CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU, Update 2023

CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU

Cerita Dewasa Terkini – cerita mesum ini adalah cerita bokep sex ku pada waktu itu.. Aku mahasiswa arsitektur tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, dan sudah saatnya melaksanakan tugas akhir sebagai prasyarat kelulusan. Ini lah kisah dewasa ku.. Beruntung, aku kebagian seorang dosen yang asyik dan kebetulan adalah seorang ibu. Gisele namanya, di awal umur tigapuluh, luar biasa cantik dan cerdas. Cukup sulit untuk menggambarkan kejelitaan sang ibu. Bersuami seorang dosen pula yang kebetulan adalah favorit anak-anak karena moderat dan sangat akomodatif. Singkat kata banyak teman-temanku yang sedikit iri mengetahui aku kebagian pembimbing Ibu Gisele. “Dasar lu… enak amat kebagian ibu yang cantik jelita…” Kalau sudah begitu aku hanya tersenyum kecil, toh bisa apa sih pikirku.  Proses asistensi dengan Ibu Gisele sangat mengasyikan, sebab selain beliau berwawasan luas, aku juga disuguhkan kemolekan tubuh dan wajah beliau yang diam-diam kukagumi. Makanya dibanding teman-temanku termasuk rajin berasistensi dan progres gambarku lumayan pesat. Setiap asistensi membawa kami berdua semakin akrab satu sama lain. Bahkan suatu saat, aku membawakan beberapa kuntum bunga aster yang kutahu sangat disukainya.

Sambil tersenyum dia berucap, “Kamu mencoba merayu Ibu,
Nik?” Aku ingat wajahku waktu itu langsung bersemu merah dan untuk
menghilangkan grogiku, aku langsung menggelar gambar dan bertanya sana-sini.
Tapi tak urung kuperhatikan ada binar bahagia di mata beliau. Setelah kejadian
itu setiap kali asitensi aku sering mendapati beliau sedang menatapku dengan
pandangan yang entah apa artinya, beliau makin sering curhat tentang berbagai
hal. Asistensi jadi ngelantur ke bermacam subyek, dari masalah di kantor dosen
hingga anak tunggalnya yang baru saja mengeluarkan kata pertamanya.
Sesungguhnya aku menyukai perkembangan ini namun tak ada satu pun pikiran aneh
di benakku karena hormat kepada beliau. 
Hingga… pada saat kejadian. Suatu malam aku asistensi sedikit larut malam
dan beliau memang masih ada di kantor pukul 8 malam itu. Yang pertama terlihat
adalah mata beliau yang indah itu sedikit merah dan sembab. “Wah, saat yang
buruk nih”, pikirku. Tapi dia menunjuk ke kursi dan sedikit tersenyum jadi
kupikir tak apa-apa bila kulanjutkan. Setelah segala proses asistensi berakhir
aku membeGiselekan diri bertanya, “Ada apa Bu? Kok kelihatan agak sedih?” Kelam
menyelimuti lagi wajahnya meski berusaha disembunyikannya dengan senyum
manisnya. “Ah biasalah Nik, masalah.” Ya sudah kalau begitu aku segera beranjak
dan membereskan segala kertasku. Dia terdiam lama dan saat aku telah mencapai
pintu, barulah… “Kaum Pria memang selalu egois ya Niko?” Aku berbalik dan
setelah berpikir cepat kututup kembali pintu dan kembali duduk dan bertanya
hati-hati. “Kalau boleh saya tahu, kenapa Ibu berkata begitu? Sebab setahu saya
perempuan memang selalu berkata begitu, tapi saya tidak sependapat karena
certain individual punya ego-nya sendiri-sendiri, dan tidak bisa digolongkan
dalam suatu stereotype tertentu.” 

Matanya mulai hidup dan kami beradu argumen panjang tentang subyek tersebut dan ujung-ujungnya terbukalah rahasia perkimpoiannya yang selama ini mereka sembunyikan. Iya, bahwa pasangan tersebut kelihatan harmonis oleh kami mahasiswa, mereka kaya raya, keduanya berparas good looking, dan berbagai hal lain yang bisa membuat pasangan lain iri melihat keserasian mereka. Namun semua itu menutupi sebuah masalah mendasar bahwa tidak ada cinta diantara mereka. Mereka berdua dijodohkan oleh orang tua mereka yang konservatif dan selama ini keduanya hidup dalam kepalsuan. Hal ini diperburuk oleh kasarnya perlakuan Pak Indra (suami beliau) di rumah terhadap Bu Gisele (fakta yang sedikit membuatku terhenyak, ugh betapa palsunya manusia sebab selama ini di depan kami beliau terlihat sebagai sosok yang care dan gentle). Singkat kata beliau sambil terisak menumpahkan isi hatinya malam itu dan itu semua membuat dia sedikit lega, serta membawa perasaan aneh bagiku, membuat aku merasa penting dan dekat dengan beliau. Kami memutuskan untuk jalan malam itu, ke Lembang dan beliau memberi kehormatan bagiku dengan ikut ke sedan milikku. Sedikit gugup kubukakan pintu untuknya dan tergesa masuk lalu mengendarai mobil dengan ekstra hati-hati. Dalam perjalanan kami lebih banyak diam sambil menikmati gubahan karya Chopin yang mengalun lembut lewat stereo. Kucoba sedikit bercanda dan menghangatkan suasana dan nampaknya lumayan berhasil karena beliau bahkan sudah bisa tertawa terbahak-bahak sekarang.  “Kamu pasti sudah punya pacar ya Niko?” “Eh eh eh”, aku gelagapan. Iya sih emang, bahkan ada beberapa, namun tentu saja aku tak akan mengakui hal tersebut di depannya. “Nggak kok Bu… belum ada… mana laku aku, Bu…” balasku sambil tersenyum lebar. “Huuu, bohong!” teriaknya sambil dicubitnya lengan kiriku.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA

“Cowok kayak kamu pasti playboy deh… ngaku aja!” Aku tidak
bisa menjawab, kepalaku masih dipenuhi fakta bahwa beliau baru saja mencubit
lenganku. Ugh, alangkah berdebar dadaku dibuatnya. Beda bila teman wanitaku
yang lain yang mencubit.  Larut malam
telah tiba dan sudah waktunya beliau kuantar pulang setelah menikmati jagung
bakar dan bandrek berdua di Lembang. Daerah Dago Pakar tujuannya dan saat itu
sudah jam satu malam ketika kami berdua mencapai gerbang rumah beliau yang
eksotik. “Mau nggak kamu mampir ke rumahku dulu, Nik?” ajaknya. “Loh apa kata
Bapak entar Bu?” tanyaku. “Ah Bapak lagi ke Kupang kok, penelitian.” Hm…
benakku ragu namun senyum manis yang menghiasi bibir beliau membuat bibirku
berucap mengiyakan. Aku mendapati diriku ditarik-tarik manja oleh beliau ke
arah ruang tamu di rumah tersebut akan tetapi benakku tak habis berpikir, “Duh
ada apa ini?”  Sesampainya di dalam,
“Sst… pelan-pelan ya… Detty pasti lagi lelap.” Kami beringsut masuk ke dalam
kamar anaknya dan aku hanya melihat ketika beliau mengecup kening putrinya yang
manis itu pelan. Kami berdua bergandengan memasuki ruang keluarga dan duduk
bersantai lalu mengobrol lama di sana. Beliau menawarkan segelas orange juice.
“Aduh, apa yang harus aku lakukan”, pikirku. 
Entah setan mana yang merasuk diriku ketika beliau hendak duduk kembali
di karpet yang tebal itu, aku merengkuh tubuhnya dalam sekali gerakan dan
merangkulnya dalam pangkuanku. Beliau hanya terdiam sejenak dan berucap, “Kita
berdua telah sama-sama dewasa dan tahu kemana ini menuju bukan?” Aku tak
menjawab hanya mulai membetulkan uraian rambut beliau yang jatuh tergerai dan
membawa tubuh moleknya semakin erat ke dalam pelukanku, dan kubisikkan di
telinganya, “Niko sangat sayang dan hormat pada Ibu, oleh karenanya Niko tak
akan berbuat macam-macam.” Ironisnya saat itu sesuatu mendesakku untuk mengecup
lembut cuping telinga dan mengendus leher hingga ke belakang kupingnya. Kulihat
sepintas beliau menutup kelopak matanya dan mendesah lembut. “Kau tahu aku telah
lama tidak merasa seperti ini Nik…”

Kebandelanku meruyak dan aku mulai menelusuri wajah beliau
dengan bibir dan lidahku dengan sangat lembut dan perlahan. Setiap sentuhannya
membuat sang ibu merintih makin dalam dan beliau merangkul punggungku semakin erat.
Kedua tanganku mulai nakal merambah ke berbagai tempat di tubuh beliau yang
mulus wangi dan terawat.  Aku bukanlah
pecinta ulung, infact saat itu aku masih perjaka namun cakupan wawasanku
tentang seks sangat luas. “Tunggu ya Nik… ibu akan bebersih dulu.” Ugh apa yang
terjadi, aku tersadar dan saat beliau masuk ke dalam, tanpa pikir panjang aku
beranjak keluar dan segara berlari ke mobil dan memacunya menjauh dari rumah
Ibu Ir. Gisele dosenku, sebelum segalanya telanjur terjadi. Aku terlalu
menghormatinya dan… ah pokoknya berat bagiku untuk mengkhianati kepercayaan
yang telah beliau berikan juga suaminya. Sekilas kulihat wajah ayu beliau
mengintip lewat tirai jendela namun kutegaskan hatiku untuk memacu mobil dan
melesat ke rumah Tasya.  Sepanjang perjalanan
hasrat yang telah terbangun dalam diriku memperlihatkan pengaruhnya. Aku tak
bisa konsentrasi, segala rambu kuterjang dan hanya dewi fortuna yang bisa
menyebabkan aku sampai dengan selamat ke pavilyun Tasya. Tasya adalah seorang
gadis yang aduhai seksi dan menggairahkan, pacar temanku. Namun sejak dulu dia
telah mengakui kalau Tasya menyukaiku. Bahkan dia telah beberapa kali berhasil
memaksa untuk bercumbu denganku. Hal yang kupikir tak ada salahnya sebagai
suatu pelatihan buatku. Aku mengetuk pintu kamar paviliunnya tanpa jawaban,
kubuka segera dan Tasya sedang berjalan ke arahku, “Sendirian?” tanyaku. Tasya
hanya mengangguk dan tanpa banyak ba bi bu, aku merangsek ke depan dan kupagut
bibirnya yang merah menggemaskan.

Kami berciuman dalam dan bernafsu. “Kenapa Nik?” di
sela-sela ciuman kami, Tasya bertanya, aku tak menjawab dan kuciumi dengan buas
leher Tasya, hingga dia gelagapan dan menjerit lirih. Tangan kananku membanting
pintu sementara tangan kiriku dengan cekatan mendekap Tasya makin erat dalam
pelukanku. “Brak!” kurengkuh Tasya, kuangkat dan kugendong ke arah kasur. “Ugh
buas sekali kamu Nik…” Sebuah senyum aneh menghiasi wajah Tasya yang
jelita.  Kurebahkan Tasya dan kembali
kami berpagutan dalam adegan erotis yang liar dan mendebarkan. Aku bergeser ke
bawah dan kutelusuri kaki Tasya yang jenjang dengan bibirku dan kufokuskan pada
bagian paha dalamnya. Kukecup mesra betis kanannya. Tasya hanya mengerang
keenakan sambil cekikikan lirih karena geli. Kugigit-gigit kecil paha yang
putih dan mulus memikat itu sambil tanganku tak henti membelai dan merangsang
Tasya dengan gerakan-gerakan tangan dan jari yang memutar-mutar pada
payudaranya yang seksi dan ranum. Dengan sekali tarik, piyama yang dikenakannya
terlepas dan kulemparkan ke lantai, sementara aku bergerak menindih Tasya.  Kami saling melucuti hingga tak ada sehelai
benang pun yang menjadi pembatas tarian kami yang makin lama makin liar. “Niko
ahhh… Niko… Niko…” Tasya terus berbisik lirih ketika kukuakkan kedua kakinya
dan aku menuju kewanitaannya yang membukit menantang. Kusibakkan rambut
pubic-nya yang lebat namun rapih dan serta merta aromanya yang khas menyeruak
ke hidungku. Bentuknya begitu menantang sehingga entah kenapa aku langsung
menyukainya. Kuhirup kewanitaan Tasya dengan keras dan lidahku mulai menelusuri
pinggiran labia minora-nya yang telah basah oleh cairan putih bening dengan
wangi pheromone menggairahkan. Kubuka kedua labia-nya dengan jemariku dan
kususupkan lidahku pelan diantaranya menyentuh klitorisnya yang telah membesar
dan kemerahan.  “Aaagh…”

Tasya menjerit tertahan, sensasi yang dirasakannya begitu menggelora dan semakin membangkitkan semangatku. Detik itu juga aku memutuskan untuk melepas status keperjakaanku yang entah apalah artinya. Sejenak pikiranku melambung pada Ibu Gisele, ah apa yang terjadi besok? Kubuang jauh-jauh perasaan itu dan kupusatkan perhatianku pada gadis cantik molek yang terbaring pasrah dan menantang di hadapanku ini. Tasya pun okelah. Malam ini aku akan bercinta dengannya. Dengan ujungnya yang kuruncingkan aku menotol-notolkan lidahku ke dalam kewanitaan Tasya hingga ia melenguh keras panjang dan pendek.  Lama, aku bermain dengan berbagai teknik yang kupelajari dari buku. Benar kata orang tua, membaca itu baik untuk menambah pengetahuan. Kuhirup semua cairan yang keluar darinya dan semakin dalam aku menyusupkan lidahku menjelajahi permukaan yang lembut itu semakin keras lenguhan yang terdengar dari bibir Tasya. Aku naik perlahan dan kuciumi pusar, perut dan bagian bawah payudaranya yang membulat tegak menantang. Harus kuakui tubuh molek Tasya, pacar temanku ini sungguh indah. Lidahku menjelajahi permukaan beledu itu dengan penuh perasaan hingga sampai ke puting payudaranya yang kecoklatan. Aku berhenti, kupandangi lama hingga Tasya berteriak penasaran, “Ayo Nik… tunggu apa lagi sayang.”  Aku berpaling ke atas, di hadapanku kini wajah putih jelitanya yang kemerahan sambil menggigit bibir bawahnya karena tak dapat menahan gejolak di dadanya. Hmm… pemandangan yang jarang-jarang kudapat pikirku. Tanganku meraih ke samping, kusentuh pelan putingnya yang berdiri menjulang sangat menggairahkan dengan telunjukku. “Aaah Nik… jangan bikin aku gila, please Nik…” Dengan gerakan mendadak, aku melahap puting tersebut mengunyah, mempermainkan, serta memilinnya dengan lidahku yang cukup mahir. (Aku tahu Tasya sangat sensitif dengan miliknya yang satu itu, bahkan hanya dengan itupun Tasya dapat orgasme saat kami sering bercumbu dulu).

CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU

Tasya menjerit-jerit kesenangan. Kebahagian melandanya
hingga ia maju dan hendak merengkuh badanku. 
“Eit, tunggu dulu Non… jangan terlalu cepat sayang”, aku menjauh dan
menyiksanya, biar nanti juga tahu rasanya multi orgasme. Nafas Tasya yang
memburu dan keringat mengucur deras dari pori-porinya cukup kurasa. Aku bangkit
dan pergi ke dapur kecil minum segelas air dingin. “Jaaahat Niko… jahaat…”
kudengar seruannya. Saat aku balik, tubuhnya menggigil dan tangannya tak henti
merangsang kewanitaanya. Aku benci hal itu, dan kutepis tangannya, “Sini… biar
aku…” Aku kembali ke arah wajahnya dan kupagut bibirnya yang merah itu dan kami
bersilat lidah dengan semangat menggebu-gebu. Kuraih tubuh mungilnya dalam
pelukanku dan kutindih pinggulnya dengan badanku. “Uugh…” dia merintih di balik
ciuman kami. Kedua bibir kami saling melumat dan menggigit dengan lincahnya,
seolah saling berlomba.  Birahi dan
berbagai gejolak perasaan mendesak sangat dahsyat. Sangat intensif
menggedor-gedor seluruh syaraf kami untuk saling merangsang dan memuaskan sang
lawan. Kejantananku minta perhatian dan mendesak-desak hingga permukaannya
penuh dengan guratan urat yang sangat sensitif. Duh… saatnya kah? aku bimbang
sejenak namun kubulatkan tekadku dan dengan segera aku menjauh dari Tasya.
Tanpa disuruh lagi Tasya meregangkan kedua pahanya dan menyambut kesediaanku
dengan segenap hati. Punggungnya membusur dan bersiap. Sementara aku menyiapkan
batang kemaluanku dan membimbingnya menuju ke pasangannya yang telah lumer
licin oleh cairan kewanitaannya. Oh my God… sensasi yang saat itu kurasakan
sangat mendebarkan, saat-saat pertamaku. Gigitan bibir bawah Tasya menunjukkan
ketidaksabarannya dan dengan kedua betisnya dia mendesak pinggulku untuk
bergerak maju ke depan. Akhirnya keduanya menempel. Kubelai-belaikan permukaan
kepala kejantananku ke klitorisnya dan Tasya meraung, masa sih begitu
sensasional? Biasa sajalah. Kudesak ke depan perlahan (aku tahu ini merupakan
hal pertama bagi dia juga) sial… mana muat? Ah pasti muat. Kusibakkan dengan
kedua jemariku sambil pinggulku mendesak lagi dengan lembut namun mantap.

Membelalak Tasya ketika batang kemaluanku telah menyeruak di
antara celah kewanitaannya.  Sambil
matanya mendelik, menahan nafas dan menggigit-gigit bibir bawahnya, Tasya
membimbing dengan memegang batang kemaluanku, “Hmm… Nik? jangan ragu sayang…”
Dengan mantap aku menghentakkan pinggulku ke depan agar Tasya menjerit. Loh
sepertiganya telah amblas ke dalam. Hangat, basah, ketat sangat sensasional.
Pinggang kugerakkan ke kiri dan ke kanan. Sementara Tasya kepedasan dan air
matanya sedikit mengintip dari ujung matanya yang berbinar indah itu. “Kenapa
sayang?” tanyaku. “Nggak pa-pa Nik… terusin aja sayang… Aku adalah milikmu,
semuanya milikmu…” “Sungguh…”  Aku tahu
pastilah mengharukan bagi gadis manapun meski sebandel Tasya, apabila kehilangan
keperawanannya. Maka untuk menenangkannya aku merengkuh tubuhnya dan kuangkat
dalam pelukan, proses itu membuat kemaluanku semakin dalam merasuk ke dalam
Tasya. Dia mendelik keenakan, matanya yang indah merem melek dan bibirnya tak
henti mendesah, “Nik sayaaang… ugh nikmatnya.” Saat itu aku sedang memikirkan
Ibu Gisele. Aneh, mili demi mili batang kemaluanku menghujam deras ke dalam
diri Tasya dan semakin dalam serta setiap kali aku menggerakkan pinggulku ke
kiri dan ke kanan sekujur tubuh Tasya bergetar, bergidik menggelinjang keras, lalu
kudesak ke dalam sambil sesekali kutarik dan ulur. Tasya menjerit keras sekali
dan kubungkam dengan ciumanku, glek… kalau ketahuan ibu kost-nya mampus kami.

Aku tak menyangka sedemikian ketatnya kewanitaan Tasya, hingga kemaluanku serasa digenggam oleh sebuah mesin pemijat yang meski rapat namun memberikan rasa nyaman dan nikmat yang tak terkira. Pelumasan yang kulakukan telah cukup sehingga kulit permukaannya kuyakin tidak lecet sementara perjalanan batang kemaluanku menuju ke akhirnya semakin dekat. Hangat luar biasa, hangat dan basah menggairahkan, tulang-tulangku seakan hendak copot oleh rasa ngilu yang sangat bombastis.  Perasaan ini rupanya yang sangat diimpikan berjuta pria. “Eh… Tasya sayang… kasihan kau, kelihatan sangat menderita, meski aku tahu dia sangat menikmatinya”. Wajahnya bergantian mengerenyit dan membelalak hingga akhirnya telah cukup dalam, kusibakkan liang kemaluan Tasya-ku tersayang dengan batang kemaluanku hingga bersisa sedikit sekali di luarnya. Tasya merintih dan membisikkan kata-kata sayang yang terdengar bagai musik di telingaku. Aku mendenyutkan kemaluanku dan menggerakkannya ke kiri dan ke kanan bersentuhan dengan hampir seluruh permukaan dalam rahimnya, mentokkah? Berbagai tonjolan yang ada di dalam lubang kemaluannya kutekan dengan kemaluanku, hingga Tasya akan menjerit lagi, namun segera kubungkam lagi dengan ciuman yang ganas pada bibirnya.  Kutindih dia, kutekan badannya hingga melesak ke dalam kasur yang empuk dan kusetubuhi dirinya dengan nafsu yang menggelegak. Dengan mantap dan terkendali aku menaikkan pinggulku hingga kepala kemaluanku nyaris tersembul keluar. Ugh, sensasinya dan segera kutekan lagi, oooh pergesekan itu luar biasa indah dan nikmat. Gadis seksi yang ranum itu merem melek keenakan dan ritual ini kami lakukan dengan tenang dan santai, berirama namun dinamis. Pinggulnya yang montok itu kuraih dan kukendalikan jalannya pertempuran hingga segalanya makin intens ketika sesuatu yang hangat mengikuti kontraksi hebat pada otot-otot kewanitaannya meremas-remas batang kemaluanku, serta ditingkahi bulu mata Tasya yang bergetar cepat mendahului aroma orgasme yang sedang menjelangnya. Aku pernah membaca hal ini.  “Shhs sayang Tasya… jangan dulu ya sayang ya…” “Shhh… Niko… nggak tahan aku… Reeez… shhhh…” “Cup cup… kalem sayang…” kukecup lembut matanya, bibirnya, hidungnya, dan keningnya. Tasya mereda, aku berhenti. “Niko… kamu tega ih…” Tasya cemberut sambil menarik-narik bulu dadaku. “Sshhh sayangku…

Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI

biar aja, entar kalo udah meledak pasti nikmat deh… minum
dulu yuk sayang…”  Aku menarik keluar
batang kemaluanku, aku tak mau Tasya tumpah, meski demikian saat aku menarik
kemaluanku, ia memelukku dengan kencang hingga terasa sakit menahan sensasi
luar biasa yang barusan dia rasakan. Kalian para pembaca wanita yang pernah bercinta
pasti pernah merasakan hal itu. Sembari minum aku menarik nafas panjang dan
meredakan pula gejolak nafsuku, aku mau yang pertama ini jadi indah untuk kami
berdua. Sial, ingatanku kembali melayang ke Ibu Gisele. Apa yang sekarang dia
lakukan? Bagaimana keadaan dia? Ah urusan besok sajalah. Dengan melompat aku
merambat naik lagi ke tubuh Tasya yang sedang tersenyum nakal. “Minum sayang…”
dia memberengut dan minum dengan cepat. “Ayo Niko… jangan jahat dong…” Dengan
satu gerakan cepat aku menyelipkan diri di antara kedua kakinya seraya
membelainya cepat dan meletakkan kemaluanku ke perbukitan yang ranum itu.
Cairan putih yang kental terlihat meleleh keluar.  Kusibakkan kewanitaannya, dan dengan cepat
kutelusupkan batang kemaluanku ke dalamnya. Ugh, berdenyut keduanya masuklah
ia, dengan mantap kudorong pinggulku mengayuh ke depan. Tasya pun menyambutnya
dengan suka cita. Walhasil dengan segera dia telah masuk melewati liang yang
licin basah dan hangat itu ke dalam diri Tasya dan bersarang dengan nyamannya.
Maka dimulailah tarian Tango itu. Menyusuri kelembutan beledu dan bagai mendaki
puncak perbukitan yang luar biasa indah, kami berdua bergerak secara erotis dan
ritmis, bersama-sama menggapai-gapai ke what so called kenikmatan tiada tara.
Gerakan batang kejantananku dan pergesekannya dengan ‘diri’ Tasya sungguh sulit
digambarkan dengan kata-kata. Kontraksi yang tadi telah reda mulai lagi mendera
dan menambah nikmatnya pijatan yang dihasilkan pada batang kemaluanku. Tanganku
menghentak menutup mulutnya saat Tasya menjerit keras dan melenguh keenakan.

Lama kutahan dengan mencoba mengalihkan perhatian kepada
berbagai subyek non erotis.  Aku
tiba-tiba jadi buntu, Yap… Darwin, eksistensialist, le corbusier, pilotis,
doppler, dan Thalia. Hah, Thalia yang seksi itu loh. Duh… kembali deh ingatanku
pada persetubuhan kami yang mendebarkan ini. Ah, nikmati saja, keringat kami
yang berbaur seiring dengan pertautan tubuh kami yang seolah tak mau
terpisahkan, gerakan pinggulnya yang aduhai, aroma persetubuhan yang kental di
udara, jeritan-jeritan lirih tanpa arti yang hanya dapat dipahami oleh dua
makhluk yang sedang memadu cinta, perjalanan yang panjang dan tak berujung.
Hingga desakan itu tak tertahankan lagi seperti bendungan yang bobol, kami
berdua menjerit-jerit tertahan dan mendelik dalam nikmat yang berusaha kami
batasi dalam suatu luapan ekspresi jiwa. Tasya jebol, berulang-ulang, berantai,
menjerit-jerit, deras keluar memancarkan cairan yang membasahi dan menambah
kehangatan bagi batang kemaluanku yang juga tengah meregang-regang dan bergetar
hendak menumpahkan setampuk benih. Kontraksi otot-otot panggulnya dan perubahan
cepat pada denyutan liang kemaluannya yang hangat dan ketat menjepit batang
kemaluanku. Akh, aku tak tahan lagi.  Di
detik-detik yang dahsyat itu aku mengingat Tuhan, dosa, dan Ibu Gisele yang
telah aku kecewakan, tapi hanya sesaat ketika pancaran itu mulai menjebol tak
ada yang dibenakku kecuali… kenikmatan, lega yang mengawang dan kebahagiaan
yang meluap. Aku melenguh keras dan meremas bahu dan pantat sekal Tasya yang
juga tengah mendelik dan meneriakkan luapan perasaannya dengan rintihan birahi.
Berulang-ulang muncrat dan menyembur keluar tumpah ke dalam liang senggama sang
gadis manis dan seksi itu.

Geez… nikmat luar biasa. Lemas yang menyusul secara
tiba-tiba mendera sekujur tubuhku hingga aku jatuh dan menimpa Tasya yang
segera merangkulku dan membisikkan kata-kata sayang. “Enak sekali Niko, duh
Gusti…” Aku menjilati lehernya dan membiarkan batang kemaluanku tetap berbaring
dan melemas di dalam kehangatan liang kewanitaannya (ya ampun sekarang pun aku
mengingat kemaluan Tasya dan aku bergidik ingin mengulang lagi).  Denyut-denyut itu masih terasa, membelai
kemaluanku dan menidurkannya dalam kelemasan dan ketentraman yang damai.
Kugigit dan kupagut puting payudara Tasya dengan gemas. Tasya membalas menjewer
kupingku, meski masih dalam tindihan tubuhku. “Niko sayang… kamu bandel banget
deh… gimana kalo Rian tahu nanti Nik…” “Iya… dan gimana Gisele-ku ya?” dalam
hatiku. Jadilah Bagian Dari Domino Qiu Qiu 
Ironisnya lagi, kami selalu melakukannya berulang-ulang setiap ada
kesempatan. Bagai tak ada esok, dengan berbagai gaya dan cara tak puas-puasnya.
Di lantai, di dapur, di kasur, di bath tub, bahkan di kedinginan malam teras
belakang paviliun sambil tertawa cekikikan. Rasa khawatir ketahuan yang
diiringi kenikmatan tertentu memacu adrenalin semakin deras, yang segalanya
membuat gairah.  Tak kusangka kami
terkuras habis, lelah tak tertahan namun pagi telah menjelang dan aku harus
bertemu dengan Ibu Gisele. Aku bergerak melangkah menjauhi tempat tidur
meskipun dengan lutut lemas seperti karet dan tubuhku limbung. Kamar mandi
tujuanku. Segera saja aku masuk ke dalam bath tub dan mengguyur sekujur tubuh
telanjangku dengan air dingin. Brrr… lemas yang mendera perlahan terangkat
seiring dengan bangkitnya kesadaranku. Sambil berendam aku mengingat kembali
kilatan peristiwa yang beberapa hari ini terjadi.  Semenjak saat itu asistensiku dengan Ibu
Gisele berlangsung beku, dan dia terlihat dingin sekali, sangat profesional di
hadapanku. Beliau kembali memangilku dengan anda, bukan panggilan manja Niko
lagi seperti dulu. Aku serba salah, tidak sadarkah dia kalau aku pulang malam
itu karena menghormati dan menyayanginya? Hingga dua hari menjelang sidang
akhir, dan keadaan belum membaik, gambarku selesai namun belum mendapat
persetujuan dari Bu Gisele.

Kuputuskan untuk berkunjung ke rumahnya, meski aku tak pasti
apakah Pak Indra ada di sana atau tidak. 
Hari itu mobilku dipinjam oleh teman dekatku, sementara siangnya hujan
rintik turun perlahan. Ugh, memang aku ditakdirkan untuk gagal sidang kali ini.
Bergegas kucegat angkot dan dengan semakin dekatnya kawasan tempat tinggal
beliau, semakin deg-degan debar jantungku. Kucoba mengingat seluruh kejadian
semalam saat aku dan Tasya bercinta untuk kesekian kalinya, untuk mengurangi
keresahanku. Aku turun dari angkot dalam derasnya hujan dan dengan sedikit
berlari aku membuka gerbang dan menerobos ke dalam pekarangan. Basah sudah
bajuku, kuyup dan bunga Aster yang kubawakan telah tak berbentuk lagi.
Kubunyikan bel dan menanti. Bagaimana kalau beliau keluar? bagaimana kalau Pak
Indra ada di rumah? dan beratus what if berkecamuk sampai aku tak menyadari
kalau wajah jelita dan tubuh molek Ibu Gisele telah berdiri beberapa meter di
depanku. Saat aku sadar senyumnya masih dingin, tapi ada rasa kasihan terbesit
tampak dari wajah keratonnya yang selama ini selalu menghiasi mimpi-mimpiku.
Aku hanya bisa menyodorkan bunga yang telah rusak itu dan berkata, “Maafkan
saya…”  Tubuhku yang menggigil kedinginan
dan kuyup itu sepertinya menggugah rasa iba di hati beliau dan aku mendapati
beliau tersenyum dan berkata, “Sudah Niko, cepat masuk, ganti baju sana… dua
hari lagi kamu sidang loh… entar kalo sakit kan Ibu juga yang repot.” Uuugh, leganya
beban ini telah terangkat dari dadaku, dan aku menghambur masuk. “Maaf Bu, saya
basah kuyup.” Beliau masuk ke dalam dan segera membawakan handuk untukku. “Sana
ke kamar dan ganti baju gih, pake aja kaus-kaus Bapak.” KubeGiselekan diri,
mendoyongkan tubuh dan mengecup keningnya, “Terima kasih banyak Bu…” Sang ibu
sedikit terperangah dan kemudian menepis wajahku. “Sudah sana, masuk… ganti
baju kamu.” Dengan sedikit cengengesan aku masuk ke dalam dan mengeringkan
tubuhku, dan mengganti baju dengan kaus yang sungguh pas di badanku. 

Segera aku keluar dan mencari Ibu Gisele. Beliau sedang berada di dapur mencoba membuatkan secangkir teh panas untukku. Aduuh, aku sedikit terharu. Dengan beringsut aku mendekatinya dan merangkul beliau dari belakang. Dengan ketus beliau menepis tubuhku dan menjauh. “Niko… kamu pikir kamu bisa seenaknya saja begitu.” Aku terdiam. “Saya minta maaf Bu, waktu itu saya pergi karena Niko tak sanggup Bu… Ibu, orang yang paling saya hormati dan sayangi, mungkin Niko butuh waktu, Bu…” sambil berkata demikian aku mendekatinya dan memegang pundak kanan beliau dan memberi sedikit pijatan lembut. Beliau tergetar dan tampak sedikit melunak. Aku mendekat lagi, “Ibu mau maafin Niko?” sambil kutatap tajam matanya, kemudian perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajah ayu sang ibu. “Tapi Nik…” Beliau kelihatan bingung, namun kecupan lembutku telah bersarang lembut pada keningnya. Kurengkuh Gisele yang ranum itu dalam pelukanku dan kuusap-usapkan kelopak bibirku pada bibirnya dan kukecup dan kugigit-gigit bibir bawahnya yang merah merekah itu. Nafas Gisele sedikit memburu dan bibirnya merekah terbuka.  Semula sedikit pasif ciuman yang kuterima, kemudian lidahku menelusup ke dalam dan menyentuh giginya yang putih, mencari lidahnya. Getar-getar yang dirasakannya memaksa Gisele untuk memerima lidahku dan saling bertautlah lidah kami berdua, menari-nari dalam kerinduan dan rasa sayang yang sulit dimengerti. Bayangkan beliau adalah dosenku yang kuhormati, yang meskipun cantik jelita, putih dan mempesona menggairahkan, namun tetap saja adalah orang yang seharusnya kujunjung tinggi.  “Jangan di sini Nik, Tuti bisa datang kapan saja.” Kutebak Tuti adalah nama pembantu mereka. “Bapak?” “Ah biarkan saja dia”, kata dosen pujaanku itu. Ditariknya tanganku ke arah kamarnya yang mereka rancang berdua. “Buu… Bapak di mana?” Wanita matang yang luar biasa cantik itu berbalik bertanya, “Kenapa, kamu takut? Pulang sana, kalau kamu takut.”  Ah, kutenangkan hatiku dan yakin dia pasti juga tidak akan membiarkan ada konfrontasi di rumah mereka. Jadi aku medahului Gisele (sekarang aku hanya memanggil beliau dengan nama Gisele atas permintaannya.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG dan PENGALAMAN NGENTOT TANTE LINDA SUPER MONTOK

Di samping itu, Gisele pun tak berbeda jauh umur denganku)
dan dalam satu gerakan tangan, Gisele telah ada dalam pondonganku, kemudian kuciumi
wajahnya dengan mesra, lehernya, dan sedikit belahan di dadanya. Menjelang
dekat dengan tempat peraduan, Gisele kuturunkan dan aku mundur memandanginya
seperti aku memandanginya saat pertama kali. Semula Gisele sedikit kikuk.
“Kenapa? Aku cantik kan?” Gisele bergerak gemulai seolah sedang menari, duh
Gusti… cantik sekali. Ia mengenakan daster panjang berwarna light cobalt yang
menerawang.  Kupastikan Gisele tidak
mengenakan apa-apa lagi di baliknya. Payudaranya bulat dan penuh terawat,
pinggulnya selalu membuat para mahasiswi iri bergosip dan mahasiswa berdecak
kagum. Aku sekonyong-konyong melangkah maju dan dengan lembut kutarik ikatan di
belakang punggungnya, hingga bagaikan adegan slow motion daster tersebut
perlahan jatuh ke lantai dan menampilkan sebuah pemandangan menakjubkan, luar
biasa indah. Tubuh telanjang Ir. Gisele yang menggairahkan. Tanpa tunggu lebih
lama aku kembali melangkah ke depan dan kami berpagutan mesra, lembut dan
menuntut.  Mendesak-desak kami saling
mencumbu. Ciuman terdahsyat yang pernah kualami, sensasinya begitu memukau.
Lidahnya menerobos bibirku dan dengan penuh nafsu menyusuri permukaan dalam
mulutku. Bibirnya yang mungil dan merah merekah indah kulumat dengan lembut
namun pasti. Impian yang luar biasa ini, saat itu aku bahkan hendak mencubit
lengan kiriku untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi. Gisele melucuti
pakaianku dan meloloskan kaosku, sambil sesekali berhenti mengagumi
gumpalan-gumpalan otot pada dadaku yang cukup bidang dan perutku yang rata
karena sering didera push-up.  Kami
berdua sekarang telanjang bagai bayi. Ada sedikit ironi pada saat itu, dan kami
berdua menyadarinya dan tersenyum kecil dan saling menatap mesra. Aku
menggenggam kedua tangannya dan mengajaknya berdansa kecil, eh norak tapi
romantis.

Gisele tergelak dan menyandarkan kepalanya ke dadaku dan
kami ber-slow dance di sana, di kamar itu, aku dan Gisele, tanpa pakaian.
Batang kemaluanku tanpa malu-malu berdiri dengan tegaknya, dan sesekali
disentil oleh tangan lentik Gisele. Dengan perutnya ia mendesak batang
kemaluanku ke atas dan menempel mengarah ke atas, duh ngilu namun
sensasional.  Saat itu cukup remang
karena hujan deras dan cuaca dingin, namun rambut Gisele yang indah tergerai
wangi tampak jelas bagiku. Kucium dan kubelai rambutnya sambil kubisikkan
kata-kata sayang dan cinta yang selalu dibalasnya dengan… gombal, bohong dan
cekikikan yang menggemaskan. Aku semakin sayang padanya.  Ah, aku tak tahan lagi. Kudesak tubuh Gisele
ke arah pinggiran peraduan, kubaringkan punggungnya sementara kakinya tergolek
menjuntai ke arah lantai. Aku berlulut di lantai dan mengelus-elus kaki
jenjangnya yang mulus. Dan mulai mencumbunya. Kuangkat tungkai kanannya sambil
kupegang dengan lembut, kutelusuri permukaan dalamnya dengan lidahku, perlahan
dari bawah hingga ke arah pahanya. Pada pahanya yang putih mulus aku melakukan
gerakan berputar dengan lidahku. Gisele merintih kegelian. “Nik, it feel so
good, aku pengen menjerit jadinya…” Saat menuju ke kewanitaannya yang berbulu
rapi dan wangi, aku menggunakan kedua tanganku untuk membelai-belai bagian
tersebut hingga Gisele melenguh lemah. Lalu sambil menyibakkan kedua labianya,
aku menggigit-gigit dan menjepit klitorisnya yang tengah mendongak, dengan
lembut sekali. “Aduuuh Nik, aku sampai sayang…” Sejumlah besar cairan kental
putih meluncur deras keluar dari dalam liang kewanitaaannya dan dengan segera
aroma menyengat merasuk hidungku. Dengan hidungku aku mendesak-desak ke dalam
permukaan kewanitaannya. Gisele menjerit-jerit tertahan.  “Nikooo… nggghh… Nik… aduhh…” Gisele sontak
bangkit meraih dan meremas rambutku kemudian semakin menekannya ke dalam
belahan dirinya yang sedang menggelegak. Kuhirup semua cairan yang keluar
dari-nya, sungguh seksi rasanya. Aku mengenali wangi pheromone ini sangat khas
dan menggairahkan.

Gisele-ku tersayang juga menyukainya, sampai menitikkan sedikit air mata. Aku naik ke atas dan menenangkan kekasih dan dosenku itu. Dengan wajah penuh peluh Gisele tetaplah mempesona. “Aduh Nik, Gisele udah lama nggak banjir kayak gitu… mungkin perasaan Gisele terlalu meluap ya sayang ya…” Dengan manja ibu yang sehari-harinya tampil anggun itu melumat bibirku dan menciumi seluruh permukaan wajahku sambil cekikikan. Aduuuh, aku sayang sekali sama dosenku yang satu ini. Kudekap Gisele dalam pelukanku erat demikian juga dibalasnya dengan tak kalah gemasnya, sehingga seolah-olah kami satu.  Aku ingin begini terus selamanya, mendekap wanita yang kusayangi ini sepanjang hayatku kalau bisa, tapi nuGiseleku berbisik bahwa aku tidak dapat melakukannya. Akhirnya kuliahku telah usai dan nilai yang memuaskan telah kuraih, wisuda telah lama lewat, dan sekarang aku telah menjadi entrepeneur muda. Demikianlah cerita sex panas CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU oleh cerita sex hot

AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG, Update 2023

AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Cerita Mesum Hot – cerita bokep ini adalah cerita seks yang akan menceritakan kisah seks seorang pemuda yang menjadi pemuas nafsu seks Ibu muda Jakarta yang kesepian dan butuh kehangatan laki-laki. Ini merupakan kisah nyata pengalaman seks yang ditulis seseorang lalu dikirim ke situs ini, seperti apa cerita dewasa ini silakan simak sendiri… Segala cerita kencan seks yang ku baca di internet, semula kukira hanyalah bohong-bohongan belaka. Namun, setelah memanfaatkan milis internet, aku baru bisa percaya. Sebab, aku memang bisa dapet teman kencan untuk making-love. Setelah menyimak daftar nomor HP wanita-wanita’yang butuh teman kencan melalui SMSdate aku segera menyebar SMS perkenalan.

Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Gadis). Awalnya, dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin.  Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan jasa kereta cepat Argolawu jurusan KotaX-Jakarta, aku bisa melesat ke Stasiun Gambir Jakarta. Seperti yang dia pesan, aku diminta menunggu di peron Stasiun. Cukup lama, aku menunggu sendiri di peron, hampir satu jam hanya duduk memandang orang-orang berlalu-lalang. Semula aku hampir putu asa dan curiga, jangan-jangan aku hanya dikerjai. Ketika matahari sudah lenyap dan langit Jakarta sudah gelap, ketika aku memutuskan untuk pergi dari Stasiun Gambir (karena merasa dikerjai), tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menghampiriku. Wanita yang mirip nenek-nenk itu menyampaikan pesan bahwa aku telah ditunggu wanita bernama Gadis di sebuah taksi yang berhenti di halaman parkir. Karuan saja, perasaan dadaku jadi plong. Seketika itu aku lari mencari taksi tersebut. Begitu aku membuka pintu taksi, Oh.. dadaku berdetak. Wanita kencan SMSku itu ternyata tidak setua usianya.

Baca Juga Cerita Seks Terpanas : KECANDUAN DENGAN PEJU YANG KELUAR DARI KEMALUAN ANAK ABG dan KISAH PANAS ANAK KOST BELAKANG

Tubuhnya terlalu tinggi bagiku, sekitar 170cm, sedang aku
hanya 165cm. Kulitnya putih layaknya etnis Tionghoa. “Ayo, masuk..,” pinta
wanita berambut sebahu itu sembari memberi ruang duduk di sampingnya. Wajahnya
tampak gembira sekali ketika menatap wajahku. “Ke Hotel XX, ya Bang,” ujar
Gadis kepada sang pengemudi taksi.  Di
dalam taksi, duduk berhimpitan bersama Gadis, aku seperti dibawa terbang ke
awang-awang. Betapa tidak, tubuhnya super montok. BRA-nya kira-kira berukuran
36. Dan pinggulnya, wah membuatku benar-benar gemas. Sementara tatapan matanya,
seolah ada rasa dahaga yang tertahan bertahun-tahun. Hmm.. rasanya itu
membuatku tak sabar untuk melumatnya. Karena itu, begitu tiba di hotel aku
bergegas chek-in dan membogkar rahasia perasaanku di kamar nomor 102. Di kamar
hotel 102, di antara lampu remang-remang, Gadis hanya termangu memandangiku.
Matanya meneliti leku-lekuk tubuhku yang maih basah habis mandi. “Sini sayang,
aku pijiti. Pasti, kau capek sekali, kan,” ujar Gadis kemudian. Tanpa banyak
kata, akau hanya menurut saja. Maklum tubuhku capek sekali setelah menempuh
perjalanan KotaX-Jakarta. Kalau dipijiti, oh.. rasa pegal di tubuhku akan
hilang. Karena itu, aku segera tidur tengkurang di ranjang dengan setengah
telanjang di dekat Gadis. “Bagian mana dulu yang dipijit sayangku,” suara Gadis
yang mendesah membuat darahku mendesir-desir. “Terserah kaulah,” jawabku
singkat.  Tak lama kemudian, jemari
lentiknya sudah menelusuri lekuk-lekuk tubuhku. Kadang-kadang tangan Gadis
nakal menggoda bagian sensitifku. Urutannya lembut, seperti menyulam setiap
pori-pori kulitku. Beberapa saat kemudian, aku ganti menawarkan diri untuk
memijit tubuh gadis yang super montok. Seperti yang dia lakukan padaku tadi,
aku mulai mengurut-urut bagian lehernya, kemudian turun ke punggung, pinnggang
dan paha. Setelah itu tubuhnya ku balik sehingga tidak tengkurap lagi. Kali ini
aku mengurut bagian payudaranya dengan lembut. Selanjutnya aku mulai beraksi
erotik. Awalnya saya membelai rambut Gadis dan mencium bibir-nya. Dia
membalasnya dengan hangat, penuh kasih sayang. 
Kurebahkan dia dengan perlahan, kutatap matanya erat-erat, kusingkirkan
bajunya yang menutupi buah dadanya, yang sungguh merangsang diriku.

Perlahan tapi pasti kulumat puting susu-nya dan dengan tangan
kiriku kumainkan puting yang satunya lagi. Gadis melenguh keenakan, sungguh
suara yang merdu dan hal ini membuatku grenng lagi. Selang beberapa menit
kemudian kuangkat kepalaku sambil tetap kumainkan tangan kiriku, kemudian
kulihat pussy Gadis yang basah. Kulumat clitorisnya dan semua ruang vaginanya
hingga Gadis menggelinjang berat. Ketika penisku menegang gagah perkasa,
kurenggangkan kedua pahanya dan kumasukkan jariku ke lubang pussynya,
kuputar-putar dan kusodok-sodokkan, Gadis pun semakin mengerang keras, sampai
kusadari kalau waktu kusodokkan di bagian kanan atas, eluhannya semakin keras
dan cairannya makin banyak, penasaran kupusatkan jariku di situ dan
kugosok-gosok bagian tersebut ternyata Gadis pun berteriak makin keras.  Cairannya keluar banyak sekali, aku pun mulai
grenng tidak sabar, kuangkat kontolku dan kusodokkan ke lubang pussynya dengan
cepat, kali ini aku sodokkan terus menerus tapi rupanya kontolku masih
membutuhkan waktu untuk reload sehingga spermaku tidak lekas keluar.  Gadis masih mengerang dengan kerasnya, dan
kusodokkan penisku ke bagian kanan atas, dan yah dia pun makin melenguh keras,
dan kurasakan cairannya menyembur-nyembur dengan derasnya, aku makin grenng dan
kulihat wajahnya yang khas, wajah yang penuh kepuasan dan erangan penuh
kenikmatan yang merdu, yang membuat kontol laki-laki manapun tidak tahan, dan
akupun keluar lagi dengan deras di pussy Gadis. Ketika aku terbangun dari
tidur, sekitar tengah malam, Gadis telah menyediakan kopi panas dan duduk di
sebelah ranjang. Tapi hasratku masih menggelora. Tidak bisa tidak aku harus
beraksi lagi. Maklum, aku hanya bisa berada di Jakarta hanya sehari. Sayang
kalau hanya sekali main di panggung ranjang panas. Karena itu, setelah
mencicipi kopi aku segera membuka kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak
bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama
hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding. Kami
terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Gadis
menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Gadis kubuka. Di dalam
cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging
kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas
perlahan-lahan. Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan.  Kuhisap puting yang mengeras itu hingga
memerah. Gadis semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya
liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang
membusung. Mulutnya mendesah-desah.

“Ssshh.., sshh!”.  Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Gadis, sambil tanganku mulai mengusap- usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Gadis semakin kuat menarik rambutku. Suaranya melenguh-lenguh. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh lagi daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Dia menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya.  Aku segera mengerti maksudnya. Dia minta ingin segera digenjot di atas ranjang. Dengan sebuah tarikan, tubuh Gadis kubaringkan terlentang, tapi kakinya masih menyentuh lantai. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Gadis. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Gadis.  Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Gadis telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik. Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuhnya. Sungguh lembut tubuhnya. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggangnya. Kudekatkan penisku ke tangannya. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.  Memang Gadis tahu apa yang harus dilakukan. Dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Gadis melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Gadis terasa menarik-narik batang penisku.  Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Gadis sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Gadis mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Gadis semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Gadis sudah cukup terangsang, pikirku. Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : DESI SEKRETARISKU YANG DOYAN NGENTOT dan TUGAS PELAJAR KEDOKTERAN

Gadis memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Gadis mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Gadis terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.  Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Gadis semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Gadis sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasakan kenikmatan yang telah dirasakan. Erangan Gadis semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. “Gimana rasanya?” tanyaku lembut dengan nada manja.  Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan- lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Gadis menggelinjang seperti kesakitan. “Pelan-pelan, Yang!”, ujarnya berharap, suaranya terdengar sesak.  Aku sekarang mengerti. Memang aku belum berpengalaman. Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Gadis memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Gadis juga terdiam. Tenang. Sementara itu, kupeluk tubuhnya dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang. “Mau diteruskan..?” tanyaku kemudian.  Gadis membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Gadis, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vaginaya. Kami mulai terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Gadis lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Gadis terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya.  Gadis mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Gadis terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Gadis mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. 

AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan
penisku yang tertanam di dalamnya. Goyanganku semakin kuat. Lehernya kurengkuh
erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku
merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang
semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Gadis mengimbanginya
dengan menggoyangkan pinggulnya. Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Gadis
semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja.
Bersandar pada tubuhku, Gadis lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus
hingga tubuh Gadis seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku
itu. Nafasnya semakin kencang.  Dalam
keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat
ke dalam kemaluan Gadis. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Gadis mengait
pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir
dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat. Waktu
aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam.
Kulihat Gadis menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke
belakang. Aku lupa segala-galanya.  Untuk
beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa sodokan tadi memang
membuat kami sampai ke puncak bersama- sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang
inilah pertama kalinya aku melakukan senggama dengan orang lain selain istriku.
Walaupun dia seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah wanita yang
sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana.
Gadis memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah
merasakan kenikmatan persetubuhan dengan orang lain selain istriku, bagiku
Gadis betul-betul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi Gadis.
Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku
puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Gadis. Kulihat Gadis tertidur
di sebelahku. Dia mengaku puas sekali. 
“Kamu memang hebat, penismu luar biasa..!”, katanya dengan nada meronta.
Anehnya, ketika aku merasa capek, Gadis malah mengocokkan batang penisku.
Suaranya mengiba-iba membangkitkan gairahku. “Kau suka?”, tanyaku.  Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka.
Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku.
Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi. “Kau mau lagi?”, tanyaku dengan
suara manja.  Dia tersenyum manis. Apa
yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka
selimutnya. Kulihat kaki Gadis sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus
kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Uff.., detak
jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Gadis tanpa
perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai
tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. Kurentangkan kedua kakinya
hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Gadis.  Kedua belahan bibir mungil kemaluannya
kubuka.

Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku
menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti.
Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah
membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat
nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Gadis dengan
bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Gadis.
Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya.
Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut
vaginanya, Gadis mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan
mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat dia mengejangkan kakinya. Aku tak
peduli bau khas dari liang kemaluan Gadis memenuhi relung hidungku. Malah
membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan
Gadis yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi,
tapi tidak bisa.  Mungkin karena lidahku
kurang keras. Tetapi, kelunakkan lidahku itu membuat Gadis beberapa kali
mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Gadis ke
posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
“Aku kau apakan, sayang?”, bisiknya.  Aku
diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani
Gadis sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan
perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita
serapat itu.  Bau anyir dan bau air
maniku bercampur dengan bau asli vagina Gadis yang merangsang. Bau vagina
seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Gadis yang lembab dan melekat
berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang.  Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang
vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Gadis menggoyang punggungnya.
Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan
kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Gadis
seperti terhentak. Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke
lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu
syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan
menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Gadis.
Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.
Lama juga Gadis menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam.  Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang
pelan. Kudorong-dorong tubuh Gadis. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya
memanjang. Berkali-kali.

Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”  Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Gadis sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Gadis terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Gadis sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Gadis terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Gadis begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Gadis dan aku bermain sekali lagi. Tak terasa, kami berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar berdua.  Ketika aku bangun hari sudah siang. Sekitar jam 12.00 aku buru-buru chek-out dan pulang ke KotaX. Ternyata Gadis masih mau kencan lagi denganku. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya.  “Kau memang lelaki KotaX tulen. Tenang-tenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat,” bisik Gadis ketika mengantarku ke Stasiun Gambir.

Baca Juga Cerita Seks Panas : PACARKU DAN TUKANG OJEK dan TEMPAT PEMANDIAN

DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Sudah ada tiga bulan suamiku mengikuti pendidikan untuk
mendapatkan alih golongan, Terasa aku begitu gersang, Aku butuh sentuhan
seorang laki-laki, terlebih pada malam seperti ini. Haruskah aku mencarinya?
Tapi bagaimana caranya?  Malam itu aku
tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menghilangkan kebutuhanku akan seks.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.00. Sebentar lagi ayam akan berkokok. Tapi
mataku belum juga terpejam. Aku keluar dari kamarku, hanya mengenakan daster
miniku. Aku ke kamar mandi karean kamar mandi kami hanya satu dari type rumah
45 itu. Karean udara sangat gerah, aku hanya memakai daster mini yang tipis,
tanpa celana dlaam dan Bra. AKu mau keluar dari kamar mandi, aku mendengar ada
orang menuangkan air dari termos. Mungkin mau membuat teh atau kopi. Dari
suaranya aku tau, dia adalah Marwan. Adikku yang tingal bersamaku sejak setahun
lalu.  “Kamu belum tidur, Mar..?”
tanyaku. “Belum. Masih banyak tugas yang belum selesai. Besok harus kumpul,”
jawabny tenang. Tatapannya tenang, namun terasa sangat tajam ke sekujur
tubuhku. Marwan memakai celana pendek saja, bertelanjang dada. Aku terkesiap
melihat dadanya yang bidang. Marwan berusia 20 tahun, mahasiswa arsitektur.
Usiaku lima tahun di atasnya.  Lampu
memang terang berderang di dapaur kami. Pakaianku yang tipis tanpa kusadari,
membuatnya terus tak berkedip. Saat aku sadar kalau tubuhku dari balik daster
mini yang tipis pelepas gerah itu, membuatnya matanya tak berkedip, justru
sebaliknya aku menjadi semakin bergairah. Tapi… Marwan adalah adikku. Adik
kandungku. Tapi aku sangat membutuhkan sentuhan laki-laki. Tiga hari ini, aku
begitu membutuhkannya. Tapi kali ini, aku begitu sangat dan sangat
membutuhkannya. Tubuhku sedikit menghangat. Gairah seks ku sangat tinggi malam
itu. Tanpa ragu kudekati adikku. Kurangkul dia dari belakang dan merapatkan
tetekku ke punggungnya. Entah darimana datangnya keberanianku itu.  “Mbaaakkk….” Hanya itu yang terdengar dari
mulutnya. Aku meneruskan elusanku ke dadanya dari belakang, sembari
menggesek-gesekkan tetekku ke pungungnya.

AKu begitu menikmatinya. Dasterku memang sangat tipis dan
longgar. Kuciumi tengkuknya dan Marwan hanya mendesah saja, tidak
menolakku.udah tak perduli, apakah dia menolak atau tidak. Tanganku terus
meraba perutnya dan menyelusup ke dalam celananya. Baeru saja tanganku memasuki
celana pendeknya, aku mengetahui, kalau Marwan tidak memakai celana dalam.
Langsung tanganku menyentuh jembutnya dan terus makin ke bawah mengelus
kontolnya.  “Mbaaakkk…” Kulepaskan kancing
celana dan memelorotkan celana itu sampai ke bawah. “Ayo lepaskan dahagi Mbak,
dik. Mbak sangat membutuhkannya malam ini,” [pintaku menghiba. Kulepas
peljukanku sesaat dan kulepas dasterku. AKu sudah bertelanjang bulat
dihadapannya dan celananya sudah kulepas dari tubuhnya.  Kuhadapkan tubuhnya dan aku memaluknya.
Tetekku begitu rapat ke dadanya. Kujilati tengkuknya dan kubelai-belai tubuhnya
dengan lembut. “Ayo…dong…” “Di sini?” tanyanya. Aku mengerti apa maksudnya.
Dengan cepat kutarik tangannya ke kamarnya, agar dua anakku yang masih sangat
kecil tidur bersamaku di kamar tidurku tidak terganggu. Cepat kututup pintu.
Langusng kupeluk dirinya dan kulumat bibirnya dengan buas. AKu sudah tak
perduli siapa dia, adik kandungku sendiri. Aku tahu, vaginaku sudah sangat
basah. Kuraba kontolnya yang juga sudah mengeras. Marwan membalas ciumanku.
Lidahku diisapnya dengan lembut dan dipermainkannya dalam mjulutnya. Aku senang
sekali. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku merasakan sekujur
tubuhnya menghangat.  “Ayo Mar,
dimasukkan cepat. Aku sudah sangat….” Adikku secepatnya membimbingku ke tempat
tidurnya berukuran 3 kaki. Aku sudah terlentang. Ingin aku kontolnya yang keras
itu menghunjam-hunjam vaginaku dengan kuat. Tapi Marwan, justru mengangkangkan kedua
pahaku dan mulutnya menjilati vaginaku. Lidahnya bermain-main di lubang
vaginaku. Aku tak mampu menahan rasa nikmatku. Kujepit kepalanya dengan kedau
kakiku dengan sekuat-kuatnya. Aku orgasme. Kuremas kepalanya sekuat-kuatnya dan
aku mendesah panjang. Lidahnya masih juga terus bermain di vaginaku. Tak lama
aku lemas. Kuserahkan segalanya kepadala adikku, apa maunya. Marwan melapas
jilatannya dari vaginaku. Kini aku sudah ditindihnya. Perlahan dan pasti, dia
mencucukkan kontolnya yang keras ke dalam vaginaku. Oh…terasa kontol itu
memenuhi rongga vaginaku. Hangat dan keras. Gesekannya begitu mengairahkan.
Leherku dijilatinya dan tetekku dielus-elusnya. Perlakuannya itu, membuatkua
bergairah kembali. Perlahan, kuimbangi permainannya. 

“Sudah lama aku menginginkan ini…” bisik Marwan adikku ke
telingaku. “Kenapa kamu tidak bilang…?” bisikku pula di sela-sela ayunan kedua
kakiku menggoyang kontolnya dalam vaginaku. “Aku takut, Mbak…” “Ya…sudah, mulai
malam ini aku menjadi milikmu. Kita boleh melepaskan keindahan dan kenikmatan
ini sepuas-puasnya jika ada kesempatan,” bisikku.  Marwan terus mempermainkan kontolnya
keluar-masuk dalam liag vaginaku. Aku merasakan tubuhku berada di awang-awang.
Tinggi dan penuh sensasi. “Mbaaakkk…” rintihnya. “Terus sayang. Mbak sudah mau
sampai,” bisikku memohon. Adikku memompa tubuhku lebih cepat dan lebih agresif
lagi. Dipeluknya aku kuat-kuat dan ditekannya sekuat-kuatnya ke dalam vaginaku.
AKu merasakan ujung kontol itu, sudah kandas di ujung lubang vaginaku. AKu
menjepit kembali pinggangnya dengan kedua kakiku sekuat-kuatnya dan membalas
pelukannya sekuat-kuatnya pula. “Ah….. Mbaaaakkkkk…” “Diiiikkkkk…. kita
sampaiiiii,” balasku. AKu merasakan begitu hangatnya semprotran spermanya ke
dalam tubuhku. Begitu jauh semprotan itu.  “Dik… Mbak pasti hamil ni. Mbak merasakan
spermamu begitu jauh ke dalam liangku. Ke dalam peranakanku. Ini pasti anakmu
dik,” kataku penuh optimis. Aku tahu, beratus kali aku bersenggama dengan Mas
Dibyo suamiku. Saat aku akan hamil, aku tahu sperma itu akan membuahiku. Aku
merasakan saat tubuhku hangat dan terasa seperti meriang, tapi nafsu seks ku
sangat tingi, saat itu aku pasti hamil. Terlebih ketika sperma itu menyemprot
ke dalam tubuhku, aku merasakan jauh ke dalam dan tubuhku menerimanya dengan kehangatan
dan rasa nikmat yang tiada tara.  “Mbak
pasti hamil dik…” kataku pula. “Lalu bagaimana, Mbak…?” “Tak apa, seminggu lagi
mas mu akan pulang, dik. Begitu pulang, kami akan bersetubuh. Tapi pasti aku
hamil karean persetubuhan kita malam ini,” kataku. “Kalau begitu, aku gak perlu
takut dong, Bak. Anak ini, buah cinta kita dan rahasia kita,” katanya
membujukku. Aku tersenyum. Aku setuju. Aku sangat menikmatinya. Ternyata dia
sudah lama menginginkan persegtubuhan denganku. Berarti aku tidak berdosa. Malam
itu, sebelum tidur, kami melakukannya sekali lagi. Menunggu suamiku datang
beberapa hari lagi, akhirnya kami memutuskan, setiap malam kami
melakukannya.  Benar apa yang kurasakan.
Begitu aku periksa ke didokter, dokter menyalami suamiku. “Isteri pak dibyo hamil
dua minggu,” kata dokter.

AKu tersenyum seakan kehamilan itu adalah kehamilan dari suamiku. Suamiku juga tersenyum. Ketika pulang, di atas mobil sumiku berkata:” kamu sudah tau kalau aku adalah lelaki sejati. Baru saja aku pulang, ternyata aku menghamilimu, ” katanya bangga dan tersenyum. Kubalas senyumannya dengan manis menunjuukan rasa simpatiku atas kebanggannya. “Mas memang seorang suami yang hebat,” kataku bangga dan tersenyum semakin mungkin. Di tariknya terngkukku sembari menyetir dan diciumnya bibirku. Aku membalas ckiumannya. “Jaga bayi kita baik-baik,” katanya mengingatkan. Kembali aku tersenyum. Di rumah, secara diam-diam aku menyerahkan hasil tes ku kepada adikku Marwan. “Anakmu berada dalam rahumku,” bisikku dan aku tersenyum sembari mengedipkan mata. Marwan mebaca hasil tes ku. Dia tersenyum dan dengancepat dia kecup bibirku.   Demikianlah cerita bokep dewasa AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG oleh cerita sex hot

KENIKMATAN ML DI MEMEK BIBI DAN PEMBANTU, Update 2023

NIKMATNYA ML DI VAGINA BIBI DAN PEMBANTU

Cerita Seks Panas – cerita bokep ini adalah cerita seks panas yang pada Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Bandung. Ini lah awal dari kisah mesum ku.. Di sana aku tinggal di rumah pamanku. Paman dan bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.  Pamanku ini adalah adik ibuku paling kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur, yang bertugas sebagai tukang kebun.  Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm. Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang. Pinggangnya sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.  Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda, baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.

Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidur-tiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio. Tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, “Den Eric.., apa sudah bangun..?” terdengar suara Trisni. “Yaa.. ada apa..?” jawabku. “Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..!” katanya lagi. “Oh.. yaa. Bawa masuk saja..!” jawabku lagi.  Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi panas dan pisang goreng. Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya. Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.  Trisni terkejut dan dengan segera menghindar sambil berkata, “Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!” Melihat wajah Trisni yang masem-masem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya. “Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!” Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.  Dengan segera kusedot bibirnya, dan lidahku kumain-mainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengelus-elus bagian langit-langit mulutnya. Dengan cepat terdengar suara dengusan keluar dari mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku. Dadanya yang montok itu bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat. Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol serta merangsang itu, mengelus-elus kedua bukit kembar itu disertai ramasan-ramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga.

Baca Juga Cerita Mesum Terbaru : GADIS BAYARAN MALAM dan KONTOL OM TETANGGA

Hal itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan
nafasnya yang semakin ngos-ngosan. 
Tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur dan dengan cepat aku segera
melepaskannya, Trisni juga segera membereskan rambut dan bajunya yang agak
acak-acakan akibat seranganku tadi. Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan
pelan, “Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen
genit siih..!” Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, “Triis, ntar
malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?” “Entar nanti
ajalah..!” katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar
kamarku.  Malamnya sekitar jam 21.00,
setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian
tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BH-nya. “Eeh, apa semua sudah
tidur..?” tanyaku. “Sudah Den..!” jawabnya. Untuk lebih membuat suasana makin
panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman.
Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria
Negro dan wanita Asia.  Terlihat adegan
demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin ‘hot’ saja, akhirnya
sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat. Si pria Negro dengan
tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah tegang itu,
benar-benar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat kecoklat-coklatan,
sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang Cina, dengan badannya
kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benar-benar sangat kontras
dengan pria Negro tersebut.  Dengan sigap
si Negro terlihat mengangkat cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat
dari samping penisnya yang panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir
kemaluan cewe yang putih kemerah-merahan. Secara perlahan-lahan mulai ditekan
masuk, dari mulut cewe tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya
menggelepar-gelepar, serta kedua bolah matanya terputar-putar sehingga lebih
banyak kelihatan putihnya. Sementara penis hitam si Negro terlihat makin
terbenam ke dalam kemaluan cewenya, benar-benar suatu adegan yang sangat
merangsang. Selang sejenak terlihat pantat si Negro mulai memompa, makin lama
makin cepat, sementara cewe itu menggeliat-geliat sambil setengah
menjerit-jerit. 

“Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok sadis benar
yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..!” guman Trisni
setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan wajahnya
tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengal-sengal. “Wah.., Tris kan yang
gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si Negro itu
mengaduk-aduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..?” sahutku. “Iih.., Aden jorok
aahh..!” sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap
terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di
layar TV.  Melihat keadaan Trisni itu,
dengan diam-diam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan
CD, sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil
mengangguk-anguk dengan bebas. Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan
si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup
mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.  Kemudian penisku itu kudekatkan ke wajahnya,
karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas sofa,
sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa tempat
kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya. Segera kupegang
kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni agak
merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada kemaluanku,
dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya. Akan tetapi dia hanya mau
menciuminya saja, lidahnya bermain-main di kepala dan di sekitar batang
penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli banget
rasanya.  Akhirnya kelihatan dia mulai
meningkatkan permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelan-pelan. Ketika
sedang asyik-asyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tiba-tiba si Erni
pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat
adegan kami. Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi
terhenti dengan mendadak. 

“Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas
kalau lapor..!” ancamku. “Ii.. ii.. iyaa.. Deen..!” jawabnya terbata-bata
sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak
tertutup dan masih tegak berdiri. “Kamu duduk di sini aja sambil nonton film
itu..!” sahutkku. Dengan diam-diam dia segera duduk di lantai sambil matanya
tertuju ke layar TV.  Aku kemudian
melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni.
Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang
sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja
membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu. 
Setelah bajunya kulepaskan sampai dia telanjang bulat, kutarik badannya
ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke
lantai, hanya bagian pantatnya ke atas yang tergeletak di sofa. Sambil membuka
bajuku, kedua kakinya segera kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua
pahanya. Kedua tanganku kuletakkan di atas pinggulnya dan jari-jari jempolku
menekan pada bibir kemaluannya, sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka
dan aku mulai menjilati permukaan kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah
sangat basah. “Deen.., oh Deen..! Uuenaak..!” rintihnya tanpa sadar.  Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni,
aku melirik si Erni, tapi dia pura-pura tidak melihat apa yang kami lakukan,
akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak
berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya
terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang. Rupanya dia
telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa,
dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari
wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitik-bintik
keringat.  Aku lalu berjongkok di antara
kedua pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk
tangan kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak
membuka, sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang
itu yang berukuran 19 cm, sambil kugesek-gesek kepala penisku ke bibir vagina
Trisni.

 Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelan-pelan. Bles..! mulai kepalanya menghilang pelan-pelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.  Sampai akhirnya amblas semua batang penisku, sementara Trisni mengerang-erang keenakan. “Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!” Aku menggerakan pinggulku maju mundur pelan-pelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan diurut-urut di dalamnya. Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku sampai ke ujung rambutku.  Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terang-terangan telah memandang langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu. “Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..!” kataku pada Erni. Lalu dengan masih malu-malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa. Aku berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.  Kuelus-elus dadanya yang masih terbungkus dengan baju, kuusap-usap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya, ternyata bagian bawah CD-nya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia meloloskan blouse dan BH-nya. Setelah itu aku menghisap putingnya berganti-ganti, dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni terlonjak-lonjak, sedangkan pantatnya bergetar.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : ANAK SMA SUNGGUH MENGGAIRAHKAN dan TANTE MARIA MEMINTA JATAH DENGANKU

Oohhh.., rupanya Trisni mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.  Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelan-pelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.  Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu dapat mengempot-empot, penisku seperti diremas-remas dan dihisap-hisap rasanya. “Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..?” kataku dan si Erni hanya senyum-senyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat. “Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..!” dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks. “Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..!” rintihnya terputus-putus sambil badannya mengejang-ngejang.  Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap ujungnya. Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depanku dan bergantian menghisap-hisap dan mengocok-ngocok penisku.  Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyut-denyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar. “Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..!” mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku. Dan beberapa detik kemudian, “Crot.. croot.. croot.. crot..!” air maniku memancar dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni. Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa. 

NIKMATNYA ML DI VAGINA BIBI DAN PEMBANTU

Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya,
kadang-kadang barengan juga. Pada suatu hari paman memanggilku, “Ric Paman mau
ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..!
Nemenin Bibi kamu ya..!” kata pamanku. “Iya deeh. Aku nggak akan
dolan-dolan..!” jawabku. Dalam hatiku, “Kesempatan datang niihh..!” Bibi
tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos. “Hhmm.., tak tau
dia bahaya sedang mengincarnya..” gumanku dalam hati. Niatku ingin merasakan
tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian. “Sekarang nih pasti akan dapat
kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..!” pikirku dalam hati.  Setelah keberangkatan paman, malam harinya
selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.
Bibi menghampiriku sambil berkata, “Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi
mau tidur duluan yaa..!” sambil berjalan masuk ke kamarnya. Tadinya aku mau
melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit,
maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit
dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apa-apa bibi sudah lemas. Tapi
dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam
berikutnya.  Malam itu memang tidak
terjadi apa-apa, tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada
malam berikutnya, setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam
kamarnya. Selang sejenak dengan diam-diam aku menyusulnya. Pelan-pelan kubuka
pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di
dalam kamar tidak terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar
suara air disiram. Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan
berjingkat-jingkat langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di
bawah kolong tempat tidurnya.  Selang
sesaat, bibi keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi
mematikan lampu besar, sehingga ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh
lampu tidur yang terdapat di meja, di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik
ke tempat tidur. Tidak lama kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi
halus teratur menandakan bibi telah tertidur.

Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan
hati-hati, takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.  Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena
biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya diatur agar tidak terlalu
dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah
muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga
terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat
belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu terlihat samar-samar di
balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.  Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah
dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat.
Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan
gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan
tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi
yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai
mengelus-elus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin
putih mulus dan sangat merangsang. 
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi
sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan
hati-hati takut bibi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang
menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang
juga.

Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya
menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan
itu.  Cepat-cepat kubuka semua baju dan
CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah
berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah
dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris
bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film
bibiku. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian
perlahan-lahan aku menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di
sisi tempat tidur bibi.  Sekarang
kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan
kedua kaki bibi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan
hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua
lututku melebar di samping pinggul bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak
menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di
samping tangan bibi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah
merangkak di atas bibi.  Tangan kiriku
memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan
bibir kemaluan bibi yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu
kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara
erangan perlahan dari mulut bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya
tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah
bibir kemaluan bibi.  Sekarang kepala
kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan bibi.

Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.  Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang penisku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.  Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku. “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas. Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.  Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.  Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi. “Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

Baca Juga Cerita Sex Panas : ENTOTAN GURUKU ENAK

Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena
badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap
mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan
mulai kugerakkan naik turun dengan teratur. 
Perlahan-lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai melemah. Kubisikan
lagi ke kuping bibi, “Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal
bibi janji jangan berteriak yaa..?” Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari
mulut bibi. Kemudian Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu
telah memperkosa Bibi..!” Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan
pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada bibi,
terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.  Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan
perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan
perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo
permainanku kutingkatkan lagi. Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,
“Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!” Dengan
masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu
pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti
orang yang sedang melakukan push-up. 
Dalam posisi ini, penisku menghujam kemaluan bibi dengan bebas,
melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan bibi. Kepalaku
tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku
menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari
mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak setelah merasa
pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku.
Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring setengah tidur
di samping bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada bibi terutama pada
bagian putingnya.  “Eehh.., Ric.., kenapa
kau lakukan ini kepada bibimu..!” katanya.

Sebelum menjawab aku menarik badan bibi menghadapku dan
memeluk badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku
mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..! Sekarang bibi
menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari
di mulutnya.  Selang sejenak kuhentikan
ciumanku itu. Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra,
aku berkata, “Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat
cantik lagi ayu..!” Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan
melanjutkan perkataanku, “Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman,
aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi
jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin
memiliki Bibi seutuhnya.” Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan
dengan tidak tergesa-gesa.  Ciumanku kali
ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya
masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang
setulus-tulusnya. Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya,
sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra
juga.  Beberapa lama kemudian aku
menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga
bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu. “Iih.., gede banget
barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan
Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman. Lalu aku mulai
memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke
leher dan terus kedua buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu.
Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya,
terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.  Sementara aksiku sedang berlangsung, badan
bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis
tidak hentinya.

Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping,
datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar
disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada
lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.  Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan
cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke
dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat
gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan
bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan
ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat. Keluhan panjang
keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”  Sambil masih terus dengan kegiatanku itu,
perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada
sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang
kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan
keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan
ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging
empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-main di seputar kepala
penisku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke
seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari
mulutku.  Dengan posisi 69 ini kami terus
bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba
ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku
menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian
sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur
tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan
kedua paha bibi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke
atas, sehingga dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu
langsung terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.  Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada
pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos
masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku. “Aahh..!” terdengar
keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi. Aku segera menggoyang
pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks.

Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang
pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik,
matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua
buah dadanya yang kecil padat itu bergoyang-goyang di atasku.  Ketika kulihat pada cermin besar di lemari,
kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang
besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di
atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak
dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan
nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot
dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula terasa
berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku
bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku
dengan keras.  Pada saat bersamaan kami
berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas
badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas. “Riic..,
terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!”  Setelah beristirahat, kemudian kami
bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang
saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat
nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil
itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat
ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada
pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam
lubang kemaluan bibi.  “Aaughh.. oohh..
oohh..!” terdengar rintihan bibi sementara aku menggerakan-gerakan pantatku
maju-mundur sambil menekan ke atas. Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya
tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat
bibi mencapai klimaks.

“Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.  Dengan penisku masih berada di dalam lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya.  Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan asing. Demikianlah cerita seks panas KENIKMATAN ML DI MEMEK BIBI DAN PEMBANTU oleh cerita sex hot.

Cerita Sex Menikmati Liang Kemaluan Bu Denok, Update 2023

Cerita Sex Menikmati Liang Kemaluan Bu Denok

Cerita Sex Panas – Cerita hot ini adalah cerita terbaru ,,,Namaku Indra, dan ini ceritaku saat masih 18 tahun. Saat berangkat keyogya untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Denok dan Pak Jerry suaminya. Bu Denok adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka selama aku kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik mereka karna aku memang tidak punya kenalan diyogya.  Setelah sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Jerry yang bekerja diluar pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan dasar mereka. Aku sering melihat Bu Denok melamun sepulang dia dari mengajar disekolah. Bu Denok juga sering cerita panjang lebar padaku tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik.  Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan Bu Denok sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran Bu Denok, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama penagamatanku Bu Denok selalu memakai BH warna Hitam.   Itu selalu menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah.

 Waktu itu usianya 28
tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan membuatku
selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani. Sekarang diusianya yang
ke 34 tdak terlihat kalau Bu Denok telah memiliki 2 orang anak yang sudah SMP.
Malah menurutku ia terlihat lebih menawan, terutama pada bagian pinggul dan
dada ukuran 38arB yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua karena program
BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore. 
Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Denok jika sedang bermasturbasi.
Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD dan BH hitam milik Bu Denok,
sampai akhirnya aku berani menguping jika Pak Jerry yang pulang dan sedang
bercinta denagn Bu Denok. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari
dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila
sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Denok yang akan dicuci
besok.  Akhirnya muncul niatku untuk
mencicipi lubang vagina Bu Denok yang pasti sangat keset dan terawat. Aku
melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat itu hari kamis dan suaminya
sudah berangkat seminggu. Aku menunggu didalam kamar sambil membayangkan “malam
pertama” yang akan kulalui bersama Bu Denok. Saat dia pulang dari BL aku
membukakan pintu rumah. “Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum
padaku. “Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.  Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas
susu lalu diletakkan datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi.
Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang
akan diminumnya. Prediksi Bola  Sekitar
45 menit kemudian Bu Denok keluar dari kamar, ia menggunakan daster motif bunga
warna biru dengan panjang selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang agak
rendah, sehingga jika dia agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan
tampak jelas terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk
menemaniku menonton TV di ruang tengah. “Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil
meminum susu.

“Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil
mencuri pandang keketiaknya. “Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil
menghabiskan susu di gelas. “Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru”
Candaku. “Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku. Aku tidak menghindar
karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat
dari dalam dasternya.  Sekitar 5 menit
kemudian Bu Denok mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat
mengantuk. “Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini”
Pamitnya. “Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan
tersenyum. Kemudian Bu Denok masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit
menunggu aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil
namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban, kuputar
pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup keras-keras. Bu
Denok tidak bereaksi di atas kasurnya. Proqq 
Kulihat jam dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas
kasur lalu ku perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan
lembut, lalu kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya.
Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah. Setelah
puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian lengkap tapi bisa
kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu. Kedua tanganku secara
perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu lalu mengusapnya dengan
lembut sementara kepalaku turun keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu
tercium aroma kewanitaan yang sangat merangsang.  Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu,
sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Denok
menjadi kasar dan tak terkendali.

Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang
semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua pakaian yang mnelekat ditubuhku,
dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu kubuka daster yang dikenakan oleh
Bu Denok kemudian kuatur posisi tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki
yang membuka lebar. Lalu kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis
dan menantang langsung terlihat dihadapanku. Tubuh Bu Denok yang tergolek lemah
dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok
dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak
mengacung siap perang.  Kudekati tindih
tubuh Bu Denok yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya
yang tak tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah
satu puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin memburu
kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung membusung kedepan
seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya lalu kukulum,
kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai memerah. Setelah itu kulirik
selangkangannya, CD pink Bu Denok tak mampu menutupi beberapa helai rambut
hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat itu karena aku
ingin menikmatinya saat Bu Denok mulai sadar nanti. PokerQQ  Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan
kasar lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu.
Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali
walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi
pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai
keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat makin mengalir deras,
kukulum bibir Bu Denok sejenak lalu kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal
lelah.

Kulihat tubuh Bu Denok mulai berguncang karena gerakanku
yang makin hebat.  Sekitar 10 menit
berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera mengeluarkannya.
Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua payudaranya makin kurapatkan. Rasa
nikmat tak terlukiskan mulai menjalari batang penis dan menyebar keseluruh
tubuhku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh
indah Bu Denok yang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan
cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.  Setelah selesai aku beristirahat sejenak
sambil menatap tubuh Bu Denok yang hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian
kuambil lap dan air hangat yang memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap
bagian tubuhnya yang terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium sebentar
lalu kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang
biasa digunakan Bu Denok kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya.
Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat indah
aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bagun sambil memainkan
payudaranya yang indah. Situs BandarQQ  Aku
duduk disampingnya saat Bu Denok mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak
menyilaukan matanya, kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku
perlahan tapi pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu. “Jam
berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata. “10 lewat 5 jawabku” Sementara
mataku terus menatap kebelahan dadanya. “Huuaah.. masih malam toh.. lagi
ngapain kamu” Tegurnya sambil merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya
terlihat sampai BHnya.

Dan itu membuatku menjadi lupa diri. “Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok. “Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.  Sambil mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya. “Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Denok lirih. Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Denok. Bu Denok menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Denok yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Denok mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Denok kembali mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.  “Berhasil” Batinku. Bu Denok tersentak. “Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping. “Memang tidak boleh sih.. tapi..” Aku kembali merangkul Bu Denok, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Denok pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu Denok dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian.

Baca Juga Cerita sek panas : Cerita Sex Menjadi Pengantin Muridku Di Entot

Bu Denok tampak takjub melihat batang penisku. Aku memulai
kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Denok
menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua
telah bermandikan keringat, tangan Bu Denok menjambak rambutku.  Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah
dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Denok tidak lagi
menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, lalu jemariku
menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan
membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah
beberapa lama, ciumanku mulai merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya
yang sedikit terbuka. Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian.
Aku kembali terkagum melihat tubuh telanjang Bu Denok. Payudaranya putih padat
berisi dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara
Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.  Aku kembali beraksi, kali ini daerah
sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol
disekitar liang vaginanya mungkin itu yang dinamakan kloritas. Setelah beberapa
lama ciumanku kembali keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya.
Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku
dengan mulut vagina Bu Denok saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku
ingin dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo Denok.
Bu Denok tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan” Aku
tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Denok karena hawa nafsuku sudah menuju
puncak. Aku kembalimeraih Bu Denok dan menciumi bibirnya, kali ini lebih
dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.  Bu Denok tak bisa berbuat apa-apa dan kembali
larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang
vagina Bu Denok. Aku mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki
pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng
memasuki liang vagina Bu Denok, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga
batang vaginaku keliang vagina Bu Denok. Bu Denok mendesah panjang dan badannya
berguncang. “Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku. Bu Denok telah
sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya
semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Bu Denok. Aku
menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang
senggama Bu Denok. Makin lama makin cepat, Bu Denok mendesah sambil menyebut
namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan
dingin.  Erangan yang panjang disertai
cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang
senggama Bu Denok. Rupanya Bu Denok telah mencapai orgasme, aku pun tidak
tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk
diliang senggama Bu Denok. “Inilah saatnya” Batinku. Akhirnya puncak
kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Denok bersamaan
dengan cairan hangat yang kembali menyirami batang penisku, ternyata Bu Denok
kembali orgasme. Malam itu berlanjut dengan beberapa kali orgasme Bu Denok,
sampai akhirnya kami kelelahan dan tertidur. 
Pagi harinya, Bu Denok bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi.
Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan
mengetoknya, Bu Denok pun membuka pintu kamar mandi.

 Kembali aku terkesima
melihat Bu Denok yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku
kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Denok. “Mandi dulu
dong” Pinta Bu Denok manja. Akupun menuruti ajakannya kemudian mengguyuri
tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan
sabun cair. Bu Denok turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku
yang kembali tegak.  Rasa malu Bu Denok
telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat
rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Bu
Denok karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Denok, mula-mula
kedua tangannya lalu kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri
dibelakang Bu Denok terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua
telapak tanganku. Terdengar Bu Denok mendesah panjang. Usapanku kebawah
melewati perutnya hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya
dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Denok, kali ini Bu
Denok merintih nikmat.

 Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.  Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Bu Denok kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Bu Denok dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Denok membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Bu Denok. Bu Denok melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku menggendong Bu Denok dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.   Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Denok. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Denok. Ternayata ia belum mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu Denok. Bu Denok sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu Denok mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Bu Denok terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.  Aku dan Bu Denok telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing. “Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya. “Atur aja” Desahnya manja. Kemudian Bu Denok berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama bertugas Pak Jerry keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi hasrat biologis Bu Denok di tempat tidur

Baca Juga Cerita Sex Hot : Cerita Sex Lubang Kontrakan

Cerita Sex Liska Gadis Seksi

Namaku Putra seorang cowok yang baru menginjak kelas tiga SMU, aku hidup di sebuah kota kecil. Namun tidak membuat aku menjadi pribadi yang kuper, apalagi bisa di bilang aku termasuk cowok yang berwajah ganteng dengan postur tubuh yang atletis juga. Di sekolah aku menjadi salah satu cowok yang banyak di dekati oleh banyak siswi cantik namun aku masih belum memiliki seorang pacar hingga saat ini.  Aku lebih suka dunia otomotif, keseharianku aku lewatkan di bengkel untuk memodif motor atau lainnya. Walau terkadang ayahku sering memarahiku karena pikirnya hobiku tidak ada manfaatnya, namun karena ibuku yang sering memarahi ayah jika sedang memarahiku akhirnya diapun hanya bisa terdiam, aku memang dekat dengan ibu karena aku memang anak tunggal dari kedua orang tuaku yang memang mengajarkan kesederhanaan padaku.

Cerita Sex Menikmati Liang Kemaluan Bu Denok

Walau begitu sebagai anak muda akupun sering mendengar cerita ngentot baik dari temanku maupun dari browsing di internet. Bagaimanapun juga aku ingin mengenal atau sekedar mengetahui hal-hal seperti itu, apalagi banyak teman yang sering menceritakan tentang kisah perbuatan mesumnya dengan pasangannya masing-masing, bahkan terkadang aku yang menjadi bahan ledekan mereka karena belum juga berpacaran.   Terkadang akupun berpikir kalau aku harus memiliki seorang pacar, tapi bagaimana mungkin aku berpacaran kalau selama ini aku belum menemukan cewek yang menurutku pas buat aku jadikan pasangan. Akhirnya akupun hanya bisa menyibukan diri dengan motorku, tanpa menghiraukan cerita ngentot atau cerita dewasa lainnya. Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang cewek di toko dekat dengan bengkel tongkronganku.  Singkatnya akupun berkenalan dengannya dan benar saja ternyata dia bukan penduduk asli sini. Namun seorang gadis yang sedang menikmati liburannya, dan dia juga merupakan anak kuliahan karena itu akupun berbohong kalau aku juga seorang mahasiswa. Liska namanya dia beda dengan cewek yang ada di kota ini, Liska begitu seksi di dukung dengan penampilannya yang sering menggunakan pakaian seksi. Pokerqq  wajahnya begitu cantik mirip banget dengan artis sinetron yang saat ini sedang naik daun. Kami sering jalan bareng aku dengan mudahnya dapat berkenalan dengan tante liska yang merupakan saudara mamanya dan diapun seorang janda yang tinggal sendirian, karena itu liska dekat dengan tantenya itu, dari yang aku lihat dia begitu manja pada tantenya seperti pada mamanya sendiri bahkan dengankupun dia menjadi dekat karena tante memang begitu supel.  Seperti malam ini aku berniat jalan bareng dengan Giska, dan kamipun sudah janjian untuk pergi ke sebuah cafe dan nonton malam ini. Dan aku tidak menyangka kalau aku bakalan kepergok teman-teman satu sekolahku pas di depan pintu bioskop ” Hai Ren… wah ternyata kamu dah ada gebetan.. boleh kenalan ..SMU mana?” Cerocos Ibra temanku, aku lihat Liska tersenyum sambil menjabat tangan semua teman-temanku.  Saat itu juga Liska tahu kalau aku masih seorang pelajar SMU, merasa aku bohong padanya diapun segera meninggalkan aku yang masih termangu di depan teman-temanku. Tapi akhirnya akupun mengejar Liska yang mulai ngambek padaku, hampir saja aku tidak bisa membujuknya untuk pulang bersamaku tapi akhirnya diapun mau. Sampai di depan rumah tantenya Liska langsung masuk tapi aku tetap membuntutinya dengan maksud untuk meminta maaf.  Tanpa aku sadari Liska masuk dalam kamarnya dan dengan berani akupun ikut masuk, ketika Liska menelungkup di atas kasurnya sat itu juga berkali-kali aku meminta maaf “Liska aku nggak bermaksud bohongi kamu.. aku sudah berencana ingin memberitahu kamu..” Dan tetap saja Liska menangis sesenggukan karena itu akupun bermaksud untuk segera pergi dari tempat itu, namun begitu sampai di pintu kamarnya.  Tiba-tiba Liska memeluk tubuhku dari belakang,

Baca Juga cerita sex hot : SELINGKUH DENGAN TEMAN ISTRI AKIBAT VOUCHER GRATIS

akupun terhentak di buatnya ” Putra aku sayang kamu..” Dengan perlahan aku membalikan tubuhku lalu aku menunduk untuk melumat bibir seksinya, awalnya aku hanya ingin mengecupnya tapi ternyata Liska lebih agresif dia melumat bibirku bahkan dengan lembut dia mengulumnya membuatku bergairah saja, layaknya dalam cerita ngentot kamipun semakin berani apalagi tante belum datang. Situsqq  Dengan penuh gairah Liska mengulum bibirku bahkan dia berani memegang kontolku. sambil terus meremasnya bahkan kemudian dia membungkukan tubuhnya lalu dengan cepatnya dia lepas celanaku dan nampaklah kontolku yang sudah membesar “Aaaaaaauuuuwww….. oooouuugghh… ooouugghhhh…” Teriakku ketika Liska mulai melumat kontolku dalam mulutnya, aku merasakan kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.  Gerakan tangan yang lincah serta mulut yang tidak berhenti memainkan kontolku, membuat aku mendesah berulang kali aku yakin kalau Liska bukan pertama kali melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini ” OOooouuuuggghhh…. aaaaggghhhhh…. ooooouuuugggggghhhh….. oooouuugghhhhh…. aaaaaaagggggghhhhhh….” Desahku menikmati kuluman liar pada kontolku dan aku hanya bisa melihat apa yang dilakukan Liska padaku.  sampai akhirnya dia kembali berdiri lalu dengan isyarat dia menyuruhku untuk terlentang di atas tempat tidurnya. Saat itulah bagai anak kecil aku menurut saja yang di katakan Liska padaku, saat aku terlentang dengan tegangnya kontolku membesar lalu aku lihat Liska melepas seluruh pakaiannya, kemudian dia menindih tubuhku sambil berusaha memasukkan kontolku pada lubang memeknya.   Aku hanya terdiam karena Liska sudah begitu fasih melakukan hal itu, tatkala dia berhasil memasukkan kontolku diapun menggoyang pantatnya di atas tubuhku. sambil meliuk-liuk bagai cacing kepanasan “OOOOoouuugggghh… eeeeeuuuuuummmppphhh…. aaaaaagggghhhh….. aaagggghh.. Ren..dra… aaaaaku… saaa. yang.. kamu… aaagggggggghhh..” Desahan Liska membuatku semakin bergairah saja.  karena itu akupun bergerak di bawah tubuhnya berusaha mengimbangi gerakan tubuh Liska ” Ooooouuggghh….. aaaaaaaaggggghhh…. Gis….. aaa…. ku…… aaaagggggghhhh….. aaaaaggghhh…. ” Aku merasa seakan mau menumpahkan sesuatu yang mengalir dan menyatu pada selangkanganku, Liska semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya crooooootttt crooot sesuatu yang hangat tumpah dari dalam kontolku.  Memenuhi memek Liska yang berada di atas tubuhku namun dia mempererat dekapannya hingga kontolku menyelinap masuk dalam memeknya. Berkali-kali pula dia menciumku lalu aku dengar dia berbisik ” kamu puas sayaaang…” Aku mengerti maksudnya dengan mesra aku kecup keningnya dan melumat bibir seksinya tanpa mengucapkan kata-kata apapun, apalagi aku merasa kecapekan tapi kamipun saling peluk di atas tempat tidur Liska hingga malam semakin larut.  Demikianlah Cerita panas ini. Cerita Sex Menikmati Liang Kemaluan Bu Denok

AKU JADI PRIA SIMPANAN IBU KOST KU YANG GILA SEKS dan NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK, Update 2023

AKU JADI PRIA SIMPANAN IBU KOST KU YANG GILA SEKS dan NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK

Cerita Mesum Indonesia – cerita seks ini adalah cerita mesum yang Saya ingin menceritakan pengalaman saya waktu masih kuliah semester lima di Bandung sekitar 4 tahun yang lalu. Nama saya sebut saja Iwan dan berasal dari Jakarta dan waktu itu saya kos di dekat daerah Dago. Tempat  kosnya lumayan bagus dan ibu kos saya waktu itu berumur sekitar 28 tahun. Kira – kira ini lah Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan dia belum sempat dikaruniai anak. Untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dia bekerja di salah satu bank swasta di Bandung.

Sebelumnya saya kos di daerah Cihampelas dan karena ribut
dengan salah satu anak kos, saya coba cari tempat kos lain. Rumah kos baru ini
saya ketahui dari salah seorang teman yang masih saudara sepupu ibu kos saya.
Waktu pertama kali saya datang ke tempat kos, ibu kos saya (sebut saja namanya
Rita) agak ragu-ragu karena dia sebenarnya berencana untuk menerima wanita.
Maklum karena dia hanya tinggal sendiri ditemani seorang pembantu. Untung
akhirnya Mbak Rita mau menerima saya karena tahu saya adalah teman dekat
saudara sepupunya.

Sebagai gambaran, Mbak Rita tingginya 163 cm dengan wajah yang cantik. Kulitnya putih dan badannya juga sangat seksi dengan ukuran dada yang lebih besar dari umumnya wanita Indonesia. Belum lama saya tinggal di sana saya mulai tahu kalau Mbak Rita dibalik penampilan luarnya yang cukup alim, ternyata mempunyai libido seks yang cukup tinggi. Waktu itu saya sedang di rumah sendiri dan saya suruh pembantu untuk membelikan makanan di luar. Saya iseng dan masuk ke kamarnya serta membuka lemari pakaiannya. Di lacinya, di bawah tumpukan pakaian dalamnya ternyata terdapat dua buah vibrator yang mungkin sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Mbak Rita juga mempunyai beberapa pakaian dalam dan baju tidur yang sangat seksi. Hal ini sebenarnya sudah saya ketahui dengan memperhatikan pakaian-pakaian dalamnya bila dijemur di halaman belakang rumah.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : SANG GURU SEKOLAH YANG LAGI HEBOH

Di rumaHPun Mbak Rita cukup bebas, dia hampir tidak pernah
menggunakan bra bila di rumah walaupun dia tahu saya ada di rumah. Di balik
baju kaos ketat atau baju tidur yang dikenakannya seringkali putingnya terlihat
menonjol dan saya sendiri yang kadang-kadang risih untuk melihatnya. Kalau
keluar kamar mandipun Mbak Rita biasanya hanya mengenakan handuk yang tidak
terlalu besar dan dililitkan di badannya sehingga kemontokan buah dadanya dan
kemulusan pahanya terlihat jelas.

Suatu pagi waktu saya sedang sarapan Mbak Rita masuk ke
ruang makan sehabis melakukan senam aerobik di halaman belakang. Dia mengenakan
baju senam berwarna merah muda dengan bahan yang cukup tipis tanpa lapisan
dalam lagi. Karena bajunya basah oleh keringat, waktu dia masuk saya cukup
kaget, karena buah dada dan putingnya terlihat jelas sekali di balik baju
senamnya. Saya yakin dia sadar akan hal itu dan sengaja mengenakan baju senam
itu untuk menggoda saya. Waktu saya menoleh ke dadanya, Mbak Rita langsung
bertanya, “Hayo, lihat apa kamu?” Saya sendiri hanya tersenyum dan berkata,
“Ngga lihat apa-apa kok, lagian Mbak pakai baju kok transparan betul sih?” Mbak
Rita balik bertanya, “Memangnya kamu nggak suka lihat yang begini?”. “Ya suka
dong Mbak, namanya juga laki-laki”. Waktu itu saya malu sekali dan mencoba
untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya. Tetapi sepanjang sarapan harus
diakui kalau saya berkali-kali mencoba untuk mencuri pandang ke arah dadanya.

Malam harinya ketika saya sedang nonton TV di ruang depan
Mbak Rita menghampiri saya dengan menggunakan baju tidurnya yang berwarna
putih. Dia ikut nonton TV, dan selang beberapa lama dia berkata kepada saya.
“Wan, aku pegal-pegal semua nih badannya, mungkin karena aerobik tadi pagi.
Bantu pijitin Mbak yah?” Dengan spontan saya berkata, “Boleh Mbak. Di mana?”
“Ke kamar Mbak aja deh”, katanya.

Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan ini sejak lama,
tetapi memang karena saya orangnya pemalu, saya tidak pernah berani untuk
mencoba-coba mengutarakan hal ini ke Mbak Rita. Saya mengikuti Mbak Rita ke
kamarnya dan dia menyuruh saya duduk di tempat tidurnya. Mbak Rita kemudian
mengambil baby oil dari laci sebelah tempat tidurnya dan memberikannya ke saya.
Saya bilang kalau bajunya nanti kotor bila pakai baby oil. Tujuan saya
sebenarnya adalah supaya Mbak Rita mau melepaskan baju tidurnya. Mbak Rita
langsung mengangkat baju tidurnya di hadapan saya dan yang mengejutkan, dia
hanya mengenakan celana dalam G-string berwarna putih yang tidak cukup untuk
menutupi bulu kemaluannya yang lebat. Di kiri kanan celananya masih tampak bulu
kemaluannya, Tubuhnya indah sekali, payudaranya besar dengan bentuk yang indah
dan puting yang berwarna coklat kemerahan.

“Bagaimana Wan, menurut kamu badanku bagus?” Sayapun
mengangguk sambil menelan ludah. Baru pertama kali ini saya melihat tubuh
wanita dalam keadaan yang hampir telanjang bulat. Biasanya saya hanya melihat
di film atau majalah saja (waktu itu belum ada internet seperti sekarang). Mbak
Rita kemudian merebahkan badannya dan saya mulai memijitnya dari belakang
setelah terlebih dulu mengoleskan baby oil. Luar biasa, kulitnya mulus sekali
dan sekujur tubuhnya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang menambah keseksiannya.
Pada waktu saya memijit kaki dan pahanya, Mbak Rita membuka kakinya lebih
lebar, dan saya dapat melihat kemaluannya yang tercetak jelas pada celana
dalamnya yang kecil itu. Belum lagi bulu kemaluannya yang keluar dan menambah
indah pemandangan itu. Saya terus memijiti paha bagian dalamnya dan saya
sengaja untuk tidak sampai ke selangkangannya agar dia terangsang secara
perlahan-lahan. Mbak Rita mengeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu
dia menikmati pijitan saya. Kakinya juga dibuka lebih lebar dan mengharapkan
tangan saya menyentuh kemaluannya. Tetap saja saya sengaja untuk tidak
menyentuh kemaluannya. Dari kemaluannya sudah mulai keluar sedikit cairan yang
membasahi celana dalamnya. Saya tahu kalau dia sudah terangsang.

Saya minta Mbak Rita membalikkan badannya. Dia langsung
menurut dan saya usapkan baby oil di dada dan perutnya. Payudaranya cukup
kenyal dan waktu saya memainkan jari-jari saya di putingnya dia menutup matanya
dan terlihat benar-benar menikmati apa yang saya lakukan. Kemudian Mbak Rita
bangun dan meminta saya membuka pakaian saya. Dia berkata kalau dia sudah
benar-benar terangsang dan sejak kematian suaminya dia tidak pernah tidur
dengan seorang priapun. Aku minta Mbak Rita yang melucuti pakaianku. Dengan
cepat Mbak Rita membuka baju kaos yang aku kenakan dan kemudian celana pendek
dan celana dalamku. “Kamu juga sudah terangsang yah Wan?”. “Iya dong Mbak, dari
tadi juga sudah berdiri begini”, kataku sambil tertawa. Mbak Rita kemudian
memegang kemaluanku dan mulai melakukan oral seks kepadaku. Terus terang itu
adalah pertama kali seorang perempuan melakukan hal itu kepada saya. Waktu SMA
saya pernah punya pacar tapi kami tidak pernah melakukan hal-hal sejauh itu.
Paling-paling juga kami hanya berpegangan tangan dan berciuman. Mbak Rita
ternyata ahli sekali dan saya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Selang beberapa lama kemudian, Mbak Rita melepaskan celana dalamnya
dan menyuruhku tiduran di ranjang dan dia naik di atasku. Kakinya dibuka lebar
di atas kepalaku sambil lidahnya menjilati kemaluanku. Pinggulnya diturunkan
dan kemaluannya hanya beberapa senti di atas mukaku. Sungguh pemandangan yang
sangat indah. Langsung saja aku menjilati kemaluan dan clitorisnya dari bawah.
Ternyata rasanya tidak jijik seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Cairannya
sedikit asin dan tidak berbau. Aku tahu kalau dari kesehariannya yang resik,
Mbak Rita pasti juga rajin menjaga kebersihan kemaluannya.

Aku terus menjilati kemaluannya dan mulai memberanikan diri
menjilati bagian dalamnya dengan membuka kemaluannya dengan jariku lebih lebar.
Mbak Rita sangat menikmati dan dia juga menjilati kemaluanku dengan lebih ganas
lagi. Kemudian dia bangun dan memintaku memasukkan kemaluanku ke dalam
punyanya. “Ayo dong Wan, aku sudah tidak tahan lagi nih”. Aku bilang kalau aku
belum pernah melakukan hal ini dan Mbak Rita berkata, “Kamu tiduran saja, nanti
Mbak akan mengajari kamu.” Kemudian Mbak Rita duduk di atasku dan dengan
perlahan memasukkan kemaluanku. Rasanya nikmat sekali dan Mbak Rita mulai
menggoyangkan pinggulnya. Aku memejamkan mataku dan berpikir kalau beginilah
rasanya berhubungan dengan wanita. Kalau sebelumnya hanya imajinasi semata,
sekarang aku merasakan bagaimana nikmatnya berhubungan dengan wanita secantik
Mbak Rita.

Malam itu kami berhubungan badan dua kali. Setelah kami
selesai yang pertama, Mbak Rita mengajak saya mandi dan kemudian mengganti
sprei dengan yang baru karena kotor oleh keringat dan baby oil yang digunakan
tadi. Kemudian kita lanjut lagi dan mencoba melakukan gaya-gaya lainnya.

Setelah kejadian malam itu, Mbak Rita sering mengajak saya
tidur di kamarnya dan hubungan seks di antara kami menjadi hal yang rutin kami
lakukan. Mbak Rita juga suka mengajak saya melakukannya di seluruh bagian
rumah, dari ruang tamu sampai halaman belakang. Biasanya bila melakukan di luar
kamar, kami melakukannya malam hari setelah pembantu tidur. Pernah sekali
pembantu rumah memergoki kami di ruang tengah waktu dia mau mengambil minuman
di dapur. Cepat-cepat dia memalingkan muka dan balik ke kamarnya. Setelah itu
dia tidak pernah lagi keluar malam-malam dan itu lebih membuat kami lebih bebas
melakukannya di rumah. Sewaktu pembantu mudik pada saat lebaran kami
menghabiskan waktu di rumah tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Mbak Rita
yang mengusulkan hal itu dan begitu sampai di rumah Mbak Rita langsung melucuti
semua pakaian yang dikenakannya.

Saya juga mulai sering pergi dengan Mbak Rita dan waktu itu
hubungan kami sudah layaknya seperti orang pacaran. Diapun sudah tidak mau lagi
disapa dengan Mbak dan dia minta saya memanggilnya dengan nama depannya
sendiri. Dia juga tidak mau lagi menerima uang kos dari saya dan uang kiriman
orang tua dapat saya gunakan untuk bepergian dengan dia. Satu hal yang saya
ingin ceritakan, dia jarang sekali mengenakan celana dalam bila pergi keluar
rumah, kecuali kalau ke kantor. Pernah juga beberapa kali saya minta dia ke
kantor dengan tidak mengenakan celana dalam di balik roknya dan dia menuruti.
Kalau saja karyawan laki-laki di bank tempat dia bekerja tahu kalau di balik
roknya yang lumayan pendek itu tidak ada apa-apa lagi.. Kalau bra, biasanya dia
kenakan karena bila tidak akan terlihat jelas dan dia risih bila banyak mata
lelaki yang memandang ke arah dadanya.

Hubungan kami masih berlangsung sampai sekarang walaupun
orang tuaku tidak menyetujui karena usianya yang jauh lebih tua dan statusnya
yang janda. Say sekarang bekerja di Jakarta dan bila akhir pekan saya selalu
menghabiskan waktu saya di Bandung. Rencananya akhir tahun ini kami akan
menikah walaupun orang tua saya tidak menyetujui.

NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK

Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU
negeri terkemuka di kota YK, Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh
yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu,
wajahnya juga lumayan cantik.

Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : MALAM PERTAMA GOYANGAN PENGANTIN BARU

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska
sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah
yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di
atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran
roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal
menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk
para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang
berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang
mangkal di depan gang rumah Riska.

Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang
berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat
gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan
sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan
besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno
mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan
hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada
di pinggiran kota YK.

Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk
melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya,
termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja
mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari
jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal
pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.

“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno
sambil terus mengayuh becaknya

Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan
Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang
telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal
pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.

“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di
tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah
turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun
pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling
sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi
semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada
basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno
sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang
masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno
tadi.

“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil
terbengong-bengong.

“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan
celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.

Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas
ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.

“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang
memucat.

Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

AKU JADI PRIA SIMPANAN IBU KOST KU YANG GILA SEKS dan NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK

“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam
posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga
jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya
udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai
menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang
mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan
kuatnya memegang kedua paha Riska.

“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska
meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno
malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu
sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.

Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya
menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar
Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal
paha Riska.

Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : PERKOSAAN POLWAN YANG CANTIK

“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di
saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.

Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai
mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia
nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang
megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang
menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian
selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan
kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya
dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga
meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak,
gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu
yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa
di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh
Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan
sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah
kelaparan melahap makanan.

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno
melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan
bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian
leher gadis itu.

“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat
lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.

Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat
Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah
di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan
kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga
posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya.
Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.

“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”,
bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.

Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak
permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya
dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.

“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu
masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan
Parno yang menyumpalnya.

“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya
menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur
batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.

Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno.
Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai
menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska.
Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska,
dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua
tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak
rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat
dan..

“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan
Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu.
Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia,
tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska.

Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga
mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh
keluar dari sela-sela mulut Riska.

“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang
kemaluannya dari mulut Riska.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang
bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang
nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku
berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno
seperti itu.

“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan,
terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas
berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat
tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu
super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi,
tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali
mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis
terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu
sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan
tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh
seolah tersihir mengikuti arahan Parno.

Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu
seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan,
Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska.
Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang
merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir
vaginanya, indah sekali.

Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir
vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan
keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang
vagina Riska.

“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar
mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia
dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar
dan bersemangat.

“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding
keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur
dari sela-sela kemaluan Riska.

“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno
langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.

“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan.
Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar.
Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu.
Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur
darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang
semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi
hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh
Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang
hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.

“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya
yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan
Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup
lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di
lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno
puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis
cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya,
akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah
lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di
selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa
menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan
leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian
mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia
berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu.

Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya. Demikianlah cerita seks panas AKU JADI PRIA SIMPANAN IBU KOST KU YANG GILA SEKS dan NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK oleh cerita sex hot

TANTE SARI dan PERAWANNYA UNTUKKU, Update 2023

TANTE SARI dan PERAWANNYA UNTUKKU

Cerita Mesum Terbaru – cerita hot ini adalah cerita seks ku sendiri, Tinggiku 175 cm jadi mudah untuk menggaet cewek di sekolahku, aku lahir di Canada saat aku umur 7 tahun karena papaku di tugasi di Jakarta jadinya aku ikut papa dari kecil ke Jakarta awalnya aku tidak tahu dan bagiku Jakarta asing tapi lama kelamaan jadi terbiasa.  Terus terang walau lama tinggal di Luar pemikiran aku lebih condong ke pemikiran timur coz nyokap tetap berpegang teguh pada adat istiadat timur and terus menanamkan adat istiadat plus prinsip2 yg keras ma anaknya.  Awal mula kisah aku ni dimulai saat musim liburan, bokap n nyokap aku balik ke Canada tuk liburan tapi aku ga ikut karena males bgt kalo cuma bentar doank liburan ke sana so aku lebih milih liburan di sini.  Kita mulais aja ya cerita bokep ini.. Sebelum berangkat Mama bilang ma aku kalau nanti bosen di sini mendingan jalan – jalan ke bandung aja sekalian jenguk kakek serta tante Sari (adik mama), dan seingatku Tante Sari dah lama bgt ga ke Jakarta dan Mama hanya berhubungan via telphone doank.   Petualangan dimulai ketika seminggu kemudian aku maen ke Bandung, hari pertama di Bandung aku habiskan melepas kangen ma kakek. hari kedua di Bandung aku minta di antar ma supir ke rumahnya tante Sari.  Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan yg cukup elit di Bandung, sebelumnya mama sudah menelfon dan memberitahukan kepadanya bahwa aku akan datang. 

”Gary..wahh sudah besar sekali kamu sekarang yah,sudah tidak ngeh lagi tante sama kamu sekarang. Hahaha” kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihatku setlah sekian tahun ga ketemu.  Wajahnya masih saja seperti yang dulu seakan tidak bertambah tua sedikitpun.  ”Oh yah.. tuh supirnya disuruh pulang ja nanti Gary pake aja mobil tante kalau mau pulang” aku pun mengiyakan dan menyuruh supir pulang. Hari itu kami banyak bercerita dan tak terasa tiba waktunya untuk dinner.”  makan dulu yuk Gary… itu sudah disiapkan makanannya sama bibi” katanya sambil menunjuk pembantunya.  ”kita tidak menunggu om Tino dulu tante” aku coba menanyakan suaminya. ”ga usah lah tadi om sudah nelf dan bilang ga bakal pulang malam ini” tante Sari menjelaskan, maklum suaminya tante Sari anak salah satu konglomerat di Bandung.  Rumah sebesar ini Cuma dihuni sendirian bersama pembantunya karena walau dah lama menikah tapi tante yg satu ini mang lom dikaruniai anak. sambil makan kami bercerita panjang lebar. ”kamu berani pulang sendiri semalam ini Gary” katanya sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 21.00.  ”ahh berani kok tante…” jawab aku. ”mendingan kamu tidur disini aja malem ini deh… nanti tante yang telephone kakek, lagian diatas kan ada kamar kosong”.  Aku pun mengiyakan tawaran tante Sari dan dalam hati aku mengira dia menyuruhku menginap karena takut sendirian, sumpah ga ada sama sekali pikiran negatif tentang tawarannya.  ”oh iya kalau mau mandi air panas pake aja kamar mandi di kamar tante. nanti kamu pakai aja bajunya om Tino.

Yuk sini” ajak tante Sari. aku pun mengangguk sambil mengikutinya. kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya.  Lalu dia mengambil T-shirt dan celana pendek untuk aku,aku langsung membawa pakaian itu ke kamar mandi,abis mandi aku kaget ngliat tante Sari. Dia tidur tengkurap peke aju tidur tipis, kelihatan jelas Cdnya tapi aku gax ngliat tali bra di punggungnya.  Terangsang juga ngliat pemandangan kaya gitu, kayaknya dia tertidur waktu nonton TV karena Tvnya masih menyala. Aku berjalan ke arah TV untuk matiin tuh TV, melihat adegan panas yg berlangsung di layar kaca mendadak aku langsung diem n ga jadi matiin.  Aku liat kebelakang tante Sari masih tidur, sekedar iseng aku berdiri sambil nonton tuh adegan. Tiba-tiba terdengar teguran halus tante Sari diikuti tawa tertahannnya. Aku malu banget sambil berbalik ke belakang dan mencoba senyum semanis mungkin.  Wuakakaka, waktu aku berbalik tante Sari dah duduk tegak diatas kasur. ”kirain tante dah tidur” aku coba memecahkan kebuntuan otak sambil berjalan keluar kamar.  ”Gary.. bisa tolong pijit badan tante ga??….pegel semua nih”

terdengar suara helaan nafas panjang dan suara kain jatuh ke lantai. saat aku berbalik mo ngejawab tante Sari dah tidur tengkurap but this time dah tanpa baju tidur,satu-satunya yang masih dipakai cuma celana dalam…. Thanks god.  Kayak kucing dikasih ikan asin…aku pun langsung jalan mendekati tante Sari. sedikit canggung langsung aku letakkan tangan di bahunya.  ”Om Tino kapan pulang tante?” iseng nanya coz takut di gerebek ma suaminya.  ”hhhmmm… kalau om tuh jarang pulang, kebanyakan meeting ke luar kota kayak sekarang ini” jawab tante Sari.  ”Fffffuuuh…” Ngedenger kata luar kota helaan nafas panjang terdengar dari mulut aku. ”turun dikit donk Gary… masa di bahu terus” pinta tante Sari, aku pun langsung menurunkan pijitan ke daerah punggung.  Tak lama kemudian ”kamu duduk aja di atas pantat tante… supaya lebih kuat pijitannya…” aku yang tadi duduk di sampingnya langsung mengambil posisi ke atas pantatnya.  ”uungnnnghh…berat juga kamu..” dengus tante Sari.  ”Heehehehe…tadi katanya disuruh duduk di sini…” jawab aku asal coz dah ga konsen gara2 pantatnya yang empuk banget.  Alat kelamin aku dah tegang banget, sesekali aku tekan ke belahan pantatnya tante Sari.  ”Sudah belom tan..?? dah cape nih!!!” kata aku setelah tangan dah kerasa pegel.  ”iyah…. kamu berdiri dulu deh… tante mau balik…”, aku berdiri dan tante Sari sekarang berbalik posisi.  Sekarang aku bisa ngliat wajahnya yg cantik serta payudaranya yang masih kenceng itu tepat di hadapan aku. puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang.  Aku sampe bengong ngliat gituan.  ”hey pijit bagian depan donk sekarang…” katanya.  Aku duduk diatas pahanya, langsung aja aku remas dengan lembut kedua teteknya.  ”Geli….hihihihi” cekikikan dia. aku benar-benar dah ga bisa ngendaliin nafsu aku lagi. Aku tarik celana dalamnya dengan agak kasar, aku akui inilah pertama kalinya ngliat wanita telanjang secara nyata di depan mata. 

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : SEMUA DEMI UANG

Tante Sari membuka lebar kedua pahanya begitu celana
dalamnya aku lepas dan langsung mem*knya lengkap dengan sang klitoris yg dihiasi
bulu halus yg dicukur rapi membentuk segitiga indah.  ”kamu sudah sering beginian …??”,
tanyanya,  ”Ehhh……. tidak koq… baru kali
ini tante..” jawabku dengan nafas yang semakin memburu.. kata – kata pun sudah
sulit tuk aku ucapkan.  Nafas tante Sari
juga sudah gax tenang, kliatan dari dadanya yg dah mulai naik turun ga teratur.
”Jilatin donk sayang….” katanya memelas dengan mata sayu yang dah sangat
meminta tuk aku puaskan.  Mulanya ragu
juga tapi aku dekatkan juga kepala aku ke mem*knya. ga ada bau sama sekali,
pasti tante Sari rajin ngerawat MQ’nya. Aku kluarin lidah menjamah mem*knya
menjilati dari bawah menuju pusar . 
Beberapa menit lidah aku bermain dengan mem*knya tante Sari sudah
mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Aku berdiri sebentar dan
melepaskan semua pakaian. Bengong dia ngliat kont*l aku yg 18 cm itu, aku Cuma
tersenyum dan melanjutkan permainan lidah aku di mem*knya dia.  Beberapa saat kemudian ia meronta menjepit
kepalaku dngan pahanya lalu menekan kepala aku dengan kedua tangannya supaya
lebih menempel lagi dengan mem*knya yang dah basah…. Ngeliat dia kyak gitu
,langsung ja aku kulum klitorisnya dan memainkannya dengan lidah di dalam
mulut, beberapa lama aku meraasakan cairan hangat semakin banyak mengalir
keluar dari alat kelaminnya. 
”Aaaarrrrgghhh…. jilatan kamu enak banget Gary”, kata tante Sari waktu
mencapai klimaks pertamanya. 
”benar-benar hebat lidah kamu Gary, tante sudah ga kuat lagi berdiri…dah
lama tante ga puas kaya gini”, aku Cuma tersenyum kecil.. perlahan ge tarik
kedua kakinya ke pinggir tempat tidur, aku buka pahanya selebar-lebarnya dan
skarang mem*knya dah terbuka lebar. 

Nampaknya dia masih nikmatin peristiwa tadi dan ga sadar
yang sedang aku lakuin. Begitu dia sadar kont*l aku sudah menempel di bibir mem*knya.
Ia menjerit tertahan, lalu ia pura2 meronta nggak mau, aku juga ga tahu cara
memasukkan kont*l aku karena punya tante djurijahberbeda banget ma punya bule
yang sering aku liat di DVD2 blue. 
Lubangnya tante Sari kecil banget mana bisa masuk neh pikir aku. Tiba2
aku ngerasain tangan tante Sari memegang kont*l aku dan membimbing ke mem*knya,
”tekan disini yach Gary… tapi pelan–pelan, punya kamu gede banget” pelan ia
membantu senjata aku masuk ke dalam mem*knya. 
Belum sampai seperempat bagian yang masuk dia dah kesakitan dengan
tangan kirinya yg masih menggenggam kont*l aku menahan laju masuknya agar tidak
terlalu deras sementara tangan kanannya meremas kain sprei,kadang memukul
tempat tidur.  Aku ngerasain alat kelamin
aku kaya di urut-urut di dalam, aku berusaha menekan lebih dalam tapi tangan
tante Sari menahannya. Langsung ja aku tarik tangannya and aku dorong masuk
smua batangan aku yang dah tegang banget, ”Garyyy…..”, teriaknya sambil meluk
badan aku kenceng banget.  Tante Sari
mengerang dan meronta, aku suka banget sensasi mukanya yang binal. Ga sabar
lagi langsung aku pegang pinggulnya supaya berhenti meronta. Langsung aku pompa
tubuh tante seiring kont*l aku yg keluar masuk dalam mem*knya, ”terusss Gary..
puasin tante lagi sayang…”, bisik tante Sari di telinga aku sambil matanya
merem melek dan kukunya mencakar seluruh punggung aku .  setelah lamaan dikit tante Sari menggerakkan
pinggulnya seiring dengan goyangan aku.  ”tanteeee…..
enak banget goyangannya..”

aku mencoba ngeluari kata biar dia lebih bersemangat
nggoyang pinggulnya. Tiba – tiba aku ngerasain mem*knya menjepit barang aku dgn
kuat, tubuh tante Sari mulai menggelinjang hebat dengan nafas yang ga
karuan.  ”Tante sudah mau keluar Gary…
kamu masih lama ga sayang, tante pengen kita klimaks bareng”, katanya dengan
mata merem melek. Aku tak menjawab hanya mempercpat goyanganku, tante Sari
menggelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi
pahaku.  Kurasakan aku juga sudah mau
keluar, kusemprotkan saja seluruh cairanku di dalam kelaminnya.  ”Argghhhh tante… ” kataku ketika cairanku
membasahi alat kelaminnya dan kulihat tante Sari hanya mendesis panjang…….
”Kamu hebat .. sudah lama tante tidak pernah klimaks_ kita mandi lagi yuk..
lengket nieh”, ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya. Kami mandi
sambil berpelukan di bawah siraman shower air hangat. “Luv u so much tante….”,
batinku sambil memeluknya.

PERAWANNYA UNTUKKU

Ini terjadi kira-kira setahun yang lalu, tapi setiap kali
aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang
sangat indah ini. Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini
bisa dibilang rada telat untuk menikah karena waktu itu ia berusia 42 tahun.
Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet
dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan
dengan wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah
itulah, tidak ada yang cocok dengan matanya, katanya.  Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan
sedang bertamu ke rumahnya, datang teman pamanku dengan seorang wanita yang
sangat cantik dan ayu, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak
dikirim untuk jadi calon miss indonesia. 
Kemudian kami diperkenalkan dengannya, wanita itu bernama Ayu, ternyata
namanya pas sekali dengan wajahnya yang memang Ayu itu. Ia berusia 24 tahun dan
saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.  Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Ayu
memang enak untuk diajak ngobrol.

Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Ayu.  Tapi tidak demikian halnya dengan Ayu. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Ayu lebih menyukaiku.  Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.  Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restoran tersebut, aku langsung pergi ke wc dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Ayu.  “Eh, ada apa Yu?” “Enggak, gua pengen kasih kartu nama gua, besok jangan lupa telpon gua, ada yang mau gua omongin, oke?” “Kenapa enggak sekarang aja?” “Jangan, ada paman elu, pokoknya besok jangan lupa.”  Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Ayu sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.  Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya. “Eh, apa sih yang mau elu omongin, gua penasaran banget?” “Eeee, penasaran ya, Ton?” “Iya lah, ayo dong buruan!” “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih elu.” “Baru tahu yah, napsu gua emang tinggi.” “Napsu yang mana nih?” Ayu sepertinya memancingku. “Napsu makan dong, gua kan belum sempat makan siang!”  Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi. 

TANTE SARI dan PERAWANNYA UNTUKKU

“Yah udah, gua cuma mau bilang bisa enggak elu ke apartment gua sore ini abis pulang kerja, soalnya gua pengen ngobrol banyak sama elu.” Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja. Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?” “Karena gua mau kasih surprise buat elu.” katanya manja. “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar gua ke tempat elu, kira-kira jam 6, alamat elu di mana?”  Lalu Ayu bilang, “Nih catet yah, apartment X, lantai 2, pintu no. 69, jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!” “Bye-bye Ton.”  Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.  Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruangannya.  Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..” Ayu tersentak kaget, “Wah gua kira siapa, pake tepuk segala.” “Elu khan kasih surprise buat gua, jadi gua juga mesti kasih surprise juga buat elu.” Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas nanti!” Kujawab saja, “Siapa takut, emang gua pikirin!” “Ayo masuk Ton, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.  Ketika aku masuk, aku langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri.  Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku. 

Baca Juga Cerita Mesum Panas : GADIS MEMEK PERAWAN

Sambil aku berkeliling, Ayu berkata, “Mau minum apa Ton?”
“Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda. “Oh, kalau gitu nanti saya
campurin obat tidur deh.” kata Ayu sambil tertawa.  Sementara ia sedang membuat minuman, mataku
secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu,
ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah
kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo elu mau nonton, setel aja
langsung..!”  Aku tersentak ketika ia
ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa gua enggak salah denger nih..?”  Lalu katanya, “Kalo elu merasa salah denger,
yah gua setelin aja sekarang deh..!” Lalu ia pun mengambil sembarang film
kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau
aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.  “Duduk sini Ton, jangan bengong aja, khan
udah gua bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Ayu sambil menepuk sofa
menyuruhku duduk.  Kemudian aku pun duduk
dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu,
sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh Yu, tadi di telpon elu bilang mau
ngomong sesuatu, apa sih yang mau elu ngomongin..?”  Ayu tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian
menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun
tidak berusaha untuk melepaskannya.  Agak
lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Elu tau Ton, sejak kemarin
bertemu, kayaknya gua merasa pengen menatap elu terus, ngobrol terus. Ton, gua
suka sama elu.” 

“Tapi khan kemarin elu dikenalkan ke Paman gua, apa elu
enggak merasa kalo elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu enggak lihat reaksi
Paman gua ke elu..?”  “Iya, tapi gua
enggak mau dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya aja beda jauh, gua
pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya elu aja yang dijodohin ke gua..?” kata
Ayu sambil mendesah.  Aku pun menjawab,
“Gua sebenarnya juga suka sama elu, tapi gua enggak enak sama Paman gua, entar
dikiranya gua kurang ajar sama yang lebih tua.” 
Ayu diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah
panas, tapi Ayu tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak
pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini.
Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya
dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, 
“Ayu, gua cinta elu.”  Ia tidak
menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan
kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Ayu pun lalu
membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha
untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak
sebesar punyanya bintang film porno.  Ayu
menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang
diterima pada buah dadanya. Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing
bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA itu.  “Aaaaahhh, buka aja BH-nya Ton, cepat..,
oohh..!”  Kucari-cari pengaitnya di
belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang,
walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi
kehausan.  “Esshh.. ouww.. aduhh.. Ton..
nikmat sekali lidahmu.., teruss..!” 
Setelah bosan dengan payudaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai
bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan.
Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu
ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu
menggendongnya dengan kedua tanganku. 
“Aouww Ton, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya
menggelayut manja melingkari leherku. 

Kemudian kuletakkan Ayu pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Ayu mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Ayu menggeliat kegelian.  “Aduh Ton, elu ngerjain gua yah, awas elu nanti..!” “Tapi elu suka khan? Geli-geli nikmat..!” “Udah ah, jilati aja memek gua Ton..!” “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”  Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.  “Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. nikmat sekali..!” Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya. “Ton, masukkin aja titit elu ke lobang gua, gua udah enggak tahan lagi..!”  Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.  “Ayu, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..?” “Ton, gua rela kalau elu yang ngambil perawan gua, bagi gua di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”  Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.  “Aduh sakit Ton, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : PERTARUNGAN YANG SANGAT DASYAT dan MERY DAN WAKTU SMA

Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan
rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang
waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam
lubangnya.  “Pelan-pelan Ton, masih sakit
nih..!” katanya meringis.  Kugoyangkan
pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu
gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Ayu
sangat menikmati sekali permainan ini. 
Tidak lama kemudian ia mengejang, “Ton, aa.. akuu.. mau keluarr..,
teruss.. terus.., aahh..!” Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Yu, aku juga
mau keluar, di dalam atau di luar..?” 
“Keluarin di dalem aja Sayang… ohhh.. aahh..!” katanya sambil kedua
pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan
pantatnya.  Tiba-tiba dia menjerit
histeris, “Oohh… sshh… sshh… sshh…” 
Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat
dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.  “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett..
crett.. creet..!”  Kutekan pantatku
hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah
spermaku ke dalam liang surganya. Saat terakhir air maniku keluar, aku pun
merasa lemas.

Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.  “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.  Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba. Lalu ia berkata kepadaku, “Ton, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Ton, gua sangat sayang pada elu.”  Aku diam sejenak, lalu kubilang begini,  “Gua juga sayang elu, tapi elu mesti janji tidak boleh meladeni paman gua kalo dia nyari-nyari elu.” “Oke bossss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memelukku lebih erat.  Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang.  Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Ayu ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Ayu, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.  Aku dan Ayu sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga.  Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.  Demikianlah cerita bokep seks TANTE SARI dan PERAWANNYA UNTUKKU oleh cerita sex hot

SITI NAKAL, Update 2023

SITI NAPIAH

Cerita Mesum Hot – cerita bokep ini merupakan cerita dewasa indoensia.. pada waktu itu Seperti biasa aku akan sampai ke sekolah diantara jam 6.40 atau 6.50 pagi. Aku memang suka datang awal ke sekolah. Dapat buat banyak kerja sebelum mula mengajar. Untuk memastikan aku dapat masuk pejabat, aku pegang satu salinan kunci pejabat.  Kita mulai saja ya cerita ngentot ini.. Apabila aku sampai Siti Napiah sudah sedia menanti di pintu pejabat yang masih berkunci. Pembantu makmal yang cantik dan manis ini menyambutku dengan senyuman. Wajahnya semakin cantik dan manis apabila dia mengorak senyum.  “Awal awak sampai.” Aku menyapanya dengan mesra.  “Saya nak lawan cikgu.” Jawabnya bersahaja. “Takkan cikgu saja nombor satu. Saya pun nak juga.” Suaranya semakin manja. Lunak pulak tu. Aku tersenyum sambil membuka kunci pintu pejabat dimana terletaknya buku rekod kehadiran guru dan kakitangan sokongan. Aku melangkah masuk. Siti Napiah melangkah sama.  “Bersemangat betul awak ya. Nak lawan saya datang awal. Tak apa… besok saya datang lagi awal.” Aku berkata sambil menulis nama pada buku rekod kehadiran guru.  Siti Napiah mengambil buku rekod kehadiran kakitangan sokongan. Kemudian dia menulis namanya. “Bukan bersemangat sangat cikgu.” Siti Napiah bersuara ketika dia menulis namanya.  “Sebenarnya saya ikut suami saya.

Dia kena keluar pagi. Saya terpaksalah keluar pagi. Lagi pun
di rumah bukan ada kerja sangat. Sarapan pun kat kantin.” Dia meneruskan
penerangannya.  Pagi ini nampaknya dia
begitu ramah. Biasanya dia cuma tersenyum bila aku menyapa. Aku mengambil
peluang ini untuk terus berbicara dengan pembantu makmalku yang cantik manis
ini.  “Anak awak siapa uruskan?” Tanyaku
lagi.  “Mana saya ada anak cikgu.”
Jawabnya berselamba.  “Awak belum ada
anak?”  “Entahlah cikgu. Sudah nasib
saya.” Jawabnya macam orang kecewa. 
“Janganlah kata begitu. Kita kena berusaha.” Aku cuba memujuk. “Awak dah
berubat?”  “Buat apa saya yang berubat?
Salahnya bukan saya.” Dia tiba-tiba melenting, tetapi suaranya tidak
tinggi.  “Macam mana awak tahu. Awak dah
periksa doktor?”  “Tak payah periksa pun
tak apa cikgu.”  “Awak tak boleh kata
begitu. Dalam hal ni kita perlu dapat pengesahan doktor.”  “Buat apa dapatkan pengesahan doktor.
Membazir waktu sahaja.”  “Kenapa awak
kata macam tu?”  Sebelum menjawab
pertanyaanku aku nampak dia melihat kiri kanan. Belum ada guru atau kaki tangan
sokongan lain yang datang. “Cikgu tolong jangan beritahu sesiapa ya. Ini
rahsia.” Tiba-tiba dia berbisik.  Aku
terdiam sejenak. Hatiku bertanya, apalah besarnya rahsia sicantik manis ini.
Kemudian aku berkata, “Baiklah saya berjanji akan rahsiakan apa yang kata
nanti.”  “Janji ya cikgu. Kalau tidak
saya tak kawan cikgu.” Dia berkata. Kata- katanya itu macam kata-kata kanak-kanak.
Setelah itu dia menghampiri aku sehingga aku boleh terhidu keharuman minyak
wangi yang dipakainya. Dia berbisik lagi. “Sebenarnya cikgu…… suami saya tu tak
berfungsi.” 

“Tak berfungsi? Betul ke?” 
“Betul cikgu. Kan saya ni isterinya.” 
“Sejak bila dia tak berfungsi?” Aku cuba korek ceritanya lagi
dalam.  “Sejak kami kawin cikgu. Malam
pertama saja saya dah kecewa.”  “Jadi
awak ni…”  “Ya cikgu… saya ni masih
dara.” Dengan cepat dia memotong kata-kataku. Dia macam tahu apa yang aku
hendak tanya.  Perbualan kami terhenti di
situ apabila kami terdengar bunyi enjin kereta masuk ke kawasan sekolah. Itu
tanda guru-guru dan kakitangan sokongan sudah mula tiba. Melihat keadaan ini
Siti Napiah segera meninggalkan pejabat. 
“Nanti kita cerita lagi ya cikgu.” Katanya dengan suara yang manja
sambil mengorak senyuman sebelum meninggalkan aku.  Aku termenung sejenak sambil memerhatikan
lenggang lenggok ponggongnya yang menggiurkan. Sambil memerhatikan lenggang
lenggok ponggongnya tiba-tiba terlintas perkara yang tidak baik di
benakku.  Kenapa dia masih mahu bersama
suaminya yang tidak berfungsi itu. Kenapa dia tidak mahu cari jantan lain yang
boleh memberi kenikmatan berumah tangga kepadanya.  Bolehkah dia tahan hidup bersuami tetapi
tidak merasa nikmat bersuami. Kalau dia tidak boleh tahan macam mana dia
melepaskan kehendak nalurinya.  “Selamat
pagi cikgu.”

Suara cikgu Sarah mematikan lamunanku.  “Selamat pagi. Awak pun datang awal pagi ni?”  “Suami saya tak da cikgu. Dia out station. Kenalah drive sendiri.” Jawab cikgu Sarah sambil menulis namanya di dalam buku rekod kehadiran. “Lagi pun tak ada orang ‘kacau’ pagi ni.” Jelasnya sambil tersenyum yang penuh erti walau pun aku tidak meminta penjelasan lanjut.  “Nyenyaklah awak tidur malam tadi ya. Orang tak ‘kacau’ awak.” Aku bergurau untuk melihat riaksi cikgu Sarah yang semakin berani berkias penuh erti.  “Tak juga cikgu. Mana boleh tidur nyenyak kalau tak ada orang belai.” Jawabnya semakin berani. Dia macam memberi aku peluang untuk menyambut jawapannya dengan jawapan yang lebih berani.  “Kenapa awak tak panggil saya. Boleh saya tolong belaikan.” Aku memberanikan diri membuat gurauan yang menguji keimanannya.  Cikgu Sarah sedikit pun tidak terkejut dengan gurauanku. Dia memandangku dengan senyuman yang manis. Kemudian dia berkata, “Cikgu sudi ke belaikan saya?”  “Esy! Apa pulak tidak. Sekarang pun boleh saya tolong belaikan kalau awak hendak.” Aku menjawab sambil cuba memancing kerana aku tengok cikgu ini boleh diajak bergurau dengan aku, walau pun aku ini ketuanya.  Apabila cikgu Sarah hendak menyahut guraunku beberapa orang guru mula masuk ke pejabat pentadbiran untuk menulis nama mereka di dalam rekod kehadiran.  Cikgu Sarah memandang aku dengan pandang yang bermakna. Aku membalas pandangan itu bagai mengerti makna pandangannya. Kemudian dengan senyum manis dia beredar dari pejabat pentadbiran tanpa berkata apa-apa. 

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : UNTUK MENYEWAKAN RUMAH SEX

Aku melangkah masuk ke dalam bilikku yang terletak di
pejabat pentadbiran itu dengan berbagai tafsiran mengenai perbualanku dengan
personaliti-personaliti tercantik di sekolah ini. Adakah itu hanya setakat
gurauan kosong atau gurauan yang ada maksud tersirat.  Aku duduk di atas kerusiku. Kemudian aku
membaca beberapa pucuk surat dan borang-borang yang berada di dalam tray
‘masuk’. Setelah aku dapati surat-surat dan borang-borang itu tidak memerlukan
tindakan segera aku terus bangkit dan keluar dari bilikku.  Seperti biasa pada awal pagi seperti ini aku
akan berada di pintu masuk sekolah untuk memerhatikan kehadiran murid, guru dan
kakitangan sokongan. Aku berpuas hati kerana hampir semua muridku yang masuk
kawasan sekolah ikut pintu hadapan mematuhi peraturan pakaian sekolah.  Mereka semua berpakaian kemas dan rapi. Ada
diantara mereka memberi salam padaku. Aku jawab salam mereka dengan baik.  Tiba-tiba seorang pelajar perempuan
menghampiriku. Cantik budaknya. Kulitnya putih kuning. Pakaiannya kemas.
Wajahnya nampak sopan.  “Selamat
sejahtera cikgu.” Sapanya apabila dia berhenti di hadapanku.  “Selamat sejahtera.”  “Mak saya kirim salam. Dia beri cikgu ni.”
Katanya lagi sambil menghulurkan beg plastik yang mengandungi bekas
makanan.  “Alaika alaikumussalam. Terima
kasih.” Balasku.  “Mak saya kata dia
kenal cikgu.” Budak yang cantik itu berkata lagi.  Aku terkejut. Aku renung wajah budak yang
cantik itu. “Siapa nama mak awak?” 
“Nurani cikgu. Dia kata dia kenal cikgu masa cikgu ajar dia di sekolah
dekat Kahang.”  Aku tersentak lagi
apabila dia sebut nama Nurani dan Kahang. Aku memang kenal nama itu dan aku
masih ingat wajahnya. Dia merupakan pelajar paling cantik di sekolah pada masa
itu. Patutlah budak ini cantik. Dia mewarisi kecantikan emaknya. “Apa lagi yang
mak awak kata?”  “Dia jemput cikgu datang
rumah.”  “Bila?”  “Bila-bila masa.”  “Rumah awak dekat mana?”  “Cikgu tahu tak kilang ayam jalan pergi
Bandar T2?”  “Tahu.”  “Kat sebelah kilang tu kan ada warong.”  “Ya! Ya! Warong jual makanan.”  “Kat sebelah warong ada jalan tanah merah.
Cikgu ikut jalan tu. Rumah yang penghabisan sekali itulah rumah saya.”  “Jauh tak dari warung tu?”  “Jauh tu memang jauh. Tapi tak jauh sangat.
Cikgu datang ya.”  “Baiklah. Nanti petang
kalau saya lapang saya datang.” Kataku sambil meninjau bekas kuih yang
diberinya itu. “Kuih ni siapa yang buat?” 
“Emak saya cikgu.” 

“Awak tak boleh buat kuih?” 
“Emak tak kasi.” Katanya sambil tersenyum dan mula mengorak langkah untuk
pergi ke kelasnya.  “Nanti dulu.” Aku
menahannya apabila teringat sesuatu.  Dia
berhenti melangkah. Kemudian memandang wajahku. “Ada apa lagi cikgu?”  “Siapa nama awak?” Tanyaku setelah aku
teringat aku belum tahu namanya dan dalam tingkatan berapa dia berada.  “Nurazana cikgu.”  “Tingkatan?” 
“Empat Bendahara.”  “Baiklah awak
boleh pergi sekarang.” Kataku.  “Terima
kasih cikgu.”  Apabila Nurazana beredar
aku cuba mengingat kembali kisah Nurani dan pekan Kahang.Pekan Kahang memang
banyak menyimpan cerita aku dan Nurani. Namun demikian belum sempat kenangan
itu muncul dalam ingatanku, loceng kedua pun berbunyi.  Loceng kedua ini menandakan pengajaran dan
pembelajaran mesti dimulakan. Semua guru yang terlibat mesti sudah berada di
dalam kelas masing-masing. Aku terpaksa membuat rondaan agar peraturan ini
dipatuhi.  Setelah berpuashati yang semua
murid, guru dan kakitangan telah berada di kawasan sekolah, maka aku mula
mengorak langkah untuk menyelia guru dan kawasan sekolah. Aku berjalan dari
satu kelas ke satu kelas, dari satu bangunan ke satu bangunan dan dari satu
tingkat ke satu tingkat.  Setelah dua
puluh minit berlalu barulah aku selesai meronda sekitar sekolahku. Aku
berpuashati kerana semuanya beres. Pengajaran dan pembelajaran berjalan baik.
Kerja pembersihan berjalan lancar dan kawalan keselamatan juga tidak
menimbulkan masalah.  Setelah berpuashati
dengan keadaan sekolahku pada hari ini, aku segera bergerak ke blok makmal. Aku
teringatkan Siti Napiah. Perbualan aku dengannya masih belum selesai. Disamping
menyelesaikan perbualan tadi aku cuba meneroka peluang menjadi orang dapat
memecahkan daranya. Itu pun kalau dia mahu. Begitulah tidak baiknya rancangan
aku. Mengambil kesempatan dari orang yang bermasalah.  Apabila sampai di blok makmal aku terus
menuju ke bilik persediaan. Di situlah bilik Siti Napiah selaku pembantu
makmal. Ketika aku masuk bilik persediaan itu tidak ada orang yang
menyambutnya. 

Aku mula meninjau peralatan yang ada di situ. Semuanya
berkeadaan baik dan tersusun rapi. Bilik itu pun bersih. Tidak ada sampah yang
bertaburan. Nampaknya Siti Napiah ini pembersih orangnya.  “Cari apa cikgu?” Tiba-tiba satu suara
menyapaku. Suara itu bukan milik Siti Napiah. 
Aku menoleh kearah suara itu. Mataku terpandang wajah cikgu Sarah. Dia
tersenyum padaku. “Siti Napiah mana?” Aku bertanya.  “Kenapa cari orang yang tak ada.” Dia
menjawab dengan suara manja.  “Tak nak
cari saya ke?” Tanya cikgu Sarah kembali sambil menghampiriku.  Aku agak tergamam dengan pertanyaan itu.
Pertanyaan itu macam memberi peluang untuk menjadi pengganti orang yang
‘membelainya’ sepertimana perbualan kami awal pagi tadi. Aku perlu berhati-hati
memberi jawapan agar tidak terlepas peluang. “Awak pun memang saya nak cari.”
Jawabku setelah beberapa saat memerah otak. Aku berharap jawapan ini akan
membuka laluan untuk membelainya.  “Untuk
urusan resmi ke peribadi?” Tanyanya kembali. Pada firasatku cikgu Sarah memang
bijak memerangkap aku.  “Kalau urusan
peribadi?” Aku bertanya kembali.  “Itulah
yang saya nak dengar.” Jawabnya penuh keriangan. Aku rasa jawapannya ini mahu
memerangkap aku. “Apa urusannya cikgu?” 
“Masih mahu dibelai?”  “Ala cikgu
niiiiiii…. Itu pulak urusannya.” 
“Kenapa?”  “Cikgu nak belai saya
ke?”  “Kenapa? Tak percaya ke?”  “Bukan tak percaya. Tak sangka. Pucuk dicita
ulam yang datang.”  “Maksud awak?”  “Nantilah cikgu saya terangkan. Itu… Siti pun
dah datang. Nanti dia syak pula.” Kata cikgu Sarah sambil melangkah keluar.
“Bila cikgu free?” Dia bertanya sebelum meninggalkan aku.  “Minggu ni saya freelah.”  “Nanti saya call cikgu.” Kata cikgu Sarah
sambil meninggalkan bilik persediaan itu dengan rasa gembira. 

Tidak lama setelah cikgu Sarah meninggalkan bilik persedaiaan itu, Siti Napiah pun sampai. Dengan senyuman manis dia masuk ke biliknya.  “Cikgu cari saya?” Tanya Siti Napiah. Aku suka mendengar suaranya yang lunak dan manja. “Duduklah cikgu.” Bila pertanyaannya masih belum ku jawab.  “Terima kasih.” Aku berkata. Otakku bekerja keras untuk memulakan perbualan agar boleh sampai pada tajuk suaminya yang tidak berfungsi. Aku perlu berhati-hati supaya daia tidak tidak menganggap aku ini mengambil kesempatan di atas masalah suaminya.  “Awak pergi mana tadi?” Tanyaku untuk memulakan perbualan.  “Ke tandas cikgu. Buang air besar. Entah kenapa perut saya ni meragam pulak.” Jelasnya sambil duduk di atas kerusi sebelahku. Di dalam bilik itu hanya ada dua kerusi sahaja. Kerusi-kerusi itu pula disusun sebelah menyebelah. Rapat-rapat pulak tu. Pada raut wajahnya aku nampak dia tiada rasa canggong duduk rapat-rapat denganku. Malah wajahnya makin ceria. “Ada apa cikgu cari saya?” Dia bertanya macam memberi peluang aku membuka hajat.  “Tentang cerita awak pagi tadi.” Jawabku sambil melihat wajahnya.  Apabila mendengar jawapanku dia kelihatan sedih. Dia menundukkan kepalanya dan merenung ke lantai. “Sebenar suami Siti teraniaya cikgu.” Dia memulakan cerita. Dan dia juga mula membahasakan dirinya Siti. Nampaknya dia macam makin mesra dengan aku Suaranya sayu. “Ada orang yang buat dia jadi macam tu.”  “Sejak bila dia tak berfungsi?”  “Sejak nikah dengan Siti.”  “Macam mana awak tahu? Mungkin dia memang dah lama tak berfungsi.”  “Ala cikgu…. Janganlah panggil saya awak. Panggil saja Siti.” 

Baca Juga Cerita Dewasa Terkini : MASSAGE ENAK

“Okey! Okey saya panggil awak Siti. Macam mana Siti tahu ‘benda’ tu tak berfungsi?”  “Sebelum kami bernikah benda dia hidup.”  “Siti pasti? Siti pernah tengok?”  Siti Napiah merenung wajahku. Dia macam serba salah hendak menjawab soalanku. “Ala cikgu ni…… tak kan tak faham. Masa kami bertunang tu kami pernah ringan-ringan.” Jawabnya sambil senyum tersipu-sipu.  “Nakal juga Siti ni ya …. Ringan-ringan pun boleh tahu benda tunang awak hidup.”  “Siti pegang aja cikgu. Itu pun dia yang suruh. Nak buktikan dia jantan sejati.”  Aku tersenyum. Aku macam berasa puas kerana berjaya mendorongnya berterus terang sehingga hal dia pegang kelakian tunangnya dia tidak segan silu menceritakan padaku.Ini mendorong aku untuk bertanya soalan yang lebih ‘berat’. “Kalau saya suruh Siti pegang saya punya, Siti sanggup?” Aku cuba bertanya soalan yang semakin mencabar. Sekali lagi aku renung wajahnya. Dia sedikit pun tidak terperanjat. Malah dia tersenyum dengan mata yang bersinar.  “Betul-betul ke ni cikgu?”  “Kalau betul?”  “Tunjukkan Siti ‘barang’ cikgu tu. Biar Siti pegang. Siti pun dah lama tak pegang ‘barang’ yang hidup ni. Asyik pegang ‘barang’ yang tak berfungsi.” Jawab Siti Napiah sambil merenung tajam padaku.  Kemudian dia bangun lalu berjalan ke muka pintu. Aku lihat dia meninjau-ninjau sekitar makmal. Kemudian pintu bilik persediaan itu dia tutup rapat lalu dikunci dari dalam. Bilik persediaan kini terlindung dari pandangan warga sekolahku.  Nampaknya dia bersungguh-sungguh. Tanpa menunggu jawapan aku, Siti Napiah menghampiriku dan melutut di hadapanku. Aku tidak menduga dia berani bertindak demikian. Dia kuakkan kedua-dua pehaku.  Kemudian dengan pantas dia membuka tali pinggangku. Bagai orang yang berpengelaman dia lepaskan cangkuk seluarku. Kemudian menarik zip seluarku ke bawah. Setelah zip seluarku terbuka dia memandang wajahku.  “Angkat ponggong cikgu.” Dia mengarah.  Aku akur dengan arahannya. Aku mengangkat sedikit ponggongku. Walau pun sedikit dia cukup membolehkan Siti Napiah melorotkan seluar yang aku pakai. Setelah seluar aku terlepas dari tubuhku dia meletakkan seluar itu di atas kerusi tempat duduknya.  Kemudian tangan Siti Napiah menarik keluar seluar dalamku.

SITI NAPIAH

Sebaik-baik sahaja seluar dalamku melorot maka terpacullah
senjata hikmatku di depan matanya. Senjata hikmatku rupanya sudah lama bangkit
dari tidurnya.  “Besarnya cikgu.” Siti
Napiah berkata dengan nada suara yang rendah sambil mencampakkan seluar dalamku
di tempat yang sama dia meletakkan seluar ku. Kemudian zakarku
dipegangnya.  “Kerasnya cikgu…” Tambahnya
lagi. Dia mula mengurut zakarku. Dari pangkal ke kepala. Berulang kali. Aku
berasa sedap. Tangannya sungguh lembut. Kelembutan tangannya itu apabila
mengurut zakarku menghasilkan rasa sedap yang tidak terhingga.  Setelah puas dia mengurut aku lihat dia
menggeselkan zakarku di pipinya yang gebu. Kehalusan kulit pipinya terasa oleh
zakarku. Sungguh enak. Kemudian aku nampak dia mula mencium zakarku.  Mula-mula dengan hidungnya. Kemudian mulutnya
pula mengambil alih. Zakarku dikucup dan disedut. Aku rasa dia masih belum puas
mengucup zakarku dengan mulutnya. Tidak lama kemudian aku lihat dia mengeluar
lidahnya. Kemudian aku zakarku sejuk. 
Macam ada benda basah menyentuhnya. Apabila aku tengok rupa-rupanya Siti
Napiah sedang menjilat zakarku. Aduh… sedapnya bukan main. Aku memejamkan mata
untuk menghayati rasa sedap itu. Habis seluruh zakarku dijilatnya.  Setelah puas menjilat aku lihat dia membuka
mulutnya yang kecil molek. Tidak lama lepas itu zakarku hilang dalam mulutnya.
Dia mula menghisap zakarku. Aku tidak menduga mulutnya yang kecil molek itu
mampu menghisap zakarku yang besar, keras dan panjang. Rasa sedapku semakin
meningkat. Walau pun rasa sedap semakin meningkat tetapi belum sampai ke
puncak. Dia begitu bernafsu menghisap zakarku. 
Setelah puas dia menghisap zakarku, dia bangkit dengan mata yang layu.
Bibirnya basah. Dia tersenyum puas.

 “Cikgu tak nak tengok
Siti punya?” Tanya Siti Napiah padaku sambil merenung mataku.  “Siapa yang tak mahu tengok ‘benda’ orang
yang cantik ni.” Kataku. “Bukalah baju Siti.” 
“Cikgu bukakanlah.”  Aku bangkit
sambil menarik bahagian bawah baju kurungnya. “Saya buka semua ya?” Kataku
apabila melihat dia mengangkat kedua-dua tangannya ke atas untuk memudahkan
kerjaku menanggalkan baju.  “Suka hati
cikgulah.” Balasnya apabila bajunya terlepas dari badannya. Aku campak baju itu
di tempat yang sama dia meletak seluar dan seluar dalamku.  Badannya yang putih melepak itu terdedah. Aku
terpegun. Tetapi aku masih boleh mengawal perasaan. Potongan dadannya sungguh
cantik. Berisi tetapi tidak gemuk. Tidak ada parut. Tidak ada kedut. Tidak ada
buncit. Tidak ada menggeleber. Semuanya tegang. Licin dan indah. Dua ketul
daging di dada masih lagi berbalut. Aku tidak sabar untuk melihatnya.  Jari-jariku dengan segera mencari penyangkut
pada balutan ketulan daging di dadanya. Penyangkut itu terlerai. Balutan itu
terlepas dari badannya. Maka tersembulah ketulan daging yang cantik itu. Juga
putih melepak. Dikedua-dua hujongnya ada putting yang berwarna merah kemerahan.
Aku terpegun dengan kecantikan ketulan daging itu. Tetapi aku masih boleh
bersabar. Aku masih ada tugas yang perlu dibereskan.  Bahagian bawah badannya yang menjadi idaman
lelaki perlu aku dedahkan. Kerja itu tidak sukar. Dia memberi kerjasama. Aku
menarik zip yang ada pada kain itu sehingga terbuka. Apabila zip terbuka maka
melorotlah kain yang dipakai olehnya. Aku terkejut. Siti Napiah tidak memakai
seluar dalam!  Apabila kain sarongnya
melorot maka tubuhnya terdedah seratus peratus. Bentuk peha dan betisnya memang
cantik. Tetapi yang paling menarik perhatianku tapak segi tiga yang terletak di
celah kelengkangnya. Benda itu licin tidak berbulu. Bibirnya masih bertaup
rapat bagai belum pernah diteroka. 
“Cikgu duduklah. Biar Siti berdiri.” Siti Napiah bersuara. Suara yang
mematikan lamunanku.  Bagai lembu dicocok
hidung aku patuh pada arahan pembantu makmalku yang cantik ini. Aku terus duduk
di atas kerusi tadi. Apabila aku duduk mukaku betul-betul mengadap kemaluannya
yang licin tanpa bulu itu. Aku terus mengusap kemaluannya.  “Siti cukur ya?”  “Taklah cikgu. Memang tak ada bulu.”  “Cantiknya….” Kataku sambil jariku menyelak
bibir kemaluannya yang masih bertaup rapat itu. Apabila bibir kemaluannya
terkuak aku nampak lubangnya yang masih sempit berwarna merah jambu. Di atas
lubang itu ada seketul daging kecil macam biji kacang.

Aku cuit daging itu berulang kali. “Ala cikgu… janganlah usik benda tu.” Dia bersuara. Suaranya lembut dan lunak.  Lama kelamaan aku tidak tahan. Kedua tanganku kemudiannya memegang ponggonya dan aku tarik kehadapan sehingga kemaluannya menyentuh bibirku. Tanpa membuang masa aku terus jilat kemaluan. Apabila aku jilat kemaluannya aku terdengar bunyi berdesis macam orang kepedasan. Makin lama aku jilat aku mula dengar bunyi nafasnya bagai orang kepenatan. Kemudian terkeluar suara yang halus.  “Ah! Ah! Ah! Ahhhhhhhhhh!…. cikgu… cikgu…. Cikgu buat apa tu…. Sedapnya……. Sedapnya…. Sedapnya…..” Lalu dia mencengkam kepalaku. Kemudian aku rasa ada air yang meleleh dari lubang kemluannya. Apabila aku jilat rasanya payau dan masin. Yang peleknya aku terus menjilat air itu.  “Dah lah cikgu….” Tiba-tiba aku mendengar dia bersuara.  Aku bangkit apabila dia menarik lenganku. Sebaik-baik aku bangkit dia terus peluk tubuhku dan mencium mukaku dengan rakus.  “Cikgu… Siti tak tahan cikgu… Siti tak tahan… Siti nak ni…..” Katanya dengan suara penuh bernafsu sambil menarik-narik zakarku. “Tolong cikgu… Siti nak ni…. Siti tak tahan…. Tolong cikgu.” Dia merayu lagi apabila aku masih berdiam diri. Peluang untuk memecahkan daranya kini terbuka. Apa yang aku hajatkan pagi tadi kini hampir tercapai. Dia sudah menyerah malah sudah mendesak!  Aku tidak melepaskan peluang ini. Sudah lama aku idamkan tubuh sicantik manis ini. Aku tidak sangka bukan sahaja aku dapat tubuhnya tetapi berpeluang menebuk daranya. Aku tidak mahu bertangguh lagi. Takut fikirannya berubah. Takut ada gangguan. Maka aku menolak tubuhnya ke dinding. Kemudian aku halakan kepala zakarku ke lubang kemaluannya yang masih belum ditebuk.  “Mula-mula memang sakit. Tahan ya Siti..”  “Ya! Ya! Siti tahu. Siti akan tahan…” Jawabnya sambil memejamkan mata.  Abila dia sudah bersedia aku mula menolak kepala zakarku kedalam kemaluannya. Lubang kemaluannya masih sempit. Namun ‘pelincir’ yang ada di lubang kemaluannya memudahkan sedikit urusan kepala zakarku meneroka tempat yang belum pernah diteroka “Ah!” dia menjerit halus apabila kepala zakarku mula menjengok ke dalam lubang kemaluannya.  “Sakit?”  Dia anggok. “Sakit sikit.”  Aku tekan lagi zakarku kali ini aku mahu benamkan semua zakar ke dalam lubang kemaluannya yang aku rasa sangat sempit. “Awwwww! Sakit cikgu.” Dia menjerit halus apabila zakarku terbenam semua.  “Tahan sayang…” Aku memujuk. Aku gunakan perkataan sayang agar ia bersemangat untuk menahan rasa sakit yang hanya sementara.  Siti Napiah mengangguk. Matanya dipejamkan rapat-rapat.

Baca Juga Cerita Bokep Hot : MENYETUBUHI PACAR TEMAN YANG SEDANG MABUK dan AYAH SAYA

Tangannya memeluk tubuhku erat-erat. Aku mula rasa lubang
kemaluannya yang baru pertama kali ditusuk mengemut-ngemut zakarku. Aku rendam
zakarku dalam lubang kemaluannya beberapa minit.  “Sakit lagi?” 
“Dah kurang cikgu.”  Apabila dia
berkata dah kurang aku mula menyorong dan menarik zakarku di dalam lubang
kemaluan. Aku terdengar suaranya berdesit. “Pelan- pelan cikgu…. Siti rasa
nyilu.” Bisiknya dengan manja.  “Tahan
sayang… sikit lagi hilanglah rasa nyilu tu.” Aku memujuk sambil terus menyorong
dan menarik zakarku.  Sambil itu aku mula
mencium pipi dia. Aku kucup bibir dia. Aku jilat leher dia. Kembali cium
bahunya. Kemudian dadanya. Aku semakin geram. Aku nampak buah dadanya semakin
tegang dan keras. Aku geram lalu aku hisap putingnya. Apabila aku hisap
putingnya dia menggeliat kuat.  “Aduuu….
Aduuu…. Aduuuu.. sedapnya cikgu… Siti rasa sedap… sedap…. Sedappppp…..” Dia
merauang sambil memeluk tubuhku semakin erat. Kemudian aku rasa semakin banyak
air yang keluar dari lubang kemaluannya. Air itu telah menyebabkan lubang
kemaluannya menjadi licin sehingga memudahkan gerakan zakarku.  Tidak lama kemudian dia tenang kembali. Dia
merenungku. Matanya layu. “Kita baring cikgu. Siti penat.” Dia berkata.  Aku ikut permintaannya. Aku cabut seketika
zakarku dari kemutan kemaluannya. Dia merebahkan tubuhnya di atas lantai.
Kemudian dia membuka kelengkangnya. Dia sudah tidak ada rasa malu mendedahkan
kemaluannya kepadaku. Aku tengok kemaluannya basah. Ada sedikit cecair warna
merah pinang. Memang sah Siti Masih ada dara ketika lubang kemaluaannya aku
teroka. Aku berpuas hati. Aku beraya memecahkan dara sicantik manis ini.  Tanpa berlengah aku melutut di celah
kelengkang. Aku pegang zakarku. Aku halakan zakarku ke lubang kemaluannya yang
terlindung oleh bibir kemaluannya yang masih bertaup rapat. Aku kuak bibir
kemaluan Siti Napiah dengan kepala zakarku buat kali kedua. Kali ini urusanku
lebih mudah.  Laluan sudah di teroka.
Apabila bibir kemaluannya terkuak aku terus menolak masuk zakarku ke dalam
lubang kemaluannya.Siti Napiah tidak menjerit lagi, tapi dia tersentak. Kali
ini zakarku lebih mudah bergerak kerana sudah banyak pelincir pada lubang
kemaluannya walau pun laluan masih sempit. Laluan ‘anak dara’ yang sudah
bersuami.  Setelah zakarku terbenam aku
terus meniarap di atas tubuh Siti Napiah. Dia terus memeluk tubuhku. Aku
meneruskan kembali kerjaku menyorog dan menarik zakarku dalam lubang
kemaluannya. Dia semaki pandai memberi tindak balas. Setiap kali zakarku
bergerak masuk aku berasa dia menggerakkan ponggongnya keatas.  Apabila dia menolak ponggongnya ke atas aku
dapat rasa zakarku terbenam lebih dalam. “Ah!” Katanya.

Aku tekan lagi zakarku. Dia angkat lagi ponggongnya. Zakarku
semakin dalam terbenam “Ah!” Katanya lagi. Begitulah keadaannya
berulangkali.  “Sedapnya cikgu bila cikgu
buat macam tu.” Katanya. Aku lihat Siti Napiah mula tercungap sambil
mengeluarkan suara yang berdesis. Kemudian dia merengek. Kemudian dia
mengerang. Setelah sepuluh minit berlalu dia mula memelukku dengan.  “Adu cikgu… Siti rasa sedap lagi… oh cikgu
sedap cikgu… sedap cikgu… sedap…. Sedap…. Sedapppppp….” Sekali lagi dia
menggelepar sambil mengayak ponggongnya dengan kuat buat beberapa ketika.
Kemudian dia tenang. “Jangan cabut dulu cikgu. Siti nak lagi… Siti belum
puas….” Katanya.  Memang aku tidak akan
cabut zakarku selagi air bakaku pelum terpancut. Biasanya aku akan mengambil
masa yang agak lama untuk memancutkan air bakaku. Aku terus memacu Siti Napiah
dengan penuh bernafsu. Siti Napiah juga semakin pandai memberi tindak balas.
Aku berasa semakin sedap.  Aku rasa aku
akan memancutkan air bakaku tidak berapa lama lagi. Kalau aku lajukan pacuanku
mungkin dua tiga minit lagi terpancutlah air maniku. Tatapi aku tidak mahu
bertindak demikian kerana Siti Napiah masih belum bersedia menerimanya.  Tiba-tiba aku rasa Siti Napiah memelukku
dengan erat. Ponggongnya di ayak semakin laju. Matanya semakin dipejamkan
dengan rapat. Nafasnya semakin sesak. 
“Adu cikgu… kuat cikgu… kuat lagi cikgu… kuat lagiiiii….” Siti Napiah
mula mendesak.”Aaaaaa…… aaaaaa…… aaaaaa….. aaaaaaaaaaaaaaa cikgu….. cepat
cikgu…. Cepat cikgu….. cepat cikgu…. Siti tak tahan…. Siti tak tahan….. Siti
tak tahannnnnn……” Dia semakin kuat menggeliat. 
Aku semakin laju menggerakkan zakarku. Makin laju. Makin laju. Makin
laju. Laju. Laju. Laju. Dan akhirnya aku membuat tekanan yang kuat. Kemudian
memancutkan air bakaku yang pekat dan hangat. “Air apa ni cikgu…? Air apa ni
cikgu…? Air apa ni cikgu….? Hangat…. Siti rasa sedap..”  Dia bertanya berulang-ulang apabila air
bakaku terpancut di dalam lubang kemaluannya. Jawapan itu tidak perlu ku jawab.
Dia berhenti bertanya apabila zakarku berhenti dari memancutkan air itu.  Walau pun zakarku telah berhenti membuat
pancutan, tetapi Siti Napiah masih memeluk tubuhku. Kedua-dua kaki memaut
kedua-dua pehaku. Dia tidak beri aku turun dari tubuhnya. Aku tenung wajahnya.
Dia masih memejamkan matanya.  Mulutnya
terbuka sedikit. Rambutnya sedikit tidak terurus. Ada peluh didahinya.

Pada masa itu wajahnya semakin cantik. Semakin mengghairah.
Ini membuatkan zakarku semakin sukar untuk menguncup.  Tiada berapa lama kemudian dia membuka
matanya. Dia merenung aku. Kemudian dia tersenyum. Wajah semakin cantik. Aku
geram.  “Sedap ya cikgu…” Dia mula
bersuara. Manja.  “Puas?”  “Belum. Siti nak lagi. Boleh?”  “Boleh. Tapi bukan sekarang.”  “Kenapa?” 
“Kita kan kat sekolah. Kalau orang cari kita macam mana?”  “Habis bila kita boleh buat lagi.”  “Esok?” 
“Ala….. lama sangat. Siti nak hari ini juga. Kalau boleh sekarang.”  “Sekarang tak bolehlah.”  “Petang nanti?”  “Saya cuba.” 
“Mesti ya cikgu. Kalau tidak Siti cari orang lain.”  “Ala… janganlah gitu…”  “Cikgu sayang Siti?”  “Sayang….” 
“Kalau gitu petang nanti mesti boleh…” 
“Okeylah…. Saya cuba.”  “Mmmmmmp…
Siti sayang cikgu.” Katanya sambil meragut bibirku. Kami berkucup beberapa
minit. Aku rasa sedap. Kalau boleh mahu kucup lama- lama bibir sicantik manis
ni. Tetapi keadaan tidak mengizinkan. Kami sama-sama melepaskan bibir yang
melekap iyu.  Kami bangkit. Kemudian Siti
Napiah membantu aku memakai pakaianku sebelum dia menyarung bajunya. Setelah
aku siap berpakaian, barulah dia mengenakan bajunya. Aku hanya mampu mengenakan
cangkuk colinya.  Yang lain dia urus
sendiri. Selepas siap mengenakan pakainnya sekali dia peluk aku. Sekali lagi
dia kucup bibir aku. Memang jelas dia masih belum puas. Setelah berkucup
beberapa minit, dia mula membuka pintu bilik persediaan. Sekali lagi dia
meninjau sekitar kawasan makmal itu. 
“Line clear.” Dia berkata. 
“Terima kasih sayang….”  “Nanti,
panggil saya sayang lagi ya cikgu.” Pesan Siti Napiah sebelum aku meninggalkannya.
Nampaknya dia semakin mahu dimanjakan. Dia melepaskan aku dengan senyum
manis.  Aku lihat jam di tanganku. Sudah
pukul 9.35 pagi. Bermakna lebih satu jam setengah aku bersama Siti Napiah di
bilik persediaan tadi. Satu jangkamasa yang agak panjang. Mujur semasa aku
bersama Siti Napiah tadi tidak ada orang yang mencari kami.

Dan tidak ada orang yang datang ke bilik persediaan.  Aku mula berasa lapar. Banyak tenaga yang aku gunakan untuk memuaskan nafsu seorang isteri yang masih dara. Hebat juga sicantik manis ni. Walau pun ini pertama kali dia menikmati zakar lelaki tetapi dia hampir menewaskan aku yang lebih berpengalaman.  Nampaknya dia mempunyai keinginan yang kuat. Kalau ‘kerja’ tadi dilakukan di luar kawasan sekolah, aku ‘kerjakan’ tubuhnya empat lima kali. Dari cara dia mendesak dia mungkin sanggup ‘dikerjakan’ lebih dari itu. Aku gembira kerana sekali lagi aku bertemu dengan ruas.  Aku bertemu dengan pasangan yang secocok dengan seleraku yang mahu ‘dikerjakan’ berulang kali. Sekarang ‘target’ aku pada cikgu Sarah. Cikgu yang manja ini macam mahu menyerah diri untuk ‘dikerjakan’. Aku berharap akan berjaya. Aku berharap juga agar dia juga macam Siti Napiah.  Demikianlah cerita bokep Hot SITI NAKAL oleh cerita sex hot

MESUM DENGAN CEWE BERHIJAB, Update 2023

MESUM DENGAN CEWE BERHIJAB

Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini adalah cerita mesum ku.. Nama gua gunawan,umur gue sekarang 21 thn, Gue ingin cerita tentang pengalaman seks gue sewaktu kelas 2 smam, Bokap gue seorang bisnismen, super sibuk deh. Nyokap gue adalah ibu rmh tangga,dan mama yg menjaga kedai kami yg berada di depan rumah.Nyokap gue lumayan cantik,tapi sayang kecantikanya itu ditutupi jilbab yg melekat dikepalanya. Umurnya waktu itu 36thn,teteknya lumayan gede,kalau kesekolah banyak kawan2 gue yg bilang nyokap gue cantik dan montok.Baiklah aku mulai aja cerita ngentot nya.  Pagi itu disekolah aku sakit kepala, karena sudah tidak tahan aku permisi pulang.Ahkirnya aku diijinkan plg.Ku gas motorku dengan sangat kencang.Sampai didekat rumahku rasa sakitku mulai hilang. Kupelankan motorku,sampai didepan rumah kedai kami yang biasanya sudah buka masih tertutup rapat.Lalu kuparkirakan motorku dibalik pohon depan kedai.Perlahan aku masuk,pas di depan pintu masuk aku melihat sepasang sepatu hitam yg bukan milik papa.Dan pintu rumah tdk tertutup rapat.  “apa yg mama lakukan?”tanyaku dalam hati. Dengan hati-hati aku masuk,ada secangkir kopi dan tas yang nampaknya punya pak johan,rt kami.Trus aku mendengar suara seperti cewek mendesah.Dan suara itu berasal dari kamar mama.Langsung saja aku jongkok dan mengintip dr lubang yg ada dibawah pintu.enar dugaanku,ternyata pak rt sedang asyik mendogie style mama.Badan mereka sdh bugil dan basah.Rambut mama juga kusut.Yg paling asyik lihat tetek mama yg gede itu bergoyang. Baru kali ini aku melihat mama ngentot didepan mata,biasanya aku hanya mendengar desahan mama lg main sama papa.Ashhhh..oh…desahan mama. 

Beberapa saat kemudian,,, 
“pak saya mau kelu..ar..” “sama-sama di..dalam..”jawab johan.  Beberapa saat kemudian mereka teriak
bersamaan.Lalu pak johan menindih mama.Wajah mama terlihat kecapaian dan
nafasnya masih tdk beraturan. Kemudian pak johan bangkit dan memakai kembali
seragamnya. “nikmat ya bu..besok-besok kita main lagi ya..”kata pak johan yg
telah selesai pake baju. Dia tidak langsung kluar melainkan menutupi tubuh
mamaku dengan baju daster mama.Mama masih terlentang kecapaian.Aku langsung
lari masuk kekamar dan kututup pintu kamar. Setelah mendegar pintu depan
tertutup. Kubaringkan tubuhku di tempat tidur. Membayangkan tubuh mama yg molek
tadi. Dan aku juga membayangkan mama aku kentot.  Jam 10 pagi,aku mendengar suara pintu kamar
mama terbuka. Aku langsung keluar dan memberi tahu mama aku sdh plg.  “loh gun,kok dah plg..” “ia ma tadi gun
pusing..baru 5mnt gun nyampek..”jawabku. “oh..ya udah bantuin mama buka
toko..”kata mama sambil menungging mengambil gelas pak rt tadi, kontolku
langsung tegang seketika melihat pantat mama yg ditutupi clana katun putih
itu.Aku juga melihat cd hitam mama yg ada di balik celana putih itu. Aku
langsung masuk kekamar dan meremas-remas kontolku. “Andai saja aku dapat
menikmati tubuh mama”gumanku.  Jam 10.30
aku ingin mengambil hpku yg ketinggalan di toko. Aku berjalan keluar dari pintu
depan. Sampai didepan pintu belakang toko,aku mendengar”bukalah bhnya dek..”.
Aku langsung mengintip dari balik jendela disamping pintu. Ternyata pak
sobar(ketua ronda)yg menyuruhnya melepas bh. Tangan mama mencoba melepas kaitan
bh dari luar balik baju putihnya itu.Tetek mama langsung menyembul di balik
baju dan jilbab putih itu.Kemudian mama menaruh bh itu dilaci uang.Pak sobar
langsung berdiri dan hendak memegang tetek mama,pak sobar sempat mencoleknya
sebelum mama menyuruhnya pindah duduk disamping mama.  Pak sobar dengan cepat pindah disamping mama.
Tanganya langsung meremas kedua tetek mama dengan penuh nafsu.Mama hanya
mendesah kecil sh…oh..Sesekali mulut pas sobar mencium tetek mama dari balik
baju. Tangan mama pun bergerilya dengan kontol pak sobar yg tegang dari balik
celana hitam. Adegan itu berlangsung sekitar 15mnt sebelum hp pak sobar
berbunyi. Kulihat pak sobar memberi mama 1 lembar 100rb.Kemudian mama kembali
memasang bhnya. 

Aku membuka pintu dan mengagetkan mama.  “gun..knapa dah biar mama aja yg jaga kamu istirahat..” “ia gun mau ambil hp gun…”kataku.  Lalu aku kembali masuk ke kamar,di kamar penisku udah ngaceng berat.JAm 11,rita asisiten mamaku yg biasa jaga toko datang. Jam 1an,setelah makan siang mama hendak istirahat. Terpikir olehku utk memperkosa mama,lagian aku sdh 2 minggu gak ngocok. Setelah rita selesai membersikan meja makan,dia keluar utk menjaga toko. Langsung saja kukunci pintu depan. Kubuka pintu kamar mama dengan pelan2. Nafsuku semakin bangkit melihat mama yg tidur terlentang. Setelah kukunci pintunya,aku melepaskan baju dan celana pendekku,aku hanya tinggal cd abu2 yg menutupi kontolku. Lalu aku naik ketempat tidur.Kuelus paha mama yg mulus dari balik celana putih. Lalu tanganku melepas kancing jilbabnya dileher. Tanganku mengelus tangan mama.  Ketika mau mencipok mama,mama terbangun”gun apa yg kamu lakukan..”kata mama.  Tanganku langsung menutup mulut mama.Mama mencoba melawan. Kakinya trus menendang-nendang tempat tidur. Tanpa pikir lagi,mulutku langsung mencium bibir mama. Kucipok mama dengan ganas,tanganku masih memegang kedua tangan mama. Ciumanku mampu meredakan mama.

Baca Juga Cerita Hot Indonesia : SHILA HAMIL dan UNCLE RANJIT

Setelah kurasa mama sdh tenang,kulepaskan tangan mama dari genggamanku. Tanganku melepaskan jilbabnya dan melemparnya jauh2. Kulepaskan bibirku dari mulut mama. Kulihat mama memejamkan matanya. Kemudian kutarik baju mama keluar,tetek mama yg gede itu berontak keluar dari bh hitam mama. Kulepaskan kaitan bh hitam itu. Lalu kuremas tetek mama dan kujilati pentilnya. Mama trus menggoyangkan tubuhnya sambil mendesah. Kugigit pentil mama dan tanganku sesekali memplintirnya hingga merah. Kemudian kuturunkan celana putih mama.Cd hitam merekat menutupi kemaluan mama. Kuturunkan dengan pelan2,jembut mama yg rapi membentuk suatu segitiga dan mulut vagina mama berwarna merah dan membuat setiap org yg melihatnya semakin bernafsu.  Lidahku langsung bermain di vagina mama.Kujilati vagina mama dan kukulum itilnya.Tanganku pun ikut menusuk2 vagina mama.Kulihat vagina mama sedikit berair.

Kuisap air itu,mama teriak kecil akhhhh…Permainanku tdk berhenti
sampai disitu, lidahku trus bermain dimemek mama sedangkan tanganku
menusuk-nusuk vagina mama. Tangan mama pun meremas-remas rambutku. Setelah puas
bermain dimemek mama. Kukeluarkan penisku dari cd abu2ku dan kutaruh didepan
mulut mama. Mama langsung merespon hal itu mulutnya bermain di batang
penisku,oh…nikmat banget…Lidah mama yg bermain dikepala kontolku membuatku
semakin tdk tahan. Dan kocokan tanganya yg halus membuat batang penisku semakin
tegang.Blum lagi wajahnya yg menampakan wajahnya yg cantik uhhh semakin tdk
tahan ku dibuatnya.  Setelah itu,kucabut
penisku dari mulut mama.Mama terlentang di tempat tidur dan nampaknya hanya
pasrah. Kuarahkan penisku kemulut vaginanya,kegesekan di mulut vagian mama. Dengan
perlahan kumasukan penisku.  “oh..plan2
say..ang..oh..”katanya.  Dengan pelan2
penisku ahkirnya masuk seluruhnya divagina mama. Kupompa mama dengan tempo yg
lumayan cepat. Dia hanya mendesah kecil ah..sh..ah..Lama klamaan pompaanku
semakin kuat. Mama trus mendesah tanpa henti dan gerakan nafasnya yg tdk
beraturan.Keringat pun mengucur diwajh mamaku. Setelah itu aku mengganti
posisi,mama berada diatas ku dan wajahnya berada tepat dibahuku. Mama kembali
ku pompa. Kali ini aku memompanya dengan penuh nafsu dan sangat cepat.Bibirnya
yg mendesah kini lengket dibibirku.matanya trus merem menikmati
goyanganku.  “say..mama…ma..u
kl..uar..akh..”katanya.  Beberapa saat
kemudain kurasakan ada cairan yg membasahi penisku,mama orgasme utk pertama
kalinya. Aku kembali merubah posisi,ku dogie style mama. Kurasakan otot2 vagina
mama oh…nikmat abis…Dan vagina mama seperti memijit penisku. Badanku dan badan
mama telah basah kuyup. Lama klamaan aku tdk dapat menahan maniku.  “ma..gun…klua.r.yach..”
“sama…sam..a.nak..di..dalam..”jawab mama. 
Mama menghentikan goyangku.Kutembakan spermaku divagina mama.

Oh..nikmat..banget..rasanya. AKu menembakan spermaku didalam
tempat aku dulu dikandung oh…Aku dan mama terlentang diatas tempat
tidur,penisku yg sudah mengecil kucabut dari vagina mama. Lalu aku bisikan
mama”makasih ya..ma..sdh mau ngelayanin gun..” Nonton Video Bokep  “gak papa kok sayang..mama senang..tapi lain
kali gak usah main paksa ya..” “ya ma.”jawabku. “mama gak akan hamilkan..” “gak
sayang…lagi masa tdk subur..”jawabnya. 
Kemudian mulutku menjilat leher mama yg basah.Lalu aku memakai kembali
bajuku,mama masih bugil di tempat tidur. 
“jgn bilang sama papa ya…” “ia ma..”jawabku.  Trus mama menyuruhku mengambilkan bhnya dan
jilbabnya di lantai. Trus aku disuruhnya memakaikan bhnya. Aku tdk menolaknya.
Setelah membantu mama memakaikan bh,aku kekamar dan tidur.Jam 3sore,mama
membangunkanku dan memberi ku segelas teh.Mama memakai daster dan jilbabnya
hanya digantungkanya dibaju,tapi pake bh. 
“loh ma,kok gak dipake jilbabnya?” “panas gun,lagian kan gak ada
papa..papa menyuruh mama pake jilbab..” “ma..penis gun sama papa..mana enakan.”
“ya kamu donk gun..”jawabnya sambil tersenyum. 
Lalu aku dan mama mandi bersama.Di dalam kamar mandi,aku ditugaskan
membuka bhnya dan cdnya. Melihat tetek dan memek mama,aku jadi tegang.Lalu
kusabuni punggung sampai pantat mama.Kemudian lehernya sampai pada bagian
jembutnya.”gun..geli..ah.”katanya ketika kugosokan tanganku divagina mama.Tanpa
pikir lagi,kucipok mama. Mama membalasnya dengan ganas. “gun..ntar aja..mama
mau pergi keacara bu rini..”katanya. 
Setelah selesai mandi,Kutelentangkan badanku di kamar mama hanya memakai
clana pendek. Aku melihat mama memakai baju.Mama memakai jubah selutut dan
celana panjang katun yg agak ketat. Sedangkan utk daleman,mama memakai tanktop
tanpa bh dan bawahanya hanya cd.  “ma
ntar puting mama nampak donk..”

“gak sayang..kan ditimpa jilbab..”jawabnya.  Kemudian aku mengantarnya sampai depan,aku
menawarkan utk kuantar,mama menolak katanya sambil olah raga. Aku masuk
kekamar,aku mencurigai mama mungkin saja dia gak kerumah bu rt. Karena rasa
itu,aku langsung mengganti baju dan menyusul mama dengan naik sepeda. Di jalan
aku ketemu kawanku,dino. Katanya dino melihat mama sama pak udin masuk kedalam
rumah pak udin. Kebetulan rumah pak udin hanya 3rmh.  Sampai didepan rumah,kebetulan lagi gak ada
yg lewat.Kutaruh sepedaku dibalik pohon dan tak terlihat dari jauh. Kupanjat
pager yg hanya 1m. Rumah pak udin sangat sepi seperti tdk ada yg terjadi.
Perlahan aku menyusuri jalan yg menjadi perbatasan antara rumah dan garasi pak
udin. Kemudian aku harus memanjat 1tembok lagi yg tingginya 1m. Disebalahkanan
tembok ada sebuah kaca yg mengarah keruang tengah.Kebetulan ada sedikit celah
dari jendela yg tdk tertutup korden. Kujongkokan badanku dan mengintip. Aku
melihat tas mama diatas karpet dan pak udin lagi menyetel kameranya. Kemudian
mama masih berpakaian lengkap seperti sebelumnya keluar dari kamar.  “ada film baru pak..”kata mama.
“ada…ceritanya tentang anak yg tergila-gila sama nyokapnya,mengajak kawanya
memperkosa ibunya…nah yg ini ustazah di malaysia dikentot sama muridnya dan
guru cowok diasrama”kata pak udin. 
Setelah mama menaruh kaset itu ditasnya. Mama membuka kaitan jilbabnya
dan membuka jubahnya. Mama hanya tinggal tanktop dan celana katunya.

Kemudian pak udin membuka celana pendeknya, kini ia hanyan tinggal singlet dan cd. Pak udin langsung mencipok mama. Tanganya meremas-remas ke2 payudara mama. Kemudian tanganya menyusup ke tanktop mama. Diturunkanya kebawah tanktop mama.Kemudian mulutnya berpindah menjilati tetek mama dengan penuh nafsu. AH…sh…sh..desahan mama dan membolak-balikan kepalanya. Kulihat tangan pak udin sangat agresif meremas dan memplitir tetek mama.akhhhh..desahan mama ketika pak udin menggigit tetek mama. Setelah puas. Pak udin menurunkan cdnya. Kontol pak udin yg lebih kecil dariku tapi diameternya gedean pak udin dijilati mama.  Mulut mama dapat menampung seluruh penis pak udin. Pak udin terus memejamkan matanya menikmati isapan mama. Belum lagi kocokan tangan mama yg halus.Kemudian pak udin mencabut mulutnya dari mulutmama.Kemudian dijepitnya kontolnya di belahan payudara mama. Kemudian dipompanya. Kulihat pak udin terus mendesah,sedangakan mama terus menggoyangkan teteknya. Dan croot….croot…penis pak udin menembakan maninya didada mama. Kemudian mereka bersandar disofa.beberapa saat kemudian mama kembali memakai tanktop,jubah dan jilbabnya.  “pak..saya minta daster yg cantik donk…” “ambil saja dikamar yg masih diplastik..”katanya.  Pak udin adalah guru sd,ia blum menikah,adiknya adalh pedagang pakaian wanita.Kemudian mama mendaruhnya dikamar. Lalu pak udin mengantar mama sampai depan. Tanganku mengambil 3keping cd dari balik jendela yg tdk tertutup rapat. Setelah mendengar pintu depan terkunci aku langsung melompat keluar. AKu kembali mengikuti mama dari kejauhan.

Baca JUga Cerita Mesum Hot : SITI NAKAL

 Nonton Video Bokep  Di depan rumah pak karman,pak karman berada didepan pintu dan mendekati mama. Pak karman adalah teman papa dari sma,ia merupakan komisioner. Tangan pak karman mencolek payudara mama,mama tdk melakukan perlawanan,hanya tersenyum. Lalu mama kembali berjalan kearah rumah. Sekitar 2rmh dari rumah kami Eno,mamat,ryan duduk didepan pagar. Mama tersenyum sama mereka. Kulihat mereka ber3 memandang dengan tajam payudara dan pantat mama.Setelah mama melewati mereka,eno meraba kontolnya.  Sampai dirumah mama dan rita menjaga warung kami yg kebetulan lagi ramai. Aku blg sama mama aku baru jalan2. Sampai dikamar langsung kutonton 3keping kaset yg kucuri dari pak udin.Ke3 kaset itu berjudul seks at kompelks,janda binal,dan yg 1nya tdk ada nama. Kubuka seks at kompleks. Filmnya bercerita tentang,ibu2 yg lagi jalan pagi ngentot sama satpam. Janda binal,bercerita tentang janda yg umurnya kira2 50thn diperkosa sama anak smu. Yg tidak ada judul,berisi foto2 mulai dari ibu rini(bu rtkami)sedang mandi dan bugil. Ada lagi bu ami(istri pak karman) dikentot sama pak sobar.Dan video mama lagi mandi dan pake baju. Semoga tdk ada lagi file yg ini(harapku).  Jam 6an mama sedang menyiapkan makan malam didapur.Kupeluk dia dari belakang. Dan tanganku mencolek-colek teteknya dan kugesekan penisku dipantat mama.  “sayang…”kata mama. “ma ntar malem..papa plg jam brapa…” “bentar lagi plg..trus katanya dia pergi gak tdr disini,papa tdr dirumah kawanya dipuncak,katanya kebun tehnya sdh mau panen..” “ntar malem kita tdr sama bareng ya ma..”kataku sambil mencium pipi mama. “ya..ntar abis papa pergi anter mama ya ke rmh bu rani…mama mau cerita2 sm dia..”kt mama. Aku menjawab ia dan nonton tv diruang tengah.Beberapa saat kemudian papa datang.  Singkat cerita kami telah selesai makan malam dan mengantarkan papa sampai depan pagar. “gun..jaga mama ya..”  “yoi.pa…kapan papa plg?..” “2 atau 3hr lagi..”jawabnya dan masuk kemobil.

MESUM DENGAN CEWE BERHIJAB

Setelah papa pergi aku masuk kekamar mama. Aku kembali
melihat mama ganti baju.Aku pun tak segan2 lagi merokok didepan mama.”ayo..anak
mama sdh belajar merokok..jgn banyak2 entar gak kuat ngelayanin mama..”kata
mama.  Mama memakai daleman bh merah
bunga2 dan cd cream. Mama kembali memakai jubah sutra sepaha dan rok katun
setumit. Dan jilbabnya pun sutra. Lalu kuantar mama kerumah bu rani naik
motorku,kebetulan rmh bu rani hanya 1km dari rumahku. Sampai didepan rmh bu
rani jam8. Mama langsung masuk dan mengetuk pintudepan bu
rani.”dah..plg..gun..ntar mama telpon..”kata mama.Setelah pintu terbuka,pak
salim(suami bu rani) menyuruh masuk.  Aku
pun pergi.Diperjalanan aku sedikit curiga,kenapa tadi pintunya tertutup dan
langsung dikunci, trus biasanya pembantunya yg membukakan pintu. Lalu aku tanya
sama org ronda. Mereka blg bu rani pulang kampung. Kutitip kan motorku
dironda,kebetulan cuma 5rmh dari rmh bu rani. Aku blg sama org ronda aku mau
cari topiku yg jatuh didepan rmh bu rani. Melihat situasi aman,aku masuk
kedalam halaman. Lalu aku menyusuri gang disamping rumah yg mengarah pada kolam
renang.  Sampai diblakang gang,ada sebuah
kaca yg mengadap pada ruang dapur dan tembus sampai ruang tamu.Mama masih
berpakaian lengkap duduk dikursi kayu disamping pintu kamar bu rani dan pak
salim. Kemudian pak salim keluar dari kamar dan mengelus kepala ibuku. Karena
kacanya yg tertutup rapat,aku tdk dpt mendengar perkataan mereka. Pak salim
duduk disamping mama.20 mnt kemudian pak udin datang dengan membawa tas yg
nampaknya berisi kamera. Lalu mengobrol bertiga.  Sekitar 10mnt(jam 20.40) irfan(adik pak salim)
datang naik mobilnya.Irfan masih muda,sekitar 25-30thn.Ia mempunyai jabatan
tinggi general manager sebuah butik di kawasan menteng. Wajahnya putih
bersih,berisi dan tinggi:170cm.

Dia datang membawa sebuah plastik yg sepertinya berisi pakaian. Irfan menyalami mereka 1per1,salaman yg plg lama adlh sama mama. Sepertinya mama yg menahan salaman itu. Irfan duduk disamping mama.  Sesaat setelah mereka berbincang sesaat,pak udin mengeluarkan handycam dari tasnya. Pak udin merekam mama yg sedang asyik berbincang dengan irfan diatas sofa yg pjgnya 1,8mtr. Kemudian pak Salim duduk diblakang pak udin.Kemudian mama tersenyum manis kearah handycam pak udin,”pak..kamar mandi dimana..”tanya mamaku.”oh..pake aja yg itu..”jawab pak salim sambil menunjuk kamar mandi yg ada disamping sofa.Kemudian mama masuk kedalam wc. Irfan langsung meraba kontolnya yg kayaknya udah menegang. Pintu kamar mandi terbuka dan mama keluar dari wc dan kembali duduk disamping irfan. Tapi kali ini mama duduk ditepi sofa, Lalu mereka kembali berbincang.  Pak udin mengarahkan handycamnya kerarah sofa.Mama trus terbawa dengan obrolan irfan, sepertinya dia tdk mengetahui pak udin sedang merekamnya. Irfan mendekatkan tubuhnya ketubuh mama.Tiba2 mama menolehkan kepalanya kearah pak udin,mama mngetahui bahwa pak udin merekamnya dan hanya melemparkan senyum manis kearah handycam itu. TIba2 cupphhh….irfan mengecup bibir mama dengan ganas dan tanganya melingikari perut mama yg dibalut jubah sutra itu. Lidah irfan bermain di mulut mama.  Mama tdk melakukan perlawanan sedikitpun, mama memejamkan matanya dan sesekali memandang kearah kamera. Irfan menyederkan kepala mama kesofa. Tanganya meremas-remas tetek mama dari luar jubah.Irfan melepaskan bibirnya dari bibir mama, tanganya membuka peniti jilbabmama yg ada dibahu kanan mama,setelah terbuka dilemparnya jilbab mama dan mulutnya langsung bermain dileher putih mama. Tangan mama meremas-remas penis irfan dari luar celana panjang jeans.  Mama trus menatap atas menikmati lidah irfan yg trus menjilati leher mama. Tangan irfan menarik keatas jubah mama hingga dada,nampaklah kedua gunung kembar mama yg menantang ditutupi bh merah bunga2. Bibir irfan langsung berpindah menjilati belahan tetek mama yg berukuran 36b. Mama melepaskan kaitan bhnya,tangan irfan langsung meremas-remas dan mulutnya menjilati puting tetek mama secara bergantian. Mama trus menggelengkan kepalanya menikmati cumbuan irfan dan tanganya trus meremas kulit sofa. Mulut irfan trus menghisap puting susu mama, sesekali digigitnya. Lidahnya dengan lincah membasahi seluruh tetek mama.  Kemudian irfan menurunkan resleting rok mama. Nampaklah vagina mama dengan bibirnya yg merah dan ditumbuhi bulu2 halus yg lebat dari balik cd creamnya. Lidah irfan menjilati ke-2 paha mama yg putih mulus. Tangan irfan menurunkan cd mama.

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : UNTUK MENYEWAKAN RUMAH SEX

Langsung saja diciuminya memek mama mulai dari bulu sampai
pas lubang vagina mama.Kemudian irfan menjilati vagina mama dengan penuh nafsu.
Mama menikmati sambil memejamkan matanya dan mendesah kecil. Sementara pak udin
dan pak salim tdk mengenakan celananya lagi,mereka memegang kontolnya menikmati
permainan mama dan irfan. Kemudian irfan mencolok-colok vagina mama dengan
tanganya.Akh..oh..desah mama ketika irfan mencolok vagina mama. Lalu irfan
mengocok vagina mama dengan tanganya. Ohhhhhhhhhh…………desah mama dan sesekali
melirik vaginanya. Setelah itu,irfan membuka celana hitamnya. Menonjol kontol
irfan yg panjang dan bersih dari jembut didepan muka mama.  Tangan mama langsung memegang kontol irfan
dan memasukanya kemulut mama. Sangking panjangnya(kira2 20cm,d=5cm) mama
kewalahan menyepongnya. Dan penis irfan tdk masuk seluruhnya, hanya 1/2 kontol
irfan yg mama sepong. Ah…desah irfan ketika mama mengocok penisnya dengan
mulutmama. Setelah itu,mama menelentangkan badanya disofa. Kemudian irfan mengarahkan
kontolnya ke vagina mama sambil mulutnya mengkulum bibir mama. Akh….ohk….desah
mama ketika kontol irfan mencoba masuk kevaginanya.  Dan bless…kontol irfan masuk seluruhnya
dimemek mama. Mama sempat teriak kecil. Ah…ah…oh..shh…begitulah desahan mama
ketika irfan memompa penisnya. Nampaknya irfan menikmati vagina mama sehingga
ia tdk menggoyangkan terlalu cepat.MAma terus memejamkan matanya.TAngan irfan
tdk diam.Ia terus meremas-remas belahan pantat mama yg kencang.Irfan
mengghentikan goyanganya dan menimpa mama.Irfan kembali mencium mama. Kemudian
mereka melakukan doggie style.

Ahkh….ojkh…..desah mama panjang ketika irfan memompanya
dengan sangat cepat. Badan mereka berdua telah dibasahi keringat
kenikmatan.  Pak udin trus merekam adegan
itu dengan kameranya,sementara pak salim duduk menikmati adegan itu sambil
membakar rokoknya. ohhhhh….desah mama panjang,tandanya mama telah orgasme.
Irfan lalu menjilati punggung mama. Mereka kembali ganti posisi. Tanpa mencabut
kontolnya,irfan menggendong mama dan duduk disofa.Kemudian ia kembali memompa
mama. Tangan meremas-remas tetek mama sambil mulutnya menjilati leher
mama.Akh…ohk…desah mama. Tangan mama trus menckaram paha irfan.  Tiba2 pak salim berlari menuju pintu dan
menyuruh irfan trus bermain. Mama mencoba menghentikan adegan itu,tapi karena
irfan lebih kuat,irfan lalu memeluk perut mama sekaligus dengan tangan mama.
Rupanya yg datang adalah melky. Melky adalh tukang tato yg biasa membuat tato
buat para anak skolah. Badanya yg agak pendek kurus dan tanganya ditumbuhi tato
membuatnya tampak cool. Mama tdk mengetahui kedatangan melky karena wajahnya
ditutupi rambutnya. Melky melihat adegan mama dengan irfan.Tiba2 irfran
mencabut kontolnya dan memutar badan mama. 
Dan croot…croot…sperma irfan membasahi wajah dan leher mama. Mama
mengelap sperma itu dengan tangnya dan dijilatinya tanganya. Lalu mereka
kembali berciuman. Irfan bangkit dan duduk didilantai, mama masih terlentang.
Kemudian melky menelungkupkan mama. Mama tdk mengetahuinya.Lalu melky
mengeluarkan kontolnya dan menggesekanya dipantat mama. Mama menggoyangkan
pantatnya. Akhhhhh…teriak mama ketika melky menusuk anusnya dengan penisnya.
Lalu melky langsung menindih mama dan menggoyangnya. Ah…oh….desah mama.  Lalu pak salim mengarahkan kontolnya kemulut
mama dan memasukanya denga paksa. Lalu pak salim memompanya.Mama hanya
memejamkan matanya. Kemudian pak salim mencabut kontolnya dan memasukanya
kevagina mama,sedangkan melky tetap memainkan kontolnya dianus mama.  Akh…shhhhhhhhhhhh desah mama ketika mereka
memompanya.  Tangan melky pun
meremas-remas tetek mama.

Mama terus memejamkan matanya sambil mendesah. Oh…akh…teriak
kecil mama,ternyata melky menembakan spermanya dianus mama. Setelah melky
mencabut kontolnya,pak salim kembali memompa mama. Mama kembali mendesah.  “pak…saya..mau..kluar..akh…”
“sama..sama…”jawab paksalim. Pak salim memompa mama dengan sangat cepat.  Akh……..shhhhhhhh..desah mama panjang utk
orgasme yg keduakalinya. Pak salim menyemprotkan maninya dimemek.  “oh…nikmat..sayang…”kata pak salim.  Kemudian pak salim melepaskan kontolnya.Mama
masih terlentang bugil dilantai. Setelah pak salim memakai boxernya,mama
bangun. Kemdian dimengambil kembali pakaiannya yg berserak dilantai.
“eh…nona..pakai yg ini dulu..”kata irfan sambil memberi mama kantong
plastik.  “eh…mau kmana..disini
aja..”kata pak udin menarik tangan kiri mama. 
Mama kemudian memakai bh dan cdnya.Lalu ia membuka kantong plastik
itu.Ternyata irfan memberinya tanktop coklat dan blouse muslim warna coklat yg
cantik.  “ayo coba sayang..”kata
irfan.  Lalu mama memakainya.Wah cantik
sekali mama.Blouse sebetis itu menampakan lekukan tubuh mama.Karena bagian
blakangnya agak tipis,jadi cd mama agak nampak. 
“wah..cantik..”kata irfan.  Lalu
irfan menaikan resleting baju mama yg ada dipunggung. Setelah itu,mama langsung
memakai jubahnya tanpa melepas blouse itu. Setelah berpakaian lengkap,mama
hendak menelponku. “sdh..saya aja..yg antar.”kata irfan.  Aku lalu berlari keluar rumah. Kugas motorku
agar cepat sampai. Setelah sampai dirumah,aku langsung mengintip dari kaca
diruang tamu.mama turun dari mobil dan berlari kegarasi.  “ma…kok gak sms..” “udah malem kasihan
kamu…”kata mama.

“gun..tdr sama mama ya sayang” “ia ma”jawabku.  Lalu mama masuk kedalam kamar.Lalu aku mengunci pintu garasi dan masuk kekamar mama. Sampai didalam kamar mama. Mama lagi dikamar mandi,kutelentangkan badanku ditempat tidur.cetek….pintu kamar mandi terbuka.Mama keluar hanya mengenakan kimono tanpa bh. Putingnya menojol dari balik kimononya. Lalu mama menimpaku.Kami berciuman mesra. Tanganku langsung membuka kaitan kimononya. Langsung saja kutarik cdnya. Tanpa basa-basi,langsung saja kubuka cdku dan kumasukan kevaginanya.  “akh..pe..lan..donk.”kata mama.  Susana tengang itu berubah ketika kugenjot mama. Mama trus mendesah tanpa henti-hentinya. Pokoknya malam itu aku telah menembakan maniku 5kali divagina mama,mama juga orgasme sebanyak 10x. Kami bermain ditempat tidur,dilantai,sofa dan yg trakhir begitulah kisahnya.  Demikianlah erita seks panas MESUM DENGAN CEWE BERHIJAB oleh cerita sex hot

Sex ABG Terjerat Pergaulan Bebas dan Ngentot Paling Nikmat Dengan Bidan Cantik, Update 2023

Sex ABG Terjerat Pergaulan Bebas dan Ngentot Paling Nikmat Dengan Bidan Cantik

Cerita Bokep Sensual – Cerita Mesum ini adalah cerita mesum yang ingin aku cerita kan. kita mulai saja ya cerita seks ini.. Saya terlahir dari keluarga berada, dan cukup terhormat, Dan saya keturunan Indo, campuran dari berbagai suku bangsa (negara). Saya pun tumbuh layaknya gadis lain. Lincah, banyak teman dan di sekolahan termasuk murid pintar. Itu kata Bu Guru dan teman-teman. Tapi, dari nilai yang ada di rapor dengan rata-rata delapan bisa jadi kata Guru dan teman-teman itu benar. Namun dalam perjalanan pendidikan sempat mengalami hambatan. Dan akhirnya dapat juga menyelesaikan pendidikan diploma (2) bidang sekretaris, yang sempat terseok-seok disebabkan oleb pergaulanku yang sudah termasuk kelewat batas.  Saya memang termasuk anak yang menganut pergaulan bebas. Tepatnya kelas dua SMA sudah menjalin kasih dengan teman sekolah. Dan hubungan kami sampai di luar batas. Melakukan hal yang mestinya baru boleh dilakukan setelah ada ikatan resmi, nikah.  Itu terjadi karena dalam keluargaku saya bungsu dan empat bersaudara kurang mendapat didikan dan perhatian dari kedua orang tua. Kedua orang tuaku sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Dan kami anak-anaknya dipercayakan kepada pembantu. Ayah dan ibu seolah berkewajiban hanya menyiapkan uang untuk berbagai kebutuhan. Tapi dari segi kasih sayang sama sekali tidak merasakan. Karena ayah dan ibu pulang rata-rata sudah larut malam.

Untuk sekadar makan bersama atau kumpul keluarga saja boleh dikatakan hampir tak pernah.  Kondisi itu sepertinya tidak dipedulikan oleh ketiga kakakku, dua pertama perempuan, dan ketiga laki-laki. Bisa jadi karena sudah biasa. Tapi bagi saya (bungsu), sangat mendambakan belaian dan kasih sayang yang hangat dari ayah dan ibu. Dan harapan itu sangat terasa saat menjelang tidur malam. Ingin rasanya mendapat pelukan dan ciuman khususnya dari ibuku. Namun akhirnya dari harapan kasih dari kedua orang tua yang tak kunjung tiba, membuat saya menjadi terbiasa mandiri. Bahkan menjadikan saya perempuan tegar tidak cengeng. Hampir semua persoalan hidup, saya hadapi dan coba selesaikan sendiri.  Akhirnya dalam pergaulan untuk menghilangkan stres dan rasa penat di dalam rumah, sering keluar jalan-jalan mencari hiburan nonton film ramai-ramai bersama teman atau sekadar kongkow-kongkow hingga larut malam. Di dalam pergaulan ini saya mengenal yang namanya obat-obatan dan mulai merokok. Sepertinya saat itu tidak ada beban dan rasa bersalah dengan keputusan yang saya ambil itu.  Apalagi ketiga kakakku juga tidak ada yang dapat sebagai panutan. Semua bersikap cuek. Jadi yang kuperbuat ya sah-sah saja. Tidak ada yang melarang, apalagi masing-masing (kakak-kakakku) punya kesibukan sendiri-sendiri. Yang pertama Kak Intan, yang saat itu sedang kuliah asyik dengan kehidupannya sendiri bersama sang pacar satu kampus.  Kak Mira (kedua) kelakuannya juga tidak terlalu berbeda dengan Kak Intan. Di samping kuliah juga terlalu asyik dengan pacarnya. Sementara Kak Niko (ketiga) memang lebih liar dibanding kedua kakak perempuannya. Hampir tiap hari pulang larut malam. Dan sekolahnya boleh dikatakan sudah drop. Kerjanya hanya main, dan kalau siang tidur. Tiap hari minta uang kepada ayah, jika tidak diberi pindah minta ke ibu.

Ada saja alasan untuk kebutuhan. Saya sendiri sebagai adik sampai berpikir mau jadi apa nanti Kak Niko itu.  Pernah suatu hari, saya merasa kurang nikmat badan dan minta ijin pulang. Sampai di rumah, di kamar kakakku Intan yang bersebelahan dengan kamarku terdengar suara aneh, rintihan tapi disertai desahan. Yang sedianya pulang untuk istirahat, dengan adanya suara itu saya penasaran mencari tahu. Kondisi rumah, jika siang memang sepi. Karena semua kakakku dan aku pergi sekolah. Tinggallah pembantu sendirian. Kadang kakak Intan memang kuliah siang. Seperti siang itu, Kak Intan kuliah siang.  Saya coba membuka pintu kamar Kak Intan, dalam benak saya siapa tahu sakit seperti saya dan perlu pertolongan. Tapi pintu dikunci. Suara itu makin jelas, dan sepertinya Kak Intan tidak sendirian. Nah saya mencoba mengintip lewat lubang kunci. Degup jantungku bergetar keras dan kencang. Melihat adegan seni yang saya ketahui, meski masih dalam khayalan dari membaca stensilan yang dipinjami teman.  Cukup goyah lututku menyaksikan keasyikan kakakku yang tanpa pembalut tubuh bergelut dengan teman prianya. Perbuatan yang sebelumnya hanya saya khayalkan, kini terpampang di depan mata disajikan oleh kakakku Intan. Cukup lama pergumulan itu berlangsung. Dengan rasa tak tahan namun kepinginnya terus nonton, saya masuk kamar dan rebahan. Suara kakaku dan teman prianya terus menggoda. Akhirnya saya tidak lagi merasakan sakit, bahkan penyakit pusing itu lantas hilang begitu saja.  Suara desahan Kak Intan tidak kedengaran lagi, yang ada obrolan mereka berdua. Dan mereka lantas berangkat kuliah. Tidak tahu jika saya pulang lebih awal dan telah menyaksikan perbuatan bejatnya. Sayapun terus membayangkan kejadian yang baru saja terjadi. Namun terhadap Kak Intan saya bersikap biasa, seolah tidak tahu apa yang telah dilakukan dengan kekasihnya. Kepada ayah dan ibu saya juga tidak bercerita, saya pikir apa pedulinya toh sepertinya kakak saya begitu menikmati terlihat dan cara bermain dan pagutannya saat itu.  Sejak kejadian itu, saya jadi sering bolos sekolah. Ingin mengulang menonton ‘pergulatan’ Kak Intan. Dengan cara mengendap-endap masuk rumah takut ketahuan terus menyelinap masuk kamar. Namun harapan untuk mendapatkan tontotan menarik seperti siang kemarin sia-sia.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : Perawanku Direnggut Pacar

Karena teryata Kak Intan kuliah pagi.  Nah saat saya dalam keadaan antara tertidur,
terdengar sayup-sayup suara dua orang sedang ngobrol di kamar sebelah, kamar
Kak Mira (kakak kedua saya). Pikir saya mereka baru pulang kuliah. Kamar Kak
Mira memang bersebelahan dengan saya. Kamar kami (cewek) bertiga berjejer, dan
saya yang di tengah. Sementara kakak laki-laki saya, Niko kamarnya di
depan.  Kak Mira pulang kuliah mengajak
teman laki-laki ke rumah. Pertama obrolan itu soal pelajaran. Namun lama-lama
suara obrolan itu hilang, berganti suara desahan. Saya kontan bangun dan
mengendap-endap mencari lubang kunci. Dan setelah di luar saya terkejut, karena
pintu Kak Mira tidak ditutup dan terbuka cukup lebar. Saya sendiri jadi serba
salah, takut ketahuan. Tapi suara musik di kamar Kak Mira membuat langkah dan
gerakan saya tidak terdengar. Bahkan Kak Mira sepertinya tidak peduli dengan
pintu yang masih terbuka itu.  Setelah
mendapat posisi yang aman, saya mengamati dengan cermat gerakan demi gerakan
yang dilakukan Kak Mira bersama temannya. Terlihat mereka masih mengenakan
pakaian lengkap. Hanya saja rok Kak Mira mulai tersingkap, CD-nya terlihat.
Sementara Si pria masih lengkap dengan t-shirt dan celana jeans. Tapi pagutan
dan ciuman mereka berdua sepertinya membawa ke langkah yang makin seru.
Masing-masing berlomba melucuti pakaian lawannya. Hingga akhirmya keduanya
dalam kondisi telanjang. Cukup nanar dan gemetar juga saya menyaksikan adegan
itu. Dan adegan seperti itu pernah saya saksikan lewat film BF bersama
teman-teman usai sekolah, di rumah Linda (teman sekelas). Dan kedua saat
melihat Kak Intan sedang main dengan pacarnya. Namun saat nonton Kak Intan
kurang seru disamping lewat lubang kunci, shownya sudah setengah main.  Hari ini sungguh berbeda, saya menyaksikan
seluruh permainan dari awal. Sungguh mendebarkan, Kak Mira meraih batang penis
pacarnya, kemudian mulai dikocok-kocok dengan perlahan. Terlihat batang penis
pacar kakakku mulai tampak membesar dan memanjang, sampai akhirnya dengan mata
kepalaku sendiri aku menyaksikan bagaimana batang penis yang tadinya layu kini
telah berdiri dengan kerasnya dan sangat panjang, mengundang hasrat birahiku
untuk turut merasakan kehangatan dan kedahsyatan penis pacar kakakku ini.

Dengan penuh birahi kakakku mulai mengulum batang penis
dihadapannya, sementara tangannya tetap mengocok-ngocok bagian tengah kebawah
batang penis, kulihat tubuh pacar kakakku berkelejat-kelejat dan dari mimik
wajahnya seakan menahan serangan kenikmatan yang datang bertubi-tubi di daerah
sekitar batang kepala penisnya. 
Pergulatan Kak Mira dan temannya semakin seru, saling memagut, mendesah,
memburu, dan akhirnya saya lihat mereka berdua berada dalam permainan seks yang
menggairahkan saat teman kakakku mulai memasukkan batang penisnya yang panjang
kedalam vagina kakakku, kudengar kakakku mulai berteriak-teriak kecil dengan
disertai desahan-desahan penuh birahi, kuakui memang teman kakakku ini memiliki
stamina yang kuat sanggup bermain dalam satu jam dalam beberapa posisi yang
pernah kulihat dalam video seks kamasutra, kuhitung-hitung kakakku sudah
mengalami orgasme tiga kali dalam permainan tersebut, hingga pada akhirnya
kulihat teman kakakku menggenjot-genjotkan batang penisnya secara cepat, dan..,
tiba-tiba manarik batang penisnya dengan cepat dari vagina kakakku, dan
beberapa detik kemudian kulihat semprotan sperma begitu banyaknya dan akhirnya
teman kakakku mulai terkulai lemas dengan mandi keringat. Namun posisi mereka
tetap berpelukan.  Saya pun dengan lemas
dan gemetar masuk kamar. Namun pada saat menyaksikan adegan pergumulan itu tidak
terasa tangan saya seperti dibimbing meraba dan menyentuh ‘barang’ terlarang
milik saya. Dengan tidak sadar tangan saya mengusap-usap diantara selangkangan.
Dan saya mendapatkan rasa kenikmatan. Sepertinya ada cairan yang keluar dari
dalam, dan saya tidak tahu apa yang keluar itu. Yang ada rasa nikmat tiada tara
saat itu.  Nah perbuatan itu (mengusap
kemaluan) saya lakukan di saat sendirian di dalam kamar. Dan ternyata saya
mendapat kenikmatan yang sama seperti saat sedang nonton Kak Mira bercumbu.
Bahkan perbuatan itu terus diulang-ulang. Rasa penasaran pun makin
menjadi-jadi, akhirnya saya ingin tahu bagaimana rasanya berhubungan. Suatu
saat, sebetulnya tidak sengaja. Saya bermaksud pinjam catatan pelajaran kepada
pacar, yang tidak sempat saya ikuti karena tidak masuk sekolah. Kebetulan buku
itu ada di rumah. Maka saya diajak ke rumahnya mengambil buku itu.  Rumah pacar saya siang itu sepi. Kedua orang
tuanya bekerja, sementara pacar saya anak satu-satunya. Yang ada di rumah hanya
pembantu. Rumah itu cukup besar dan sepi. Saya dipersilakan masuk, dan diajak
ke kamarnya.

Setelah diambilkan minum, kami ngobrol. Pacar saya sepertinya telah berpengalaman dalam berpacaran. Terlihat dan saat ngobrol tangannya mulai aktif meraba daerah sekwilda (sekitar wilayah dada) milik saya. Namun anehnya saya menikmati, dan membiarkan tangan itu menelusuri daerah sensitif saya.  Teringat yang dilakukan pacar saya, seperti saat pacar Kak Mira melakukan hal yang sama. Saya pun terlena dalam kenikmatan, seperti terbang diawang-awang. Dan akhirnya perbuatan yang tadinya hanya dalam angan, kini kunikmati sungguhan. Kamipun sudah dalam kondisi polos, suara mendesah bercampur degup kencang jantung ada di dalam tubuhku. Saya pun rebah ditindih. Bukan sakit yang saya rasakan, tapi kenikmatan. Dan akhirnya kami pun sampai batas ‘perburuan’, lemas, lunglai dan bermandikan keringat. Untuk beberapa saat kami berpelukan, rasanya tidak ingin melepas, malah inginnya mengulang lagi. Dan perbuatan itu kami ulang setiap ada kesempatan. Sampai selesai sekolah diploma. Kamipun sebelum melakukan hubungan sering menggunakan obat-obatan terlebih dulu. Dan ternyata berdampak makin lebih nikmat dalam berhubungan. Hubungan kamipun lepas begitu saja, setelah pacar dengan alasan meneruskan sekolah, pergi ke luar negeri.  Bagi saya kepergian pacar saat itu tidak masalah. Toh dalam benak saya masih banyak pria lain yang antri untuk bisa kencan denganku. Mengingat dan merasakan pengalaman seks selama ini, banyak laki-laki yang mencoba mendekati saya dan mengutarakan cinta. Saya saja yang agak jual mahal. Nah saat baru selesai sekolah (diploma), sementara lagi kosong pacar tidak ada, saya banyak tinggal di rumah. Kegiatan diisi dengan baca buku, dan baca apa saja. Paling kalau jenuh, ke rumah teman ngobrol hingga malam, terus pulang langsung tidur. 

Sex ABG Terjerat Pergaulan Bebas dan Ngentot Paling Nikmat Dengan Bidan Cantik

Saat pulang pukul 24.00 WIB, dan pintu rumah memang hampir tidak pernah terkunci, saat buka pintu melewati depan kamar Kak Niko terdengar suara agak aneh. Ada desahan suara tertahan, sementara ada pula suara cekikikan. Saya yakin di kamar Kak Niko ada dua orang. Kebetulan saat itu ayah sedang tugas ke luar kota, dan ibu ikut mendampinginya. Ruang depan memang sudah gelap, tapi ruang Kak Niko terang, jadi cukup leluasa saya mencari tahu apa yang sedang dikerjakan kakakku. Kebetulan Kak Niko tidak pernah menutup jendela kamarnya yang terletak di dalam rumah. Dari jendela itu, saya mengendap mengintip. Dalam benak saya, yang terjadi di dalam kamar sama dengan kejadian seperti Kak Intan dan Kak Mira saat itu, ‘pergumulan’.  Benar saja. Kakak saya dan teman wanitanya setengab baya (35-an) namun masih terlihat cantik dan seksi sedang bergumul tanpa sehelai pakaian. Kak Niko terlihat begita asyik mencumbu, dan tak henti-hentinya menciumi seluruh bagian lekuk-lekuk tubuh si wanita. Si wanita menggelinjang, tertawa cekikikan di antara desahan yang tertahan.  Cukup lama permainan mereka itu berlangsung. Bahkan Si wanita sepertinya sudah tidak tahan, menjerit-jerit kecil dan memohon kepada Kak Niko, “Please, please”, katanya. Kak Niko sepertinya tidak peduli dengan kondisi wanita yang sudah seperti cacing kepanasan. Dan akhirnya, mereka berdua bergumul saling mendekap erat, berlomba mencapai perpaduan. Selesai sudah. tapi saya tidak lantas beranjak dari posisi. Penasaran ingin tahu apa lagi yang akan diperbuat. Posisi mereka telentang dan membiarkan tubuhnya terhampar tanpa pakaian. Tapi Si wanita, masih menggelayut dan mencumbu. Kakak saya bersuara, “Bayar dulu”, katanya.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Seks Dengan Rani yang Suka Ngeseks

“Jangan khawatir”, jawab Si wanita. Dan Si wanita bangkit, berjalan
gontai menuju kursi belajar Kak Niko, di mana di situ terletak tasnya. Dari
dalam tas wanita itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan, saya taksir sekitar
satu juta.  Lantas uang itu dilemparkan
kepada Kak Niko. “Bagaimana”, kata wanita itu. “Thanks darling”, jawab Kak
Niko. Dan wanita itu tidur rebahan di sebelah kakakku. Mereka ngobrol tapi
tangan masing-masing aktif menjamah daerah sensitif lawan. Lama-lama mereka
mulai terangsang lagi. Ronde kedua jelas tinggal nerusin. Tidak perlu
capai-capai pemanasan. Tapi saya melihat sebelum melakukan ‘pertempuran’ mereka
berdua sepertinya mengkonsumsi obat. Sehingga permainan mereka terlihat lebih
seru dan panas. Dan sayapun lama-kelamaan tidak tahan, mundur dan masuk kamar.
Namun mata ini tidak bisa terpejam.

Ngentot Paling Nikmat Dengan Bidan Cantik

Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar,temen2 akrab
ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20
tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru
menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari
kampus.  Aku tak sengaja melintas di
depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu
menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik
itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya
baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari
ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’, Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus
tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg
besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak
tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit
samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan
kulitnya yang putih mulus langsat itu. Ditambah senyumannya yg manis, membuat
hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi,
aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan
sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau
karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,… a a
a,..  Aku pun kaget waduh mau kesini lagi
tu bidan cantik, di tanya lah aku

(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’  Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas… (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum…. (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman… hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku…..  Pasti enak….. hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..  Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’

( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak
bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak
terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa…
.!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan
nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang
itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov..  Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa
bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku
yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau
menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi
udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung
tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana
kesitu bla…bla..bla.  Akhirnya yang aku
tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat
penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah
punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku
buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka
resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin
yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda
menjahilinya,,  Udah resiko kan mas jd
bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini
,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya
,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa
cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami
kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa,
dia jawab takut di slingkuhin…? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali
bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku
berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik
dan setia…..  Aku dengan sigap bertanya
mau enggak kalo novi jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu
sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,,
apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk
kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu
tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir.. 

Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,,
dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna
udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku
sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg
mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD
nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg
berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,  Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda
basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah
ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau
pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku
belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu
udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan
pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,  Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot
sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak
lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub
melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya
padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex
aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah
silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar
langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi
dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh… ah… uh.?  Rintihku ke enakan di kocok kocok dan
kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg
sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di
maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu
ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah
keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh…ah..uh…yeh..oyeh,,. habis
permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru
permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk
vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman
banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ . 

Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,  Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,  Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,,

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : Tante Sofi membukanya lebar selangkangannya mengundang birahiku dan Diperkosa Majikanku yang Liar

ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,. 
Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju
mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari
G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh
dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang
mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan
mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi
kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia
bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh….,, cepat
masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke
enakkan dengan permainan tangan ku ini. 
Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah
bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan
ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan
lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini
penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras
aaaahhhhhhaaaahhhh…..,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di
ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar
penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga
bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi
aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov
keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu
setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita ….  Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama
novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku
coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan
bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi
sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar
memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras
jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini
permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh…  Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu
aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di
telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu
sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau
(gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan
mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang?

dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku
bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga
mau keluar,,  Ok, penis aku semakin aku
genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura
penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya
kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu
kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya
berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan
air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu
menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… kita berdua mengerang panjang
aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh
ahhhhh,…’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas
dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.  Sambil beristirahat sejenak merenungi apa
yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia
ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap
di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap
keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam
vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis
aku.  Dia memasukkan lagi penis aku
kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih
terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja
permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai
menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi
ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet
dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan :
simbiosismutualisme(sama sama menguntungkan)? 
Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih
menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok
juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah
kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya
hehehe..

karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya… sekali lagi terimakasih sayang novi… novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.  Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love… atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.  Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll.  Demikianlah cerita bokep hot Sex ABG Terjerat Pergaulan Bebas dan Ngentot Paling Nikmat Dengan Bidan Cantik oleh cerita sex hot.