhe segera mendorong tubuhku ke kasurnya hingga aku berbaring telentang. Ditindihnya tubuh telanjangku oleh tubuh kekar Pakdhe. Dibentangkannya kedua kakiku lebarlebar dan aku kembali digumuli Pakdheku. Lidah Pakdhe kembali menyerbu bibirku lalu bergeser ke leherku.

Pistol gombyok Pakdhe yang sudah sangat keras mengganjal di perut bagian bawahku. Rambut kemaluannya yang gombyok sangat terasa menggesekgesek perutku menimbulkan rasa geli.

Lidah Pakdhe menjilatjilat seluruh batang leherku hingga aku mendesisdesis kegelian. Tubuhku semakin menggelinjang menahan geli saat lidahnya mulai bergeser turun dan menyapunyapu sekeliling bukit payudaraku di sekitar putingku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah Pakdhe yang panas mulai menyapunyapu puting payudaraku. Tubuhku serasa semakin melayang.

Lidah Pakdhe terus bergeser ke bawah. Pusarku dijilatnya dengan rakus lalu lidahnya mulai bergerak turun ke perut bagian bawahku. Otototot perutku terasa seperti ditariktarik saat bibir Pakdhe menyedotnyedot daerah sekitar perut bagian bawahku di atas pangkal pahaku. Geli sekali rasanya, apalagi kumisnya yang pendek dan kasar menyeruduknyeruduk kulit perutku yang halus.

Pakdhe lalu membalik tubuhnya. Wajahnya menghadap selangkanganku sementara pistol gombyoknya dihadapkan ke wajahku. Diturunkannya pantatnya hingga batang kemaluannya menempel bibirku. Dibimbingnya pistol gombyoknya ke mulutku. Aku tahu aku harus membuka mulutku menyambut pistol gombyok Pakdhe yang dijejalkan ke dalam mulutku. Dengan terpaksa aku mulai mengulum pistol gombyok Pakdhe dan menjilati seluruh ujung topi bajanya yang mengkilat.

Tubuhku terhentak saat mulut Pakdhe mulai melumat bibir kemaluanku. Kedua tangannya menarik kedua bibir lubang kemaluanku dan membukanya lebarlebar lalu lidahnya yang panas didorong keluar masuk kedalam lubang kemaluanku. Aku semakin mendesisdesis menahan nikmat. Napas Pakdhe yang semakin menggebu sangat terasa meniupniup lubang kemaluanku yang terbuka lebar.

Tanpa sadar pantatku terangkat ke atas seolah menyambut dorongan lidah Pakdhe yang menggesekgesek kelentitku. Gerakan lidahnya yang liar seolah membuatku semakin gila. Tanpa dapat kucegah lagi, mulutku merintih dan mendesis menahan gejolak kenikmatan yang meledakledak. Batang kemaluan Pakdhe yang menyumpal mulutku tak mampu menahan desisan yang keluar dari mulutku.

Mataku kembali nanar. Perutku terasa kejang.. Dorongan gejolak liar yang mendesak di perut bagian bawahku sudah hampir tak dapat kutahan lagi. Lalu dengan diiringi rintihan panjang tubuhku menggelepar dan berkelojotan seperti ayam disembelih. Tubuhku lalu melayang dan terhempas di tempat kosong. Akhirnya tubuhku terdiam beberapa saat. Aku telah mencapai orgasme yang ke sekian di pagi itu.

Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat Pakdhe yang telah mencabut batang kemaluannya dari kuluman mulutku bangkit dan duduk di sisi pembaringan mengangkat tubuhku dan mendudukanku di pangkuannya. Tubuhku dihadapkannya ke dirinya dan kakiku dipentangkannya hingga aku terduduk mengangkang dipangkuannya dengan saling berhadapan. Kemudian tangan Pakdhe mengarahkan batang kemaluannya ke celah bukit kemaluan di selangkanganku.

Bless!! Aku terhenyak saat pantatku diturunkan dan ada suatu benda keras dan hangat mengganjal di lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Seluruh dinding lubang kemaluanku terasa berdenyutdenyut. Kelentitiku yang sudah membengkak tergesek nikmat pada pangkal batang kemaluan Pakdhe. Lain sekali rasanya bersetubuh dengan posisi begini. Aku merasa sangat terangsang! Kelentitku serasa tergesek penuh pada batang kemaluan Pakdhe.

Dengan dibantu kedua tangan Pakdhe yang menyangga kedua buah pantatku tubuhku bergerak naik turun di pangkuan Pakdhe. Payudaraku yang baru tumbuh bergetar bergoyanggoyang seiring dengan naik turunnya tubuhku di pangkuan Pakdhe. Batang kemaluan Pakdhe yang menancap ketat dalam jepitan lubang kemaluanku terasa menggesek nikmat seluruh dinding lubang kemaluanku yang terus berdenyutdenyut meremas apa saja yang menyumpalnya.

Tubuhku terasa menggigil bergetar saat mulut Pakdhe tak tinggal diam. Mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku bergantian. Mulutnya menyedot buah dadaku sepenuhnya. Gerakanku menjadi kian liar. Desakan gejolak birahi semakin mendesak. Aku mempercepat gerakanku naik turun dengan diselingi sedikit memutar saat seluruh batang kemaluan Pakdhe masuk hingga ke pangkalnya ke dalam jepitan lubang kemaluanku.

Karena tak tahan lagi tanpa sadar kudorong tubuh Pakdhe hingga terbaring telentang di kasur dengan kedua kaki menjuntai ke lantai. Tubuhku yang tadi di pangku Pakdhe menjadi duduk seperti seorang joki yang sedang naik kuda balap berpacu dalam birahi dengan menduduki Pakdhe yang berbaring telentang. Gerakanku kian bebas. Dengan tangan bertumpu pada dada Pakdhe yang bidang aku terus menggerakan pantatku memutar dan maju mundur. Kelentitiku kian ketat tergesek batang kemaluan Pakdhe.

Tanga Pakdhe yang memegang kedua pantatku semakin ketat mencengkeram dan membantu mempercepat gerakanku. Aku merasa tubuhku kembali mulai mengawang. Gerakanku kian tak terkendali. Mataku mulai membeliak dan mulutku menceracau tak karuan. Puncak pendakian kian dekat.. Kian dekat..

Dan akhirnya dengan merintih panjang tubuhku berkejatkejat seperti sedang terkena aliran listrik. Lubang kemaluanku berdenyutdenyut saat ada sesuatu yang pecah di dalam sana.. Tubuhku berkejatkejat beberapa saat lalu ambruk di atas perut Pakdhe. Aku benarbenar tak bertenaga. Ya akibat pistol gombyok Pakdhe aku mencapai orgasme yang kesekian kalinya. Luar biasa Pakdhe ku ini. Walaupun sudah tua namun mampu membuat aku yang masih ABG begini bertekuk lutut.

Pakdhe yang rupanya belum mencapai orgasme segera membalikkan tubuhku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluanku. Sekarang tubuhku yang telentang gantian digenjot Pakdhe. Aku yang sudah tak bertenaga hanya pasrah. Pakdhe dengan semangat juang terus menggenjot selangkanganku dengan tusukantusukan batang kemaluannya. Pistol gombyoknya tanpa ampun menghajar lubang kemaluanku.

Perlahanlahan napsuku mulai bangkit lagi menerima tusukantusukan pistol gombyok Pakdhe. Dengan sisasisa tenaga yang masih ada aku berusaha menyambut setiap tusukan pistol gombyok dengan menggoyangkan pantatku ke kanan dan kiri.

Napas Pakdhe semakin memburu dan terdengar menggemuruh menghembus ke payudaraku yang dilumat bibir rakus Pakdhe. Genjotan Pakdhe semakin kuat dan bertubitubi. Desakan gejolak yang mendesak dalam tubuhku semakin menguat. Aku sudah hampir tak kuat lagi menahan desakan itu. Tubuhku kembali mengejang. Pantatku terangkat dan dengan merintih panjang aku mencapai puncak pendakian yang sangat melelahkan.

Tubuhku terhempas di tempat kosong dan pandangan mataku makin nanar. Aku merasa betapa di saatsaat itu tubuh Pakdhe yang menindih perutku mulai bergetar. Mulutnya menggeram dahsyat dan pantatnya menekan kuatkuat menghunjamkan pistol gombyoknya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe berkejatkejat lalu aku merasa ada semprotan cairan hangat menyiram di dalam lubang kemaluanku. Ada rasa berdesir menyergapku saat semprotan itu menyembur ke liang rahimku. Tubuh Pakdhe tersentaksentak lalu ambruk di atas perutku.

Sungguh melelahkan pergumulan di pagi itu. Akhirnya aku tertidur karena terlalu lelah. Pagi itu Pakdhe benarbenar melampiaskan seluruh hasratnya pada tubuhku. Dari pagi hingga malam aku tidak dibiarkannya mengenakan pakaian utuh. Aku disetubuhi berkalikali hari itu hingga selangkanganku terasa ngilu karena digenjot Pakdhe.

Sejak kepergian Mbak Ningsih aku menjadi pelampiasan napsu Pakdhe. Minimal satu kali dalam satu minggu Pakdhe pasti minta jatah dariku. Selama tiga tahun aku menjadi budak napsu pistol gombyok Pakdhe hingga aku lulus SMU.

Tiga tahun aku harus menjalani kehidupan sebagai sasaran tembak pistol gombyok Pakdhe. Ternyata hal seperti itu dialami juga oleh Mbak Ningsih. Dia bercerita kalau dulu pertama kali diperawani Pakdhe dirinya tidak sadar. Untuk selanjutnya ia juga diancam tidak akan dibiayai sekolah dan diusir kalau tidak mau memenuhi keinginan Pakdhe.

Lalu setelah aku lulus, atas kebaikan Mbak Ningsih aku kuliah di salah satu PTS di kota Solo. Untuk menambah biaya karena tidak ingin terlalu memberatkan Mbak Ningsih aku terjun ke dunia pelacuran. Ya.. Akhirnya aku menjadi pelacur untuk membiayai kuliahku. Aku berjanji akan berhenti dari dunia ini setelah aku mempunyai cukup bekal. Demikianlah cerita mesum hot Yuni dan Ningsih oleh cerita sex hot

BUGIL DI PESTA BARENG TEMAN CEWEK, Update 2023

BUGIL DI PESTA BARENG TEMAN CEWEK

Cerita Sex Panas – cerita mesum ini adalah cerita bokep dulu.. Sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan sehari-hari. Waktu itu Verna protes karena aku tidak memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indah yang ikut mendukung Verna karena pacarnya juga tidak boleh diajak.  “Emangnya lu ngundang siapa aja sih Ci, masa si Chevy aja ga boleh ikutan?” kata Indah. “Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih” timpal Verna. “Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh”. Aku ingin sedikit membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah aku merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila tetanggaku, Pak Joko dan Taryo.  Kemarinnya aku memang sudah mengabari Pak Joko lewat telepon bahwa aku besok akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Joko tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Joko seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Verna yang hari itu pakaiannya seksi berupa sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Dia kusuruh keluar dulu sampai aku memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Taryo. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan istirahat.

Indah yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu. Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore. “Eh.. sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk” ajakku pada mereka. Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya. “Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana?” tegur Indah.  “Iya Ci, lagian kan kalo si tua Joko itu dateng gimana tuh” sambung Verna. “Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Joko udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti” bujukku sambil menarik tangan Verna. Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok tetangga, setelah kutantang Verna baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat di tubuhnya, aku membantu Indah yang masih agak malu mempreteli pakaiannya. Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun. Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama bermain di air aku naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut tubuhku dengan kimono. “Ci, sekalian ambilin kita minum yah” pinta Verna. Akupun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.

“Ok, it’s the showtime” gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan skenario ini. Aku segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Joko dan Taryo segera kesini karena pesta akan segera dimulai. “Iya neng, kita segera ke sana” sahut Taryo sambil menutup gagang telepon. Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Aku yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka. “Wah udah ga sabaran nih, daritadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng” kata Pak Joko. “Pokoknya yang rambutnya dikuncir itu buat saya dulu yah neng” ujar Taryo merujuk pada Indah. “Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok” kataku “yang penting sekarang surprise buat mereka dulu”. Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan. Pertama-tama dimulai dari Verna. Aku berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua gelas air, disana Indah sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Verna masih berendam di air. “Ver, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih” pintaku padanya. “Lu lap badan dulu gih, gua tunggu di sana”. Aku masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Joko dan Taryo yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus.

BUGIL DI PESTA BARENG TEMAN CEWEK

Tak lama kemudian Verna memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.  “Kenapa Ci, ada perlu apa emang?” tanyanya. “Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok” jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka. Sebelum Verna sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Verna yang terkejut tentu saja meronta-ronta, namun pemberontakan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu. Pak Joko dengan gemas meremas payudara kirinya dan memilin-milin putingnya. Si Taryo berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Verna. “Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng” komentar Taryo sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vagina Verna, diperlakukan seperti itu Verna cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Joko begitu kokoh. “Hei, jangan rakus dong Tar, dia kan buat Pak Joko, tuh jatahlu masih nunggu di luar sana” kataku padanya. Mengingat kembali sasarannya semula, Taryo menurunkan kembali kaki Verna dan bergegas menuju ke kolam. “Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu” godaku. Setelah Taryo keluar tinggallah kami bertiga di kamarku.

Pak Joko langsung menghempaskan dirinya bersama Verna ke ranjang spring bed-ku.  Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indah dari kolam, aku melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka. Indah terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari Taryo. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari Taryo, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat badannya. “Jangan.. tolong!” jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Taryo. Taryo dengan santai membawa Indah ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia air Indah terus berontak saat Taryo menggerayangi tubuhnya dalam himpitannya. Sekuat apapun Indah tentu saja bukan tandingan Taryo yang sudah kesurupan itu. Perlawanan Indah mengendur setelah Taryo mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak terlalu jelas detilnya Taryo menggerayangi tubuh Indah, tapi aku dapat melihat Taryo memeluk erat Indah sambil melumat bibirnya. Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di kamarku. Aku lalu menghampiri Pak Joko dan Verna untuk bergabung dalam kenikmatan ini. Sama seperti Indah, Verna juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Joko.  Waktu aku menghampiri mereka Pak Joko sedang menjilati paha mulus Verna sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada payudara dan kemaluan Verna. “Aduh Ci.. tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini.. ahh!” kata Verna ditengah desahannya. “Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong” kataku seraya melumat bibirnya. Aku berpagutan dengan Verna beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Joko mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudara Verna secara bergantian, sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Verna tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : AKU DAN MAT dan TETANGGA KAMAR KU SEKSI

“Hhhmmhh.. tetek Neng Verna ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng” kata Pak Joko disela aktivitasnya. Memang sih diantara kami bereempat, payudara Verna termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Joko pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Verna ditelan olehnya. Puas menetek pada Verna, Pak Joko bersiap memasuki vagina Verna dengan penisnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Verna dia memegang penisnya untuk diarahkan ke liang itu. “Ouch.. sakit Ver, duh kasar banget sih babu lu” Verna meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Joko mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu. “Tahan Ver, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja” kataku sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Joko. Pak Joko menyodokkan penisnya dengan keras sehingga Verna pun tidak bisa menahan jeritannya, Verna kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.  Pak Joko mulai menggarap Verna dengan genjotannya. Aku merasakan tangan Verna menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh..aku mendesah merasakan jari-jari Verna menggerayangi kemaluanku. Aku lalu naik ke wajah Verna berhadapan dengan Pak Joko yang sedang menggenjotnya.

Verna langsung menjilati kemaluanku dan Pak Joko menarik tali pinggang kimonoku sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Verna, dia meraih payudaraku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai aku meringis menahan sakit. Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok payudara yang satunya. Aku yang mengerti apa maunya segera mencondongkan badanku ke depan sehingga dadaku pun makin membusung indah. Ternyata dia tidak langsung mencaplok payudaraku, tetapi hanya menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Verna pada vaginaku membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Verna juga mengorek-ngoreknya dengan jarinya.  Aku mendesah tak karuan merasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Joko merambat naik dari dadaku hingga hinggap di bibirku, kami berciuman dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur. “Aahh.. oohh.. gua dah mau.. Pak!” erang Verna bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas. Melihat reaksi Verna, Pak Joko semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Aku sendiri tidak merasa akan segera menyusul Verna, dibawah sana seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan aku dan Verna mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Verna.

Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Joko semakin liar. Setelah aku ambruk ke samping, Pak Joko menindih Verna dan mulai menciuminya, dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Verna, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya. “Hhmmpphh.. sluurrpp.. cup.. cup..” demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Joko cukup pengertian akan kondisi Verna yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku, padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar bibir vaginaku dan menyentuhkan kepala penisnya disitu.  Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke vaginaku. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan itu. Permainan Pak Joko sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Aku meraih tangannya untuk meremasi payudaraku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Verna terdengar lagi menjari sahut menyahut dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam waktu bersamaan, bedanya aku dikocok dengan penis sedangkan Verna dikocok dengan jari-jarinya. Verna membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Joko bermain lebih leluasa. “Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek. “Oohh.. terus Pak.. kocok terus” Verna terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. “Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. udah mau” aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks. “Neng Citra.. Neng Verna.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh” geramnya dengan mempercepat gerakkannya. Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : ADA RASA DI ANTARA KITA dan BERCINTA DENGAN WANITA HAMIL

Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan penisnya dari vaginaku dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Verna berlutut dan mengoral penisnya yang berlumuran cairan cintaku. Verna berlutut mengemut penis basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Aku bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Verna menikmati penis Pak Joko. Verna mengemut batangnya, aku mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati “sosis” itu. Di tengah kulumannya mendadak Verna merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Joko mencabut penisnya dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami.  Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan “Sabar, sabar dong neng, bisa putus kontol bapak kalo rebutan gini” katanya terbata-bata. Setelah tidak ada yang keluar lagi Verna menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Joko jatuh tepat di dada Verna. Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka untuk melihat keadaan Indah dan Taryo. Aku tiba di kolam melihat Taryo sedang menggarap tubuh mungil Indah.

Di daerah dangkal Indah dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Taryo dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot penisnya pada vagina Indah. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Taryo yang buruk rupa tapi bisa ngentot dengan gadis seimut itu. “Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih?” sapaku. “Edan Ci.. gua sampe klimaks tiga kali.. aahh!” desah Indah tak karuan. “Neng.. temennya enak banget, udah cantik, memeknya seret lagi” komentar Taryo sambil terus menggenjot. Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Taryo menusukkan penisnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya. Kepala Taryo menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indah naik turun berkali kali mengikuti gerakan Taryo.  Jeritannya makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga kolam. Setelah menaklukkan Indah, Taryo memanggilku yang mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka. “Sini neng, mendingan dipuasin pake kontol saya aja daripada ngocok sendiri” . Akupun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya aku dengan pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya. “Gila nih kontol, masih keras juga..udah keluar berapa kali tadi?” tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih “lapar” itu. “Baru sekali tadi..

abis saya masih nungguin neng sih” godanya saambil nyengir. Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, aku melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya aku pada lantai di tepi kolam, disebelah Indah yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung. Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya.  Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Taryo ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Taryo mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya. Kalau dibandingkan dengan Pak Joko, memang sodokan Taryo lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Joko yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu.  Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong aku melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga..

Baca Juga Cerita Seks Panas : Yuni dan Ningsih

ternyata si Verna, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai payudaranya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis. Adegan itu ditambah serangan Taryo yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga dadaku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan air. Aku merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia tentang hal ini. Taryo memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau keluar. Susah payah aku bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, akupun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan.  Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati rasa, begitu juga Taryo yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Aku berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua payudaraku nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di jendela Verna dan Pak Joko sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indah yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh tubuhnya. Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur. Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain poker dengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik Verna, filenya akan disimpan dalam komputer Verna untuk koleksi dan tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas. Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Joko dan Taryo kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Aku mulai membagikan kartu dan permainan dimulai.

Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah akhirnya Indah melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Indah. Indah sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Taryo menyusupkan tangannya ke kimono Indah meraih payudaranya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Joko menyerang dari bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Indah dan langsung membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu. Perlakuan ini membuat rontaan Indah terhenti, kini dia malah mengelus-elus penis Taryo yang menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Joko dan dadanya diremas Mulkas. Aku melihat lidah Pak Joko menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Indah, lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Indah tidak tahan lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan penis Taryo ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim.  Event menarik itu tidak dilewatkan Verna dengan kamera-HP nya. Indah terengah-engah melayani penis super Taryo, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti aktris bokep dan Verna sebagai juru kameranya. Pak Joko yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu pada bibir kemaluan Indah, sebagai pemanasan sebelum memasukinya.

Kemulusan tubuh Indah terpampang begitu Taryo menarik lepas tali pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak Joko mempergencar rangsangannya dengan menciumi batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Indah yang sudah kesurupan “setan seks” itu jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu “Ahh.. awww.. Pak enak banget.. masukin aja sekarang!” rintihnya manja sambil meraih penis Pak Joko yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya.  Pak Joko pun mendorong penis itu membelah kedua belahan kemaluan Indah diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai aku dibuat merinding mendengarnya. Aku mengeluarkan payudara kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Verna yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Indah nampak sangat liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Taryo yang menopang tubuhnya dari belakang meremasi kedua payudaranya serta memencet-mencet putingnya. Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Taryo, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Indah tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada penis Taryo.  Serangan Pak Joko pada vagina Indah semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat. “Aaakhh..aahh!” jerit Indah dengan melengkungkan tubuhnya ke atas. Indah telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Joko yang menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Verna, difokuskan terutama pada wajah Indah yang sedang orgasme.

Tanpa memberi istirahat, Taryo menaikkan Indah ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina Indah dikocok oleh penis Taryo. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Taryo. Taryo yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Indah menikmati pijatan kemaluannya. Pak Joko mengistirahatkan penisnya sambil menyusu dari kedua payudara Indah secara bergantian. Aku semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam vaginaku saking terangsangnya, sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku.  Bosan dengan gaya berpangkuan, Taryo berbaring telentang dan membiarkan Indah bergoyang di atas penisnya. Kemudian dia menyuruh Verna naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Verna yang daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu. Seluruh wajah Taryo tertutup oleh daster transparan Verna, namun aku masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju payudaranya. Pak Joko yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling sambil berciuman penuh nafsu. Dengan tetap berciuman Pak Joko memasukkan penisnya ke vaginaku, cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi penisnya keluar masuk dalam vaginaku hingga aku histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Aku cuma bisa pasrah di bawah tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi payudaraku, mulutnya pun terus menjilati leherku. Aku masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana kemari. Aku melihat Taryo masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Verna sudah bertukar posisi dengan Indah.  Sekarang mereka saling berhadapan, Verna bergoyang naik turun diatas penis Taryo sambil berciuman dengan Indah yang mekangkangi wajah Taryo.

Indah membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Taryo sampai terdengar suara sluurrpp.. sshhrrpp..Ketika aku sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia tekan sepenuhnya penis itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali. Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam.  Aku sudah setengah sadar ketika Pak Joko menumpahkan maninya di wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Indah sudah terkapar lebih dulu dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air. Sebelum tak sadarkan diri aku masih sempat melihat Taryo menyodomi Verna yang masih dalam gaun transparan yang sudah berantakan, tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan ngantuk aku pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Verna maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku.  Kuguncang tubuh Indah untuk membangunkannya. “Gimana Dah.. puas semalem?” tanyaku . “Gila gua dientotin sampe kelenger, barbar banget tuh dua orang, eh.. omong-omong pada kemana yang lain si Verna juga ga ada?” “Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk.. udah lengket gini” ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana. Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi.

Kami berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Verna dan kedua penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Verna sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Taryo sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Joko berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus “bekerja”. Aku dengan tidak terlepas dari live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indah dari belakang.  Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indah. Demikian juga Indah dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain. Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya. “Uuhh.. Ci!” dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada kami saling berhimpit. Tangan Indah yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Verna dengan kedua pria itu membuatku makin naik. Indah mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi Indah supaya bisa lebih nyaman menonton Verna. Aku melihat wajah horny Verna yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Joko pada vaginanya, sementara Taryo hampir mencapai orgasmenya, dia semakin cepat menggesek-gesekkan penisnya diantara gunung kembar itu, tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan.  Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan mulut Verna. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian Indah pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan payudaraku, putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku.

Perbuatan Indah yang mengobok-obok vaginaku dengan jarinya itu hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu. Aku masih menikmati jari-jari Indah bermain di vaginaku ketika Taryo yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Verna berjalan ke arahku, penisnya agak menyusut karena baru orgasme. Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya mendarat di payudara kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil sesekali memelintirnya.  Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke payudara kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda. Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke vaginaku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Taryo yang sudah bangkit lagi. Kembali aku disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indah dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira. Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indah dan Verna keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak. Cukup lama juga aku dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di lemari meja rias. Waktu aku menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya ampun.. ternyata mereka sedang bermain “short time” sambil menungguku. Indah yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Joko menyodokinya dari belakang sambil memegangi payudaranya yang tidak terbuka.

Sementara di pintu mobil, Verna berdiri bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Taryo yang berjongkok di bawahnya.  Celana dalamnya tidak dibuka, Taryo menjilati kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut bekerja meremasi payudara dan pantatnya. “Weleh.. weleh.. masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet kita” kataku sambil geleng-geleng kepala. “Tenang neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok” tanggap Pak Joko dengan terengah-engah. Akhirnya setelah 15 menitan Pak Joko melepas penisnya dan memanggilku untuk bergabung dengan Indah menjilatinya. Aku tadinya menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus akhirnya aku berjongkok di sebelah Indah.  “Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur” kataku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu.

Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Joko menggeram dan cepat-cepat kuberikan penis itu pada Indah yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang sambil menekan penisnya ke mulut Indah, Indah sendiri sedang menyedot sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indah tidak terlalu lama mengisapnya. “Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah?” ujar Verna yang sudah merapikan kembali pakaiannya. Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Ratna yang hari ini absen.  Demikianlah cerita mesum ku BUGIL DI PESTA BARENG TEMAN CEWEK oleh cerita sex hot.