NGENTOT DENGAN SANG PRIMADONA SMA dan LEPAS KEPERJAKAAN KEPADA JANDA MUDA, Update 2023

NGENTOT DENGAN SANG PRIMADONA SMA dan LEPAS KEPERJAKAAN KEPADA JANDA MUDA

Cerita Dewasa Panas – Cerita seks adalah cerita mesum waktu itu, Hari yang membosankan buat galang, hari ini tak ada yang bisa dikerjakannya, mau jalan keluar..males ga ada teman. nonton DVD membosankan , semua koleksi sudah filmnya sudah ia tonton. Akhirnya ia hanya bermain gitar mencoba lagu lagu baru. saat itulah handphone nya berdering. lanjut…..  “hallo…?” galang mengangkat telepon “hai galang..ini gue….novia..” suara manis terdengar di ujung sana.  Novia adalah salah satu primadona di sma galang, selain cantik juga dia juga pintar, namun entah kenapa sampai sekarang dia belum punya pacar, padahal yang menyatakan cinta cukup banyak  “iya kenapa via..?” “sibuk ga…..?” tanya Novia “kenapa emangnya…..?” “mau ga ke rumah gue….ajarin gue main gitar dong………” “kamu mau belajar gitar…..?” tanya Galang “iya….kayaknya lihat orang main gitar asik banget…..makanya aku kepengen…bisa ya,,…?” Galang berpikir sejenak, sebelum akhirnya meng iyakan. “ok..deh…gue kesana sekarang…..” “thanks galang……see u…” Galang pun bersiap menuju rumah Novia, tak lupa ia bawa gitar kesayangannya.  Rumah Novia terletak di kompleks perumahan elit, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses, sedangkan ibunya adalah dokter di sebuah rumah sakit terkemuka di Jakarta. sesampainya disana, galang sempat agak bingung mencari bel pintu yang ternyata tersembunyi di balik tanaman.  suara bel terdengar nyaring ke dalam rumah, dan tak lama terdengar suara pintu pagar dibuka ‘hai..Galang…masuk yuk…….” ternyata Novia sendiri yg membukakan pintu.

Galang sempat terpana melihat novia yg kelihatan cantik siang itu, senyumannya, rambutnya yg panjang diikat ke belakang semakin memperjelas kecantikannya, ia memakai celana jeans pendek ketat, dan kaos putih press body , membuat mata Galang tak bisa lepas dari dua tonjolan di dada Novia, dan pantatnya ..hmmmm.  “ribet banget mau masuk ke kompleks ini ya…?” kata Galang “oo..satpam depan ya…..emang gitu sih….demi keamanan juga katanya …ya gitu deh….” “gitu ya..” “langsung ke kamar aku aja yuk….biar bebas……”ajak Novia  Galang memang sempat beberapa kali mengantar Novia pulang , namun ini pertama kalinya ia masuk ke dalam rumahnya. Jelas sekali rumah ini mempunyai kelas tinggi, seluruh perabotannya adalah yg terbaik dan termahal.  Sambil mengikuti novia menuju kamarnya, tatapan mata galang tak lepas dari goyangan pantat Novia saat berjalan..hmmm…otak kotor Galang mulai muncul.galang segera membuang pikirannya itu dan berusaha terlihat cool dan berjalan dengan mantap seolah tak ada apa apa.  Galang tak dapat menyembunyikan kekagumannya melihat kamar Novia , yang mirip bahkan mungkin lebih bagus daripada kamar hotel bintang lima. Kamarnya punya akses langsung ke kolam renang pribadi, khusus Novia…. sungguh mengagumkan.  “gila..kamar kamu keren banget…..” Novia tersenyum dan berkata , ” asalnya ini kamar kakak aku..dia sekarang kerja di Jerman…aku pake deh kamarnya..”

Galang duduk di sofa yang ada di situ sementara Novia mengambil gitarnya dari dalam lemari. “gitarnya bagus…yamaha…….hebat hebat…” kata Galang setelah Novia memperlihatkan gitarnya.  Novia tak menjawab hanya tersenyum…..senyuman yg menggetarkan hati Galang. Galang segera mengambil gitar tuanya menyetemnya sejenak dan ia siap memulai pelajaran.  Novia mengikuti cara galang memegang gitar dan memperhatikan dengan serius segala yg dikatakan Galang. Novia mencoba memainkan gitarnya, namun yg keluar cuma nada sumbang. sejenak mereka berdua berpandangan dan mulai tertawa bagai anak kecil  “aduh..susah ya….” kataNovia “ahh..santai aja..baru pertama kali kok…..wajar..” kata Galang satu getaran terjadi saat itu, seolah emosi keduanya menyatu atau apalah.  Galang mulai merasa nyaman dan betah bersama Novia , begitu juga sebaliknya. selama dua jam, galang mengajarkan nada dasar, lagu lagu sederhana, chord, dan posisi jari. Terakhir Galang memberi contoh bermain gitar dengan menyanyikan lagu romantis ‘my heart’ .  Novia terlihat terpesona dengan permainan Galang apalagi lagunya adalah favoritnya banget. ia pun ikut bernyanyi sesuai dengan lagu aslinya.  lagu my heart selesai, keduanya masih saling berpandangan penuh emosi dan cinta, bibir mereka perlahan saling berdekatan, namun belum sempat bertemu tiba tiba Galang menarik diri.  “ehh..udah sore nih…aku pulang ya….” kata Galang “OOH..gitu..ya udah deh…..” kata Novia nadanya terdengar kecewa “minggu depan aku kesini lagi deh….

kamu latih aja dulu yg tadi aku ajarkan ..ok…?’ “ya udah…..minggu depan ya…..” Novia mengantar Galang keluar, dan sebelum pulang ia mencium pipi Galang. membuat Galang pulang diantar dengan berbagai khayalan indah.  malamnya di kamar Galang , ia berpikir tentang hari ini, bibir mungil Novia, dan tatapan pasrahnya terus mengganggu dia, berbagai pikiran kotor kembali memenuhi kepalanya.  ‘ga deh…jangan……dia tuh anak orang kaya..jet set..kelas atas..elite….sementara gue…….kagak deh..ga bakal sanggup gue…..” batin Galang , ia pun tertidur dan bermimpi tentang Novia tanpa busana.  Minggu berikutnya Galang kembali datang ke rumah Novia, kali ini pintunya terbuka dan sebuah mobil mewah terpakir di halaman. Rupanya ayah Novia ada di rumah, dan ia memandang curiga ketika Galang masuk dengan vespa kebanggaannya.  “cari siapa…..?” tanya ayah Novia angkuh “Novia ada..oom…saya Galang…..saya….” “ooh…yg kasih les gitar ya…..” ayah Novia memotong “betul oom….” “Novia..sayang…Galang udah datang nih…..” teriak ayah Novia matanya terus menatap tajam Galang dari ujung kepala sampai kaki, seolah sedang menyelidiki.  Tatapan mata ayah Novia mulai membuat Galang tak nyaman, untunglah tak lama Novia keluar dan ia masih cantik seperti biasanya ,  “hei..masuk yuk….”ajak Novia “permisi oom..” kata Galang sopan , namun tak dijawab oleh ayah Novia, dalm hati ia berkata ” sombong amat..” Novia langsung mengajak Galang ke kamarnya. “ga apa apa nih via..” tanya Galang khawatir “ga apa apa , bebas kok..cuek aja…”  Galang mencoba tersenyum pada Novia, dan dibalas pula dengan senyuman yang manis. “ya udah..dimulai yook….” kata Galang  mereka memegang gitar masing masing, dan memulai memainkannya, dan ternyata walau belum terlalu lancar, Novia sudah memainkannya lebih baik.  “wahh..lumayan tuuh…” puji Galang “siapa dulu dong gurunya….” kata Novia lalu tersenyum. tiba tiba pintu kamar Novia terbuka, dan ayahnya masuk “sayang..ayah berangkat dulu….sudah ditunggu…mau oleh oleh apa dari singapura..?” “apa aja deh ayah…” kata Novia sambil mencium ayahnya “dah..sayang…” kata ayah Novia lalu keluar tanpa mempedulikan Galang disana.

NGENTOT DENGAN SANG PRIMADONA SMA dan LEPAS KEPERJAKAAN KEPADA JANDA MUDA

tak berapa lama terdengar suara mobil meninggalkan rumah, Novia pun kembali ke gitarnya. Galang memberikan pelajaran lanjutan sambil terus mengobrol. ternyata selain cantik dan pintar, wawasan musik Novia juga tidak memalukan. setelah beberapa jam akhirnya mereka beristirahat. Novia melakukan peregangan tangan ke atas kepalanya, membuat dadanya terbusung ke depan, membuat Galang salah tingkah  “makasih ya Galang..kamu baik banget…” kata Novia “sama sama…” jawab Galang tak ada ide mau bilang apa lagi “eh..Galang..aku mau berenang ,..ikut yukk..?” kata Novia sambil membuka pakaiannya, di dalamnya ia mengenakan bikini. “eh..ya silakan aja…” kata Galang semakin salah tingkah.. Galang bersandar di sofa , dengan gitar dipangkuannya, jarinya refleks memetik metik senar perlahan.  matanya tak bisa lepas dari tubuh molek Novia yg hanya terbungkus bikini, pantatnya bergoyang indah saat ia melakukan pemanasan, perlahan lahan penis Galang mulai hidup. sebelum menceburkan diri ke kolam Novia sempat berbalik, memperlihatkan sebagian buah dadanya yg montok membuat Galang menelan ludah.  “ayo dong…ikutan…..” ajak Novia ‘aduuh..sorry deh..ga bawa baju nih…” ‘ya udah….” kata Novia dan meloncat masuk ke kolam renang.  Galang tak bisa menahan diri untuk mendekati kolam, namun ia hanya duduk di pinggir kolam, bermain air dengan kakinya. setelah beberapa lama berenang, Novia pun keluar dari kolam dan ikut duduk di samping Galang. puting susu terlihat tercetak menggoda dari balik bikininya.  “Galang…makasih ya…..kamu udah ajarin aku main gitar…” kata Novia manja “ooh..iiya..iya…..” Galang salah tingkah. “boleh ga aku memberi ucapan terima kasih…?’ kata Novia sambil memandangi galang.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : MEMEK TEMBEM MBAK YETY

Galang membalas tatapan mata Novia, sambil perlahan bibirnya mendekati bibir Novia, dan menekannya lembut saat bersentuhan, ciuman mereka begitu lama dan panas, sementara jari Novia perlahan merayap turun dan menyentuh gembungan di balik celana Galang.  sementara Galang dengan perlahan dan lembut membuka bagian atas bikini novia, memperlihatkan bulatan penuh buah dada ranum. Galang dengan sedikit ragu meremas buah dada Novia, namun hanya sesaat, kemudian ia kembali larut dalam permainan panas ini.  kini buah dada Novia telah diraup oleh mulut Galang, dijilati dan digigiti dengan lembut, membuat Novia merintih penuh rasa nikmat….dan kemudian Galang menggendong novia ke dalam dan membaringkannya di sofa, sementara Novia tersenyum pasrah….  “kamu cantik sekali …” gumam Galang  Tangan Galang menjelajahi seluruh tubuh Novia, seirama dengan meleburnya hasrat mereka berdua. Galang mencium wajah Novia, matanya, lalu lehernya. bau kolam renang bercampur dengan harum tubuh Novia. ciuman Galang terus menurun ke tubuh Novia, pada buah dadanya, pada perutnya. Galang menikmati tiap jengkal tubuh mulus Novia, diciuminya dan dijilatinya bagai permen.  Novia melebarkan kakinya saat ciuman Galang semakin turun ke bawah. dengan cekatan Galang melepas bagian bawah bikini Novia, memperlihatkan hadiah istimewa. Vagina Novia terlihat indah di mata Galang, bibirnya bagai kupu kupu , lembab, dengan clit pink basah diantaranya.  jemari Galang perlahan menyusuri bibir vagina itu, tubuh Novia menggelinjang menikmati rangsangan tersebut. tak tahan lagi , dengan satu gerakan galang menjilati bibir vagina novia, menyedot dan menggigit lembut, lidahnya menyapu clit Novia , membuatnya semakin menggelinjang dan mengerang bagai kesakitan. hal ini membuat Galang makin bersemangat.  Tiba tiba Novia berbalik posisi, kini Galang yang terbaring di sofa, dan dengan cekatan giliran Novia yang membuka celana Galang, membuat penisnya langsung keluar dan tegak berdiri. Novia mengambil posisi diantara kaki Galang, dan menggegam penis galang dengan dua tangan, perlahan memijit dan mengocoknya penuh perasaan.  “penis kamu bikin aku geregetan Galang…..” kata Novia manja.

Galang bagai tersihir, tak mampu berkata apa apa selain menggeram nikmat. kemudian dengan gerakan yg erotis, Novia menjilat kepala penis Galang sekali, sangat perlahan, lalu tersenyum menggoda , dan bicara dengan nada yg menggoda pula..  “terusin jangan…ya……?” tak perlu jawaban , Galang mendorong kepala novia lebih dekat ke penisnya.  Novia mengecup penis itu sebelum memasukan ke dalam mulutnya, segera kehangatan kenikmatan menjalari seluruh tubuh Galang, penisnya kian mengeras. sambil tetap menggengam penis diujung bawah, mulutnya mulai bergerak naik turun sepanjang penis Galang, dan disaat bersamaan memijit dan mengocok lembut, naik turun.  Galang melihat ke bawah, menyibakkan rambut Novia, kini ia bisa melihat penisnya meluncur timbul tenggelam ke dalam bibir sensual Novia. sedotan Novia makin lama makin keras, Galang merasa tak akan bertahan lama jika terus begini.  “Novia….aku….mau..sekarang….” kata kata Galang tak jelas  Novia mendongak dan tersenyum, penis tak lepas dari mulutnya. Novia kemudian mendorong kepalanya lebih dalam sehingga seluruh penis galang masuk ke dalam mulutnya, sampai ke ujung tenggorokan.  Dia bertahan di posisi itu sejenak, lalu perlahan kembali menyusuri penis dengan bibirnya, ia sangat menikmati hal itu, apalagi melihat wajah Galang yang belingsatan.  Novia kemudian menghisap kepala penis satu kali, memainkan lidahnya disana, lalu menelan kembali seluruh penis Galang. kali ini rupanya ia tersedak, ia melepas penis Galang , terbatuk batuk lalu tersenyum manis pada Galang.  “saatnya tiba..Galang sayang….” kata Novia, sambil bergerak ke atas tubuh Galang mencari posisi yang tepat.

Penis Galang bersentuhan dengan paha dalam Novia, bulu bulu halus vagina sedikit menggelitik Galang.  Novia meraih penis Galang, mengarahkannya ke vaginanya, mengesek geseskan sejenak di bibir vaginanya. sampai akhirnya Galang merasakan penisnya mulai terbenam di vagina Novia saat ia merendahkan tubuhnya.  Penis Galang menerobos masuk, menyeruak sempitnya vagina ,terasa hangat dan nikmat. Galang meraih pantat Novia, dan menariknya, berusaha untuk membuat penisnya masuk lebih dalam.  “aduhh..ga muaat…aahhh..” erang Novia.  perlahan dan teratur, novia mulai menggerakan naik turun tubuhnya diatas Galang. mereka berdua saling menatap sejenak, Novia merendahkan tubuhnya dan mereka pun saling berciuman, nafsu birahi semakin berirama indah di antara mereka, menyatukan mereka dlam gairah panas membara.  Novia mengerang saat mereka berciuman, lidah mereka bertemu dan saling menari. Galang tiba tiba merasakan rasa hangat yg berbeda menjalari penisnya, saatnya segera tiba. penis Galang mengeras bagai baja dalam lingkup kehangatan, basahnya vagina Novia, suatu efouria mulai muncul makin lama makin kentara.

“Galang…ahhh..ahhh….” “via….aku bentar lagi…uuughhhh…”  gerakan naik turun Novia semakin cepat, makin cepat makin cepat. dan… keduanya mengerang hampir bersamaan saat kenikmatan bercinta datang menghampiri mereka berdua,  “oooohh..galaaaaannng…ahaaaaaaahhhhhhh…” Novia berteriak Galang hanya menggeram, saat cairan cintanya menyembur keluar cukup banyak. Setelah selesai, tubuh Galang terasa relax, ia berbaring antai di sofa, sementara Novia ambruk di atas tubuhnya, keduanya bermandikan keringat.  “ooh…Galang…kamu ternyata luar biasa….” kata Novia pelan Galang hanya tersenyum, mereka kemudian berciuman mesra.Tiba tiba terdengar suara mobil masuk dan suara orang masuk.  “celaka..ayah…..kenapa sudah pulang…” Novia terlihat panik . Galang hanya terdiam terpaku saat ayah Novia masuk ke dalam kamar., ayah Novia sangat terkejut melihat anaknya telanjang bulat bersama lelaki yg tadi dia acuhkan.  “NOVIA….!!!!!APA APAAN KAMU……!!!!!!” Galang terpaku tak tahu harus berbuat apa saat tiba tiba ayah Novia masuk ke kamar itu dan memergoki mereka berdua tanpa busana, sudah jelas mereka tidak sedang bermain catur.  “celaka ..mati gue….” gumam Galang, ketakutan terpancar di matanya. “jadi …selama ini kalian hanya berbuat mesum saja disini…..?” kata ayah Novia dengan nada tinggi. “ayah..tapi Novia……” Novia hendak berkata namun segera dipotong oleh ayahnya. “tapi apa lagi…..memangnya kamu pikir ayah goblog…..sejak kapan belajar gitar harus telanjang seperti ini!!! ”  Galang tak mampu berbuat apa apa, hanya dalam hati ia berdoa semoga bisa lolos dari masalah ini.  Ayah novia mendekati anaknya dan memandangi tubuh bugil anaknya cukup lama ,“kamu ini……mau belajar gitar apa belajar jadi pelacur…!!!!!…sama gembel lagi….!!!!”Disebut gembel, harga diri Galang agak terusik, namun ia kembali terdiam, ia tidak dalam posisi yang menguntungkan.

Baca juga Cerita Hot Terkini : MEMEK DI HAJAR OLEH KAKEK

“beruntung penerbangan ayah di cancel…ayah sudah menduga ada yg tidak beres dengan kamu dan guru gitar kamu ini……kamu ini……..kamu..” kata ayah Novia tak mampu berkata kata sambil menatap buah dada anaknya yg ranum.  “dan kamu anak muda….” tiba tiba ayah Novia berbalik pada Galang. “aku sudah tahu siapa kamu, aku selalu menyelidiki siapa siapa saja yang mendekati anakku….dan kamu tahu…anak muda…..aku bisa dengan mudah membuat kamu dan keluarga kamu sengsara dan hidup di jalan….paham!!!!!” lanjutnya.  Sebenarnya banyak kata kata yg ingin dikeluarkan Galang dari benaknya, namun ia menyadari, dalam posisinya sekarang, satu kata salah, maka seluruh keluarganya akan tidur di jalan, ayah Novia punya cukup kekuasaan untuk berbuat itu.  Novia terduduk di ranjang, isakan tangisnya membuat tubuhnya terguncang guncang, membuat buah dadanya bergerak naik turun. Dan sial bagi Galang, hal itu justru malah membuat birahinya naik lagi, perlahan penisnya kembali menegang…..  ” aduh celaka….” gumam Galang ketika ayah Novia memandanginya dengan marah saat melihat Galang kembali terangsang. “anakku memang menggairahkan…betulkan anak muda…?” kata ayah Novia “mm..maksud..bbbapak…..” Galang tergagap PLAKKKK!!!!!! tiba tiba ayah Novia menampar galang. “jangan pura pura goblog!!!!!”  Galang terdiam sambil memegang pipinya yang terasa panas. “kamu menikmati tubuh anakku kan……?” Galang terdiam  “kamu sangat menikmati tubuh Novia …..ya kan…..?” Galang tetap tak menjawab. “baik….kamu duduk disamping anakku sekarang..ayo cepat!!!” perintah ayah Novia pada Galang.  dengan patuh dan bingung Galang duduk di samping novia, sementara ayahnya mengambil kursi dan duduk dihadapan mereka.  “baik…..kalau kamu memang suka tubuh anakku, coba kamu elus elus pahanya..ayo…” perintah ayah Novia yg membuat keduanya terkejut. “ayah….tapi…..” Novia mencoba protes. “diam!!! sekarang kalian berdua ikuti perintah ayah..atau gembel temen kamu ini akan dapat masalah besar.” kata ayah Novia.

Galang dan Novia saling berpandangan bingung juga khawatir. Novia kemudian mengangguk pelan agar Galang lebih baik patuh pada perintah ayahnya. Dengan masih ragu ragu dan sedikit risih, Galang mengelus paha mulus Novia sambil terus ditonton oleh ayah Novia.  “buka paha kamu lebar lebar novia…..” perintah sang ayah.  Novia membuka pahanya lebar memperlihatkan vaginanya, sedangkan elusan galang mulai merambah ke bagian dalam paha Novia dan makin ke atas.  “ayo…sentuh vaginanya….itu kan yang kamu mau…?” kata sang ayah.  Galang memandang ayah novia, berusaha menebak apa yg ada dipikiran lelaki ini, apakah ini sebuah jebakan..?? namun ayah Novia justru balik melotot dan menyuruh segera melakukan perintahnya. Perlahan elusan Galang naik ke atas dan menyentuh vagina Novia, jari jarinya menyusuri naik turun bibir vagina Novia. erangan dan rintihan mulai terdengar keluar dari bibir Novia.  Galang berpaling pada ayah Novia, namun ia terkejut karena ayah Novia sedang membukai pakaiannya, sementara melepas pakaian pandangannya tak lepas dari Galang dan Novia, suatu ekspresi aneh terpancar dari wajahnya, ia kemudian memijat mijat penisnya sendiri sambil tak melepas pandangan pada anaknya. Galang mulai merasakan situasi akan menjadi lebih tak terduga.  Galang kemudian kembali berkonsentrasi pada Novia, ia terus menerus melakukan rangsangan pada vagina Novia, vagina itu kian basah, ia belum berani berbuat lebih jauh lagi tanpa perintah dari sang ayah, meskipun kini penisnya sudah menegang menagih kenikmatan lebih, aliran darah seolah bergerak cepat di kepalanya.

“sekarang kamu jilati vaginanya..ayo…” perintah sang ayah selanjutnya  Galang membungkukkan kepalanya dan mulai menjilati vagina Novia, dan tanpa mempedulikan apa apa lagi , Galang mulai menikmati semua ini. Novia sendiri pun kelihatannya sudah tak peduli apa apa lagi, ia memejamkan mata sambil menggigit bibirnya, kadang terdengar rintihan yg keluar dari bibirnya.  Sambil menjilati vagina Novia , Galang mengelus paha mulus gadis itu kadang kemudian ia meremas pantat Novia. kepalanya terbenam semakin dalam diantara paha gadis cantik itu.  Galang mendengar ayah Novia bergerak mendekat , dan sepertinya sang ayah masih melakukan masturbasi sambil melihat anaknya dari dekat.  “tubuh anakku memang nikmat kan anak muda…..? hmm..kamu menikmatinya kan…..?dan buat kamu Novia , kalo kamu memang mau jadi pelacur…biar ayah yang ajarkan kamu jadi pelacur….” kata ayah Novia.  saat mendengar hal itu Galang mendongakkan kepalanya, dan ia sempat terkejut melihat Novia sedang menggenggam dan menjilati penis ayahnya sendiri bagai menjilati permen loli, bahkan kemudian walau terlihat sedikit ragu tapi akhirnya ia mengulum penis ayahnya sendiri di mulutnya.  Terdengar gumaman dan erangan dari bibir Novia saat penis ayahnya bergerak keluar masuk di mulutnya. Galang masih terpaku memandangi dua tubuh telanjang , ayah dan anak sedang melakukan oral sex.  “anak muda….berdiri kamu..” kata ayah Novia. Galang pun berdiri dan ayah Novia segera berdiri disampingnya, kemudian ia menyuruh Novia untuk mengoral penisnya dan Galang .  Novia kemudian berlutut di depan kedua pria itu , mengenggam kedua penis itu dengan tangannya dan secara bergantian mengocok dan mengulum kedua penis itu, dengan gerakan cepat.

saat Novia mengulum penis Galang, ia memandang wajah Galang. Dari sinar matanya, Galang dapat melihat keterhinaan dan rasa malu Novia melakukan semua ini, apalagi pada ayahnya sendiri. Namun saat itu Galang sudah tak perduli lagi, birahinya sudah naik ke ubun ubun, ia bahkan mendorong penisnya semakin masuk ke dalam mulut Novia , membuat gadis itu tersedak.  saat kemudian Galang merasakan akan orgasme , ia menahan kepala Novia dan membiarkan spermanya menyembur masuk ke dalam mulut Novia. Tiba tiba ayah Novia menarik tubuh anaknya ke kasur dan langsung menindihnya, buah dada Novia ia remas dan ia sedot sedot kasar, membuat Novia mengerang ngerang tak jelas.  Novia dan Galang saling beradu pandang, Galang melihat sinar mata Novia kian meredup, dan samar ia melihat tetesan air mata terjatuh dari mata indah itu.  ayah Novia lalu mengambil posisi diantara kedua kaki anaknya , mengarahkan penisnya pada vagina yg sudah basah, dan hanya dengan satu gerakan , penis itu meluncur masuk.  “aaaaaaaaawwwww……..” jerit Novia saat penis ayahnya memasuki tubuhnya, ayahnya mulai bergerak teratur menggenjot tubuh anaknya sendiri. “ini yg kamu mau kan…hmmm…? kamu mau jadi pelacur kan….hhmmm…?” kata ayah Novia sambil terus semakin intens genjotannya.

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : MEKI LEGIT PERAWAN BERJILBAB dan TANTE KESEPIAN MANSTURBASI SETIAP MALAM

Galang hanya mampu memandangi adegan itu, di satu sisi ia merasa kasihan dengan Novia tapi di sisi lain ia sangat menikmati hal ini, pemandangan seperti ini dulu hanya ia lihat di vcd bokep, tapi hari ini ia menyaksikan sendiri seorang gadis cantik yang disetubuhi ayahnya sendiri.  Ayah Novia mengangkat kaki anaknya makin tinggi dan lebar dan mendorong penisnya masuk semakin dalam, sementara erangan dan rintihan makin jelas terdengar dari mulut Novia, air matanya pun kini mulai deras mengalir.  makin lama gerakan ayah makin cepat, sampai akhirnya tubuh ayah Novia terlihat menegang, wajahnya merengut, dan ia segera menarik keluar penisnya, dan menyemburkan penisnya di buah dada Novia, sebagian mengenai wajah anaknya.  Sperma nya bagai tak berhenti terus keluar,semburan demi semburan membasahi buah dada Novia yang bergerak naik turun.  “kamu benar anak muda ..tubuh anakku memang sangat dashyat dan juga nikmat…” kata ayah Novia pada Galang.  kemudian ia mengelus elus kepala anaknya, mencium keningnya dan kemudian berkata,“nah..begitu cara jadi pelacur yang baik, …..nanti malam ayah akan ajarkan lagi bagaimana jadi pelacur yang baik….”kemudian ia keluar dari kamar itu sambil bersiul siul puas.  sekeluar ayah Novia, Galang baru berani mendekati Novia yg tengah menangis di tempat tidur. Galang berusaha menghiburnya dan menenangkannya ,namun Novia menyuruh Galang agar lekas pulang.  Galang mengerti, mungkin ia butuh waktu untuk sendiri, ia pun memakai pakaiannya kembali, membereskan gitarnya dan bersiap untuk pulang., sebelum keluar ia menatap untuk terakhir kalinya Novia yg masih terisak isak di tempat tidur dengan tubuh telanjang.  selama perjalanan pulang , ia terus mengingat dan membayangkan pada apa yang baru saja terjadi, ia tak pernah mengira niatnya mengajari Novia bermain gitar berubah menjadi sebuah petualangan sex yang tak terduga.

LEPAS KEPERJAKAAN KEPADA JANDA MUDA

Memang Cerita Dewasa Seru ini tertuju khusus buat teman-teman atau sahabat dari yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Dan cerita Dewasa Seru ini pastinya lumayan akan membuat anda konak dan lumayan membuat fresh pikiran setelah melakukan aktivitas yang berat. Maka untuk yang udah penasaran bagaimna Cerita Dewasa Seru ini langsung aja di baca dan di nikmati Cerita Dewasa Seru yang berjudul Cerita Dewasa Seru | Lepas Keperjakaan Dengan Janda. Dan berita Gue Update Terus Cerita Dewasa Seru untuk hasrat anda dan kepuasan dari pembaca.  Cerita ini merupakan pengalamanku yang pertama kali berhubungan sex dengan wanita yang lebih tua dariku Karena aku biasanya ngentot dengan gadis-gadis belia apalagi dengan cewek-cewek abg yang masih smp pasti hasrat sex dan nafsu ngentot ku bakal tak terbendung Karena itu cerita ngentot wanita dewasa janda ini merupakan pengalaman spesial dan baru bagiku Simak saja cerita dewasa berikut ini untuk mengetahui jalan ceritanya  Dan aku mempunyai saudara sepupu bernama Monica yang umurnya kurang lebih 45 tahun Dia sudah menjanda selama tiga tahun Sekarang dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak terlalu besar maupun kecil Kebetulan anak dari sepupuku ini sudah ditempat kost karena mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya Aku kadang-kadang mampir ketempatnya untuk mengobrol maupun mendengar keluh kesah dia karena dari kecil kami sangat akrab  Pada Suatu saat aku mampir terlihat beberapa teman sepupuku yang sedang bertamu Karena biasanya aku langsung ke ruang tamu dibelakang membaca koran majalah atau menonton televisi Karena aku pikir mereka sedang mengobrol seputar cowok atau mengenai salon

Lalu aku dipanggil oleh sepupuku untuk diperkenalkan kepada teman-temannya Halo Kenalin nich Mbak Rika dan Mbak Nita kata sepupuku  Dan aku menjabat tangan satu persatu teman sepupuku ini Karena mereka sepertinya sangat santai sekali cara mengobrolnya aku agak sungkan lalu aku ke belakang kembali Kudengar cara mereka bicara seperti anak-anak seumur tujuh belas tahun mungkin bila di depan anak-anak mereka tidak begitu cara mereka berbicara Mereka tinggal di perumahan Bintaro bila dengar cerita sepupuku Mbak Rika baru enam bulan ini ditinggal oleh suaminya karena kecelakaan pesawat terbang sedangkan Mbak Nita adalah seorang istri pejabat yang sering ditinggal suaminya keluar negeri Mbak Rika mempunyai tubuh padat kulit putih tinggi kurang lebih 165 cm Sedangkan Mbak Nita agak langsing dengan payudara yang agak lumayan menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Rika  Mooon aku pulang dulu yach tuch sudah dijemput anakku masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan kata Mbak Nita  Lhoe aku pulang dengan siapa nich sela Mbak Rika  hai Gampang nanti diantar oleh adik gue jawab Monica seraya menepuk bahuku  Waaach enggak ngerepotin nich Mas kata Mbak Rika kembali  Enggaaak koq Mbak jawabku  Laalu aku disuruh menemani Mbak Rika mengobrol karena sepupuku Monica hendak mandi Dan Kulihat Mbak Rika memakai rok hitam serta blazer berwarna pink duduk santai dikarpet membaca majalah sambil meluruskan kakinya Kulihat begitu bening kulit dipahanya Lalu kami mengobrol panjang lebar tapi kulihat dari pandangan Mbak Rika agak sedikit genit sehingga membuatku pusing juga Setelah Monica selesai mandi Mbak Rika mohon pamit  Dan Mas tolongin dong maklum nich sudah tua sambil minta tolong kepadaku supaya meraih kedua tangannya untuk berdiri  Haaaa ha ha Rika Rika Makanya minum jamu dong ledek Monica terhadapnya  Aaaduch Koq begini yach pinggangku jawab Mbak Rika sambil menunduk memegang pinggangnya  Naaach lho Kenapa nich tanya Monica  Enggaaak tahu nich jawab Mbak Rika

Laalu aku tuntun Mbak Rika ke dalam mobil  Ook Mon Sampai lusa yach bye bye  Dan Dalam perjalanan Mbak Rika duduk di depan menemaniku membawa mobil dia juga minta izin kalau dia mau rebahan sambil menurunkan sandaran jok kebelakang Kadang kucuri pandang paha Mbak Rika yang agak tersingkap dari roknya  Maaas sepertinya pinggangku agak salah urat nich saat duduk di karpet tadi  Waaach itu harus cepat-cepat diurut lho Mbak kataku  Tapi mau cari tukang urut dimana malam-malam begini kata Mbak Rika  Dan Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa mengurut Mbak? tanyaku memancing  Dan Mereka semua di Jogya Mas kuliah disana jawabnya  Yacaaah kalau enggak keberatan aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Rika pancingku lagi  Yaaaach udach jawabnya mengangguk  Dan Singkat cerita aku menunggu Mbak Rika diruang tamu karena dia sedang ganti baju sambil membuatkan aku teh manis Mbak Rika keluar dari ruang tengah sambil membawa cangkir minuman untukku dengan hanya mengenakan daster yang amat tipis sehingga secara samar-samar terlihat BH serta celana dalamnya Wach tambah pusing aku dibuatnya  hai Minum dulu dech Mas sapa dia  Dan Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Rika untuk diurut  Dan Mas bagian sini nich sambil Mbak Rika mengangkat dasternya hingga kebahunya dalam keadaan terlungkup ditempat tidur  Kemudian memang Mbak Rika ini mempunyai tubuh yang padat hingga kedua belah bagian pantatnya tampak tersembul ke atas dan yang lebih gilanya dia memakai celana dalam yang model belakangnya hanya seutas tali yang menyelip diantara kedua belah pantatnya Tak disangka hari ini aku menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya Lalu aku mengambil minyak dari keranjang yang telah dia sediakan didalam keranjang itu juga ada beberapa botol alat-alat untuk mandi

Aku mulai menggosok bagian pinggangnya dan kadang-kadang tanganku kusentuh pada bongkahan daging pada kedua belah pantatnya Dia rupanya sangat menikmati urutan tanganku dipinggangnya hingga dia terlelap tidur  Dan Mbak gimana sudah agak enakan enggak? tanyaku  Dan Dia kaget terbangun lalu dia berkata Mas bisa tolong sekalian betis kakiku enggak masalahnya agak pegal-pegal juga nich  Yuaaaps jawabku singkat  Dan Tampak Mbak Rika agak merenggangkan kedua belah kakinya dan tetap dalam posisi terlungkup tampak sekilas kulihat pinggiran lubang vagina Mbak Rika tersembul diantara celana dalamnya yang memang hanya berbentuk segitiga pada bagian depannya Aku lalu menukar minyak gosok dengan body oil dalam keranjang diatas meja dekat tempat tidur Mbak Rika Aku mulai menggosok dari betis ke arah paha dengan melumurkan body oil agak banyak Terus kuurut kedua belah betis Mbak Rika hingga sampai kedua belah pahanya  Kemudian Mas urutnya agak ditekan sedikit dibagian sini Mas soalnya pegel amat sich kata Mbak Rika sambil menunjuk antara paha dan pantatnya dibagian belakang lalu dia juga membuka tali dari celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya dekat bantal dikepalanya Dan Makin jelas sudah kulihat vagina Mbak Rika dari bagian belakang dan tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih olehnya Aku mulai menekan pantatnya dengan kedua jempolku dan kadang-kadang aku sentuh lubang anus Mbak Rika dengan sentuhan halus  Ooooch tampak Mbak Rika mulai mendesah  Dan Aku tuang body oil banyak-banyak dikedua bongkahan daging dipantatnya lalu aku mulai menggosoknya turun naik dari kedua pahanya Lalu Mbak Rika menyuruhku menaruh body oil ditelapak tanganku lalu dipegangnya tanganku dan ditaruh disela-sela lubang kemaluannya  Maaas tolong gosok dibagian ini yach Mas pintanya  Dan Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya mulai dari lubang anus Mbak Rika  Oooch Mas teruskan Mas Och  Lalu Kulihat Mbak Rika mulai terangsang oleh sentuhan-sentuhan kelima jariku Tanpa buang waktu sambil menggosok body oil kumasukan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya terus kulalukan beberapa kali dan kulihat kedua tangan Mbak Rika meramas keras sprei ditempat tidurnya

Tiba-tiba Mbak Rika bangun dari tempat tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman dibibirku sambil mempermainkan lidahnya Dan dia berbisik  Maaas aku buka bajunya yach  Dan Aku hanya mengangguk tanda setuju Dilepaskannya baju dan celanaku hingga tak selembarpun benang menempel ditubuhku  Dengan daster Mbak aku buka juga yach  Dan Diapun mengangguk setuju Aku disuruhnya duduk disamping tempat tidurnya lalu disodorkan kedua belah buah dadanya kemulutku dan aku sambut dengan melumat kedua belah bongkahan daging kenyal didadanya Tangan kananku juga sudah bermain disekitar vagina Haduh Mbak Rika tampaknya bekas body oil yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak Rika Dia makin mendekap kepalaku kedadanya dan kadang-kadang pinggulnya menghentak-hentak ke arahku saat jari-jariku keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya  Dan Lalu dia jongkok dihadapanku dan mulai memasukan penisku ke dalam mulutnya tampak penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya Rasa nikmat mulai menjalar keubun-ubun kepalaku Lalu dia permainkan lidahnya pada ujung bagian bawah penisku Wach sangat pintar sekali pikirku Mbak Rika ini cara merangsang laki-laki  Maaaas mau khan gantian pintanya  Dan Aku mengerti bahwa Mbak Rika minta dijilati vaginanya Lalu dia mengambil handuk kecil disemprotnya handuk tersebut dengan minyak wangi yang kutahu bukan minyak wangi lokal lalu dibersihkan selangkangannya dengan handuk tersebut Lalu diapun tidur terlentang dengan mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal tidurnya Maka tampak jelas lubang kemaluan Dan Mbak Rika yang telah mempunyai bibir disisi kanan kirinya dengan warna merah kecoklat-coklatan Dan tampak pula lubang anus Mbak Rika yang sudah berwarna coklat tua pasti dia pernah bermain anal sex juga nich pikirku Dan memang tidak terlihat sehelai rambutpun disekitar kemaluan dan anusnya  Kemudian Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak Rika dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh berarti memang Mbak Rika sangat rajin merawat tubuhnya

Dia mulai menggelinjang diatas tempat tidurnya saat kusapu kemaluannya dengan lidahku Lalu aku oleskan telunjukku dengan body oil dan kumasukan pelan-pelan ke dalam lubang anusnya berbarengan dengan lidahku mempermainkan kelentitnya  Oooch Och Och !!  Dan Tampak teriakan Mbak Rika sepertinya tidak menghiraukan akan ada orang lain yang mendengarkannya  Ayo Teruskan Mas Jangan berhenti Och  Dan Terus kupermainkan kedua lubang Mbak Rika akhirnya dia memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya Mas Pakai kondom yach itu ambil didalam laci  Kemudian Ternyata didalam laci kulihat bukan hanya kondom tetapi ada beberapa penis yang terbuat dari karet elastis juga terdapat didalamnya Setelah kupakai kondom kumasukan penisku ke dalam kemaluannya langsung aku hentak keras beberapa kali lubang kemaluannya Iapun mengimbangi dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi terus kulakukan permainan keras tersebut selama tiga puluh menit hingga kulihat Mbak Rika tidak lagi melakukan perlawanan Dan Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda mau mengeluarkan pejunya lalu aku cabut penisku dari lubang kemaluan Mbak Rika Perlahan-lahan aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Rika sambil meneteskan body oil dibagian atas penisku  Ahhhh Pelan-pelan Mas  Dan Terus aku tekan penisku hingga terpendam habis dilubang anus Mbak Rika dan pelan-pelan juga aku tarik lalu aku masukan kembali sampai Mbak Rika tidak membuat reaksi tanda sakit dilubang anusnya Aku mulai menggenjot tanpa henti penisku ke dalam lubang anusnya dan karena tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Rika pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar  Kemudian saat pejuku hendak muncrat kutekan penisku dalam-dalam sambil mencium bibir dan merangkul tubuh Mbak Rika kuat-kuat Setelah itu aku terkulai disisi tubuh

Mbak Rika Dan kulihat Mbak Rika mencabut kondomku lalu membersihkan penisku dengan handuk kecilnya Hingga Lalu iapun merangkul diriku sambil berbisik kepadaku  Dan mas Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas jangan bilang siapa-siapa cukup hanya kita berdua yang tau  Dan Akupun mengangguk lesu sambil kegirangan tentang rahasia ini lalu kukecup keningnya sambil merangkulnya erat-erat lalu q berkata  Kemudian mbak qhu selalu pengin melakukan ini setiap hari dengan mbak sambil qhu peluk dan qhu belai rambutnya yang halus  iyaaaa mas qhu pun juga begitu sambil dia membalas pelukakanku yang sangat hangat  Dan begitupun kami melakukannya hampir setiap hari dengan mbak rika yang hot.   Demikianlah cerita mesum NGENTOT DENGAN SANG PRIMADONA SMA dan LEPAS KEPERJAKAAN KEPADA JANDA MUDA oleh cerita sex hot

NGENTOT JANDA MUDA SAMPAI CROT, Update 2023

NGENTOT JANDA MUDA SAMPAI CROT

Cerita Dewasa Terbaru – cerita mesum ini adalah kisah dewasaku dengan seorang janda. arwah baru berusia 29 tahun, tapi sudah menjanda. Suaminya mati dalam sebuah k ecelakaan bus, meninggalkannya sendirian dengan tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Hidupnya jadi susah, karena itulah ia pulang ke desa untuk hidup bersama kedua orang tuanya.

Menjadi seorang janda bukan berarti sudah tidak menginginkan sex lagi. Itu salah. Buktinya, Marwah masih saja menginginkannya, apalagi sudah lama ia tidak mendapatkannya. Memeknya jadi gatal, tapi ia harus sekuat tenaga menahannya. Sebagai seorang wanita yang baik, ia tidak boleh terlalu vulgar mengumbar nafsu birahinya.

Di desa, Marwah memelihara ayam. Dia juga mempunyai sebuah kolam ikan peninggalan almarhum suaminya serta beberepa petak sawah dan sedikit ladang kering. Sehari-hari ia sibuk mengurusnya, lumayan untuk sedikit mengalihkan perhatiannya.

Sehari-hari, ia akrab dengan seorang anak pengangon kambing yang sesekali suka mengusilinya. Namanya Adi, usianya baru 15 tahun. Selain usil, Adi juga suka bicara seenaknya. Mulanya Marwah risih juga mendengar perkataannya yang tak senonoh itu. Tapi setelah memperhatikan, ternyata anak itu hanya berkata jorok bila mereka berdua saja, dan semua kata-katanya tidak sampai terdengar keluar. Hanya mereka berdua yang tahu. Itu membuat Marwah yakin kalau Adi adalah anak yang pintar menjaga rahasia.

Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa itu…

Hari sudah beranjak sore ketika Marwah berniat untuk mandi. Itu adalah rutinitasnya seperti biasa, tapi entah mengapa, sore itu ia merasa tidak enak hati, seperti ada yang membuatnya deg-degan. Perasaannya jadi tidak menentu, naluri kewanitaannya mengatakan bakal ada sesuatu yang terjadi. Entah itu baik ataupun buruk.

Dan benar saja, saat mau menyirami tubuh telanjangnya yang sudah disabuni, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sepasang mata yang mengintip penasaran dari balik dinding gedek. Seperti umumnya kamar mandi di desa, kamar mandi Marwah juga cuma ditutup gedeg atau anyaman bambu sebagai sekatnya. Siapapun yang berniat mengintip akan dengan mudah melihat dari celah dinding bambu. Dan sore ini, Adi melakukannya. Ya, Marwah sangat hafal sekali, itu adalah sepasang mata milik si bocah.

”Adi, ngapain kamu?!” tanya Marwah dari dalam.

“Ya, ini aku, Budhe…” jawab Adi enteng tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ia malah tersenyum lebar karena sudah berhasil mengintip tubuh montok Marwah yang sehari-hari tertutup jubah panjang dan jilbab lebar. Memang, tidak semua orang bisa seberuntung dirinya saat ini.

Dalam hati, Marwah membatin, ”Nakal sekali anak ini, harus aku kasih pelajaran!” Dan pelajaran yang cocok untuk anak semacam Adi adalah… Marwah akan membiarkan bocah kecil itu terus mengintip tubuhnya! Rasain, biar saja dia jadi puyeng karena melihat seluruh tubuhnya. Marwah tidak peduli. Salah sendiri jadi anak kok nakal banget.

NGENTOT JANDA MUDA SAMPAI CROT

Pura-pura tidak terjadi apa-apa, Marwah meneruskan acara mandinya. Sambil mengguyur tubuh montoknya yang masih penuh busa sabun, ia sedikit meliuk-liukkan tubuhnya, memamerkan bokong dan payudaranya yang bulat montok pada Adi. Tersenyum dalam hati, Marwah memperhatikan betapa Adi terdiam dan terkagum-kagum memandanginya. Bocah itu melotot dengan air liur hampir menetes keluar.

Jangankan Adi yang baru beranjak gede, orang-orang di pasar saja suka usil bila melihat Marwah. Mereka suka mencolek dan menggodanya kala Marwah menjual telur bebek ke salah satu kios langganannya. Dengan kemolekan tubuhnya, Marwah dengan cepat menjadi idola para pedagang telur di pasar inpres. Tapi untunglah, dengan dandanannya yang alim dan sopan, sampai saat ini belum ada yang berani berbuat macam-macam kepada dirinya. Dan Marwah berharap, semoga selamanya juga tidak ada. Dia ingin menjalani hidupnya di desa ini dengan tenang. Marwah tidak ingin mencari masalah.

Setelah tubuhnya bersih, Marwah mengambil handuk yang ada di cantolan baju. Pelan dia mengusap sisa-sisa air yang masih menempel di tubuh montoknya. Diperhatikannya Adi yang masih tetap setia mengintip dari celah dinding. Marwah tersenyum, ia berniat untuk unjuk diri sekali lagi. Entah kenapa, menghadapi Adi yang usil, sisi liar Marwah jadi bergejolak seperti ini. Padahal biasanya ia cukup teliti menjaga aurat, buktinya ia selalu mengenakan baju panjang dan jilbab kalau keluar rumah. Marwah tidak ingin ada yang menikmati lekuk tubuh montoknya secara gratis.

Menghadap persis ke arah Adi, Marwah mulai beraksi. Sedikit membusungkan dada, ia mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya berulang kali, membuat benda yang masih kelihatan padat meski sudah digunakan menyusui 3 orang bayi itu semakin terlihat indah. Marwah juga memilin-milin putingnya yang mungil kecoklatan, yang kelihatan sangat kontras dengan kulit tubuhnya yang putih mulus. Tak berhenti sampai di situ, tangan Marwah turun ke bawah dan mulai mengusap-usap bibir vaginanya. Dia mencolokkan dua jarinya ke dalam dan mulai mengocoknya dengan begitu lembut. Di luar, Adi menegang dan terpana saat melihat Marwah yang mulai bermasturbasi di depan matanya.

Adegan itu terus berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya Marwah menjerit keenakan tak lama kemudian. Dari memeknya memancar air bening yang amat deras. Adi tak berkedip memandanginya, bahkan ia terlihat semakin menempelkan matanya di dinding kamar mandi agar bisa melihat lebih jelas lagi.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : NGENTOT DENGAN SANG PRIMADONA SMA dan LEPAS KEPERJAKAAN KEPADA JANDA MUDA

Terengah-engah penuh kepuasan, Marwah mengguyur tubuhnya. Ia mandi sekali lagi. Dilihatnya Adi masih setia mengintip apapun yang ia lakukan. Marwah segera menegurnya. ”Sudah, Di. Sudah tidak ada yang bisa dilihat.” katanya begitu acara mandi sore itu selesai.

Tidak mendengar jawaban, Marwah menebak kalau Adi sudah pergi. Hari sudah mulai gelap hingga ia tidak bisa melihat ke antara celah dinding kamar mandi. Marwah segera mengenakan baju panjangnya kembali dan berjalan keluar menuju rumah.

***

Hari masih pagi ketika Marwah pergi ke sawah untuk melihat bebek-bebeknya. Saat itu dia membawa beberapa buah singkong goreng sebagai bekal. Setelah memastikan bebeknya tidak ada yang hilang dan selesai memberi makan mereka, Marwah pergi ke gubuk di tengah sawah untuk beristirahat. Saat sedang asyik memakan bekalnya, dilihatnya Adi datang mendekat. ”Hmm, mau apa bocah nakal itu sekarang?” batin Marwah dalam hati. Dilihat dari cengirannya yang usil, sepertinya Adi tidak merasa bersalah dengan peristiwa kemarin.

”Pagi, Budhe… habis ngasih makan bebek ya?” tanyanya.

”Iya,” Marwah mengangguk. ”Mana kambingmu?” ia bertanya. Tidak biasanya Adi pergi sendirian ke sawah tanpa dibuntuti kambing-kambingnya.

”Sudah dibawa bapak ke bukit sana,” Adi menunjuk bukit kecil yang ada di sebelah kiri mereka.

”Kemarin kamu mengintip Budhe ya, kenapa?” tanya Marwah saat Adi sudah duduk di sebelahnya.

”Adi suka nglihat tetek Budhe yang gede,” jawab Adi enteng.

Marwah memperhatikan payudaranya. Memang benar, meski tertutup baju panjang dan jilbab lebar, benda itu terlihat sangat bulat dan menggiurkan. Anak sekecil Adi aja tahu kalau tetek Marwah begitu montok dan besar. Bocah itu tidak salah. ”Selain tetek Budhe, kamu mau lihat apa lagi?” pancing Marwah, entah kenapa dia jadi bertanya seperti ini.

“Ya… apalagi kalau bukan tempeknya Budhe,” kata Adi seenaknya. Yang dimaksud dengan tempek adalah kemaluan wanita, alias vagina.

“Kamu masih kecil, tapi sudah gatal,” Marwah nyeletuk. Meski tahu kalau Adi sedikit nakal, dia tetap sayang kepada bocah itu karena Adi suka membantunya kalau Marwah lagi sibuk di sawah sendirian. Semua penduduk desa tahu kalau mereka sangat dekat dan akrab. Tapi tak seorang yang tahu kalau Adi suka ngomong jorok dan seenaknya.

”Tempek Budhe kemarin gatal ya, kok sampe digaruk segala?” tanya Adi mengenai masturbasi Marwah.

Marwah tersenyum lebar, ”Bukan gatal, Budhe cuma pengen kencing aja.” dia mengarang alasan.

”Perasaan, kalau ibuku kencing nggak sampai seperti itu deh,” sahut Adi.

”Kamu pernah melihat ibumu kencing?” tanya Marwah tak percaya, benar-benar sudah kelewatan bocah satu ini.

”Nggak ngeliat langsung, cuman nggak sengaja saat ibu jongkok di kebun belakang.” jelas Adi.

”Dasar kamu ya,” Marwah mengacak-acak rambut bocah itu. ”Eh, kalau ngintip ibumu mandi mandi, pernah nggak?” tanya Marwah, tiba-tiba saja terlintas pikiran itu di otaknya yang tertutup jilbab.

Adi mengangguk. ”Iya, pernah.”

“Gimana tetek ibumu, gede kan?” tanya Marwah penasaran. Dia memang pernah sekali melihat ibu Adi sedang mandi di sungai, dan menurutnya tubuh perempuan itu cukup menarik juga meski wajahnya tidak cantik-cantik amat.

Adi terdiam membayangkan, ”Lumayan sih, tapi tetep lebih gede punya Budhe,” jawabnya sesaat kemudian.

Marwah tertawa mendengarnya. ”Itu karena usia ibumu sudah tua, jadi teteknya kendor. Coba kalau seusia Budhe, pasti ukurannya bakal sama.”

Adi menggeleng, ”Nggak, masih lebih bagus punya Budhe.”

Marwah tertawa lagi. “Trus, emang kenapa kalau lebih bagus punya Budhe? Kamu mau ngapain?” tantangnya.

Adi tersipu malu, ”Ya nggak apa-apa sih. Adi cuma pingin pegang, pingin hisap, pingin remas-remas!” kata bocah itu sekenanya.

“Ah, kamu ini… dasar anak kecil!” Marwah kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi.

“Kecil apanya? Nih Budhe lihat!” tanpa disangka oleh Marwah, Adi tiba-tiba berdiri dan memelorotkan celananya.

”Adi!” pekik Marwah saat melihat kontol Adi yang sudah ngaceng keras. Walau bulunya masih sangat sedikit, tapi benda itu tampak begitu mempesona. Bagi seorang wanita yang haus akan sentuhan seperti Marwah, melihat kontol tepat di depan matanya seperti sekarang, tak urung dengan cepat membuat darahnya berdesir. ”Gila. Anak umur limabelas tahun, tapi kontolnya sudah mirip orang dewasa,” batin Marwah dalam hati.

“Gimana, besar kan, Budhe?” tanya Adi bangga sambil semakin memamerkan penisnya.

“Ya, lumayan juga.” Marwah tak sanggup memalingkan mukanya dari benda coklat panjang itu.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : MEMEK TEMBEM MBAK YETY

”Kok cuma lumayan, ini kan sudah gede banget.” protes Adi tidak terima.

”Memang gede sih, tapi kan belum pernah dipakai. Mana bisa tahu kuat apa nggak?” pancing Marwah lebih nakal lagi.

“Dipakai buat ngentot ya, Budhe?” tanya Adi polos.

Marwah mengangguk mengiyakan. ”Iya, kamu sudah pernah ngentot belum? Aku yakin belum!” yakin Marwah.

Adi tersipu malu, “Aku kepingin ngentot, Budhe, tapi bagaimana?” tanyanya bingung.

”Bukan bagaimana, tapi sama siapa! Kalau soal cara ngentot sih, Budhe bisa ngajarin.” tawar Marwah.

Adi langsung menyeringai lebar mendengarnya, ”Ya betul! Kenapa nggak sama Budhe aja?” kata Adi ceplas-ceplos.

“Gila kamu! Ngajarin kan bisa lewat tulisan atau cerita, nggak perlu harus ngentot langsung.” kilah Marwah.

“Ayolah, Budhe. Masak cuma lewat tulisan, nggak seru dong!” kata Adi.

Marwah diam tidak menjawab. Dia tampak berpikir keras. Sebagai seorang wanita berjilbab, ia tidak boleh melakukannya. Tapi di sisi lain, hati kecilnya tidak bisa dibohongi. Pembicaraan ini telah memancing gairahnya. Ditambah dengan kontol Adi yang besar, yang terus tersaji indah di depannya, membuat Marwah jadi sangat kesulitan untuk menentukan sikap.

Bebek-bebek terus bersuara di sekitar mereka, terkadang berenang kian kemari di air sawah yang baru saja dipanen. Binatang berkaki selaput itu berebutan memakan biji padi yang masih banyak berserakan disana. Sisanya yang tidak kebagian mencocorkan paruhnya ke pematang sawah, berharap mendapat cacing atau siput yang sedang sial.

“Boleh ya, Budhe?” Adi mendesak semakin berani.

Marwah menghela nafas. Ia memandangi bocah kecil itu dan tersenyum, “Benar kamu mau tahu?” tanyanya penasaran dengan kemampuan Adi.

“Iya, Budhe. Aku pengen sekali ngentot. Apalagi dengan orang secantik Budhe, aku pingin sekali!!” seru Adi penuh semangat.

“Tapi kamu tidak boleh bercerita kepada siapapun juga. Sumpah?” kata Marwah serius.

“Sumpah, Budhe. Aku nggak bakal cerita sama siapapun.” Adi menganggukkan kepalanya.

Marwah tersenyum dan kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi. ”Sebentar ya,” dia melihat sekeliling, memastikan kalau mereka aman. Gubuk itu berbentuk terbuka, dengan anyaman bambu yang menutupi hingga sebatas pundak. Kalau mereka duduk, dari kejauhan, hanya kepala mereka yang terlihat. Marwah menyadari hal ini dan tersenyum. Mereka bisa melakukannya!

Situasi juga sangat memungkinkan. Hari yang masih pagi membuat para petani sibuk di sawah masing-masing. Tidak akan ada yang melihat ke arah gubuk, atau bahkan mendatangi tempat dimana Adi dan Marwah sedang berada sekarang. Ditambah suara ratusan bebek yang berkuek-kuek nyaring, itu bisa menyamarkan dengan baik suara desahan mereka saat ngentot nanti. ”Sempurna!” Marwah membatin dalam hati. Dia kemudian berpaling kembali pada Adi.

“Kamu telentang di sini dan tetap pakai bajumu. Kalau ada orang lewat, kamu cepat menaikkan kembali celanamu!” kata Marwah memberi instruksi.

Adi segera mengikuti apa yang dianjurkan oleh perempuan cantik itu. Dia tidur telentang dan celana melorot hingga sebatas paha, memperlihatkan burung besarnya yang mendongak gagah mencari mangsa. Marwah mengelus-elus burung Adi sebentar sampai benda itu menjadi benar-benar keras. Gila, ternyata kontol itu bisa membengkak sampai dua kali lipat, ukurannya juga menjadi sedikit lebih panjang. Marwah sampai geleng-geleng kepala dibuatnya.

”Baru umur segini sudah begini gede, gimana kalau sudah besar nanti?” Marwah membatin dalam hati, menyadari potensi pada diri Adi sebagai pria perkasa.

Tak tahan, Marwah segera mengangkat baju panjangnya ke atas, ia menyingkapnya hingga ke pinggang. Dibiarkannya Adi mengelus-elus kulit pahanya yang putih mulus sebentar. ”Kamu suka, Di?” tanyanya sambil melepaskan celana dalam. Dengan nakal dipamerkannya lubang memeknya yang sempit pada bocah kecil itu.

”S-suka… suka banget, Budhe!” sahut Adi dengan mata nanar menatap gundukan memek Marwah yang tersaji indah di depan hidungnya. Dengan tangan gemetar ia mulai mengusap-usap dan memijitinya.

”Isap, Di,” kata Marwah sambil menggeser sedikit tubuhnya, ia menaruh belahan memeknya tepat di depan mulut si bocah kecil.

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : MEKI LEGIT PERAWAN BERJILBAB dan TANTE KESEPIAN MANSTURBASI SETIAP MALAM

Adi dengan penasaran segera menjulurkan lidahnya. Rasa memek Marwah yang segar dan harum membuatnya suka, iapun menjilat dan menghisap benda itu dengan begitu rakus. Adi bahkan sampai membenamkan muka ke dalam lubangnya. Ia bernafas disana. Marwah yang menerimanya jadi kelojotan tak karuan. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, dan begitu mendapatkannya, ternyata Adi begitu pintar. Gerakan lidahnya bagai orang yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, padahal Marwah tahu, ini juga saat pertama Adi.

”Ahh.. Terus, Di. Yah, disitu… isep yang mungil itu. Itu namanya itil, Di. Enak banget kalau diisep! Oughhh!” Marwah merintih tak karuan. Tangannya menggapai-gapai untuk mencari pegangan agar tidak sampai ambruk karena saking nikmatnya. Tapi yang ia temukan malah kontol besar Adi. Tak apalah, daripada tidak ada sama sekali. Marwah segera memeganginya dan mulai mengocoknya pelan.

Adi yang mendapat suntikan rangsangan dari Marwah, melenguh pelan dan mulai menjilat semakin keras. sekarang bukan lidahnya saja yang bekerja, tapi juga tangannya. Adi menyusupkan tangannya ke balik baju terusan Marwah dan menyelipkannya di balik BH perempuan cantik itu. Diremas-remas tetek Marwah yang menggantung indah, yang selama ini selalu menjadi obsesinya dengan penuh nafsu. Ugh, benda itu terasa begitu empuk dan kenyal. Ukurannya yang sangat besar membuat tangan mungil Adi tidak bisa mencakup semuanya. Dengan dua jari, Adi menjepit dan memilin-milin putingnya yang terasa mengganjal. Sebentar saja, benda itu sudah menjadi begitu kaku dan keras, sama dengan kontolnya yang kini mulai dijilat dan diciumi oleh Marwah.

Saling mengulum kemaluan, mereka kini berposisi 69. Marwah di atas dan Adi di bawah. Melihat kontol Adi yang menjadi kian keras dan panjang membuat Marwah jadi tak tahan. Maka sambil menyodorkan memeknya ke mulut mungil si bocah, ia pun mulai menunduk untuk mengulum dan menjilati batang penis Adi.

Adi yang mendapat tambahan rangsangan dari Marwah, memekik gembira. Dengan penuh nafsu ia menjilat dan menghisap memek sempit si ibu muda, sementara kedua tangannya terus bergerilya meremas-remas gundukan payudara Marwah yang sekarang menggantung indah di balik bajunya dan sudah tidak tertutup BH.

Cukup lama mereka berada dalam posisi seperti itu sebelum akhirnya Marwah bangkit dan mulai mengangkangi tubuh Adi. Menghadap lurus ke arah si bocah, Marwah menaruh kedua lututnya di atas balai-balai gubuk yang terbuat dari bambu. Ditangkapnya burung Adi yang sudah menyundul-nyundul tak sabar di depan pintu gerbang surganya, lalu dituntunnya benda itu agar segera memasukinya secara perlahan. Memek Marwah terasa sangat lengket dan basah, campuran antara cairan kewanitaannya yang merembes keluar dan air liur Adi. Marwah terus menekan tubuhnya ke bawah saat batang penis Adi sudah menyelinap masuk.

”Oughhh…” Adi merintih begitu merasakan kehangatan lubang memek Marwah yang menyelimuti batang penisnya. Lorongnya terasa begitu lembut dan hangat, juga sangat menggigit sekali hingga membuat Adi yang doyan onani jadi merem melek keenakan.

Sambil mengoyang perlahan-lahan, Marwah berpura-pura lagi menjaga bebeknya. Ketika ada seseorang lewat di pematang seberang, dia sengaja berteriak-teriak menghalau bebek-bebeknya. Orang itu tersenyum dan menyapa Marwah, ”Giat amat, Mbak Marwah. Pagi-pagi sudah ke sawah.”

Menahan desahannya, Marwah tersenyum dan menjawab, ”Iya nih, Pak, oughhh… bebeknya nakal, ahh… suka nyosor ke sawah orang, ughh!”

Petani tua yang menyapanya memicingkan mata, ”Mbak Marwah nggak apa-apa? Kok kayak kesakitan gitu?” tanyanya curiga.

Marwah kembali tersenyum, ”B-banyak semut, ehss… pada ngegigit kaki saya!”

Pak Tua tersenyum, ”Hati-hati, Mbak. Disini semutnya nakal-nakal, sukanya gigit wanita cantik.”

”I-iya, Pak, arghhh!” Marwah memekik. Saat itu, berbaring di bawah tubuhnya, Adi menggenjot penisnya semakin keras. Begitu kencangnya tusukan itu hingga beberapa kali kontolnya yang panjang menembus memek Marwah hingga ke pangkal. Marwah jadi kelojotan dibuatnya. Ia merasa sangat nikmat sekali.

Tetap tersenyum, sambil geleng-geleng kepala, si Petani Tua pergi meninggalkan Marwah. Dia meneruskan langkah menuju ke sawahnya sendiri.

”Eghh… Budhe!” Adi memeluk kedua paha Marwah dan menggoyang pinggulnya semakin cepat. Dia juga merasa nikmat, bahkan lebih nikmat daripada yang dirasakan Marwah, mungkin karena ini adalah persetubuhan pertamanya.

Setiap hari, setiap kali angon kambing, Adi selalu berfantasi dan berbicara tentang kecantikan Marwah dengan teman-temannya. Bocah-bocah kecil itu ramai ngomongin betapa molek dan montoknya ibu muda itu. Beberapa kali mereka saling menantang, bertanya siapa yang berani menggoda Marwah duluan. Dan sampai berbulan-bulan, ternyata hanya Adi yang berani mendekatinya. Dan sekarang dia mendapatkan hasilnya, Adi bisa merasakan tubuh montok Marwah meski dalam situasi yang sangat menegangkan. Tapi justru itu yang bikin nikmat, rasa deg-degan karena takut terpergok membuat mereka meresapi setiap detik tautan alat kelamin mereka.

Memandang sekeliling, Marwah memastikan kalau tidak ada lagi orang yang lewat. Sambil terus menggoyang tubuhnya dari atas, ia semakin kencang menekan pinggulnya jauh ke bawah, membuat kontol Adi jadi menusuk dan menancap lebih dalam. Mereka memekik bersamaan, cukup keras terdengar, tapi untung ada suara celoteh bebek-bebek yang menyamarkannya. Marwah membungkuk dan mengeluarkan teteknya dari balik jubah, ia meminta Adi untuk menghisapnya. ”Ini kan yang kau inginkan?” tanyanya dengan kerlingan nakal.

Tak menjawab, Adi segera menyosor benda bulat itu. Gerakan mulutnya secepat paruh para bebek yang lagi berebutan cacing. Bedanya, kali ini puting Marwah lah yang menjadi sasarannya. Adi mencucup dan menghisapnya dengan rakus. Ia menjilatinya secara bergantian, dua-duanya ia garap secara adil, dari kiri ke kanan, lalu balik lagi lagi ke kiri. Kalau sudah kelelahan, ia benamkan mukanya ke belahannya yang curam.

”Auw!” Marwah memekik kegelian menerimanya, tapi bukannya berhenti, ia malah meminta Adi agar menggigit-gigit ringan putingnya. Dengan senang hati, Adipun melakukannya. Dan Marwah semakin kelojotan dibuatnya, ia terus menekan tubunnya sampai dirasakannya Adi orgasme tak lama kemudian. Sperma bocah itu berhamburan memenuhi lubang memeknya.

”Budhe, aku keluar!” pekik bocah itu sambil meremas kuat-kuat tetek besar Marwah.

Marwah terdiam, membiarkan Adi menikmati puncak permainannya. ”Dasar bocah, baru sebentar sudah keluar.” batinnya dalam hati. Tapi Marwah tak bisa menyalahkannya juga. Siapa juga yang bisa tahan main lama dengannya? Jangankan Adi yang masih bau kencur, dulu suaminya saja hanya sanggup bertahan lima menit.

”Tubuhmu terlalu nikmat, Sayang!” begitu kata suaminya beralasan kalau Marwah mendengus kecewa. Dan sampai laki-laki itu meninggal, Marwah tidak pernah merasakan indahnya orgasme. Jadi dia maklum saja kalau Adi yang baru pertama kali ini ngentot, jadi kelihatan cupu di depannya.

”Kamu salah memilih sasaran, Di.” gumam Marwah sambil membenahi pakaiannya. Dia sudah mencabut penis Adi dari belahan memeknya dan sekarang menyuruh bocah nakal itu untuk mencuci tubuhnya di sungai. Marwah menyusul tak lama kemudian. Jongkok di tepi sungai, ia membasuh lubang kencingnya yang penuh oleh sperma Adi.

”Budhe, punyaku bangun lagi.” seru Adi yang duduk di sebelahnya.

Marwah menoleh, dan mendapati kontol Adi yang sudah tegang kembali. ”Kenapa, kamu pengen lagi?” tanya Marwah menggoda. Dia memegangi penis itu dan kembali mengocoknya pelan.

Adi mengangguk malu-malu, ”Iya, Budhe.”

”Kan tadi sudah,” kilah Marwah.

”Tapi masih pengen,” rengek Adi manja.

”Besok lagi ya? Sekarang Budhe harus pulang, sudah siang.” Marwah melepas kontol Adi, membuat si bocah melenguh kecewa.

”Besok? Disini? Seperti tadi? tanya Adi penasaran.

Marwah tersenyum dan mengangguk. Hatinya gembira, dia kini sudah punya ’teman’ yang bisa membantunya melepas birahi, meski itu adalah Adi, anak tetangganya yang baru berusia limabelas tahun. Tapi tak apa, biarpun masih kecil, tapi kontolnya sudah keras dan panjang. Dan kalau dilatih dengan benar, dengan bimbingan Marwah tentunya, sebentar lagi benda itu akan menjadi dewasa dan siap untuk digunakan sepenuhnya.

“Gimana, Budhe?” tanya Adi lagi, menagih janji Marwah.

Marwah mengangguk. “Iya, disini. Tapi ingat, kamu harus jaga rahasia ini. Kalau sampai ada orang yang tahu, bisa-bisa kamu akan dibunuh orang. Kamu nggak mau kan itu terjadi?” ancam Marwah.

Adi mengangguk setuju.

***

Esoknya, setelah mengikat kambing-kambingnya ke pohon terdekat, Adi mendekati Marwah yang sudah menunggu di dalam gubuk. ”Pagi, Budhe?” sapanya ramah.

Marwah melirik celana bocah itu, tampak sudah ada sedikit tonjolan disana, Adi rupanya sudah tak sabar. ”Kok bawa kambing, kemana ayahmu?” tanya Marwah basa-basi.

Tidak menjawab, Adi malah meloncat duduk di samping Marwah dan langsung menjulurkan tangannya untuk meremas-remas tetek Marwah yang tersembunyi di balik baju kurung. ”Adi kangen ini, Budhe.” kata bocah itu.

Marwah tersenyum dan tetap membiarkan Adi melakukannya. ”Budhe juga kangen ini?” balas Marwah sambil mengelus-elus kontol Adi dari luar celana. Cukup lama mereka saling merangsang hingga ada beberapa orang ibu-ibu yang lewat di belakang gubuk.

Marwah segera berpura-pura menawari Adi minum kopi. ”Cepat minum, Di, sebelum keburu dingin!”

Adi langsung menenggaknya, sama sekali tidak menyangka kalau kopi itu masih sangat panas. Dia langsung mengaduh sambil jingkrak-jingkrak, lidahnya serasa terbakar. Para ibu tertawa melihatnya, bahkan Marwah juga ikutan tertawa. Adi jadi tersipu karena jadi bahan tertawaan. Tapi untunglah, karena tingkahnya itu, jadi tidak ada yang curiga dengan apa yang baru saja ia lakukan bersama Marwah.

”Dapat kue apa, Di, dari Budhe Marwah?” tanya salah seorang ibu. Mereka rupanya hendak menuju sawah Haji karim yang hari ini dipanen.

Adipun menjawab sekenanya, ”Ini, ada singkong goreng. Tapi masih belum boleh dimakan, nunggu dibuka dulu.”

ibu-ibu tertawa mendengarnya, setelah pamit pada Marwah, mereka melanjutkan perjalanan. Marwah yang mengerti apa yang dimaksud oleh Adi, langsung menjitak kepala bocah itu kuat-kuat.

”Hati-hati kalau bicara, kan sudah Budhe peringatkan kemarin.” ancam Marwah.

”I-iya, Budhe.” sambil mengusap-usap kepalanya yang jadi benjol, Adi menjawab takut-takut.

Marwah jadi kasihan melihatnya. Setelah melihat sekeliling, memastikan kalau situasi aman, iapun berkata pada Adi. ”Udah… sini, sekarang kamu rebahan di pahaku. Kepalamu di sini,” Marwah menunjuk pangkal paha di bawah perutnya. ”Kamu hisap tetek Budhe biar lidahmu jadi dingin lagi.” kata Marwah, merujuk pada kekonyolan Adi tadi.

Mengangguk kesenengan, Adipun merebahkan kepalanya di paha Marwah, dinantikannya Marwah yang sedang sibuk melepas kancing baju panjangnya. Tersenyum, Marwah mengeluarkan teteknya dan memberikannya pada Adi, ia menarik keluar dua-duanya, menyajikan pemandangan yang sangat indah di mata si bocah. Tak berkedip, Adi segera mencium dan mengulumnya, ia hisap putingnya yang bulat runcing bergantian, kiri dan kanan. Bagai bayi yang kehausan, mulutnya terus menempel di dada Marwah. Dengan jilbab lebarnya, Marwah menyembunyikan kepala Adi, membuat perbuatan mesum mereka jadi terasa aman.

Di sisi lain, Marwah juga tak mau tinggal diam, dia mulai mengelus-elus burung Adi. Tak puas dari luar celana, ia masukkan tangannya ke dalam celana si bocah. Masih tak puas juga, akhirnya ia pelorotkan celana pendek Adi ke bawah hingga kontolnya yang sudah menegang dahsyat terlontar keluar. Marwah segera menangkap dan menggenggamnya, lalu dengan perlahan mulai dielusnya. Sementara Adi terus menghisap teteknya secara bergantian, Marwah mulai mengocok benda itu kuat-kuat, ia benar-benar gemas dengan kontol muda Adi.

”Ehm… ehss… enak, Budhe!” desis Adi dengan mulut tetap menempel di puting Marwah, sekarang benda itu sudah terlihat basah dan memerah karena air liurnya.

Marwah membalas dengan mengocok penis Adi semakin cepat, dan saat ia sudah mulai tak tahan, cepat-cepat Marwah menyingkap baju panjangnya dan berbaring telentang di papan. Sedikit tak sabar, ia bimbing Adi agar segera menindih tubuhnya. Gemas ditangkapnya burung bocah itu lalu cepat dimasukkannya ke dalam memek saat Adi tampak kesulitan melakukannya. Begitu sudah masuk, reflek Adi segera memompa tubuhnya, membuat alat kelamin mereka sekali lagi saling mengisi dan menggesek.

Mereka melenguh berbarengan, juga merintih bersama-sama, serta berkeringat berdua sampai akhirnya Adi melepaskan spermanya tak lama kemudian. Sama seperti kemarin, Marwah juga belum apa-apa. Ia baru merasa nikmat, tapi Adi sudah keburu terkapar duluan. Tapi lumayan, sudah sedikit lebih lama dari kemarin.

Adi segera mencabut penisnya dan duduk terengah-engah di samping Marwah, ia melihat sekeliling sembari memperbaiki celananya.

“Bagaimana, ada orang” tanya Marwah yang masih tiduran. Tangannya menarik kembali bajunya ke bawah hingga menutup ke mata kaki. Untuk payudaranya, tetap ia biarkan terbuka karena Adi masih mengusap-usap dan meremas-remasnya pelan. Bocah itu tampak sangat menyukainya.

Tidak menjawab, mata Adi tetap awas melihat sekeliling. Sementara tangannya juga tetap berada di atas gundukan payudara Marwah, meremas-remas lembut disana sambil sesekali memijit dan menjepit putingnya yang bulat mungil.

Merasa diperdayai, Marwah segera bangkit dan duduk di samping Adi. Benar, sawah kelihatan sepi, sama sekali tidak ada orang. Ia segera menjitak kepala bocah itu keras-keras, ”Dasar kamu, ya!” umpatnya karena sudah dibohongi.

Adi tertawa cengengesan sambil mengusap-usap kepalanya yang nyeri, sama sekali tidak kelihatan marah. Malah dia mengajak Marwah untuk pergi ke sungai membersihkan diri.

Sejak itu, hubungan mereka menjadi semakin ’akrab’. Adi setiap hari meminta jatah kepada Marwah, dia sudah tidak malu-malu lagi melakukannya, sepertinya dia sudah ketagihan dengan tubuh molek ibu muda itu. Marwah yang melihatnya, jadi punya ide lain. Dengan senang hati ia memberikan tubuhnya pada Adi dengan sedikit permintaan; disuruhnya Adi ini dan itu, mulai dari menjaga bebek hingga mengangkat pakan ternak yang beratnya minta ampun. Tapi Adi tampak senang-senang saja melakukannya, yang penting ia dapat merasakan tubuh mulus Marwah.

Hubungan itu terus berjalan hingga tanpa terasa sudah memasuki bulan ketiga. Adi sudah semakin ahli dan pintar, beberapa kali ia bisa mengantar Marwah menuju orgasmenya. Marwah senang bukan main menerimanya, ia semakin sayang pada bocah itu. Untuk jaga-jaga, Marwah ikut KB. Tiap hari ia minum pil agar tidak sampai hamil. Hubungan ini tidak boleh sampai berakhir.

Dan bukan hanya mereka berdua yang senang, orang tua Adi juga ikut gembira karena anaknya diperlakukan dengan baik oleh Marwah. Mereka ikhlas saja melepas Adi, bahkan menyuruh bocah itu agar tak segan membantu Marwah bila ada kesulitan. Misalnya seperti hari ini, saat Marwah sibuk membuat telor asin, dengan senang hati orang tua Adi mengijinkan anak mereka agar menginap di rumah Marwah.

”Biar bisa cepat selesai,” begitu kata ayahnya.

Marwah tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Di belakang, Adi bersorak gembira karena tadi siang, Marwah menjanjikannya sesuatu yang ’spesial’, dengan syarat dia mau tidur di rumahnya. Adi jadi tidak sabar menunggu, apakah sesuatu yang spesial itu?

Malam bergerak lamban bagi Adi. Sampai pukul 21.00, mereka masih mengerjakan pesanan telor asin yang tinggal sedikit lagi selesai. Di luar, suasana cukup sepi. Di Desa itu memang jarang yang keluar malam. Kelelahan setelah bekerja seharian di ladang membuat banyak rumah yang sudah menutup pintu, bahkan tidak sedikit yang mematikan lampu. Tak terkecuali kediaman Marwah, bahkan anak dan orang tua Marwah sudah pada tidur sejak sore tadi. Hanya tinggal Adi dan Marwah yang masih melek di malam yang dingin itu.

Adi yang sudah tak sabar segera mencolek lengan Marwah, ”Gimana, Budhe?” tanyanya konak.

Marwah membalas dengan mengusap pelan kontol Ade, benda itu terasa sudah mengeras dan menegang penuh. ”Sabar, tinggal sedikit lagi.” bisiknya.

Adi memindahkan tangannya ke gundukan payudara Marwah, membuat baju kurung yang dikenakan wanita itu jadi bernoda tanah saat dia mulai meremas-remas pelan disana. Marwah hanya mendesah, tapi tidak menolak. Sambil terus membuat telor asin, dia membiarkan tangan Adi tetap berkreasi. Sekarang bocah itu malah sudah memasukkan jari-jemarinya ke sela kancing baju Marwah, menyentuh gundukan payudaranya secara langsung dan memilin-milin putingnya yang sudah mulai terasa sedikit mengeras. Marwah sadar, Adi sudah benar-benar pengen, nafsu bocah itu sudah tidak dapat ditangguhkan lagi.

Meletakkan telornya yang tinggal sekeranjang lagi, Marwah segera mengajak Adi untuk mencuci tangan ke sumur belakang. Setelah itu ia segera menuntun si bocah masuk ke dalam kamarnya. Saat melewati dapur, Marwah mengambil sedikit minyak goreng, ditaruhnya di dalam sebuah mangkok kecil.

”Buat apa, Budhe?” tanya Adi penasaran.

“Ini yang kubilang spesial kemarin,” sahut Marwah.

”Budhe mau menggoreng ikan di kamar?” tanya Adi polos.

Tawa Marwah meledak mendengarnya, ”Sudah, kamu diam saja.”

Mereka masuk ke kamar dan Marwah segera mengunci pintunya. Dua anaknya sudah tidur di kamar yang lain, sedang yang terkecil lebih sering tidur bersama neneknya. Marwah tidur sendiri di kamar ini. Tapi tidak malam ini, sekarang ia ditemani Adi, yang sudah ditelanjanginya sampai bugil dan disuruhnya berbaring di atas ranjang. Marwah sudah melapisi spreinya dengan plastik putih tipis transaparan.

”Panas, Budhe.” Adi mengomentari alas tidurnya yang aneh.

Marwah tersenyum saja, tapi tidak menjawab. Ia mulai mencopoti seluruh bajunya hingga tak lama kemudian sudah sama-sama bugil. Kontol Adi tampak semakin menegang dahsyat melihat tubuh montok Marwah yang tersaji indah di depannya. Inilah untuk pertama kalinya ia melihat tubuh Budhenya secara utuh, dalam jarak yang begitu dekat, tanpa perlu harus mengintip seperti yang dilakukannya dulu.

Tetap tersenyum, Marwah segera berjalan mendekat sambil membawa mangkok berisi minyak goreng. Ia duduk di samping Adi. Dibiarkannya tangan Adi yang nakal mulai merambat untuk mengelus-elus seluruh tubuhnya. ”Kamu suka tubuh Budhe?” tanya Marwah memancing sambil tangannya mulai melumuri burung Adi memakai minyak goreng. Adi tentu saja langsung tersentak dibuatnya.

”Ehm… suka banget, Budhe! Uughh… enak!” rintihnya saat Marwah mulai mengocok kontolnya pelan.

Marwah kembali mengucurkan minyaknya, kali ini giliran perut dan dada Adi yang menjadi sasaran. Dengan menggunakan gundukan payudaranya, Marwah kemudian menunduk untuk meratakannya. Adi tentu saja langsung terkejang-kejang dipijit-pijit seperti itu. Apalagi saat Marwah mulai menindih tubuhnya, dan secara perlahan memasukkan penisnya yang sudah menegang dahsyat ke dalam lubang memeknya… ugh, nyawa Adi bagai terbang ke langit ke tujuh merasakannya!

Tapi baru saja ia menggoyang, kira-kira masih sepuluh tusukan, tiba-tiba Marwah berhenti menggerakkan pinggulnya, membuat kontol Adi yang baru merasa nikmat jadi ngaceng tanggung. ”Budhe, kok berhenti?” tanya Adi kecewa.

Marwah tersenyum penuh arti, ”Kamu suka, enak tidak?” tanya Marwah nakal.

Adi mengangguk cepat, ”Enak banget, Budhe. Ayo goyang lagi!” pintanya.

Marwah menggeleng. ”Ada lagi yang lebih enak, kamu pasti suka!” sambil berkata, dia turun dari tubuh Adi, membuat si bocah makin mendengus kesal karena merasa dipermainkan.

”Apaan, Budhe? Ayo cepetan!” seru Adi tak sabar, rasanya dia tega untuk memperkosa Marwah kalau wanita itu terus menggodanya seperti ini.

Tidak menjawab, Marwah mengambil minyak goreng lalu mulai melumuri lubang pantatnya sendiri. Setelah dirasa cukup merata, dia kemudian membungkuk di depan Adi, mempertontonkan lubang pantatnya yang tampak licin dan mengkilat. Adi yang tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Marwah, segera menyerbu dari belakang dan menusukkan batang kontolnya ke lubang memek si ibu muda.

”Bukan yang itu, Di.” Marwah cepat mendorong tubuh Adi ke belakang. ”Tapi yang ini!” dia menunjuk lubang anusnya.

Adi celingukan, ”Apa cukup, Budhe?” tanyanya sambil membandingkan ukuran penisnya dengan lubang itu.

”Lakukan saja, nanti aku tuntun,” kata Marwah tak sabar. Dia kembali menungging saat Adi mulai berlutut di belakangnya. Cepat ditangkapnya burung bocah itu lalu ia tempelkan ujungnya yang tumpul ke lubang pantatnya. “Ayo tusuk, Di. Tekan yang kuat,” Marwah memberi perintah.

Adi mengikuti, ia tekan kontolnya kuat-kuat hingga menembus lubang sempit itu. Ia merasakan bagaimana cengkeraman lubang anus Marwah bagai mencekik burungnya, tapi tetap berusaha ia tahan karena di sisi lain ia juga merasa nikmat karenanya. Adi merasa kontolnya bagai diremas-remas dan dielus-elus ringan oleh lorong anus Marwah.

“Ayo goyang, Di,” bisik Marwah saat rasa kebas di pantatnya sudah mulai hilang.

Adi melakukannya, ia mulai menggoyang pinggulnya perlahan hingga batang penisnya yang besar bergerak keluar-masuk dengan pelan di dalam lubang sempit Marwah. ”Eghs… Terus, Di… ughh… enak!” desah Marwah keenakan. Mereka terus berada dalam posisi seperti itu hingga beberapa menit lamanya.

Sambil menggoyang, Adi menggapai tetek Marwah yang menggantung indah di depannya untuk digunakannya sebagai pegangan. Putingnya yang mungil ia pilin-pilin kuat saat penisnya keluar-masuk semakin cepat di pantat perempuan cantik itu

”Ough… enak, Di! Terus! Tusuk yang dalam! Ahh…” Marwah menggeleng-gelengkan kepala, merasa sangat nikmat sekali. Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, terakhir dengan suaminya beberapa tahun yang lalu, itupun tidak lama karena sang suami lebih suka mencoblos liang memeknya daripada lubang pantatnya. Dengan Adi, Marwah jadi bisa menyalurkan fantasinya yang tertunda.

”Arghhh… Adi… aku… oughhh…” tak sanggup meneruskan kata-katanya, Marwah meledak tak lama kemudian. Ia orgasme, air cintanya tumpah ruah membasahi plastik bening di atas sprei.

Adi sedikit kaget dibuatnya, ia sempat menghentikan goyangannya sebentar untuk mengintip apa yang terjadi. Saat tahu kalau Marwah baik-baik saja, bahkan wanita itu terlihat puas dan bahagia sekali, barulah Adi meneruskan genjotannya, bahkan kali ini menjadi lebih cepat karena ia juga merasa tidak tahan lagi. Jepitan anus Marwah yang sangat ketat dan kuat mustahil untuk dilawan.

”Arghhhh… Budhe!” menjerit tak kalah keras, Adi memeluk kuat tubuh montok Marwah dan menusukkan penisnya sedalam mungkin ke lubang dubur perempuan cantik itu, disana ia melepaskan semua spermanya berkali-kali.

Marwah tersenyum, semua pelajarannya untuk mendewasakan Adi kini tuntas sudah. Anak itu sudah resmi menjadi lelaki dewasa. Dipeluknya tubuh kurus Adi yang ambruk kelelahan di atas ranjang, ditunggunya hingga Adi siap untuk ronde yang kedua. Malam ini adalah malam spesial, mereka tidak boleh tidur! Demikianlah cerita bokep hot NGENTOT JANDA MUDA SAMPAI CROT oleh cerita sex hot

PENAMPILAN MENARIK ASSISTEN RUMAH TANGGAKU dan PENISKU DIKOCOK ANAK SMA, Update 2023

PENAMPILAN MENARIK ASSISTEN RUMAH TANGGAKU dan PENISKU DIKOCOK ANAK SMA

Cerita Mesum Dewasa – Cerita bokep seks ini adalah cerita dewasa yang Pengalaman ini kualami baru 2 bulan yang lalu di tahun 2015, dan ini merupakan pertama kalinya aku melakukan hubungan badan dengan seorang wanita. Tepatnya dengan seorang tante tante, panggil saja namanya tante Lin, dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya sekitar 4 tahun yang lalu, umur tante Lin sekarang 31 tahun, mempunyai seorang anak yang masi kecil.  Dia sebenarnya sering sekali datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah jakarta, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya Fandri, dia juga sedang kuliah dan tinggal di kos yang sama denganku, tapi dia lebih muda dariku dua tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama. Perkenalanku dengan tante Lin, adalah ketika kunjungannya ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan.  Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh Fandri, dan katanya ada tante tante yang datang ke Jakarta bersama anaknya. Fandri berjanji untuk bertemu tante tante di sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi. Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan seksi.  Mukanya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 160cm.

Dadanya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yg dibuka, sampai buah dadanya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya. Pantatnya yg bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang , karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti di catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan bokongnya itu, tangan ku sudah gatal rasanya. Tapi aku masi bisa menahannya. Setelah itu kami saling berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Lin orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa nyambung. Selesai makan, kami diantar pulang ke kos oleh tante Lin.  Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya. Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante lin sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu.

Tante lin sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi tante Lin lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.  Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Lin.. dan tante Lin mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Lin tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya. Malam itu, aku dan tante Lin duduk-duduk di lantai teras rumahnya di lantai paling atas. Angin malam yang menyejukkan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebi santai. Ketika itu anak-anaknya sudah tidur.  Karena aku dan tante Lin sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang “nakal”. “tante ngga ngerasa kesepian, kalau malem-malem ga ada yang temenin tidur.. hehe..”, candaku pada tante Lin.. sebelumnya tante Lin tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya, “Nakal juga kamu ya..” “emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “, lanjutnya dengan sedikit mengeluh. “hahaha.. kalau tante tante bole.. aku mau menghibur tante tante ..”, candaku lagi. “haha.. emangnya kamu bisa apa.. belum ada pengalaman, trus ntar malah tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.  “iya.. tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara ama posisi-posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang. “yuk masuk aja.. tambah dingin aja nih di sini..”, ajaknya dan mengubah topik.

PENAMPILAN MENARIK ASSISTEN RUMAH TANGGAKU dan PENISKU DIKOCOK ANAK SMA

Dan kami pun masuk kedalam. Tante Lin memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Lin masih berdiri di sana. Kami saling bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Lin memegang kedua tanganku, dan dengan senyuman nakal menarikku ke sebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya. Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.  Tante Lin langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar. “Tunjukin ke tante tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”, setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku. Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga.  Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Lin ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Lin ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami. Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Lin sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Lin. “emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

Ketika sekali-sekali tante lin mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya.  Begitu juga ketika tante Lin mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya. Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu. “ahhh.”, teriakannya kecil. Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu besar, begitu empuk, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.  Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya. Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya. Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.  Setelah cukup lama kami berciuman, tante Lin melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya.

Baca Juga Cerita Seks Mesum : PEMBOKAT JAGO BIKIN NGECROT dan BERSETUBUH DENGAN MERTUAKU YANG JANDA

Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Lin mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat. Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar mem*k tante Lin itu telah dicukur habis, membuat mem*knya terlihat lebih bersih dan lebih segar.  Adikku sudah mencapai 80%. “dicukur tante..?”, tanyaku, tante Lin hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa. Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air ludah kenikmatan bersama-sama tante Lin. Tiba-tiba tante Lin menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Lin mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin.  Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Lin. Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Lin sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya, “besar banget tante..”, kataku spontan, aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tertawa gembira. Kubaringkan badanya ke ranjang, tante Lin dibawah dan aku diatas menindihnya.  Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya. “aaahh..”, desahnya..

Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin. Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas. “ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu. Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Lin tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.  Akhirnya aku sampai di depan mem*knya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari mem*k dan disekitar pangkal pahanya. Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klit nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku. “aaaaaaaaahhhh………..”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat tante Lin menjambak rambutku. Kujilati mem*k nya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis.  Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas. Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya. “aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata tante Lin sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.

“jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…” Setelah cukup lama aku bermain-main dengan mem*knya, akhirnya tubuh tante Lin seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya. “aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata tante Lin, sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap. “haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas. Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Lin terlihat seperti orang yang sudah KO.  “Jilatin franss… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata tante Lin dengan manja.. Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Lin, akhirnya kulakukan juga. Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi tante Lin sudah kecapekan. Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan. “hahh.. franss.. jari kamu bener-bener nakal..”, katanya terengah-engah. “sini frans..”, panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke mukanya.  Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga melingkat dan melipat di punggungku. Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya yang panjang dan terurai itu.  Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok mem*knya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi. “frans, tante suka banget cara lu ngobokin vagina tante tante..”, kata tante Lin memjuaku. “jadi gimana.. tante tante puas ga..”, tanyaku.

“puas banget.. baru begitu aja tante uda kecapekan..”, katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam. “tapi tenang aja.. tante masi kuat kok..”, lanjutnya menggoda.  Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petandan mulainya ronde kedua. “hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa tante Lin masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat. Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina tante Lin sudah kembali. Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami. Tante Lin mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Lin diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Lin menegakkan badannya.  Tante Lin pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku. Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, tante Lin memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Lin menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku. “wow.. lumayan juga punya kamu yaa…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku. “tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran tante tante buat kamu kecapekan..”, setelah itu, tante Lin mulai mengecup kepala penisku.  Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku. “Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah pelirku.

Baca Juga Cerita Seks Panas : NGENTOT DENGAN BU DOSEN PAS LIBIDOKU TINGGI

Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Lin dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana tante Lin menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali.  Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya seperti sedang menjilat batang eskrim kenikmatan yang tidak akan pernah habis. Sekarang giliran buah pelirku ikut di”makan”nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tante Lin. “aaahh..”, teriakku kecil, menahan sakit. Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Lin, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya.  Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali. Cukup lama tante Lin bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi. “aaaaa.. tanteeeee…”, teriakku panjang. Mendengar seperti itu, tante Lin makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya.. crrttt.. crrttt.. keluar juga spermaku. Tante Lin tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Lin menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar.  Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masi disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Lin terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku. “aaahh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata tante Lin. “ha ha.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira, sambil menindih badanku. Kami berpelukan diranjang, saling meraba-raba tubuh.

Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan tante Lin mengelus-elus perut dan dadaku. Kami saling bertatapan dan saling memuji.  “enak sekali tante.. tante tante jago banget..”, kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik. “kamu juga hebat.. tante tante suka de sama kamu.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal. Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Lin, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku. Tak banyak bicara, tante Lin mengecup dahiku. “kita bobo dulu aja ya sekarang.. tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya. “iya tante.. aku juga capek banget.. tante emang top..”, balasku. Tampak tante Lin tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenernya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Lin yang sudah sangat kecapekan.  Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, saling menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante tante Lin seperti sedang memeluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante tante Lin mengelus-elus pahaku. Aku merasa senang sekali meskipun aku tidak puas malam itu. Mulai dari keesokan harinya, aku merasa tante tante Lin menjadi semakin sayang padaku. Ia memenuhi semua kebutuhan dan keperluanku. Dalam 2 bulan terakhir ini, kami telah melakukan hubungan sex lagi sekitar 10 kali dan kami lakukan setiap ada.

PENISKU DIKOCOK ANAK SMA

Ketika itu adalah tanggal ulang tahun sekolah gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. Pada hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana kerana kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu!  pada hari jadinya sekolah kami mengadakan berbagai acara yang sangat heboh dan ga kalah seru pastinya sob! mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance. Namun lomba modern dance ini tidak diadakan antarkelas, tetapi antarangkatan yang membuat acara ini seru adalah suporter dari masing2 kelas dan angkatan yang saling adu mulut sampai adu jotos untuk team yang mereka jagokan!biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya.  Ok kembali ke acara ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 9 pagi. Namun gue datang pukul 11 siang!hehe.. maklum lah anak bandel yang suka nyari sensasi dan sengaja gue datangnya telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.

Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya melia yang memiliki nama lengkap Putri Amelia Candra. ohhh ya gw kok sudah mengenalin orang lain padahal gue aja belom kenalan!he..nama gw ryo sob nama panjangnya ga usah deh ya jelek soalnya. .Acara pun dimulai dari penampilan kelas 1 lalu iikuti kelas 2 dan yang menjadi penutup adalah kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.  Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue meliak-liukan badannya dengan seksi. Seiring lompatan atau gerakan seksi mereka payudara mereka bergoyang-goyang indah dan bergetar-getar!indahnya serasa dunia saat itu  Mata saya hanya tertuju pada melia. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada pula teman 1 tim dancernya yang saya pikir cukup bohai juga.  Mulai dari payudara yang lebih besar dari melia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada melia. Wajar aja gue merhatiin terus, menurut gue dia cewek paling seksi secara fisik maupun non.Setelah mereka bermodern dance ria & membangkitkan gairah pada laki-laki, dengan keringat bercucuran di kening, leher & bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.

melia segera menuju kelas untuk kembali mengenakn seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Kemudian setelah ia mengambil pakaian ganti dari tasnya, ia pun menuju ke wc untuk berganti baju.  Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat, tali branya nyeplak karena keringat yg basah ke tubuhnya. wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari bra dan celana dalemnya yg berwarna hitam jatuh di depan pintu kamar mandi.  Gue pun langsung saja mengambil bra an cdnya yang jatuh tersebut dan langsung gue pegang. Gue pun masuk ke kamar mandi cowo dengan tujuan mau kencing tanpa maksud untuk menyembunyikan ke dua barang tersebut. Di dalam pikiran gue, gue akan berikan setelah gue kencing.  Setelah gue kencing, gue liat amelia mondar-mandir di sekitar kamar mandi. Langsung aja gue tegor,  “Nyari apa melia?”  “Eh lo ryo, ini nih gue nyari bh sm cd gue, lo lyat gak?”  “Ohhh, ini mksd lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.  “Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu dimana?”  “Ni tdi jatoh. Lo ga tau.”  “Oh yawdh, thanks ya ryo.  “Iya sm2 melia.”  “Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”  “Ngapain melia?”  “Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya amelia nakal.  “Hhhee. Emg boleh melia??”  “Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia langsung nyruh masuk gue untuk 1 kamar mandi dengannya.  “Ywdh yuk masuk.”  “melia, gue mo kencing dulu yah. Lo jangan ngintip.” Langsung gue buka clana gue sambil ngebelakangin amelia. Trus kencing. dan Tiba-tiba melia berkata  “Oh my god. Gede banget ryo barang (Kontol gue) lo” Gue pun kaget.  “melia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”  “Hhehe. Sori ryo, abis gak sengaja… hehee boong ding, gue penasaran aja pengen liat…”  “Ah, dsar lo melia. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”  “Ywdah”Gue pun memakai clana gue lagi.  Amelia pun sibuk membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya.  Gue pun merhatiin semuanya.  “Eh ryo, jgn ngeliatin ke sini dong.” Sambil ia menutupi toketnya yg sekel dengan tangan kirinya. Trus memiawnya juga ditutupin sama cdnya yang baru dibuka.  “Hehehe. gue penasaran juga melia…”  “Penasaran??”  “Iya”  “Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”  “Iya sih” sambil ia senyum-senyum.  “melia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh ga?”

Baca Juga Cerita Mesum Hot : NAFSU BIRAHI CITRA DAN SUAMI YANG LUGU

“Ha? Tai lo ryo. Emang lo siapa gue!!”  “Bentar aja melia”  “Tapi gue juga pegang2 barang lo ya ryo? Biar adil.”  “Oh yawdah”dan gw pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue.  Gue dengan semangat ngeremes2 toket amelia yg sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue.  “Knp melia? Pegang dong… gue aja udah megang toket lo nih. Sekel banget sih melia toket lo?”  “Ihh, gue baru pertama nih megang barang cowo. Hahaha.”  “Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”  dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh oleh tangan amelia.  “Oowwhhh… kocok2 dong melia…” Pinta gue.  Dia pun agak malu2 pas mau ngocok Kontol gue.  Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.  “Owwhhh… enak melia… agak kenceng dong megangnya…”  “Iya… ohh gede bgt sih ryo?? Lo dah ngaceng ya nih??”  “Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”  “melia… gue isep yah toket lo??”  “Ihh, gila lo ah.”  “Bentar…”  “Ywdah… nih…” ia pun menyodorkan toketnya ke mulut gue. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.  “melia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…”  “Uwhh… iya iya… cerewet lo ahh…” Dia pun ngocok Kontol gue agak cepet.  “Aahhhh… ohhhh… enak meliaa…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketny.  “Ahhh… yg cepet lagi melia… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya.  “melia, sepongin dong sebentar…”  “Ha?”  “Sepongiiin… masukin Kontol gue ke mulut lo… trus kocokin pake mulut lo…”  “Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah ryo? Nnti kpn2 deh.” Amelia nolak.  “Bentar meliaa… pengen nihh…” gue memohon.  “Ah lo ryo. Ywdah, tp bentar aja ya”  “iya, sampe keluar…”  “Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”  “Iya, gak… nnti kalo gue dah mau muncrat gue cabut Kontol gue dari mulut lo…”

“Yaudah, maen cepet yaa. Takut dicurigain nih gue ntr sama anak2 yang laen.”  “iya” jwab gue.  Amelia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Kontol gue.  Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Amelia pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya amelia. Setelah itu dia rapetin mulutnya dan mulai menggerakan mulutnya maju mundur sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue.  Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.  Itu semua gue imbangin dengan ikut gerak2in Kontol gue maju mundur.  “Ooohh… meliaaa… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutny yg ga terlalu panjang.  “Mmmhhhhh… mmmmhh… mhhhh…” amelia pun mendesah smbil terus nyepongin Kontol gue.  “Ooohhhhhhhhh… teeruusss meliaaaa… ooohhh… eeennnaaakkk… terus melia…”  “Mmhh… mmhhhh…”  “Cepetin lagii meliaaa…” pint ague.  “Mmmhhh… mhhhh… mmmhhhhhhmmhhhh…” amelia pun sedkit agak kewalahan nyepongin Kontol gue.  “Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak meliaaa… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”  Amelia pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Gue pun mengimbangin dengan memajumundurkan Kontol gue di mulutnya.  Saking terasa cepatnya. Akhirnya gue udah ngerasain kalo peju gue mau keluar.  “Aaohhh… meliaa… gue mau keluar nihhhh…”  Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Kontol gue. Trus dia berdiri dari yg sebelumnya pas nyepongin gue dalam posisi jongkok. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus gue tuntun buat megang Kontol gue yang udah ngaceng banget krn mau keluar.  “Kocokin yang cepet melia…”  Amelia pun mengocok Kontol gue cepet.

Pas dia lagi ngocokin Kontol gue, gue kissing bibirnya yang imut2, sambil kadang2 gue remes2 toketnya yang sekel gak terlalu gede.  Akhirnya setelah kira2 3 menit dikocokin pake tangannya.  “Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”  “Uwwhh, ywdah keluarin aja ryo…” dia pun ngarahin Kontol gue ke wc biar peju gue nnti langsung ke buang ke lubang wc tanpa berceceran di lantai.  “Aaarghhh… oooooooooouhhhhhhhh… sssssssshhhhhhhhhhh… aaaaah… gue keluar meliaaa…” akhirnya peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.  “Oouhwwww… gila ryo, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” amelia pun ngelepasin tangannya dari Kontol gue. Trus dia ngebersihin tangannya yang kena peju gue sedikit pake aer di gayung.  “Uuffhh… iya nih melia, udah lama sih gue gak colai… tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih melia… melia bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue kea ca.  “Apa?” amelia kaget.  “Jilatin dikit nih ujung Kontol gue, kan masih ad sisa2 pejunya…”  “Ih males. Gak ah. Jijik gue.”  “Yah, tanggung nih melia… dikit lagi”  “Gak. Nnti aja yah kapan2 ryo…” amelia memberi harapan.  “Huh. Dsar lo melia. Tanggung juga nih. Ywdah deh.”  “Nih gue bersihin peju lo yang di sini aja nih.” Kata Amelia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.  Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, amelia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Gue pun memakai celana dalem gue lagi kemudian resleting celana panjang gue.  Gue perhatiin amelia. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya.

Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.  “ryo tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.  “Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.  “Syarat apaan?”  “Tebak dong”  “Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.  “Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.  “Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” amelia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.  “Iaa, gue pengen ngewe sm lo melia… blh ga?”  “Anjjrriitt lo ryo, apa masih kurang yg skrg?”  “Kurang laaaah… gue mau nyicipin tubuh lo pake Kontol gue…”  “Aaaaaaaahhh!”  “Sssstt, jgn kenceng2 melia… Ayoo dong meliaaaa… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.  “Gue masih virgin laaahh ryoo.”  “Ahh yakinnn lo??”  “IYA!”  “Kalo dari toket lo yg gue pegang tadi sih kayanya lo udah ga virgin deh…”  “Hah? Tau dari mana lo???”  “Ya tau laaahh, kalo toket cewe yang udah ga virgin tuh udah agak kendor sedikit, ga terlalu sekel banget…”  “Hahhha gila ya lo, kayanya udah ahli banget nih soal beginian”. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.  “Iya dong, makanya kapan2 mau nyoba ngewe sama gue ga?”  “Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil berkaca di cermin kecil sambil merapikan rambut dan poninya.  “Yawdahhh nnti kpn2 kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.  “Iya ahh, ywdah, gue mau balik ke anak2 dulu nih. Ntr gue dicurigain lagi ganti baju doang kok lama banget.” Dia pun membuka pintu dan keluar dari kamar mandi.  “Sipp, ati2 lo. Thankss meliaa atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.  dan setelah berapa menit gue keluar dari toilet tersebut perasaan menyesal pun datang menghampiri! biasalah penyesalan selalu datangnya belakangan dan ga pernah duluan! menyesal kenapa ryo? he…menyesal kenapa ya ga gue paksa melia untuk langsung aja ngajakin ngentot!hahahaha…  sambil ngebayangin seandainya pas didalam toilet cewek tersebut gw ngentot sama melia, tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si melia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan.   Demikianlah cerita bokep terbaru PENAMPILAN MENARIK ASSISTEN RUMAH TANGGAKU dan PENISKU DIKOCOK ANAK SMA oleh cerita sex hot

SEKSKU YANG SENSUAL, Update 2023

SEKSKU YANG SENSUAL

Cerita Dewasa Terbaru – cerita mesum ini adalah cerita panas waktu itu. Aku sering menjumpai lelaki atau perempuan yang memiliki daya tarik dan pesona seksual yang sangat luar biasa. Dalam kenyataannya mereka tidak selalu cantik atau tampan. Juga tak pandang tua atau muda, pendek atau jangkung, kurus atau gemuk. Juga tidak karena status sosial, seperti kaya atau miskin, terpelajar atau pengangguran, karyawan tinggi atau sekedar satpam. Secara tampak nampaknya biasa-biasa saja. Aku juga nggak ngerti kenapa dan dimana penyebab pesonanya itu. Apabila kebetulan ketemu type macam itu rasanya apapun polah tingkahnya sangat sedap dipandang mata.  Bisa diumpamakan kalau lelaki macam Ryan Hidayat yang pemain sinetron dan bintang iklan atau kalau perempuan macam Ike Nurjanah penyanyi dangdut yang kebetulan sangat ‘macan’, manis dan cantik itu. Sangat erotik rasanya ‘ditaklukkan’ oleh lelaki ataupun perempuan macam itu untuk kemudian melayani dan menjadi budaknya. Akan kuciumi sepatu dan kaos kakinya. Akan kucuci celana dalamnya dengan ludahku hingga larutan sisa kencing atau keringatnya larut dan bisa kutelan kembali. Aku akan rela menceboki lubang-lubang pembuangannya sebagai tugas setiap pagiku. Aku akan memandikannya dengan jilatan-jilatan lidahku hingga tak tersisa noda barang sedikitpun pada semua celah-celah tubuhnya.

Pada orang macam ini apapun yang keluar dari dia rasanya nikmat untuk kita lahap. Aku akan serta merta telan apabila dia membuang ludah ke mulutku. Aku akan menjilati lubang tainya hingga tak ada yang Tersisa. Aku akan minum kencingnya. Aku akan sodorkan mukaku kemudian membuka mulutku untuk menampung kencingnya yang kuning pekat. Aku bisa mencuci mukaku pula dengan cairannya itu.  Di kompleks rumahku adalah seorang Randi, pemuda 21 tahun, pengangguran jebolan SMU3, tingginya 182 cm dan berat badannya 68 kg. Jangkung dan langsing. Rambutnya yang lurus selalu terurai bergaya Bon Jovi. Pakaiannya itu-itu juga, kaos oblong lusuh, terkadang dibungkus jeans kumel. Celana Khaki. Kerjanya luntang lantung, jalan sana jalan sini. Berdasarkan apa yang sering dialaminya Randi sadar banget bahwa banyak cewek bahkan juga cowok yang naksir berat padanya. Sejak masih di SMU dia sudah sering diajak tidur sama teman-teman ceweknya. Bahkan Bu gurunya, Bu Endang, sangat tergila-gila padanya. Walaupun belum habis 3 bulan menikah Bu Endang pernah nekad mengajak Randi tidur di rumahnya saat suaminya tugas ke luar kota. Bu gurunya itu bilang bahwa ada mata pelajaran yang harus diulangi dan mesti dikerjakan di rumahnya. Dan semalaman itu Bu Endang berhasil melampiaskan kerinduan syahwatnya pada Randi. Saat waktunya pulang tak ada bagian tubuh Randi yang tanpa cupang-cupang bekas sedotan bibir Bu Endang. Pada kesempatan di bawah nanti biarlah Randi juga menceritakan apa yang dialaminya bersama Bu gurunya itu.  Randi tingal di kompleks Perumahan Sederhana Pondok Permai Jakarta Barat.

Di tempat itu, dia sangat didambakan oleh para gadis dan janda muda dan walaupun tidak selalu nampak terang-terangan para Ibu-ibu muda maupun setengah tua juga mengimpikan untuk memandikan dengan lidah dan bibir-bibir mereka yang mungil-mungil itu. Dari cara mereka memandang Randi pada saat berpapasan atau Kebetulan lewat di depan rumahnya nampak mereka dipenuhi khayalan seandainya bisa bertelanjang Berasyik masyuk bersama Randi pada suatu ketika nanti.  Diantara ibu-ibu itu adalah Tante Wenny. Dia perempuan asal Sukabumi yang sangat jelita. Kulitnya kuning langsat. Perawakannya langsing. Mungkin sekitar 165 cm-an. Usianya yang sekitar 42 tahun Namun nampaknya ada 10 tahun lebih muda. Suaminya, Oom Darto adalah karyawan di sebuah pabrik sepatu di Cilincing yang setiap hari pulang kerja hingga jam 9 malam. Tentu saja Tante Wenny banyak waktu sepinya. Dia sering membayangkan seandainya bisa ‘kelonan’ dengan Randi.  Tak jarang pada puncak sepinya dia melakukan masturbasi. Dengan dibantu ketimun Jepang yang hijau gede dan panjang Itu. Dia mengulum-ulum ketimun itu kemudian memasukkannya ke liang vaginanya. Tante Wenny membayangkan seakan kontol Randi sedang dia kulum kemudian ngentot kemaluannya. Dan betapa Puasnya saat menjelang orgasme dia memanggil-manggil dalam bisik dan rintihannya.

“Acchh.. Randii.. Randii.. Keluarkan pejuhmu ke mulut tantee.. Yaa.. Keluarkan pejuuhhmmuu..”  Dan akhirnya terjadilah peristiwa itu. Suatu pagi, sekitar jam 9 pagi, dengan sebatang rokok di tangannya Randi jalan melewati rumah Tante Wenny. Saat itu Tante Wenny sedang menyiram dan memindah-mindah Pot tanaman anggrek kesukaannya. Ada pot besar yang dia nggak kuat mengangkatnya. Melihat Perempuan jelita macam Tante Wenny, tanpa diminta dan spontan Randi membantu mengangkat pot itu.  “Koq ngangkat-angkat sendiri. Irwan mana Tante?” Rando menanyakan Irwan yang sahabatnya dan anak Tante Wenny yang cantik ini. “Ah, Irwan mah tahunya beres. Tahu tuh, katanya tadi ke Depok negok kampusnya dan terus main kali”  Randi dan Irwan adalah teman bermain saat di kompleks. Betapa terima kasih dan gembira hati Tante Wenny. Apalagi saat menyadari bahwa yang membantu itu adalah Randi lelaki muda teman anaknya yang mempesona hatinya dan selalu hadir dalam khayal-khayal masturbasinya. Bagaimana kelanjutan cerita yang merangsang libido ini? Apa yang selanjutnya dilakukan Tante Wendy? Bagaimana Randi merespon ulah tante jelita ini? Acchh.. Aku rasa lebih fair kalau Randi sendiri yang cerita kepada para pembaca. OK? Dengarkan.. [Jilatan-jilatan Tante Wenny pada celah-celah tubuhku.]  “Hooh.. Cah Bagus (aku jadi tersanjung dengan panggilannya itu).. Terima kasih yaa..”  Aku membantu menggeser pot itu dan aku merasa Tante Wenny memandangku sedemikan rupa gemas dan hausnya. Pada wajahnya nampak dia hendak mengeluarkan sesuatu pikiran. Aku merasa bahwa tante jelita ini hanya pengin menahan agar aku lebih lama tinggal.

SEKSKU YANG SENSUAL

Aku paham. Aku memang termasuk sering menghadapi tante-tante genit macam ini. Mereka bilang bahwa lelaki macam aku pantas menerima perlakuan macam bayi.  Melayani lelaki macam aku merupakan impian kenikmatan syahwat yang tak terkira. Mereka bilang apapun mauku dengan rela mereka akan penuhi. Dia nampak berpikir dan  “Oocchh.. Bisa minta tolong sekalian donk.. Sayang (dia terus melemparkan godaan padaku). Tante Mau geser lemari di tempat tidur tante. Mau bantuin nggak??” “Boleh saja.”  Aku tahu banget bahwa tante jelita ini termasuk tante yang ‘gatal’ dan sering mencuri-curi pandang setiap kali aku lewat atau berpapasan dengannya. Kali ini apa maunya??  “Ayolah masuk” Tante Wenny mengajak aku masuk ke rumahnya, “Duduk dulu, yaa..”  Tante Wenny bergegas masuk ke kamarnya. Aku agak heran kenapa untuk menggeser lemari yang paling cuma semenit mesti duduk dulu. Tetapi pikiranku langsung sirna saat melihat Tante Wenny sudah ganti ‘short pant’ yang sangat seksi saat kembali keluar dari kamarnya.  “Aku buatin minuman dulu, yaa.”  Ucchh mata tante genit itu melirik belalak sambil melepas senyuman dari pipinya yang ranum menunjukkan kejelitaannya. Aroma parfumnya sangat menggoda libidoku. Untuk membesarkan hatinya aku melototkan mataku memandang lekuk liku tubuhnya dengan penuh kekaguman Birahi. Aku semakin yakin bahwa ini semua hanya ulah Tante Wenny untuk menahan agar aku tidak cepat menghilang dari pandangan matanya. Ah, biarlah. Siapa tahu dapat rejeki nomplok.  Dengan 2 buah gelas besar penuh Coca Cola di tangan Tante Wenny keluar dan memberikan segelas buat Aku.  “Ambil Cah Bagus.” sapanya bergaya akrab, “Ayo minum nggak perlu buru-buru khan?”  Duduk di seberang depanku mata Tante Wenny sebentar-sebentar mengamati penuh khayalan birahi padaku. Aku yakin kalau kuminta menjilati lubang pantatku pasti serta merta dia akan lakukan dengan sepenuh obsesinya. Aku tahu pula dia isteri yang kesepian karena sepanjang hari ditinggal kerja suaminya.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : PENAMPILAN MENARIK ASSISTEN RUMAH TANGGAKU dan PENISKU DIKOCOK ANAK SMA

“Kamu koq bagus banget ssehh Ran..? Dulu mama kamu makan apa bisa melahirkan cah bagus Macam ini..?” lempar goda yang begitu berani dan agresif dari tante genit padaku. Aku nggak tahu mesti jawab apa. Aku diam saja. Aku mesti berlagak acuh dan ‘cool’.  “Jadi nggak menggeser lemari, Tante?” “Oohh, pastii.. Sekarang?” dia berdiri.  Yang aneh tangannya disodorkan untuk kuraih dan yang terjadi kemudian adalah dia menarikku ke kamar tidurnya.  “Mari kutunjukkan lemarinya,” sambil terus menggelandang aku. “Yang ini Cah Bagus.. Digeser ke kanan sedikit. Tante mau cerminnya mengarah ke tempat tidur hingga kalau Oom sama Tante tidur bisa sambil berkaca. Gituu..!” katanya sambil melempar senyum manisnya dengan penuh arti.  Aku baru meraih tepian lemari untuk mulai mendorong saat tiba-tiba bibir Tante Wenny memagut lenganku kemudian melata dan menyedot punggung tanganku. Duuhh.. Aku sepertinya disambar stroom listrik ribuan watt. Seluruh tubuhku langsung menggelinjang. Aku merasakan betapa haus dan sepinya Perempuan STW (setengah tua) ini. Tak kupungkiri sedotan bibir Tante Wenny langsung menyambar gairah syahwatku. Kontolku sudah ngaceng saat tangan Tante Wenny tak bisa kuhindari merabai celah-celah selangkanganku.  “Cc.. Cah Baguuss.. Ayolah.. Jangan acuh.. Cium aku.. Atau.. L.. Ludahi akuu.. Aku sangat Rindu sayaanngg…” sambil tangannya berusaha menggapai dan merangkul leherku berikut bibirnya Yang menantang bibirku. Aku masih bergaya acuh dan ‘cool’.  “Ayoo.. Ludahi aku Randii.. Ludahi tante..”. Matanya itu.. Ahh.. Mata yang sungguh sangat Kehausan. “Tolong Randii.. Tolong tante inii.. Ayoo.. Mana ludahmuu..”  Dia merangsek berusaha memagut bibirku namun aku mengelak dan pagutan itu mendarat pada kulit leherku. Tante Wenny menjadi beringas, Dia memelukku keras sambil mengamukkan pagutannya pada leher, dagu, bawah kuping dan bahuku. Aku memang semakin terbakar.

Namun gaya acuh dan ‘cool’-ku tetap aku pertahankan.  Sungguh indah menikmati bagaimana perempuan dengan penuh haus mengerjain dan menikmati tubuhku. Akhirnya aku terdorong dan jatuh ke kasur. Tante Wenny tak lagi bisa kubendung.  “Nanti saja menggeser lemarinya ya sayaanngg…” “Kasihan Cah Bagus. Kamu mesti istirahat duluu yaa.. Mumpung Irwan nggak di rumah. Kamu Temenin Tante dulu yaa…” sambil tangan-tangannya terus menggerilya tubuhku. “Acchh Tantee.. Jangan.. Nanti dilihat tetangga. Saat Randi masuk tadi khan ada pembantu Bu Kirno sebelah rumah sedang nyapu,” “Ahh.. Jangan khawatir. Dia hanya babu blo’on. Nggak akan berani ngomong apa-apa,” nada bicara yang didera nafsu birahi membuat Tante Wenny merendahkan pelayan sebelah rumahnya.  Tante Wenny yang jelita ini bergerak jongkok dan seperti pelayan pada tuannya mulai melepasi sepatuku. Sebelumnya dia ciumi terlebih dahulu ujung-ujung sepatuku sambil.  “Sabar ya Cah Bagus.. Uuhh.. Kenapa kamu bagus banget sseehh..?”  Dia juga cium-cium kaos kakiku. Bahkan sesaat dia sumpalkan sendiri pada mulutnya sambil melepas wajah senyumnya padaku. Sebelum mulai melepasi celanaku mama Irwan yang jelita ini mencium, melumat dan menggigiti telapak Kakiku.  “Sayaang.. Kakimu indah banget. Bikin tante ngiler banget ssiihh..”  Dia ciumi, jilati dan kulum jari-jari Kakiku. Lidahnya menjilati celah-celah di antara jari-jari itu. Nampak bibir indah tante Wenny demikian Lahap mengecupinya. Seluruh tubuhku seperti terkena sengatan listrik. Ucchh.. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Hampir kutarik kakiku karena tak tahan rasa geli yang merambati saraf-sarafku. Sementara libidoku langsung terdongkrak. Kontolku ngaceng mendesaki celanaku. Akhirnya tangannya berhasil melepas kancing celanaku dan menariknya merosot kebawah, membuangnya ke lantai hingga aku tinggal bercelana dalam saja.  “Dduhh.. Duuhh.. Randikuu.. Tante sudah lama merindukan macam ini,” tante Wenny langsung membenamkan mukanya ke selangkanganku. Dia menggigiti celana dalamku yang menonjolkan Kemaluanku.

Aku merasakan giginya mengigit kenyalnya kontolku yang memang telah ngaceng berat. Tetapi tidak lama.. Akhirnya Tante Wenny merosot melata ke lantai menyergap kakiku yang terjuntai dari tempat tidur untuk Langsung menciuminya telapak kakiku. Dia kulum dan jilati jari-jari kakiku. Lidahnya menusuki celah-celah Jariku. Dduhh.. Bukan main nikmatnya. Lidahnya yang hangat lembut itu berusaha membersihkan aroma kakiku yang pasti berbau kaos kaki atau sepatu yang menusuk.  Demikian kegilaan dia mencium dan menggigit bagian ini sebelum akhirnya melata menuju betis-betisku. Gigi-giginya yang tajam terkadang menggigit sakit hingga aku mesti menahan dengan mengaduh desah dan menahan kepalanya. Namun semua itu justru membuat Tante Wenny semakin meliar. Didorongnya pahaku hingga aku terbalik tengkurap. Dalam posisi ini Tante Wenny kembali menyerang aku dari bawah. Lidah dan bibirnya mengecupi lipatan paha dan betisku. Uucch.. Rasanya tak tahan.. Aku tak pernah aku menikmati sentuhan seksual macam ini.  Tante Wenny yang usianya telah lebih 40 tahun ternyata nafsunya seperti magma gunung berapi. Yang aku kaget adalah saat ciuman itu terus merambah ke paha belakangku dan dengan cepatnya naik hingga wajahnya langsung nyungsep ke belahan pantatku. Yaa ampuunn.. Dengan histeris tante Wenny mengusel-uselkan wajahnya ke celah bokongku. Tante Wenny tanpa ragu menciumi pantatku. Bagi aku menjadi sensasi yang luar biasa saat lidahnya menggelitik dan menusuk-nusuk lubang pantatku ini. Sesekali dengan geregetan dia menggigit kecil Bibir-bibir analku. Lidahnya berusaha menggerilya lubang duburku sambil nafasnya terdengar demikian memburu. Rasanya dia dalam keadaan birahi yang penuh kegilaan.

Baca Juga Cerita Seks Mesum : PEMBOKAT JAGO BIKIN NGECROT dan BERSETUBUH DENGAN MERTUAKU YANG JANDA

Yang tak mungkin aku bisa menghentikannya. Dia sudah tenggelam dalam kejaran syahwatnya sendiri.  “Hecchh.. Huuchmm.. Rr, rra.. Andd.. Ii,” gumamnya dalam tenggelam sambil dengan histeris lidahnya terus mencari-cari. Tanpa kusadari aku tertuntun untuk nungging tinggi. Naluriku adalah membuka celah bokongku agar muka Tante Yenny bisa lebih tenggelam dan lidahnya menemukan lubang analku. “Acchh.. Rr.. Randd.. Ddii..”  Berpegang pada bokongku sapuan dan sedotan lidah dan bibirnya di Lubang duburku semakin nikmat kurasakan. Entah kenikmatan macam apa yang didapatkan Tante Wenny dari analku ini. Mungkin aroma analku membuatnya mabuk kepayang padaku. Kubayangkan bagaimana seandainya Irwan yang sahabatku melihat bagaimana mamanya menjilati lubang taiku. Haa.. Haa.. Aku tertahan hingga menjelang makan siang.  Tante Wenny berhasil merangsang libidoku hingga aku tak mampu menahan air maniku tumpah ke mulutnya. Kulihat betapa rakus dia menjilati spermaku hingga bersih tanpa bekas. Yang tercecer di rambut kemaluanku, pahaku, batang dan pangkal kemaluanku bersih macam kena cuci saja. Uuchh.. Sangat nikmat merasai jilatan dan sedotan bibir ayu milik Tante Wenny Ini.  Yang lebih tak kumengerti adalah saat aku permisi ke kamar mandi untuk kencing. Saat pancuran kencingku mancur Tante Wenny menyusul masuk ke kamar mandi. Kupikir dia hanya hendak mengambil Sesuatu. Ternyata dia merangkul pinggulku dan bergerak jongkok menyongsong pancuran kencingku. Sambil matanya melirik ke aku, dia menengadahkan dan membuka mulutnya menampung cairan kuning pekat kencingku. Tanpa bisa kucegah dia memegangi kedua kakiku dan minum menenggak cairan pekatku itu.  “Jangan Tantee… jangaann..!,” tetapi aku tak mampu mencegahnya.  Juga aku tak mampu menghentikan kencingku yang memang sudah sangat mendesaki kandungannya. Sungguh mempesona melihat tante Wenny yang jelita setengah gelagapan dengan mulutnya yang sga-nga menerima pancuran kencing kuning pekat yang keluar dari penisku.

Terdengar suara jatuhnya pancuran air kencing dalam rongga mulutnya itu. Sebagiannya dia minum seakan menjadi penawar Hausnya dan sesekali dia raupi wajahnya seperti orang mencuci muka dengan kencingku ini.  “Tante memang telah mengimpikan kencingmu sayaanngg.. Nikmat banget rasanya.. Tante puas Banget niihh…” katanya sambil mengusap raup wajahnya dengan air kencing yang dia tampung pada Kedua tangannya.  Demikianlah cerita sekilas pengalaman Randi yang memang memiliki pesona seksual luar biasa itu. Tante Wenny yang jelitapun bertekuk lutut dengan sudi untuk menjilati pantat dan minum air kencingnya.  *****  Ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu saat aku masih duduk di kelas 2 SMU top di Kebayoran. Waktu itu usiaku masih 16 tahun. Walaupun banyak cewek teman kelas maupun kakak kelasku yang sering merayu, mengajak kencan atau terang-terangan bilang naksir padaku, bahkan ingin tidur dengan aku namun aku masih tetap perjaka ‘ting-ting’ dan sangat ‘idjo’ dalam hal seksual.  Cewek-cewek itu bilang bahwa aku adalah pemuda paling seksi di sekolahku. Bahkan mereka juga bilang mungkin se-Kebayoran hanya kepadakulah mereka ingin tidur denganku. Lebih gila lagi ada yang bilang sangat senang hati untuk menerimanya seandainya aku mau membuang air ludahku ke mulutnya. Edann.. Ternyata bukan hanya teman sekolahku yang pengin ngajak tidur aku. Dan ini baru aku sadari setelah aku berada di rumahnya dimana aku tak bisa lagi menghindar.  Dia adalah Bu Endang guru matematika SMU Kebayoran. Bu Endang adalah guru yang paling cantik di SMU-ku. Anak-anak bilang dia mirip dengan Desy Ratnasari itu artis sinetron asal Sukabumi. Yang aku heran bahwa Bu Endang ini baru saja menikah sekitar 3 minggu yang lalu. Bahkan orang tuaku hadir saat pernikahannya itu. Suaminya adalah seorang PNS Departemen Dalam Negeri. Sesekali suaminya itu bertugas meninjau ke daerah-daerah di tanah air.

Dengan alasan banyak pekerjaanku yang salah saat bel pulang kelas berbunyi, sekitar jam 12.30 siang Bu Endang menahanku agar tidak pulang dulu.  “Kamu mesti memperbaiki PR-mu. Aku nggak mau dibuat repot. Kamu bawa semua buku-buku ini ke rumah ibu. Nanti kamu ibu ajari bagaimana mengerjakan PR dengan benar,” katanya dengan nada kesal atau marah padaku.  Siang itu aku tidak boleh pulang dan mesti belajar matematika pada Bu Endang di rumahnya. Dengan Honda bebek-nya Bu Endang meluncur pulang lebih dahulu. Aku mesti menyusul naik kendaraan umum sambil membawa buku-bukunya yang cukup berat ini. Ah, mungkin inilah hukamanku karena pekerjaanku yang tidak bener itu. Anehnya sesampainya di rumahnya, Bu Endang menyambut aku dengan sangat ramah. Wajah marah atau kesal di kelas tadi sama sekali tak nampak lagi.  “Sini Randi. Kamu taruh tuh buku-buku ibu di meja. Jangan malu-malu. Kamu makan siang dulu, ya, sama ibu. Bapak lagi dinas ke Kalimantan, jadi ibu sendirian koq. Mau minum apa?”  Dia rangkul pinggulku menuju meja makan. Ah, ini mah lebih dari ramah. Rangkulannya itu demikian mesra membuat aku langsung merinding bergetar. Rasanya aku belum pernah dirangkul perempuan macam begini. Tangannya yang lembut itu mengelusi pinggulku. Bahkan ada sekali sedikit mencubit aku. Nampaknya semua itu merupakan tanda atau sinyal yang dilepaskan Bu Endang padaku. Karena aku nggak tahu mesti bagaimana, jadi yaa… ngikut saja kemauannya. Yang kupikirkan hanyalah mudah-mudahan matematikaku cepet benar dan aku bisa lekas pulang.  Selesai makan dia kembali merangkul mesra dan membimbing aku ke sofa ruang tamunya. Dan ternyata hari itu sama sekali tak ada matematika di rumah Bu Endang.

Sejak awal duduk di sofanya, Bu Endang langsung mengelusi pahaku. Dia bilang.  “Randii… kamu menjadi idaman banyak cewek di sekolah. Kamu pasti tahu, khan? Sudahlah, matematikamu nanti biar ibu yang bantu benerinnya. Ibu pengin istirahat sambil ngobrol dulu sama kamu. OK?” Bu Endang menutup kata-katanya sambil tangannya mengambil tanganku dan meremasi jari-jariku.  Edan… nggak tahu kenapa tanpa sadar aku membalas remasannya. Akibatnya Bu Endang langsung menjadi liar. Pasti dia berpikir bahwa aku merespon apa yang dia mau. Duduk di sofa saling berhimpitan Bu Endang semakin merapatkan tubuhnya pada tubuhku. Remasan tangannya menjalar menjadi cemolan di pahaku. Greenng.. Saraf birahiku bangkit dan tak ayal lagi kemaluanku ngaceng mendesaki celana SMU-ku.  Uucchh.. Aku malu banget kalau sampai Bu Endang melihatnya. Tetapi dia memang telah melihatnya.  “Nggak usah malu Randi.. Ini tandanya kamu normal dan sehat. Baru kesenggol sedikit saja langsung tegang berdiri.. Hii.. Hii.. Hii…” canda Bu Endang dengan senyumannya yang amat menawan yang membuat suasana menjadi lebih mencair.  Namun mukaku tetap berasa kemerahan karena malu. Aku cepat menyadari pula rupanya Bu Endang memang telah merencanakan perjumpaan macam ini denganku. Aku merasa blo’on banget, walaupun pada dasarnya aku senang dengan apa yang sedang terjadi ini. Aku menengokkan wajahku. Acchh.. Wajah-wajah kami ternyata telah begitu berdekatan.  Mata Bu Endang rasanya menusuki kedalaman mataku untuk mendapatkan kepastian. Dan aku tetap blo’on saat tiba-tiba bibirnya telah menyentuh dan langsung menyedot kecil bibirku. Itulah pembukaan yang dilakukan Bu Endang padaku. Mengerti kalau akhirnya aku diam dan ‘cool’ Bu Endang kembali meliar. Dia peluk dan pagut aku. Bibir lembutnya melumat bibirku. Aku sedikit gelagapan dan hampir terjatuh dari sofa tempat dudukku. Situasi itu membuat aku merangkul Bu Endang secara reflek. Dan itulah yang ditungu-tunggunya.  Dia mendesah, “Hhaacchh.. Hheecchh.. Rranddii…” dengan sepenuhnya kini memeluk tubuhku.  Kurasakan remasan tangan-tangan halusnya pada punggung mengiringi lumatan bibirnya pada bibirku. Aku merem melek kaget namun uucchh.. Nikmatnyaa.. Aroma parfum Bu Endang menyergap hidungku dan aku mulai berasa melayang dalam nikmatnya berasyikmasyuk dengan perempuan ayu macam Bu Endang yang dalam pelukanku pula kini.  “Bapak nanti bagaimana Bu..??”

Baca Juga Cerita Seks Panas : NGENTOT DENGAN BU DOSEN PAS LIBIDOKU TINGGI

“Sshh.. Jj.. Jangan bicara itu sayangg.. Aku sangat rindu kamu.. Aku sangat inginkan kamu.. Ayoo Randi.. Peluk ibu yang lebih erat lagii…” rupanya dia tak mau aku bicara tentang suaminya.  Ah.. Urusannyalah. Dan Bu Endang menggunakan kesempatan bersama aku ini dengan sepenuh kerinduan akan belaian syahwatnya. Dia hempaskan aku ke sofa dan tindih tubuhku.  Dia meracau, “Randii.. Kamu tampan banget siihh.. Aku sayang kamu Randii.. Boleh ya? Bolehh.. Khan?? Randii.. Hhcchh…” terdengar nafasnya yang memburu dan suaranya serak menahan gelora nafsunya.  Dan tangan-tangannya yang lentik itu terasa tak sabar mulai melepasi kancing kemeja SMU-ku. Aku jadi bengong juga akan nafsunya yang demikian menggebu padaku.  “Randii.. Ibu sayang kkhaamuu.. Randii, oohhcch Ran.. Ddii…” racau Bu Endang tak henti-hentinya.  Saat kancing kemejaku telah lepas mukanya langsung merangsek dadaku. Kurasakan bibirnya mulai dengan halus melumat buah dadaku. Lidahnya menyapu dan kemudian disusul dengan bibirnya yang mengecupi dan mengigit penuh haus pada pentil-pentilku. Aku taka tahan menahan gelinjangku, aku juga mengeluarangan desahan dan erangan. Tangan Bu Endang meremasi punggung dan turun ke pinggulku.  Duuhh.. Sungguh dahsyat birahi ini.. Kutengok perempuan cantik se usia bibiku ini seperti ular sanca yang sedang menancapkan taringnya pada dadaku. Kepalanya bergeleng untuk mengetatkan gigitannya. Lumatan bibirnya membuat aku melayang dalam lambung nikmat tak terkira. Bu Endang rasanya telah melupakan semuanya termasuk pada suaminya yang baru menikahinya 3 minggu yang lalu. Kemudian mulut ular sanca itu melata dan merambah perutku dan terus turun lagi.  Saat bibirnya menyentuh ikat pinggangku taringnya kembali menggigit agar tidak melepaskannya. Tangan-tangan Bu Endang dengan sigap melepasi ikat pingang dan kancing celanaku. Dengan tak sabar dia tarik dan dorong celanaku ke bawah hingga betisku. Wajahnya langsung menenggelamkan ke celana dalam dan selangkanganku. Dia menciumi dengan ganasnya. Oocchh.. Perempuan ayuu.. Begitu buas dia merangsekkan mukanya. Dia hirup aroma-aroma yang menebar dari selangkangan dan celana dalamku.  “Raanddii.. Uucchh.. Raa.. Nddii.. Ibuu saayngg.. Kkaamuu…” racaunya yang terus membising.  Aku memang tak mampu menahan gelinjangku. Syaraf-syaraf peka yang tertebar pada pori selangkangan dan pahaku membuat aku merasakan kegatalan shyawat yang sangat dahsyat. Kucabik-cabik rambut Bu Endang dan kuremas-remas dengan sangat kerasnya. Jilatan dan lumatan bibir Bu Endang membuat aku menggeliat-geliat tanpa menahan diri. Seluruh syaraf-syaraf birahiku terbangkit merambatkan kegelian tak tehingga.  “Ampuunn.. Buu.. Ooiicchh.. Jj.. Jangaann…” entah ngomong apa lagi aku.  Rasanya asal bersuara. Aku memerlukan saluran emosiku yang menggelegak karena ulah Bu Guru cantikku ini. Rambut Bu guruku yang cantik itu langsung awut-awutan, namun Bu Endang tidak mengeluh. Dia terus menggilakan wajahnya men-‘dusel-dusel’ ke selangkanganku. Kemaluanku menjadi tegak keras seperti tongkat mahoni. Bu Endang tanpa ragu menciumi dan menjilatinya. Basah precum di ujung penis dia jilati dengan rakus. Nampak wajahnya menyeringai dalam matanya yang setengah terbeliak larut dalam puncak nikmatnya yang tak bertara. Aku tak mampu menahannya.  “Adduhh.. Bb.. Bu.. Saya nggak ttahann.. Ggelii.. Bbuu..”  Kuseret tubuh Bu Endang ke atas hingga tubuhnya menindih tubuhku. Kurangkul dengan ketat bahunya dan kucium bibirnya. Aku melumat penuh kegilaan sambil menyedoti ludah-ludahnya. Kami bergelut bak dua ular yang sedang memperebutkan mangsa. Pada saat bersamaan tangan Bu Endang meraih kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluannya. Aku tahu, dia mau aku memasukan batang kemaluanku ke rongga kemaluannya.  Terus terang tiba-tiba rasa takut menyergap aku. Aku takut Bu Endang hamil. Aku takut Bu Endang akan memaksa aku menjadi suaminya karena kehamilannya itu. Aku takut dia akan memperkarakan ke pengadilan dan mempermalukan aku, mempermaukan orang tuaku. Aku takut menjadi berita di koran Pos Kota atau Lampu Merah atau berpuluh tabloid lainnya yang banyak beredar di Jakarta saat ini. Aku takut tak lagi menyandang predikat pemuda atau perjaka. Lucu juga ketakutanku macam itu pada waktu itu.. Tetapi Bu Endang tak habis cara. Tetap melayani pagutanku, dengan tubuhnya yang setengah menduduki selangkanganku dengan penisku yang tegang kaku dengan cepat terjadilah..  Blezz..  Seluruh batang kemaluanku telah amblas ditelan kemaluan Bu Endang. Tak ada kesempatan untukku. Bu Endang langsung bergerak naik turun memompakan pantatnya yang mendorong memek atau vaginanya menelani batang keras penisku ini. Ascchh.. Akhirnya.. Hanya Bu Endanglah yang berhasil menggapai keperjakaanku. Dan nikmat yang kuterima.. Sungguh tak bisa kulukiskan.. Batang penisku terjepit oleh dinding hangat yang legit. Memek Bu Endang menyedot-nyedot urat-urat sensitif yang tersebar di seluruh permukaan batang penisku.  Kenikmatan itu demikian bergerak penuh pergantian setiap Bu Endang menarik atau mendorong pantatnya yang membantu kemaluannya melahapi kenisku. Ammppunn.. Buu.. Enaakk bangett.. Ssiihh.. Kini aku menyaksikan bagaimana seorang perempuan yang demikian kehausan diserang orgasmenya. Mula-mula mata di wajah cantiknya itu mendelik dan membeliak dengan kelopak yang menelan bulatan hitam matanya dan menyisakan warna putih pinggirnya.  Keadaan itu disertai dengan desah keras yang sangat mengenaskan sebagaimana kijang yang sekarat dalam terkaman pemangsanya. Dengan tangannya yang nyaris mencekik leherku Bu Endang menancapkan cakarnya pada bahu samping leherku itu. Dengan keringat yang deras mengucur dia tekan lebih membenam kemaluannya untuk menelan kemaluanku lebih dalam. Pada detik-detik itu kurasakan kedutan-kedutan keras menggilas-gilas batang penisku. Yang kemudian terdengar adalah auman atau teriakan tanpa tertahan dari mulut ayu Bu Endang.  “Rr.. Aanndii.. Tt.. Toloonngg.. Ranndii.. Ampunii ibbuu.. Yaa.. Rranddii.. Ii,” kemudian ‘bruukk’ tubuhnya jatuh terhempas ke dadaku. Tubuh penuh keringat itu langsung berkejat-kejat beberapa saat sebelum akhirnya diam dan beku kecuali menyisakan tarikan nafas yang cepat dan tersengal. Aku langsung merasa iba dan tanganku nampak mengusap-usap punggungnya.  “Haacchh.. Maafin ibu yaa.. Randdii…” tubuhnya merosot ke kasur dengan lunglai.  Tangannya kembali jatuh ke dadaku. Situasi hening beberapa saat. Aku menyesuaikan kehendak Bu Endang. Aku tak bergerak dan membiarkan dia melepas lelahnya. Hari itu aku pulang jam 5 sore. Bu Endang memuasi aku dengan mulutnya yang mengulum-kulum penisku. Dia minum spermaku.  “Randi, inilah tanda ibu sayang sama kamu. Pada bapak (suaminya) aku nggak pernah lakukan begini. Aku rasanya geli. Jijik begitu. Tetapi pada kamu Randi, justru aku selalu mengimpikannya. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya menelan air manimu. Auucchh.. Terima kasih banget yy.. Sayaanngg..”  Sebelum aku pulang Bu Endang memberi aku uang namun kutolak. Apa jadinya nanti.. Bu Endang berharap aku datang lagi selama suaminya belum pulang. Namun aku tak pernah datang lagi. Aku tetap saja takut kalau Bu Endang hamil karena ulahku. Sekali aku kepergok dengannya saat ada pesta olah raga antar sekolah.  Pada waktu itu usai pertandingan di sekolah (aku pemain volley SMU-ku) aku tertinggal pulang sehingga aku berjalan cukup jauh sebelum ketemu halte angkutan kota. Tiba-tiba sebuah mobil menepi tepat di sampingku. Bu Endang membuka kaca pintunya dan menyilahkan masuk. Aku nggak enak untuk menolaknya. Rupanya dia berkesempatan membawa mobil suaminya.  “Apa kabar Randi?” sambil meremas selangkanganku yang membuat kontolku langsung ngaceng berdiri. Tidak langsung menjalankan mobilnya Bu Endang justru menepi, “Ibu kangen ini Randi, boleh yaa…”  Sebelum aku menjawabnya tangan-tangannya yang cantik gemulai itu sudah menarik resluiting celanaku dan bahkan langsung merogoh dan kemudian membetot keluar kontolku. Tangannya beberapa saat mengurut-urut hingga aku memperdengarkan desahanku. Dengan mesin tetap menyala agar ruangan mobil tetap dingin ber-AC Bu Endang langsung merunduk dan menyosor.  Kontolku di emut-emut dan kulum-kulum hingga spermaku muncrat. Menjelang muncrat kuraih kepalanya yang nampaknya rapi ditata salon rambutnya. Kuremasi tatanan rambut itu hingga awut-awutan. Menjelang muncrat aku berteriak tertahan. Kutekan kepala Bu Endang agar menelam lebih dalam. 6 atau 7 kedutan besar kemaluanku memuncratkan cairan hangat air maniku ke haribaan mulut Bu Endang. Nampaknya di tersedak-sedak. Namun dia ucapkan terima kasih tak habis-habisnya padaku sebelum aku diturunkan di halte angkutan kota tidak jauh dari sekolahku.  Demikianlah cerita mesum Indonesia SEKSKU YANG SENSUAL oleh cerita sex hot.

SEDARAH AKU DENGAN IBUKU dan TERGODA PEMBANTU, Update 2023

SEDARAH AKU DENGAN IBUKU dan TERGODA PEMBANTU

Cerita Mesum Hot – cerita bokep seks ini adalah cerita dewasa indonesua waktu itu,, Padahal mama hari ini jadwalnya tennis. Untuk menghilangkan penasaranku segera kumasuki rumah. Ternyata di ruang tamu ada mama yang sedang berbincang dengan tamunya. Mama masih menggunakan pakaian olah raganya, sedangkan tamu itu masih berpakaian kerja dan berdasi.  “Sudah pulang sekolahnya ya sayang” Tanya mama padaku.  “Oh iya, ini perkenalkan om Ari relasi bisnis papamu, kebetulan pulang tennis tadi ketemu, jadi mama diantar pulang sekalian”. Kami saling berjabat tangan untuk berkenalan. Mereka kutinggalkan masuk kekamarku untuk berganti baju seragam sekolah.  Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku perempuan melanjutkan sekolah SMU-nya di kota “M” dan tingalnya indekost disana. Alasannya karena mutu sekolahnya lebih baik dari yang ada dikotaku ( padahal daripada tidak naik kelas dan jadi satu kelas denganku ). Jadi tinggal aku sendirian yg menemani mamaku, karena papa sering pergi ke luar kota untuk melakukan kegiatan bisnisnya.  “Indra, tolong kesini sebentar sayang.” tiba-tiba terdengar suara mama memanggilku. “Ya ma !” aku segera beranjak untuk menemui mama di ruang tamu.  “Om Ari mau minta tolong di belikan rokok ke warung sayang” pinta mama.

Aku segera mengambil uang dan beranjak pergi ke warung untuk beli rokok. Sepulangnya dari warung tidak kutemui mama maupun om Ari di ruang tamu, padahal mobil om Ari masih parkir di depan rumah. Rokok kuletakkan di meja tamu lalu kutinggalkan kembali ke kamarku.  Melewati kamar mama nampak pintu sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran kuintip melalui celah pintu yang terbuka tadi. Didalam kamar nampak pemandangan yang membuat jantungku berdegup kencang dan membuatku sering menelan ludah.  Nampak mama yang telanjang bulat tidur di atas ranjang dengan om ari menindih dan mengulum payudara mama tanpa menggunakan celana lagi. Dengan gerakan teratur naik turun menyetubuhi mamaku.  Sambil mengerang dan meggeleng ke kiri dan kekanan, nampak mamaku menikmati puncak dari birahinya. Tak lama kemudian nampak om Ari mengejang dan rubuh diatas pelukan mama.

Mungkin sudah mengalami orgasme. Tanpa sengaja dengan wajah kelelahan mama melihat kearah pintu tempat aku mengintip dan mebiarkan aku berlalu untuk kembali ke kamarku.  Sesampainya di dalam kamar pikiranku berkecamuk membayangkan pemandangan yang baru kulihat tadi. Takterasa tanganku melakukan aktifitas di penisku hingga mengeluarkan cairan yang membuatku merasakan kenikmatan sampai aku tertidur dengan pulas.  Malam harinya aku belajar untuk persiapan ujian besok pagi. Tiba tiba pintu kamar terbuka.  “Sedang belajar ya sayang” nampak mama masuk kekamarku menggunakan daster tidur.  “Iya ma, untuk persiapan ujian besok pagi” mamaku duduk di ranjangku yang letaknya dibelakang meja belajarku.  “Kamu marah sama mama ya ?” tiba tiba mama memecahkan keheningan.  “Kenapa harus marah ma ?” tanyaku heran.  “Karena kamu sudah melihat apa yang mama lakukan dengan om ari siang tadi”.  “Enggak ma, memangnya om Ari telah menyakiti mama ?” aku balik bertanya.  “Enggak, malah om Ari telah memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu. Papamu kan sering keluar kota, bahkan mama dengar papamu punya istri muda lagi.”  “Kenapa mama diam saja ?” tayaku.  “Yang penting bagi mama segala keperluan kita terpenuhi, mama tidak akan mempermasalahkan itu.”  “Kamu mau membantu mama sayang ?” tiba tiba mama memelukku dari belakang. Dapat kurasakan payudaranya yang ukurannya sedang menempel di punggungku.  “Menolong apa ma ?” jawabku dengan suara bergetar dan sesekali menelan ludah.  “Memberikan apa yang selama ini tidak mama dapatkan dari papamu.”  “Tapi, aku kan anakmu?”  “Kamu kan laki-laki juga, jadi kalau kita sedang melakukannya jangan berpikir kalau kita ini adalah ibu dan anak.” sambil berkata begitu tiba tiba mamaku sudah memegang batang penisku yang sudah menegang dari tadi.

SEDARAH AKU DENGAN IBUKU dan TERGODA PEMBANTU

“Wow, ternyata punyamu besar juga ya” goda mamaku, aku jadi tersipu malu.  Tiba tiba mamaku mengeluarkan penisku dari celana pendek yang kupakai, kepalanya mendekati penisku dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Sambil mengocok ngocok dan memainkan lidahnya di ujung penisku. Kurasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan, tiba tiba “crot crot. .” keluar cairan kenikmatan yang langsung ditampung mulut mama.  “Yah, sudah keluar deh, padahal mama belum kebagian” kata mamaku sambil menelan cairan sperma yang ada dalam mulutnya. Aku jadi malu sendiri, maklum yang pertama kali kulakukan  “Pindah ke ranjang yuk” ajak mamaku sambil berdiri menuju ranjangku. Aku ngikut aja bagai kerbau yang dicocok hidungnya.  Mamaku tidur terlentang diatas ranjang masih menggunakan dasternya. Ketika kakinya diangkat agak ditekuk tampak mem*k mamaku yang dikelilingi bulu halus itu terbuka. Ternyata mamaku tidak memakai celana dalam dibalik dasternya. Membuat dadaku jadi berdebar debar melihat pemandangan yang indah itu.  “Ayo kesini!” kata mamaku sambil menarik turun celana kolor yang aku pakai. Dasar si kecilku nggak bisa melihat barang aneh, langsung terbangun lagi.

TERGODA PEMBANTU

Saat itu aku sedang diminta menjaga rumah adik, karena keluarganya akan pergi hingga sore dan Tinah tinggal di rumah, karena kondisi perutnya yang kurang baik. Menjelang keberangkatan keluarga adik, aku sudah datang di sana. “Mas..Tinah di rumah, perutnya agak kurang beres. Mis yang tak bawa“, adikku memberi tahu. “Oo..ya“, jawabku. Tak berapa lama mereka telah berangkat. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Tinah lalu mengunci pagar. Aku masuk rumah lalu cepat – cepat duduk di depan komputer, browsing, karena suami adikku memasang internet untuk mendukung pekerjaannya. Mengecek email; cari info ini itu dan..tentunya get into DS..he3x. 10menit kemudian Tinah menyajikan segelas es teh untukku. “Makasih ya Tin“, ucapku. “Iya Pak..silakan diminum“, kata Tinah. Pembantu – pembantu adikku memang dibiasakan memanggil “Pak“ pada saudara – saudara majikannya, padahal terdengar sedikit asing di telinga. Tinah lalu kembali ke dapur, aku lalu meminum es tehnya, “Hah..segernya“, cuaca sedikit panas walau agak mendung. Tinah kembali memasuki ruang keluarga, merapikan mainan – mainan anak adikku. Posisi meja komputer dan mainan yang bertebaran di lantai selisih dua kotak. Semula aku belum ngeh akan hal itu. Semula mataku menatap layar komputer di situs DS. Saat Tinah mulai memasukkan kembali mainan – mainan ke keranjang, baru aku menyadarinya. Sesekali aku meliriknya.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : PEMBANTU YG BIKIN ANE KETAGIHAN dan KAWIN PAKSA

“Sedikit putih ternyata anak ini. Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. Wah..ini gara – gara masuk situs DS jadi mikir macem – macem..hi3x“, pikiranku berkata – kata.  Karena jarak kami yang lumayan dekat, maka ketika Tinah bersimpuh di lantai merapikan mainan di keranjang, otomatis kaosnya yang sedikit longgar memperlihatkan sebentuk keindahan yang terbungkus penutup warna biru. Tinah jelas tidak tahu kenakalan mataku yang sedang menatap sebagian keindahan tubuhnya. “Andaikan aku uhh..ngayal nih“. Tak terasa penisku mulai membesar, “Ke kamar mandi mbetulin posisi penis nih..sambil kencing“. Komputer kutinggal dengan layar bergambar Maria Ozawa sedang disetubuhi di kamar mandi. Aku lalu masuk kamar mandi, membuka jins dan cd lalu mengeluarkan penis. Agak susah juga kencing dengan penis yang sedikit tegang. “Lah..pintu lupa tak tutup“, aku terkejut. “Terlanjur..gak ada orang lain kok“, aku mendinginkan diri. Aku keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di depan komputer, melanjutkan ngubek – ubek DS. “Cari camilan di meja makan ah..jadi lapar“. Aku mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan nge – net. “Ada roti sama biskuit nih..asyik“. Roti kusemir mentega dan selai kacang dan diatasnya kulapis dengan selai blueberry, “Hmm..enaknya. Nanti bikin lagi ah..masih banyak rotinya“. Rumah adikku tipe agak kecil, jadi jarak antar ruangan agak dekat. Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3meter – an. Kulihat dengan ujung mata, Tinah sedang di kamarnya entah beraktifitas apa.  Selesai menyelesaikan semiran roti, aku kembali ke ruang keluarga yang melewati kamar pembantu dan kamar mandi mereka. 2detik aku dan Tinah bertatapan mata, tidak ada sesuatu, biasa saja. Kumakan roti sambil n – DS lagi. Terdengar gemercik air di belakang. Mungkin Tinah sedang mencuci perabotan dapur atau sedang mandi. “Belum ambil air putih nih..“, tak ada maksud apa – apa dengan suara air tersebut.

Hanya kebetulan aku belum minum air putih, walau telah ada es teh. Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispenser. Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser. Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special di sana. ”Lah..pintunya kok sedikit mbuka. Tin lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi. Bisa dilaporin ngintip aku”. Masih tak terlihat kegiatannya, setelah tangan yang sedang menggapai gayung dan kaki yang diguyurnya baru aku ngeh..Tinah sedang mandi. ”Duhh..kesempatan sangat – sangat langka ini..tapi..kalo dia teriak dan nanti lapor adikku..bisa gawat bin masalah. Berlagak gak liat aja ahh”. Aku menutup pintu kaca ruang makan dan melewati kamar mandi Tinah. Tiba – tiba ”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”, terdengar keributan di sana. ”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”, aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.  ”Pak..Pak”, Tinah memanggilku. ”Walah..malah panggil aku. Gimana nih”. ”Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya Pak..cepet ya Pak..atau..”, tidak terdengar lanjutan kalimatnya. Sejak Tinah bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. ”Atau..Bapak yang masuk pukul kecoaknya..mumpung masih ada”, lanjutnya. Deg..”Ini..antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan”, aku berpikir. ”Cepet Pak..kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja..nggak pa – pa. Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Tinah tahu keraguanku. ”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame”, jawabku.

”Nggak Pak..bener. Aduh..cepet Pak..dia mau pindah lagi”, Tinah kembali meyakinkanku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi. ”Ya udah kalo gitu. Bentar..ambil sandal dulu”. Sambil tetap menimbang, take it or leave it. Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. ”Aku masuk ya Tin”, masih ragu diriku. ”Masuk aja Pak”, Tinah tetap membujukku. Kubuka pintu kamar mandi sedikit, lalu kuintip letak kecoaknya, belum terlihat. Pintu dibuka lebih lagi oleh Tinah. Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoak, ”..tuh Pak mau lari lagi”.  Aku melihatnya dan mulai masuk. Tinah berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk.  Terlihat paha; pundak dan daging susunya. Serta rambut yang diikat di belakang kepalanya, walau hanya sedikit semua. Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru, yang disangga tangan kirinya. Semua hal itu dari ekor mataku, karena fokusku pada sang kecoak. ”Memang mulus dan cukup putih”, masih sempat aku memikirkannya. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2 – 3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah. ”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan sukses. Aku guyur dengan air agar masuk ke lubang pembuangan. Tanpa memikirkan lebih lanjut, aku lalu melangkah ke luar kamar mandi. ”Terima kasih ya Pak..sudah nolongin”. ”Oh..iya..”, sambil kutatap dia dan Tinah tersenyum.

”Bapak nggak cuci tangan sekalian..di sini saja”, tawar Tinah. ”Wah..ini. Makin bikin dag dig dug”. ”Emm..iya deh”. Aku akan mencuci tangan dengan sabun, yang ternyata posisi tempat sabun ada di belakang tubuh Tinah. Aku menengok ke belakang tubuhnya. Rupanya dia baru sadar, lalu mengambilkan sabun, ”Maaf Pak..ini sabunnya”. Tinah mengulurkan sabun dengan tersenyum. Sabun yang sedikit basah berpindah dan tangan kami mau tidak mau bersentuhan. ”Makasih ya”, ujarku. Aku mencuci tangan dan mengembalikan sabun padanya. ”Bapak nggak..sekalian mandi”, tanya Tinah.  ”Waduh..tawaran apa lagi ini. Tambah gawat”. ”Iya..nanti di rumah”. ”Nggak di sini saja Pak?”. ”Kalo di sini yaa di kamar mandi depan”. ”Di kamar mandi ini saja Pak..”. ”Nggaklah..jangan. Di depan aja. Kalo di sini ya habis kamu mandi”. ”Maksud saya..sekalian sekarang sama saya. Hitung – hitung Bapak sudah nolongin saya”. Matanya memohon. Deenngg, sebuah lonceng menggema di kepala. ”Ini ajakan yang membahayakan, juga menyenangkan”, pikirku. ”Bapak nggak usah mikir. Saya nggak akan bilang siapa – siapa. Ya Pak..di sini saja”, dia memahami kekhawatiranku. ”Emm..ya udah kalo kamu yang minta gitu”, jawabku. Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku. Padahal tidak ada orang lain dan juga sesekali ke pijat plus. Aku buka jam tanganku dulu, lalu aku keluar dari kamar mandi dan kuletakkan di meja makan. Posisi Tinah masih tetap di belakang pintu, dengan tangan kanan menahan pintu agar tetap agak terbuka. Kembali ke kamar mandi, kubuka kaosku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok.

”Pintunya nggak ditutup aja Tin ?”, tanyaku. Pertanyaanku sesungguhnya tidak memerlukan jawaban, hanya basa basi. “Nggak usah Pak..kan nggak ada siapa – siapa”, jawab Tinah. Lalu kubuka jinsku, kusampirkan pula. Sesaat aku masih ragu melepas kain terakhir penutup tubuhk, cd – ku. “Bapak nggak nglepas celana dalem ?”, tanyanya. “Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir.  Penisku sebisa mungkin kutahan tidak mengembang, tapi hanya bisa kutahan mengembang ¼ – nya. Sengaja kutatap matanya saat melepas cd – ku. Mata Tinah sedikit membesar. Kusampirkan juga cd – ku. Lalu dengan tenang Tinah menyampirkan handuk biru yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya. “Duh..pantatnya masih ok. Pinggangnya tidak berlemak. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus. Tinah lalu membalikkan badan. Cegluk, suara ludah yang kutelan. “Uhh..susu yang masih bagus juga. Pentilnya nggak terlalu besar, areolanya juga, warnanya pas..nggak item banget. Perutnya sedikit rata dan..hmm..rambut bawahnya hanya sedikit”. Mau tidak mau, penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Tinah. Kembali sebisa mungkin kutahan perkembangannya. Tinah lalu menggosok gigi dahulu. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur. “Bapak saya mandiin dulu ya”, kata Tinah. “Terserah kamu”, jawabku sambil tersenyum. Tinah lalu mengambil segayung air, diguyurkan ke badan dari leher dan pundak.

Baca Juga Cerita Bokep seks : MEMILIKI TANTE GELAP dan BERCINTA DENGAN MAMA MUDA

Mengambil lagi segayung, diguyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. Ia lalu meraih sabun, digosokkan ke leher; pundak; dada dan tangan kananku. Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu digosokkan ke tangan kiri; perut; penis; bola – bolaku. “Uhh..gimana bisa nahan penis nggak ngembang”. Bagaimana tidak, saat menggosok penis dan bola – bolaku sengaja digosok dan di urutnya.  Ditatapnya senjata kebanggaanku, lalu menatapku dan tersenyum. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum juga. Diambilnya lagi segayung air, sabun dibasahi dan sisanya diguyurkan ke paha dan kaki lalu digosoknya. Sabun kemudian diletakkan di pinggir bak mandi, kemudian mengambil segayung air dan diguyurkan ke badan depanku. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi, tak lupa senjataku dibersihkan dari sisa – sisa sabun. Sedikit diremas oleh Tinah. Kutahan keinginanku untuk membalas perlakuannya, “biar Tinah yang pegang kendali”. “Balik badan Pak”, perintahnya. Air diguyurkan ke punggung dan bagian bawah badanku. Digosoknya punggung; pantat; lalu paha dan kaki sisi belakang. Bonusnya, kembali menggosok penis dan bola – bolaku dan meremasnya. “Duh..ni anak. Bikin senewen..sengaja membuat panas aku“. Kembali air mengguyur tubuh belakangku, sebanyak 3x. Dibalikkan badanku lalu mengguyur senjataku, digosok – gosoknya hingga sedikit memerah. Jantungku makin berdebar. “Sudah selesai Pak“, kata Tinah.

“Makasih ya Tin“. “Emm..kamu mau tak mandiin juga ?“, kepalang basah, kutawarkan permintaan seperti dia tadi. “Nngg..nggak usah Pak..ngrepoti Bapak“. “Ya nggaklah..jadi imbang kan“. Langsung kuambil segayung air lalu kuguyur ke tubuh depannya. Ia hanya menatapku. Kuambil lagi segayung. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi.  Kugosok leher; pundak; dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada; kedua susu dan pentilnya; serta perut. Kutatap matanya saat kugosok kedua gunungnya yang kumainkan sedikit pentil – pentilnya. Tinah juga menatapku. Matanya mulai sedikit sayu. 1menit – an kumainkan pentil –pentilnya, lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan “ohh..hhmm“. Kubasahi lagi sabun, dan kugosokkan ke pinggang; paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya kusentuh sedikit dengan sabun, takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu kuguyurkan ke tubuhnya 2 – 3x. Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang. Dua tangan Tinah memegang pinggir bak mandi, mulai erat. Kumainkan lagi pentil – pentilnya. Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk – pucuk bunganya bergantian. Tak perlu lagi ijin darinya. Tangan kiriku mengusap – usap lembut luar vaginanya. “Ouuh Paakk..“, Tinah mulai mendesah. Kukecup bibirnya lembut, “nanti dilanjut lagi“. Matanya seakan bernada protes, tapi Tinah diam saja. Kubalikkan tubuhnya, lalu kuguyur punggungnya sekarang.

Sabun kugosokkan ke punggung; pinggang; pantat. Sabun kubasahi lagi lalu kugosokkan ke paha dan kaki bagian belakang. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Tinah sedikit menggeliat geli. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya.  Aku senang bermain – main di susu yang bagus atau masih ok. Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup, begitu juga dua kupingnya dan kubisikkan ”kamu diam saja ya..cup”. ”Geli Paakk..”, Tinah mendesah lagi. Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras. Aku menyentil – nyentil, kuputar – putar seperti mencari gelombang radio. Dua tangan Tinah mencengkeram paha depanku. ”Aahh..hmmppff”, erangnya. Tangan kananku mengambil segayung air, kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap – usap vagina luarnya dengan tangan kanan, sedang yang kiri tetap di susu kanan Tinah. Pahaku makin dicengkeramnya. Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku di belakang leher dan daun – daun telinganya. Sesekali aku menyentuh bibir dalamnya. Terasa telah menghangat dan sedikit basah. ”Ppaakkk.. oohhh”. Tubuhnya mulai menggeliat – geliat. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan – tekankan di lubang kencingnya. ”Aauugghhh Ppaakkk..eemmmppfff”. Kuku – kuku jemari Tinah terasa menggores dua paha depanku. ”Kenapa Tinah..hmm..kamu sendiri yang memulai kan”, bisikku. Tangan kiriku meraih kepalanya dan kupalingkan ke kanan, dan kutahan lalu kucium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah. Tinah terkejut, matanya sedikit membesar tapi kemudian ia menikmatinya.

Ganti tangan kananku melakukan hal yang sama.  Tinah hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan ”nngg..emmppfftt..nnngggg”, begitu berulang. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. Secara tiba – tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya menghadapku. Kemudian aku sandarkan tubuhnya di bak mandi. Aku kemudian berjongkok dan mulai mengecupi vaginanya. ”Jjanggann Ppakk..jorok..”, dengan dua tangannya menahan laju kepalaku. Kutatap matanya dan ”sssttt..”, jari telunjuk kanan kuletakkan di bibirnya. Dua tangannya kusandingkan di samping kiri dan kanan tubuhnya. Kukecup kecil, sekali dua kali. Kemudian lidahku mulai menjulur di pintu kenikmatan kami. Mataku kuarahkan menatapnya. Tinah agak malu rupanya, tetapi ada sedikit senyum di sana. Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya. ”Ssuuddaahh Pppaakk.. aaaddduuuhh..oohhhh”, disertai geliat tubuh yang makin menjadi. Karena tak tahan dengan seranganku, dua tangannya meremas dan sedikit menarik rambut dan kepalalu. Cairan lavanya makin keluar.

Dua tanganku mendekap erat buah pantatnya. Jari tengah kiriku sesekali kumasukkan ke vagina dari belakang lalu kesentuhkan dan kutekan sedikit ke anusnya. ”Aammppuuunnn Pppaakkk..oouuuggghh..eeemmmpppfffs ssuudddaahhh..ooohhhh”, matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat. Lava kepuasan dirinya mengalir deras, rasanya gurih sedikit manis. Kudekap erat Tinah dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya kuremas – remas.  Kepalaku tetap diusap –usap oleh Tinah. Ia menarik kepalaku dan menciumnya ganas. Lambat laun Tinah dapat belajar dariku. Tangan kanannya meremas dan menarik – narik penisku. ”Panjang ya Pak”, tanya Tinah. ”Biasa kok Tin..pingin ya..”, godaku. ”Aahh Bapak..”, jawabnya dengan memainkan bola – bolaku. Tinah merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya. Mungkin ia belum pernah meng – oral suaminya dulu sebab penisku hanya dicium – cium dan diremas – remas. ”Kamu mau ngemut burungku Tin..kayak ngemut permen lolly ? Tapi kalo belum pernah ya nggak usah..nggak pa – pa”. Tinah menatapku dan kubelai rambutnya. Dengan wajah ragu didekatkannya penisku di bibirnya. Tinah mulai membuka mulut, sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya. Tinah menatapku lagi, meminta penjelasan langkah selanjutnya. ”Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu. Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya. Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas – remas. ”Lalu..lidahmu kamu puter – puter di kepala penis atau di lubang kencing yang bergaris panjang ituuu..yyyahhhh.. sssuuudddaahh pppiiinnnttteeerrr kkkaaammuu Tttiinnnn”.

Baca Juga Cerita seks hot : MEMEK TANTE GIRANG KEHAUSAN dan SELINGKUH AKIBAT SUAMIKU YANG LOYO

Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas. Saling meremas susu; pantat dan kelamin masing – masing.  Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Kembali aku bermain – main di gunung Tinah. Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup – kecup pundak dan leher belakangnya. Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat – geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser – geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Tinah. ”Oohh.. Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. ”Kamu mau burungku kumasukkin ..hmm.. ?”. ”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan. ”Eemmppff..”, erangnya. Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Aku menggerakkan tubuh pelan – pelan, kunikmati jepitan dinding – dindingnya yang masih kuat. Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 – 2 pelan 3 kuhentakkan dalam – dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Tinah makin hangat dan banjir sepertinya.

Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi. Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat. ”Oohh..  oohh…hhmmppffftt..”, erang Tinah berulang.  Sedang aku sedikit menggeram dan ”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Jarak pinggangku dan pantat Tinah makin rapat. Tangan kanan kuusap – usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami. ”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”. ”Tttuunnggguu Tttiiinnn.. aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”, tanyaku. ”Dddaa lllam aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Tinah. Mendengar itu serangan makin kufokuskan. Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Tinah tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku diremas kuat – kuat. Bibirnya dilepas dariku dan ”ooouuggghhh..”, desah Tinah panjang. Lava yang hangat terasa mengaliri penisku yang masih bekerja. Kepalanya tertunduk menghadap air di bak mandi. Kudekap erat tubuh depannya. Kukecup dan kugigit leher belakangnya. Lalu tangan kiriku meraih kepalanya dan kucium dalam – dalam. Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali – kali.  ”Ooouugghhh Tttiinnaahhh..hhhmmm..”.

kepalaku tertunduk di pundaknya dengan tangan kiri di susu sedang yang kanan di vaginanya. Lama kami berposisi seperti itu. ”Makasih ya Tin..kamu baik sekali. Enak banget tubuhmu”, kataku dengan membalikkan badannya dan kucium mesra bibirnya. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama – lama di hangatnya vagina Tinah. ”Saya yang terima kasih Pak. Sudah lama saya pingin tapi sama orang nggak kenal kan nggak mungkin Pak. Burung Bapak pas di mpek saya”, Tinah menjawab dan mencium bibirku pula. ”Mpekmu masih kuat nyengkeramnya..dan panas”. Kubelai – belai kepalanya, ”kok bisa kamu pingin ngajak main sama aku ? Malah aku yang takut kamu laporin”. Sambil mengusap – usap punggungku, ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer. Terus waktu Bapak kencing tadi kan lupa nutup pintu..keliatan burung Bapak yang agak gede pas keluar dari celana”. ”Oo gitu..nakal ya kamu. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. ”Masih kok Pak..sisa yang dulu”, jawab Tinah. Makin lama terasa penisku yang mengecil. Kucium dalam – dalam lagi bibirnya, ”sekarang..mandi yang beneran”. ”Heeh..iya Pak”, Tinah menjawab sambil tersenyum manis. Ia lalu memelukku erat. Aku membalasnya dengan memeluk erat dan mengusap – usap punggung serta kepalanya.   Demikianlah cerita bokep seks SEDARAH AKU DENGAN IBUKU dan TERGODA PEMBANTU oleh cerita sex hot

SUAMIKU SELINGKUH dan BERCINTA DENGAN GADIS PERAWAN DI HOTEL, Update 2023

SUAMIKU SELINGKUH dan BERCINTA DENGAN GADIS PERAWAN DI HOTEL

Cerita Ngentot ABG – cerita seks panas ini adalah cerita mesum yang ku alamiPerkenalkan namaku Lya usia saat ini 17 tahun, diusiaku saat ini mungkin belum cukup usia untuk menikah tapi di kampungku di usia segitu merupakan sudah pantas untuk memulai keluarga, ibuku pernah bilang kalau sebagai perempuan aku harus cepat mempunyai suami agar hidupku terjamin, dan bisa mempunyai keturunan agar bisa meneruskan keturunan keluarga besar Bekti, yaitu yang punya banyak tanah di desa. Aku sangat beruntung telah di persunting oleh orang kaya dan berwibawa, pikiranku kalau sudah menikah pastilah bahagia dimana aku membuka lembaran baru dan kelaurga baru, malam itu adalah malam pertamaku keperawananku aku serahkan kepada suamiku, aku menunggu suamiku masuk dalam kamar. Beberapa saat kemudian, bunyi pintu kamar yang terkuak menggugah lamunanku. Malam ini, malam pertamaku, malam pernikahanku, kulihat sosok lelaki merengkuhku, merenggut kesucianku yang memang kusediakan untuknya, suamiku. Namaku Lya, aaah bukan, Ny. Bekti. Kemanakah Lya? tiba-tiba aku harus menyandang nama lain yang asing sama sekali bagiku. Kata Ibuku, nama itu cocok kusandang.  Namaku Ny. Bekti, usiaku sekarang 21 tahun dan aku belum melahirkan seorang anakpun bagi suamiku. Aku melihat ibu mertuaku sering menatap tajam ke arahku, mulutnya nyinyir, mengeluarkan kotoran kemana ia suka, mengeluarkan bau busuk dimanapun ia berada, di ruang tamu, di dapur, di kamar, di WC, bahkan di rumah tetangga.

Bau busuk, hanya itulah yang keluar dari mulutnya dan aku tetap diam, begitu juga suamiku. Suamiku bahkan mulai jarang pulang, bukan aku tidak tahu, kemana ia pergi. Ke kompleks pelacuran, itulah tempat yang paling ia suka. Kompleks pelacuran? Sejak kapan suamiku punya hobi pergi ke kompleks pelacuran? Setahun yang lalu? 2 tahun lalu? 3 tahun lalu? 4 tahun lalu? 5 tahun lalu? Atau sebelum itu? Anehnya, baik ibu mertuaku atau orang tuaku malah menyalahkan aku. Bagaimana dengan Ayah mertuaku ? lupakanlah, ia sudah mati jauh sebelum aku menikah dengan anaknya. Intinya, akulah yang tidak becus meladeni suami, sehingga suamiku lari ke pelukan pelacur itu. Apa lagi, aku mandul, itulah yang dibilang ibu mertuaku, bau busuk yang ia sebarkan hampir di setiap sudut desa ini. Percayalah, aku tidak mandul, tapi aku sungguh tidak tahu mengapa aku tak kunjung hamil juga. Anehnya, suamiku sama sekali tidak memusingkan hal ini, bukankah keturunan adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia?  Malam itu suamiku baru saja pulang, entah dari mana, aku pura-pura tidur ketika ia membuka pintu kamar. Kau sudah tidur? Suamiku menyapaku! Hatiku bahagia sekali, sampai tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Aku membalikkan tubuhku, kutatap matanya dalam-dalam. Belum mas Jawabku. Mas dari mana? Sungguh pertanyaan yang paling konyol yang pernah kuucapkan. Bukankah aku tahu ia baru kembali dari pelukan pelacur itu ? Kau tak perlu tahu, yang penting kau harus berpikir bagaimana bisa melahirkan seorang anak untukku! Jantungku berdesir, sakit sekali seperti ditusuk dengan ribuan paku, bukan,

lebih dari ribuan paku. Aku membenamkan kepalaku dalam bantal, menangis tanpa suara, suara yang tak pernah kumiliki walau sekedar untuk mengeluarkan isi otakku. Aku tak pernah mempunyai suara. Selanjutnya, hari-hariku seperti neraka saja, seluruh penduduk desa bergunjing tentang aku, bahwa aku mandul, perempuan yang tidak sempurna. Aku juga melihat pelacur itu selalu ceria, senyumnya membuat hatiku semakin terluka, seperti disayat sembilu. Pelacur itulah, yang tidur dengan suamiku setiap malam, setiap malam sebelum suamiku menjamah tubuhku. Ia membayar pelacur itu tiap malamnya, sedangkan aku harus melayaninya seumur hidupku tanpa bayaran, kecuali makian yang kudapat dari ibunya dan suamiku sendiri. Inikah hidup baru yang dulu aku bayangkan? Yang kuimpikan dan kuidamkan?  TIDAK dan tentu saja aku takkan tinggal diam, karena aku adalah Lya. Dasar pelacur! Teriakku pada perempuan yang sekarang berdiri di depanku. Hari itu aku tak bisa menahan diri untuk menemui perempuan itu di kompleks pelacuran. Pelacur? Yah tentu saja aku pelacur dan asal kau tahu Ny. Bekti, aku bangga dengan profesiku. Mukaku memerah karena marah. Kuremas tanganku, ingin rasanya kutempeleng wajahnya. Kau telah merebut suamiku, kau memang perempuan murahan! Merebut? Suamimu sendiri yang datang padaku dan melayaninya adalah tugasku. Kau salah alamat Ny. Bekti, kau harusnya mendamparat suamimu karena ia tidak setia, bukan kepadaku! Plak! Aku menampar wajah perempuan itu, amarah tergambar jelas di wajahku. Namun aku sungguh tak menyangka ia membalas tamparanku,

SUAMIKU SELINGKUH dan BERCINTA DENGAN GADIS PERAWAN DI HOTEL

bahkan lebih keras dari tamparanku.Aku memang pelacur, tapi takkan kubiarkan satu orangpun melecehkan harga diriku Aku tertawa keras, berani sekali pelacur ini ngomong soal harga diri. Kau pikir kau lebih berharga dari aku, Nyonya? Katakan padaku apakah suamimu menghargaimu? Aku tediam, tiba-tiba saja aku tak punya lagi kata-kata. Aku sudah kalah dan aku pergi dari pelacur itu dengan kekalahan. Ya, kekalahan telak seorang istri tuan tanah yang terhormat.  Air mataku mengalir deras, sesaat aku berpikir apakah gunanya aku hidup. Toh aku bukan istri sempurna. Malam itu aku menunggu suamiku pulang, kali ini aku tidak berpura-pura tidur, tak kupejamkan mataku walaupun sejenak. Akhirnya suamiku pulang, kuhirup bau bandannya, bau parfum pelacur itu. Kau baru dari pelacur itu? Tanyaku dan aku sangat terkejut dengan keberanianku menanyakan hal itu padanya. Iya. Hatiku luluh lantak mendengar jawaban yang jujur itu, aku berharap ia berbohong, sungguh aku ingin kebohongan yang manis walau beracun. Kau mengkhianati aku, mas. Aku mencintai Widuri. Sungguh, aku berharap apa yang diucapkannya barusan adalah kebohongan tapi aku melihat kejujuran di mata itu. Aku menikahimu untuk melahirkan anak-anakku, tapi kau tak kunjung hamil juga. Aku baru saja berpikir apa kau pantas menjadi ayah dari anakku kelak! Mata itu menatapku terkejut, akhirnya aku bersuara, akhirnya suaraku berguna juga. Lancang! Teriak suamiku sambil menempeleng aku, darah segar keluar dari sudut bibirku. Aku tidak menangis, tidak, aku bersumpah takkan ada lagi setetes air matapun untuknya. Suamiku beranjak pergi dari kamarku, malam itu ia tidak kembali. Lelaki itu sedang duduk di ruang tamu dan menatapku penuh senyum, menyapaku penuh kerinduan. Andi adalah teman sepermainanku sejak kecil, terakhir aku bertemu dengannya adalah di hari pernikahanku.  Gimana kabarmu Ti? Baik, mas sendiri? kataku balas bertanya Aku jadi buruh di Jakarta, hidup di Jakarta ternyata sulit Ti Namanya juga kota besar mas Aku kembali ke sini justru karena aku dipecat, situasi pabrik kacau, sebagian besar buruh dipecat dengan alasan kesulitan keuangan, kami para buruh menggalang aksi mogok sampai berhari-hari karena nasib kami nggak jelas.

Baca Juga Cerita panas dewasa : SEDARAH AKU DENGAN IBUKU dan TERGODA PEMBANTU

Eh, pemilik perusahaan malah minggat entah kemana. Aku tertegun sesaat, jadi buruh ternyata tak lebih baik dari pada jadi petani. Kami, para buruh ditelantarkan begitu aja, pemerintah juga tidak melakukan tindakan apapun terhadap nasib kami. Sudahlah mas, terima aja, mungkin emang nasibmu lagi apes. Nggak usah macem-macem mas entar nasib kamu kayak Marsinah gimana? Kataku ngeri dengan kisah Marsinah yang mati karena dia terlalu vokal.Pokoknya aku nggak mau tahu Ti, kita emang miskin, tapi jangan diem aja kalo diperlakukan sewenang-wenang. Aku diam aja, Andi emang sulit diajak ngomong kalo udah pakai kata pokoknya, sulit diganggu gugat. Aku tak mau ambil pusing dengan masalahnya, yang jelas aku sudah memberi nasihat padanya.Andi berniat tinggal di desa selama beberapa bulan, kami memang cukup dekat, bahkan ia pernah mau melamarku, namun ia tidak punya keberanian yang cukup untuk itu.  Apalah artinya seorang pemuda miskin bila dibandingkan dengan mas Joko yang seorang tuan tanah. Aku tercenung sesaat ketika kutemukan selembar surat hasil pemeriksaan dari Dokter. Kupikir suamiku sakit tapi ternyata aku salah, suamiku sama sekali tidak sakit. Surat itu menyatakan bahwa suamiku mandul! Hatiku bahagia sekaligus marah, suamiku yang mandul bukan aku! Aku ingin berteriak pada semua orang bahwa aku tidak mandul bahwa suamikulah yang mandul. Aku ingin mengatakan pada ibu mertuaku yang nyinyir itu bahwa aku tidak mandul, bahwa anaknyalah yang mandul. Aku akan membuktikan pada semua orang bahwa aku tidak mandul. Aku tertawa, namun sesungguhnya aku menangis, yah aku menangis. Suamiku menatapku heran, ia terpana dengan surat pemeriksaanku dari dokter yang menyatakan aku telah hamil dua bulan, wajahnya pucat pasi namun aku merasakan kemenangan dalam hatiku. Aku telah membuktikan bahwa aku tidak mandul kataku. Dan kau tak sanggup membuktikan bahwa kau cukup subur untuk membuatku hamil. Aku melihat dengan jelas wajah suamiku memerah, entah karena malu atau marah. Mungkin keduanya. Dengan siapa kau mengandung, anak siapa bayi yang kau kandung,

tanya suamiku dengan suara gemetar. Apakah itu penting? Bukankah keluargamu menginginkan keturunan?  Dengarkan aku, Joko Bekti, kau akan merawat, mengasuh darah daging orang lain dan anak ini akan menjadi satu- satunya pewaris dari kekayaanmu. Inilah hari kemenanganku. Aku tak peduli lagi dengan perselingkuhan yang dilakukannya dengan Widuri, pelacur iru. Aku tak peduli. Suamiku harus menutupi kenyataan dari semua orang, termasuk ibunya bahwa dia mandul dan ia terpaksa menerima darah daging orang lain sebagai pewarisnya. Inilah pernikahanku. Sebuah pernikahan yang pernah aku idamkan sebagai pernikahan yang penuh kebahagiaan namun ternyata penuh kemunafikan.  Aku telah mengandung dan semua gunjingan pun berakhir. Ibu mertuaku begitu bahagia, tanpa ia tahu bahwa bayi yang kukandung bukanlah darah dagingnya. Semua keluarga begitu bahagia kecuali suamiku. Namaku Lya, sebagai seorang perempuan aku harus menjaga kesucianku, sebagai seorang istri aku harus mengabdi, menjaga kesetiaanku pada suamiku dan sebagai seorang ibu aku harus mengasuh anakku siang dan malam. Yah, itulah aku dan untuk semua itu hanya ada satu alasan, karena aku adalah seorang perempuan. Namaku Lya, dan saat ini aku berada di stasiun Lempuyangan, begitu banyak orang lalu lalang, melepas kepergian salah satu keluarga mereka, mungkin suami mereka. Dan aku berdiri di sini melepas kepergian kekasihku, Andi.

BERCINTA DENGAN GADIS PERAWAN DI HOTEL

Siang itu aku berada di kantor sedang membaca suratsurat dan dokumen yang barusan dibawa sekretarisku LIA, untuk aku tanda tangani. Kulihat di layar handphone ku tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal.  Hello.. Dita.. Apa kabar sapaku. Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita. Iya habis sibuk sih jawabku sambil terus menandatangani suratsurat di mejaku. Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih.. terdengar suara Dita di seberang sana.  Dita ini memang kadangkadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh dari pada memberikan uang di bawah meja.  Bagusnya gimana Dit? tanyaku penasaran. Masih anakanak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan, benerbener gadis virgin Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya.  Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarangjarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini. Cantik nggak? tanyaku  Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh.. rayu Mami Dita ini. Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya.  Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau melakukan hal ini.  Minta berapa Dit? tanyaku  Murah kok Pak.. cuma lima juta Wah.. Pikirku.  Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Dita.  Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti.

Lia.. Ke sini sebentar kutelpon sekretarisku yang sexy itu.  Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku. Ada apa Pak Robert? tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih. Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang ditawarkan Dita.  Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.  Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya kataku.  Baik Pak jawabnya. Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..? Lia berkata genit sambil menatapku menggoda  Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih kataku purapura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.  Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak katanya masih mengharap.  Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya jawabku sambil mengemasi laptopku. Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi.  Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar, kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku.  Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : PEMBANTU YG BIKIN ANE KETAGIHAN dan KAWIN PAKSA

Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyikasyiknya melihat berita perang di Irak tibatiba HPku berbunyi.  Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon. pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller IDnya.  Halo. Pak Robert.. Ini Santi kata suara di seberang sana.  Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.  Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?  Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu.  Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?  Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih jawabku mengelak.  Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian lanjutku.  Habis Santi udah kangen banget Pak.. rengeknya.  Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok hiburku. OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak katanya menyudahi pembicaraan.  Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan lakilaki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi.  Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita bersama seorang gadis belia, Tari.  Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya alasan Dita. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.  OK nggak apa.. Ayo masuk kataku sambil memperhatikan Tari.  Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh.

Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent. Tari.. Ini Oom Robert kata Dita memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, Tari.. Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping sedangkan Dita berhadapan denganku.  Kurengkuh pundak Tari dengan tangan kiriku, sambil kuelus elus sayang. Gimana Pak.. OK khan Dita bertanya OK.. Kamu jemput lagi aja nanti jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gemas.  Setelah itu Dita pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya. Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan dulu yuk saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar.  Apalagi ternyata gadis yang dibawa Dita ini cantik sekali. Pesan apa? tanyaku sambil memberikan room service menu padanya.  Nasi goreng aja Oom Minumnya? Minta susu boleh Oom? jawabnya. Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.  Channelnya Tari ganti ya Oom katanya sambil mengambil remote.  Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus jawabku sambil mengagumi keindahan Tari. Setelah dia duduk, kueluselus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu.  Tari kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anakanak, pikirku.  Kamu sudah punya pacar? tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.  Belum Oom.. Kenapa? tanyaku lagi Tari khan masih kecil.. katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.  Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kueluselus pahanya. Tari nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar.  poker online terbaik – Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini.

Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tibatiba bel kamarku berbunyi. Room Service terdengar suara di depan kamarku. Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi.  Ada pesanan lagi Pak? tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. Nggak jawabku Mungkin buat anaknya? tanyanya lagi Mungkin nanti menyusul kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya.  Cerita Sex Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.  Mau buah Tari? kataku sambil mengambil buahbuahan dari minibar. Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah katanya. Hm.. Benarbenar manis ini anak, pikirku.  Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu.  Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buahbuahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.  Ayo sayang kita mulai ya.. kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremas remas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.  Kok diam saja sih!! Bentakku. Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti jawabnya lirih ketakutan. Ya sudah sini kamu.. kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada.  Tari mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. Ayo sini duduk Oom pangku kataku. Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.  Mata Tari tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu.

Baca Juga Cerita Bokep seks : MEMILIKI TANTE GELAP dan BERCINTA DENGAN MAMA MUDA

Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremasremas buah dadanya yang masih tertutup BH itu.  Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.  Oom.. Jangan Oom.. Tari malu katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerangerang nikmat disetubuhi dari belakang. Nggak usah malu sayang jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.  Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.  Pelanpelan Oom.. Sakit desahnya ketika tanganku mengusapusap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.  Kamu cantik sekali Tari.. Ohh yeah.. kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku mengeluselus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang.  Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremasremas rambutnya.  Emmhh.. Emmhh.. hanya itu yang terdengar dari mulut Tari. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak.  Tetapi lagilagi dia hanya diam saja. Memang dasar anakanak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.

Ayo.. Berlutut!! kataku sambil menarik rambutnya. Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.  Ayo isap!! perintahku pada Tari yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.  Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom katanya mengibaiba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.  Ayo!! bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu. Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.  Aahh.. Yes.. Make Daddy happy.. desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengeluselus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari mulai menghisapi kemaluanku.  Ayo jilati batangnya.. Sayang kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.  Ayo isap lagi instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya. Taripun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya.  Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.  Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom Tari memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya Oom belum puas.

Ayo lagi!! bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.  Taripun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang lakilaki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.  Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.  Buka mulutmu!! perintahku pada Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocokkocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.  Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Tari.. erangku saat orgasme.  Ayo telan!! perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar. Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya.  Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil.  Sekembalinya aku dari toilet, tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kueluselus pundak dan tangannya.  Omm.. Tari pengin pulang Oom.. Tari capek.. katanya. Yach kamu istirahat dulu aja sayang jawabku sambil mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu.  Kuusapusap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali. Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi.  Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik.

Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku.  Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya. Aku ingin menikmati memekmu sayang kataku sambil menyibakkan rok mininya.  Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.  Jangan Oom.. Tolong Oom kata Tari ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menarinari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.  Uhh.. Ampun Oom.. erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilinpilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.  Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis.. kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku.  Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Tari tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.  Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.  Lalu kubuka rok mininya, sehingga Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusapusap klitorisnya.  Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom…

Tari masih perawan Oom. rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya Memangnya Bu Dita bilang apa? tanyaku Katanya Tari nggak akan diperawani.  Cuma dipegang dan diciumi aja jawabnya terisak.  Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita.  Ya sudah.. Kataku. Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi perintahku.  Akupun lalu tidur telentang dan Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku.  Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengeluselus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.  Ya terus.. Sayang erangku menahan nikmat yang tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremasremas pantatnya.  Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigitgigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.

Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun.. rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.  Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya.  Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya Ahh.. Sakiitt.. jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.  Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.  Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Tari. racauku Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun.. Tari merintih kesakitan sambil menangis.  Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah.. aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.  Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya doggy style. Sudah tak terdengar lagi rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.

Ahh.. Sakit Oom ampun.. rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.  Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesekgesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesekgesekkan juga ke seluruh wajahnya.  Ahh.. Memang enak perawan kamu Tari.. erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Tari.  Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisakisak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.  Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang. Gimana Pak Robert? tanyanya tersenyum.  Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget kataku tertawa kecil. Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak katanya lagi.  Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagilagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya.

Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.  Saya permisi dulu Pak Robert pamit Dita.  Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda. jawabku sambil mengedipkan mataku.  Beres Pak jawabnya sambil menggandeng Tari keluar. Ini tasnya ketinggalan kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buahbuahan untuk adiknya itu.  Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku.  Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku.  Demikianlah cerita seks selingkuh SUAMIKU SELINGKUH dan BERCINTA DENGAN GADIS PERAWAN DI HOTEL oleh cerita sex hot

TANTE LIA DAN DIRIKU dan SKANDALKU DENGAN BOS DI KANTOR, Update 2023

TANTE LIA DAN DIRIKU dan SKANDALKU DENGAN BOS DI KANTOR

Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini berawal dari kisah nyataku soal hubungan seks. Namaku Rano usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.  Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.  Cerita ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan. Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Lia datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak.

Tante Lia usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.  Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku. Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya. “Masuk Rano..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya “Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya. “Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita “Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya. “baik tante..”, jawabku. Tante Lia masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya. Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Lia rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang. Agak lama aku mengintip tante Lia mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Lia selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS.

Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.  “Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Lia didepan ku “eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut “Rano… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku. Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.  Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Lia cerita sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Lia. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.  Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi. Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja.

TANTE LIA DAN DIRIKU dan SKANDALKU DENGAN BOS DI KANTOR

Kontolku tegak setegak-tegaknya.  Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.  Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara: “Ranoo… Rano.” Aku pura-pura ngak mendengar. “Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran. “Iya tante Lia ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas. “Tolong Rano tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya. Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…” “Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno. “Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet. Tante Lia miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku,

Baca Juga Cerita Mesum Hot : SELINGKUH DENGAN MBAK MAYA

aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.  Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Lia, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Lia, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya, Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.  “Rano…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Lia sudah selesai mandi. Tante Lia memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku: “Rano tadi malam kamu mimpi ya..?” “Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya. “Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia. “Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati. “Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku. Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Lia. “Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.

“Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan sudah dewasa sekarang… namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Lia. “Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu. “Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku. Kulihat Tante Lia menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…” “Baik tante.”  Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut . “Emm..”, aku berguman sambil terpejam. “Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu. “Enggak tante…ngak apa-apa.” Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Lia sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku. Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang: “Rano… sekarang tes terakhir ya…” “iya tante… Rano siap”.

Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya. Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Lia berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan. Kurasakan tekanan tante Lia makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara. “aakh…” Tante Lia menghentikan gerakannya . “Gimana rano… Sakit..??” “Enggak tante ngak apa apa…” Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia. “Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara. Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia. Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya… “Udah tante tesnya…??”, tanyaku. “Emm udah… Rano, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.  Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati. Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya…

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : SELINGKUH DENGAN KEPONAKAN

SKANDALKU DENGAN BOS DI KANTOR

Suatu hari aku dipanggil pimpinanku ke dalam ruangannya. Aku menduga-duga apa gerangan sebabnya aku dipanggil mendadak begini.  “Duduk, Dik. Tunggu sebentar ya,” katanya sambil meneruskan membaca surat-surat yang masuk hari ini.  Setelah selesai membaca satu surat barulah dia menatapku.  “Begini Dik Anto, besok hari libur nasional. Hari ini apa yang masih harus diselesaikan?” tanyanya. Aku berpikir sejenak sambil mengingat apalagi tugas yang harus kuselesaikan segera hari ini.  “Rasanya sih sudah tidak ada lagi yang mendesak pak, ada beberapa proposal dan rencana kerja yang harus saya buat, tapi masih bisa ditunda sampai minggu depan. Ada apa Pak?” tanyaku. “Anu, ada tamu dari Kalimantan, namanya Pak Jainudin, panggil aja Pak Jay. Sebenarnya bukan untuk urusan kantor kita sih. Hanya kebetulan saja pas dia ada di sini, jadinya sekalian aja. Dia menginap di Bekasi. Tadi dia telpon katanya minta tolong agar diantarkan surat yang kemarin Dik Anto buat konsepnya untuk dipelajari, jelaskan aja detailnya.

Nanti Dik Anto antar saja ke sana dan bayar bill hotel beliau. Layani sampai selesai urusannya, kalau perlu nanti nggak usah kembali ke kantor. Besok beliau kembali. Kalau mobil kantor pas kosong, pakai taksi aja soalnya ini penting. Uangnya ambil di kasir!” katanya sambil memberikan memo kepadaku untuk ambil uang di kasir.  Bergegas aku ke kasir sambil cek di resepsionis ada mobil kantor lagi kosong atau tidak. Ternyata semua mobil lagi dipakai. Jadi aku naik taksi ke Bekasi.  Setelah sampai di hotel yang dituju, aku segera menemui Pak Jay, dan menyerahkan berkas yang dimaksud. Setelah dia bertanya tentang detail dari berkas tadi, dia katakan bahwa dia sudah mengerti dengan isinya dan setuju. Hanya ada perbaikan redaksional saja.  “OK Dik, nanti saya kabari. Begini saja, konsep ini saya bawa dulu. Perbaikannya nanti menyusul saja. Hanya redaksional kok. Isinya saya sudah paham dan prinsipnya setuju,” katanya. “Oh ya pak, pimpinan saya sampaikan bahwa bill hotel bapak biar kami yang selesaikan,” kataku. “Aduh, jadi merepotkan. Sampaikan terima kasih dan salam untuk pimpinanmu, Pak Is” katanya sambil menyalamiku. “Baik Pak nanti saya sampaikan, selamat jalan”.  Aku kemudian membereskan bill di front office. Tiba-tiba saja petugas hotel memanggilku.  “Maaf Pak Anto ya? Ini Pak Jay mau bicara,” katanya sambil menyerahkan gagang telepon. Kuterima gagang telepon dan dari seberang Pak Jay berkata”Dik, saya lupa kasih tahu. Kebetulan semua urusan saya selesai hari ini jadi saya bisa pulang siang nanti. Dik Anto tunggu sebentar di bawah ya!”  Aku menunggu Pak Jay turun ke lobby. Sebentar kemudian dia sudah datang dan minta dipanggilkan taksi. Kupanggilkan taksi, dia naik dan katanya.  “Terima kasih banyak lho bantuannya”.  Aku menggangguk dan tersenyum saja. Setelah taksinya pergi, aku berpikir kalau dia jadi pulang, sementara bill sudah dibayar penuh sampai besok, sayang rasanya. Biar aja kuisi kamarnya sampai besok, toh besok juga libur.

Aku lapor ke resepsionis.  “Mbak, Pak Jay sudah check out, saya pakai kamarnya sampai besok. Tapi tolong beresin dulu kamarnya, saya mau jalan dulu sebentar. Boleh kan?” kataku. “Boleh pak, silakan saja,” katanya sambil tersenyum.  Akhirnya saya keliling-keliling di Kota Bekasi. Nggak ada yang aneh sih. cuma sudah lama saja tidak ke Bekasi. Setelah beberapa lama, capek juga rasanya badanku. Aku akhirnya masuk ke sebuah panti pijat tradisional. Siapa tahu dapat massage girl yang oke, setelah dipijat nanti gantian kita yang memijatnya.  Seperti biasa begitu masuk di ruang depan aku disodori foto-foto close up yang cantiknya mengalahkan artis. Mbak yang jaga mengomentari sambil sekalian promosi. Si A pijatannya bagus dan orangnya supel, Si B agak cerewet tapi cantik, Si C hitam manis dan ramah dan lain-lainnya. Aku sih tidak tertarik dengan promosinya. Pilihanku biasanya berdasarkan feeling saja.  Pada saat lihat-lihat foto, ada wanita yang masuk. Kulihat sekilas, kalau dia massage girl di sini aku pilih dia saja.  Kutanya pada yang jaga, ” Mbak, yang tadi barusan lewat kerja di sini juga?” “Ya Mas, dia baru minta ijin keluar sebentar tadi. Katanya ada sedikit keperluan,” jawabnya. “Boleh pijat sama dia Mbak?” tanyaku lagi. “Boleh saja, tapi tarif untuknya agak tinggi sedikit,” katanya sambil tersenyum kemudian menyebutkan rupiah yang harus kusediakan.  Kuiyakan dan disuruhnya aku masuk ke kamar VIP, ada AC-nya meskipun berisik dan tidak terlalu dingin. Sambil menunggu di dalam kamar, kuamat-amati sekelilingku. Sebuah kamar berukuran 3 X 2 meter dengan sebuah spring bed untuk satu orang dan sebuah meja kecil yang di atasnya ada cream pijat dan handuk. Pintunya ditutup dengan korden kain sampai ke lantai. Kulepaskan pakaianku tinggal celana dalam saja. Iseng-iseng kubuka laci meja kecil di sampingku.

Ada kotak “25” yang sudah kosong.  Tidak lama kemudian gadis pemijat yang kupesan sudah muncul. Kuamati lagi dengan lebih teliti. Lumayan. Kulitnya putih, tinggi (untuk ukuran seorang wanita) dengan perawakan seimbang. Ia mengenakan celana panjang hitam dan kaus putih. BH-nya yang berwarna hitam nampak jelas membayang di badannya.  “Selamat siang,” sapanya sambil menutup korden dan mengikatkan pinggirnya pada kaitan di kusen pintu. “Siang,” jawabku singkat. “Silakan berbaring tengkurap Mas, mau diurut atau dipijat saja”. “Punggungku dipijat saja, kaki dan tangan boleh diurut”.  Aku berbaring di atas spring bed. Ia mulai memijat jari dan telapak kakiku.  “Namanya siapa Mbak?” tanyaku. “Apa perlunya Mas tanya-tanya nama segala. Mas kerja di Sensus ya?” Jawabnya sambil tersenyum. Meskipun jawabannya begitu tapi dari nada suaranya dia tidak marah.  Akhirnya sambil memijat aku tahu namanya, Wati, berasal dari Palembang. Pijatannya sebenarnya tidak terlalu keras. Sepertinya dia pernah belajar tentang anatomi tubuh manusia sehingga pada titik-titik tertentu terasa agak sakit jika dipijat.  “Aduh.. Pelan sedikit dong!” teriakku ketika dia memijat bagian betisku. “Kenapa Mas, Sakit? Kalau dipijat sakit berarti ada bagian yang memang tidak beres. Coba bagian lain, meskipun pijatannya lebih keras tapi kan nggak sakit”.  Kupikir benar juga pendapatnya. Aku sedikit pernah baca tentang pijat refleksi yang membuka simpul syaraf dan melancarkan aliran darah sehingga metabolisme tubuh kembali normal. Ia memijat pahaku.  “Hmmhh.. Ada urat yang sedikit ketarik Mas. Pasti beberapa hari ini adik kecilnya tidak bisa bangun secara maksimal,” katanya.

Baca Juga Cerita Bokep Terpanas : SEDARAH NGENTOT KAKAK IPAR dan DEKETIN ADIKNYA DAPAT KAKAKNYA

Memang beberapa hari ini, entah karena kelelahan bekerja atau sebab lain sehingga pada pagi hari saat bangun tidur adik kecilku kondisinya kurang tegang. Aku tidak terlalu memperhatikan karena pikiran memang lagi fokus untuk menyelesaikan pekerjaan minggu ini. Tangannya beberapa kali mulai menyenggol kejantananku yang terbungkus celana dalam. Tapi herannya aku sama sekali nggak terangsang. Kucoba untuk menaikkan pantatku dengan harapan tangannya bisa lebih ke depan lagi, tapi ditekannya lagi pantatku.  “Sudahlah, Mas diam saja nanti nggak jadi pijat,” katanya.  Kali ini tangannya benar-benar meremas adik kecilku. Tapi sekali lagi aku heran, karena nggak bisa terangsang. Tangannya kini memijat pinggangku. Ibu jarinya menekan pantatku bagian samping dan jari lainnya memijat-mijat sekitar kandung kemih.  “Penuh.. Beberapa hari pasti tidak dikeluarkan ya Mas? Maklum adiknya juga lagi nggak fit,” komentarnya agak ngeres.  Lagi-lagi tebakannya benar. Aku tidak tahu dia asal tebak atau memang ada ilmunya untuk hal-hal seperti itu.  “Hhh..” kataku ketika ia mulai menekan punggungku, kemudian terus sampai tengkuk.  Aku mulai merasa rileks dan mengantuk. Enak juga pijatannya. Kini kakiku diurutnya dengan cream pijat. Sampai di dekat pahaku dia berkata”Tahan sedikit Mas, agak sakit memang”. Tangannya dengan kuat mengurut paha bagian dalamku. Terasa sakit sekali.  “Uffpp.. Haahh,” kataku sambil menahan sakit.  Kepalaku kubenamkan ke bantal. Setelah kedua belah pahaku diurut terasa ada perbedaan. Kejantananku mulai bereaksi ketika tangannya menyusup ke bawah pahaku. Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar sehingga terasa mengganjal.

Aku agak menaikkan pantatku untuk mencari posisi yang enak. Kali ini dibiarkannya pantatku naik dan tanganku meluruskan senjataku pada arah jam 12.  “Balik badannya, dadanya mau dipijat nggak?”  Kubalikkan badanku. Kulihat keringat mulai menitik di lehernya. Untung ada AC, meskipun tidak bagus, sedikit menolong. Wati mengusap-usap dadaku.  “Badanmu bagus Mas, dadanya diurut ya?” “Nggak usah, tanganku aja deh diurut,” kataku.  Ia duduk di sampingku dengan kaki menggantung di samping ranjang. Ketika ia meluruskan dan mengurut tanganku kupegang dadanya. Lumayan besar, tapi agak kendor.  “Tangannya..” katanya mengingatkanku.  Tidak berapa lama ia sudah selesai memijat dan mengurut badanku. Aku meregangkan badan. Terasa lebih segar.  “Sebentar saya ambil air dulu Mas,” ia keluar kamar dan kembali dengan membawa air hangat dan handuk kecil.  Dicelupkannya handuk kecil ke dalam air hangat dan dilapnya seluruh tubuhku sampai bekas cream pijat hilang. Kemudian dilapnya badanku sekali lagi dengan handuk yang ada di atas meja kecil. Aku kembali terangsang ketika dia melap dadaku. Kuperhatikan dia dan kupegang tangannya di atas dadaku. Ia memutar-mutarkan tangannya yang dibalut handuk.  “Kenapa Mas,” bisiknya. “Ingin dikeluarin supaya nggak penuh dan meluap terbuang,” kataku.  Ia menggerakkan tangan, kode untuk mengocok penisku.  “Nggak boleh emangnya disini ya? Ini apa?” tanyaku sambil membuka laci meja dan menunjukkan kotak “25” yang kosong tadi. “Mas ini tangannya usil deh. Bukan begitu Mas, bos lagi ada di sini. Dia kesini seminggu dua kali. Dia melarang kami untuk begituan dengan tamu, katanya belakangan ini sering ada razia,” jawabnya.  Kami diam beberapa saat, tensiku sudah mulai turun.  “Begini saja Mas, kebetulan saya juga lagi ingin dan Mas sebenarnya sesuai dengan seleraku dan rasanya bisa memuaskanku. Sekali-sekali ingin juga menikmati kesenangan. Nanti malam saja kita ketemu setelah jam 10 malam, sini sudah tutup”.  Kutanya berapa tarifnya untuk semalam. .

“Jangan salah kira Mas, tidak semua wanita pemijat hanya ingin uang saja. Sudah kubilang kalau kita nanti bisa take and give. Just for fun”.  Busyet.. Entah benar entah tidak bahasa yang diucapkannya aku tidak peduli. Malam ini aku dapat pemuas keinginanku yang tertahan selama beberapa hari. Kukatakan nanti setelah selesai kerja kutunggu di hotel tempatku menginap.  Aku kembali ke hotel dan mandi. Sekilas ada keinginanku untuk berswalayan-ria. Tapi kutahan, takut nanti malam jadi kurang greng. Setelah mandi aku kembali jalan di sekitar hotel. Jalan mulai macet, karena jam pulang kantor sudah lewat. Cuaca agak mendung dan tak lama turun gerimis. Kupercepat langkahku, tapi gerimis sudah mulai lebat. Untung ada sebuah warung tenda. Sekilas kubaca tersedia STMJ. Boleh juga nih, hitung-hitung persiapan nanti malam. Kupesan satu gelas. Kuseruput perlahan. Rasa hangat menjalari tubuhku. Jahenya terlalu pedas, kulirik penjualnya.  “Di sini STMJ-nya asli Mas, alami. Bukan buatan pabrik jamu, melainkan saya buat sendiri. Jahenya memang sengaja agak banyak biar badan jadi sehat dan tidak mudah masuk angin,” katanya seolah membaca pikiranku. Kutunggu minumanku agak dingin. Ternyata ramai juga warung ini. Mungkin juga akibat ramuan Bapak penjualnya yang membuatnya dengan bahan alami.  Kembali ke hotel meskipun dengan pakaian sedikit basah, namun kesegaran pijatan dan STMJ membuatku tidak takut masuk angin. Aku tidak bawa pakaian ganti karena niatnya tidak menginap, hanya melayani tamu kantor. Kulepas bajuku dan dengan tetap memakai celana panjang kubaringkan tubuhku ke ranjang yang empuk. Enak juga jadi orang kaya.

Menginap di tempat yang empuk dan berAC. Namun kupikir lagi, ternyata hidup ini enak kalau dijalani dengan senang hati. Orang kaya yang punya jabatan tentu tingkat stressnya lebih tinggi dan belum tentu mereka dapat menikmati semua yang ada padanya. Mungkin cocok juga aku jadi filsuf, pikirku begitu sadar dari lamunanku.  Kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Masih ada waktu tiduran dua jam setelah seharian pikiranku agak capek. Badan sih tidak apa-apa, hanya pikiran yang perlu istirahat.  Setengah tertidur aku mendengar ketukan di pintu.  “Tok.. Tok.. Tok.. “Mas Anto, ini Wati,” terdengar suara dari luar.  Upss, aku melompat dari ranjang dan membuka pintu. Setelah kubuka pintu aku tertegun sejenak. Wati tetap memakai kaus yang tadi siang dipakainya dibungkus dengan sweater dan celananya sudah ganti dengan jeans. Sepatu dengan hak tinggi membuat dia tampak lebih tinggi dan langsing. Kacamata bening nangkring di hidungnya yang sedang. Wajahnya dihiasi dengan make up tipis. Kalau dilihat sekilas seperti Yurike Prastica.  Wati masuk dan melepaskan sweaternya. Aku menutup pintu, menguncinya dan duduk di atas ranjang, lalu ia duduk di sampingku. Saat itu aku masih termangu, tapi penisku bereaksi lebih cepat dan langsung saja tegak dengan kerasnya. Wati melihat kebawah, ia sengaja melihat dan meraba, mengusap serta memainkan penisku.  Aku mulai bergairah tetapi hanya diam menunggu aksinya. Kurebahkan tubuhku ke tempat tidur, ia terus memainkan penisku.

Dilepasnya kacamata dan diletakkan di meja samping ranjang. Ia berdiri dan melepaskan celana panjangnya. Pahanya yang mulus terpampang di depanku. Kudorong ia dan kupepetkan ke dinding sambil berciuman lembut. Ia mengerang kecil” Ngghngngh..”.  Tangannya membuka celana panjangku dan menariknya ke bawah. Tangannya meremas penisku dan mengeluarkannya dari celana dalamku. Ia bergerak sehingga aku yang dipepetnya di dinding. Dalam posisi setengah jongkok ia mulai mengulum penisku. Penisku semakin lama semakin tegang. Ia mengkombinasikan permainannya dengan mengocok, menjilat, mengisap dan mengulum penisku. Kupegang erat kepalanya dan kugerakkan maju mundur sehingga mulutnya bergerak mengulum penisku. Tangannya meremas pantatku dan menarik celana dalamku yang mengganggu gerakannya. Kurasakan mulutnya menyedot dengan kuat sampai penisku terasa ngilu.  Kuangkat tubuhnya dan kulucuti celana dalamnya. Kaus tipisnya masih kubiarkan tetap di badannya. Sebuah keindahan tersendiri melihatnya dalam kondisi polos di bagian bawah dan kausnya masih melekat. Belahan payudaranya yang besar membayang di balik kaus tipisnya. Kini aku yang jongkok di depannya dan mulai menjilati dan memainkan clit-nya. Vaginanya punya bibir luar yang agak melebar. Warnanya kemerahan. Ia terguncang-guncang ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku. Beberapa saat kami dalam posisi begitu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankan ke selangkangannya. Tangan kanannya meremas payudaranya sendiri.

Aku bangkit berdiri dan bermaksud melepas BH-nya. Kucari-cari di punggungnya tetapi tidak kutemukan pengaitnya.  “Di depan.. Buka dari depan,” Wati berbisik.  Rupanya model BH-nya dengan kancing di depan. Kuremas kedua dadanya dengan lembut. Tanganku sudah menemukan kancing BH-nya. Tidak lama dadanya sudah terbuka. Putingnya yang coklat membayang di balik kausnya. Kugigit dari luar kausnya dan Wati mengerang.  Penisku di bawah yang sudah berdiri melewati garis horizontal mulai mencari sasarannya. Tangannya mengocok penisku lagi dan menggesekkannya pada vaginanya. Kucoba memasukkannya sekarang, namun meleset terus. Kuangkat sebelah kakinya dan kucoba lagi. Tidak tembus juga. Mulutku masih bermain dengan puting di dalam kausnya. Wati kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan kausnya sudah terlempar di sudut kamar. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan keras namun hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri bahunya dan melepas tali BH-nya sehingga kini kami dalam keadaan polos.  Karena sudah gagal berkali-kali mencoba untuk memasukkan penis dalam posisi berdiri, kudorong dia ke arah ranjang dan akhirnya kudorong dia rebah ke ranjang. Saat itu aku mulai kepanasan karena gairah yang timbul. Lalu aku menerkam dan memeluk Wati. Perlahan-lahan ia mulai mengikuti permainanku. Kutindih tubuhnya dan kuremas pantatnya yang masih padat.  “Anto.. Kumohon please ayo.. Masukk.. Kan!”  Tangannya meraih kejantananku dan mengarahkan ke guanya yang sudah basah.

Aku menurut saja dan tanpa kesulitan segera kutancapkan penisku dalam-dalam ke dalam liang vaginanya.  Kami saling bergerak untuk mengimbangi permainan satu dengan lainnya. Aku yang lebih banyak memegang peranan. Ia lebih banyak pasrah dan hanya mengimbangi saja. Gerakan demi gerakan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kamipun menggelosor lemas dalam puncak kepuasan yang tidak terkira.  Setelah sejenak kami beristirahat, kami saling melihat keindahan tubuh satu sama lain gairahku mulai bangkit lagi. Aku memeluknya kembali dan mulai menjilati vaginanya. Dan kemudian memasukkan penisku yang sudah kembali menegang.  Aku menusuk vaginanya, crek.. crek.. crek.. crek.. crokk .. Berulang kali. Ia pun mendesah sambil menarik rambutku. Kami saling bergoyang, hingga tempat tidur pun terasa mau runtuh dan berderit-derit. Setelah hampir setengah jam dari permainan kami yang kedua kali, Wati mengejang dan vaginanya terasa lebih lembab dan hangat. Sejenak kuhentikan genjotanku.  Kini aku kembali menggenjot vagina Wati lagi. Kami berdua bergulingan sambil saling berpelukan dalam keadaan merapat. Kuputar badannya sehingga dia dalam posisi pegang kendali di atas. Kini dia yang lebih banyak memainkan peranan. Akhirnya aku hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini.

Kutarik buah zakarku sehingga penisku seolah-olah memanjang.  “Wati, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar”.  Akhirnya tak lama kemudian kami mencapai titik puncak. Aku keluar duluan dan tak lama Watipun mendapatkan puncaknya dengan menikmati kedutan pada penisku. Setelah itu kami terbaring lemas, dengan Wati memelukku dengan payudaranya menekan perutku.  “Wati terimakasih untuk saat-saat ini” “Nggak usah To.. Wati yang terimakasih karena, Wati nggak menyangka kamu sungguh hebat. Wati nggak nyangka kamu punya tenaga yang besar. Wati tadi hanya berharap menikmati permainan dengan cepat karena tadi siang pijatanku sudah kuarahkan agar kita bermain dengan cepat”.  Kami tertidur berpelukan dan setelah pagi harinya kami bercinta untuk ketiga kalinya, dan kuakhiri dengan tusukan yang manis, kami saling membersihkan badan dan pulang. Kuantar ia sampai di depan gang rumahnya.  Ketika beberapa hari kemudian kucari dia di tempat kerjanya, tidak kudapati lagi dirinya. Kata Mbak yang jaga di depan dia pulang kampung dan tidak kembali lagi. Ditawarkan temannya yang lain untuk memijatku, namun aku tidak berminat dan langsung balik kanan, back to Batavia.  Demikianlah cerita ngentot terbaru TANTE LIA dan DIRIKU dan SKANDALKU DENGAN BOS DI KANTOR oleh cerita sex hot

TINA ASISTEN DOKTER GIGI dan YANG HAUS SEX, Update 2023

TINA ASISTEN DOKTER GIGI dan YANG HAUS SEX

Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini adalah cerita seks yang bermula dari pengalamanku sendiri, Aku, Haryanto (nama samaran), dipanggil singkat Yanto. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindahtugaskan ke kota B ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri. Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.  Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.  Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter giri, drg Retno, ditemani asistennya, Tina. Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu.  Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.  Sementara itu, drg Retno menugaskan Tina untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek.

Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah…. Sudah dua minggu Tina tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Tina berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya. Tina berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus. Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.  Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.  Nah, pagi hari  itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor. Tina pergi ke klinik dokter gigi Retno dengan motor, biasanya jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, bergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing membawa kunci rumah sendiri.  Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Tina baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu. Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun.

Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Tina tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah. “Sudah lama kamu datang, Tina?”  Dia mengangguk. “Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.”  Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi. Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan telanjang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Tina ada dalam kamar tidurku. “Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” Aku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan seksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?”  Tina tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.”  Tina keluar kamar.  Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Tina di sofa, duduk di sebelahnya. Dia menjauh. “Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..”  Aku cuma senyum saja. “Ada pelu bicara apa, Tina…?”  Dia bimbang sebentar, lalu,  “Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…”  Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya.

Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…”  Tina tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki membuang kesempatan.” Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya.  “Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.     Dua puluh menit berlalu, Tina sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku. “Eh, Yanto, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?”  Segera aku mengiyakan.  Lima menit kemudian Tina dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya. Sepulangnya, tangan Tina menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah dada kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk, “Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?” Tina tertawa kecil. Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Tina, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Tina melayani salahsatu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi. Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Tina. Pantes kliniknya ramai setiap hari.  Pulang rumah, aku dan Tina duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke dadanya.

TINA ASISTEN DOKTER GIGI dan YANG HAUS SEX

Tetap tidak kelihatan apapun. Tina seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang erotis. Tina menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel). Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Tina untuk sikat gigi di sampingnya.  Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh bokongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Tina seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.  Tina berkata, “Jangan mulai nakal… “  Lalu dia membalas mencubit bokongku dan meninju punggungku. “Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga. Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu  kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa. Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya. “Kamu masih marah, Tina?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk dadaku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. Dadamu basah ya, dengan air mataku. Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku, lidahnya menjilati putingku. Bibirnya menciumi dadaku ke kiri dan ke kanan samapi ke lipatan ketiakku.

Ketika lidahnya mau menjilat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa. Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?” Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki. Tina, aku ada permintaan…”  Tina menjawab lirih, “Minta apa? “ Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?” Tina diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah. Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?”  Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”  Tiba-tiba Tina bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya. “Kamu saja yang tidur di sini, mau?” Aku menggelengkan kepala. “Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…” Tina tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.” Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Tina mau lho, tidur denganku…!)  Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya. Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kemaluanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.  Belum satu menit, Tina sudah berdiri di depan pintu kamar.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : RIA GADIS PEKALONGAN dan MASTURBASI SAMPAI ORGASME

Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai. Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Tina.  Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang dada sampai pinggang. Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Tina keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian dada sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk BH dan celana dalam kuning, di meja. Dia melirik lalu tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku lalu memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, tetapi dengan cepat dia menariknya sambil tertawa.  Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku melihat wajahnya, berpandang-pandangan selama beberapa puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga kini mulutku bisa mengisap mulutnya sambil bergoyang ke kiri ke kanan, lalu lidahku bertemu lidahnya. Tina menghembuskan napasnya seperti tersengal, lalu kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Tina yang kencang mencuat dan berputing keras.  Dalam berahi yang makin membara, aku dan Tina sudah tidak memikirkan apa-apa lagi.

Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sehingga tubuh Tina yang telanjang bulat sudah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sehingga telungkup di atas tubuhku yang telentang, sambil terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut seraya bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya menekan menggeser-geser di dadaku. Aku sudah terbawa ke awan yang tinggi. Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Tina bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Tina. Kemaluanku yang sudah keras itu bergesekan dengan bibir kemaluan Tina, pahanya bergerak-gerak sebentar menjepit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.  Sebelas menit kemudian Tina melepaskan diri, mengangkat tubuhnya sambil memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?”  Aku jawab, “Bukan main… Tina, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut kita beradu? Jembutmu yg lebat, menambah nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai, Tina sudah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sehingga lidahku bisa menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut. Kuciumi ketiak Tina beberapa saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh,  Yan… Yanto… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Tina kembali menggelinjang. “Kamu doyan ya, menilat ketiak cewek?”  Kujawab, “Ketiakmu harum dan indah bukan main. … Siapa bisa tahan membiarkan tidak dicium?” Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Tina mengaduh-aduh penuh nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser. Pinggulnya bergoyang terus, sampai suatu ketika, dia setengah berteriak, “Yanto… aku nggak tahan…. Ayo kamu di atasku…”  Aku memutar tubuhku sehingga kini berada di atas tubuh Tina. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku sangat menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, sambil mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Tina masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku menelusuri mulutnya.

Tina mengggelinjang, lalu membuka kedua pahanya. “Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… sudah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun makin cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku. Terasa kemaluanku dijepit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Tina, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya dijepit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Tina…” Dia menjawab, “Yan… jangan keluar dulu ya…. Aku masih ingin lama nih, menikmati … persetubuhan ini..” Lalu menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan mengeluarkan suara lenguhan seorang perempuan yang sedang penuh nikmat.  Gerakan tubuhku dan Tina menimbulkan bunyi kecupak-kecupak saat kemaluanku menembus jembut dan kemaluannya yang sudah basah. Aku bertanya, “Tina, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, meski mulutnya masih dalam mulutku. “Jangan sekarang,… jangan dilepasss… nanti saja…  oohh,… nikmatnya…”  Aku menggeserkan tubuh Tina kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku. Dia berbaring disampingku sambil lidahnya terjulur minta diisap. “Tina,…. Aku minta ludahmu…”  Dia menjulurkan lidahnya, kali ini penuh ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua.  Tina menggelinjang. “Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Tina seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya kembali bergeser-geser.

Kemaluanku berhasil masuk dari bawah, dibantu tangan Tina. Tina mengdesah, “Ooohh… aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi…. Kemaluanku penuh kemaluanmu,  ohhh… terus, Yanto, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, …. “Gerakan tubuh Tina dan aku makin cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… Yanto…! Aku sudah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi..  Yanto…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu  jembut, nambah nikmat…. Aku mau keluar lagiiiii…! Yanto, aku … nggak tahan, …keluar lagi,  sudah dua kali… sekarang kamu dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Yanto, kamu harus puasss…” Aku bergerak terus, tetapi pengaruh krim tahan lama membuatku tidak gampang keluar.  Aku berbisik, sambil lidahku menjilati lehernya, “Tina, masih nikmat… atau mau ke kamar mandi dulu, lalu berbaring sambil istirahat 30 menit dan ….. mulai babak kedua…?” Tina berbisik mesra. “Aku mau, Yanto, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu…. Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut mau turun ranjang, tangannya menggapai tissue lalu mengelap kemaluannya. Llau berjalan beringsut sambil terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Tina, tetapi tidak sampai mengucur.  Di kamar mandi, Tina berbisik, “Yanto, kamu… hebat… sebagai laki-laki, bisa memuaskan aku berkali-kali.” Aku menjawab, “Baru dua kali, Tina… “ Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk bisa berapa kali, ya? Aku kepningin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, sudah ditahan berhari-hari.

Untung mbok pergi ya, jadi kita bebas ….” Aku menunduk, lalu kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya sampai dia kembali mengeluh nikmat. “Duhh, Yanto, … kamu merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… ayo balik ranjang… tapi, aku mau mengisap kemaluanmu dulu… waduh, sudah tegang lagi…” Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku beberapa menit. “Tinaaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…” Tina tertawa, “Nggak kuat ya? Pakai krim lagi? Biar kuat berjam-jam?” Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Tina, buah dadanya kembali nempel dipinggangku. “Tina,… merasakan buah dadamu, sungguh nikmat…”  Sampai di ranjang, kembali dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum pakai krim?” Aku beringsut ke meja lalu mengoleskan krim di kepala kemaluanku. “Nih, sudah pakai krim. Tidak takut crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Tina, mulutnya kembali menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali. “Kamu nafsu lagi, Tina?” Dia mengangguk, “Ya, kali ini sampai sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”  Aku menikmati posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) selama sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Tina, menelan ludahnya, merangkul erat tubuhnya, mencengkeram bokongnya yang aduhai, dan seterusnya.

Baca Juga Cerita Panas Terbaru : NGENTOT BERSAMA ANANDA dan SABTU MEMUASKAN

Tina juga menikmati perannya, memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya menelusuri seluruh rongga mulutku, mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan, maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku supaya kemaluanku bisa menggeser-geser kemaluannya yang sudah basah itu.  Setelah sekitar 25 menit itu, Tina melenguh dan mendorongku supaya bergeser ke samping, lalu berbisik, “Kamu naik ke atas ya… aku sudah nggak tahan, ingin dimasuki kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… jangan cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya, Yanto, terus… nikmatttt  sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … sekarang kemaluanmu… benamkan ke dalam kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…”  Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia membalas sedotanku, jadi cuma bisa mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh..  Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah dada yang mencuat dan kencang. Tiap lelaki pasti akan menikmatinya dalam posisiku ini. Aku sendiri mendesah kencang sambil menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar. “Tin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?”  Tina mendesah dalam mulutku, mmm… lalu menjawab, “Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku…  nikmat sekali, Yantoooo… aku nggak tahan lagi… aku mau keluar lagi … Yantooo…. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang. “Yanto,… tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. jangan lepas dulu ya…. teruskan, Yantoooo… aku masih bisa lagi, … “

Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan dijepit kemaluan Tina… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku pakai krim tahan lama. Siapa sih bisa tahan kemaluannya dijepit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Tina kembali mengeluh panjang dalam mulutku, lalu pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat membasahi kemaluanku di dalam kemaluan Tina. Dia terengah-engah, sambil mengisap mulutku dia berbisik, “Yanto… aku sudah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih mau empat kali lagi sampai pagi?”  Tina berbisik, “Istirahat dulu yuk, setelah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar juga air manimu. Nanti aku mau mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, kalau sudah keluar dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi sambil menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku sudah tidak karuan, lelaki menghadapi perempuan yang nafsunya besar dan tidak dapat dibendung lagi.  Di kamar mandi, Tina mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil menjilati pipi dan leherku. “Yanto…. kamu jantan tulen… aku ingin terus dipeluk dan diapakan saja sampai pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan mengusap kemaluanku, dan menyirami lalu    mengelap dengan handuk.  Tina berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, takut ngecrot di  kamar mandi, lalu kepeluk dia menuju ranjang lagi.  Kembali dia telungkup di atas tuuhku, lalu berbisik, “Mau main 69?”  Aku mau, lalu dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang persis berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat. Begitu juga dia, mulutnya menelusuri biji kemaluanku, lalu batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan penuh gairah.

Dia mendesah ketika merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah itu kujilati dengan sama gairahnya. Posisi ini berlangsung selama sekitar 10 menit, ketika aku merasakan puncak kenikmatanku nyaris sampai, lalu kuminta dia balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah penuh dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk keluar untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dibandingkan tubuh Tina. Lenganku melingkari punggung Tina, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Tina mengerang, “Aku nafsu lagi, Yanto…. kamu begitu pinter… membangkitkan berahiku…”  Dia mendorongku ke samping lalu menarik tubuhku sampai menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya.

Pinggulku naik turun, perlahan lalu tambah kencang. Selang lima menit, Tina sudah kelojotan, mengerang dalam mulutku, lengannya mencengkeram punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Tina menjerit tertahan dalam mulutku. Kemaluannya kembali memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku disiram cairan hangat. Dia sampai puncaknya lagi.  Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memeluk aku. “Yantooo… terus yuk… aku masih bisa keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu juga kan? Aku merasakan kemaluanmu sudah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?”  Aku mendesah sambil terus bergerak pelan, pinggulku naik turun. “Kamu ini, Tina… manis sekali… wajahmu bikin aku nafsu, buah dadamu bikin aku nggak tahan…. Tin, rasanya aku mau keluar nih, mana tahan sih, merasakan nikmatnya semua ini?” Tina senyum mendengar kata-kataku, lalu memandangku. “Aduhai, Yanto… kamu pemuda ganteng… jantan, … pandai membangkitkan nafsu perempuan … ayo terus… aku mau nih…. ooh… nikmatnya…”  Tubuh Tina menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.  Aku sudah tidak tahan lagi. Tadi lupa mengolesi krim tahan lama sekembali dari kamar mandi.

Tubuhku bergerak naik turun dengan cepat, mengeluarkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak ketika mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan jembutnya. “Tina,… buah dadamu… bikin akau tidak tahannn… aku mau keluar nih…” Tina mendesah, “Ayo, terus…. Aku juga mau keluar lagi… oohhh…. Yanto… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “ Aku sampai puncaknya. “Tinaaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh… nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “ Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya supaya disisakan air mani untuk masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air mani dalam mulut Tina.  Beberapa menit aku tergolek di atas tubuh Tina, mengatur napas. Tina juga begitu. Tina puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berkata sambil senyum manis, “Yanto, kita sama-sama keluar ya? Sama-sama puas? Besok malam mau lagi? Saban malam… Aku ini perempuan penuh nafsu, ya? Aku sayang kamu, bakal jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, membersihkan tubuh, lalu tidur sampai subuh.

YANG HAUS SEX

Ini diawali dengan masuknya aku ke salah satu kampus yang kebetulan memang tempat cita-citaku sebagai ahli komputer. Pada tahun 2014, kepindahanku dari Jakarta Barat ke Bandung, tepatnya aku tinggal di daerah perumahan yang dulu pernah ditinggali kedua orang tuaku, dan sekarang aku tinggal bersama pembantu dan seorang anak kecil.  Beranjak dari kehidupanku yang jauh dari kedua orang tua dan aku baru saja memiliki motor untuk mendukungku berangkat ke kampus. Aku mulai terbiasa dengan kehidupan bertetangga dan aku sering dipanggil untuk membantu tetangga dekat yang kadang kuperhatikan sepertinya adalah seorang wanita beranak satu dan suaminya jarang di rumah. Usianya kira-kira 32 tahun, di sini namanya aku samarkan saja yaitu Anna. Aku memanggilnya Tante Anna.  Satu tahun sudah aku tinggal, di akhir tahun 2015 aku mulai merasakan gejolak nafsu yang amat sangat terhadap wanita. Pada suatu malam aku mulai merasa ingin sekali bermain/bertamu ke rumah tante Anna namun aku selalu tidak berani dan merasa takut kalau nanti suaminya akan datang dan aku akan dikomentari tidak baik.  Bulan itu adalah bulan Januari 2016, usiaku pada saat itu baru 19 tahun dan tepat pada bulan Januari tanggal 20 aku genap 20 tahun. Di sini aku mengkisahkan hal sangat nyata yang terjadi dalam diriku. Malam itu malam Jum’at, cuaca sangat tidak mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras dengan diikuti angin kencang.

Baca Juga Cerita Seks Terbaru : MEMUASKAN DOSEN DAN PEMBANTUNYA dan KELUARGA KAKEK DAN AYAH

Aku sangat sedih dengan kesendirianku, karena malam ini adalah malam kelahiranku. Aku duduk-duduk seorang diri sambil menghisap rokok kesukaanku, namun malam semakin tidak mendukung karena cuacanya. Aku berusaha mencari kesibukan dengan membaca-baca buku pelajaran, tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi pagar samping yang khas, seorang wanita menghampiriku yang ternyata adalah tetangga sebelahku (Tante Anna).  “Ada apa tante?” aku mulai bertanya.“Bob, (namaku) tolong dong pasangin lampu kamar saya di rumah,”  Ternyata lampu kamar tante Anna putus dan aku disuruh memasangkannya. Lalu aku mengikutinya dari belakang menuju rumahnya melalui pintu belakang. Di saat aku mengikutinya aku sempat terangsang dengan sentuhannya pada saat memasuki pintu belakang, karena ternyata dia tidak menggunakan bra dan aku sempat gemetar.  Sementara ini aku berkonsentrasi dengan permintaannya agar aku memasangkan lampu di dalam kamarnya. Setelah selesai kukerjakan, cepat-cepat aku keluar kamarnya dan berusaha tenang, kemudian aku diminta untuk duduk dulu minum kopi karena kopinya sudah disuguhkan. Aku duduk sambil melihat tayangan TV dan aku lihat anaknya yang baru satu sedang tidur pulas di depan TV. Kemudian tidak berapa lama baru anaknya dipindahkan ke kamar. Sekarang tinggal aku dan tante Anna berdua di ruangan tengah.  Waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 dan aku minta izin untuk pulang namun aku dicegah, ia memintaku menemaninya ngobrol. Lama kelamaan aku mulai mengantuk dan dimintanya aku untuk rebahan dan diambilkannya bantal dan aku menurut saja. Ia bercerita bahwa tadi ada telepon dari temannya, katanya ia ditakut-takuti karena sekarang malam Jum’at ada hantu kalau sendirian di rumah.  Asyik juga lama-lama acara mengobrolnya hingga tanpa kusadari tante Anna mulai mendekatiku dan meletakkan kepalanya di paha sebelah kiriku, karena aku rebahan agak di belakang dari tante Anna. Perasaanku mulai tak karuan, jantungku berdebar sangat keras serta sekujur tubuhku dingin. Karena baru pertama kali ini aku diperlakukan seperti itu (aku masih perjaka). Tiba-tiba tangan tante Anna mulai bergerak menuju selangkanganku, dan meremasnya kemudian mengusapnya. Saat itu aku memakai celana pendek berbahan lemas.  “Hei, Bob!, ini kamu kok bangun?” tanya tante Anna. Saat itu aku sangat malu dan tidak bisa berkata-kata lagi. Kemudian Tante mematikan lampu dan memintaku pindah ke kamarnya dengan menarikku ke atas tempat tidur. Pikiranku sangat kacau dan sangat gugup saat tiba-tiba aku dipeluk dan ditindih kemudian diciumi..

Hingga pada saat bibirku dikulumnya aku mulai panas dan terangsang amat sangat.  Lama aku dibuatnya terlena dalam kemelut yang dibuatnya. Hingga tante itu mulai menuruni lekuk tubuhku sampai pada selangkanganku dan membuka celanaku. Sesaat kemudian seluruh pakaianku sudah terlepas dan apa yang terjadi ternyata penisku dimasukkan ke mulutnya. Aku merasa sangat tegang dan memang baru pertama kali aku mengalami hal seperti ini. Dengan lembut dan penuh penghayatan, penisku dipegangnya, kadang dijilatnya kadang dihisapnya namun juga kadang digigitnya hingga sampai pada buah zakarku juga di kulumnya.  “Bob, jangan keluar dulu ya?” ujarnya dengan mulutnya yang tertutup oleh penisku.“Akh.. Mmnyamm”  Aku sudah dapat mem` bahwa tante sangat haus akan sex. Seperti orang yang lama tidak bersetubuh hingga dengan ganasnya aku mulai ditindihnya dan aku mulai merespons. Dengan naluri rangsangan, aku dorong Tante Anna kemudian aku buka pakaiannya secara perlahan sambil menciuminya, kemudian kulumat teteknya yang tidak begitu besar namun masih kencang. Aku hisap dan kumain-mainkan lidahku di sekitar puting susunya, Tante Anna mulai terangsang sambil menggeliat-geliat dan menekan kepalaku agar aku lebih keras lagi menghisapnya.  Lama aku bermain di sekitar payudaranya sampai akhirnya aku disuruh menjilat bagian yang sensitif di antara selangkangannya. Aku mulai sedikit mengerti. Dengan dibantu tangannya, aku mengerti yang mana yang harus aku jilat dan kulumat.

Hingga pada akhirnya aku ditariknya kembali ke atas sampai aku menindihnya dan dadaku menekan toketnya yang semakin keras. Lalu aku didorong ke sampingnya dan aku mulai ditindihnya kembali namun sekarang tante Anna memegang penisku yang semakin keras kemudian dengan perlahan tante Anna membimbingnya memasuki liang kenikmatannya.  Posisi tante Anna berada di atas seperti orang naik kuda, menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kadang menaik turunkan bokongnya. Lama sekali dia bertahan pada posisi itu, hingga akhirnya Tante menjerit kecil menahan sesuatu namun sambil mencengkeram bahuku.. “Akhh, Bob, saaya keluar nih, ahh.. Ahh.. Ohh.. Bob kamu belum keluar ya?”  Kemudian aku membalikkan tubuhnya dan sekarang aku ganti berada di atasnya dengan penisku masih menancap di liang kenikmatan itu. Aku mulai menyerang, dan sekarang aku mengeluar masukkan penisku. Lalu aku mengambil posisi duduk di antara selangkangannya sambil mengocoknya. Suara yang keluar dari mulut Tante Anna membuatku sangat terangsang.  “Bob, yang keras dong, lebih cepat kamu kocoknya,” kata tante sambil memegang kedua tanganku. Aku merasa belum akan sampai, tapi tiba-tiba tante Anna mulai menggeliat-geliat sangat kasar hingga aku dipeluknya.“Bob, ah.. Saya mau keluar lagii. Bob.. Ahh.. Ohh Bob”  Lalu aku disuruhnya mencabut penisku dan tante Anna keluar menuju kamar mandi. Tidak berapa lama dia kembali dan membawa kain basah lalu mengusapkannya di penisku yang mulai lengket. Kemudian, tante Anna mulai menaiki tubuhku kembali dan memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah kering. Ia memulai dengan gerakan lambat dengan menggoyangkan pinggulnya maju mundur dan aku kemudian diminta berposisi di atas.  Sekarang aku yang mencoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mulai bereaksi namun sangat seret dan terasa penisku dijepitnya. Aku mencoba memasukkannya lebih dalam dan menekan penisku agar lebih masuk kemudian aku mencoba dengan perlahan kugerakkan maju mundur diiringi goyangan pinggul Tante Anna, sesekali kedua pahanya mengapit rapat.

Lama aku mulai merasakan terangsang. Dengan mengulum toketnya aku mulai bereaksi dan aku mulai merasa ingin keluar. Akhirnya aku keluar dengan diiringi jeritan kecil tante Anna yang ternyata juga keluar bersamaan sampai aku tak bisa menahan diri. Kemudian aku langsung dipeluknya erat-erat dan tidak boleh mencabut penisku sampai aku tertidur.  Terdengar suara samar-samar dari kejauhan, orang sudah ramai di luar seperti tukang roti dan lainnya. Aku terbangun dan kulihat tak ada seorangpun di sampingku dengan pintu kamar masih tertutup rapat dan hordeng jendela masih tertutup. Aku sempat kaget dan kulihat diriku dalam keadaan tanpa sehelai benang pun yang menempel di kulitku. Aku berusaha mencari pakaianku yang tadi malam dilempar ke sisi spring bed Tante Anna. Tak berapa lama kemudian Tante Anna membuka pintu dan masuk kembali ke kamar.  “Bobby! Kamu sudah bangun?”“Ya..” jawabku sambil melihat seluruh tubuh Tante Anna yang ternyata baru selesai mandi dengan hanya menggunakan handuk.  Handuk itu hanya menutupi sebatas toketnya dan pangkal pahanya yang putih merangsang. Lalu aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku yang sudah loyo bangun kembali, namun kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari. Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi aku masuk kembali ke kamar tidur untuk minta handuk, tapi ternyata yang kulihat di dalam kamar, Tante Anna belum juga berpakaian sementara handuk yang melekat di tubuhnya sudah tidak ada. Aku pandangi terus tubuh tanpa busana itu, lalu aku mendekatinya dan sempat kucium bahunya, namun dengan gerakan yang cepat sekali aku didorongnya ke atas tempat tidur oleh tante Anna dan tanpa basa basi lagi dikulumnya lagi penisku hingga basah oleh liurnya.  Pagi ini ternyata aku sudah mulai on kembali oleh kuluman, hisapan, dan belaian tante Anna pada penisku. Lalu aku dimintanya berdiri dan melumat toketnya yang sudah agak mengeras pada putingnya yang berwarna agak kemerahan. Kujilat, kuhisap kadang kuremas pada toket yang satunya. Kembali aku didorong dan ditindihnya lalu.. Bless.. Slepp.. Ternyata penisku sudah digiringnya masuk kembali ke liang kenikmatannya. Dengan agresif dan penuh nafsu, digoyangkannya maju mundur pantat Tante Anna hingga aku pun mengiringinya dari bawah, sambil kuremas-remas kedua toketnya dengan kedua tanganku.  “Ah.. Aah.. Ahh.. Ohh, Booby saya puaas ssekalii. Bob, saya mau.. Keeluaar.. Ahhohh..” Lalu Tante Anna mencabut penisku dari memeknya dan membersihkannya dengan kain di sekitar, kemudian aku dengan ganasnya memasukkan kembali senjataku lalu kugoyang-goyangkan lalu kutekan kembali hingga Tante Anna menjerit kecil..  “Aahh.. Oohh, Bobb.. Mentok nih? Terus bob tekan punya kamu, oh Bob!” Lama sekali aku memainkan Tante Anna, kemudian aku mencoba kembali dengan posisi Doggy Style. Tante Anna sambil membungkukkan badannya di atas kasur kucoba untuk memasukkan penisku dan Blees.. Slepp..  “Ahh, Bobb.. Terus Bob, Masukin sampai dalam, oh Bobb.. Yang kasar Bob” Lalu dengan cepat aku memaju mundurkan pantatku hingga aku sudah tidak tahan lagi. Dan kemudian aku sudah sampai pada dimana kenikmatan itu terasa sampai ujung rambut. Dan cairan yang kukeluarkan tidak kubuang keluar.  Setelah selesai, aku mulai merasa letih dan sangat lapar. Aku mencoba beristirahat sebentar, kutatap langit-langit yang ada di kamar itu. Kuatur nafasku perlahan dan kupeluk kembali Tante Anna, kuusap-usap toketnya lalu aku mencoba menghisap-hisap pelan hingga sampai kumain-mainkan dengan tanganku.

“Bob, udah ah, nanti lagi”. Lalu aku lepaskan tanganku dan aku langsung bangun menuju kamar mandi. Pukul 07.15 aku sudah rapi, lalu aku minta izin untuk pulang. Setelah itu aku mulai dengan pekerjaanku di rumah. Di dalam rumah aku sempat berfikir tentang apa yang telah terjadi semalam dengan Tante Anna.  Malam pun tiba, aku seperti biasa ada di rumah sambil menyaksikan tontonan TV. Tiba-tiba pintu samping ada yang mengetuk dan kubuka, ternyata Tante Anna membawa makanan buatku. Dengan senyumnya aku ditawari makan lalu aku diciumnya, namun tangan tante Anna kembali menggerayangi penisku.  Aku terangsang tapi niatku untuk bersetubuh lagi dengannya tertunda karena aku ada janji dengan teman. Demikianlah cerita seks terpanas TINA ASISTEN DOKTER GIGI dan YANG HAUS SEX oleh cerita sex hot

CERITA KAMPUNG, Update 2023

CERITA KAMPUNG

Cerita Porno Seks – cerita bokep ini adalah cerita seks yang bermula waktu itu,, Aku dibesarkan bersama datuk dan nenek sejak kecil, sebab itu agaknya aku ni manja orangnya (mudah juga merajuk). Aku saja cucunya yang dipelihara walaupun cucu-cucu yang lain ramai. Sejak kecil agaknya umur lima atau enam tahun aku dah lali dengan cipap perempuan (sebab nenek aku ni bidan part time) sementara menantikan bidan sebenar sampai dia yang kena buat dan akulah orang kanan yang membantunya. Malah aku masih boleh kerat pusat bayi dengan hanya pakai sembilu buluh (pisau dulu-dulu) dan qualified untuk menyunatkan budak-budak pompuan (budak jantan tak reti). Jadi membesarlah aku dalam keluarga datukku itu seramai empat orang termasuk mak saudaraku anak dara pingitan yang come lote. Jangan salah faham bukan kisah mak saudara aku yang hendak aku ceritakan (dia baik dan bahagia bersama familynya). Kalau dia orang mandi (mak saudara dan seorang lagi sepupu) aku jadi tukang escort dia orang (dulu-dulu mandi di telaga).

Selalu juga aku ternampak bentuk tubuh dia orang bila kain mandi dia orang basah dan kadang-kadang tu masa nak salin kain dia orang londeh semua sekali telanjang bulat (maklumlah dia orang anggap aku budak kecik) menampakkan kulit yang putih melepak cuma cipap sahaja yang berbulu. Sepupu aku masa tu masih muda benar, kalau tak salah aku baru lima belas atau enam belas tahun umurnya. Bulu cipapnya juga masih nipis tapi tundun dia fulamak punyalah tembam. Mak saudara aku punya pulak agak sederhana tembam sebab susuk badannya macam Julia Robert.  Satu hari seperti biasa aku ikut dia orang membasuh dan mandi umur aku masa ni dah nak masuk 11 tahun. Kemudian mak saudara aku tergesa- gesa balik sebab nenek aku bising-bising entah pasal apa (tak ingat lagi). Tapi sebelum beredar dia berpesan kepada sepupuku supaya memandikan aku kerana dia tak sempat. Dalam bilik perigi tu tinggal aku berdua sahaja, kami mandi bersama dia pakai baldi ayan dan aku pakai timba upeh. Dia sabunkan aku (aku telanjang macam selalu) tapi tiada apa-apa kelainan yang aku rasa agaknya pasai dah biasa tengok dia orang. Kemudian dia tanggalkan kain basahannya untuk bersalin tetapi sebelum itu dia duduk mencangkung lalu kencing.

First time aku lihat perempuan dah anak dara kencing. Aku nampak jelas cipapnya terbuka dan air kencing berlari laju…..tiba-tiba kote aku naik tegang aku rasa cukup keras. Aku malu sendiri tapi tak tahu nak buat macam mana. Sepupu aku terpandang kote aku dan dia juga agak terkejut kerana selalunya kalau aku nampak cipap dia orangpun tak pernah kote aku keras begitu.  Dia menghampiriku lalu bertanya kenapa kote aku keras, aku jawab tak tahu tapi tadi aku nampak cipap dia tengah kencing boleh jadi itu sebabnya. Dia datang hampir lalu memegang kote aku, tengah dia membelek -belek tu critt…… ada air yang terpancut keluar lalu kena kat mukanya tapi tak salah aku air tu belum pekat lagi dan masih cair. Dia cuma tersenyum lalu mengesat mukanya sambil berkata mulai hari ini aku tak boleh mandi bersama dia orang lagi kerana kote aku dah naik tegang bila nampak cipap perempuan dan aku kena mandi sorang-sorang katanya lagi. Frust juga aku tapi katanya lagi kalau aku nak tengok dia mandi boleh dengan syarat aku beri dia main dengan kote aku. Aku tamatkan episod mukadimah ini bimbang engkau orang boring cuma aku nak tegaskan dalam usia semuda itu kote aku dah keras dan mampu memancutkan air mani walaupun belum betul-betul pekat.  Aku melangkahkan kaki ke sekolah menengah dengan perasaan sama seperti budak-budak lain untuk maju dalam pelajaran. Tapi di sekolah aku selalu kena buli sebab kata dia orang muka aku ni macam perempuan (aku merawarisi paras mak saudaraku yang cun melecun tu) jadi tak heranlah kalau dia orang ingat aku macam perempuan, apa yang dia orang tak tahu kote aku kat celah peha ni dah boleh rabakkan cipap anak dara kalu diberi peluang.

CERITA KAMPUNG

Oh ya lupa nak beritahu, mak saudara aku tu sebenarnya cikgu kat SM tu, guru muda lepasan Kirkby cakap orang putih jangan cerita le….berabuk kalah mek saleh aku ingat. Akupun baiklah dengan cikgu- cikgu di sekolah tu sebab mak saudaraku itu tambahan pula dengan rakan -rakan cikgu wanita lagilah dia orang suka aku ni cute kata dia orang, patutnya jadi budak pompuan bukan lelaki.   Dalam ramai-ramai tu ada seorang guru SRT, dia ni dah berumur sikit aku ingat awal tiga puluhan. Rumah dia sebelah sekolah sahaja jadi tempat lepak guru-guru wanita terutama yang bujang atau yang suaminya tiada (masa tu ramai juga guru wanita yang suami mereka sambung belajar di London. Cikgu Syidah (bukan nama sebenar) sangat baik orangnya, pandai masak, bergaya, lawa, bontot menggiurkan tapi jarang senyum. Walaupun dah berumur masih cantik dan single. Mak saudaraku cakap dia tu dah kahwin tapi entahlah aku tak faham cakap dia orang. Aku selalu juga lepak-lepak kat rumah dia kerana aku di sesi petang dan kebanyakan mereka mengajar di sesi pagi. Selalunya rumah dia kosong tak ada orang.  Satu hari Cikgu Syidah memanggil aku lalu menyuruh aku menantinya di bilik SRT, bila dia nampak aku kat situ dia menghulurkan aku sepiring karipap yang sungguh sedap rasanya. Dia cakap kat aku kuih tu sebenarnya budak-budak tengah ambil peperiksaan jadi dia simpan sikit untuk aku. Kemudian katanya kalau aku tak buat apa-apa Sabtu dan Ahad nanti dia hendak aku datang ke rumahnya tolong dia mengecat dinding bahagian dalam rumahnya. Cat dan perkakasannya telahpun dibeli pagi tadi. Aku kata nanti aku beritahu jawapannya selepas mendapatkan consent mak saudaraku.  Anywhere, Sabtu sampai dan aku juga sampai ke rumahnya. Aku dapati dia sorang sahaja kat rumah aku tanya mana yang lain-lain. Dia jawab kena jaga periksa dan terus balik kampung kemudian dia tanya mana mak saudaraku, aku jawab nanti lepas zuhur baru dia sampai.

Baca Juga Cerita Panas Terbaru : TINA ASISTEN DOKTER GIGI dan YANG HAUS SEX

Dia menghulurkan baju lama (nampak macam blouse) dan kain batek lusuh kepadaku, aku kata nak buat apa lalu dia jawab nak mengecat kenalah pakai yang buruk lepas kena cat boleh buang terus. Akupun menyalin pakaian berkenaan dan memulakan kerja-kerja mengecat. Banyak juga yang dapat aku cat sehingga sampai waktu makan tengahari aku disuruhnya berhenti pergi mandi dan makan.  Aku mengambil tuala yang diberikannya lalu masuk ke bilik mandi, sebentar kemudian aku keluar untuk menyalin pakaian. Tiba-tiba dia ketawa aku kaget, dia cakap aku mandi macam mana, cat kapur tu masih bertepek kat kepala. Lalu dia menarik tanganku masuk semula ke bilik mandi dia suruh aku duduk telanjang dan dibersihkan segalan cat kapur yang terlekat di kepalaku. Sambil tu dia beritahu yang dia tahu aku selalu dimandikan oleh mak saudaruku aku jawab benar malah semua tentang diriku dia yang uruskan. Setelah selesai aku berdiri sambail dilapkan badan oleh cikgu Syidah.  Tanpa sengaja tangannya tersentuh koteku lalu ia mula mengembang dan mengeras, cikgu Syidah nampak tapi buat-buat tak tahu sahaja. Setelah selesai aku nak keluar dari bilik mandi tapi kote masih keras lagi lalu dia tanya kalau kote aku naik tegang selalu aku buat macam mana. Aku jawab aku biar sahaja lama-lama dia turun balik atau kalau sepupu aku ada kat rumahnya aku suruh dia pegang dan usap-usap tak lama nanti ada air keluar lepas tu boleh turun. Dia senyum saja. Cikgu Syidah suruh aku bersalin pakaian di biliknya selepas tu boleh makan nasi dan aku menurut sahaja. Tanpa ku duga dia mengekori aku ke biliknya, sebaik sampai tuala yang ku pakai direntapnya dan koteku diramas-ramas mesra. Aku terkedu menahan rasa terkejut dan sedap yang mula menyelinap ke tubuhku.

Dia suruh aku berbaring atas tilam sambil dia menanggalkan pakaiannya satu persatu. Cuma tinggal bra dan panties sahaja, dia datang hampir kepadaku lalu berkata yang ni nak lucut tak sambil jarinya menunjuk kepada bra dan pantiesnya aku cuma menganggukkan kepala. Jari-jarinya membuka cangkuk bra dan melepaskannya ke lantai…..tersembul dua bukit indah milik cikgu Syidah, walaupun tak begitu besar tapi padan dengan dirinya. Tetek cikgu Syidah masih mengkar tak jatuh macam orang lain yang dah berumur….masih terpacak di dadanya. Kote aku berdenyut-denyut menahan rasa berahi….dan yang ni awak kena bukak sendiri kalau nak tengok dia memberi isyarat kepada pantiesnya.  Perlahan-perlahan akan memegang tepi seluar dalam tu lalu melorotkannya ke bawah melepasi punggungnya dan menampakkan bulu pantatnya yang lebat tapi kemas. Kemudian dia sendiri melucutkan terus panties berkenaan melambak ke lantai. Nampak jelas cipap cikgu Syidah yang begitu tembam, berbulu hitam lebat, labia majoranya bagai ulas limau penuh menutupi labia minoranya. Cikgu Syidah merebahkan dirinya atas tilam lalu meminta aku menatap sepuas-puasnya tubuhnya. Dia mahu aku menyentuh apa sahaja yang terdapat pada tubuhnya, aku memegang, mengusap dan menguli teteknya dengan putingnya tegak berdiri, aku terus meraba seluruh perut, pusat, ari-ari lalu sampai ke cipapnya. Aku tertagak- tagak untuk menyelak bulu-bulu cikgu Syidah sebab bulu cipap mak saudaraku agak nipis berbanding dengan cikgu Syidah.

Lalu jari-jarinya menyelak bulu hitam itu dan kelihatan biji kelentit di bahagian atas cipapnya, dia mahu aku menguis-guis dan mengulit biji berkenaan dengan jariku dan seterusnya meraba-raba keseluruhan cipapnya yang tembam tu. Sambil tu tangannya terus meramas koteku dan…tiba-tiba sahaja dia bangun duduk dab mulutnya terus mengulum koteku. Aku mengeliat kegelian dan kesedapan, kali pertama kena kulum aku rasa nak terpancut tapi cikgu Syidah mengemam kepala koteku dengan bibirnya hingga hilang rasa nak terpancut tu. Dia meminta aku mencium dan menjilat cipapnya, aku ragu-ragu sebab tak biasa tapi akhirnya aku akur juga.  Aku lihat cipap cikgu Syidah dah berair aku kuak bulunya lalu mula menyonyot biji kelentitnya, aku lihat dia terangkat-angkat badannya bila kelentitnya aku sedut, aku dah tak kisah lagi aku sedut puas-puas kelentitnya dan bibir cipapnya lalu aku bukak cipapnya dengan jariku ku lihat bahagian dalamnya berwarna pink dan masih rapat. Aku menjolok jariku masuk ke lubung cipap yang aku kira bukan dara lagi kerana nampak jelas lubangnya lebih besar sikit berbanding lubang sepupuku yang masih perawan….tapi cikgu Syidah belum beranak lagi dan kehangatan lubang cipapnya terasa pada jariku.  Dia lantas menolak badanku naik ke atas tubuhnya dan membawa koteku betul-betul bertentangan dengan cipapnya. Koteku digesel-geselkan pada cipapnya dan kemudian meletakkan kepala koteku pada lubang cipapnya. Dia meminta aku menolak masuk, aku ragu-ragu lalu dipautnya punggungku….clupp terus masuk sampai habis (maklumlah masa tu kote akupun bukanlah sebesar dan sepanjang la ni) jadi senang saja masuk. Secara spontan aku melakukan sorong tarik berdecup-decap ia keluar masuk. Aku kira bab ni tak payah ajar naluri manusia ia tahu sendiri apa nak buat seterusnya.  Cikgu Syidah mengajarkan berbagai cara bersetubuh baring, duduk, menungging, meniarap, mengiring, mengatas, membawah tapi yang paling sedap bila dia merapatkan lurus kakinya di mana lubang pantat menjadi begitu ketat dengan kote rasa tersepit buat para isteri kalau belum pernah buat, cuba main cara ini aku jamin mata suami awak boleh juling jadinya).

Setiap kali aku menarik nafas untuk terpancut dia akan menyepit kote aku dengan kuat dan rasa ngilu nak terpancut tu akan reda jadi aku dapat meneruskan dayungan keluar masuk. Aku tak pasti dah berapa lama aku main sampai peluh kami dah menyimbah keluar membasahi cadar (kami pakai cadar tapi ada kes aku dengar pakai tilam bolen aje – betul ke tidak waulah waalam).  Cikgu Syidah dah tak keruan lagi….mulutnya menceceh sedap-sedap, nak lagi, tekan habis, aku menghentak sekuat yang termampu…..tak lama lepas tu aku dengar dia menyebut I’m cuming…I’m cuming….lalu pinggangku dikepit badanku dipeluk kuat dan koteku terasa disedut-sedut. Dia menggelepar dan mendengus dengan kuat dan barulah aku tahu itu rupanya bila pompuan klimak. Aku melajukan hentakan dan akhirnya badanku menjadi kaku lalu memancutkan sesuatu ke dalam pantat cikgu Syidah. Pancutan kali ini agak lama berbanding selalunya dan aku terasa pedih dihujung koteku mungkin kali pertama memancutkan air mani ke dalam cipap perempuan. Cikgu Syidah tergolek puas, akupun puas dan selepas berehat seketika aku menarik keluar koteku yang aku kira habis lusuh dikerjakannya. Tapi awang tu nampak gagah lagi berkilat-kilat bekas air cipap yang melekat padanya.  Cikgu Syidah menciumku sambil mengucapkan terima kasih. Kami berdiri sambil berpelukan…. untuk menuju ke bilik air tapi aku melihat seraut wajah yang biasa ku lihat aku cemas sambil memandang cikgu Syidah. Tiba-tiba ku lihat wajah tu tersenyum “well anywhere you are man, sooner or later you will be fucking around but make sure you keep your mouth shut” dan menyambung “Idah kau belasah anak sedaraku cukup-cukup” sambil tangannya memegang koteku……..cikgu Syidah hanya mampu tersenyum……mak saudaraku berbisik kepadaku, “You fucked that older woman pussy like nobody business, so you must return back the favour to me, young man”.

Aku hanya dapat mengatakan “Yes” dan tak tahu what’s going to happen next……..  Pengalaman pertama senggama telah membuatkan aku selalu ketagih sex, setiap peluang yang ada akan ku gunakan untuk mendapatkannya daripada Cikgu Syidah. Ada masa kami melakukannya di bilik Sick Bay yang terdapat dalam dapur SRT. Walaupun begitu secara diam-diam Syidah telah mengiklankan diriku kepada teman-teman rumah yang lain dan perkara ini di luar pengetahuanku.  Satu hari aku diminta menghantar buku-buku latihan yang perlu disemak oleh cikgu bahasa ke rumah Syidah, waktu tu kalau tak salah aku waktu rehat jadi akupun pergilah ke rumahnya. Sesampai sahaja ke rumah itu aku memanggil namanya tetapi tiada orang yang menjawab, disebabkan pintu rumahnya tidak berkunci (selalunya begitulah di waktu siang) akupun masuklah ke dalam dan meletakkan buku-buku berkenaan di atas sebuah meja besar. Aku berkira-kira hendak keluar dari rumah berkenaan akan tetapi aku terdengar suara pompuan batuk-batuk kecil dari dalam sebuah bilik.  Mohon untuk menyimpang sedikit. Rumah Syidah mempunyai tiga buah bilik, dia tinggal seorang dalam bilik utama manakala dua bilik lagi dihuni oleh Cikgu Kathy, Rohaya, Swee Lin dan Salma. Cikgu Kathy dan Rohaya telah berkahwin dengan Kathy telah mempunyai dua orang anak sedangkan Rohaya seorang masih bayi lagi menurut kata auntieku. Mereka dua orang ini suaminya berada di England melanjutkan pelajaran dan anak-anak mereka dijaga oleh ibu bapa atau mertua di kampung.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : RIA GADIS PEKALONGAN dan MASTURBASI SAMPAI ORGASME

Cikgu Swee Lin dan Salma pula masih bujang dan kedua-duanya guru sandaran yang menggantikan guru bersalin serta kursus panjang.  Cikgu Kahty besar tinggi orangnya, berkulit sawo matang, suka melawak dan selalu ketawa besar. Dia ni serba serbi besar, tetak besar, punggung besar, peha besar tapi tidak gemuk dan sangat lawa kalau dia pakai kebaya yang ketat aku cakap aa.…boleh meleleh air liur tengok dia punya benjol-benjolan tu. Cikgu Rohaya pula kecil molek orangnya, rendah sahaja aku agak tingginya kira-kira 5′ 1″ atau 5′ 2” sahaja malah di SM tu budak-budak panggil dia cikgu ketot. Namun ketot-ketot dia ni jambu orangnya, bukan nak puji dan yang paling aku suka dirinya ialah giginya yang aku difahamkan orang panggil gigi mentimun. So kalau dia senyum terpancut air mani dibuatnya.  Tapi awas dia ni yang paling garang (semasa) di kelas aku diberitahu oleh sepupu lelakiku yang juga merupakan pelajar harapan sekolah di Form Five. Cikgu Swee Lin dan Salma aku tak berapa kenal walaupun dua tiga kali bertembung kerana mereka ni jarang ada di rumah Syidah dan setiap kali hujung minggu mesti balik ke rumah mak bapak dia orang kira-kira 16 batu dari situ. Swee Lin ni biasalah typical chinese karektur malah budak-budak pagi gelarkan dia “bibik” (Queen pada daun terup) sebabnya aku kira dia ni flat chested. Salma pula agak manis bagi seorang india muslim (mamak – sama ada kutty tak kutty aku tak tahu) tapi kulitnya agak gelap walaupun muka hidungnya comel.  Aku beri gambaran ini bukan apa kerana mereka ni semua ada pertalian dengan aku so lain kali aku tak perlu nak ulangi lagi rupa bentuk dia orang sebab kau orang dah dapat bayangkan rupanya.

Sungguhpun begitu cikgu yang paling cun adalah cikgu bahasa inggeris (morning session) yang memang tertoleh-toleh tak puas pandang. Kau ingat-ingat siapa, mestilah tak lain tak bukan auntie akulah tu.  Berbalik pasal suara yang kedengaran tadi aku meninjau-ninjau rupanya suara itu datangnya dari bilik Kathy dan Rohaya tapi aku tak pasti siapa. Lalu aku menjenguk ke dalam sebab pintu bilik separuh renggang. Ku lihat cikgu Kathy sedang berbaring mungkin tidur agaknya. Aku mengetuk pintu lalu memanggil namanya, selepas dua tiga kali brulah matanya tercelek dan memandang ke arahku. Semasa dia mengalihkan kaki, kainnya terselak luas menampakkan dengan jelas pangkal pehanya, aku kira dia tidak berseluar dalam, berderau juga darah mudaku. Ku beritahu bahawa buku-buku berkenaan telah ada atas meja so aku minta diri untuk balik ke sekolah.  Tiba-tiba dia menggamitkan jarinya memanggil aku menghampirinya. Dia menggambil sesuatu dari bawah bantalnya lalu memberikan kepadaku. Dia meminta aku menyerahkan wang berkenaan kepada cikgu Syidah. Aku mengambil wang berkenaan dan bertepatan waktu itu aku memandang ke bawah (dia duduk di pinggir katil) terserlah lurah teteknya yang besar tersergam. Aku memandang tak berkelip mata serta kaku berdiri. Aku cuma tersedar apabila tanganku ditarik-tarik dan aku tersipu-sipu. Cikgu Kathy bertanya apa aku tak pernah tengok tetek perempuan, aku jawab pernah tapi belum pernah tengok yang besar dan solid macam dia punya.  Dia tergelak lalu menyuruh aku menutup pintu bilik. Bila aku berpaling semula ku lihat Kathy telahpun menanggalkan bajunya dan menampakkan dengan jelas dua buah gunung aku kira, besar solid dan agak jatuh sikit. Puting teteknyapun besar dengan kawasan gelap sekelilingnya melebar. Tapi bagi perempuan yang dah beranak dua, buah dada Kathy still ok.

Aku hanya berdiri diam tapi koteku dah mula seram-seram sejuk.  Cikgu Kathy menarik aku duduk di sebelahnya sambil tangannya mengurut -ngurut manja tangan dan bahuku. Kemudian satu persatu butang bajuku dibukanya selesai diikuti dengan seluarku pula (masa tu bebudak sekolah petang pakai seluar pendek jadi senang aje nak bukak seluar). Tinggal seluar dalamku sahaja, tiba-tiba dia memaut badanku hingga rebah lalu dia menghimpit dadaku dengan teteknya yang besar tu. Jari-jariku dibawanya mengusap putting teteknya sambil mulutku dikucupnya bertalu -talu.  Kini jari jemarinya telah meramas butuhku yang telah berdiri sambil dilurutkan seluar dalamku kemudian Kathy menanggalkan kainnya hingga menampakkan pantatnya yang lebar dan menembam macam apam yang baru dikukus. Pantat Kathy licin tak ada bulu nampak jelas baru dicukur, ini memberi peluang buat aku menatap sepuas-puasnya pantat pompuan beranak dua ini. Sungguhpun kulit luarnya agak gelap tapi labia minoranya begitu merah merekah bak delima masak. Aku tak berani bertindak cuma menanti serangan apa yang bakal dilakukannya.  Kathy menolak aku ke atas badannya sambil meminta aku menghalakan koteku betul-betul di mulut cipapnya. Koteku mencecah bibir pantatnya lalu dengan sekali dorong sahaja ciapp….terus masuk sampai ke pangkal. Sungguhpun lubang pantatnya agak longgar tapi cukup panas ku rasakan. Dia membiarkan aku merendamkan kote agak lama dalam pantatnya sebelum meminta aku menyorong tarik, air pantat meleleh keluar dan proses keluar masuk kote begitu licin, aku tak peduli lagi yang pasti aku mesti balun cukup-cukup dia puas ke tidak ke bukan urusanku. Tetiba saja pundakku dikepit dengan pehanya yang besar sampai tak boleh bergerak lagi, nafasnya kian kencang dan aku terasa dilambung-lambung, habis punggungku dipecal -pecal sambil kepalanya digeleng ke kiri ke kanan dengan rambutnya mengerbang tak menentu.

“Lagi-lagi, kuat lagi…..aah…aah sikit lagiiiii…..hah…hah….hah aku sampai dahhhh, huh sedap sungguh, lama betul tak merasa pelir”. Selepas dia tenang kembali dia merenung aku sambil bertanya yang aku dah pancut ke belum, aku jawab belum lagi sebab takut tengok dia begitu ganas. Kathy tersenyum kemudian dia mengiringkan badannya lalu memegang butuhku dan di letakkan betul-betul pada lubung duburnya. Dia melumurkan duburnya dengan air pantat yang keluar menjadikan lubang itu licin, lalu meminta aku menekan masuk. Aku tak pernah main bontot sebelum ini jadi aku tak tahu tapi aku terus menekan walaupun agak susah nak masuk ketat sungguh sampai bengkok kote aku menekan.  Aku merasakan kepala kote dah mula masuk aku tekan lagi masuk sikit lagi lalu aku henyak sekuat mungkin, berderut rasanya bila keseluruhan batang koteku menyelinap masuk ke lubang dubur Kathy yang ketat. Dia memberi isyarat supaya aku pelan-pelan sebab takut rabit katanya. Setelah itu aku meneruskan acara keluar masuk tapi temponya lebih perlahan berbanding dengan lubang pantatnya. Muka Kathy aku lihat berkerut sambil mulutnya terbuka kemudian dia berbisik kalau aku nak pancut, pancut saja dalam bontotnya tak apa katanya.  Aku melajukan hentakkan bila merasakan air telah mula nak keluar, Kathy memberi ruang dengan membuka sudut kangkang yang lebih luas, bila airku betul-betul nak terpancut aku hentak terus sampai habis critt….critt…..crittt…. maniku terpancut dalam dubur Kathy sambil kurasakan lubangnya mengemut dengan kuat sekali rasa nak putus kote aku.  Setelah itu aku mencabut keluar dan serta merta Kathy membalut koteku dengan tuala kecil dan berkata “Lepas sejuk nanti biar cikgu cuci sebab main kat belakang ni kekadang ada najis ikut sekali, mesti cuci betul-betul takut dapat gatal-gatal”.

Baca Juga Cerita Panas Terbaru : NGENTOT BERSAMA ANANDA dan SABTU MEMUASKAN

Ku lihat lubang duburnya terbuka sedikit lalu ada cecair meleleh keluar warnanya tak menentu bercampur antara kuning dengan sikit kehijauan.  Kami berpimpin tangan ke bilik air di mana Kathy telah membasuh koteku dengan sempurna sebelum dia membasuh cipap dan duburnya. Dia juga memberi tahuku inilah kali pertama dia membenarkan orang memainkan duburnya walau suaminya sendiripun tak pernah dapat, dia takut aku tak dapat memancutkan air sebab mungkin lubang cipapnya agak besar dan kerana itu digantikan dengan lubang dubur yang ketat. Dia juga beritahu aku, bila main pompuan, lama ke sekejap ke mesti diakhiri dengan pancutan mani tak kira kat luar atau kat dalam kalau ditahan nanti buah zakar boleh bengkak dan rosak. Nasihatnya ini aku pakai sampai la ni, sebab tu kekadang bini aku tak tahan dah beround-round tapi aku pulun juga lagi hingga dah terpancut baru aku berhenti kekadang tu sampai kokok ayam baru selesai.  Esoknya dia dah tentu mc sebab tak larat nak angkat matapun. Hubungan aku dengan Kathy berjalan macam biasa juga kekadang tu mereka kongsi aku cuma yang jelas Kathy cepat keluar air (klimaks) dan Syidah agak lama. Kalau nak rasa puas main dengan Kathy dulu kemudian baru balun Syidah pulak………………  Masa terus berjalan dan aku semakin biasa dengan rumah Syidah boleh keluar masuk macam rumah ku sendiri. Syidah dan Kathy dah macam bini aku pulak bukan sahaja dia yang mintak tapi aku juga boleh demand kalau aku nak main dengan depa. Auntie aku tahu tapi dia buat-buat tak tahu aje, lantak demalah katanya.

Cuma dia pesan dengan aku never fall in love with any of them, yes I fully understand jawabku sambil tanganku meraba-raba cipap auntieku, ia membiarkan sebentar tapi menghalangnya takut terlihat oleh datukku. You can have it when a moment is right but from now on until then you musn’t figured it on your mind, do you understand young man (auntie aku sering memanggil aku young man) yes indeed aku jawab.  Satu pagi aku ke rumah Syidah seperti biasa, aku bukak pintu dan masuk untuk menghabiskan kerja rumah yang berbaki, setelah meletakkan beg sekolah aku di tepi meja aku terus ke dapur untuk melihat sama ada baki kuih atau air yang ada boleh juga mengalas perutku. Aku tak pernah ambil breakfast early in the morning melainkan segelas air masuk sejuk (amalan paling baik untuk perut). Bila aku melintas bilik cikgu Kathy aku nampak seseorang sedang tidur, aku ingat Kathy atau Rohaya sakit dan tak dapat ke sekolah, lalu aku mendekatinya. Aku tak begitu pasti tapi sah dia ni bukan any one of them. Dia berpakaian baju tidur jarang tapi memakai bra berwarna pink muda dengan kain batek, masalahnya ialah kain batek tu terselak hingga menampakkan buritnya yang dipenuhi bulu hitam nipis (kesan selalu digunting) sah dia tidur tak pakai panties (tidur pakai pantiespun tak baik juga tak masuk angin).  Koteku mula mencanak naik bila terlihat burit pagi-pagi ni tapi aku tak berani nak start sebab tak kenal siapa dia.

Last tu aku masuk ke bilik Syidah dan mengambil sedikit cream (dia memberitahu ku ini cream special hanya digunakan untuk bersetubuh dan sapu bibir bila kering sahaja katanya) lalu melumurkan kepada batang dan kepala koteku.  Aku melucutkan pakaian sekolahku dan hanya bertuala sahaja bila menghampiri pompuan berkenaan, aku kemudiannya mencangkung menghadapi kangkangnya sambil menolak turun kainnya perlahan-perlahan, pantatnya jelas kelihatan dengan rekahannya terbuka sedikit bila kakinya merenggang, kulitnya agak gelap dan pantatnya tidak begitu tembam berbanding milik Syidah dan Kathy, aku juga perasan ada taik lalat di labia majora kirinya. Aku terus menghampiri sehingga kepala koteku sudah menyentuh mulut pantatnya, tetiba sahaja aku memegang kedua-dua pehanya lalu aku henjut kote memasuki pantatnya sekuat mungkin, aku rasa masuk sikit tapi tak boleh gi jauh, aku huja sekali lagi rutt..rasanya bila batangku mula tenggelam, ia mula bergerak bila terasa cipapnya dimainkan orang, aku tak kisah lalu ku henjut sekali lagi dan mungkin kerana batang koteku telah licin jadi brusss…terus masuk sampai habis.  Dia terjerit aduii…lalu terjaga, matanya terbeliak bila melihat ada budak jantan celapak di celah kangkangnya dengan kotenya telah terbenam dalam pantatnya. Aku tak peduli terus sahaja memainkannya seperti biasa yang ku lakukan dengan Syidah dan Kathy. Aku lihat pantatnya berdarah dan dia mula menangis, aku panik juga sebab selama ini tak pernah tengok pantat Syidah dan Kathy berdarah bila kena main, dia cuba menolak aku tapi aku telah terlebih dahulu memeluknya dengan kemas sebab masa tu aku rasa air maniku dah nak memuncat keluar. Tak lama batangku memuntahkan laharnya ke dalam cipap pompuan berkenaan, lepas habis keluar aku mencabutkan batangku keluar dan memandang mukanya yang sangat sukar aku bayangkan romannya ketika itu.

Dia tergesa-gesa bangun hingga kelihatan air mani yang bercampur darah meleleh turun ke pehanya, ia tergesa-gesa berpakaian, bertudung lalu berlari ke sekolah. Aku terus ke bilik air mencuci koteku lalu memakai semula pakaian sekolahku. Tak lama aku lihat Syidah, Kathy, Rohaya dan auntieku bergegas balik, aku selamba aje menyiapkan kerja-kerja rumah yang tak sempat aku mulai. Syidah memegang tanganku lalu membawa aku ke biliknya dengan dituruti oleh mereka semua dan akhirnya pompuan yang baru ku tenggek sebentar tadi, ia masih menangis.  Syidah bertanyakan kenapa aku mengusik Salwa (barulah ku tahu namanya Salwa dan barulah ku perasan yang Salwa ni cantik ada iras-iras Saira Banu cuma kulitnya agak lebih gelap) aku kata aku tak tahu, aku ingatkan cikgu Kathy sebab dia tidur di bilik Kathy, aku juga beritahu perihal ia tidur dengan kakinya tahan tuak (melukah) hingga menampakkan cipapnya, aku naik setim bubuh cream kat kote terus tujah sampai habis dan mati-mati aku ingat itu Kathy (selebihnya alasan aje sebenarnya memang aku tahu yang ku tenggek tu bukan Kathy. Mereka semua terduduk dan barulah aku tahu yang sebenarnya Salwa ni adalah ustazah petang yang baru dan dia juga adalah kakak kepada cikgu Salma.  Aku panik, takut dan malu terus meluru kepada auntieku sambil memohon protection (anak sedara manja gitulah), semuanya menyepi dan akhirnya aku dengar Syidah bersuara agar peristiwa itu disenyapkan sahaja jangan sampai ketahuan oleh orang lain selain mereka yang berada di biliknya itu. Syidah dan Kathy mula story pasal hubungan depa dengan aku dan dia minta maaf banyak-banyak dengan Salwa supaya jangan membawa ke tengah kejadian pagi itu sebabnya kalau terbongkar semua orang susah dan selebihnya aku tak faham maksudnya butir percakapan dia orang.

Auntieku kemudian membawa aku kepada Salwa lalu menghulurkan tanganku kepadanya tanda memohon maaf. Salwa memandang aku kemudian mendepangkan tangannya lalu memeluk tubuhku sambil berkata saya maafkan dia tak tahu apa-apa sambil mencium pipiku. Aku lihat semua orang menarik nafas lega dan tak lama semuanya balik semula ke sekolah tinggallah aku berdua semula bersama Salwa.  Salwa menyuruh aku menghabiskan kerja-kerja rumahku dan setelah habis ia memanggil aku masuk ke bilik, aku lihat Salwa sudah telanjang bulat dengan buah dadanya meruncing penuh, pinggangnya ramping dengan pehanya yang lebarnya dia meminta aku membuka semula pakaian sekolahku telanjang bulat juga. Aku datang dan berbaring di sisinya, tak lama kami mula bercumbu, dia mencium seluruh badanku hinggakan habis koteku, telurku malah duburkua juga dijilatnya.  Katanya alang-alang dah kena main baik main puas-puas, kami berpusing 69 dan aku terpaksa menyonyot pantatnya yang dah banyak berair, setelah dia puas ia meminta aku memasukkan koteku secara mengatas, aku meletakkan kepala koteku betul-betul sambil jari-jarinya memegang batang kote dan srup…batang kote menyelinap masuk membelah pantat yang baru pecah daranya sebentar tadi, kemudian dia mengiring lalu meminta aku mainkannya secara celapak, tak lama aku rasa dia mengejang dan tahulah aku dia orgasm dan mungkin itu yang pertama baginya. Kemudian dia menonggeng dan minta aku mainkannya dari belakang pula, cara ni payah sikit sebab kote aku belum begitu panjang untuk sampai sepenuhnya ke lubang pantatnya.  Sambil main cara doggie tu aku perhatikan opening lubang duburnya juga basah dengan air pantatnya yang meleleh keluar, akupun apa lagi meletakkan kepala kote betul-betul di mulut duburnya lalu terus menikam kuat hingga dapat masuk sikit, aku tekan lagi masuk sikit lagi, hey lubang tu tak boleh tiba-tiba dia menjerit, aku tak peduli terus ram sampai habis batangku menyusup masuk ke lubang dubur daranya ketat sungguh ku rasakan. Dia berpaling nampak wajahnya gusar semula, ni.. siapa yang ajar ni…aku cakap Syidah dan Kathy yang ajar aku main kat bontot sebab lubangnya lebih ketat dan ada masa-masa tertentu dia tak beri aku pancut kat lubang buritnya jadi dia orang suruh aku pancut dalam lubang bontot.

Aku terus memainkan duburnya dan tak lama aku rasa duburnya menyepit koteku dan aku terus memancutkan air maniku ke dalam duburnya, setelah habis airku keluar aku menarik koteku keluar perlahan-perlahan. Salwa memelukku sambil berkata lubang belakang tak boleh main kotor katanya, itukan tempat najis keluar aku hanya mampu mendiamkan diri tetapi apa yang dia tak tahu lubang dubur ni kemut keliling sedangkan cipap kemut sebahagian saja tapi benar juga katanya itu tempat najis keluar pasal apa nak main kat situ entahlah akupun tak tahu sebab selama ini Syidah dan Kathy yang ajarkan aku main bontot.  Sehingga menjelang ke sekolah hari itu entah berapa kali lagi kami main hingga aku rasa dah tak ada air lagi yang keluar bila aku klimak, air maniku dah terpancut dalam buritnya, dalam duburnya malah dalam mulutnya juga. Kami kemudiannya mandi bersama dan dia memandikan aku sebaiknya, kami bersiap-siap untuk ke sekolah dan aku memberitahunya untuk ke sekolah dulu…nanti kejap katanya lalu meminta aku masuk semula ke bilik, aku lihat dia dah memakai bra dan berkain dalam… londehkan seluar tu kejap saya nak tengok sekali lagi…aku menurunkan seluarku dan memperlihatkan koteku kepadanya. Dia datang menghampiriku lalu terus mengulum batang koteku sambil jari-jarinya meramas manja telur kecilku. Batangku keras semula dan dia berbaring semula atas tilam, ia terus menyelak kain dalamnya sah masih tak pakai panties lagi kemudian membuka kangkangnya lalu meminta aku memainkannya sekali lagi.  Aku terus saja menujah masuk ke pantatnya dengan sekali huja sampai habis ku benamkan koteku, aku terus mengerjakannya menikam dengan laju hingga terhinggut-hinggut badannya…

dia mendesah sambil bersuara lagi… lagi…masukkan lagi…ahh…ahh…sedapnya…sedapppp lalu kedua-dua kakinya memeluk pundakku sehingga aku tak mampu bergerak lagi tersepit habis, Salwa klimak lagi aku lihat dia tercungap-cungap tapi aku dah tak boleh nak klimak lagi lalu terus mencabut kote dan memakai semula seluar tanpa sempat membasuh koteku.  Salwa menarik tanganku sambil berbisik ingat hingga di sini saja hubungan kita…lepas ni tak boleh main-main lagi…kita lupakan yang kita pernah berbuat perkara ini faham…awak kena anggap serta terima yang saya ni ustazah awak dan perlu menumpukan perhatian kepada apa yang ajarkan bukan membayangkan hubungan sulit kita ni. Aku hanya mampu mengganggukkan kepala. Sayangnya ustazah Salwa tidak lama di sekolah aku, kira-kira tiga bulan selepas itu dia bertukar ke sekolah lain yang agak jauh dan aku tak pernah lagi mendengar berita mengenainya. Pernah aku bertanyakan kepada auntieku sebab dia mohon tukar, auntieku jawab dia sakit kena buatan orang jadi perlu ke tempat yang orang tak tahu mengenai dirinya… aku tak faham apa maksudnya….  Kenangan bersama ustazah Salwa menjadikan aku begitu serik untuk bertandang ke rumah Syidah lagi terutama bila teringatkan buritnya yang berdarah terus mematikan selera seks ku terhadap pompuan. Aku memberitahu auntieku agar memberitahu Syidah yang aku tidak lagi datang ke rumahnya kerana kejadian bersama Salwa benar-benar menakutkan aku, malah kalau bertembung dengan merekapun aku akan melarikan diri supaya tidak perluberdepan atau bercakap dengan mereka. Ustazah Salwa juga tidak lama mengajar kami selalu ambil cuti dan akhirnya terus berpindah ke sekolah lain, bagaimanapun aku taat mengikuti ajarannya dan mengamalkan mana-mana yang disuruhnya walaupun kekadang tu teringin juga hendak bermesra seperti dulu dengannya tapi bila mengingatkan peristiwa cemas tempohari aku terus jadi kecut.

Aku kini sudah di tingkatan dua dan suasana di sekolah telah banyak berubah, guru-guru telah banyak bertukar ganti dan kawan-kawanpun dah semakin ramai termasuk rakan-rakan wanita. Bagaimanapun Syidah dan teman serumahnya masih kekal mengajar di sekolah cuma aku dah jarang- jarang bercakap dengan mereka. Oh, ya lupa nak beritahu yang auntieku juga telah bertunang dengan jejaka idamannya sejak di England dulu, akupun kurang arif dia tu kerja apa cuma yang dapat aku baca pada sampul suratnya tertulis perkataan advocate and solicitor tapi datukku beritahu tunang mak saudaraku adalah seorang loyer. Mereka akan kahwin dalam cuti persekolahan akhir tahun nanti dan aku dapat bayangkan betapa seronoknya masa itu nanti, sanak sedara berhimpun, kerbau dan lembu disembelih serta seribu macam keseronokan yang lain.  Musim buah menjelang lagi, dusun kami sungguh menjadi tahun itu, semua pokok durian berbuah begitu juga dengan manggis, pulasan, duku, langsat dan rambai. Rambutan masa tu masih rambutan kampung sebab anak rambutan kawin masih belum ada lagi. Satu hari auntieku meminta aku mengumpul buah-buahan yang ada untuk dijadikan jamuan kepada cikgu Syidah dan rakan-rakan serumahnya. Buah durian memang telah dikumpulkan oleh datukku sejak pagi lagi. Aku turut memetik buah manggis dan pulasan serta di bawa pulang ke rumah. Duku dan langsat belum masak lagi jadi itu sahajalah yang dapat kami sediakan. Datuk dan nindaku tak balik ke rumah sebab durian tengah gagat gugur jadi kena full time di dusun durian. Aku kena gantikan mereka apabila mereka pulang untuk memasak atau datukku ke masjid, kalau hari tak sekolah aku dan datuk tidur di pondok durian yang agak selesa untuk bermalam.

Menjelang tengahari merekapun sampai dengan dua buah kereta, Renault putih yang dipandu oleh Syidah dan sebuah lagi Fiat Coupe merah kepunyaan Rohaya. Aku membelahkan durian-durian yang ada untuk mereka tapi aku tak mahu bercakap sepatahpun, mereka makan semua buah yang ada dan selepas mencuci tangan aku lihat auntieku bersiap-siap untuk keluar. Young man, I’m going out for a while to visit a friend, she just delivered identical twin. Mereka semua menaiki kereta yang dipandu oleh Syidah dan Rohaya berkata ia akan menyusul kemudian nanti. Rohaya kemudian ke bilik air sambil aku mengemaskan kulit-kulit durian untuk dibuang, aku kemudiannya mencuci tangan dan masuk ke bilik untuk menggantikan pakaian dengan pakaian baru dan bercadang untuk ke dusun durian selepas Rohaya berlalu.  Tiba-tiba Rohaya dah tercegat di pintu bilikku dan tanpa aku pelawa terus sahaja masuk ke bilik serta menutup pintu bilik. Dia memandangku dengan senyuman yang amat manis pernah ku lihat dari bibirnya merekah bak delima.

Rohaya ni memang cantik walaupun agak rendah tapi potongan badannya menggiurkan sekali, perempuan yang baru beranak satu ini meliuk -liukkan badannya di hadapanku. Tidak semena-mena ia mula melucutkan pakaiannya, ia berpakaian satu sut baju kurung berbunga merah yang menampakkan lagi seri dengan kulitnya yang putih melepak tu. Ia membuka baju dan kain serta juga kain dalam apa yang tinggal hanyalah bra dan panties yang juga berwarna merah.  Koteku yang dah lama bercuti terus mencanak naik menongkah tuala yang ku pakai, Rohaya nampak jelas kawasan membengkak tu dan ia cuma tersenyum aje. Dia terus menanggalkan bra yang dipakainya dan sebaik terlucut sahaja tersembul dua buah bukit payudara miliknya yang segar dengan putingnya kelihatan tegang. Rohaya tidak berhenti di situ sahaja malah perlahan-perlahan ia melorotkan panties merah yang dipakainya, aku memerhatikan dengan mata yang tak berkelip. Rohaya berdiri telanjang bulat di hadapan ku, cipapnya sungguh tembam walaupun agak kecil berbanding Syidah dan Kathy namun bonjolannya begitu jelas, bulu cipapnya juga tidak begitu lebat tetapi menutupi seluruh kawasan pubic di celah kangkangnya. Rohaya kemudiannya terus berbaring di atas katilku sambil jari-jarinya memberi isyarat meminta aku menghampirinya.  Aku membuang bajuku dan tuala yang sedang ku pakai dan terus menerkam kepada Rohaya yang sedang menanti dengan kangkangnya yang terbuka luas. Aku terus menenyehkan kepala butuhku ke mulut cipapnya dan terus menekan masuk, aku tekan berulang-ulang kali sehingga batang koteku terbenam habis.

Aku keluarkan semula dan ku benam sekali lagi, keluar dan benam lagi, aku tak peduli apa riaksi Rohaya tapi aku terus mengerjakannya, aku tak tahu mengapa kali ini aku menjadi ganas sehingga ku terdengar Rohaya bersuara, please be patient young man, please be gentle with me…I’m not going to run away so please not too hard.  Aku tak peduli rayuan Rohaya, nafsuku dah mencapai ke langit aku henyak, aku tujah dan aku tala cukup-cukup hingga aku terasa air mani nak memancut keluar, aku terus benamkan sedalam mungkin batang koteku dan srutt…srutt air maniku memancut dalam pantat Rohaya. Agak banyak airku keluar kalau silap-silap boleh buncit pompuan ni. Setelah itu barulah aku mencabut keluar batang koteku yang masih keras, Rohaya ku lihat termengah-mengah dan terus menangis. Aku panik sambil melihat ke lubang pantatnya, aku dapati tak ada darah yang keluar tapi mengapa dia menangis.  Cikgu, mengapa cikgu menangis…Rohaya memandangku dan berkata…why are you behave like that, why rape me, I try to give the best to you but why….aku menghampirinya lalu berkata aku tak tahu apa yang telah terjadi, aku dah lama tak merasa cipap perempuan sejak kali terakhir dengan Salwa jadi bila melihat cipapnya serta merta nafsuku melonjak naik dan tak boleh ditahan-tahan lagi. So please forgive me my pretty teacher, ia mendongak dan mula tersenyum aku menghampirinya dan mula mencium bibirnya. Barulah aku terasa betapa sedapnya bibir ulas limau ni, dia membalas kucupanku dengan bernafsu sekali, aku terus mencium pipinya, matanya, dahinya dan dagunya.  Rohaya kegelian serta berahinya kian tinggi, dia kemudiannya mengulum koteku, kepala kote dijilat-jilatnya serta lidahnya melilit disekitar takuk, aku kegelian hampir sahaja aku terpancut lagi tapi dia sempat sedar lalu mengepit kepala kote dengan bibirnya sehingga gesaan itu hilang, batangku menujah-nujah lelangit serta pangkal tekaknya setelah puas dia menyuakan pantatnya pula untuk giliran aku melakukannya, aku sedut habis labia majora dan labia minoranya, biji kelentitnya walaupun kecil cukup keras dan ku sedut dengan kuat sehingga ia tersentak-sentak menahan berahi. Rohaya akhirnya berbisik please fuck me, fuck me now.

Aku meletakkan kepala kote betul-betul di mulut cipapnya yang sedikit terbuka lalu dengan sekali dorong sahaja menjunam masuk sehingga habis semuanya tenggelam dalam lubang pantatnya. Dia menolak-nolak ke atas sehingga aku terasa pangkal rahimnya bersentuh dengan kepala koteku, sedap…sedap…sedap katanya, inilah batang pertama selepas besalin yang merasa barang saya, sungguhpun dah melahirkan tapi aku masih dapat merasakan kemutan cipapnya menyepit batang pelirku yang kini bertambah laju keluar masuknya. Rohaya kemudiannya merangkul tubuhku dengan kuatnya seraya mendengus dengan kuat…I’m cuming…I’m cuming katanya, aku memperkemaskan dayunganku untuk mengejar klimaks yang sedang mendatangi Rohaya, aku memberikan hentakan yang padu seraya membenamkan seluruh batang kote ke dalam pantatnya serentak dengan itu ia klimaks tersengut-sengut badannya sambil tangannya berpaut pada pangkal leherku.  Setelah tenang ia mencium pipiku…thanks a lot, you are so good, where do you learn youngman sambil ia membelek-belek batang koteku yang kini telah bertambah besar dan panjang serta pubic hair telah mula menghitam di ari-ariku. Tanpa berkata apa-apa aku memusingkan badannya supya menonggeng lalu ku balun cipapnya secara doggie pula, fuh sungguh sedap rasanya aku terus memainkan dari belakang dengan menujah selaju yang ku mampu, kemudian aku merasaka otot-otot punggungnya yang solid itu mengemut dengan kuat dan ia terjerit-jerit kecil…I come again.  Batang kote ku cabut keluar dari lubang pantatnya yang berlengas itu, aku memalitkan jari-jariku dengan bendalir licin yang keluar dari cipapnya lalu menyapukannya pada mulut dubur Rohaya. No..no…you are not…don’t fuck my ass, nobody ever try it not even my hubby so please don’t fuck me there. Aku tak peduli, setelah aku merasakan opening duburnya cukup licin aku mula mengulit kepala koteku pada lubang duburnya sambil menekan sedikit demi sedikit, Rohaya meronta- ronta tak membenarkan aku memaku lubang bontotnya, aku mencekak pinggangnya dengan kuat agar ia tidak dapat lari sambil terus menujah lubang yang ketat tu, kepala kote telah dapat melepasi anal ringnya lalu terbenam hingga melepasi takuk.

Aku mengumpulkan tenaga sambil menarik nafas ku henjut sekuat mungkin srutt..srutt batangku masuk ke dalam duburnya yang pertama kali diterokai, aduh…aduh, aku terdengar ia bersuara, aku menarik keluar kemudian dengan laju membenamkannya semula, setelah merasakan duburnya dapat menerima batang pelir aku memulakan adegan sorong tarik, ku lihat mukanya memerah, jari hantu ku jolokkan ke dalam lubang cipapnya sambil biji kelentitnya ku gentel-gentel, Rohaya menggigil menahan berahi yang teramat ia kini membuka terus lubang dubur agar memudahkan batang koteku keluar masuk, tak lama lepas itu aku merasakan air mani telah mula berkumpul semula di pangkal kote, aku berbisik air nak keluar ni…nak pancut kat mana, please not there..let me help you katanya, aku mencabut keluar dari lubang duburnya ia berpaling lalu memegang koteku lalu mengurut-ngurut manja,  Rohaya kemudiannya terus mengulum batangku sambil memainkan lidahnya aku mengejang dan terus memancutkan air maniku ke dalam mulutnya, ia menelan setiap pancutan hingga licin tak berbaki malah terus memicit-micit kepala koteke untuk saki baki yang masa ada. Rugi kalau tak ambik air mani anak muda…nanti kalau saya nak lagi young man boleh kasikan katanya kepadaku, aku hanya menganggukkan kepala. Setelah habis barulah batangku dilepaskannya dan kami sempat bercium sebentar bau mani di mulutnya begitu kuat, aku melepaskan bibrnya lalu berkata baik kita mandi sekarang takut nanti tak sempat pula.

Rohaya bergegas ke bilik mandi, memakai semula pakaiannya, mengambil ikatan pulasan yang telah ku sediakan, mencium pipiku lalu menghidupkan engin keretanya berlalu pergi, ia melambai-lambaikan tangannya. Aku membalas lambaian dan bergegas ke pondok durian untuk menggantikan datukku mengutip buah-buah yang gugur…… Demikianlah cerita seks panas terkini CERITA KAMPUNG oleh cerita sex hot

KADO SPESIAL MAMA dan JEPITAN SUSU MEKI, Update 2023

KADO SPESIAL MAMA dan JEPITAN SUSU MEKI

Cerita Bokep Seks – cerita mesum dewasa ini adalah cerita sex panas waktu itu, meskipun saat ini aku menggunakan alamat email yang berbeda daripada biasanya karena alamat tersebut sedang dalam perbaikan dan seingatku, dulu tidak harus punya account di situs ini untuk dapat menulis cerita, cukup langsung mengirim lewat email.  Kali ini juga bukan kisahku sendiri yang akan kuceritakan, tapi tentang Wen, temanku di kota N dulu, yang sekarang telah duduk di kelas II SMP, ketika aku bertemu beberapa waktu yang lalu saat aku berkunjung ke tempat pamanku di sana. Meski saat itu hubungan antara keluargaku dan keluarganya sedang tidak begitu baik karena ada masalah, tapi kami sempat bertemu dan mengobrol banyak tentang dirinya, sehingga aku dapat menuliskannya dalam beberapa cerita, di antaranya adalah yang berikut ini.  *****  Menurut Wen, sepeninggalku dari sana, banyak kejadian yang dialaminya, terutama mengenai kehidupan seksualnya. Salah satunya adalah kejadian ini yang terjadi hampir setahun lalu.

Menurutnya waktu itu dia baru saja disunat, dan setelah sembuh, banyak teman yang menggodanya agar mencoba memakai burungnya untuk melakukan hubungan seks, menurut mereka sebagai pemanasan atau percobaan atau apalah istilahnya. Demikian pula di sekolah, banyak teman-temannya yang menawarinya hal-hal yang berbau seks, terutama majalah porno, cerita-cerita stensilan, VCD BF dan lain sebagainya. Wen mengganggapnya biasa saja, karena anak baru gede pasti begitu, demikian pula dirinya, kadang-kadang dia juga onani kalau sedang bernafsu, apalagi kalau soal melakukan seks, dia pernah juga melakukannya meskipun tidak normal seperti dalam berburu burung. Keluarga Wen terdiri dari empat orang, yaitu orang tua, kakak cewek satu-satunya, Ris namanya yang masih duduk di kelas III SMU, dan Wen adalah bungsu. Papa dan Mamanya adalah PNS. Sebuah keluarga yang bahagia sebenarnya, hanya saja banyak orang yang bilang bahwa mamanya agak gila dan sering kambuh jika keinginannya tidak terpenuhi. Tetapi meski begitu Mamanya sangat menyayanginya, sehingga Wen tumbuh menjadi anak yang manja dengan Mamanya.

Waktu itu bertepatan dengan ulang tahun Mamanya, setelah pesta kecil-kecilan yang dilakukan sepanjang sore hingga malam, seluruh anggota keluarga Wen minum suplemen makanan untuk menjaga kesehatan dan capeknya cepat hilang, meski besoknya hari Minggu, karena biasanya hari itu malah banyak acara terutama acara keluarga. Namun efek yang dirasakan Wen agaknya lain, dia jadi enggak bisa tidur, sudah tiduran beberapa lama tetap saja dia tidak bisa memejamkan matanya. Akhirnya dia mencoba onani saja biar capek sekalian tapi bisa cepat tidur dan istirahat, seperti yang hari-hari biasa dia lakukan onani bila tidak bisa tidur.  Wen melepasakan seluruh pakaiannya seperti biasa, agar tidak terkena cipratan sperma, sebagai gantinya diambilnya sapu tangan untuk tempat menampung keluarnya sperma nantinya. Kemudian dia telanjang, diranjang dan diletakkannya saputangan diatas perutnya dan dia mulai meremas kelaminnya, mengocok penisnya pelan-pelan, diselingi mengusap dadanya sambil membayangkan film-film porno yang pernah ditontonnya atau mengingat apapun yang dapat menimbulkan nafsunya. Hingga tak lama kemudian mulai dia mempercepat kocokannya karena nafsunya sudah membumbung dan rasanya spermanya juga mau segera keluar, tiba-tiba dia mendengar langkah kaki menuju kamarnya. Sudah begitu dia baru ingat kalo lupa mengunci pintu, mau menuju pintu untuk mengunci langkah itu sudah didepan pintunya,

KADO SPESIAL MAMA dan JEPITAN SUSU MEKI

tanpa pikir panjang diapun langsung menutupi tubuhnya dengan selimut, karena paling-paling yang datang Mamanya.  Ternyata benar Mamanya, Wen pun pura-pura tidur dengan agak memicingkan mata agar bisa memperhatikan apa yang dilakukan Mamanya, meski penisnya bekedut-kedut karena mau keluar sperma dia coba menahannya. Mamanya menuju ke ranjangnya, dan duduk ditepi kemudian mencium keningnya, terus berusaha merapikan selimutnya. Saat itulah terlihat penis Wen yang tegang terlihat Mamanya.  Loh anak ini kok tidur telanjang sih, gumamnya.  Kontolnya mengacung menantang lagi, sambil memperhatikan anak lelakinya itu.  Wen diam saja.  Ehm ini keluar cairannya lagi, katanya lagi sambil memegang penis Wen.  Saat itulah Wen pura-pura terbangun.  Ada apa Ma?, tanya Wen pura-pura terkejut dan menutupi tubuhnya dengan selimut.  Kamu itu lho, tidur kok gak pake baju, emang kepanasan, nanti malah masuk angin lagi, apa kamu memang lagi main-main dengan kontolmu itu?, tanya mamanya memberondong.

Baca Juga Cerita Sex Panas : DOSENKU YANG MANIS dan ML SAMA ADIK TIRI

Iya Ma, Wen mau onani, tapi keburu Mama datang, Wen tidak bisa mengelak.  Tadi Wen gak bisa tidur sih Ma  Ooo begitu, ya sudah kalau begitu biar Mama bantu, sambil berusaha meraih dirinya.  Tapi, enggak usah Ma, entar  Nggak usah tapi-tapian, potong mamanya.  Tangannya pun sudah meraih penis Wen dan mulai mengocoknya. Wen hanya bisa diam dan keheranan dengan apa yang dilakukan mamanya, hingga tak lama kemudian sudah terdengar desisnya yang tak jelas dari mulut Wen.  Wen, kontolmu besar juga ya?, puji mamanya.  Dikocokin sama Mama enak ya?.  Wen hanya mengangguk dan menatap langit kamar sambil membuka mulutnya mengeluarkan desisan.  Kalo mama beginikan, gimana?, katanya seraya mendekatkan kepalanya ke selangkangan Wen dan memasukkan penis anaknya itu ke mulutnya, dikulum beberapa saat kemudian dihisapnya dalam-dalam sebelum menjilatinya.  Kali ini Wen tidak hanya mendesis tapi bersuara meski ditahannya sehingga tak jelas didengar,  Ma enak banget Ma, ah uhh, gumamnya sambil berkelojotan, menggoyang pinggulnya ke kanan dan ke kiri, sementara nafasnya memburu tak beraturan.  Ehm ehm, ternyata begini ya? yang dilakukan mama dan anaknya?  Tiba-tiba suara papanya sudah ada di belakang meraka, mereka tak menyadari karena terlalu keasikan.  Papa ucap Wen dan mamanya hampir bersamaan.  Ini Pa, anakmu kan sudah gede nih, belum tahu namanya seks, jadi mama coba ajari biar gak kuper sekalian ngetes normal nggak dia, kata Mamanya.  Ooo gitu, tapi kok sampai kayak gitu  Biar dia juga punya pengalaman, kan lebih baik kita yang memberitahu, daripada orang lain yang mengajarinya entar malah salah, jelas mamanya sambil melanjutkan mengulum penis anaknya itu.  Ya sudah, biar Papa lihat, meski begitu terlihat celana kolornya agak menonjol tidak seperti biasanya.  Agaknya papanya juga terangsang melihat apa yang dilakukan Mama dan Wen atau memang sedang bernafsu ingin bersetubuh. Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke kepala Mama.  Ma, sebenarnya Papa juga pingin, bisiknya.  Papa sudah terangsang nih  Ya gantian ya Pa, jawab Mama.

Sementara Wen yang dari tadi hanya mendengarkan saja sudah nggak tahan spermanya mau keluar, hingga kemudian diapun memberitahu mamanya.  Ma, Wen mau keluar nih  Tahan dulu, mamanya mengeluarkan penisnya dari mulutnya, kemudian dia melepaskan daster tidurnya, kemudian BH-nya dan terakhir celana dalamnya.  Melihat itu Papanya langsung protes.  Ma, apa-apaan sih kok ikutan telanjang juga?  Lho pa, kan sekalian, biar dia tahu semuanya, Papa sekalian sini deh  Ma, Wen kan anak kandungmu, masak kamu mau melakukan sama dia, sambil mendekati istrinya.  Pa, biar dia tahu, lagian hari ini ulang tahun mama, sekali ini saja deh Pa, rayu mama.  Mama memang gila, tapi terserah mama deh  Thanks Pa, ucap mama, sambil mencium suaminya.  Papa mau kan sekalian melakukannya disini?.  Tanpa menunggu jawaban dari suaminya dia merebahkan tubuhnya telentang di ranjang di hadapan dua laki-laki itu.  Wen, sini sayang, gantian ini tetek Mama kamu isep ya  Wen segera menyodorkan kepalanya ke dada Mamanya, terus mulai menghisap payudara mamanya yang sudah agak kencang karena sudah mulai terangsang. Sedangkan Papanya sekarang sudah melepas celananya sehingga telanjang juga.  Pa, Mama dikerjain dong, pintanya.

Papanya pun langsung menuju ke arah selangkangannya dan mulai menjilatinya, bahkan kadang-kadang menghisapnya, sehingga suasana semakin panas saja. Mamanya yang mulanya hanya mendesis ringan tak jarang mengeluarkan jeritan kecil saat vaginanya dihisap suaminya, sambul tangannya sibuk meremas pantat Wen dan juga mengocok penis Wen agar tetap menegang.  Ah ah uh Pa, sebentar Pa beri kesempatan Wen dulu Pa, kata Mama tertahan.  Biar Wen merasakan memek mamanya Pa.  Papanya pun segera bergeser. Demikian pula dengan Wen.  Wen, sayang, dulu kamu lahir dari lubang ini, sekarang coba kamu rasakan nikmatnya memek Mama!, ucap Mama.  Sekarang masukkan kontolmu ke lubang Mama Ya Wen, Mama sudah nggak tahan nih!  Ya, Ma, ujar Wen sembari mengarahkan penisnya yang mengacung ke selangkangan Mamanya.  Setelah tepat di depan lubang vagina Mamanya didorongnya penisnya agar masuk, tapi Sret penis Wen meleset, karena memang bibir vagina mamanya sudah agak licin setelah dijilati Papanya, kemudian dicobanya lagi, gagal lagi, hingga kemudian dia dibantu Papanya.  Coba Papa bantu, katanya sambil memegang penis Wen dan mengarahkan ke vagina istrinya  Sekarang dorong kontolmu, Wen!.

Dan Bless penis Wen masuk ke vagina mamanya.  Ahh hampir bersamaan suara Wen dan Mamanya mendesah merasakan sensasinya.  Sekarang maju mundurkan kontolmu di memek mama sayang, pinta Mamanya.  Wen pun langsung tancap gas, dimaju mundurkannya penisnya, mula-mula pelan-pelan kemudian semakin agak cepat, membuat mamanya semakin mendesak keenakan.  Gimana sayang rasanya, sayang?  Enak banget Ma, jawab Wen sambil mendengus.  Papanya pun mulai beraksi lagi, disodorkannya penisnya ke mulut mamanya yang sedang menikmati kocokan penis anaknya.  Ma, sekarang sambil isep kontol Papa dong.  Mama pun langsung memasukkan penis suaminya itu ke mulutnya. Melihat adegan yang dilakukan Papa dan Mamanya tersebut membuat Wen semakin terangsang, sehingga dia semakin mempercepat kocokannya di vagina Mamanya, sehingga terdengar bunyi ketika pahanya bertatapan dengan paha mamanya yang mekangkang. Mamanya juga tak segan-segan mendesah atau menjerit kecil ketika dia keenakan, demikian pula papanya yang berulang kali mendengus panjang ketika penisnya dihisap istrinya, demikian pula Wen yang terus mengocok penisnya di vagina Mamanya.  Terus sayang, cepat sedikit sayang, Mama Mau keluar nih, kata Mamanya mendesah.  Wen pun agak mempercepat kocokannya, Terlihat Mamanya kelojotan, goyang kanan, dan ke kiri memainkan pinggulnya sambil terus mengulum penis Papa. Sesaat kemudian Mamanya merapatkan pahanya sehingga menjepit tubuhnya. Wen merasakan ada cairan hangat yang keluar dari dalam vagina mamanya, tapi dia tidak peduli, dia terus memaju-mundurkan penisnya,hingga mamanya kelihatan melemas.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : KEPUASAN DI HARI SABTU dan KUPUASKAN DOSEN DAN PEMBANTU NYA

Ma,aku mau keluar Ma, tiba tiba Wen berteriak.  Tahan Wen, jangan dikeluarkan di dalam, biar Mama isep lagi saja  Wen segera menarik keluar penisnya dari vagina mamanya, Plub terdengar suara penisnya keluar dari vagina Mamanya, terlihat penisnya yang memerah berkilat-kilat karena terkena cairan vagina Mamanya.  Pa, ganti posisi Pa, katanya sambil bangkit dari telentangnya.  Sini wen kamu ganti yang telentang  Wen pun jadi telentang, penisnya yang mengacung itupun langsung dikulum oleh mamanya, sementara Papanya mengambil tempat di belakang Mamanya dan langsung memasukkan penisnya ke vagina istrinya dari belakang.  Ughk, desah mamanya ketika penis suaminya memasuki vaginanya.  Papanya kemudian terus mengocokkan penisnya.  Sementara hanya bisa mendesah dan bersuara ah uh ugh ketika Mamanya menghisap penisnya semakin panjang saja, hingga dia tidak bisa menahan keluarnya spermanya lagi.  Ma, ah uh ahk Ma aku keluar.., Maa  Seiring menyemburnya cairan putih kental dari penisnya, banyak sekali spermanya yang keluar di mulut mamanya yang langsung ditelan Mamanya, bahkan sampai ada yang keluar dari mulutnya, sedangkan yang masih tertinggal di penisnya dijilati Mamanya sampai bersih tak tersisa.

Wen pun mulai melemas.  Ma, enak banget Ma, desah Wen.  Mamanya memberikan isyarat kedipan matanya dan mencium bibirnya dengan mesra.  Tak lama kemudian Papanyapun mencabut penisnya dari vagina mamanya itu dan mengacungkan didepan mulutnya, dan dengan sedikit kocokan keluarlah cairan putih kentalnya yang menyembur ke wajah istrinya bahkan ada yang mengenai wajah Wen, sebagian masuk ke mulut istrinya dan ditelannya, kemudian Mama mengulum dan menghisap penis suaminya itu dan dibersihkannya penisnya dari sisa sperma yang masih menempel, sedangkan yang ada di wajahnya diratakannya dengan mengusap wajahnya hingga kelihatan bersih. Terlihat Papa dan mamanya puas dengan apa yang baru saja dilakukannya.  Dengan masih telanjang ketiganya kemudian terbaring kelelahan, kemudian mereka berpelukan bertiga, Wen yang berada ditengah-tengah Papa dan Mamanya merasa kebahagiaan yang luar biasa saat itu dan akhirnya ketiganya ketiduran hingga keesokan harinya. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan. Begitu seperti yang diceritakan Wen kepada Fikki.

JEPITAN SUSU MEKI

Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan. Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.  “Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.  “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku.  “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku. Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko”  “Meki” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.

Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.  “Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Meki.  “Oh..”  “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.  Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Meki.  “Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati.  “Meki ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya.  “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.  “Loh, memangnya kamu nggak kuliah?”  “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.”  “Rencananya berapa lama di Jakarta?”  “Yah.. sekitar 2 minggu deh”  “Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ”  “Oke deh”  Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Meki yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu.

Baca Juga Cerita Seks Panas : KEHAUSAN SEKS dan THREESOME DENGAN PEMBANTU

Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.  “Ko, bangun dong”  Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.  “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.  “Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!”  Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.  “Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?”  “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren”  “Aduh Voni.. kan bisa besok..”  “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi”  Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.  “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”  *****  Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku.  “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati.  “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.  “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.  Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Meki.  “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.  “Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi.  “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur”  “Voni mana?” tanyaku lagi.  “Dari tadi udah tidur kok”  “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?”  “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih”  “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.  Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya.

Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.  “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?”  “Bukan parfum, lotion gue kali”  “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku.  “Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil.  “Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”  “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong”  Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.  “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.  “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.  “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”  “Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.  Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.  “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.  “Wah kesempatan nih” pikirku lagi.  Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku  berdiri persis di hadapannya.  Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya ” Bener nih nggak marah kalo gue cium?”  Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku. Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Meki memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu.

Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Meki ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya. Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Meki mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak. Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku.  “Jangan Riko!”  “Kenapa?”  “Jangan terlalu jauh..”

“Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..”  “Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Meki bangkit dan duduk di ranjang.  Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku.  “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.  Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Meki meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian.  Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran.  Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.  Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Meki tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.  Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.  “Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.  “Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.  “Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Meki mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.  Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.  “Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.  “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..”  Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.  “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.  Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.  “Lyd.. aku keluar..”  Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Meki yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya  “Kamu seneng nggak”  Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.  “Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana.  “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue”  Meki kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.

“Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu.  “Thanks yah Lyd. .  besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Meki.  Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Meki, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.  Demikianlah cerita dewasa terbaru KADO SPESIAL MAMA dan JEPITAN SUSU MEKI oleh cerita sex hot