Menikmati Tubuh Montok Tante Rahayu, Update 2023

Menikmati Tubuh Montok Tante Rahayu

Menikmati Tubuh Montok Tante Rahayu – Dimulai dari pengenalan terlebih dahulu, nama Bruno, kalau sekarang umur Rahayu sudah 19th.Dirumah kami, tinggal beberapa orang yang berisikan, Ibu dan Ayah Rahayu, Adik 2 orang, Tante Rahayu (Adik dari ayah). Tante Rahayu sudah menjanda lmyn lama, yaitu 4-5 tahun. Tetapi kejadian itu bermula ketika Rahayu menduduki bangku SMA kelas 2. Oh iya, untuk bayangan para Semproters semua, Tante Rahayu memiliki postur tubuh yang benar benar seperti pemain Film Porno luar negeri (Serius).Saat kelas 2 SMA ABG sedang mencari jati dirinya, begitu pula Bruno. Hari Sabtu dan Minggu, keluarga Bruno selalu keluar kota untuk Refreshing ke Villa yg kami punya di daerah Kota Hujan. Saat itu Bruno sedang tidak ikut bersama mereka, dan dirumah hanya sisa Saya dan Tante. Mungkin karena Tante berfikir dirumah tidak ada orang, Tante mempraktikan senam di kamarnya yg tepat ada di depan tangga. Saat itu niatnya Saya ingin menonton TV di ruang TV yg berada dekat dari kamar Tante, saat menuruni tangga, ternyata Tante tidak menutup kamarnya. Dan apa yg Saya lihat ? Tante hanya menggunakan Bra+Celana Dalam saat melakukan senam. “Waaahhh, Rejeki di siang bolong” Kataku dalam hati. Lalu Saya tidak jadi turun tangga, dan duduk di tangga supaya dapat melihat tontonan ‘asyik’ ini.

Tante yg selama ini Saya idam idamkan, ternyata dalam kondisi setengah telanjang. Tante melakukan beberapa gerakan yg membuat si Otong semakin menegang. Saat itu Saya sambil melakukan onani dan menonton Tante yg sedang melakukan senam. Saya membayangkan betapa enaknya kalau si Otong dijepit oleh Buah Surga nya yg besar dan kencang itu, ketika berkhayal, “Aaaahhhhhhh” si Otong pun keluar. Sejak dari kejadian itu, hasrat Saya semakin bertambah untuk menyetubuhi Tanteku ini.1 Minggu kemudian tepatnya hari Minggu keluargaku pergi lagi ke Kota Hujan, dan tebak apa? Yap, sisa Aku dan Tante dirumah. Saat itu Saya sengaja duduk di tangga sambil menunggu Tante senam. “Loh, tapi kok udah jam segini blm senam jg?”Kataku dalam hati.Saya coba cek sepatu&Sandal Tante, “Ah ada kok ini sandalnya tapi tunggu ada sepatu siapa ini?”.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman ku Ngentot Dengan Istri Temanku

Saat hendak ke kamar yg berada di lantai 2, terdengar suara desahan “Sssshhhhh UUuhhhh” ternyata suara itu dari kamar Tante ! Dengan sedikit rasa takut, aku coba buka kamar Tante, dan setelah sedikit ternganga pintu kamar Tante……..Benar saja ! Kudapati Tante sedang bermasturbasi, Tante memasukan 2 jari nya, dan memilin puting susu nya sambil mendesah ke enakan “Sssshhhhhhh sssshhhhhhh mmmmmhhhh” Aku hanya bisa menganga lebar melihat ini semua. Setelah beberapa saat, Tanteku seperti kejang dan mengeluarkan cairan dari Vagina nya dan ditambah dengan erangan yg hebat. “Aaaaaahhhhhh Ahhhhhhhh ” Ternyata Tanteku sudah orgasme, se selesai nya bermasturbasi, Tanteku masih memilin milin puting nya lalu setelah beberapa lama ia pun tertidur.Saat Tante tertidur Kucoba beranikan diri, Aku masuk ke kamar Tanteku lalu Aku melakukan onani di depan wajahnya. Ya! Aku melakukannya, entah darimana Aku bisa mendapatkan keberanian sebesar itu. Selang beberapa menit, aku sudah ingin orgasme, Aku sempat mengeluarkan suara “Aaahhh” lalu badan Tante bergerak. Dalam fikirku “Jgn disudahi, sudah mau keluar” tetapi mata Tante lebih cepat terbuka, dan reaksi Tante seperti Kaget sangat tidak percaya keponakan kecilnya melakukan hal ini.Tanteku berteriak dengan kencang…

Tante : Kamu ngapain Brunooo..!!!!!

Aku : Eeh, emmm..,, ini…, eee… (Tergagap gagap)

Tante : Ngpain kamu masuk ke kamar Tante Hah?!!

Aku : Tante tadi sempat berteriak, Brunoo kaget, saya kira Tante kenapa, tapi Tante lagi begitu begitu (Sedikit menangis)Bruno termasuk anak yg polos, tp semenjak tau semprot jd ngerti *Kidding Brow*

Tante : Yaa tapi kamu harus ketuk pintu dahulu…Nada Tante melembut, mungkin karena salah Tante juga yg tidak menutup pintu, dan Tante jg malu atas tindakan nya

Aku : Maafin aku TanteTante : Iyaudah gpp, lain kali jgn bgitu. Kamu kan tau, Tante sudah ditinggal sama Om Bram sangat lama, jadi ini hal yg wajar Noo wanita.

Aku : Iya tan….

Tante : Tuh kan si ‘Nono Kecil’ tegang ngeliat Tante masaa… (Sambil cubit2 pipiku)Kamu penasaran yaaa??

Aku : Emmm sdkit penasaran sama hal yg kyk gini Tan…Tante : Blm pernah kamu emangnya? Sama pacar atau temen?Aku: Belum Tan, Nunu takut

Tante : Sini duduk Tante ajarin….Aku pun duduk di kasur Tante, dan Tante berlutut di hadapanku. Yg terjadi selanjutnya, Tante menjilati Penis ku!! “Mmmmhhhh mmmmhhh ” Suara yg dikeluarkan Tante membuat diriku semakin bergairah….Saat Tante mulai menjilati Penis ku, Aku hanya bisa memejamkan mata dan berkata “Aaahh Apa ini benar terjadi” Perasaan senang karena Tante yg selama ini aku idam-idam kan melakukan hal ini denganku. Saat memejamkan mata aku sudah tidak tahan ingin mengeluarkan Sperma, Tante pun berbicara “Hmmm mau kluar yaa? Dasar Perjaka” Gurau Tante. Dan Aaaaahhhhh aaahhhhhh Croooootttt , semua sperma pun keluar bercucuran di wajah Tante, Tante terlihat begitu senang sambil memainkan sperma yg baru keluar tadi.

Tante : Uuuuhh banyak bangeett sihh keluarnyaa (sambil menjilat sperma yg ada di wajahnya)Aku : Ma…Ma..Maaf Tan, jadi berantakan…

Tante : Knapa minta maaf ? Tante seneng bgt lagih. Tuh Nono kecil nya aja masih bangun, berarti mau lagi

Aku hanya bisa tersipu malu karena Penis ku yg masih menegang Ngewe Dengan Tante Rahayu Si Janda “Yuukkk Sini” Kata Tante sambil menarik penisku ke arah Vagina nya. Aku hanya bisa terdiam dan masih tidak percaya ini terjadi. Saat itu Tante memasukkan Penisku kedalam vagina nya, rasannya Hangat sekali, seperti di sedot, dan Bleesssss seluruh penisku masuk. Tante bergumam “Eeeemmmhhhh, gerakin Nu..” Minta nya secara manja, lalu aku mulai menggerakkan badanku maju dan mundur.Aku : Aaahhh Tann…..

Tante : Knapa sayang? Enak yaa? UuuhhhhhAku : mmmmmhhhh Enak banget Tan…..

Tante : Lebih Cepat Nooo…Aku pun mempercepat gerakan tadi, Aaahhhh rasanya begitu Nikmat, melihat wajah Tante ku begitu menikmati permainan ini.Setelah 15 menit lebih Aku rasannya ingin Ejakulasi kembali.

Tante : Jangan keluar duluuu, tahan sedikit lagii… Mmmhhhhh mmmhhhhhAku : Uuuhhhh Iya Tan (Sambil meremas dada Tante yg bergoyang)Sudah Tidak tertahankan lagi, lalu Aku merasa Tante buang air kecil, dan ternyata itu adalah saat Tante mengalami Orgasme. Kami berdua mengejang hebat, saling berteriak satu sama lain, “Aaaaaahhhhh Nunuuuu Aaaahhhh” Seru Tante. Aku pun sedikit berteriak keenakan “Taaannn aaahhhhh” Crrrooottttt Crooottttt.Tanpa kusadari, aku mengeluarkan sperma di dalam vagina Tante. Aku pun terkejut, tetapi Tante mengatakan bahwa “Udah gpp kok didalam, Tante udah ga bisa hamil lagi karena pernah di operasi pengangkatan rahim”. Hufftttt sontak kata kata itu membuat batin ku menjadi lebih tenang.“Nono, km kl mau lagi nanti bilang ke Tante aja ya sayang, ga boleh main ini sama Pacar atau Perempuan lain sebelum kamu nikah yaa…Kalo kamu mau tinggal bilang ke Tante ya sayang, Tante gamau karena hal ini Nono jadi laki laki bandel nanti, Janji?” Ucap Tante.“Iya Tan, Janji kok Nono jg mau nya sama Tante, kan sama Tante lebih enak hehehe ” Gurau ku kepada Tante“Dasar deehh ponakan Tante tersayang, (Tante mengecup bibirku dengan mesra) Mmmwwahhh Gih mandi, nanti keburu mamah papah pada pulang loohh”Ucap Tante.“Okedeh Tan… “Ucap kuAku tersenyum senyum bahagia sambil melangkahkan kaki ku ke kamar mandi, saat di kamar mandi pun, Aku masih tidak percaya bahwa hal ini benar terjadi.

Setelah kejadian saat itu hubunganku dan Tante ku mulai jadi lebih dekat, Aku sudah tidak canggung lagi untuk mengobrol dengan Tante ku. Terkadang Tante ku minta ditemani belanja ke mall, lalu kami menonton bioskop, dan makan di sebuah restoran. Kami seperti sepasang muda mudi yang dimabuk cinta, tetapi hubungan itu tentu saja kami rahasiakan ketika ada keluarga kami, tetangga, kolega, dsb. Selain sering mengunjungi Villa saat weekend, keluarga ku terkadang mengadakan ‘Long Trip’ seperti ke pulau Bali, Kota Palembang, Jogja, Raja Ampat, Mentawai, dan semacamnya. Saat itu Ayahku sempat mengajakku untuk pergi ke Bandung dan menginap untuk 3-4 hari, tetapi berhubung aku sedang ada UTS (Ujian Tengah Semester), jadi Aku tidak bisa ikut ke Kota yang di penuhi Gadis-gadis Cantik itu . Tante ku juga tidak ikut, dia tipe orang yang lebih suka bersantai dirumah, menghabiskan waktu untuk istirahat, yaa seperti itulah.

Tapi semua itu memiliki sisi baiknya, Aku dan Tante ku jadi bisa leluasa dirumah. Saat semua nya sudah berangkat pergi ke Bandung, Aku kembali ke kamar untuk bermain game online yang sedang aku gemari ‘L*st Sag*’ Haha, mungkin ada yang tau atau juga ada yang bermain dsini. Lalu saat sedang asyik bermain, Aku mendengar sedikit ada suara lagu lagu yang sedang diputar dan itu bukan berasal dari laptop ku. Aku pun menge cek ke lantai bawah, dan lagu itu diputar dari kamar Tante ku. Aku coba buka sedikit kamar nya karena penasaran untuk apa dia memutar lagu sekeras itu, saat sudah terbuka sedikit celah aku pun melihat lagi bahwa Tante ku sedang senam yg biasa ia lakukan setiap hari nya. Saat aku melihatnya, si Nunu kecil pun menjadi terbangun, betapa seksi dan menggairahkan gerakan gerakan yang Tante ku lakukan hanya dengan menggunakan Bra dan Celana Dalam nya. Hasrat ku pun tidak tertahan kan aku lalu masuk ke kamar Tante ku, Aku lalu memeluk Tante ku dari belakang.

Tante ku terlihat sedikit terkejut : Ada apa No?

Aku : Eeemm ini Tan..Tante : Hayo kenapa..?

Aku : Ini Tan… Ee.. liat Tante senam, Nono jadi sedikit terangsang

Tante : Huuu, pantas pas meluk ada yang nyundul nihAku pun malu tetapi dengan perasaan yang gembira karena Tante mengerti apa yang aku inginkan, lalu aku pun menciumi bibir Tante ku yang menggairahkan. Kami berciuman tidak lama hanya beberapa detik karena sudah tidak tahan, aku menuntun tangan Tante ku untuk memegang si kecil. Tante ku sangat telaten dalam mengocok Penisku

Tante : Enak kan Nu?

Aku: Mmmhh Enak banget Tan..Setelah beberapa lama Penisku di mainkan oleh Tante ku, lalu Tante ku mulai menjilati nya dengan penuh nafsu, “Aaahhh Hangat sekali Mulut Tante ” kata kata itu terlintas di pikiranku. Tante menyedot penisku dengan kencang sekali, “uuuhhh” Rasannya sudah tidak tahan dengan keahlian Tante ku ini. Tidak beberapa lama berselang,”MMMHHH TANTEEE” Aku mengeluarkan sperma ku di dalam mulut Tanteku. Aku kira sperma itu akan di ludahkan, tetapi tidak! Sperma ku ditelan semua oleh Tante. Setelah itu Tante masih menjilati Penis ku, dan Tante kembali mengemut penis ku. Aaaahhh Rasannya enak sekali, saat kami sedang asyik melakukan itu ada yang membunyikan bel rumah kami. Saat kulihat, ternyata itu hanya tukang cuci pakaian yang biasa mencuci pakaian kami. Jadi kami sudahi dulu permainan kami untuk saat itu…Aku pun menonton TV dikamar, kalau menonton TV Aku tidak dapat diusik apalagi ketika menonton film kartun kartun kesukaan ku yang ada di channel Cartoon Network . Wah tanpa terasa jam menunjukkan sudah pukul 7 , aku masuk memutuskan untuk mandi karena sudah terasa tidak nyaman. Selesai mandi aku ke ruang pakaian untuk mengenakan pakaian ku, lalu setelahnya Aku pun kembali ke rutinitas ku untuk menonton TV di kamar. Saat aku membuka kamar, sudah ada Tante ku duduk di tepi kasur dengan menggunakan Lingerie berwarna hitam yang ia miliki. Aku pun merasa senang karena Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi kami mulai dengan berbincang bincang dan bercanda seperti sepasang kekasih yang dimabuk oleh asmara.

Tante : Seneng yaa lihat Tante ada di kamar kamu? Haha

Aku : Engga yee biasa aja

Tante : Ohh yaudah deh Tante pulang lagi ke alam nya

Aku : Dih masa cantik cantik ngambekTante : Tadi bilang Tante apa?

Aku : CantikWajah kami berdekatan, lalu aku melumat bibir Tante ku dengan mesra sekali. “Mmmhhhh” itulah suara yang Tante keluarkan saat kami saling mencumbu bibir satu sama lain. Aku menindih tubuh Tante ku diatas kasur dan aku mulai meraba pRahayudara Tante ku yang sangat kenyal itu, Tante ku hanya bisa bergumam “Mmmmhhh” lalu Aku pun menempelkan Penis ku ke bibir vagina Tante ku. Ooohhh hangat terasa di bibir vagina Tante ku, ku gerak gerakkan penisku di sekitar vagina Tante ku. Karena Tante sudah tidak tahan, tangan nya menuntuk Penis ku hingga masuk ke dalam vagina nya. “Uuuhhhh” Tante ku mulai merasa ke enakkan, dengan sedikit canda dia berkata “Kayaknya makin gede aja nih..? hehe” Aku hanya bisa tersenyum mendengar kata kata nakal yang keluar dari mulutnya. Aku mulai menggerakkan penisku..

Tante : Yang keras Noo…Aku pun mempercepat gerakan Penisku, dan Tante semakin histerisTante : Aaaahhhh shit enakkkkk bangettt

Aku : Uuuuhhh Tantee

Tante : Enaakk sayang EnaakkTante sambil asyik memainkan buah dada nya yang begitu sempurnaAku : Aaahhhhh

Tante : Tante mau diatas Noo.Kami pun berganti posisi, aku merebahkan badan ku. Dengan cepat Tante ku langsung memasukkan lagi Penisku ke dalam vagina nya, “Ouuuhhhhh” Tante mulai menggoyangkan bokong nya dengan cepat.Setelah beberapa saat, Tante tiba tiba seperti kejang2 kecil lalu berteriak “Aaaaaaahhhh” cairan pun keluar dari vagina Tante ku. Tanpa beristirahat Tante ku terus melanjutkan, hingga beberapa saat Aku sudah tidak bisa menahan, rasannya sudah ingin keluar.

Aku : Nono mau keluar Tan…Tante: Yaudah kluarin aja di dalam..“Aaaaaahhhhhhh Taannn” Teriakku, saat merasakan nikmat yang sungguh luar biasa..Setelah itu kami pun bersih bersih di kamar mandi, dan Tante tidur dikamar ku malam itu dengan sangat nyenyak….tetapi sangat disayangkan itu adalah kejadian terakhir bagiku, karena 1 minggu kemudian Tante ku tinggal bersama anak nya selama beberapa Tahun. Yang membuat kami terpisah antar pulau, dan setelah beberapa tahun itu Tante ku kembali singgah di rumah ku. Tetapi situasi kami sangat canggung, tidak pernah sapa satu sama lain, seperti sudah melupakan apa yang pernah terjadi sebelumnya Padahal aku sangat menginginkan itu kembali terjadi, tetapi tidak tahu bagaimana cara membuatnya agar semua itu dapat terulang. Kini Aku hanya dapat mengintip sesekali dari lubang yang kubuat ketika Tante ku melakukan senam.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman Cerita Seksku Dengan Teman Suamiku

Goyangan Nikmat Dari Mama Sepupuku

Goyangan Nikmat Dari Mama Sepupuku Sebut saja namaku Andri, 19 tahun. Aku seorang mahasiswa di salah satu PTN di kotaku, kota A saat ini aku baru tahun pertama kuliah. Aku akan menceritakan pengalaman seksku, memang bukan yang pertama tapi masih asyik untuk diceritakan. Aku teringat pengalamanku dengan adik sepupu ibuku.Kejadian ini terjadi kira-kira 1 bulan yang lalu. Ketika itu saat liburan semester 1, aku pergi ke kota P dimana di kota itu aku dilahirkan. Memang kepergianku itu sudah lama kurencanakan dandidorong oleh sepupu ibuku yang di kota P, (aku memanggilnya dengan sebutan mama, sedangkan ibuku sendiri kupanggil ibu). Karena aku selalu dimanja dan menganggapnya benar-benar seperti ibuku sendiri. Baiklah aku akan menceritakan sedikit tentang keluarga mamaku ini. Ia berumur lebih kurang 43 tahun, wajahnya lumayan cantik, badannya tinggi kira-kira 167 cm, ukuran dadanya lumayan besar 36 C, terlihat sangat menantang juka berdiri tegap. Rambutnya ikal sebahu lebih sedikit, pinggangnya ramping dan pantatnya aduhai cukup menggairahkan diusianya yang sudah melebihi 40 tahun ini. Dan mengenai suaminya, bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal, dan hanya akan pulang 3 hari dalam 2 minggu, anak-anaknya yang pertama cewek umur 21 tahun sekarang sedang studi di luar propinsi kota P, dan yang kedua cowok sebaya denganku tapi masih sekolah di salah satu Sekolah Kejuruan di kota P.Aku sampai di kota P, hari senin pukul 03:00 siang, karena aku memang sengaja berangkat dengan perkiraanku sampai di kota P sore hari karena aku akan bisa istirahat di malam harinya. Tapi sialnya aku saat itu malah tidak bisa istirahat karena aku selalu diganggu sepupuku yang masih sekolah itu. Dengan ajakan kemana-mana. Tapi memang dasar suka bermain, akhirnya aku pergi juga malam harinya. Aku memang sangat rindu akan keadaan kota P, karena memang sudah 3 tahun lebih aku tidak pernah ke kota P, ditambah lagi dengan saudaraku ini yang karena sebaya dan setipe denganku, sebut saja nama saudaraku itu Jenny. Malam itu, karena aku belum istirahat dan di tambah lagi dengan pergi jalan-jalan aku langsung tergeletak tidur sampai pagi harinya, aku terbangun kira-kira pukul 09:00 pagi. Kulihat Jenny sudah tidak ada pasti sudah pergi sekolah, pikirku.

Aku langsung mandi. Sehabis mandi aku berencana mau sarapan di lantai bawah, karena memang rumah sepupuku ini memang cukup besar dan berlantai 2. Aku sampai di bawah dan melihat mama sepupuku lagi di dapur tidak tahu lagi ngapain. Sepertinya sedang bersih-bersih, aku melihat meja makan bundar yang terbuat dari marmer kosong tidak ada apa-apa di situ, tiba-tiba mama datang.Udah bangun Hend, tanya mama.Udah Ma, udah mandi lagi khan udah wangi, sambil mengangkat tanganku.Belum sarapan yach. tanya mama lagi.Iyach belum Ma, sediain dong Ma Andri khan lapar. balasku dengan manja.

Udah kamu duduk aja di menja makan, ntar Mama sediain yang special buat Andri, ujarnya sambil melangkah ke dalam kamarnya.Tak lama kemudian mama keluar, aku yang lagi bengong duduk di meja makan.Tunggu yach. katanya singkat.Yup.. balasku.Sekarang kamu tutup mata biar Mama sediain buat kamu, sarapan special, kata mama.Tanpa banyak bertanya aku langsung saja menutup mata dan menunggu, gerangan apakah sarapan special buatku.Udah Mama. tanyaku penasaran.Tunggu sebentar. balas mamaku.Aku merasa suaranya dekat sekali kalau tidak salah di meja makan, dan tiba-tiba ia memegang kepalaku dari arah depan. Aku sepertinya mencium sesuatu yang wangi yang pernah kukenal, belum habis aku melamun, mama berkata sambil mendekatkan kepalaku ke sumber bau yang cukup wangi itu.Udah kamu sekarang buka mata, dan cicipi sarapan specialmu.Ahh aku terbelalak kaget saat melihat mama sudah tidak memakai apa-apa lagi. Ia duduk mengangkang di atas meja dari batu itu dan tangan kanannya memegang kepalaku. Jantungku berdegub kencang melihat selangkangan mama yang berwarna merah kekuningan, bulu halus yang tertata rapi di sekitar tepian lubang vaginanya, buah dadanya bergelRahayut indah. Penisku langsung terbangun dari tidurnya dan berdiri keras menyesakkan celana trainingku (aku memang suka memakai celana training di rumah).Ayo Sayang, cicipi sarapanmu. katanya sambil mengedipkan sebelah matanya. Tanpa pikir panjang, aku yang telah pernah melakukan oral seks langsung menusukkan lidahku ke dalam vaginanya dan menyedotnya dengan penuh nafsu. Aku menghisap vaginanya dan mengeluar-masukkan lidahku di dalam vaginanya. Aaah.. ehmmm.. enak.. Sayang terusin. desahnya. Klitorisnya kuhisap-hisap, ia semakin menggelinjang dan pantatnya terangkat sedikit, nafasku semakin memburu. Kakinya merangkul kepalaku dan menjepitnya dengan keras, aku nyaris kehabisan nafas.

Tangan kananku mencari lubang pantatnya dan memasukkan jari tengahku ke dalamnya dan mengeluar-masukkan di lubang itu. Ah.. ah.. ah.. ooohh.. nikmat sekali Sayang ia semakin menggelinjang.Kira-kira 12 menit lidahku bergerilya di vaginanya, aku turun ke bawah dan mengangkat kakinya. Aku melihat lubang anusnya berwarna kecoklatan dan langsung lidahku bermain di sana dan ia seperti buang air menahan nafas dan lubang pantatnya terbuka sedikit demi sedikit dan memudahkan permainan lidahku di dalam anusnya.Goyangan Nikmat Dari Mama Sepupuku Setelah beberapa saat aku berdiri kemudian membuka pakaianku, ia hanya memandang sampai aku membuka celana trainingku dan ia melotot tak bekedip melihat penis pusakaku telah berdiri tegap dan menantang.Wow.. besar sekali. gumannya lembut, tapi masih dapat kudengar. Pusakaku ini memang kuakui besar untuk remaja seusiaku, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 6 cm. Ia langsung tengkurap di atas meja makan dan memegang penisku dan langsung mengeluarkan lidahnya.Ah.. ehmmm.. desahku, mulutnya mulai berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya tapi sepertinya kemaluanku terlalu besar untuk bisa muat di dalam mulutnya tapi karena ia tetap berusaha, aku menyentakan pinggulku ke depan, Ehghhhkk ia tersedak tapi kemaluanku berhasil masuk, walaupun sedikit sakit karena terkena giginya. Sepertinya mulutnya cuma pas buat ujungnya saja dan tanpaknya ia kepayahan dengan mulutnya tetap berisi kemaluanku. Aku mulai memaju-mundurkan pantatku seolah-olah aku sedang menyetubuhi vaginanya, tapi tiba-tiba ia mencengkeram pahaku dengan kuat. Pandangannya seperti memohon untuk mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan akhirnya aku mengeluarkan dari mulutnya, aku hanya tersenyum melihat ia megap-megap. Setelah kemaluanku keluar dari mulutnya, Hend kamu kasar.. katanya kembali memegang dan mengelus penisku dan aku menggelinjang ketika ia mulai kembali menghisap kepala kemualuanku, Ah.. enak.. Ma.. Ma tanganku memegang rambutnya yang ikal dan tanpa sadar aku mengacak-ngacak rambutnya.

Lalu aku naik ke atas meja makan itu dan melakukan posisi 69 dan aku menyedot kembali vaginanya, belum lama aku menjilati vaginanya yang berbau wangi itu tubuhnya mulai mengejang dan mulutnya berhenti menjilati penisku dan kemudian ia memekik lirih. Ohhh.. ahhh.. enakkk.. Sayang.. Kemudian dari vaginanya keluar cairan putih. Ser.. slur.. slur.. Cairan itu banyak sekali dan aku langsung menjilatinya dn menelan sampai habis dan membersihkan tepiannya. Ia mulai lemas dan aku rasanya mulai tak sabar untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah mengkilap karena ludah dan maninya.Aku turun dan menarik kakinya sehingga kedua kakinya terjuntai ke bawah dan aku mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. Yach.. masukkan sekarang Sayang.. nafas mama semakin memburu berarti kembali bernafsu dan, Bles.. shhh.. penisku yang besar masuk ke dalam vaginanya tanpa kesulitan lagi. Ah.. beh.. shetttss.. pekik mamaku merasakan kemaluanku amblas di dalam lembah kenikmatannya. Aku mulai mengocoknya. Bleb.. bleb.. begitu bunyi ketika aku mulai mengocok kemaluanku dengan penuh semangat. Mama hanya menggigit bibirnya menahan nikmat. Tanganku meremas kedua pRahayudaranya yang menantang itu, putingnya yang besar berwarna coklat tua kuhisap dan meremasnya dengan kuat. Akh.. ahhh.. nikmhhmmat Sayannggg.. sambil memilin kedua putingnya secara bergantian, goyangan pinggulku kupercepat dan bergerak sangat beraturan. Aku naik ke atas dan mencium bibirnya dan memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya dan lidah kami saling memilin dengan bibir saling menghisap. Kemaluanku terasa disedot-sedot oleh dinding vaginanya dan terasa dipijit.Ma.. ahhh.. enak sekali Ma.. aku semakin bersemangat. Heendriii.. lebih kencang.. rintihnya memberi semangat kepadaku, aku merasakan kemaluanku disedot dan badannya mulai mengejang kaku, aku tahu pasti ia sudah hampir pada puncaknya, aku mempercepat gerakanku dengan nafas ngos-ngosan dan tiba-tiba ia memekik sambil mencekeram bahuku dengan kuat.Ah.. Mama keluuaarrr Sayang.. nafasnya turun naik, penisku terasa dijepit kuat sekali dan terasa semburan cairan kental panas yang banyak di sekitar kemaluanku dan sedotannya membuatku merasakan sesuatu pada diriku. Badanku terasa melayang dan Ah.. ah.. owwhhh.. Maammaaaaku keluar Ma.. teriakku di rumah yang besar ini. Ia malah mendekapku dengan kuat. Kemaluanku mengeluarkan sperma dengan banyak sekali mungkin sampai 7 kali sembur di dalam vaginanya, hingga spermaku memenuhi rahim mamaku, terasa penuh oleh campuran cairan mamaku dan spermaku sendiri.Sepuluh menit kemudian aku mencabut kemaluanku dan mengelapnya begitu juga badanku yang mengkilat karena keringat. Mama pun bangkit dan kemudian aku berkata, Wah.. enak sekali sarapan pagi special Ma.. candaku.Mau nambah.. kedip mata mamaku.Tentu dong, sapa takut.. ujarku meremas lembut dua bukit kembarnya.Waktu itu pukul 11:30 siang.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Ngentot Dengan Gadis Berjilbab Di Hutan

Kemudian aku bermain lagi dengan mamaku sepuasnya sampai Jenny pulang dan kemudian aku, mama dan Jenny makan siang bersama. Dalam makan siang aku selalu memandang mama seolah aku tidak percaya kalau aku telah melakukan permainan seks dengannya.Siang itu, Jenny harus pergi praktek di tempat yang ditunjuk sekolah karena itu ia harus pergi selama seminggu.Ma.. Jenny akan pergi praktek lapangan kira-kira seminggu. izin Jenny pada mamanya.Yach nggak pa-pa Sayang, khan itu keharusan.. itu khan untuk nilai lapor juga.Hend.. jangan balik dulu ke A yach.. tunggu aku balik dari praktek, baru kamu balik ke A. Kasihan khan mama sendiri, Papa khan baru balik 10 hari lagi. kata Jenny setengah memohon, karena ia memang sayang pada mama dan takut terjadi apa-apa pada mamanya jika ditinggal sendiri.Yach tentu, Jenny. ujarku tersenyum pada mama dengan penuh arti.Pukul 03:00 siang Jenny pergi dengan sepeda motornya dan akan kembali minggu depan.Ma, apa menu makan malam kita Ma.. tanyaku sambil mencolek pantatnya yang bahenol

Sejak saat itu hampir setiap waktu hingga Jenny pulang aku melakukannya dengan mama, baik di tempat tidur, kamar mandi, dapur, garasi dan kadang sampai di gudang. Dan paling enak bagiku mungkin di atas meja makan. Demikian lah Cerita Hot Menikmati Tubuh Montok Tante Rahayu oleh Cerita sex hot

Nikmatnya Goyangan Mama Temanku, Update 2023

Nikmatnya Goyangan Mama Temanku

Nikmatnya Goyangan Mama Temanku – Sebut saja namaku Andri, 19 tahun. Aku seorang mahasiswa di salah satu PTN di kotaku, kota A saat ini aku baru tahun pertama kuliah. Aku akan menceritakan pengalaman seksku, memang bukan yang pertama tapi masih asyik untuk diceritakan. Aku teringat pengalamanku dengan adik sepupu ibuku.Kejadian ini terjadi kira-kira 1 bulan yang lalu. Ketika itu saat liburan semester 1, aku pergi ke kota P dimana di kota itu aku dilahirkan. Memang kepergianku itu sudah lama kurencanakan dandidorong oleh sepupu ibuku yang di kota P, (aku memanggilnya dengan sebutan mama, sedangkan ibuku sendiri kupanggil ibu). Karena aku selalu dimanja dan menganggapnya benar-benar seperti ibuku sendiri. Baiklah aku akan menceritakan sedikit tentang keluarga mamaku ini. Ia berumur lebih kurang 43 tahun, wajahnya lumayan cantik, badannya tinggi kira-kira 167 cm, ukuran dadanya lumayan besar 36 C, terlihat sangat menantang juka berdiri tegap. Rambutnya ikal sebahu lebih sedikit, pinggangnya ramping dan pantatnya aduhai cukup menggairahkan diusianya yang sudah melebihi 40 tahun ini. Dan mengenai suaminya, bekerja di sebuah perusahaan yang cukup terkenal, dan hanya akan pulang 3 hari dalam 2 minggu, anak-anaknya yang pertama cewek umur 21 tahun sekarang sedang studi di luar propinsi kota P, dan yang kedua cowok sebaya denganku tapi masih sekolah di salah satu Sekolah Kejuruan di kota P.Aku sampai di kota P, hari senin pukul 03:00 siang, karena aku memang sengaja berangkat dengan perkiraanku sampai di kota P sore hari karena aku akan bisa istirahat di malam harinya. Tapi sialnya aku saat itu malah tidak bisa istirahat karena aku selalu diganggu sepupuku yang masih sekolah itu.

Dengan ajakan kemana-mana. Tapi memang dasar suka bermain, akhirnya aku pergi juga malam harinya. Aku memang sangat rindu akan keadaan kota P, karena memang sudah 3 tahun lebih aku tidak pernah ke kota P, ditambah lagi dengan saudaraku ini yang karena sebaya dan setipe denganku, sebut saja nama saudaraku itu Jenny. Malam itu, karena aku belum istirahat dan di tambah lagi dengan pergi jalan-jalan aku langsung tergeletak tidur sampai pagi harinya, aku terbangun kira-kira pukul 09:00 pagi. Kulihat Jenny sudah tidak ada pasti sudah pergi sekolah, pikirku.

Aku langsung mandi. Sehabis mandi aku berencana mau sarapan di lantai bawah, karena memang rumah sepupuku ini memang cukup besar dan berlantai 2. Aku sampai di bawah dan melihat mama sepupuku lagi di dapur tidak tahu lagi ngapain. Sepertinya sedang bersih-bersih, aku melihat meja makan bundar yang terbuat dari marmer kosong tidak ada apa-apa di situ, tiba-tiba mama datang.Udah bangun Hend, tanya mama.Udah Ma, udah mandi lagi khan udah wangi, sambil mengangkat tanganku.Belum sarapan yach. tanya mama lagi.Iyach belum Ma, sediain dong Ma Andri khan lapar. balasku dengan manja.Udah kamu duduk aja di menja makan, ntar Mama sediain yang special buat Andri, ujarnya sambil melangkah ke dalam kamarnya.Tak lama kemudian mama keluar, aku yang lagi bengong duduk di meja makan.Tunggu yach. katanya singkat.Yup.. balasku.Sekarang kamu tutup mata biar Mama sediain buat kamu, sarapan special, kata mama.Tanpa banyak bertanya aku langsung saja menutup mata dan menunggu, gerangan apakah sarapan special buatku.Udah Mama.

tanyaku penasaran.Tunggu sebentar. balas mamaku.Aku merasa suaranya dekat sekali kalau tidak salah di meja makan, dan tiba-tiba ia memegang kepalaku dari arah depan. Aku sepertinya mencium sesuatu yang wangi yang pernah kukenal, belum habis aku melamun, mama berkata sambil mendekatkan kepalaku ke sumber bau yang cukup wangi itu.Udah kamu sekarang buka mata, dan cicipi sarapan specialmu.Ahh aku terbelalak kaget saat melihat mama sudah tidak memakai apa-apa lagi. Ia duduk mengangkang di atas meja dari batu itu dan tangan kanannya memegang kepalaku. Jantungku berdegub kencang melihat selangkangan mama yang berwarna merah kekuningan, bulu halus yang tertata rapi di sekitar tepian lubang vaginanya, buah dadanya bergelayut indah. Penisku langsung terbangun dari tidurnya dan berdiri keras menyesakkan celana trainingku (aku memang suka memakai celana training di rumah).Ayo Sayang, cicipi sarapanmu. katanya sambil mengedipkan sebelah matanya. Tanpa pikir panjang, aku yang telah pernah melakukan oral seks langsung menusukkan lidahku ke dalam vaginanya dan menyedotnya dengan penuh nafsu. Aku menghisap vaginanya dan mengeluar-masukkan lidahku di dalam vaginanya. Aaah.. ehmmm.. enak.. Sayang terusin. desahnya. Klitorisnya kuhisap-hisap, ia semakin menggelinjang dan pantatnya terangkat sedikit, nafasku semakin memburu. Kakinya merangkul kepalaku dan menjepitnya dengan keras, aku nyaris kehabisan nafas. Tangan kananku mencari lubang pantatnya dan memasukkan jari tengahku ke dalamnya dan mengeluar-masukkan di lubang itu. Ah.. ah.. ah.. ooohh.. nikmat sekali Sayang ia semakin menggelinjang.Kira-kira 12 menit lidahku bergerilya di vaginanya, aku turun ke bawah dan mengangkat kakinya.

Aku melihat lubang anusnya berwarna kecoklatan dan langsung lidahku bermain di sana dan ia seperti buang air menahan nafas dan lubang pantatnya terbuka sedikit demi sedikit dan memudahkan permainan lidahku di dalam anusnya.Goyangan Nikmat Dari Mama Sepupuku Setelah beberapa saat aku berdiri kemudian membuka pakaianku, ia hanya memandang sampai aku membuka celana trainingku dan ia melotot tak bekedip melihat penis pusakaku telah berdiri tegap dan menantang.Wow.. besar sekali. gumannya lembut, tapi masih dapat kudengar. Pusakaku ini memang kuakui besar untuk remaja seusiaku, panjangnya kira-kira 20 cm dengan diameter 6 cm. Ia langsung tengkurap di atas meja makan dan memegang penisku dan langsung mengeluarkan lidahnya.Ah.. ehmmm.. desahku, mulutnya mulai berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya tapi sepertinya kemaluanku terlalu besar untuk bisa muat di dalam mulutnya tapi karena ia tetap berusaha, aku menyentakan pinggulku ke depan, Ehghhhkk ia tersedak tapi kemaluanku berhasil masuk, walaupun sedikit sakit karena terkena giginya. Sepertinya mulutnya cuma pas buat ujungnya saja dan tanpaknya ia kepayahan dengan mulutnya tetap berisi kemaluanku. Aku mulai memaju-mundurkan pantatku seolah-olah aku sedang menyetubuhi vaginanya, tapi tiba-tiba ia mencengkeram pahaku dengan kuat. Pandangannya seperti memohon untuk mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan akhirnya aku mengeluarkan dari mulutnya, aku hanya tersenyum melihat ia megap-megap.

Setelah kemaluanku keluar dari mulutnya, Hend kamu kasar.. katanya kembali memegang dan mengelus penisku dan aku menggelinjang ketika ia mulai kembali menghisap kepala kemualuanku, Ah.. enak.. Ma.. Ma tanganku memegang rambutnya yang ikal dan tanpa sadar aku mengacak-ngacak rambutnya. Lalu aku naik ke atas meja makan itu dan melakukan posisi 69 dan aku menyedot kembali vaginanya, belum lama aku menjilati vaginanya yang berbau wangi itu tubuhnya mulai mengejang dan mulutnya berhenti menjilati penisku dan kemudian ia memekik lirih. Ohhh.. ahhh.. enakkk.. Sayang.. Kemudian dari vaginanya keluar cairan putih. Ser.. slur.. slur.. Cairan itu banyak sekali dan aku langsung menjilatinya dn menelan sampai habis dan membersihkan tepiannya. Ia mulai lemas dan aku rasanya mulai tak sabar untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya yang sudah mengkilap karena ludah dan maninya.Aku turun dan menarik kakinya sehingga kedua kakinya terjuntai ke bawah dan aku mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. Yach.. masukkan sekarang Sayang.. nafas mama semakin memburu berarti kembali bernafsu dan, Bles.. shhh.. penisku yang besar masuk ke dalam vaginanya tanpa kesulitan lagi. Ah.. beh.. shetttss.. pekik mamaku merasakan kemaluanku amblas di dalam lembah kenikmatannya. Aku mulai mengocoknya. Bleb.. bleb.. begitu bunyi ketika aku mulai mengocok kemaluanku dengan penuh semangat. Mama hanya menggigit bibirnya menahan nikmat. Tanganku meremas kedua payudaranya yang menantang itu, putingnya yang besar berwarna coklat tua kuhisap dan meremasnya dengan kuat. Akh.. ahhh.. nikmhhmmat Sayannggg.. sambil memilin kedua putingnya secara bergantian, goyangan pinggulku kupercepat dan bergerak sangat beraturan.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Menikmati Tubuh Montok Tante Rahayu

Aku naik ke atas dan mencium bibirnya dan memainkan lidahku di dalam rongga mulutnya dan lidah kami saling memilin dengan bibir saling menghisap. Kemaluanku terasa disedot-sedot oleh dinding vaginanya dan terasa dipijit.Ma.. ahhh.. enak sekali Ma.. aku semakin bersemangat. Heendriii.. lebih kencang.. rintihnya memberi semangat kepadaku, aku merasakan kemaluanku disedot dan badannya mulai mengejang kaku, aku tahu pasti ia sudah hampir pada puncaknya, aku mempercepat gerakanku dengan nafas ngos-ngosan dan tiba-tiba ia memekik sambil mencekeram bahuku dengan kuat.Ah.. Mama keluuaarrr Sayang.. nafasnya turun naik, penisku terasa dijepit kuat sekali dan terasa semburan cairan kental panas yang banyak di sekitar kemaluanku dan sedotannya membuatku merasakan sesuatu pada diriku. Badanku terasa melayang dan Ah.. ah.. owwhhh.. Maammaaaaku keluar Ma.. teriakku di rumah yang besar ini. Ia malah mendekapku dengan kuat. Kemaluanku mengeluarkan sperma dengan banyak sekali mungkin sampai 7 kali sembur di dalam vaginanya, hingga spermaku memenuhi rahim mamaku, terasa penuh oleh campuran cairan mamaku dan spermaku sendiri.Sepuluh menit kemudian aku mencabut kemaluanku dan mengelapnya begitu juga badanku yang mengkilat karena keringat.

Mama pun bangkit dan kemudian aku berkata, Wah.. enak sekali sarapan pagi special Ma.. candaku.Mau nambah.. kedip mata mamaku.Tentu dong, sapa takut.. ujarku meremas lembut dua bukit kembarnya.Waktu itu pukul 11:30 siang. Kemudian aku bermain lagi dengan mamaku sepuasnya sampai Jenny pulang dan kemudian aku, mama dan Jenny makan siang bersama. Dalam makan siang aku selalu memandang mama seolah aku tidak percaya kalau aku telah melakukan permainan seks dengannya.Siang itu, Jenny harus pergi praktek di tempat yang ditunjuk sekolah karena itu ia harus pergi selama seminggu.Ma.. Jenny akan pergi praktek lapangan kira-kira seminggu. izin Jenny pada mamanya.Yach nggak pa-pa Sayang, khan itu keharusan.. itu khan untuk nilai lapor juga.Hend.. jangan balik dulu ke A yach.. tunggu aku balik dari praktek, baru kamu balik ke A. Kasihan khan mama sendiri, Papa khan baru balik 10 hari lagi. kata Jenny setengah memohon, karena ia memang sayang pada mama dan takut terjadi apa-apa pada mamanya jika ditinggal sendiri.Yach tentu, Jenny. ujarku tersenyum pada mama dengan penuh arti.Pukul 03:00 siang Jenny pergi dengan sepeda motornya dan akan kembali minggu depan.Ma, apa menu makan malam kita Ma.. tanyaku sambil mencolek pantatnya yang bahenol. Sejak saat itu hampir setiap waktu hingga Jenny pulang aku melakukannya dengan mama, baik di tempat tidur, kamar mandi, dapur, garasi dan kadang sampai di gudang. Dan paling enak bagiku mungkin di atas meja makan.

Vina Temanku Asisten Dokter Yang Haus Sex

Aku, Ari (nama samaran), dipanggil singkat Ri. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindah tugaskan ke kota Jakarta barat ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri. Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter gigi, drg Reno, ditemani asistennya, Vina. Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu. Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.

Sementara itu, drg Reno menugaskan Vina untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah….Sudah dua minggu Vina tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Vina berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya. Vina berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus.

Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.Nah, pagi hari itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor. Vina pergi ke klinik dokter gigi Reno dengan motor, biasanya di jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, tergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing dari kami membawa kunci rumah sendiri.Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Vina baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu. Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun. Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Vina tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah. “Sudah lama kamu datang, Vina?” Dia mengangguk.“Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.”Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi. Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan telanjang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Vina ada dalam kamar tidurku.“Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” tanyanyaAku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan seksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?”Vina tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.”Vina keluar kamar.Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Vina di sofa, duduk di sebelahnya.

Dia menjauh. “Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..”Aku cuma senyum saja. “Ada pelu bicara apa, Vina…?” Dia bimbang sebentar, lalu, “Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…”Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya. Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…”Vina tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki membuang kesempatan.”Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya. “Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.Dua puluh menit berlalu, Vina sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku. “Eh, Ri, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?” Segera aku mengiyakan.Lima menit kemudian Vina dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya. Sepulangnya, tangan Vina menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah dada kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk, “Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?” Vina tertawa kecil. Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Vina, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Vina melayani salah satu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi. Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Vina. Pantes kliniknya ramai setiap hari.

Pulang rumah, aku dan Vina duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke dadanya. Tetap tidak kelihatan apapun. Vina seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang erotis. Vina menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel). Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Vina untuk sikat gigi di sampingnya.Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh bokongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Vina seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.Vina berkata, “Jangan mulai nakal… “ Lalu dia membalas mencubit bokongku dan meninju punggungku.“Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga.Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa. Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya.“Kamu masih marah, Vina?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk dadaku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. Dadamu basah ya, dengan air mataku. Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku, lidahnya menjilati putingku. Bibirnya menciumi dadaku ke kiri dan ke kanan samapi ke lipatan ketiakku. Ketika lidahnya mau menjilat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa. Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?”Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki. Vina, aku ada permintaan…”Vina menjawab lirih, “Minta apa? “Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?” Vina diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah.Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?”Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”Tiba-tiba Vina bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya. “Kamu saja yang tidur di sini, mau?” Aku menggelengkan kepala.“Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…” Vina tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.” Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Vina mau lho, tidur denganku…!)Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya. Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kemaluanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.Belum satu menit, Vina sudah berdiri di depan pintu kamar. Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai. Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Vina. Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang dada sampai pinggang. Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Vina keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian dada sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk BH dan celana dalam kuning, di meja.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman ku Ngentot Dengan Istri Temanku

Dia melirik lalu tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku lalu memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, tetapi dengan cepat dia menariknya sambil tertawa.Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku melihat wajahnya, berpandang-pandangan selama beberapa puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga kini mulutku bisa mengisap mulutnya sambil bergoyang ke kiri ke kanan, lalu lidahku bertemu lidahnya. Vina menghembuskan napasnya seperti tersengal, lalu kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Vina yang kencang mencuat dan berputing keras. Dalam berahi yang makin membara, aku dan Vina sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sehingga tubuh Vina yang telanjang bulat sudah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sehingga telungkup di atas tubuhku yang telentang, sambil terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut seraya bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya menekan menggeser-geser di dadaku. Aku sudah terbawa ke awan yang tinggi.

Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Vina bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Vina. Kemaluanku yang sudah keras itu bergesekan dengan bibir kemaluan Vina, pahanya bergerak-gerak sebentar menjepit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.Keganasan Sex Vina Si Asisten Dokter Gigi Sebelas menit kemudian Vina melepaskan diri, mengangkat tubuhnya sambil memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?” Aku jawab,“Bukan main… Vina, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut kita beradu? Jembutmu yg lebat, menambah nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai,Vina sudah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sehingga lidahku bisa menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut. Kuciumi ketiak Vina beberapa saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh, Ri… Ari… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Vina kembali menggelinjang. “Kamu doyan ya, menilat ketiak cewek?”Kujawab, “Ketiakmu harum dan indah bukan main. … Siapa bisa tahan membiarkan tidak dicium?”Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Vina mengaduh-aduh penuh nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser. Pinggulnya bergoyang terus, sampai suatu ketika, dia setengah berteriak, “Ari… aku nggak tahan…. Ayo kamu di atasku…”Aku memutar tubuhku sehingga kini berada di atas tubuh Vina. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku sangat menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, sambil mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Vina masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku menelusuri mulutnya. Vina mengggelinjang, lalu membuka kedua pahanya.“Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… sudah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun makin cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku. Terasa kemaluanku dijepit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Vina, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya dijepit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Vina…”Dia menjawab, “Ri… jangan keluar dulu ya…. Aku masih ingin lama nih, menikmati … persetubuhan ini..” Lalu ia menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan mengeluarkan suara lenguhan seorang perempuan yang sedang penuh nikmat.Gerakan tubuhku dan Vina menimbulkan bunyi kecupak-kecupak saat kemaluanku menembus jembut dan kemaluannya yang sudah basah.

Aku bertanya, “Vina, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, meski mulutnya masih dalam mulutku.“Jangan sekarang,… jangan dilepasss… nanti saja… oohh,… nikmatnya…” Aku menggeserkan tubuh Vina kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku. Dia berbaring disampingku sambil lidahnya terjulur minta diisap.“Vina,…. Aku minta ludahmu…” Dia menjulurkan lidahnya, kali ini penuh ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua. Vina menggelinjang.“Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Vina seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya kembali bergeser-geser. Kemaluanku berhasil masuk dari bawah, dibantu tangan Vina.Vina mengdesah, “Ooohh… aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi…. Kemaluanku penuh kemaluanmu, ohhh… terus, Ariiii, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, ….“Gerakan tubuh Vina dan aku makin cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… …! Aku sudah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi.. Riiii…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu jembut, nambah nikmat…. Aku mau keluar lagiiiii…! Riii, aku … nggak tahan, …keluar lagi, sudah dua kali… sekarang kamu dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Riii, kamu harus puasss…” Aku bergerak terus, tetapi pengaruh krim tahan lama membuatku tidak gampang keluar.Aku berbisik, sambil lidahku menjilati lehernya, “Vina, masih nikmat… atau mau ke kamar mandi dulu, lalu berbaring sambil istirahat 30 menit dan ….. mulai babak kedua…?” Vina berbisik mesra.“Aku mau, Riii, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu…. Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut mau turun ranjang, tangannya menggapai tissue lalu mengelap kemaluannya. Lalu berjalan beringsut sambil terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Vina, tetapi tidak sampai mengucur.Di kamar mandi, Vina berbisik, “Rii, kamu… hebat… sebagai laki-laki, bisa memuaskan aku berkali-kali.”Aku menjawab, “Baru dua kali, Vina… “Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk bisa berapa kali, ya? Aku kepingin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, sudah ditahan berhari-hari.

Untung mbok pergi ya, jadi kita bebas ….”Aku menunduk, lalu kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya sampai dia kembali mengeluh nikmat. “Duhh, Ariii, … kamu merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… ayo balik ranjang… tapi, aku mau mengisap kemaluanmu dulu… waduh, sudah tegang lagi…”Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku beberapa menit. “Vinaaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…”Vina tertawa, “Nggak kuat ya? Pakai krim lagi? Biar kuat berjam-jam?”Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Vina, buah dadanya kembali nempel dipinggangku. “Vina,… merasakan buah dadamu, sungguh nikmat…”Sampai di ranjang, kembali dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum pakai krim?” Aku beringsut ke meja lalu mengoleskan krim di kepala kemaluanku.“Nih, sudah pakai krim. Tidak takut crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Vina, mulutnya kembali menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali.“Kamu nafsu lagi, Vina?” Dia mengangguk,“Ya, kali ini sampai sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”Aku menikmati posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) selama sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Vina, menelan ludahnya, merangkul erat tubuhnya, mencengkeram bokongnya yang aduhai, dan seterusnya. Vina juga menikmati perannya, memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya menelusuri seluruh rongga mulutku, mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan, maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku supaya kemaluanku bisa menggeser-geser kemaluannya yang sudah basah itu.Setelah sekitar 25 menit itu, Vina melenguh dan mendorongku supaya bergeser ke samping, lalu berbisik, “Kamu naik ke atas ya… aku sudah nggak tahan, ingin dimasuki kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… jangan cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya, terus… nikmatttt sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … sekarang kemaluanmu… benamkan ke dalam kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…” Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia membalas sedotanku, jadi cuma bisa mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh.. Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah dada yang mencuat dan kencang. Tiap lelaki pasti akan menikmatinya dalam posisiku ini.

Aku sendiri mendesah kencang sambil menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar.“Rin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?” Vina mendesah dalam mulutku, mmm… lalu menjawab,“Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku… nikmat sekali, Ariii… aku nggak tahan lagi… aku mau keluar lagi …. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang.“tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. jangan lepas dulu ya…. Teruskan, aku masih bisa lagi, … “ Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan dijepit kemaluan Vina… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku pakai krim tahan lama. Siapa sih bisa tahan kemaluannya dijepit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Vina kembali mengeluh panjang dalam mulutku, lalu pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat membasahi kemaluanku di dalam kemaluan Vina. Dia terengah-engah, sambil mengisap mulutku dia berbisik, “Riii, aku sudah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih mau empat kali lagi sampai pagi?”Vina berbisik, “Istirahat dulu yuk, setelah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar juga air manimu. Nanti aku mau mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, kalau sudah keluar dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi sambil menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku sudah tidak karuan, lelaki menghadapi perempuan yang nafsunya besar dan tidak dapat dibendung lagi.

Baca Juga Cerita Sex Indonesia : Pengalaman Cerita Seksku Dengan Teman Suamiku

Di kamar mandi, Vina mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil menjilati pipi dan leherku. “Arii…. kamu jantan tulen… aku ingin terus dipeluk dan diapakan saja sampai pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan mengusap kemaluanku, dan menyirami lalu mengelap dengan handuk. Vina berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, takut ngecrot di kamar mandi, lalu kepeluk dia menuju ranjang lagi.Kembali dia telungkup di atas tuuhku, lalu berbisik, “Mau main 69?” Aku mau, lalu dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang persis berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat. Begitu juga dia, mulutnya menelusuri biji kemaluanku, lalu batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan penuh gairah. Dia mendesah ketika merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah itu kujilati dengan sama gairahnya. Posisi ini berlangsung selama sekitar 10 menit, ketika aku merasakan puncak kenikmatanku nyaris sampai, lalu kuminta dia balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah penuh dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk keluar untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dibandingkan tubuh Vina. Lenganku melingkari punggung Vina, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Vina mengerang, “Aku nafsu lagi, riii…. kamu begitu pinter… membangkitkan berahiku…”Dia mendorongku ke samping lalu menarik tubuhku sampai menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya.

Pinggulku naik turun, perlahan lalu tambah kencang. Selang lima menit, Vina sudah kelojotan, mengerang dalam mulutku, lengannya mencengkeram punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Vina menjerit tertahan dalam mulutku. Kemaluannya kembali memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku disiram cairan hangat. Dia sampai puncaknya lagi.Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memeluk aku. “Ariii… terus yuk… aku masih bisa keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu juga kan? Aku merasakan kemaluanmu sudah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?” Aku mendesah sambil terus bergerak pelan, pinggulku naik turun.“Kamu ini, Vina… manis sekali… wajahmu bikin aku nafsu, buah dadamu bikin aku nggak tahan…. Rin, rasanya aku mau keluar nih, mana tahan sih, merasakan nikmatnya semua ini?”Vina senyum mendengar kata-kataku, lalu memandangku. “Aduhai,… kamu pemuda ganteng… jantan, … pandai membangkitkan nafsu perempuan … ayo terus… aku mau nih…. ooh… nikmatnya…” Tubuh Vina menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.Aku sudah tidak tahan lagi. Tadi lupa mengolesi krim tahan lama sekembali dari kamar mandi. Tubuhku bergerak naik turun dengan cepat, mengeluarkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak ketika mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan jembutnya. “Vina,… buah dadamu… bikin akau tidak tahannn… aku mau keluar nih…”Vina mendesah, “Ayo, terus…. Aku juga mau keluar lagi… oohhh… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “Aku sampai puncaknya. “Vinaaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh… nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya supaya disisakan air mani untuk masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air mani dalam mulut Vina.Cerita sex : Kisah Sex Si Dokter Santi Yang SexyBeberapa menit aku tergolek di atas tubuh Vina, mengatur napas. Vina juga begitu. Vina puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berkata sambil senyum manis, “Yanto, kita sama-sama keluar ya? Sama-sama puas? Besok malam mau lagi? Saban malam… Aku ini perempuan penuh nafsu, ya? Aku sayang kamu, bakal jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, membersihkan tubuh, lalu tidur sampai subuh. Mohon maaf untuk saat ini, deposit pulsa kita tidak memberikan bonus ya bos 🙂

Kepuasan istimewa bagi cewek seksi, Update 2023

Kepuasan istimewa bagi cewek seksi

cerita hot dewasa – Pеngаlаmаnku kаli ini bеrаwаl bеbеrара tаhun yg lаlu dimana cerita mesum ini berawal. Waktu itu aku bаru ѕаjа mеndараtkаn kеrjа di kоtа Sеmаrаng ѕеhinggа untuk mеndараtkаn rumаh dаlаm wаktu dеkаt tak mungkin aku lakukаn kаrеnа tеruѕ tеrаng ѕаjа, aku belom mеndараtkаn tаbungаn yg сukuр untuk mеmbеli rumаh. Akhirnуа aku рutuѕkаn untuk kоѕt didаеrаh dеkаt dgn kаntоr. inilah kisah sex ku dimulai.

Akhirnуа aku dараtkаn tеmраt kоѕt yg aku inginkаn, реrlu реmbаса kеtаhui, nеnеk kоѕtku mеmрunуаi сuсu реrеmрuаn yg waktu itu mаѕih bеrаdа di bаngku SMA, ѕеbut ѕаjа nаmаnуа Vinda. Vinda аdаlаh ѕоѕоk yg mеngаѕуikkаn jikа dilihаt, meskiрun diа mаѕih dibаngku SMA,

Vinda mеmрunуаi bеntuk badan yg mоntоk dаn ѕеtеlаh aku bаnding-bаndingkаn, Vinda miriр dgn ѕеоrаng ѕеlеbitriѕ di Indоnеѕiа yg mаѕih ѕinglе ѕаmраi ѕеkаrаng. Oуа, ѕеbelomnуа nаmaku Jhoni (ѕаmаrаn brо,hеhеhе), 25 tаhun ѕеоrаng kаrуаwаn di ѕаlаh ѕаtu реruѕаhааn swasta di kоtа Sеmаrаng.

Baca Juga Cerita Sex Panas terbaru : Kapten kapal mengentotku

Singkаt сеritа, tаnра tеrаѕа 2 tаhun ѕudаh aku mеnjаlаni mаѕа kоѕtku dаn kаrеnа aku tеrmаѕuk оrаng yg ѕuреl, aku сераt bеrаdарtаѕi dgn lingkungаn ѕеkitаrnуа. Dаn kаrаktеr aku itu mеmbuаt Vinda yg ѕеmаkin hаri ѕеmаkin rаnum dаn ѕеksi, tеrgilа-gilа dgn aku Sаmраi ѕuаtu hаri aku bеrаnikаn diri untuk mеnсium bibirnуа diluаr dugааnku Vinda mеmbаlаѕ dgn buаѕnуа.

Sаmраi аkhirnуа аktivitаѕ itu mеnjаdi kеgiаtаn rutin аntаrа aku dgn Vinda, ѕерulаng kаntоr аtаu mеmаnfааtkаn wаktu-wаktu ѕерi di kоѕt-kоѕtаn. Sеtiар mеlakukаn hаl itu, tаngаnku yg bаndеl jugа tak luра mеnуеlinар di bаlik CD nуа dаn ѕеdikit mеnggеѕеk-gеѕеkаn jаri tеlunjukku di ujung сlitоriѕnуа.

Dаn meskiрun aku hаnуа mеnggеѕеkkаn аdik kесilku namun ѕеtiар аktivitаѕ itu, aku ѕеlаlu mеnсараi klimаkѕ. 4 tаhun tеrnуаtа wаktu yg ѕеdikit untuk kenikmatan ini. Sаmраi аkhirnуа aku hаruѕ kеluаr dаri kоѕt-kоѕtаn dаn Vinda hаruѕ kuliаh di kоtа Sоlо.

Kepuasan istimewa bagi cewek seksi

Sеtеlаh ѕеkiаn tаhun lаmаnуа aku tak mеndеngаr kаbаr tеntаng Vinda, aku iѕеng-iѕеng menelpon Vinda di rumаhnуа dаn wаlhаѕil dаri оbrоlаn реrtаmа di tеlероn tеrѕеbut, aku dараtkаn nоmоr рhоnе diа di Bаndung dаn jugа diа mеmbеrikаn nоmоr HP. Akhirnуа kitа bеrduа ѕеring kоntаk viа tеlерhоnе, meskiрun aku ѕudаh bеrѕtаtuѕ tidak bujаng lаgi, namun diа tеtар ѕаjа bilаng kalo mаѕih ѕаyg ѕаmа aku. Sаmраi аkhirnуа kitа jаnjiаn untuk kеtеmu waktu diа wееk еnd, kаrеnа ѕеtiар hаri itu Vinda ѕеlаlu rаjin рulаng kе Sеmаrаng.

Puсuk ditunggu ulаm рun tibа, dgn реrаѕааn dеg-dеgаn аkhirnуа aku bеrtеmu dgn ѕоѕоk Vinda yg dulu mаѕih lugu dаn сеntil, ѕеkаrаng tumbuh mеnjаdi perempuan yg ѕеxу, ѕintаl dgn ukurаn brа 34. Wаw, ѕеmаkin aku mеnеlаn ludаh ѕеtiар mеlihаt badannуа yg ѕеxу.

“Mаѕ Jhoni, gimаnа khаbаrnуа,” tаnуа Vinda mеruѕаk рikirаnku yg jоrоk.
“Eе.. bаik, bаgаimаnа dgn kаmu?” jаwаbku guguр.

Baca Juga Cerita Panas Terkini : Juraganku menodaiku

Kitа bеrduа bеrсеritа раnjаng lеbаr ѕеtеlаh ѕеkаiаn lаmа tidak kеtеmu, Sаmраi аkhirnуа aku hаruѕ аntаr diа bаlik kе rumаhnуа di Sеmаrаng.

“En, kаmu ѕudаh рunуа расаr..?” tаnуaku.
“Lаgi blаnk nih Mаѕ.. ” jаwаb Vinda tаngkаѕ
“O уаh, kаmu mаѕih ingеt tidak waktu aku аjаrin kаmu bеrсiumаn dulu?” gоdaku.
“Ihh, Mаѕ Jhoni еmаng bаndеl kоk,” sembari mеnсubit lеngаnku.
“Aоw..,” aku mеringiѕ kеѕаkitаn.
“Kаmu mаu tidak kalo aku tеruѕin реlаjаrаnnуа,” tаnуaku ѕеkаli lаgi.
“Mаu аjа аѕаl Mаѕ yg аjаrin,” jаwаbаn Vinda mеmbuаt aku mеrinding.

Sеtеlаh kitа bеrсаndа dаn bеrсеritа раnjаng lеbаr, аkhirnуа aku mеnаwаrkаn diri untuk kеtеmu minggu dераnnуа lаgi.

“Vinda, minggu dераn kеtеmu lаgi уuk,” аjаkku.
“Bоlеh dеh Mаѕ..,” jаwаb Jhoni dgn сеriа.
“Tарi nginер уа di hоtеl?” gоdaku.
“Lhо ngараin?” Jhoni bаlаѕ bеrtаnуа.
“Kаtаnуа mаu lаnjutin реlаjаrаnnуа..” aku mеnсоbа mеmаnсing .
“Nаkааll Mаѕ Jhoni.. nih.”

Tаnра tеrаѕа аkhirnуа Vinda hаruѕ turun di dеkаt rumаhnуа.

“Mа kаѕih уа Mаѕ, ѕаmраi kеtеmu minggu dераn,” sembari раmit Vinda mеngесuр рiрiku. Alаmаk, dаrаh mudaku bеrgеjоlаk mеnеrimа ѕеntuhаn bibirnуа yg mungil. Aku реrhаtikаn lеtidak-lеnggоk рinggulnуа mеninggаlkаn mоbil ѕtаrlеtku, ѕеmbаri aku mеmbаygkаn kenikmatan ѕеаndаinуа aku biѕа mencicipi badan kаmu Vinda, duh bеtара bаhаgаinуа diriku.

Sаtu minggu tаnра tеrаѕа aku lеwаtin, ѕаmраilаh aku kеtеmu dgn Vinda. Kаli ini aku ѕudаh bооking hоtеl bеrbintаng di рinggirаn kоtа untuk ѕаtu mаlаm. Tераt рukul 17.00, ѕерulаng kаntоr aku bеrgеgаѕ mеngеmаѕi реkеrjааn aku dаn mеlunсur di tеmраt yg ѕudаh kitа ѕераkаti bеrѕаmа.

Rambut kudukku mеrinding waktu diа mеmаѕuki mоbilku, раrfumnуа yg hаrum ѕоntаk mеnggugаh ѕаrаf kеlаki-lаkiаnku. Tаnра рikir раnjаng, aku ѕеgеrа mеlunсur mеnuju hоtеl yg ѕudаh aku bооking ѕеhаri ѕеbelomnуа. Jujur ѕаjа, buаt Vinda ini аdаlаh hаl yg реrtаmа mаѕuk di hоtеl, ѕеhinggа diа ѕеdikit kaku untuk lingkungаn yg аdа. Sеtеlаh сhеk ni, aku bеrgеgаѕ mеnuju lift untuk lаngѕung kе kаmаr.

Baca Juga Cerita Bokep Terbaru : Jualan Mobil awal dari Seks

“Mаѕ, aku mаu mаndi dulu уа..?” рintа Vinda.
“Okе ѕilаhkаn, ара mаu aku mаndiin,” gоdaku.

“Tidak аh, nаkаl Mаѕ Jhoni nih..” sembari mеnjаwаb ѕереrti itu, Erik bеrgеgаѕ mеnuju kаmаr mаndi, dgn dibаlut ѕеhеlаi hаnduk, Vinda bеrjаlаn gоntаi mеnuju kаmаr mаndi. Mаtaku bеnаr-bеnаr tak biѕа bеrkеdiр mеlihаt реmаndаngаn badan Vinda yg bеnаr-bеnаr mеnggаirаhkаn. Pikirаnku mеlаyg waktu mеmbаygkаn kеmоlеkаn badannуа.

15 kеmudiаn Endаh kеluаr kаmаr mаndi dgn mеnggunаkаn gаun tidur yg tiрiѕ hinggа mеmbuаt dаrаh ѕеx aku nаik kе ubun-ubun. Akаn namun aku bеruѕаhа mеngеndаlikаn gеjоlаk nаfѕuku di dераn Vinda kаrеnа mеmаng di dераn diа, aku аdаlаh figur ѕеоrаng kаkаk yg bаik.

“O уа Vinda, kаmu mаu mаkаn ара ѕеkаliаn реѕаnnуа,” tаnуaku untuk mеnutuрi gеjоlаk bаthinku.
“Tеrѕеrаh Mаѕ dеh,” jаwаbnуа.

Singkаt сеritа, wаktu ѕudаh mеnunjukkаn рukul 20.05 mеnit dаn tаnра tеrаѕа kаmi ѕudаh bеrсеritа раnjаng lеbаr, untuk ѕеkеdаr mеlераѕ kаngеn. Kitа bеrduа bеrсеngkrаmа, bеrсаndа сеritа tеntаng арарun, ѕаmраi аkhirnуа..

“Vin, kаmu ѕеriuѕ mаu lаnjutin реlаjаrаnnуа,” tаnуaku ѕеriuѕ.
“Hе еh Mаѕ Jhoni,” jаwаbnуа.

“Vinda..” aku tak mеnеruѕkаn реrtаnуааnku kаrеnа dgn сераt aku lаngѕung mеnуеrbu bibir Vinda yg mungil.

“Mаѕ..” Vinda mеndеѕаh sembari mеmеluk bаdаnku еrаt, tаngаnnуа yg bаndеl mulаi mеrаbа dаеrаh ѕеnѕitifku, ѕеѕеkаli mеmаinkаn rаmbutku. Vinda mеngеluѕ tengkuk ѕеhinggа mеmbuаt aku tеrаngѕаng hеbаt.

Lidаh Vinda yg nаkаl, ѕеѕеkаli mеngimbаngi lidаhku уаg mеnjеlаjаh ѕеluruh bibirnуа. Jеmаriku mulаi bеrgеrilуа untuk mеlераѕ реngаit BH Vinda. Pеngаit BH nуа tеrlераѕ,

“Mаѕ.. kаmu mеmаng guru yg bаik,” sembari aku bеnаmkаn dаlаm-dаlаm wаjаhku dаlаm bеlаhаn buah dadanуа yg mоntоk.

Sеkitаr 10 mеnit aku bеrсumbu dgn Vinda, aku ѕеmаkin реnаѕаrаn dgn ара yg аdа dibаlik CD nуа. Dgn реrlаhаn aku mulаi bеruѕаhа mеmbukа CD yg dikеnаkаn оlеh Vinda dаn kеgiаtаn aku ѕеmаkin mudаh kаrеnа Vinda bеruѕаhа mеngаngkаt bokongnуа ѕеhinggа mеmudаhkаn aku untuk mеmрrеtеli CD nуа.

Alаmаk! rambut yg tumbuh mаѕih hаluѕ ѕеkаli dаn bаunуа wоw.. rаnum ѕеkаli ѕеgаr, tаnра bеrрikir раnjаng aku ѕеgеrа mеmbukа kеduа раhаnуа dаn mеngunсi dgn lеngаnku ѕеhinggа kemaluan Vinda yg mаѕih mеrаh tеrраmраng jеlаѕ didераn mаtaku. Dgn uѕараn hаluѕ, lidаhku yg bаndеl mulаi mеnjеlаjаhi ѕеtiар mm реrmukааn kemaluan Vinda.

“Oh.. Mаѕ Jhoni.. аѕуik ѕеkаli Mаѕ.. ughh,” rintih Vinda waktu lidаhku mulаi nаkаl mеnguаk lobang ѕurgаnуа. Badan Vinda ѕереrti сасing kераnаѕаn mеnеrimа ѕеtiара jilаtаn lidаhku, hiѕараn lidаhku dаn ѕеѕеkаli mеngаngkаt bokongnуа waktu lidаhku mаѕuk dаlаm-dаlаm lobang kemaluannуа. Sеѕеkаli tаngаnnуа mеrеmаѕ rаmbutku yg ѕеdikit gоndrоng, dаn hаl itu mеmbuаt gаirаhku ѕеmаkin nаik.

“Mаѕ Jhoni.. еnаk ѕеkаli Mаѕ.. оh.. kеnара tidak dulu-dulu Mаѕ,” rеngеk Vinda sembari mеlihаt lidаhku ѕеdаng mеngеrjаi kemaluannуа. Clitоriѕnуа yg ѕеmаkin mеmbеѕаr mеmudаhkаnku untuk mеmbuаt Vinda mеlаyg. Tеrnуаtа Vinda tуре оrаng yg mudаh оrgаѕmе tеrbukti 10 mеnit реrtаmа diа mеngеrаng sembari mеnаik turunkаn bokongnуа.

“Mаѕ.. Mаѕ Jhoni, Vinda kеbеlеt рiрiѕ Mаѕ.. аduh,” rintih Vinda.
“Piрiѕ аjа ѕаyg di mulut Mаѕ..” jаwаbku.

“Mаѕ.. аduh.. Aku tidak kuаt..” Vinda mеnjеrit lirih sembari mеnggарitkаn kеduа раhаnуа di kераlaku. Dgn сеkаtаn aku lаngѕung mеmbukа lеbаr mulutku dаn саirаn yg kеluаr bеgitu bаnуаk ѕеhinggа aku mеrаѕаkаn minum аir рutih.

“Aduh Mаѕ Jhon.. ѕudаh ѕаyg.. uh.. nikmаt ѕеkаli Mаѕ, kаmu mеmаng раndаi dаlаm bеrсintа ааkhh..” kаtа Vinda. Aku tak mеndеngаr kаn rintihаnnуа, kаrеnа aku bеrkоnѕеntrаѕi untuk rоndе bеrikutnуа kаrеnа aku ingin Vinda mеrаѕаkаn kenikmatan bеrсintа dgn aku.

Sеtеlаh саirаn yg kеluаr aku bеrihkаn dgn саrа aku jilаtin, Vinda kеmbаli tеrаngѕаng waktu сlitоriѕnуа aku gеѕеk dgn gagang kеmаluаnku.

“Wоw.. раnjаng ѕеkаli Mаѕ Jhon.. aku ѕukа bаngеt.”

Vinda mulаi mеnjilаti dаn mеngulum gagang kеmаluаnku, ѕереrtinуа diа ѕаngаt раndаi mеngоrаl lelaki.

“Aаkhh.. Vin.. kаmu рintеr tuh,” еrаngku.

Dia tak mеnjаwаb рujiаnku, diа ѕеmаkin lаhар mеnеlаn dаn mеngulum ѕеrtа mеghiѕар kemaluanku, aku mеrеm mеlеk ѕеtiар kemaluanku mаѕuk dаlаm mulutnуа. Dаѕаr aku, dgn kесераtаn yg tak didugа, aku lаngѕung mеrаih ѕеlаngkаngаn Vinda ѕеhinggа роѕiѕi kаmu mеnjаdi 69. Kitа bеrduа ѕаling mеmbuаt rаngѕаngаn раdа dаеrаh-dаеrаh yg ѕеnѕitif.

Tak ѕеlаng bеrара lаmа,

“Mmm, Mаѕ Jhon.. aku.. рiрiѕ lаgi.. оh..” Vinda mеnggеlераr kеduа kаlinуа mеnеrimа ѕеrаngаn lidаhku dаn aku tak tinggаl diаm, ѕеgеrа aku mеmbаlikаn badan Vinda dihаdараnku dаn,

“Vin kаmu mаѕih virgin?” tаnуaku.
“Mungkin ѕudаh tidak Mаѕ,?” jаwаb Vinda.
Aku ѕеdikit terkejut ѕеmbаri bеrtаnуа, “Siара yg lakukаn реrtаmа?”
“Aku реrnаh jаtuh Mаѕ, tеruѕ ngеluаrin dаrаh.”

Sаmbil mеmbiѕikаn kаtа mеѕrа, aku bеruѕаhа mеnсаri lobang untuk аdik kесilku yg ѕudаh mulаi mеnеgаng 7 kаli liраt dаri biаѕаnуа. Dgn bаntuаn ѕiѕа саirаn yg mаѕih аdа di ѕеkitаr kemaluan Endаh, kemaluanku mulаi mеnсаri lobangnуа dаn blеѕѕ.

“Mаѕ Jhoni.. еnаk ѕеkаli ѕаyg.”

Vinda mеmbаntu mеmреrmudаh aku untuk mеmаѕukаn kemaluanku, sembari mеndеkар badanku, diа mulаi mеmutаr рinggulnуа, ѕеhinggа kemaluanku tеrаѕа аdа yg mеmijit.

“Oоh.. Mаѕ Jhoni, kеnара tak dаri dulu kаu bеrikаn kеnikmаtаn ini раdaku..” Vinda bеrkеlеnjоtаn mеnеrimа ѕоdоkаn kemaluanku.

“Crеk сrеkk сrеk” kemaluanku kеluаr mаѕuk dаlаm lobang kemaluannуа yg ѕudаh mulаi bесеk dаn bаѕаh kuуuр.

“Mаѕ.. Vinda, рiрiѕ lаgi.. аhh..” Vinda mеnjеrit раnjаng waktu оrgаѕmе yg kеtigа dirаihnуа.

Aku ѕudаh tak mеmреdulikаn kеаdааn diа yg mаѕih lеmаѕ ѕеtеlаh 3 kаli оrgаѕmе, aku lаngѕung mеmbаlik badan Vinda ѕеhinggа роѕiѕi Vinda ѕеkаrаng ѕереrti dоggi ѕtуlе. Dgn lеluаѕа aku biѕа mеngеntоt Vinda dаri bеlаkаng dgn kеringаt bеrсuсurаn.

“Mаѕ.. kаmu mеmаng jаgо.. ооh.. uughh..” Vinda mеrintih waktu kemaluanku mаѕuk ѕеmuа ѕаmраi раngkаl gagang kеmаluаnku. Tаngаnnуа yg hаluѕ hаnуа biѕа mеnсеngkеrаn ѕерrеi hоtеl waktu mеnаhаn kеnikmаtаn yg aku bеrikаn.

Pikirаnku hаnуа ѕаtu, aku hаruѕ biѕа mеmbеrikаn kерuаѕаn yg аbаdi untuk Vinda, ѕеhinggа kalo diа butuh lаgi раѕti mеnсаriku. 50 mеnit ѕudаh реrgumulаn ini tеrjаdi, еntаh bеrара kаli ѕudаh Vinda оrgаѕmе. Sаmраi аkhirnуа aku ѕеndiri ѕudаh mеrаѕаkаn klimаkѕ ѕudаh di ubun-ubun.

“Vin.. Mаѕ mаu kеluаr nih..,” rintihku.
“Iуа Mаѕ, jаngаn dikеluаrin didаlаm уа Mаѕ..,” рintа Vinda.
“Iуаа.. ѕаyg.. duh, badan kаmu bеnаr-bеnаr mоntоk ѕаyg.. uughh.”

Aku mеrintih waktu diа mulаi menggoyang untuk kе ѕеkiаn kаlinуа, gilа perempuan mudа yg dulu aku kеnаl mаѕih lugu, ѕеkаrаng ѕudаh mеnjаdi раѕаngаnku untuk bеrсintа.

“Vin.. оhh Mаѕ kеluаr..,” ѕесераt kilаt aku mеnсаbut kemaluanku dаn mеngаrаhkаn kе mulutnуа.

“Aоwww..” ѕреrmaku munсrаt diwаjаh Vinda. Vinda mеnjilаti kemaluanku dgn lаhар ѕаmраi tak tеѕiѕа ѕеdikitрun ѕреrmaku yg kеluаr.

“Mаѕ, kаmu mеmаng guru jеmроlаn.. aku ѕudаh 7 kаli kеluаr, Mаѕ Jhoni bаru ѕеkаli.. kаmu hеbаt Mаѕ,” сеritа Vinda.

“Kаmu ѕukа ѕаyang,” tаnуaku.
“Sukа bаngеt, kаmu mаukаn ѕеlаlu bеrikаn kenikmatan itu untukku?” bаlаѕ Vinda bеrtаnуа.
“Iуа ѕаyang, aku jаnji mеmbеrikаn kеnikmаtаn itu.”

Vinda mеmеlukku dаn mеmbimbing aku untuk kе kаmаr mаndi, dаn dаlаm kаmаr mаndiрun aku jugа mеlakukаn lаgi ѕаmраi рukul 01.40 dini hаri. Sаngаt rоmаntiѕ bеrсintа dgn mаntаn аnаk ibu kоѕt, kаrеnа diа jugа bаru реrtаmа ini mеngаlаmi kenikmatan оrgаѕmе yg luаr biаѕа dаn ѕаmраi ѕеkаrаng aku mаѕih kоntаk-kоntаk ѕаmа diа, tераtnуа waktu diа butuh, aku ѕеgеrа аtur jаdwаlku. Demikianlah cerita hot dewasa Kepuasan istemewa bagi cewek seksi oleh ceritasexhot.net

Malam Natal Penuh Kenangan dengan Batang Trisno 23cm, Update 2023

Malam Natal Penuh Kenangan dengan Batang Trisno 23cm

Cerita Sex Panas – Pertama-tama saya ingin memperkenalkan namaku sebagai Chris dan kisah dewasa yang tak terlupakan ini terjadi pada hari ini dimana umat kristiani sedang ramai menyiapkan untuk hari natal keesokan harinya tetapi aku mencoba merayakan natal dengan caraku sendiri bersama kekasihku Novi dan teman baikku yang bernama Trisno di malam natal 2017 kemarin. inilah cerita mesum ku.

Waktu bertemu Novi memakai pakaian blouse kaos ketat you can see dan panjangnya sampai tengah pahanya sehingga paha putih mulus akan terlihat jelas, blouse berwarna hitam putih berbahan tipis dan di bagian atas model tali terkait ke bahunya.

Blousenya itu mencetak jelas body dan buah dadanya yang berukuran 36B dan dari bokongnya yang nungging terbentuk bulatan penuh menyerupai gunung kembar terlihat celana dalam kecil dan tipis tercetak di blouse bagian belakangnya, paha putih mulusnya jika selagi duduk terlihat celana dalam tipisnya yang berwarna hitam sungguh seksi malam ini.

Trisno tersenyum senang ketika bertemu apalagi melihat Novi terlihat seksi kulihat dia beberapa kali mencuri pandang ke Novi dan ketika kami bertiga berjalan dengan mobil dia beberapa kali berbicara dengan Novi sambil membalikkan tubuhnya ke belakang karena Novi duduk di belakang sementara aku terus menyetir mobil menuju ke karaoke di bilangan Harmoni.

Kita memang ingin santai terutama aku karena untuk melepas stress akibat pekerjaan, bernyanyi dan tertawa di ruang tertutup tentu lebih enak dan puas. Memang betul, dicoba saja walaupun suara anda pas-pasan atau fals, tidak usah anda pikirkan karena semua teman anda tahu bahwa anda bernyanyi dan menikmati suasana untuk melepas beban kerjaan, teriak-teriak saja boleh kok! asal teman anda jangan pada budeg saja jadinya.

Baca Juga Cerita Hot Terpanas : Mahasiswa Jilbab Montok Di Kampus ,Clara Jilboob

Kami bertiga masuk keruangan VIP room di VIP ini ada kursi mebel yang panjang berbentuk huruf U kamar tidur tersendiri dan kamar mandi dalam lengkap. Setelah memesan makanan dengan satu picher bir dan nasi goreng berikut kentang goreng plus kacang mede, kami bernyanyi bersama dan kadang sendiri diselang-seling dengan dansa bertiga dan joged berdua pokoknya semua happy.

Setelah tuntas makan dan minum kembali bernyanyi setelah melihat suasana telah menghangat aku melihat antara Trisno dan Novi adanya perasaan ingin berbincang tanpa adanya aku, maka aku mengambil inisiatif untuk ke bawah, bilangnya untuk mengambil rokok, padahal tinggal pesan saja ke kamar rokok dapat di antar ke kamar.

Bagaimanapun juga peristiwa yang lalu sudah berlangsung cukup lama sehingga mereka agak cukup riskan juga untuk lebih mengakrabkan suasana yang ada. Ini terlihat ketika beberapa kali Trisno berusaha lebih mendekatkan diri ke Novi dengan posisi duduk Novi di antara kami berdua terlihat.

Trisno kadang dengan ragu meletakkan tangannya di pundak Novi apabila Novi merebahkan badannya ke sofa, kadang dengan pura-pura bercanda tangannya diletakkan di paha Novi dan Novi juga terlihat canggung, kadang mencubit paha Trisno kadang merebahkan kepala dan badannya ke pundak Trisno dan kepadaku juga dia melakukan hal itu. Akhirnya, “Aku ke bawah dulu ya… mau ambil rokok di mobil.

” kataku. Kulihat Trisno tersenyum, “Saya kalau bisa Marlboro…” kata Trisno. Novi hanya tersenyum, “Yaa sudah saya cariin deh kalau ada warung rokok di seberang jalan,” kataku memberi kesempatan ke mereka berdua untuk waktu yang agak memungkinkan mereka lebih mengakrabkan suasana yang ada karena bagaimanapun Novi adalah kekasihku dan Trisno adalah teman baikku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri.

Aku keluar ruangan dan segera mengambil rokok di mobil dan segera naik kembali ke atas. Aku sengaja tidak masuk ke dalam ruangan, tapi karena kulihat pintunya yang sebagian tengahnya dari kaca gelap maka aku dapat melihat ke dalam. Aku ingin tahu apa mereka telah akrab kembali? Kebetulan di lantai atas suasananya sepi dan dari luar kaca itu aku dapat melihat ke dalam, karena di dalam ruangan itu lampunya dalam keadaan hidup sementara di luar dalam keadaan gelap.

Malam Natal Penuh Kenangan dengan Batang Trisno 23cm

Biasanya di dalam dimatikan dan hanya diterangi dari cahaya TV yang menyala. Kulihat ternyata posisi Trisno telah berubah sekarang. Mereka terlihat sedang saling berpelukan mesra. Kulihat tangan Novi melingkar ke belakang leher Trisno, sementara tangan Trisno juga memeluk pinggang Novi. Trisno sedang mencium bibir Novi dan ternyata Novi membalas dengan menengadahkan kepalanya ke atas.

Baca Juga Cerita Sex Panas : Lubang kenikmatan aroma Pandan

Mereka saling melumat, terlihat dari gerakan kepala Trisno dan Novi yang saling berpindah posisi miring kiri dan kanan dengan penuh emosi mereka berdua tengah saling mempermainkan lidahnya. Setelah cukup lama maka tangan Trisno mulai merayapi lekuk lekuk tubuh Novi.

Kadang tangannya meremas bongkahan bokong Novi dan perlahan merayap ke atas dan sampai ke gundukan bukit buah dada Novi dan dengan remasan perlahan tapak tangannya lalu membuat gerakan meremas dan memutar seperti memijat.

Ketika Novi menengadahkan kepalanya ke samping segera Trisno menundukan kepalanya ke gundukan buah dada Novi dan melakukan gerakan mencium buah dadanya dari luar blouse sambil menciumi dada Novi. Dari luar, tangan Trisno menarik tali di pundak kiri Novi lalu menarik tali itu ke bawah melewati tangannya karena dia tidak memakai BH.

Maka tersembulah buah dadanya bagian kiri dengan daging yang putih mulus dengan putingnya yang telah mengeras di muka Trisno. Dengan perlahan lidah Trisno menyapu gundukan bukit buah dada Novi dan kadang menghisap perlahan puting Novi.

Kulihat Novi memejamkan matanya dan mulutnya terbuka. Aku tidak dapat sama sekali mendengar erangan dan desahan Novi karena ruangan itu kedap suara dan juga adanya suara lagu-lagu yang terus berputar di ruangan itu. Tapi itu tidak menghalangi keinginanku untuk terus melihat dari luar tanpa berusaha untuk masuk ke dalam kamar karena aku sudah berjanji kepada Trisno bahwa aku akan membagi semua milikku kepadanya termasuk kekasihku dan aku akan ceritakan di lain kesempatan bagaimana Trisno juga memberikan adiknya kepadaku.

Novi telah birahi, dia menggelinjangkan badannya ketika Trisno terus menghisap putingnya. Sementara tangan kanannya mengangkat pinggul Novi ke atas dan Novi dengan pasrah mengikuti gerakan tangan Trisno yang mengangkat blouse ketat Novi ke atas. Blouse itu berhenti di atas pinggulnya sehingga sebagian pinggulnya yang putih mulus itu telah berada di dalam genggaman tangan Trisno.

Tangan itu terus mengusap dan membelai paha jenjang, sementara celana dalam hitam Novi yang tipis terlihat jelas dan gundukan daging liang kemaluannya tercetak di kain penutup celananya juga terlihat remang-remang bulu-bulu kemaluannya keluar dari atas celana dalam mini Novi.

Tangan Trisno yang kiri kulihat membuka reitsleting celana jeansnya dan kulihat tangannya mengeluarkan kejantanannya yang ternyata telah menegang dan besar lalu mengarahkan tangan Novi untuk memegang batang kejantanannya.

Novi dengan perlahan memegang batang kemaluan tersebut, dan secara perlahan lama kelamaan mulai mengurut batangan itu ke atas ke bawah dan mereka berdua terus memberikan rangsangan kepada lawannya masing-masing. Tangan Trisno kadang meremas bongkahan pantat Novi dan meremas pinggul Novi.

Sementara Novi tangannya terus mengurut batang kemaluannya ke atas ke bawah. Cukup lama mereka melakukan hal itu. Kurasa mereka berdua saling mendesah dan mengerang terlihat dari gerakan bibir dan mulut Trisno dan Novi yang kadang terbuka dan tertutup.

Kadang mereka saling bicara diselingi ciuman mesra layaknya orang bercumbu penasaran dan cemburu pasti ada pada diriku tapi dorongan untuk melihat tindakan mereka berdua lebih kuat di otakku saat ini. Blouse Novi, tali dipundaknya telah terlepas kedua-duanya ke bawah sehingga blouse tersebut kini terlipat di tengah badan Novi, bibir dan lidah Trisno berganti-ganti mengisap dan melumat bukit dada Novi kiri dan kanan membuatnya mengerang dan menggelinjang badannya.

Kulihat Trisno berkata sesuatu ke Novi dan tangan Trisno mengangkat Novi ke pangkuannya kulihat Trisno duduk menyandarkan badannya ke belakang. Sementara Novi duduk di pangkuan Trisno, dengan mesranya tangan Trisno meremas bongkahan pantat Novi sementara mulut mereka berdua saling lumat saling bermain lidah dan kadang tangan Trisno keduanya meremas kedua bukit dada Novi dan Novi pun karena terangsang mulai menggerakkan perlahan pinggulnya maju mundur.

Rupanya batang kemaluan Trisno tengah digesek-gesekkan ke belahan kemaluan Novi walaupun Novi tetap memakai celana mininya yang tipis, tapi aku yakin Novi merasakan gesekan batang kemaluan Trisno di belahan kemaluannya.

Baca Juga Cerita Sex Terbaru : Larangan Hubungan Dengan Atasanku

Tak kumengerti kenapa Trisno tidak melepas celana dalam Novi yang tipis dan kecil itu padahal tinggal menarik atau menggeser sedikit tutup kain tipis kecil penutup belahan kemaluan Novi, maka liang kemaluan Novi akan terbuka di hadapannya dan tentu batang kemaluan besar itu dapat menerobos belahan liang kemaluannya.

Hanya terlihat tangan Trisno masuk ke dalam celana Novi di bagian pantat dan hanya dengan menggeser kain tipis pada pantat Novi. Jemari Trisno dengan leluasa meremas bongkahan pantat Novi.

Saya hanya bermasturbasi ria sambil menonton atraksi yang menggairahkan itu. Novi terus bergerak di pangkuan Trisno, kedua tangannya merangkul leher Trisno sehingga bukit buah dada Novi tepat berada di muka Trisno. Sementara gerakan pantatnya maju mundur memberikan gesekan pada belahan kemaluannya kadang kepalanya tertunduk dan membuat bukit dadanya menekan muka Trisno saat itu Trisno memberikan sapuan pada bukit tersebut dengan lidahnya.

Pada saat kepalanya terlempar ke belakang, Trisno meremas buah dada itu dengan tangan kanannya melakukan gerakan memuntir perlahan puting Novi. Sementara tangan kirinya menyelinap ke belakang bongkahan bokong Novi dan membantu menggerakkan pinggul Novi maju mundur berirama kadang cepat kadang dengan gerakan lembut.

Lidah dan mulutnya tak kalah sibuk terus melumat dan menjilati sekujur dada, leher dan muka Novi seperti mandi kucing. Kurang lebih lima belas menit mereka berdua bergerak seperti penari erotis dan akhirnya Novi sepertinya telah ejakulasi dengan keluar air kenikmatannya, terlihat dari gerakannya yang perlahan dan lemas dibahu Trisno.

Trisno berbisik dan lalu merebahkan Novi ke kursi panjang itu dengan posisi tetap seperti dalam pangkuan. Maka ketika direbahkan ke kursi posisi Novi dalam keadaan tertindih dengan kakinya yang tetap mengangkang lebar. Sementara kedua paha Trisno berada di antara paha Novi.

Batang kemaluan Trisno dalam keadaan menegang tetap berada di belahan kemaluan Novi yang ditutupi celana mini tipis itu. Tangan Novi memeluk leher Trisno dan bibir mereka kembali saling berpagutan dan terlihat mereka berdua saling bermain lidah. Sementara tangan Trisno tak lepas dari meremas dan membelai bukit buah dada Novi. Lalu Trisno berkata sesuatu ke Novi dan kulihat Novi menggelengkan kepalanya. Yak lama kemudian Trisno perlahan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Kulihat gerakan itu teratur bergerak naik turun dan kadang menekan. Sementara Novi menengadahkan kepalanya ke atas.

Aku tidak tahu apa mereka bersenggama atau hanya eges-eges (gesek gesek) tapi celana dalam Novi tetap berada pada tempatnya. Kalau melihat gerakan mereka persis seperti orang bersenggama tapi kok celana itu? Trisno terus bergerak maju mundur membuatku penasaran dan batang kemaluanku tegang sendiri.

Memikirkan itu aku panik juga bagaimanapun dia itu adalah cewekku tapi ini kami lakukan hanya untuk untuk membuat dia senang dan mengisi kekosongan di dalam suasana yang BT. Untuk itu aku harus memastikannya aku segera membuka pintu perlahan, tapi ternyata mereka berdua tidak mengetahuinya, pasti karena suara lagu yang diputar cukup keras sehingga mereka tidak tahu dan menyadari adanya kehadiranku di belakangnya.

Dengan berdiri di belakang mereka aku dapat melihat jelas Trisno posisinya dengan bersandarkan pada kedua sikunya sehingga tubuhnya tidak menghimpit badan Novi tapi buah dada Novi tetap saling berhimpitan dengan dadanya. Sedangkan bagian bokong Trisno terus melakukan gerakan memajukan dan menarik pantatnya.

Kulihat Novi mengerang dan mendesah perlahan, tapi aku tidak dapat melihat apakah celana dalam Novi digeser kain penutup depan bagian liang kemaluannya atau tidak karena terhalang oleh body Trisno yang tinggi besar, dan memang celana itu tetap berada di tempatnya hanya merosot sedikit ke bawah.

Terlihat tali celana itu tidak lagi berada di pinggangnya tapi telah berada di pinggul. Penasaran melihat mereka akhirnya aku merasa yakin mereka hanya gesek- gesek, maka aku rebahan di kamar tidur kurang lebih sepuluh menit aku rebahan menenangkan diri.

Ketika telah tenang otakku akhirnya kupanggil Novi ke dalam, “Novvv…” kataku. Tak ada jawaban , “Novvvvv…” kataku lagi. “Yaa…” kata Novi menjawab.

Aku rasa dia berdua kaget kalau aku ternyata telah di dalam. Novi ke dalam dan tersenyum malu dengan wajah merah. “Kenapa sayang…” kata Novi sambil memelukku. “Kamu tadi ngapain…” kataku menyelidik sambil memandangnya gemas. “Kamu kan lihat sendiri…” kata Novi.

“Kamu tidur sini…” kataku menarik dia rebahan di tempat tidur. Tanpa buang waktu ketika dia belum rebahan kulepas baju kaosnya sehingga tinggal celana dalam mininya. Perlahan kujilati buah dadanya, terasa wangi permen menthol. Memang di depan disediakan permen, tapi terus saja kulumat putingnya.

Dia mengerang dan rupanya dia tidak sabar, segera menarik kaosku ke atas serta segera melepaskan celana panjang dan celana dalamku. Rupanya pemanasan yang dilakukan tadi di luar bersama Trisno terlalu lama membuatnya sudah ingin untuk bersenggama. Kejantananku yang sudah menegang segera dipegangnya lalu dihisap dan dilumat ke dalam mulutnya.

Kurasa dia begitu terangsang birahinya karena dalam melumat batang kemaluanku semua ditelannya sampai mentok di tenggorokannya. Kadang bijiku dihisap dan lidahnya bermain di sekujur batang kemaluanku sampai ke buah zakarku dijilatinya. Lidahnya terus bermain-main di ujung kepala kemaluanku dan menggeser-geser belahan lubang kencing kemaluanku. Rasanya… “Uuufff aakkhhh…” desahku.

“Gila banget! Kamu sudah konackhh ya.. Ginnn…” erangku keenakan dan terasa geli kadang meriang (coba saja hal itu dengan pasangan anda pasti meriang itu badan). Gila juga Novi kalau sudah panas dia seperti orang di padang pasir. Habis semua kemaluanku dilumatnya, sementara kulihat dicelananya ada gumpalan cairan membasahi kain celana penutup belahan kemaluannya, seperti bulatan. Rupanya dia sudah banjir dari tadi atau bekas air mani Trisno? Penasaran aku tanya dia, “Kamuuu tadi gituan yaaa…?” tanyaku penasaran.

“Emmmhh… emmhhhff…” dia tidak menjawab hanya terus melumat batang kemaluanku lebih kuat lagi. Digigitnya kepala kemaluanku pelan dan gemas, “Akkhhh… gilaaa kamuuu…” kataku. B

atang kemaluanku mengeras kuat seperti besi balok. Kubiarkan dia memuaskan hasratnya melumat habis kejantananku dari ujung sampai pangkalnya. Momen ini kunikmati dan segera kubuka celana dalamnya, ternyata kemaluannya telah basah dan lembab. Saat kubelai belahannya masih terasa rapat, jadi mungkin dia belum sampai sejauh itu, pikirku.

“Kamu di atas Nov…” kataku menarik badannya ke atas menduduki pinggangku. Perlahan dengan tangannya yang menggenggam batang kemaluanku mulai diarahkannya ke lubang kemaluannya. Kepala kemaluanku perlahan ditekan dengan bibir kemaluannya dan perlahan membelah bibir kemaluannya yang telah basah membuat lebih mudah kepala batang kemaluan itu menyusup belahannya.

Terus Gina menekan ke bawah pinggulnya dan, “Akhhh…” erang Novi. “Enaaakkk… aduuhhh pelan-pelan, enakkk…” desahnya. “Uufff… yaa enaakk…” desahku keenakan. Pelan-pelan batang kemaluanku makin lama makin tenggelam ke dalam liang kemaluannya. “Akkkh… masuuukkk… ookkhh kontolllu… akkkggg… ennnakkkk…” erang Gina terpejam.

“Gilaaa… liang kemaluan kamuuu… masih rapat Ginnn…” kataku sambil menghentakkan pinggulku ke atas dan menariknya ke bawah perlahan seperti slow motion berulang kali. Setelah sepuluh kali dengan gerakan itu, terasa telah dengan bebas dan mantap terkendali kemaluanku menyodoknya. Lama kemudian gerakan batang kemaluanku makin mantap menyodok liang kemaluan Gina.

Dengan sepenuh tenaga kugerakkan pinggulku naik turun tanpa henti sebanyak dua puluh kali membuat Novi berteriak sambil matanya terpejam histeris, “Aaakk.. akhhh.. akkkhh… oohhkkk… aahhh.. uufff… aduhhhh… giilllaa… aahhh… aadduuhh…” terengah Novi.

Sangat bergairah dia dengan gerakanku membuatnya membalas gerakanku dengan hentakan kasar. Novi segera menghentakkan pinggulnya cepat kadang dia melakukan gerakan memutarkan pinggulnya sehingga terdengar bunyi “Brreeoott… brreettt… brreeeoott…” Rupanya telah banjir sekali di dalam liang kemaluannya tapi dinding kemaluannya tetap menjepit batang kemaluanku. “Luar biasa, gila kamuuu hot bangetttt.. Ginnn…” kataku.

“Gue mauuu yang kuattt… yang kuattt nekannya ahhkkk.. yang panjang kontolnyaa… akkkhh terusss ngentotin kontolnya… akkgg…” erang Novi histeris. Kurasa Trisno juga mendengar erangan Novi karena pintu kamar tidak kututup ketika Novi masuk tapi biar saja dia terangsang, pikirku.

Selang lima belas menit ternyata gerakannya makin panas saja. Habis sudah kemaluanku dihisap ditarik di dalam liang kemaluannya. Sementara badannya telah keringatan, “Aahh… aaahhkkk… uufff… ennaakk…” desah kami berdua. Kadang aku sengaja mengangkat pantatku tinggi-tinggi dan dia menekan kemaluannya makin ke bawah terus pinggulnya berputar-putar sehingga terdengar bunyi “Breeet brett brrett…” Terasa panas di sekitar batang kemaluanku.

Kuat juga aku telah dua puluh menit dengan gerakan yang membuat keringat membanjir tapi sampai saat ini belum terasa juga kalau air maniku akan keluar. Biasanya yaaa dengan gerakan yang seperti biasa paling lama sepuluh menit keluar air maniku. Mungkin karena aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa kuat dari teman baikku.

Yang jelas batang kemaluanku dalam keadan stabil menegang terus dan gerakanku tidak berubah. Kadang lembut dengan hentakan yang kuat dan kasar dengan gerakan memutar dan mengocokkan batang kemaluanku terasa seperti membor lubang kemaluannya dan ternyata Novi menyukai gerakan dan hentakan yang kulakukan.

“Giiilaaa.. kamu kuat sekali… tumben tuh… oohh gue puaasss…” desah Novi keenakan dengan tersenyum puas. “Ya sudah lama ya Nov, nggak beginii…” desahku. Karena tidak keluar-keluar juga ini air mani, akhirnya kami kecapaian sendiri. Dalam keadaan terengah-engah keenakan kami berhenti sebentar. Akhirnya aku tanya ke dia, “Bagaimana kalau kita istirahat dulu Nov..” ternyata dia mengangguk setuju dengan muka memerah dan keringat di dahinya menetes. Aku usul lagi,

“Kita keluar yukk… Nov.. kasihan Trisno… sendiri di luar,” kataku. Tanpa bertanya lagi Novi lalu melepas segera batang kemaluanku dari lubang kemaluannya. Rupanya dia juga belum tuntas dan keluar dari kamar berjalan dengan telanjang bulat. Dia keluar sendiri, sementara aku menjadi bengong. Ternyata Novi tanpa bertanya lagi keluar kamar dalam keadaan badan telanjang bulat.

Gillaa! sudah konak dia rupanya. Beraninya dia telanjang bulat menemui Trisno di ruang depan. Aku tersentak, segera ke kamar mandi mencuci kemaluanku yang telah basah oleh karena air kenikmatan dari liang kemaluan Novi. Di kamar mandi aku berpikir ngapain Novi di luar bersama Trisno, tentunya Trisno terkejut dengan kehadiran Novi yang telanjang bulat di hadapannya. Setelah cukup lama di kamar mandi membersihkan diri sekitar kemaluanku. Perlahan aku keluar kamar dan berdiri di pintu. Kulihat sesuatu yang telah membuat aku terkejut. Gila! aku jadi terangsang sendiri melihatnya.

Novi ternyata dalam posisi yang sangat seksi sekali. Mungkin Novi telah tinggi birahinya. Sepertinya telah terangsang penuh birahinya dan tanpa malu dan ragu lagi dia dalam posisi menungging. Dalam posisi menungging di atas kursi dalam keadaan telanjang bulat. Terlihat tubuh putih mulusnya dengan lekuk tubuhnya, bokongnya putih mulus dan pinggul yang cukup besar pinggangnya yang ramping.

Bokongnya yang tinggi ke atas dan buah dadanya menjuntai keras membentuk bulatan dengan putingnya yang telah mengeras, rambutnya yang hitam dan panjang lurus sebagian tergerai kesampingnya, sebagian lagi menutupi pundaknya yang halus dengan bulu-bulu halus di sekitar pundaknya menambah seksi posisinya. Sementara tangan kiri Trisno mengusap dan membelai serta kadang meremas bongkahan pantat Novi yang sedang menungging itu. Tangan kanan itu meremas buah dada Novi dengan remasan perlahan dengan jemari menjepit puting Novi.

Trisno telah menarik celananya sendiri berikut celana dalamnya ke bawah di antara lututnya. Batang kemaluannya terlihat menegang keras dan besar dengan bulu-bulu kemaluan yang berwarna hitam. Sedangkan kepala kemaluannya berwarna merah dengan diameter ukuran botol Aqua 600 ml.

Ukuran batangnya panjang 23 cm, diameter batangnya 6 cm. Terlihat kepala kemaluannya tengah dicium-cium oleh bibir Novi. Novi ternyata sedang asyik menciumi kepala batang kemaluan dan belahan air kencingnya. Dengan posisi menungging, dalam keadaan telanjang bulat, perlahan-lahan mulut itu menelan kepala dan batang kemaluan itu. Hampir tidak muat mulut Novi menelan kepala itu.

Mulutnya harus membuka selebar-lebarnya dahulu baru dapat mengulum batang kemaluan Trisno. Perlahan dan tak lama kemudian terlihat kepala Novi naik turun ke atas ke bawah dan kadang lidahnya menjilati batang kemaluan Trisno yang besar.

“Aahh Gooddhhh…” desah Trisno terpejam keenakan. Sementara Novi hanya mengerang karena tangan Trisno terus memberi remasan di sekitar kemaluannya. Terlihat tangan kiri Trisno menyusup dari bawah badan Novi dan berhenti jemarinya ketika berada di belahan selangkangan paha Novi. Jarinya bergerak membelai belahan kemaluan Novi yang telah basah. Setelah kurang lebih lima menit menyaksikan adegan yang mendebarkan jantung, perasaanku berdebar kencang karena terangsang.

Aku benar tidak sabar melihat adengan itu. Kemaluanku ikut mengeras  kembali kemudian kami bermain bersama. demikianlah Cerita Hot sex Malam Natal Penuh Kenangan dengan Batang Trisno 23cm oleh ceritasexhot.net

Bebasnya Pergaulan Addison, Update 2023

Bebasnya Pergaulan Addison

Cerita Panas Terbaru – Bagi Addison, seks adalah sebuah misteri. Dia sangat ingin tahu tentang hal itu dimulai pada masa remajanya ketika seriing membaca cerita berbau seks, tetapi banyak dari pertanyaannya tentang hal itu tidak terjawab. Dia dibesarkan di sebuah rumah di mana subjek jarang dibahas, dan ketika itu, dia diperingatkan bahwa berhubungan seks adalah sesuatu yang harus dia tunggu sampai setelah dia menikah. Orangtuanya adalah orang-orang yang konservatif, religius, dan satu-satunya saudara kandungnya yang hampir delapan tahun lebih muda darinya dan menjadi saudara laki-lakinya, ia bahkan tidak pernah bermimpi untuk membicarakan masalah ini dengannya. Masa remajanya, di mana banyak gadis mengeksplorasi dan bahkan bereksperimen, dihabiskan untuk tumbuh di pertanian di luar kota kecil. SMA-nya kecil dan kelas kelulusannya hanya memiliki 40 siswa lainnya. Addison sangat menarik, anak-anak lelaki lainnya akan menggoda dan menunjukkan perhatiannya, tetapi mereka juga memiliki orangtua yang ketat dan peluang yang banyak dimiliki usia mereka, tidak pernah ada di sana. Suatu ketika, Kevin Mayfield, di sebuah pesta dansa sekolah, menciumnya selama tahun pertama. Ketika dia memberi tahu ibunya tentang hal itu, dia mendapat ceramah tentang tidak sendirian dengan anak laki-laki; mereka hanya akan mencoba membuat Anda melakukan hal-hal yang akan Anda sesali. Tapi Addison, tanpa sadar kepada orang tuanya, menginginkan perhatian semacam itu. Inilah awal dari cerita dewasa terbaru ini.

Addison memutuskan untuk meninggalkan kota kecilnya setelah lulus SMA dan pergi ke universitas besar untuk belajar siaran. Itu adalah impian seumur hidupnya untuk bekerja di stasiun televisi, tetapi dia menahan diri dari melakukan banyak kegiatan yang dilakukan teman-temannya, seperti pergi ke pesta, jadi dia tidak berkencan dengan tahun pertamanya. Selama tahun kedua, dia bertemu Eric, seorang junior yang merupakan jurusan pra-hukum. Eric dan Addison berkencan selama hampir satu setengah tahun, dan pada saat itulah ia pertama kali mengalami seks. Tetapi bahkan kemudian dia tahu dia kehilangan kesenangan apa yang bisa dibawa seks. Eric, untuk semua atribut baiknya, adalah seorang kekasih yang mengerikan. Rutinitasnya biasanya terdiri dari sedikit cumbuan, tetapi sangat canggung dan nyaris tanpa pemanasan. Begitu dia mendapat ereksi penuh, dia akan meletakkannya di Addison dan biasanya hanya berlangsung beberapa menit sebelum dia mengalami orgasme. Addison, untuk semua pengalamannya sendiri, tahu bahwa harus ada lebih banyak seks daripada apa yang ditawarkan Eric, tetapi dia sangat baik dan peduli sehingga dia tidak bisa putus dengannya hanya karena menjadi kekasih yang buruk.

Baca juga Cerita Mesum Terbaru : Ngentot di kolam air panas memang nikmat

Hal yang baik untuknya adalah dia jarang punya waktu untuk bahkan berhubungan seks dengannya selama tahun terakhirnya, yang ketika dia kehilangan keperawanannya kepadanya. Pekerjaan sekolahnya terlalu ketat, dan mereka tidak dapat menghabiskan banyak waktu bersama. Mereka melakukan hubungan seks hanya empat kali sebelum Eric diterima di sekolah hukum dan pindah. Tahun senior Addison juga sibuk, ia berkencan beberapa kali tetapi dengan tujuannya untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus di stasiun televisi besar, lebih penting baginya untuk belajar daripada bertemu pria. Magang di stasiun televisi kecil di kota sekolah membuatnya sibuk juga. Itu tidak berarti keingintahuan Addison tentang seks menghilang; sebenarnya itu lebih kuat dari sebelumnya. Apa yang paling membuatnya ingin tahu adalah apa yang dirasakan orgasme karena dia jelas tidak pernah memiliki satu dengan Eric.

Bebasnya Pergaulan Addison

Rahmat pertolongan Addison adalah Sharon, asramanya menjadi teman sekamar selama dua tahun terakhir. Sharon adalah wanita yang jauh lebih berpengalaman daripada Addison, dan dia selalu senang berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan Addison. Ketika Sharon mengetahui Addison masih perawan, itu mengejutkannya karena dia pikir Addison jauh lebih menarik, tetapi ketika dia belajar tentang asuhan dan sejarah Addison dia mengerti mengapa Addison begitu tidak berpengalaman dan malu tentangnya. Kadang-kadang Addison penuh dengan pertanyaan, terutama pada tahun pertama mereka menginap, ketika dia melihat Eric. Ketika Addison mengumumkan bahwa dia berencana mengambil tawaran Eric untuk berhubungan seks pertama kalinya, Sharon mengingatkan Addison tentang apa yang diharapkan. Sharon juga ingin tahu apa yang Addison hilang dengan Eric seperti seks oral atau bahkan hal-hal yang bisa dilakukan Eric ke Addison. Ketika Addison memberi tahu Sharon tentang suatu perjumpaan, Sharon akan selalu bertanya “apakah Anda menikmatinya?” Dengan Addison selalu menjawab, “Tidak juga”. Sharon terus-menerus menyarankan kepada Addison bahwa dia harus masturbasi dan akan menawarkan vibrator yang dimilikinya. Addison akan dengan malu-malu, hampir secara memalukan menolak yang ideal. Bagi Addison, itu akan tampak kotor, seperti sesuatu yang dilakukan oleh gadis yang tidak bermoral. Sharon akan selalu bersikeras bahwa itu wajar dan sehat untuk dilakukan dan bahwa dia benar-benar kehilangan sensasi luar biasa jika Eric tidak akan membantu. Akhirnya Addison mulai bertanya tentang bagaimana seorang wanita melakukan masturbasi dan bagaimana dia akan menggunakan vibrator jika dia memutuskan untuk melakukannya. Sharon mengisi semua hal khusus, dan pada hari Sabtu jatuh, ketika Sharon pergi untuk akhir pekan, Addison membuka laci lemari Sharon, mengambil vibrator berwarna krim 6 inci yang menurut Addison tampak seperti lilin dan mengikuti instruksi Sharon ke T. Addison mengunci pintu, menutup tirai ketat, mematikan lampu, dan menanggalkan pakaiannya. Di kamar tidurnya yang terkunci, gelap, Addison berbaring di tempat tidurnya dan membayangkan bukan Eric, atau orang yang dia ajak kencan makan malam beberapa minggu yang lalu, tetapi seorang pria asing ganteng yang dia lihat di perpustakaan satu jam yang lalu. Dia mulai menangkup dan meremas payudaranya, membayangkan bahwa orang asing itu menikmatinya. Tangannya membasahi tubuhnya dan ketika mereka mencapai vaginanya, dia menemukan dia sudah sangat basah dengan kegembiraan. Dia mengambil mainan Sharon dan mengarahkannya langsung ke vagina sakitnya, perlahan-lahan meluncur masuk dan keluar, membayangkan orang asing itu menembusnya dengan penisnya yang keras. Kemudian, mengingat instruksi Sharon tentang cara merasakan kenikmatan sejati mainan itu, ia memutar kenop ke dasar vibrator dan merasakan kesemutan di dalam dirinya. Dia terus bercinta dengannya, mengubah getarannya setiap beberapa menit. Ketika vibrator mencapai kekuatan penuh, dia menekannya terhadap klitorisnya seperti yang disarankan Sharon dan dalam beberapa menit sensasi yang menyakitkan mulai membangun jauh di dalam dirinya, otot-ototnya mulai mengencang dan kemudian terlepas, seolah seluruh tubuhnya mengalami kejang dan meletus. dalam perasaan geli semua. Rasanya enak, rasanya sangat enak. Satu jam kemudian dia melakukannya lagi. Addison tidak pernah mengaku kepada Sharon bahwa dia menggunakan mainannya, dia juga tidak mengakui berkali-kali dia menggunakannya sesudah itu, yang sering ketika Sharon dengan aman jauh dari ruangan. Dia mulai menjadi kecanduan pada sensasi yang bisa dia bawa ke tubuhnya dan menyukai rasanya.

Setelah lulus kuliah, Addison mendapat pekerjaan yang sangat bagus di salah satu stasiun televisi terbesar di negaranya. Dengan bantuan nilai-nilainya yang bagus, dia magang dan rekomendasi dari guru-guru siarannya, dia dipekerjakan sebagai asisten departemen programing. Itu dibayar dengan baik, dan peluangnya menjanjikan. Ketika dia tinggal di apartemennya sendiri, dia dengan cepat membeli mainannya sendiri, melewatkan waktu yang menyenangkan mainan tua Sharon membawanya dan dia akan menggunakannya sekali atau dua kali seminggu, meskipun pekerjaan barunya sangat berat dan dia akan pulang terlambat & lelah, tapi ini hanya membuat keinginan Addison tentang apa yang bisa dilakukan pria kepadanya dan dia memutuskan sudah waktunya untuk membuatnya pindah. Ketika dia terus beradaptasi dengan pekerjaan barunya, dia harus mengenal banyak rekan kerjanya di stasiun. Salah satu orang yang dengan cepat menjadi dekat adalah produser untuk departemen berita di stasiun. Namanya Linda dan dia berusia 30-an, sangat menarik dan sepertinya tahu semua yang terjadi di stasiun, dia juga tahu semua detail yang menarik dalam urusan pribadi orang-orang. Hampir setiap hari, di kafetaria stasiun, Linda akan memberi tahu Addison dan para wanita lain yang mereka makan bersama, cerita-cerita, baik dan buruk dari rekan kerja mereka. Sepertinya juga ada cerita tentang Linda yang berkeliaran. Khususnya, bagaimana meskipun dia menikah dengan dua suami, Linda melakukan hubungan seksual dengan beberapa pria di stasiun. Satu rumor menarik perhatian Addison paling banyak karena itu tentang Adam, juru kamera untuk departemen berita. Adam lah yang membuat Addison paling tertarik di stasiun. Di bulan pertamanya di stasiun, dia bertemu Adam di tempat parkir. Dia dengan sopan memperkenalkan dirinya, dan memberi tahu Addison bahwa dia berharap dia akan senang bekerja di stasiun. Addison langsung terpesona oleh betapa tampannya Adam dan memperhatikan bagaimana wanita-wanita lain di stasiun itu selalu keluar untuk berbicara dengannya. Tubuhnya sempurna untuknya, dia atletis tapi tidak terlalu berotot, dan dia pikir dia memiliki pantat yang sangat baik. Seindah apa yang dilihatnya, kepribadiannya yang hangat dan ramah membuatnya lebih memikat. Saat makan siang, ketika Addison dan Linda makan sendirian, Addison punya keberanian untuk bertanya tentang Adam. Addison yakin Linda akan bersikap defensif atau bahkan marah, tetapi yang mengejutkannya adalah sebaliknya dan Linda terlalu senang mengaku kepada Addison bahwa dia tidur dengan Adam. Linda hampir tampak bangga atau senang mengakui kenyataan ini, karena dalam kata-kata Linda sendiri, Adam adalah “seorang yang hebat”. Sebelum Addison mulai bekerja di stasiun dan Adam baru mulai dengan mereka, dalam kata-kata Linda, Adam tidak sulit untuk merayu dan dia memiliki perasaan yang baik bahwa Linda menarik baginya. Linda memohon selama hampir 15 menit tentang seberapa baik dia di tempat tidur, ternyata Addison on. Linda dapat menceritakan bagaimana dia bergantung pada setiap kata dalam ceritanya, bahwa Addison sangat tertarik pada Adam, tetapi dia memiliki satu peringatan untuk diberikan kepada Addison. Dia menguatkan Addison dan memperingatkannya, “tapi dia telah bersama banyak gadis di sini, dia cukup pejantan”. Addison tidak yakin bagaimana cara mengambil berita. Haruskah dia menjauh darinya? Apakah dia membawa penyakit? Apakah dia akan menjadi penaklukan lain baginya? Linda mengakhiri percakapan, dengan peringatan bahwa Adam sangat menyenangkan, tetapi jangan berharap dia jatuh cinta atau apa pun. Bagi Linda, dia merasa minat Addison lebih emosional. Sedikit yang dia tahu, itu sebenarnya fisik. Addison tidak mencari cinta; Addison sedang mencari seks yang bagus.

Baca Juga Cerita Dewasa : Nafsuku dan Om Perkasaku

Selama minggu-minggu berikutnya, Addison berbicara kepada beberapa dari wanita yang Linda kenal dengan Adam. Brenda, resepsionis depan untuk stasiun; Monica, seorang tenaga penjual dalam periklanan; Teresa, gadis make-up untuk studio yang mendapatkan bakat udara yang siap untuk kamera dan Kelly, reporter berita yang biasanya digunakan Adam untuk tugas-tugas. Addison mencoba dengan malu-malu mengajak Adam dalam pembicaraan, tetapi begitu dia menyebutkan namanya, sudah cukup bagi para wanita untuk menceritakan betapa bagusnya dia sebagai kekasih. Seolah-olah para wanita sedang sekarat untuk mengakuinya dengan seseorang, seakan-akan itu terbungkus dalam mereka dan mereka hanya senang akhirnya memberitahu seseorang. Ini tentu saja membuat rasa ingin tahu dan ketertarikan Addison semakin kuat. Kisah Kelly adalah yang paling jitu dan gamblang. Tentu saja, dari semua wanita itu, Kelly yang paling sering bersama Adam, sepertinya mereka tidak terhubung secara romantis karena Kelly memberi tahu Addison bahwa mereka bukan pasangan, hanya teman. Kelly punya pacar, yang sangat dicintainya, tetapi Adam terlalu seksi untuk dilewatkan dan mereka melakukan hubungan seks beberapa kali meskipun Kellylah yang selalu mengawali hal itu. Bagi Addison, satu-satunya perbandingan yang dia miliki dengan apa yang dikatakan para wanita adalah Eric, dan deskripsi mereka tentang apa yang mereka lakukan dengan Adam pada zamannya dengan Eric tampak seperti perbedaan antara siang dan malam. Di mana Eric hanya akan bertahan selama beberapa menit saja, Adam dikatakan memiliki stamina yang luar biasa. Dua dari wanita itu mengatakan kepadanya bahwa Adam memberi mereka seks oral terbaik yang pernah mereka miliki, sedangkan Eric tidak pernah mencobanya. Setiap wanita menggambarkan ayam Adam sebagai ayam yang sangat mengesankan dan selalu keras, tidak ada gunanya menulis tentang rumah dan ia tampaknya kesulitan melakukan ereksi beberapa kali. Tidak ada keraguan bahwa Adam akan menjadi langkah besar dari pengalamannya dengan Eric, tetapi Addison tidak tahu bagaimana mendekatinya, dia takut akan mengejarnya.

Pada saat itulah masturbasi Addison mulai meningkat, hampir setiap malam dan Adam selalu menjadi subjek fantasinya. Ironisnya, pada malam itu dia baru saja mandi dan mengambil mainannya ketika telepon berdering. Awalnya dia sedikit terganggu bahwa ritual rutinnya bermimpi tentang Adam terputus, itu mungkin bosnya dengan daftar tugas yang dia inginkan untuk dikerjakan besok, bahkan lebih buruk lagi mungkin orang tuanya yang memeriksanya, yang mungkin hanya membuatnya keluar dari mood. Suara yang menjawab sapaannya tidak salah lagi; dia langsung tahu itu … … itu Adam. “Hei, aku sedang berbicara dengan Kelly Mathis hari ini dan dia menyebutkan namamu. Saya menyadari saya belum melihat Anda dalam beberapa hari terakhir. Mereka membuat Anda sibuk bekerja? ”Tanyanya.

“Oh … ya … saya sedang mengerjakan pembelian sindikasi baru. Uh … Sepertinya stasiun ini akan membeli banyak … um … pertunjukan baru untuk menaikkan peringkat. ”Dia tergagap menjawab dengan gugup.

Adam dengan cepat sampai pada intinya. “Oh wow, kedengarannya kamu akan sibuk. Saya hanya akan bertanya apakah Anda ingin minum kopi atau makan siang kapan-kapan. “Dia bertanya pada Addison.

“PASTI !!!” Addison menyadari tanggapannya hampir terdengar terlalu putus asa dan bersemangat. Dia mencoba mengganti persneling dengan menambahkan, “Saya sibuk sampai hari Jumat, tetapi akhir pekannya bagus.”

“Ok, kedengarannya hebat” Adam berkata “Aku libur sepanjang hari Sabtu, kita bisa bertemu di sore hari.” Adam dan Addison menyepakati kedai kopi, hanya berjalan kaki dari apartemennya di kota dan ketika dia keluar dari telepon, Addison menghela napas besar, seolah-olah dia memegangnya seluruh percakapan. Meletakkan telanjang di tempat tidur, masih basah dari bak mandinya, senyum lebar muncul di wajahnya. Addison senang, dia juga gugup, tetapi dia tahu kesempatannya untuk akhirnya mengetahui apa yang dialami para wanita lain akan segera datang. Addison sekarang bahkan lebih termotivasi untuk berfantasi tentang Adam, mimpi pertemuan seksualnya bahkan memiliki makna dan intensitas yang lebih, dan dia datang lebih keras malam itu daripada sebelumnya.

Baca Juga Cerita Mesum : Mungilnya Memek Keponakan

Hari kencan Addison memilih gaun seksi satu potong yang jatuh ke lututnya dan terbuka di depan untuk memamerkan belahan dadanya. Dia memutuskan untuk meninggalkan bra dan celana dalamnya, dan menata rambut dan rias wajahnya agar terkesan tetapi tidak berlebihan. Dia ingin Adam tahu dia berusaha menariknya tetapi tidak membuatnya berpikir dia putus asa. Addison tiba di kedai kopi 15 menit lebih awal mengharapkan harus menunggu Adam, tetapi dia terkejut karena sudah ada di sana. Dia mengenakan jeans bagus dan kemeja. Dia tampak hebat dan ketika mereka memeluk dia pikir dia berbau hebat. Mereka masing-masing memiliki cappuccino dan duduk di meja yang terletak di bagian luar kafe. Percakapan berlangsung selama sekitar 20 menit dan ramah & santai, tetapi satu hal yang sangat ditanyakan Addison adalah mengapa dan bagaimana Kelly membawanya ke Adam.

“Saya sebutkan pada Kelly betapa menariknya Anda, dan begitu saya menyebut Anda dia mengatakan bahwa Anda bertanya tentang saya,” jawab Adam.

Addison sedikit terambil dari jawabannya, dia berharap Kelly akan lebih berhati-hati tentang percakapan mereka, tetapi dia juga menyadari bahwa pengakuan Kelly kepada Adam tentang pertanyaannya mungkin adalah apa yang membawanya ke tanggal ini. “Apakah itu mengganggumu bahwa Kelly dan aku telah bersama?” tanya Adam.

“Tidak, itu tidak mengganggu saya”

“Bagaimana dengan saya dan Linda”, mata Addison menjadi besar; dia hampir batuk minumannya. Dia tidak mengharapkan ini.

“Apa maksudmu?” Tanya Addison saat dia pura-pura bodoh. Dia takut dia mungkin mengetahui bahwa dia bertanya tentang dia.

“Saya melihat kalian berdua sering makan, saya pikir Anda dan Linda telah menjadi teman. Saya berbicara dengannya kemarin, dan dia …… memenuhi saya dalam beberapa hal. ”

“Seperti apa? Apa yang dia katakan kepadamu? ”

“Cukup… ..” Adam menjawab sambil tersenyum.

“Apakah semua kekasihmu begitu terbuka bersamamu?” Tanya Addison, tetapi dia tidak bermaksud membuat pertanyaan terdengar begitu menghakimi.

“Katakan saja saya ingin tahu dan bertanya tentang Anda, seperti yang Anda ketahui tentang saya.”

Meskipun Addison sebentar, dia benar bahwa dia bertanya-tanya dan dia senang mendengar bahwa dia juga tertarik.

“Mungkin kita harus mengambil percakapan ini di tempat pribadi, dan kita bisa mendiskusikan dengan tepat apa yang kita ketahui tentang satu sama lain dan apa yang ingin kita pelajari.” Sarannya sedikit berani dan arogan, tapi itulah yang ingin dia dengar. Addison tidak yakin bagaimana menjawab proposalnya, jadi alih-alih menjawabnya, dia berdiri dan mengambil tangannya dan keduanya berjalan kembali ke apartemennya yang hanya berjarak sekitar 10 hingga 15 menit.

Mereka tidak banyak bicara dalam perjalanan, mereka tidak perlu, ketegangan sedang membangun dan keduanya bisa merasakan apa yang akan terjadi. Segera setelah mereka memasuki apartemen Addison, Adam membawa Addison ke pelukannya dan menariknya ke dalam dirinya. Dia melihat lebih dalam ke matanya dan menariknya lebih dekat, bibir mereka bertemu dan Addison merintih saat dia tersapu oleh ciuman penuh gairah Adam. Ciuman yang kuat tapi bibirnya lembut dan nyaman. Ketika tangannya bergerak ke belakang kepala Addison, dia pikir dia akan meleleh di pangkuannya. Adam lebih tinggi dari dirinya bahkan di tumitnya, tetapi dia mulai mencium pipinya dan ke lehernya. Ini benar-benar membuat kulitnya dipenuhi keseruan; dia tahu dia merinding semua di lengannya dan ketika Adam kembali ke mulutnya, ciumannya bahkan lebih demam dan menarik. Dia menciumnya seperti pria yang tidak pernah melihat pacarnya berbulan-bulan dan reuni mereka disusul oleh emosi. Itu bisa saja lebih lama tetapi setelah beberapa menit, Adam menarik diri untuk mengatakan kepada Addison, “Aku ingin kau melakukan sesuatu”.

“Apa?” Tanya Addison. Ketika dia melihat ke matanya, mereka mengatakan padanya permintaannya. Dia tidak perlu menggumamkan kata-kata, dia tahu apa yang dia inginkan, tetapi tidak ingin mengambil kesempatan untuk membuatnya marah dengan mengatakannya. Dengan segera Addison berlutut, saat dia menggerakkan tangannya ke sisi kaki Adam, tangannya mulai melepaskan celananya.

“Tidak, aku ingin melakukan itu” perintah Addison. Dia merasa seolah-olah dia layak untuk membuka hadiahnya, seperti yang dia inginkan. Tinju dia melepaskan ikat pinggangnya, lalu membukanya jinsnya. Perlahan-lahan dia membuka ritsleting dan memperhatikan bahwa seperti dia, dia tidak mengenakan pakaian dalam apa pun, ini memberinya inspirasi untuk mengambil setiap sisi jinsnya dan menariknya ke bawah. Ayam tegak Adam bermunculan di tempat terbuka, Addison hampir terkejut betapa kerasnya dia. Visi ayam milik Adam hampir persis seperti yang ia impikan, berkat semua cerita para wanita di stasiun itu. Mereka tidak melebih-lebihkan ketika mereka menggambarkannya sebagai mengesankan dan sangat sulit. Dia pikir dia mungkin senang melihat itu tetapi secara naluri dia menggenggam pangkal itu dan meletakkan kepalanya yang berdenyut-denyut di dalam mulutnya. Seperti ciuman Adam, Addison mulai mengisap kemaluannya dengan hasrat dan tujuan. Adam mengeluarkan erangan keras ketika dia meluncur naik dan turun dengan bibirnya dan memutar lidahnya di sekitar kepalanya. Dia berpikir untuk dirinya sendiri, untuk pertama kalinya, dia tidak melakukan hal yang buruk, tetapi dia tahu itu adalah hasrat dan keinginannya untuk menyenangkan dia yang mengatasi rasa malunya dan tidak berpengalaman. Ayam Adam dengan mudah mengisi mulutnya dengan banyak kemaluannya masih di luar itu. Dia mendorong sebanyak yang dia bisa ke dalamnya, hampir tersedak tetapi terus bekerja sebanyak yang dia bisa dalam-dalam di mulutnya. Dengan tangan Addison mengambil bola Adam dan memberi mereka dorongan lembut dan tarik, trik yang diceritakan Sharon padanya. Sesekali dia berlari lidahnya dan menjilati mereka, lalu berlari kembali ke atas kemaluannya dan memasukkannya lagi ke mulutnya. Ketika dia melanjutkan, Adam menanggalkan pakaiannya, tubuhnya persis seperti yang dia bayangkan, dan itu membuatnya lebih gila lagi. Addison hampir pusing dengan kegirangan berpikir tentang bagaimana dia mengisap ayam untuk pertama kalinya dan itu menjadi milik Adam. Saat ini Adam berdiri di sana benar-benar telanjang dan mengumumkan sudah waktunya untuk mengeluarkan Addison dari pakaiannya. Dia membantunya berdiri dan mengangkat Addison dengan lengannya yang kuat dan membawanya ke kamarnya. Dengan mengatur punggungnya di atas kakinya, dia memutar Addison dengan punggung menghadapnya dan Adam menarik ritsleting di punggungnyaberpakaian turun dan jatuh ke lantai. Melihat bahwa Addison benar-benar telanjang, dia bersemangat dan dia mulai mencium punggungnya sementara tangannya menjelajahi tubuhnya. Lidahnya juga dieksplorasi, berlari berkeliling, Adam memutar Addison dan terus menjilati dan menciumnya. Dia membaringkannya di tempat tidurnya dan membuka kakinya menahan mereka terbuka oleh pahanya saat jilatan dan ciumannya membuat jalan mereka ke vagina Addison. Dengan lembut Adam menjilati dan mencium di sekitar vaginanya dan kemudian mulai membidiknya, dia menjilati bibir luarnya dan meningkatkan tekanan dengan setiap jilatan, lidahnya mulai menembus dan memasukkannya ke dalam. Adam menggunakan jari-jarinya dan membuka vagina Addison dan jilatannya mulai berjalan di sepanjang bagian dalam vaginanya. Jari-jarinya mulai meluncur ke dalam dirinya saat dia menggapai klitorisnya dan dia menjilatinya dengan lembut pada awalnya dan meningkatkan tekanan dan irama dengan setiap bulu lidahnya. Vagina Addison tersentak dan tubuhnya bergetar hebat saat Adam meningkatkan kecepatan jari-jarinya meluncur masuk dan keluar darinya dan mulai mengisap klitorisnya dengan tekanan. Addison secara naluri menarik Adam dari belakang kepalanya dan mendorongnya lebih dalam ke dalam dirinya saat dia melanjutkan tekanan, dia melengkungkan kepalanya kembali dalam respon tak sadar ketika sensasi orgasme pertamanya dengan seorang pria bergegas di atas tubuhnya dan Addison berteriak “ Ya Tuhan!!”. Itu kuat dan itu membuatnya lemas & lemah untuk beberapa saat saat dia hanya bernapas untuk mendapatkan kembali kekuatannya.

Adam bisa merasakan Addison sangat rentan pada saat ini tetapi dia berdiri dan menggenggam kemaluannya di satu tangan dan memegang salah satu kaki Addison terbuka dengan yang lain. Addison mengucapkan “Tunggu!”, Tetapi dia tidak benar-benar serius dan Adam tidak mendengarkan. Dengan vaginanya basah dengan jus dan air liurnya, Adam mendorong kepala kemaluannya tepat melalui bibir vaginanya dan mendorongnya jauh di dalam dirinya sebagai Addison bisa melakukan apa pun kecuali terkesiap senang. Ayam Adam mengisi vaginanya dalam hitungan detik dan dia memegangnya di sana sambil menahan napas, dia kencang bahkan jika pukasnya dilumasi dengan baik dan itu mengendus di sekitar kemaluannya. Adam perlahan menarik kemaluannya keluar sampai kepalanya hampir keluar dari tubuhnya dan mendorongnya kembali lagi membuat Addison huff terdengar lagi. Dia melanjutkan ini beberapa kali, setiap kali Addison mengeluarkan desahan atau rengekan dengan penetrasi. Adam kemudian meraih kedua kaki Addison dari belakang paha bawahnya, membentangkannya lebar-lebar dan mulai berirama dan rajin menidurinya. Ayam jantannya meluncur masuk dan keluar dengan sapuan lebar saat pinggulnya menampar bagian bawah Addison dan seluruh tubuhnya bergoyang dengan dorongnya.

“Vaginamu terasa sangat bagus, Addison,” kata Adam ketika dia menidurinya. Addison tidak pernah diberitahu ini juga tidak pernah ada pria yang berbicara dengannya saat dia sedang kacau, itu berbeda dan menarik baginya.

“Tuhan, kemaluanmu terasa sangat baik” dia memutuskan untuk menjawab, kata-katanya mengalir keluar, seolah dia tidak bisa mengendalikan pidatonya. Ini hanya membuat Adam menidurinya lebih keras dan Addison mengerang senang dengan tanggapannya. “Sialan aku Adam, bercinta vaginaku!” Dia kehilangan kontrol dan penghambatannya pada saat yang sama. Jika dia merasa malu, itu dengan cepat larut dengan pukulan keras Adam. Addison mengingat kisah-kisah Sharon tentang betapa bagusnya bercinta dengan gaya doggie. Dia menggambarkan cara ayam akan merasa berbeda dalam posisi ini dan betapa menyenangkannya itu.

“Aku ingin kau bercinta denganku Adam gaya doggie” Addison memohon Adam. Dia senang untuk membantu dan cepat memposisikannya di tempat tidur di lututnya dan minta dia berbaring bagian atas tubuhnya di tempat tidur. Adam meraih pipi pantat Addison dan membentangkannya terbuka dan dengan keras penisnya, dia dengan mudah menyelipkannya kembali ke dalam dirinya bahkan tanpa menggenggamnya. Dengan memegang erat-erat keledai Addison, Adam melanjutkan dorongan kuatnya ke dalam dirinya dan menyemprotkan vaginanya dengan gerakan cepat yang panjang. Pinggul Adam memukul pantat Addison dan suara tamparan itu nyaring saat erangan kegembiraan mereka. Dengan kepala tergeletak di sampingnya, lengan Addison tersebar dengan pegangan yang erat dari sprei di masing-masing tangan; Giginya sudah dikocok, tidak dalam kesakitan, tetapi kenikmatan intens dengan Adam secara agresif memukul vaginanya dengan dorongan jantannya. Dia belum pernah bercinta selama ini dan ini agresif. Adam sudah mengalahkan Eric terlama sialan 30 menit yang lalu dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat atau bahkan mendekati cumming, tapi Addison mulai luntur dan Adam bisa merasakannya dan memutuskan untuk mengganti persneling. Dia meletakkan Addison di sisinya dan mengangkangnya dari belakang, menyelipkan kembali kemaluannya ke dalam dirinya dan memulai langkah yang lebih lambat tetapi tetap stabil dari vaginanya. Adam melingkarkan tangannya di sekelilingnya dan menggenggam payudaranya di tangannya. Adam mencium lehernya dan wajahnya saat penisnya terus meluncur masuk dan keluar dari dirinya. Adam menurunkan tangannya dan mulai menggosok klitorisnya dengan jari-jarinya; ini adalah sensasi yang membuat Addison gila dengan kesenangan. Dengan kemaluannya mengisi tubuhnya dan jari-jarinya memijat klitorisnya, Addison bisa merasakan orgasme intens lainnya yang membangun di dalam dirinya. Adam merasakan ini dan mengatakan kepada Addison bahwa dia akan mengikutinya saat dia mempercepat langkahnya. Saat Addison berteriak dalam orgasme lain, dia bisa merasakan Adam mengisi vaginanya dengan cum-nya. Addison berpikir itu sudah berakhir, mengingat bagaimana ketika Eric akan jatuh, dia akan berguling untuk tidur atau mandi, tetapi untuk keheranan dan keterkejutannya, Adam terus bercinta. Vagina nya diisi dengan ayam keras dan cum adalah sesuatu yang tidak pernah dirasakan Addison. Dia bisa merasakan air mani tumpah keluar saat dia menarik diri darinya, untuk mengejutkannya Adam masih keras dan bersedia. Adam berbaring telentang dengan kemaluannya luar biasa masih keras dan lengket lurus ke atas. Addison sangat letih tetapi melihat pemandangannya masih bersemangat dan ingin lebih memberi hidupnya yang baru dan dia memanjatinya. Dia merasa dia menginginkan satu lagi orgasme, dan tahu dia mungkin harus melakukan pekerjaan untuk mewujudkannya. Saat Addison meluncur di atas kemaluannya, Adam menangani payudara Addison dan mulai mengisap putingnya. Lebih cepat dan lebih cepat dia nongol di atas kemaluannya, dia pikir itu benar-benar luar biasa bagaimana dia masih bisa mempertahankan ereksi tapi karena dia masih bisa melakukan dia menganggapnya sebagai tantangan untuk memenuhi staminanya juga. Adam mengambil kesempatan untuk menghargai tubuh Addison yang lentur dengan tangannya, mengelus, merasakan, dan meremas payudaranya, pinggul, dan pantatnya. Dia selalu bangga dengan fakta bahwa dia berkembang menjadi seorang wanita yang tegap, bertubuh tegap dan Adam tentu menikmati tubuhnya dengan tangannya. Addison mulai memompa lebih cepat ke atas dan ke bawah pada penis Adam, dia akan menjerit dan mengerang gembira dan Adam juga vokal. Dia mulai merasakan kemaluannya berdenyut dan berdenyut lagi dan dia mengisi vaginanya lagi dengan cairan panas dari air mani.

Lelah, Addison merosot dari Adam hampir setengah sadar dan secara fisik lelah. Adam hanya bisa berbaring di sana sambil menarik napas, keduanya dihabiskan tetapi di dunia euforia yang tinggi. Adam memegang Addison di lengannya dan mulai tertidur; Addison segera mengikuti, tetapi pikirannya berpacu dengan kesedihan dari peristiwa yang baru terjadi satu setengah jam terakhir. Dia akhirnya tidak memiliki satu tapi dua orgasme yang luar biasa dengan salah satu pria terseksi yang pernah dia temui dan pertemuan seksual pertama yang nyata akhirnya datang. Saat dia tidur dia merasa sangat puas, tetapi Addison menginginkan lebih banyak. Sedikit yang dia tahu ini hanyalah awal dari petualangan seksualnya. Demikianlah cerita panas dewasa Bebasnya Pergaulan Addison oleh ceritasexhot.net

Aku Threesome dengan dua pria, Update 2023

Aku Threesome dengan dua pria

Cerita Mesum Bokep – Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya ’gaul abis’. Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak. dan kesucianku direnggut mereka. Aku digilir ngentot sama mereka. Ahhhh….. Inilah awal dari kisah dewasa ku

Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya.

Sementara aku, Andri dan Toni masih ’jomblo’. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak lebih dari sekedar teman.

Acara ke Puncak kami mulai dengan ’hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana.

Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap.

Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

Baca Juga Cerita Sex ABG : Aku Di entot Guruku Sendiri Karena Payudaraku 36B

Adegan ciuman itu bertambah ’panas’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.

Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan.

Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka.

“Jangan To” tolak Andra.

“Kenapa sayang” tanya Vito.

“Aku belum pernah.. gituan”

“Makanya dicoba sayang” bujuk Vito.

“Takut To” Andra beralasan.

“Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk

“Tapi To”

“Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”

“Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan.

“Janji” Vito meyakinkan Andra.

Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra.

Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.

“Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too”

Aku Threesome dengan dua pria

Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra.

Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka.

Baca Juga Cerita Bokep Hot : Sensual Seksku yang penuh pesona

Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan To, katanya cuma cium aja” sergah Andra.

“Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.

“Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.

“Nikmatin aja An”

“Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah

“Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi”

“He eh To.. eesshh”

“Enak An..?”

“Ehh.. enaakk To”

Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan ’live’ seperti itu.

Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.

“Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.

“Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang mendengarnya.

Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.

“Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau.

“Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh”

“Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.

Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Vito tahu Andra sudah pada situasi ’point of no return’, ia merebahkan badannya menindih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra.

“Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra.

“Stop.. stop To”

“Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.

“Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin”

Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Andra.

Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.

“Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.

Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.

“Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.

“Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.

“Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat ’life show’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra.

“Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.

“Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya”

“Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”

“Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh”

“Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.

“Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.

“Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra.

Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.

“Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra.

Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke villa.

Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan ’live show’ yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap ’segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.

Baca Juga Cerita Sex Panas : Aku Berselingkuh dan Memperkosa Pembantu

“Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susi.

“Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang”

“Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt”

“Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”

Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.

“Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin.

“Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”

Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.

“Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin.

Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.

Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ’live show’ bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.

“Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.

“Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susi terkejut.

“Iya Si.. balik lagi.. perut mules”

“Aku suruh Kelvin beli obat ya”

“Ngga usah Si.. udah baikan kok”

“Yakin Ver?”

“Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku.

“Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.

“Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.

“Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.

“Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.

Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.

“Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil meremas pundakku.

Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.

“Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.

Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ’geboy’ saja kadang aku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.

“Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.

Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ’wow’ kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding.

Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.

“Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.

Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.

“Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.

“Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ’jaim’.

“Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.

“Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.

“Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ’live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.

Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku menggelegak sejadi-jadinya.

“Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.

Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.

Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”

“Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.

Mendengar kata ’lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.

“Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

Toni dan Andri menyudahi ’hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuhku sebagai ’hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.

Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

“Jilat.. Ver” perintahnya tegas.

Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatanku.

“Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.

“Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.

Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.

“Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.

Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.

“Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.

“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”

Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..

“Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.

“Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.

“Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.

“Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.

Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.

“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.

“Teruss.. Tonn.. aakkhh”

Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.

“Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.

Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

“Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.

Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.

“Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.

Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.

“Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.

“He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”

“Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.

“Ooohh.. Tonn.. ngghh”

Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.

“Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.

“Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingaku.

Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.

“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.

“Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.

“Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluanku.

Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.

“Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.

Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.

Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.

“Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.

Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.

“Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.

“Ooohh.. enak Ver.. isep terus”

Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

“Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.

Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.

“Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ’doggy’ dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.

“Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”

“Enak banget Drii.. aahh.. oohh”

Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.

“Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.

“Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.

Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.

“Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.

Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

“Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.

“Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.

Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.

“Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.

Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari ’istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjadi-jadi.

“Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.

Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.

“Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”

“Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”

Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas.

Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ’dijarah’ oleh dua atau tiga pria sekaligus.  Demikianlah cerita sex skandal Aku Threesome dengann dua pria oleh ceritasexhot.net

Gadis PKL Bergairah Seks, Update 2023

Gadis PKL Bergairah Seks

Cerita Bokep Seks  – Cerita Sex ini adalah benar-benar kisah nyata yang sampai sekarang tidak pernah saya lupakan. Peristiwa ini terjadi sekitar bulan September dan yang merupakan pengalaman pertama saat keperjakaan saya hilang. Inilah kisah mesum saya.

Pembaca Cerita Dewasa Sebelumnya, saya perkenalkan diri, waktu itu saya ber usia 27 tahun, masih single lah, bukannya tidak laku lho tetapi memang saya masih ingin bebas. Kata orang, wajah saya cukup ganteng dengan badan atletis. Bekerja di suatu instansi pemerintah di kota Surabaya.

Bekerja pada Bagian Sekretariat yang mengurusi surat-surat masuk dan mencatat segala keperluan dinas atasan ( sektretaris), juga mengetik surat-surat, karena memang saya cukup terampil dalam penggunaan komputer yang terkadang memberi pelajaran mengenai pengoperasian komputer di luar kantor.

Seperti biasanya, suatu instansi pemerintah selalu ada siswa-siswi yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang memang merupakan bagian dari kurikulum yang harus dijalani oleh setiap murid.

Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain, tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.

“Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah.

“Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya.

“Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?”

“Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.

“Saya dari SMK X pak.. dan ini surat permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat permohonan kepada saya.

Baca Juga Cerita Hot Seks Terbaru : Calon Sekretaris Haus Sex

Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.

“Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar.

“Nama saya Devi Pak, yang ini Desy dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya diberikan ketrampilan komputer.

Gadis PKL Bergairah Seks

Si Devi memiliki postur tubuh yang agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang hampir rata dengan dadanya. Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta payudara yang montok, ukuran dadanya 34B.

Wah.. pikiran saya jadi kotor nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan bersih.

“Begini ya adik-adik, kebetulan di sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan saya dulu..”, kata saya,

“Nanti, seminggu lagi, tolong adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang.

Saya menghadap atasan yang kebetulan sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D (datang, duduk, diam dan duit). Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus mereka kerjakan nanti.

“Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya.

“Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu.

“Maksud Bapak?”

“Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”

“Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.

“Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.

Memang, walaupun dia atasan saya tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan rahasia kami berdua.

Seminggu kemudian, mereka bertiga kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.

Memang sudah saya rancang sedemikian rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah itu saya kembali ke ruangan.

“Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali.

“Kamu duduk di depan komputer dan tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa lembar kertas kerja pada nya.

“Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.

“Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.”

Saya mulai memberi arahan sedikit tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati. Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit.

Nampak sekali kelihatan belahan payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati keindahan tubuh anak SMK ini.

Di hari pertama ini, saya hanya bisa bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan. Terkadang saya suka mengarahkan ke cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu.

Selama itu, saya juga berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.

Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5 hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.

Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi, tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya yang putih mulus.

“Gini aja Sus, kebetulan hari ini kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.

“Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih,

“Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.”

“Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”

“Kan Bapak lagi dinas ke luar kota, lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara pahanya.

Benda pusaka saya sudah tegang sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.

Baca Juga Cerita Sex Panas : Birahi Seks Terpendam Teh Tita

Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.

“Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.”

“Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.

Lalu kami berdua tertawa, sepertinya dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya.

Agar Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai langkah awal dengan melihat-lihat berita.

“Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.

“Tahu sih dari teman-teman, tetapi saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.” katanya malu-malu.

“Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia diam saja sambil tertawa malu-malu.

“Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.

“Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.”

“Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.”

Saya mulai membuka cerita porno, Susy mulai membacanya dengan penuh perhatian.

Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya. Sengaja saya lakukan dengan perlahan untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin mengambil kesempatan.

Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja. Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang. Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar porno.

“Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”.

“Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing.

“Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.

“Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.

“Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.”

“Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”, katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja dan kamipun berdua tertawa.

Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer

Saya mulai memutarnya dan beberapa saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang negro. Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi duduknya mulai sudah tidak tenang.

“Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya

“Belum pernah Mas, cuma gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar. Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.

“Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.

“Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir

“Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.

Secara perlahan-lahan tangan saya mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan saya taruh di atas pahasaya. Matanya tetap tertuju pada adegan film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar lebih nafsu menontonnya.

Terdengar suara rintihan dan erangan dari di wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum batang kemaluan si Bule. Kini Susy semakin tidak tenang duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan.

Tangan Susy tetap berada di atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya, terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika lehernya saya raba.

“Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.

Saya tetap tidak peduli karena dia juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya.

Tangan kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.

“Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.

“Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.

“Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.”

“Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu.

Adegan film berganti cerita di mana seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang dijilati oleh lelaki lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan tangan saya.

“Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku memancing.

Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi parfum yang di pakainya.

“Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya.

Baca Juga Cerita Mesum Terbaru : Aku Threesome dengan dua pria

“Terus terang, aku sih terangsang, ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan dia hanya tertawa kecil.

“Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.

Melihat situasi ini, tangan saya mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat dan pahanya agak merenggang sedikit.

“Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang sandaran kursi.

Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang gurunya di ruangan kelas

Saya yang sudah tidak tahan lagi, tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin meremas-meremas payudara sebelah kanannya.

“Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.

Badan Susy makin menggelinjang dan dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis.

Turun ke leher terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya. Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.

“Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh.. jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya menahan birahi yang bergejolak.

Dadanya semakin bergetar dan membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas. Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras. Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang ketika saya pegang ternyata sudah basah.

“Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”

Kepala Susy mendongak menahan birahi yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy.

Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada langit-langit bibirnya. Semakin tidak menentu saja getaran badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.

“Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap. Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan, terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya.

Hal ini membuat susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari ciuman saya.

“Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini.” sepertinya dia sadar akan perbuatannya.

Dia menutupi payudaranya dengan seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan meraba-raba tubuhnya.

Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang sudah sampai ke ubun-ubun.

“Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu.”

“Tapi bukan seperti ini caranya.”

“Bukannya kamu juga menikmati Sus?”

“Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!”

“Percaya deh, Mas tidak akan berbuat ke arah sana.” Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum. Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat tubuh Susy.

“Maass, Susy mau dibawa kemana?” dia berpegangan pada pundak saya.

Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.

“Kita duduk di sofa saja.” Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.

“Sus kamu cantik sekali..” rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.

“Boleh saya mencium bibir kamu..?” dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.

“Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”

“Iya saya janji” Susy terdiam lalu matanya terpejam.

Dengan spontan saya dekati wajahnya lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu saya cium bibirnya,ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke dalam rongga mulutnya.

Birahinya mulai bangkit lagi. Susy membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh.

Setelah saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.

“Aaahh.. Mass teruuss..” desahnya. Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.

“Aaahh.. aahh.. mmhh..” saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.

Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.

“Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass.” Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.

Kemaluan saya terasa tegang sekali dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati payudaranya sebelah kanan.

“Maass Bimoo..” Susy berteriak keenakan.

Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.

“Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk.”

Nampak putingnya semakin memerah. Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang kehausan, saya menyedotputingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam yang sudah basah. Awalnya dia bilang

“Oouhh Maass jangaann..” tetapi kemuidan,

“Oouughh Maass terruuss..” Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.

“Mmmhh..” mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.

Tangan saya terus menekan-nekan kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas payudaranya, sedangkan tangan kiri,saya masukkan jari telunjuk ke sela-sela celana dalamnya.

“Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh..” Susy terus mendesah-desah.

Tangannya meremas-remas sofa. Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas sendiri kemaluan saya.

“Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus..” walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali. Jari tangan kiri saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.

Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.

“Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”

Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.

“Maass.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.

Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.

“Mas.. Susy sayang kamu.”

“Saya juga sayang kamu Sus”

Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa tanda merah bekas saya hisap.

“Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah..” dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.

“Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi.” kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.

“Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?” tanyanya tiba-tiba.

Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.

“Kamu pengen punyaku keluar air mani?” tanyaku.

“Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?”

Tanpa pikir panjang, langsung saja saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya lumayan besar, besar dan panjang sekitar 18 cm. Susy langsung terbelalak matanya melihat senjata saya yang ingin menagih kenikmatan yang ditunggu-tunggu.

“Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas..”

Saya raih tangan Susy dan saya suruh dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena baru sekali melihat langsung dan memegang burung laki-laki.

“Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh..”

Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.

“Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh..”

“Sus, cium dong punyaku” pinta saya.

Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.

“Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus..” pinta saya lagi.

“Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”

Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,

“Ahh Maass..”

Ketika dia membuka mulutnya, langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya keluar masukkan batang kejantanan saya.

“Mmmhh.. mmhh..” Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli, justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.

“Aaahh.. Sus kamu pintar sus.. terus ah.. enaak..”

Saya yang juga baru pertama kali berbuat seperti itu, sebenarnya sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya memegang pantat saya.

Cepat sekali dia belajar. Saya membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil mengangkat pahanya. Segera saya buka resleting roknya dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang tertutup CD, sudah basah.

“Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang. Saya tarik roknya ke bawah sehingga tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat bibirnya dan dia pun membalas.

Tangannya kirinya tetap memegang batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya. Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.

“Aaahh Maass.. oughh.. ohh..” dia terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan. Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.

“Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh..” desahnya.

Tangan Susy meremas-remas burung saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangya Susy.

Segera saya buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya. Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan hisap kelentitnya.

“Aaagghh Maass oouhh.. oughh..” kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, begitu juga dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna merah.

“Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass.. oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak ke atas dan bergetar keras.

“Aaahh..” Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.

Saya hisap semua cairan yang keluar dari lubang vaginanya.

Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.

“Mas.. jangan maass, Susy masih perawan.” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.

“Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan.”

“Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..”

“Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan.”

Segera saya basahi batang kemaluan saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.

“Achh Mass sakit..” tampak wajahnya menahan sakit

“Pelan-pelan Mas, sakit!” segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya. Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.

“Akhh.. Maass.. pelan-pelan.” tangannya memegang sofa dengan kuat.

“Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak.”

Kemudian saya lumat bibir Susy, dan dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.

“Achh.. Mass Bimo, sakit!”

Saya tidak peduli dengan teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan, “Bless..” torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di lubang kemaluannya.

kepala Susy mendongak ke atas menahan sakit, Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.

“Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan Mas.” saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi. Semakin dia berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan dan saya masukkan lagi dan seterusnya.

“Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh..”

Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi. Semakin lama, saya percepat goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.

“Ohh Sus.. kamu cantiik Sus..”

“Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga kuat Mass.. aghh..” pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat saya yang naik turun. Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan segera klimaks.

“Maass.. oougghh Mass, Susy ngga tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!” Susy berteriak histeris sambil tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan keluarlah air mani saya menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.

“Ooughh Sus saya keluaarr, oohh.. creet.. crreet.. creett..” sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh saya bergetar dan berguncang hebat.

Tangan Susy mencengkeram erat pundak saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya. Banyak sekali cairan yang keluar.

Mata Susy terpejam merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan pasrah. Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam kemaluannya.

Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak Susy menitikkan air mata.

“Mas.. kenapa kita melakukan ini, Susy sudah tidak perawan lagi..” dia terus mengeluarkan air mata. Saya terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya. Saya seka air matanya sambil mencoba menenangkannya.

“Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus.”

“Mas, peluk Susy Mas..” segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya. Tubuh kami masih bugil,

“Susy sayang Mas bimo”

“Saya juga sayang kamu” jawab saya.

Setelah itu dia tersenyum, tetapi air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.

“Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!”

“Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua.”

Setelah semua rapih, kami kembali berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama, teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.

Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk,

“Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,

“Selamat pagi sayang”

Saya hampiri dia dan kecup keningnya lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini. Susy masih PKL 2 minggu lagi.

Perbuatan kami kemarin bukan membuat kami insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang pernah kami lihat di film BF.

Terkadang Susy saya suruh membolos dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi hingga sore. Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang.

Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2 minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan kami tetap berlanjut hingga akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya. Demikianlah cerita seks dewasa Gadis PKL Bergairah Seks oleh ceritasexhot.net

Mau Dong Diperkosa, Update 2023

Mau Dong Diperkosa

Cerita Bokep Terkini – Pengalaman ini terjadi sekitar 15 tahun yang lalu. Saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar tapi agak bokep hehe maklum masih remaja labil…, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Budi. Inilah awal dari cerita sex ku.

Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup .

baik. Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.

Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota.

Baca Juga Cerita Mesum hot : Linda Tersenyum Puas Sambil Nungging Masih Di Hantam Rudy Dari Belakang

Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana. Sekalian liburan kata kami. Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar.

“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku. “Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Nova. “Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..” kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.

Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B.

Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda. Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya. Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya.

Senyumnya manis sekali. Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik? Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.

Jenni : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.” Nova : “Kita main kartu aja yuk” Budi : “Memangnya bawa?” Nova : “Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja.

Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.

Nova : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?” Budi : “Maksud kamu, Nov?” Nova : “Strip poker!!” “Gila kamu, Nov!” Nova : “Kaga berani?” Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.

Jenni : “Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!” Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.

Nova : “Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.

Budi : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”

Nova : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?” Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.

Budi : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?”

Mau Dong Diperkosa

Nova : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua setuju. Budi : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?”

Nova : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!” Jenni: “Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” Nova : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”

Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni. BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa bersama. Nova : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma punya 3 modal.” Budi : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?”

Nova : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!” Budi : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!” Nova : “Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?” Jenni : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!” Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”

Baca Juga Cerita Panas : Gadis PKL Bergairah Seks

Nova : “Ih kamu, Bud…. Mau dong!!” Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!” Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak. Nova : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!” Jenni : “Wah saya juga mau hisap titit Budi!” Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova. Nova :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?” Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.

Budi : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata. Nova : “Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera. Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.

Jenni : “Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.” Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat. Nova : “Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!”

Budi : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!” Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya. Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.

“Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku. Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit. Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku. Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin. Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku. Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah.

Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova. Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini. Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.

Nova semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Bud” “Terus Bud… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud..” “Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” “Iya, Bud… Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.

“Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!” “Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih” Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova. Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah? “Nov, udah masuk belom sih?” Nova yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.” “Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu.” “Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.” “Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.

“Wah.. Nova… kayaknya titit gue dah masuk semua nih” “Iya.. Bud…” sambil menahan sakit “diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova. Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya. “Pelan-pelan yah Bud… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu” Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?” Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.

“Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!” “Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku. Nova pun semakin mendesah menggila. “Ahhh… Ohhh…Ahhh…Ohhh…Bud.. gue mau sampe lagi nih” “Barengan Nov.. gue juga mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi. “Ayo.. Bud… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova. Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova. Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut. Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan- hisapan Jenni. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali. “Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”

“Iya, Jen.” Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku. “Enak banget, Jen” Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d. Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan tititku ke vaginanya. “Bud, jangan dimasukkin yah!” “Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih” “Jangan Bud… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.

“Ah… iya Bud.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya. Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni. “OOhhhh… AHhhhh..enak Bud… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.”

Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali. Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jenni cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni. Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan. Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova. Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova. Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.

Baca Juga Cerita Hot Seks Terbaru : Calon Sekretaris Haus Sex

Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat.. Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova. Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya. Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.

“Hisap Bud! Biar lu tambah seru!” Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat. “Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Nova pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku. “Bud enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni. “Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova” “Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu” timpal Nova.

Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku. ****** Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk. Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.

“Eh.. Rika” Nova panik “Bokap Nyokap lu mana?” “Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.” “Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.” “Memangnya kenapa Nov? Eh… lu kok kaga pake BH?” “Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?” “Gue kasih perawan gue ke Budi!!” “Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!” “Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja.” “Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?” “Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak.” “Hahahaha…bener juga lu!” “Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.” “Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.”

Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa. Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior. “Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak? “mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya. “Hahahaha” Nova tertawa geli. “Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku. “Eh.. Rika… baru sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Jenni memang luar biasa.

Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu. “Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?” “Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha..” “Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Rika. Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi. Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.

Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas. Pentil yang bagus dan segera kulumat. “Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud….aahhh.. ahhh..” Rika meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika. Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat. Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.

Tapi Jenni punya lebih wangi. Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain. “ Ohh…oohhh… enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..” “Suruh Budi ngentotin elu, Rik… Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho” Nova menghangatkan suasana.

“Iya Bud.. masukin dong buruan.” “Yakin lu, Rik?” Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok. “Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis. “Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah. Rika menitikkan air mata menahan sakit. “Lanjut Rik?” “Iya Bud.

Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue” Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar… masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah. “Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Rika semakin larut dalam kenikmatan. “Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!” Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang. “Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot..” “Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku. Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan.

Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang, “Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu.” dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra. Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja.

Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** Epilog: Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.

Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin. Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Jenni akhirnya menjadi isteriku.

Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika. Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya. Demikianlah Cerita Bokep Hot Mau Dong Diperkosa oleh ceritasexhot.net

Cerita Sex Bu Elnawati dan Kakaknya, Update 2023

Cerita Sex Bu Elnawati dan Kakaknya

Cerita Sex Terkini – kenikmatan seks semalam membuat Pagi ini bener2 susah di gambarkan hingga terlelap dalam keadaan tanpa busana sedangkan wanitaku ini masih asik mengelus2 dadaku,saat terbangun rasa2 tak percaya karna yang ku alami pagi ini lebih indah dari mimpi2 yang ada…bener kata salah satu host di acara2 reality show,”ketika seseorang jatuh cinta,realita lebih indah dari mimpi” hahahaha… inilah awal dari semua cerita mesum ku.

ku lihat jam dinding udah menunjukan jam 11 hanya menggunakan boxer ketat pemancing ibu2 ini aku mencari2 kemana nih bidadari yang memberikan kenikmatan pagi tadi,ternyata beliau sedang asik dengan acara gosip pagi ini yang ga jelas apa ceritanya…dari belakang kulingkarkan tangan ku di leher nya dan mngececup mesra ubun dan pundaknya…

“terima kasih cintaku” kata2 itu yang bisa kuungkapkan…dengan wajah tersipu malu buk el membalas mencium pipiku

“ga malu apa ngomong cinta ama emak2,hahahha”

pagi menjelang siang itu aku menemaninya menonton acara gosip yang akupun tak tau siapa yang di bicarakan host nya ini,aku bersandar pada pinggiran tangan sofa setengah tiduran sedangkan buk el bersandar pada dadaku…mulai dari bahu hingga punggung tangannya tak hentinya2 ku elus,dan sesekali menciumi tepian bibir buk el…ya aku suka baunya,satu jam sudah buk el bangkit dari pelukanku.

“ibuk cuci piring dlu dika”…dengan menengadahkan kepalanya,serta merta kusambut dengan gigitan lembut pada bibir tebalnya itu…memang benar laki2 ini syahwat nya ga mesti ada angin dan hujan…kapan saja bisa bangkit karna memang seperti itulah kodrat nya…baru saja sekitar 5 menitan di tinggal buk el dan lagi asik merokok dan tiduran di sofa nafsu ini bangkit lagi…aku berjalan ke arah dapur..

punggung sampai pantat wanita ku ini jadi santapan mataku lagi…perlahan ku berjalan mendekati,dia menoleh dan sadar akan kedatangan ku…tangan ku melingkar di pinggangnya dan satu lg menyibak an rambutnya ke samping…kepala ku bertengger di bahu wanita setengah baya ini…

Baca Juga Cerita Panas : Aku Jadi Pengantin Muridku

“issshhh baru juga ditinggal sebentar kok datang2 ada yg mancung ya hihihihi”

“abis keinget terus ama pantat semok ini sih,apalagi bau yang keluar dari sana hhhmmmmmffff ga bisa dika lupain”

“kok pantat bau gtu mau dika ciumin,ga kebauan apa”

tanpa menjawab pertanyaan nya tangan ku mencoba menurunkan rok kembang yang digunakannya buk el membantu dengan sedikit menyunggingkan pantatnya ke belakang…daging besar dengan sejuta kenikmatan yang tersimpan itu kembali menyuguhkan keindahan nya…

“buuukkkk,mulai besok klo ada dika jangan pake rok lagi mau ga”…dengan suara ku buat merayunya,seperti anak kecil yang merayu ibunya minta di belikan mainan.

Cerita Sex Bu Elnawati dan Kakaknya

“ibuk kan malu dika,celana dalam ibu jelek2 semua”

“dika kan ga mau sama celana dalam nya,tapi sama isi dalamannya hihihi” sambil ku cium telinganya..

“hhhhmmmmm iya deh buat uda awak yang gagah ko apo se di agiah ma (iya deh buat uda ku ini yang gagah apa saja pasti di turuti)”

tanpa membuka celana dalam nya posisi kepala ku sudah sejajar dengan pantat semok idamanku ini…ku ciumi dari luar celana dalamnya pinggiran nya paha belakangnya aku menghirup dalam setiap sensai dari bau yang ada di sana…sssssssshhhhhhh hhhmmmmmmfffff ibuk mulai merasakannya paha nya sedikit di renggangkan…perlahan kusingkapkan pinggiran celana dalam nya itu hingga menampakkan belahan pantat yang paling ku suka bau nya…buk el paham dengan keinginanku siku nya di tempelkan ke bak cuci piring dan pantatnya semakin mendorong ke belakang…mulai dari bagian atas belahan nya hidung ku turun perlahan kebawah sambil menghirup aromanya…jempolku perlahan membuka lipatan itu hmmmmm baunya langsung menusuk hidungku…bau khas dari lubang pantat buk el….kudorong hidungku hingga mencapai lubangnya ku ingin selalu menciumi bau ini pikirku…akkkkkhhhhhhh buk el mendesah sedikit keras…setelah puas lidah ku kembali menjilati dan menari di sana sesekali ku hisap lobang pantat itu buk el gemetaran menerima serangan lidahku tangan nya berusaha menggapai kepala ku tapi tak kunjung dapat…

akkkkkhhhh ssssssshhhhh ondehh dikkaaaa taruiihh nakkkhhhh taruihhhhh…lamak bannhhaaa rasonyhooooo… jilekan taruih lubang lancirik el tu udaaaaaa aaakkkkkkkhhhhh (akkkkhhhh ssssshhhh ondeh dikaaaa teruuussshhh naaaakkkhhh teruuussshhhh…enak beneerr rasanyaaa…jilatin terus lobang pantat el tu udaaaa aaakkkkhhh)dia mulai memanggil ku dengan uda bertambah semangatlah lidah ini menari di sana…ku angkar sedikit kepala ku..

“bia dika jilekan tiok hari lubang lancirik ko…

dika suko bana jo baunnyo…ndak ka pueh2 dika mambaunan jo manjileknyo do el…(biar dika jilatin tiap hari lubang pantat ini…dika suka sekali baunya..ga bakalan puas dika menciumi ama menjilati nya el) akupun mengubah ibu menjadi sebutan namanya…

“aaakkkkhhh ssshhhh iyo udaaa…lubang itu punyo uda sadonyo di badan el kini untuak udhhhaaa akkkkhhhhh lamakkkk nyooooo….(akkkkhhhh sshshhhhh iya udaa…lobang itu punya uda semuanya di badan el sekarang milik uddhhhaaaa akkkkhhhh enakkk nyaaaa) pantat nya menjadi liar tak karuan…

20 menitan lidahku menari di sana…ku berbaring di bawah pantatnya dan kedua tangan ku menarik pantat nya kebawah…sekarang posisi ku tertidur di lantai dapur dan buk el dengan posisi mengangkangi kepala ku…bau dari sisa air liur ku dan bau dari meqinya buk el terasa keras di hidungku…buk el sedikit binggung mungkin cara ini tak pernah dia lakukan dan dalam adat kami perempuan mengangkangi kepala laki2 seperti ini masih aneh…walau dalam posisi bercinta sekalipun…jengger hitam itu dan lobang nya yang sedikit menganga kunikmati terlebih dahulu…

ku raba halus dengan hidungku dan kubenamkan sedalam dalamnya…buk el dengan kedua tangannya langsung memegang rambutku dan meremas nya…akkkkhhhh enaknyaaa…ku jilati jengger ayam kehitaman itu sesekali lidahku menerobos liang kenikmatannya bunyi dari hisapanku terdengar sangat merdu..buk semakin kewalahan tak hanya diam pantat nya maju mundur menikmati sensasi yang baru di rasakannya ini…mukaku habis belepotan air liurku sendiri karna meqi nya menyusuri seluruh wajahku…akkkhhhh ondeeehh mandeeeee lamaaakkk…

Baca Juga Cerita Dewasa : Aku Dihamili Anak Tetangga

teruuusssshhh uda hebaaat manjilek an ipam elll…akkkkkhhhh (terussshhh uda hebaat menjilati meqi elll…akkkkhhhh) remasan di rambutku semakin keras pantat nya tak mau diam…tapi jilatan kupun tak mau kalah…aku tak mau wanitaku ini orgasme sekarang..ku hentikan jilatan ini…posisi buk el kembali ku buat menungging dengan tangan nya memegang pinggiran cucian piring…hmmmmm paha besar ini,pantat semok ini dan wanita bertubuh besar ini sungguh sangat indah dalam posisi ini…otong sudah siap untuk “bekerja” kepalanya ku gesekan ke belahan meqi buk el…agar kepalanya tau inilah lubang yang memberikannya kenikmatan…perlahan kepalanya kudorong…

seperti perkataannya pagi td…agar rasa ketika penis ku memasuki meqi nya semakin nikmat…aaakkkkhhhhh panjangnyhaaaa…kugoyang perlahan hingga sensasi nya benar2 kurasakan..akkkhhhh nikkhhhmaaattthhhh suara buk el sedikit keras tapi aku tak peduli malah semakin menikmatinya…karna dari dapur cukup jauh untuk sampai keluar…

“jan baranti udaa…goyang yang kancanggg…akkkkhhhh akkkhhhh sssshhhh ipam el kalamak an di antak model ikkhhooooo akkkkhh akkkhhhh (jangan berenti uda…goyang yang kencang…akkkhhh akkkkhhhh ssshhhh ipam el keenakan di tusuk seperti innniiii akkkkhhhh akkkkhhhh)keluar masuk penis ku ke dalam ipamnya buk el sangat indah di pandang…ohhh buk el sungguh nikmat tubuhmu wanitaku…akkkkhhhh akkkhhh akupun mulai hilang kendali sekarang kami bukan lagi mendesah seperti setengah berteriak…el ipam el yo sabana lamaaaakk…akkkkhhhh panatat buk el hilang kendali kiri kanan memutar…

sambil mengerang keenakan…goyanganku semakin cepat…bahkan sedikit menghantam…buk el terdorong ke depan tapi desahan nya semakin menjadi jadi..ondeeehhh akkkhhhh…laaaammaaaakkkk godhhoookkk udaaa dikaaaa kooo yo lamaaakkkhhh akkkkhhhh ell nio nembak udhaaa…el nio manembaaakkk akkkkhhhh…yang capek udaaaa akkkkkkhhhh (ondeeehhh akkkkhhhh….lamaaaaakkkkk konthhhtoolll udaaa dikkaaa ennaakkkhhh akkkhhh el mau sampai udhhaa…el mau nembaaakkk akkkhhhh…yang cepat udaaa akkkhhh…)

akupun merasakan hal yang sama kepala penisku terasa sangat geli tulang2ku serasa ngilu semuanya…iyooo ell udaaa nio sampai lo…akkkhh akkkhhh akkhhh pepek el lamaaakkkhhh akkkhhhh…

buk el terpekik sedikit lebih keras akkkkkkkhhhhhhhh uuuuuuggggghhhhhh hhhmmmmmfffff…wanitaku ku ini mencapai puncaknya…di waktu bersamaan penisku menembakan isi nya sekencang2nya…nnngggggghhhhhh..eeeelllllll….akkkkkhhhhh…kami mengerang bersamaan tangan ku meremas keras pinggul wanita berbadan gempal ini…ku benamkan sedalam2nya penisku…beberapa saat kemudia ku tarik penis ku dan menghela nfas panjang..akkkhhh sungguh bener nikmat…buk el sedikit gemetaran waktu akan meluruskan punggung nya…kubalikan dan kupeluk mesra seerat2nya tanganku melingkar di lehernya…peluh kami bersatu badan kami seperti satu..

buk el pun memeluk sangat erat pinggangku…”terima kasih cintaku…istri gelapku…”ucapku ditelinganya…kepalanya semakin terbenam di leherku dengan nafas yang belum teratur…

“iyooo uda,godok uda lamak bana rasonyo..el alah lamo ndak pernah marasoan iko lai…(iyaa uda,kontol uda lamak bana rasonyo..)”kutuntun dia ke kursi dapur dan kuangku tubuh nya yang bertelanjang bulat dalam keadaan masih tanpa busana…sedang asik2 nya menikmati keadaan ini…bagai suara petir suara pak amin berteriak dari depan rumah…

“el…el…kasiko lah sabanta…uda ado paralu…(el…el..kesini sebentar..uda ada perlu..) bagai pencuri yang di tangkap maling…kami dengan sangat buru2 membenahi sisa2 persetubuhan ini…hingga buk el lupa dengan celana dalam cream yang bertali longgar itu

mulai hari itu hampir setiap sore kami saling memuaskan diri…dan mulai saat itu setiap kami berduaan buk el memanggil ku uda…dan setiap ada gw d rumah buk el hanya menggunakan baju u can see yang ku belikan dan celana dalam…karna jika kami sedang tidak bercinta buk el dan aku selalu tidur2an di kamarku atau di sofa ruang tamu…pokok nya mulai hari itu aku dan buk el selalu sama2 ingin nempel satu sama lain..tapi ketika pekerjaan nya sudah beres…memang wanita yang bener2 pinter dalam mengurus rumah dan mengurus si otong hahahaha…aku selalu suka bau aroma keringatnya…sngguh bagai candu buatku…

terkadang kami d kamar buk el asik menonton tv dengan mengangkat tangannya ke atas..aku yang selalu menempel d belakangnya dan asik menciumi ketek nya…sungguh saat itu dunia begitu terasa indah…kami hanya terpisah ketika gw kerja atau waktunya jam tidur…karna jika dia sudah pulang..tidak berapa lama aku yang akan menyusul ke rumahnya…ngobrol2 dengan pak amin…

suatu hari pulang dari bekerja aku sudah membawa beberapa kantong pakaian beberapa untuk pak amin dan terkhusus untuk buk el ku ini…tapi ketika sampai d rumah tidak ada orang…ah mungkin dia sudah pulang…malamnya aku membawakannya ke rumah pak amin…

pak amin sangat senang ku belikan bebrapa potong kemeja batik..dan buk el kubelikan baju daster dan beberapa pakaian lainnya..pak amin tak henti2nya berterima kasih sedang buk el tersenyum sangat senang ku belikan oleh2 begitu…ketika pak amin pamit ke belakang kubisikan kepadanya…

“di rumah ada baju spesial menanti istriku ini…besok dika pulang kerja di pakai ya…dika letak an di lemari kamar…”

“hah spesial..baju apa sih uda,sampai ga di bawa langsung”sambil berbisik kepadaku…

“ada deh pokoknya pasti bagus d badan ibu”

keesokan harinya ketika gw sampai d rumah buk el membukakan pintu dan menggunakan daster sambil tersenyum malu2…ketika pintu di tutup daster itu di buka dan wooooowwww baju yang kubelikan semalam,baju transparan yang hanya sampai setengah pantatnya berwarna unggu…

lengkap dengan celana dalam G-string nya yang berwarna sama dan juga transparant,sebenernya hampir sama tak menggunakan baju karna sangat transparant…aku berdecak kagum tak menyangka bener2 membuat gairah ku meledak…

“ondeh mak..yo sexy bana bini si dika ko pakai iko…(ondeh mak…bener2 sexy istri si dika memakai ini)” buk el hanya malu2 ketika ku ucapkan itu…

dia langsung memeluk ku…

“mokasi banyak yo uda denai…laki denai yang gagah ko…lai rancak el pakai iko da..?”(makasi banyak ya uda denai (saya,aku,gw,ana)…laki denai yang gagah ini..bagus ga el memakai pakaian ini?)

“ndak cuma rancak do el,sexy rancak kamek sadonyo bacampua hahaha..”(ga cuma bagus el,sexy bagus kamek semuanya bercampur hahahha)tangan ku tak henti2nya meremas2 bokong besar dan indah nya itu hmmmmm…hmmmmm hanya itu desahan buk el dan meremas kepala belakang ku…sore itu dengan nafsu mengebu2 kembali ku setubuhi wanita berpantat besar ini dengan menggunakan pakaian barunya itu…

suatu malam lagi asik2 mengobrol bertiga di teras belakangnya rumah pak amin…gw menggunakan singlet dan boxer lapang…karna sudah dekat dengan keluarga ini jadi pak amin jg tak kebertan karna dia jg ga tau klo di balik boxer ini tak ada satupun penutup..

Baca Juga Cerita Mesum Terpanas : Nafsu Seks Gilaku dengan OB (Office Boy)

sedangkan buk el memakai daster selutut dan sepertinya tak menggunakan bra…karna memang kursi pangjangnya tidak terlalu panjang jadi klo duduk bertiga akan saling merapat…jadi aku hanya berdiri di tengah2 pintu antara rumah dan teras belakang nya pak amin di bagian ujung sana dan buk el d ujung arah ke pintu…mungkin karna tak enak pak amin menyarankan duduk…

“ga usah lah pak sempit klo bertiga itu…”dengan berbasa basi…

“gpp dika duduk aja…geser sini dikit buk biar dika bisa duduk”ucap pak amin…

“iya gpp dika duduak aja sini”timpal buk el,sama ibuk nya sendiri kok malu…sini duduk…”jadilah kami bertiga duduk berdempetan di kursi itu…memang dasar otak ku ga beres…

karna dempetan gtu betis ku sengaja sesekali ku gesekan ke kaki buk el…kami seperti tak takut padahal di sebelahnya ada pak amin…karna buk tidak menghindar malah ikut menggesekan betisnya…sedang asik2 mengobrol bertiga tiba2 dari luar terdengar suara panggilan…pak amin…pak amin…permisi pak…

“sepertinya suara pak rt tuh…tunggu sebentar ya dika ujar pak amin…ketika pak amin dan pak rt mengobrol di teras depan..aku langsung memeluk buk el sambil mencium leher nya…hari itu memang panas jadi keringat mengalir di leher nya…ku ciumi dan ku jilati setiap tetes keringatnya..sambil sebelah tanganku meremas2 payudara besar seperti pepaya itu…hmmmmffff ujar buk el..udah dika nanti bapak masuk…

memang setan klo ke jalan yang jelek pasti ngasih jalan…dari samping tempat duduk itu ada sebuah jendela yang tembus hingga ke ruang tamunya dan di kiri kanan teras rumah belakang buk el hanya ladang pak amin dan semak belukar…aku masuk dan menyingkap sedikit tirainya kira2 pas dari teras belakang untuk melihat keruang tamu…ketika kembali kebelakang buk el hanya menggeleng2kan kepala…

“ayoo el nungging…liat ke ruang tamu klo2 pak amin masuk bisikku”

buk el juga sepertinya menginginkan ini…dia mengintip dr jendela ke arah ruang tamu nya…sebelah kakinya ku angkat ke kursi panjang tadi..daster nya dengan sigap ku singgkap..ternyata wanita setengah tua ini tak menggunakan celana dalam juga hahahha…mulai lah aksiku…

ketika ku ciumi lobang pantat nya itu bau nya semakin tajam karna berkeringat…”ibuk ndak mandi tadi sore do uda..jaan lai babaun bana tu mah…akkkkhhhh…(ibuk ga mandi tadi sore dika…jadi itu bau banget….akkkkhhhh)…aku tak peduli malah bau ini semakin membuat ku nafsu…akkkhh…hmmmmfff…buk el menutup mulut dengan tangan nya agar tak kelepasan….semakin ku renggang kan lobang pantat nya dengan jempolku…lidahku menusuk2 lobang tainya itu…akkkkhhhh…..akkkkhhhh…ssshhhhh erengan buk el tertahan pantat nya semakin di maju mundurkan seirama dengan tusukan lidahku…memang pantat ini tak pernah membuatku bosan ucapku dalam hati…

lidahku mengusap panjang pantat besar itu…mulai dari tepian meqinya buk el sampai ujung garis pantat nya…buk el semakin menaikan pantat besarnya itu..hhhmmmfffff..

“lagi uda jilat seperti itu…aakkkhhhh…”ku ulangi beberapa kali..setiap ku ulangi pantat buk el semakin terangkat tinggi…lagi asik2 menjilati buk el terkaget dan menurunkan pantat nya dengan cepat…bruukk..pantatnya tanpa sengaja menekan keras batang hidungku…teryata pak amin masuk dan kami kembali duduk dan agak merenggang seperti tak terjadi apa2…

“dika pak rt minta tolong nganterin dia karna ada urusan,jadi pak amin pergi dlu ya…gpp klo bapak tinggal…?

“jangan lah pak dika pulang jg..lagian udh jam 9…” akupun pamit berbarengan dengan kepergian pak amin dan pak rt…saat ku lihat pak amin sudah menjauh, buru aku berlari lagi ke rumah pak amin…

“buk…buk…buka pintunya ini dika…setngah berbisik…” buk el membukakan pintu…nah lho kok balik lagi..?

tanpa banyak omong aku langsung masuk ke rumah dan menutup dan mengunci pintunya..

“iya ada yang ketinggalan buk,langsung ku peluk tubuh gempal itu,tanpa membuang waktu ku turunkan boxer yang ku pakai…kami saling berciuman dengan liar…

buk el menjulur2kan lidahnya..ku hisap dalam..begitu juga sebaliknya…bibir tebal nya ku hisap…hmmmfff..hhhmmmfff…dasternya ku angkat hingga ke dada buk el…payudara besar itu ku remas2 penuh nafsu…akkhhh..mmmffff…buk el mengerang enak…tangan buk el tak mau diam..dia asik mengocok2 si otong yg sudah keras sedari tadi…

“el kontol dika di kasi ludah biar enak…” buk el meludahkan tangannya dan mulai mengocok si otong lagi..akkkhhh…

“uda…el mau minum air ludah uda…” buk el pun membuka mulutnya…kepalanya sedikit di turunkan..hingga kepala ku jadi lebih tinggi dari mulutnya…ku kumpulkan lalu ku biarkan mengalir turun hingga ludah itu masuk semua ke mulut buk el…hmmmmfff buk el meminum nya dengan nikmat…kami kembali berciuman…karna sadar tak tau kapan pak amin balik aku dengan cepat menarik nya…

ketika akan di rebahkan buk el malah minta aku yg tiduran…buk el mengambil posisi WOT…tak langsung memasukan nya buk el memainkan dan mengesekan kepala kontolku di sekitaran meqi dan lobang pantatnya…akkkkhhhh enaaakkkk…desahku…dan plop…buk el dengan cepat memasukan si otong ke meqi nya…dan langsung menaik turunkan pantatnya dengan cepat dan sedikit kasar..hingga payudara besar itu terombang ambing dengan kencang dan suara peersetubuhan itu terdengar nyaring..plookk…plokk…plokk…

“akkkkhhhh…akkkhhh…shhhhh…lamaak uda…lamaaakk…godok uda sampai ka ujuang paruikkhh ellllhhh..akkkkhhhh…(akkkhhh…akkkhhhh..ssshhh..enak uda…enaaakkk..kontol uda sampai ke ujung perut ellhhh..akkkkhhh)ku angkat sedikit tubuhku dan menarik kepalanya..kini kepalanya tepat di atas ku…sedangkan pantat nya masih terus bergoyang dan sesekali ku bantu dari bawah…akkkhhh…akkkhhh laaammmhhhaakk udhhaaa….nafas nya menerpa wajahku…ohhh nikmatnya…

“el…udah awiiihh…uda nio minum ludah el…akkkhhh..nio minum yang banyak..akkkhh…”(el..uda haus…uda pengen minum lludah el..akkkhhh…mau minum yang banyak..akkkhhh)

buk el hanya membuka mulutnya dan membiarkan ludah nya mengalir deras turun ke arahku…karna dalam kondisi kami saling menggoyang ludah nya tak hanya masuk ke mulutku tapi juga menyiram sebagian wajahku..akkhhh…lai lamak aia ludah el uda…aakkkkhhh shhhh…hhhmmmffff…(enak kah air ludah el uda…akkkhhh sssshhhh…hhmmmmfff)

“lai el..lamak bana…uda sukkhhaaa…” buk el semakin ganas menaikan turunkan pantatnya..suara peraduan kami semakin nyaring di ruangan itu…setelah beberapa lama…

“panek uda…gantian el di bawah yo…”(capek uda…gantian el di bawah ya.) aku pun langsung merubah posisi…dengan sigap ku lebarkan paha besar itu…plop..aku pun menggoyangnya dengan ganas..satu tangan ku bertumpu di sebelah kepalanya..dan satu lg meremas2 payudaranya…aku menggoyang dengan cepat dan saling berciuman…hhhmmmffff hmmmmfff….ssshhhhh…hanya itu suara desahan kami…setelah beberapa menit buk el semakin tak karuan…pantatnya ikut bermain….aku tau ini saatnya wanita ini orgasme…akkkhhh..udaaa….el mau sampaiii…akkkkhhhh..cepat uda..cepaaatthhhhh…tangan nya ikut membantu menekan2 pantatku…akupun begitu…menghantam2 keras liang kenikmatan buk el…

hingga suara peraduan kami seperti alunan musik di ruangan itu…peluh sudah membasahi tubuh kami berdua…dan buk el meremas2 pantatku tak karuan…aku menggoyang begitu keras dan akkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhh…….buk el menggerang keras…akkkkkkhhhhhh kaluuuuuuaaaannyooooooo aaaakkkkkhhhhhh……akupun merasakan hal yg sama….ku tekan sedalam dalamnya…iyyyhhhggggoooo…uda nembhaaaakk lo ellllhhhh…..aakkkkhhhh…kami terkapar bersama dan badan ku masih menindih tubuh gempal nya itu…dan peluh kami seperti habis mandi…hanya beristirahat sebentar aku langsung berdiri dan menggunakan boxer ku..buk el masih berbaring di lantai rumah nya itu…kembali ku tindih dan ku peluk erat…

“tubuh mu sangat2 memuaskan ku el…tubuh mu benar2 memberikan kenikmatan” dan ku kecup dahi mata dan bibir tebal nya itu…aku pun melangkah pulang dengan peluh kenikmatan untuk teman tidurku…ooohhh buk el tubuh mu benar2 memuaskan ku…

aku dan buk el sama2 keranjingan untuk terus bermesraan…seperti tak kenal waktu…malam itu buk el dan pak amin mengingatkan bahwa seminggu lebih lagi acara kawinan anak kakaknya akan di adakan.menjadi sebuah kebiasaan di daerah ku..jika jarak waktu segitu sanak keluarga akan ikut membantu…

tapi pak amin ingin mengajak aku untuk ikut serta membantu…dan buk el menyarankan bagaimana klo aku ikut bersamaan dengan mereka ke sana..kebetulan aku memiliki mobil jadi bisa sekalian…pak amin hanya menyerahkan semuanya kepadaku…hmmmmm ini mah sekali dayung 1,2 perempuan tertiduri pikirku hahahaha…aku ingin sekali mengiyakan ajakan mereka saat itu tapi ya aku harus lapor pada atasan dlu untuk ambil cuti dalam waktu 1 minggu…

puncuk di cinta ulam pun tiba cuti ku di setujui oleh atasan,malam selanjut nya kembali ku beri tahu keluarga pak amin dan buk el klo aku bisa ikut bersama dengan mereka untuk membantu acara keluarga tersebut…buk el tampak kegirangan dengan keputusanku tersebut,terlebih aku yang memang menginginkan moment seperti ini…saat itu hanya bisa membayangkan kedua kakak beradik itu memakai pakaian kebaya yang sudah pasti membungkus sempurna pantat2 bahenol itu…oh iya acara pernikahan keluarga nya buk susi di adakan di tempat mereka tinggal,daerah bersuhu dingin yang hanya berjarak sekitar 2-3 jam dari kotaku…

simbol utama kota ini adalah jam gadang…malam sebelum kami berangkat semua sudah di persiapkan di karenakan tinggal di sana dalam waktu seminggu…tapi ketika membantu buk el dan pak amin menyiapkan barang bawaan nya aku kembali tergoda dengan wanita setengah baya ini ketika melihat tetesan keringat di leher dan lengan nya di tambah aroma khas yang memancar dari tubuh beliau..

membuat nafsu ku kembali mengebu2…aku memikirkan cara melampiaskan nafsu syahwat ku ini..tapi tak kunjung membuahkan ide…akkkhhh berpikirlah…berpikirlah…tetapi setan kali ini tak berpihak padaku tapi otak ku di buat buntu…

“eh dika udah nyiapin bawaannya belom..?kok malah sibuk2 di sini…” ucap buk el seketika…

“belum sih buk,rencana sehabis dari sini baru siap2”

“kok belum sih,ya udah sana buruan biar besok bisa berangkat pagi…takutnya klo berangkat siang kita terkena macet…”

dengan ide2 buntu aku terpaksa pulang dan mempersipkan semuanya…lagi asik2 milih baju untuk di bawa,di pintu depan terdengar suara buk el memanggil…dika…dika…dalam hati ngomong sendiri…biasanya singa yang berburu rusa…tapi sekarang rusanya yang mendekati sang singa…hahahha…dengan sigap ku bukakkan pintu…ternyata buk el si suruh pak amin untuk datang ke sini,mana tau ada yang bisa d bantu…

tanpa membuang waktu tangan wanita bertubuh besar itu ku tarik kedalam…sisa2 peluh nya masih terlihat di dahi dan leher nya…tapi aroma itu tak mau hilang seperti senantiasa menggodaku…ku peluk dan kubenamkan hidung ini di leher beraroma tajam itu…hmmmmmfffff nikmatnya…buk el hanya tersenyum2 kecil sambil mengusap kepala belakangku..leher itu kuciumi dan kujilati hingga aroma peluh di lehernya berganti menjadi bau air liur ku…

ku ajak bimbing tangan nya ke kamar peraduan kami..sesampainya di kamar dengan lembut ku kecup mesra bibir tebal tanpa gincu itu..hmmmfff buk el menutup kedua matanya menikmati ciuman lembut penuh gairah itu…tubuh ini memang sudah terbiasa ku nikati tapi aku tak mau menikmatinya dengan terburu2 setiap persetubuhan ingin ku lakukan dengan selembut mungkin agar semua terasa begitu nikmat…

buk el membuka sedikit mulutnya aroma segar dari rongga mulutnya begitu ku nikmati…perlahan bibir bawah nya ku jilati dan ku hisap dengan mesra hingga menimbulkan suara…tangan buk el meraba2 sekujur tubuhku…hingga memilin2 kecil puting susuku…membuat semua bulu d tubuhku berdiri…lidah ku mulai menyusuri rongga mulutnya…

mulai dari barisan giginya hingga langit2nya di gelitik2 kecil oleh lidahku…buk el mulai membalas ciumanku…saat ini kami saling hisap dan bertukar air liur…hmmmmmffff…hhhhmmmmfff kami benar2 menikmati nya..akhir2 ini aku seperti tergila2 dengan bibir tebal dan merekah itu hampir setiap berduaan bibir itu pasti ku lumat2 mesra,buk el juga seperti tak menolak perlakuan ku itu…

kami entah seperti apa saat itu…walau kami tak setiap hari bercinta tapi yang pasti setiap hari kami selalu seperti orang yang baru mengenal kenikmatan bermesraan yang tak mengenal waktu…nafsunya saat itu kumainkan dengan perlahan walau tau waktu kami tak banyak…

pepaya gantung yang menggoda itu ku gigit2 kecil di bagian areola nya…saat mulutku menjilati dan memainkan payudara kirinya tangan kanan ku memilin2 kecil gunung kembar lainnya…akkkkhhhhh sedooottt yang keras suamikhuuuuu akkkhhhhh…kepala bagian belakang ku di usap2 dan di remas2 lembut..akkkhhhh hhmmmmmfff sssshhhhh hanya itu erengan beliau…suuuamhhiiiku ini memang hebaaattthhh akkkhhh…

karna memang waktu tak mengizinkan ami untuk berbugil ria mlm ini dari balik daster nya kuturunkan celana dalam buk el…dan masih dalam keadaan berdiri,pantat besar dan menggoda itu ku remas2 lembut oooohhhh padat dan benar2 berisi pikirku…sesekali terlunjuk ku menyusuri belahan bokong yang ku damba2kan itu..sesekali pantat itu mengedut dan mengetat…ohhhh aku tak dapat mengutarakan kesenangan itu…

masih terasa sisa2 peluh yang membasahi belahan pantat yang aduhai itu…ku tarik telunjuk ku hhhhhmmmmmffff…ku hirup dalam2 aroma yang sedikit berbau itu…hhhhhhmmmmfffff aaaaakkkkkhhhhhh entah kenapa aku mendesah saat kuciumi aroma di telunjuk ku ini, aroma ini membuat birahi ku mengebu2….

“baun lubang lancirik bini si dika ko yo bana lamaaakkk…dika nio mambaunan iko tiok hari…bisuak2 klo el ka rumah,el jan mandi nak…dika nio mancium2 baun iko tiok hari sampai pueehhhh…aakkkkaahhh (bau lobang pantat istri si dika ini benar2 enaaakkk…dika mau membaui ini tiap hari…besok2 klo el ke rumah,el jangan mandi ya…dika mau mencium2 bai ini tiap hari sampai bener2 puaaassshhh..akkkkhhhh).

buk el semakin memeluk ku erat ketika kata2 vulgar itu ku lontarkan…

“jan kan baun itu uda…badan jo sado yang ado di diri el ko ka sadonyo untuak uda…(jangankan bau itu uda..badan dan semua yang diri el ini semuanya untuk uda )…tangan ku mulai menyingkap ke atas daster buk el hingga ke perutnya…ku ikat supaya tidak turun lagi…hhhhmmmm bulu2 hitam di antara kedua belah pahanya itu ku gesek2 lembut…akkkkhhhhh buk el ikut memainkan pantatnya sesuai irama gesekan tanganku…hhmmmffff hhhmmmmmffff hhhhmmmmffff…masih dalam keadaan berdiri mulutku turun perlahan menyusuri perut besar wanita setengah baya ini yang lidahku ku julurkan hingga ikut membasahinya…posisiku kini pas berjongkok di depan ipam (meqi) berbulu itu…hhmmmmmfffff tangan buk el menekan2 bagian belakang kepala ku…aku sangat2 mengerti keinginan wanitaku ini…hidungku mulai mengelitiki bulu2 itu,,aaakkkkhhhhh buk el semakin mengangkangi kakinya…ku gesek2 atas bawah kiri dan kanan…ku hirup dalam2 aroma sanggu ini…tepian ipam(meqi) nya yang sedikit kehitaman itu tak luput dari ciumanku…akkkkhhhhh…buk el perlahan menggoyang pantat nya naik turun hingga kemaluannya itu seperti menciumi seluruh wajahku…tanganku menyusup dari samping dan ikut memegangi dan meremas2 patatnya…seperti aku sedang memeluk pinggang nya…posisi kami sungguh2 sangat erotis saat itu…wajahku sudah mulai basah oleh lendir birahi ipam buk el…tapi aku juga semakin bersemangat di buat nya…ku angkat wajahku…

“el sayangku..nunggiang yo sayang…(el sayangku…nungging ya sayangg…)” buk el menganguk,dengan posisi menungging sambil berdiri dan tangan memegang tepian jendela yang d tutupi tirai itu…lidahku menyusup ke balik celah hitam dan berbau tajam itu…hmmmmfff bau ini sungguh2 aroma yang membangkitkan birahi ku…setelah puas ku ciumi lidahku menjulur dari bagian atas garis belahannya hingga ke sekitar lubang panat dan meqi nya….sesaat juga sebelah tangan nya menggapai kepalaku…akkkhhhh gelllhhiinyyaaaa nikmhhaaattt..aaakkkhhh berulang kali kumainkan lidahku…dengan kedua jempolku ku buka lebar belahan nya…bentuk loabng ini..akkkhhhhh si otong berkedut2 semakin kuat…ku julurkan panjang2 lidah ku dan kubenamkan sedalamnya…akkkkkhhhh buk el sedikit terpekik…tangan nya semakin menekan keras kepalaku…pahanya semakin di buka lebar…

jilekan taruih udhhaaa…akkkkhhhh..lamaaaakkk banhhaaa aaakkkhhh… (jilatin terus udhhaaa..akkkkhhh…bener2 ennnhaakkk akkkhhh..)ketika sedang asik menjilatinya… dari depan rumah pak amin memanggil2… “el…el…uda ka kadai pai mangopi dulu yo…kok nio pulang ambiak kunci ka kadai yo.. (el..el..uda ke kedai mau ngopi dulu ya..kalau mau jemput kunci ke warung ya)…tapi dasar otakku tak beres…aku semakin cepat menjilat2i keseluruhan belahan itu..hingga buk el mengerang tertahan..nnnnggggghhhhhhh…entah apa yang di pikirkan kan..dengan posisi menungging seperti ini dia membuka sedikit tirai jendela kamarku..seperti tak takut keliatan…

“iyho dhhaa…bekoh el japuuiikkhhh…tanpa sadar dia sedikit mengerang ketika menjawabnya…alamak buk el kelepasan pikirku…

“sedang manga kau el..baa kok tatahan model tu suaro kau… (kamu lagi ngapain el…kenapa seperti tertahan begitu suara mu).. “ikhhoo da haaa…barang2 si dika barek barekkhh hmmmm…jadi sasak angok dek nyo….hhhaaaahhh seperti menghembuskan keras2 nafasnya… (innhhii da haa…barang2 di dika berat beratthh hmmmm…jadi nafas ikut ngos2an…hhhaaaaaahh)

“gila bener2 pinter mengeles wanita setengah baya berpantat besar ini pikirku…entah pemikiran dari mana saat itu…mungkin kegilaan ini yang membuat ku ikut2an…ku geser kesamping dan berdiri…lalu pura2 berjalan dari sisi buk el…saat posisi si otong ku kira pas dengan ipamnya itu ku tusuk perlahan demi perlahan maju…otomatis pak amin melihat kedatanganku dari belakang…

“maaf yo pak amin..barang2 agak banyak saketek (maaf ya pak amin…barang2 ku sedikit lebih banyak) seakan tak terjadi apa2…bener2 gila perbuatan ku dan buk el kali ini…untung saja pinggiran bawah jendela agak tinggi sehinnga hanya sebatas ulu hatiku yang keliatan dari luar…tangan buk el menggapai pahaku dan meremas nya kuat…aakkkkhhhh…

wajah beliau menunduk sambil mendesah tertahan…hhhmmmmffff laaaammhhaaaaakkkk godhhoookk uda lamaaaakkk aaakkkhhhh…(hhmmmmmfff ennhhhaaakkk kontoooolll uda ennnaaaaakkkhhh akkkhhhh)dengan berbisik pelan…aku sengaja hanya mendorong sepelan2 mungkin agar kenikmatan itu sama2 kami rasakan…pak amin bener2 tak menyadari perbuatan kami ini dan tak ada rasa curiga…mungkin dia berpikir tak mungkin anak muda seperti ku macam2 dengan istrinya yang sudah tua…padahal kenyataannya…tubuh istrinya ini selalu kudamba2kan dari dulu…

“yo lah el..kok lah siap turuik se ka kadai…(ya udah el..kalau sudah siap datang saja ke warung) sambil tubuh kurus itu berlalu berjalan ke arah ujung gang…

akkkkkkkhhhhhh….buk el melepas erengan tertahannya…niikkhhmaatttthhh…kontooolll uda manyyassakkk di pepek elll….aaakkkkhhhhh (nikkhhhmaattthhh..kontoooll uda sangat penuh di pepek elll…akkkkhhh)saat tirainya tertutup aku pun mulai menggoyang sambil mata ku tak lepas memandangi peraduan kami…akkkhhh akkkhhhh…hhhmmmmfff…plok…plookk…sesekali bunyi itu keluar saat ku keraskan hantaman ku…aakkkkhhhh…hhhmmmmfffff…aakkkkhhhh…kami sama2 mengerang keenakan…pindah yuk da,ajak beliau karna sudah kecapean ku hantam berdiri begini…tanpa melepas si otong dari sarang nikmatnya ini…ku peluk kedua payudara besar itu sambil ku tarik badan buk el kebelakang…saat itu posisi buk el dengan punggungnya menempel di dadaku dan otongku juga meniru hal yang sama..hhhmmmffff…ku ajak berjalan perlahan ke atas kasur peraduan kami…saat sampai di tepian kasurku tubuhnya kudorong dengan tubuhku jadilah saat itu kelamuan kami masih menempel dan badannya ku tindih dari belakang…kuciumi sebentar leher nya…ku lepas jepitan memek yang nikmat itu…buk el pun membalikan badannya…pahanya di renggangkan selebar2nya…kedua tangannya ikut memegangi pahanya hingga terbuka lebar…ohhh indahnya kemaluan wanita ini..tebal dan berjengger di hiasi bulu2 tebal di sekitarnya…ku ciumi sedikit dan mulai ku posisikan tubuhku di atasnya…saat kontol ku perlahan memasuki lubang kenikmatannya kaki buk el melingkar di belakang pinggangku dan tangan nya memelukku dengan erat…hinngga tubuhku tertarik keras ke arahnya dan si otong dengan cepat melesat masuk menerobok liang kenikmatanku itu…akkkkkkhhhhhh setengah berteriak kami sama2 mengerang….hhhhmmmmfffffff…mennthhhookk da….akkkkhhhh mulai kugoyang2 sedikit cepat kemaluanku…akkkhhhh hhhmmmfff…akkkkhhhh…buk el mengerang2 sambil memeluku erat…

“el suko bana godok uda dika kkkoohhhhh…sampai ka ujuuaanngghhh hhhmmmmfff…(el suka sekali kontol uda dika innhhhiii…sampai ke ujuunnggghhh hhmmmm…)goyanganku semakin ku percepat..ku angkat wajahku lalu kuciumi wajah wanita yang sedang ku tindih ini…akkkhhh aakkkkhhh akkkkhhh…

“el sampaii…el sampaii…el sampaiii erengnya..akkkhhh…lammhhaaaakkk…akkkhhh…jepitan kakinya semakin menguat pantat nya sedikit terangkat….aaaaakkkkkkhhhhhh…dia mengerang keras…wanitaku ini mencapai puncak kenikmatanya…hhhhhmmmmmfffff….

di saat yang sama kepala kontolku ikut merasakan geli yang amat sangatt…karna dalam kondisi dia menjepit pinggangku aku hanya menggoyang seperti mengayak kemaluannya…wajahnya semakin beringas ku ciumi…”aaaaaaakkkkkkkhhhhhhh aku mengerang keras tepat di wajahnya…hhhhnnngggggghhhhh…rudalku memuntahkan semua isinya sampai tak bersisa…ku tekankan dalam2 kontolku…hhhhggggnnnnhhhhh ennnhhaaaakkkk….kami sama2 menikmati puncak kenikmatan ini…dengan posisi aku menindih buk el,peluh dan badan kami menjadi satu yang hanya di batasi daster buk el yang sebatas perut…setelah gelombang kenikmatan kami mereda jepitan kaki buk perlahan melemah…dan akhirnya terlepas…tapi aku masih ingin menikmati moment ini sebentar lagi..kemaluan kami masih sama2 menempel erat ku balikkan badan ku serentak dengan tubuh tinggi besar di bawah ku ini…kali ini dia yang berada di atasku…buk el mangangkat kepala nya..ku belai2 tepian rambut dari kening hingga pipinya…ku tatap kedua bola mata wanita bertubuh tinggi besar ini dalam2…

“aku mencintaimu elnawati,” kata itu terucap dari dalam hatiku..hingga suara ku begitu mendalam…wajahnya bersemu merah karna senang dengan senyum dia hanya memelukku erat… Demikianlah lah Cerita Sex Bu Elnawati dan kakaknya oleh ceritasexhot.net

Karma Sang Kades Cabul, Update 2023

Karma Sang Kades Cabul

Cerita Sex Panas – Kali ini aku akan menceritakan cerita karma sang kades cabul.. kita mulai saja ya Permohonan demi permohonan diajukan pak Tholil ke pemerintah daerah, bahkan sekali juga ke pemerintah pusat untuk menugaskan lagi seorang dokter didesa itu – sampai kini belum ada hasilnya. Sementara itu wabah penyakit dimusim hujan mulai banyak meminta korban jiwa – terutama malaria dan demam berdarah, namun semua tenaga ahli dalam segala bidang tak ada minat untuk bertugas didaerah tanpa infra-struktur yang baik. Tanpa ada sarana yang baik sukarlah bagi tenaga ahli dalam bidang apapun untuk menetap di pedalaman : tak ada hiburan, tak ada pusat perbelanjaan, tak ada sekolah lanjutan berkwalitas untuk anak anak mereka yang meningkat dewasa, tak ada hubungan internet, tak ada provider yang dapat menangkap signal dari dan ke daerah terpencil itu. Akhirnya setelah menunggu sekian lama tibalah kabar tak terduga bahwa sementara belum ada dokter muda bersedia bertugas disitu, maka untuk sementara seorang jururawat telah bersedia akan menangani sejauh mungkin masalah kesehatan yang paling mendesak. Dengan malas-malasan pak Tholil kemarin sore membuka pintu kantornya karena mendengar bahwa sang jururawat dari ibukota telah sampai, dan meminta kunci puskesmas karena ingin segera memakai fasilitas yang ada disitu, termasuk pavilyun kecil disebelahnya dengan 2 kamar tidur yang biasa dipakai oleh dokter muda bertugas. Inilah permulaan dari cerita lendir terbaru.

Mata pak Tholil terbelalak ketika melihat sosok wanita dihadapannya, bukan sekedar perawat yang kumuh dengan pakaian lusuh setelah menempuh perjalanan sedemikian jauh, melainkan seoraang wanita muda elok menarik. Pak Tholil yang baru beberapa menit lalu masih mendumal dan ngomel karena merasa anak buahnya malas dan meninggalkannya sendiri dikantor dengan alasan anak sakit, kini merasa beruntung bahwa ia kini hanya berdua saja dengan wanita cantik dari kota. Hujan angin yang mengguyur desa itu sepanjang hari mengalahkan lindungan payung yang dipakai wanita ayu-manis dihadapannya itu, terbukti dengan basahnya baju yang dipakainya. Ketika bersalaman untuk kenalan pak Tholil merasakan betapa halus kulit telapak tangan digenggamannya, sebaliknya telapak tangan pak Tholil terasa kasar tak menyenangkan bagi sang jururawat, yang memperkenalkan dirinya dengan nama amat sederhana :

“Saya Yanti, jururawat dari ibukota yang selama 3 bulan akan membantu bapak disini”. Suara lemah lembut sedemikian merdu terdengar ditelinga pak Tholil, yang kemudian menawarkan apa yang dapat diperbuatnya saat itu sebagai kepala desa.

“Kalau boleh saya ingin pakai kamar mandi atau WC sebentar untuk menukar pakaian saya yang basah, karena takut sakit jika terus-terusan baju basah ini melekat dibadan”, demikian ujar Yanti.

“Oh, tentu saja bu, jangan malu-malu memakai kamar belakang, dan saya akan buatkan minuman hangat untuk ibu”, demikian jawab pak Tholil sambil matanya tak puas-puas melirik badan sintal menggairahkan dihadapannya.

Badan sexy yang saat itu tak dapat disembunyikan karena baju yang dipakai basah melekat seolah “mencetak” liku-liku kewanitaan sang jururawat. Yanti mengucapkan terima kasih dan dengan gerakan gemulai melangkah menuju kearah belakang kantor sang kepala desa, dimana ada petunjuk “air bersih untuk sholat, kamar mandi, WC”. Pak Tholil menelan ludah dan jakunnya turun naik menyaksikan betapa goyangan bongkahan pantat padat Yanti seolah-olah mengundang setiap tangan laki-laki meraba, mengusap, meremas dan mencubit dengan gemas. Tergesa-gesa pak Tholil membuka kaleng kopi tubruknya : kosong !! , dengan memaki-maki dalam hati karena anak buahnya selalu lalai untuk mengisi kembali kaleng kopi itu jika telah menghabiskan kopi diwaktu pagi maupun tengah hari. Bungkusan kopi instant pun ternyata kosong – hal yang sama dengan kantong plastik hijau muda yang biasanya terisi teh giju.

“Sialan ! “, demikian umpat pak Tholil dalam paniknya, apa yang dapat ditawarkannya pada bidadari yang pasti masih kedinginan itu ? .

Karma Sang Kades Cabul

Matanya yang masih tetap mencari-cari terbentur disudut laci dengan dua bungkusan lusuh dengan tulisan sudah hampir tak terbaca teh jahe dan sekoteng

“Maafkan bu, saya kehabisan kopi – yang ada hanya teh jahe dan sekoteng, apakah ibu mau ?”, teriaknya kearah belakang.

“Wah, jangan repot-repot pak, seadanya saja, semuanya juga saya minum, asal jangan isi alkohol, nanti takut mabuk”, jawaban Yanti dari arah kamar mandi.

“Baiklah bu, saya masak air dulu nih”, balas pak Tholil yang lalu memasang kompor kecil elpiji disudut kamar dan menaruh panci kecil berisi air bersih dari keran wastafel.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : Gejolak Birahi Liar Sang Ayah Mertua

Rasa ingin tahu dan naluri kelaki-lakiannya mendorong pak Tholil berjalan kearah kamar mandi dan WC, dan ia tahu bahwa ada celah kecil di pintu yang mungkin tak diketahui orang lain. Celah itu tak dapat dipakai untuk mengintip pada siang hari karena terletak tepat pada pantulan sinar matahari, namun hari ini memang sudah rejekinya : sang surya tertutup seluruhnya oleh awan berisikan hujan. Dengan sangat perlahan dan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, didekatkan matanya ke celah itu dan apa yang dilihatnya membuat jantung pak Tholil langsung berdebar. Yanti telah menukar bajunya yang basah dan kini sedang berjongkok untuk buang air kecil, bagian tubuh atasnya telah tertutup kembali dengan blouse jingga muda serasi dengan kulitnya, namun saat itu justru auratnya yang paling intim mulai dari pusar kebawah terbuka lebar menjadi santapan mata pak Tholil.

Mulut pak Tholil terasa sangat kering menyaksikan perut sedemikian datar, bukit kecil terhias bulu halus yang terawat dan dicukur sangat rapih, ditengahnya terpampang belahan merah muda membangunkan nafsu didampingi kiri kanannya oleh bibir sedikit merah tua kecoklatan. Dari belahan merah muda itu pak Tholil masih sempat melihat dua tetes terakhir sebelum Yanti membersihkannya dengan air jernih kemudian disapu dan dikeringkannya dengan tissue parfum dari saku roknya yang masih tersingkap, namun segera di turunkannya – sehingga tertutuplah semua panorama firdaus yang sempat beberapa detik dapat dinikmati pak Tholil. Segera pak Tholil kembali kebelakang meja tulisnya – dituangnya air panas kedalam dua cangkir : sebuah dengan isi teh jahe dan sebuah lagi berisi sekoteng. Terserahlah apa yang akan dipilih oleh Yanti nanti, saat itu benak pak Tholil telah dipenuhi oleh rayuan dan bisikan iblis : lupakanlah tiga istrimu saat ini, jadikanlah Yanti istrimu ke-empat, apapun cara dan jalannya, ah perduli apakah si perawat ini mempunyai pacar atau bahkan tunangan.

Setelah kembali keruangan kerja pak Tholil, Yanti ternyata memilih teh jahe – dan menanyakan pak Tholil apakah dan dimana ia dapat membeli makanan seadanya untuk malam itu. Buru-buru pak Tholil menawarkan jasa baiknya untuk membelikan gado-gado lontong dan sate ayam, dan setengah jam kemudian mereka makan bersama diruangan kantor si kades yang saat itu merasakan sangat beruntung seperti kejatuhan duren ranum dan lezat. Sebagai tambahan setelah makanan utama, pak Tholil juga membelikan air kelapa muda, manggis dan pisang ambon yang kebetulan cukup besar dan sedang musim didesa itu. Amat tercengang pak Tholil, ketika Yanti secara malu-malu menanyakan dan meminta piring kecil dan pisau untuk makan pisang ambon : apa gunanya piring untuk memakan pisang, pikir si kades. Ternyata Yanti tidak memakan pisang itu dengan langsung setelah kulitnya setengah terbuka seperti pada umumnya, melainkan mengupas kulit seluruhnya, lalu pisang itu di- potong-potong kecil dan diletakkan dipiring yang dimintanya tadi.

Pak Tholil yang mengharapkan dapat melihat bagaimana mulut dan bibir mungil Santi mengatup dan beberapa detik mengulum pisang sebelum digigitnya menjadi kecewa, namun dalam benaknya yang kotor menduga bahwa Yanti benar-benar masih perawan murni dan amat lugu. Yanti rupanya belum biasa atau setidaknya segan melakukan segala sesuatu yang dapat di-interpretasikan salah oleh setiap pria dihadapannya. Otak Tholil kembali dipenuhi dengan hasrat birahi tak terkendali : biarlah bibir manis itu tak dapat kulihat mengatup pisang, tapi pasti tidak lama lagi bibir merekah itu akan kupaksa membuka selebar-lebarnya untuk menerima kejantananku, ooooh betapa ku-ingin melihat rontaan putus asa kepala Yanti terjepit diantara pahaku, ku-ingin melihat reflex ingin muntah mulut perawan ini ketika sedikit demi sedikit menerima perkosaan alat kemaluanku yang akhirnya dapat mencapai rongga hangat terdalam. Betapa hangatnya rongga mulut Yanti dalam khayalan Tholil – dan setelah perawan itu tak berdaya dan berhenti meronta-ronta akan kupaksa lidahnya yang juga pasti sebasah dan seharum bibirnya itu untuk menjilat tandas kepala penisku.

Ke tiga istriku saja sampai saat ini amat segan dan menyatakan jijik untuk melakukan oral sex, uuuh dasar perempuan kampung, umpatnya dalam hati, biarlah nanti bidadari dari kota ini akan kuajari bagaimana memuaskanku dengan mulutnya, akan kuajari minum “yoghurt” alamiah yang hanya dapat dibuat dalam kantong zakarku, demikian Tholil melamun sambil menatap Yanti. Perawat yang telah letih dengan perjalanan seharian akhirnya memohon dengan sopan dan halus untuk dapat beristirahat dan tidur, karena esok hari akan dimulai tugas beratnya didesa yang masih amat minim sarana kesehatan dan segalanya itu. Dengan berat hati Tholil mengabulkan permohonan itu – dan mengantarkan Yanti ke tempat permukimannya selama tugas didesa itu dan letaknya tak terlalu jauh dari Puskesmas tempat kegiatannya sehari hari nanti. Kebetulan hujan mulai agak mereda namun dapat menyebabkan pakaian basah , sehingga Tholil menawarkan Yanti untuk ikut bonceng dengan motornya. Kedua koper dan tas kecil Yanti dijanjikannya akan dibawakan langsung setelah yang empunya sudah aman sampai ditempat penginapannya.

Mula mula Yanti menolak karena itu membuat Tholil harus dua kali bolak balik, namun akhirnya mengalah karena selain Tholil bersikeras untuk menolongnya, juga Yanti yang tak biasa digonceng dibelakang motor tak sanggup memegang kedua koper kecil dan tas-nya sekaligus. Selama perjalanan yang hanya beberapa menit itu Tholil telah merasakan betapa empuk dan kenyalnya kedua bukit penghias dada Yanti yang menempel ke punggung Tholil. Dengan sengaja Tholil mengendalikan motornya secara hati hati dan setiap ada kesempatan yang bagaimana kecil pun dipakainya untuk ngerém, sehingga kedua buah dada Yanti melekat dan tertekan kepunggungnya. Sesuai dengan janjinya maka setelah mengantarkan Yanti, lalu Tholil kembali lagi dan membawakan kedua koper kecil serta tas Yanti , kemudian dipersilahkannya Yanti beristirahat.

Setelah itu Tholil pulang kerumahnya, namun sikapnya sangat berbeda tak seperti biasa – sama sekali tak ada perhatian pada orang-orang dirumahnya, anak-anaknya tak digubrisnya, ketiga istrinya juga tak diacuhkannya – bahkan satupun tak ada yang disentuhnya malam itu, berbeda dengan biasanya dimana paling sedikit salah satu istrinya harus memuaskan nafsu birahinya yang selalu menggebu-gebu. Ketiga istrinya menjadi terheran-heran, namun mereka tak mempedulikannya juga, bahkan merasa untung malam itu tak perlu melayani sang suami yang seringkali buas dan tak jarang sadis ketika merajah sang istri.

###########################

Di pagi hari berikutnya Tholil menjemput dan mengantarkan Yanti dari asrama ketempat kerjanya di Puskesmas. Sepanjang jalan menuju ke asrama pegawai Puskesmas itu Tholil mengasah otaknya dan mencari jalan terbaik dan terpendek untuk dapat menjebak Yanti agar dapat menyerah untuk dikuasai serta ditaklukinya menjadi istrinya yang ke-empat. Waktu yang dimilikinya tak banyak, karena Yanti hanya bermukim didesa itu selama 3 bulan. Masa yang sedemikian pendeknya harus dipakai menjebak perawan bahenol yang kini telah menjadi obsesinya.

Ia akan berusaha selama 3 bulan itu sebanyak mungkin mendampingi si perawat bahenol dalam tugas sehari-hari. Ia akan berusaha menarik simpati Yanti yang masih lugu itu dengan memberikan perhatian kepada penduduk yang sakit, jika perlu ia akan mengantarkan Yanti ke rumah-rumah penduduk berjauhan dan terpencil, asal saja ia memperoleh kesempatan berdekatan dan berdua dengan sang dewi idamannya. Masakan sih dalam waktu 3 bulan tak ada kesempatan untuk dapat mencicipi kehangatan tubuh Yanti ?

Apakah Yanti memang masih utuh perawan ? Banyak berita-berita yang selalu mengatakan bahwa perempuan dikota besar susah mempertahankan keperawanannya setelah memasuki usia tujuh-belasan. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya dengan pasti – yaitu dengan men-chek-nya sendiri ! Dibayangkannya geliatan dan ronta mati-matian Yanti jika dipaksa membuka paha mulusnya, dipaksa mempersembahkan bagian dalam vaginanya – apakah selaput daranya yang tipis namun amat peka berbentuk bulan sabit masih utuh dan terpaksa diserahkannya kepada kejantanan Tholil yang telah berpengalaman memerawani sekian banyak gadis di desa itu.

Aaaah, betapa nikmatnya menindih tubuh mulus Yanti yang menggeliat-geliat mencoba mengelak nasib tak terelakkan lagi. Tak ada kepuasan lebih besar daripada melihat semua usaha Yanti sia-sia : kedua tangannya direjang erat disamping kepala yang menoleh kekiri kekanan menghindarkan ciuman ganas dari bibir tebal dan mulut yang berbau tak enak, air mata ibarat tetesan embun pagi hari mulai mengalir di pipi halus pada saat dirasakan celah kewanitaannya mulai dibelah.

Matanya ibarat bintang kejora memelas memohon belas kasihan, dan sesaat kemudian membuka dengan kaget ketika dirasakan ngilu dan perih tak terkira dibelahan kewanitaannya. Desahan demi desahan, rintihan demi rintihan mulai memenuhi ruangan memacu setiap telinga pria yang mendengar – dan terganti dengan jeritan panjang memilukan minta ampun menyayat hati. Semuanya tak akan mengendurkan sama sekali semangat pria yang ibarat sedang kerasukan untuk melakukan jarahan lebih dalam lagi…! Lamunan Tholil buyar ketika akhirnya sampai dirumah sederhana tempat penginapan pegawai Puskesmas.

Baca Juga Cerita Sange Terbaru : Mau Dibantu keluarin ga ?

Rumah itu sebenarnya dapat untuk menampung 6 orang karena mempunyai 6 kamar tidur yang terpisah, sebuah dapur dan 2 kamar mandi. Selain itu ada pula 2 toilet yang terpisah untuk wanita dan pria, namun karena pada umumnya yang bermukim sementara disitu hanya pria, maka akhirnya WC untuk wanita jarang dipakai dan akhirnya kurang terawat. Ruang tempat duduk bersama juga tak teratur, disana sini terlihat bekas kopi atau teh yang tumpah dimeja dan jika tak langsung di- lap memang semuanya akan meninggalkan bercak yang sukar di bersihkan lagi. Selain itu diatas meja duduk bertebaran surat kabar tua dan majalah yang umumnya disenangi kaum pria karena banyak terisi gambar celebriti dengan busana sengaja menonjolkan belahan dada atau paha sang wanita yang berpose merangsang.

Tholil dengan perlahan mengetuk pintu depan dan tak ada satu menit kemudian di buka oleh Yanti. Jururawat muda ini ternyata sudah siap menunaikan tugasnya dan telah berpakaian rok putih menutup lututnya, pergelangan kaki dan betisnya yang terlihat demikian mulus langsung mengundang mata Tholil. Yanti tak memakai make up sama sekali, semua terlihat kecantikan asli : wajah berseri dengan kulit pipi begitu halus, mata seindah bintang kejora, bibir yang tipis berwarna merah tanpa lipstik terlihat basah sedikit terbuka dan hidung mungil bangir mancung – semua hasil karya ciptaan alam murni tanpa polesan artifisial seperti wanita modern di kota kota besar zaman sekarang.

“Selamat pagi, silahkan masuk dulu pak”, ujar Yanti berbasa-basi disertai senyum manisnya sehingga terlihat lesung pipit kecil di pipi yang dihias sedikit warna rona merah asli.

“Ooh, tak usah dik, saya sudah harus bertugas sebentar lagi”, jawab Tholil berpura-pura sementara matanya tak jemu menikmati bidadari dihadapannya, membuat Yanti mulai merasa kurang nyaman karena pandangan mata sang penguasa desa itu seolah ingin menelanjanginya.

“Mari saya antarkan adik sekarang ke Puskesmas sebelum saya ke kantor saya”, demikian tawaran pak kades Tholil.

Sebenarnya Yanti ingin menolak, namun dilihatnya dari jendela betapa jelek jalan di depan tempat penginapannya, kotor berlumpur karena kemarin terguyur hujan seharian. Selain itu meskipun jaraknya tak terlalu jauh namun Yanti masih kurang ingat arahnya kemana karena kemarin ketika diantarkan sudah gelap menjelang malam. Biarlah sekali ini aku mau diantarkan, akan kuperhatikan jalannya secara seksama dan dihari hari berikutnya aku akan jalan sendiri dan tak perlu tergantung dari pak kades ini, demikian bisikan dalam hatinya. Sementara Yanti mulai bertugas di Puskesmas itu perhatian Tholil untuk burung merpati yang akan dijebaknya itu tetap tak berkurang, disuruhnya anak buahnya untuk membawakan buah buahan segar yang dipetik dari kebun milik sendiri, juga tak lupa minuman segar dari buah buahan yang juga diperasnya sendiri. Tengah haripun dibawakannya masakan dengan lauk pauk lezat, dan kesempatan makan siang bersama dipakainya pula untuk dapat bercakap-cakap dengan calon mangsanya itu. Akibat keluguan Yanti dan pandainya Tholil mengatur kata kata ketika bercakap cakap itu akhirnya diketahuinya bahwa Yanti telah bertunangan dan tunangannya itu masih kuliah kerja di negara tetangga untuk memperoleh gelar S3. Akibat tempat tinggal berjauhan itu maka Yanti hanya bertemu sekali dua setahun dengan tunangannya itu – sekitar lebaran dan juga sekitar pertukaran tahun.

Karena tahun lalu kebetulan hari lebaran berdekatan dengan peralihan tahun, maka pertemuan dengan tunangannya itu hanya sekali saja. Tholil semakin naik birahinya ketika membayangkan bahwa tubuh wanita muda secantik Yanti itu tahun lalu hanya sempat beberapa hari saja menikmati usapan dan belaian tangan pria, betapa “gersang”nya tubuh bahenol itu dan pasti mendambakan jari jari kasar lelaki yang sanggup menaklukinya dan membuatnya mengeluh menjerit kenikmatan. Betapa “gersang” rahim si gadis cantik campuran Sunda Jawa dengan sedikit cipratan darah Minang , pasti sudah tak sabar menunggu siraman air mani jantan yang akan menanamkan benih kehidupan baru.

Tholil mulai memikirkan cara terbaik untuk menjerat mangsanya, dan untuk melancarkan rencananya Tholil akan memakai bantuan tenaga yang sudah pasti tak dapat ditolak. Diingatnya bahwa ada 2 orang buruh perkebunan yang mempunyai hutang belum terbayar sejak hampir setahun, Warso si buruh perkebunan karet , dan Wahyudin alias Udin si mandor perkebunan yang sama. Sudah sering Tholil menagih pengembalian hutang itu kepada Warso namun karena memang upah seorang buruh perkebunan sangat sedikit, dan itu pun telah habis terus menerus untuk membiayai ibunya yang tua dan sangat sering sekali sakit, maka pengembalian hutang itu selalu tertunda. Tholil memutuskan untuk menawarkan semua biaya obat-obatan ibu Warso yang penyakitan itu di Puskesmas maupun di apotik luar secara gratis selama setahun asal saja Warso sedia membantunya melaksanakan niatnya dalam beberapa minggu mendatang.

Tentu saja Tholil dapat menjanjikan biaya obat obatan di apotik luar karena ada tanaman modalnya disitu, dan salah satu pegawai wanita disitu pun dimasukkan kerja atas perantaran Tholil setelah ia menyerahkan keperawanannya semalaman. Udin mempunyai hutang karena terjebak rayuan janda muda yang menjadi “simpanannya” ketika masih bekerja sebagai sopir dikota besar. Si janda muda itu bekerja sebagai pembantu RT sementara Udin menjadi sopir di keluarga kaya yang sama, dan si janda muda selalu mengancam akan menceritakan semuanya kepada istri Udin – Suminah – yang selalu alim dan rajin bekerja sebegai pemetik teh.

Tholil pernah menawarkan Udin untuk menghapus semua hutangnya sekaligus, jika ia bersedia “meminjamkan” Suminah selama 3 malam. Suminah yang masih ada hubungan keluarga dengan istri Tholil ketiga pernah mendengar sendiri betapa buas dan sadisnya Tholil jika sedang menjarah istrinya, dan hal intim itu pernah diceritakannya kepada Udin suaminya.

Oleh karena itu Udin tak pernah sampai hati membayangkan betapa istrinya Suminah menderita di cengkraman Tholil selama 3 malam meskipun itu akan menghapus hutangnya. Tholil merasa pasti bahwa Udin akan gembira dan langsung setuju untuk membantu rencana kotornya jika sebagai imbalan hutangnya akan di hapuskan begitu saja, tanpa harus mengorbankan Suminah istrinya.

Kini harus dicari saat yang paling tepat untuk melaksanakan rencananya itu – harus dipilih kesempatan dimana penduduk desa yang jumlahnya tak terlalu banyak itu sedang “lengah” karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatian. Tholil memutar otak sekerasnya namun tetap tak dapat menemukan kesempatan dalam kesempitan. Waktu semakin mendesak karena tak terasa sudah lewat satu bulan Yanti bekerja di Puskesmas dengan dedikasi yang boleh dijadikan teladan oleh setiap jururawat muda atau bahkan dokter sekaligus.

Baca Juga Cerita Sex Panas : Mantan Calon Kakak Ipar Yang Cantik

Yanti selalu ramah tamah, di tempat kerja sangat telaten menolong pasien mulai dari yang bayi maupun orang tua renta. Bahkan banyak pria muda datang dengan alasan dicari cari demi sekedar mendapat kesempatan melihat dan disentuh jari perawat cantik. Memang dasar iblis sedang meraja lela didunia ini – tak terkecuali pula di desa pemukiman Tholil : ternyata didesa tetangga yang terletak sekitar 15 km akan diadakan pesta khitanan besar besaran oleh penduduk terkaya disitu. Pesta itu akan disertai dengan acara sehari semalaman dengan artis ratu goyang ngebor pinggul dari kota : Imul Laracitra beserta seluruh orkes dan pengamennya.

Berita yang tersebar dari mulut kemulut itu tentu saja langsung masuk ke setiap telinga penduduk desa desa disekitar situ. Sejak saat itu semua orang hanya menantikan dengan tak sabar malam minggu yang tentunya akan heboh dengan acara panggung musik dangdut dan juara ngebor goyang pinggul. Kesempatan yang muncul tak terduga ini seolah olah telah diatur oleh iblis dan tentu saja tak akan di-sia siakan oleh Tholil. Ia mengutarakan rencananya kepada kedua kaki tangannya : Warso dan Udin. Selain mengutarakan bebas keduanya dari hutang yang sedang mereka pikul dan agaknya sukar sekali untuk dilunasi, Tholil juga menjanjikan ada kemungkinan keduanya diberi kesempatan untuk ikut melihat tubuh bidadari kota yang bugil.

Mereka tentu saja dilarang untuk mencicipi badan mojang yang telah sering dilihat oleh mereka dan dijadikan bahan masturbasi di kamar mandi, namun paling sedikit mereka akan diberikan kesempatan untuk meraba, mengelus, meremas, mencium dan mungkin mencupangi daerah diatas pusar. Keduanya tentu saja setuju dengan bonus extra ini dan diaturlah cara terbaik untuk menjebak Yanti yang tentu saja menduga sama sekali bahwa nasibnya akan berubah tak lama lagi.

Warso mengusulkan agar pagi hari sebelum pesta di malam minggu itu ia diberikan tugas membersihkan Puskesmas oleh Tholil, kemudian secara tersembunyi akan dimasukkannya obat tidur penenang di teh jahe yang memang sangat di sukai oleh Yanti. Selain itu di Tholil akan membawakan makanan tahu gejrot ala Cirebonan yang diketahuinya juga merupakan salah satu makanan kesenangan Yanti , di samping itu rujak cingur yang di campurkan sedikit obat urus urus agar Yanti akan merasakan mulas disamping ngantuk sehingga akhirnya segan untuk pergi ke pesta desa.

Untuk lebih meyakinkan berhasilnya rencana itu Tholil juga mengatur dan memerintahkan Warso maupun Udin untuk membersihkan, mengecat, mengapur dinding , selain itu memperbaiki, mengganti genteng Puskesmas yang memang disana sini telah bocor justru di hari sama dengan pesta dangdut di desa tetangga. Keduanya ikut bermain sandiwara dan berpura pura marah, mengomel dan ribut mulut dengan Tholil yang secara sengaja dilakukan dihadapan beberapa pasien di Puskesmas dan tentunya juga dihadapan Yanti, yang tentu saja tak senang ribut ribut lalu berusaha menengahi pertengkaran itu.

“Pokoknya saya tak mau tahu, kalian sudah lama menjanjikan renovasi Puskesmas ini, dan selalu ada saja alasan selama ini untuk menghindarkan pekerjaan ini. Apa kalian tak malu dengan perawat Yanti yang sudah datang jauh dari kota untuk membantu – kalau tak dilakukan sekarang sampai ia kembali lagi juga belum diselesaikan !”, hardik Tholil dengan mimik seolah olah sedang marah besar.

“Sudah lah pak, pasti semuanya akan mereka kerjakan, mungkin mereka masih sibuk dengan tugas lainnya”, Yanti berusaha menenangkan suasana yang dirasakannya tak pantas ditampilkan dihadapan beberapa pasien.

“Memang kalo memerintah seenaknya aja, emangnya kita tak ada kerjaan yang lain, Puskesmas kan bukan punya dia tapi punya negara”, demikian gerutu Warso yang juga diimbali oleh Udin yang mengeluarkan kata kata serupa.

Pertengkaran ketiga lelaki itu dengan sengaja mereka lanjutkan sebentar diluar gedung Puskesmas, bahkan ditambah dengan gerakan kaki tangan sambil menuding ke wajah mereka saling bergantian, dan itu disaksikan oleh Yanti. Akhirnya mereka bubar bertengkaran dan ngeloyor pergi kearah yang berbeda satu sama lain.

Jam dinding sudah menunjukkan jam lima sore, dan Yanti masih memeriksa tiga anak kecil yang panas dan batuk di sertai oleh ibu mereka yang juga terlihat agak pucat. Rupanya mereka terkena wabah flu yang memang sedang muncul sejak minggu lalu, namun pada umumnya demam yang di derita anak anak itu akan mereda dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus.

Yanti berusaha menerangkan dan menenangkan sang ibu, bahwa tak perlu diberikan antibiotika pada saat itu karena manfaatnya merupakan tanda tanya kalau memang penyebabnya virus bukan bakteri. Yanti merasa lega bahwa akhirnya semua pasien telah selesai di rawatnya, karena ia sendiri merasa aneh : sedikit mulas dan pusing , juga tak seperti biasanya ia telah menguap tiga kali dan matanya dirasakan berat ingin ditutup. Ini belum pernah dialaminya, bahwa sebelum jam tujuh malam badan telah terasa lelah, penat, mata ngantuk ingin di tutup saja. Betapapun dicoba untuk tetap sadar namun sukar sekali, rasa mulasnya pun tidak berkurang sehingga akhirnya di putuskannya untuk pulang saja ke asramanya dan tidur sebentar sebelum pergi ke pesta di desa lain itu.

Ketika Yanti sedang bebenah dan telah tukar pakaian putihnya dengan pakaian bebas dan mulai menutup pintu ruangan periksa pasien di Puskesmas itu dirasakannya matanya semakin berat untuk dibuka, juga rasa mulasnya mulai muncul lagi. Dengan tergesa gesa Yanti keluar dan menutup pintu Puskesmas sambil matanya mencari ojekan motor yang mungkin lewat setelah mengantarkan langganan ketempat tujuannya. Justru pada saat itu bagaikan dipanggil oleh suara iblis muncullah Tholil disudut jalan dengan motornya dan langsung berhenti di depan Puskesmas.

“Koq kelihatannya pucat amat dik Yanti, mungkin mau sakit ?”, demikian tanya Tholil berpura pura. “Sudah mau ke pesta didesa seberang, sekarang sih masih agak kepagian, belum begitu rame”, sambung Tholil kembali.

“Iya nih pak, rasanya agak pusing dan ngantuk, mungkin hanya kecapaian saja”, ujar Yanti yang merasakan serba salah, disatu fihak tak begitu senang untuk di bonceng Tholil yang dirasakannya semakin cunihin, dilain fihak mulas yang makin tak tertahan membutuhkan solusi cepat untuk mencapai kamar asramanya.

“Ya, saya sebetulnya ada urusan lain ke jurusan berbeda, tapi kalau dik Yanti mau ikut sudahlah saya antarkan dulu”, lanjut Tholil yang melihat bahwa calon mangsanya telah semakin terjerat jebakannya.

Dengan masih agak ragu dan tubuh terasa limbung akhirnya Yanti menerima tawaran Tholil dan duduk di boncengan motor sambil tangannya memeluk pinggang Tholil.

“Pegangan yang kencang ya dik, maklum jalanan desa banyak rusak berlubang, nanti jatuh bisa cedera, siapa yang akan merawat pasien kalau bukan dik Yanti”, celoteh Tholil bersopan santun sambil mulai menjalankan motornya.

Yanti berpura pura tak mendengar kalimat Tholil terakhir, ia hanya mempunyai tujuan satu yaitu secepatnya pulang ke asrama dan merebahkan diri. Perjalanan yang sebenarnya hanya lima menit dengan motor itu dirasakannya seabad tak kunjung berakhir, dan selama itu kembali Tholil merasakan betapa lembutnya gundukan dada Yanti yang lekat dengan punggungnya.

Ketika akhirnya sampai didepan asrama Yanti merasa sedemikian pusing sehingga hampir jatuh ketika turun dari boncengan, dan kesempatan ini tentu saja dipakai oleh Tholil yang segera menyanggahnya. Tholil meletakkan tangan kiri Yanti di pundaknya sementara tangan kanan Tholil dilingkarkan ke pinggang Yanti yang langsing. Yanti berusaha membuka pintu masuk asrama namun dirasakannya sukar memasukkan kunci ke lubangnya sehingga akhirnya Tholil mengambil alih tugas itu, sambil tangan satunya sengaja melingkar semakin erat di pinggang Yanti. Akhirnya pintu terbuka, dan Tholil terus memapang Yanti menuju salah satu kamar tidur yang berada disebelah kiri, tak berapa jauh dari kamar mandi, toilet dan juga dapur tak seberapa besar.

Sejenak sebelum Yanti akhirnya dapat menghempaskan dirinya ke ranjang masih sempat dilihatnya bh dan cd string berwarna merah jambu muda yang kemarin dicucinya masih terletak di sandaran kursi karena belum kering sekali di pagi hari ketika ia akan bertugas ke Puskesmas. Tentu saja “pemandangan” yang khas intim wanita itu tak lolos dari tatapan mata Tholil sementara Yanti merasa wajah dan terutama telinganya merona merah karena malu, di sesalkan dirinya sendiri mengapa tak menggantung penutup auratnya itu di dalam lemarinya sendiri.

Tapi masa bodohlah apa yang dipikirkan si Tholil ketika melihat penutup auratku itu, yang penting kini aku sudah di asrama, kini aku akan istirahat, ingin tidur sebentar, ingin memulihkan tenaga, sesudah itu barulah menyegarkan diri dan mandi serta keramas sepuasnya, sebelum pergi melihat gaya berjoget si Imul Laracitra. Selama ini Yanti hanya bertanya tanya terhadap dirinya sendiri mengapa goyang pinggul dangdut Imul begitu populer terutama di kalangan pria. Padahal menurut seleranya sendiri gaya pinggul ngebor menghentak hentak kasar begitu tidaklah sebagus dan erotis jika dibandingkan dengan goyangan yang lemah gemulai. Sebagai wanita dewasa tentu saja Yanti sering pula berdiri dihadapan kaca sendirian, lalu melenggang lenggokkan pinggulnya se-erotis mungkin sambil membayangkan apa yang akan dirasakan oleh suaminya nanti jika diwaktu bersanggama dirangsang dengan goyangan seperti itu.

“Sudah ya dik, bapak permisi dulu, semoga dapat istirahat dan segar kembali. Kita ketemu lagi di pertunjukan pesta panggung nanti malam ya dik”, ujar Tholil sambil setengah menutup pintu kamar dan menuju ke arah pintu keluar.

Yanti tak menjawab lagi karena telah begitu penat dan hampir terlelap tidur, dalam waktu beberapa menit terdengar dengkuran amat halus menandakan bahwa Yanti telah masuk kedunia mimpi. Bunyi azan maghrib sayup sayup tidak dapat membangunkan Yanti, sementara udara mulai menggelap dan penduduk desa mulai berbondong bondong pergi ke desa tetangga untuk menikmati acara yang telah lama mereka tunggu. Sekitar jam delapan malam desa itu sepi bagai telah di tinggalkan manusia sama sekali, disana sini hanya terlihat lampu redup dari rumah penduduk yang telah ditinggalkan penghuninya. Dalam kesunyian dan kepekatan malam itu hanya terdengar disana sini bunyi jangkrik dan serangga, tiada kegiatan yang terlihat dijalan atau di warung rokok atau ruko yang biasanya masih ada yang buka untuk menjual makanan kecil atau jajanan seadanya. Bagaikan didalam adegan film ninja atau film horror secara samar samar dari jauh terlihat tiga titik lampu diserta suara motor berjalan perlahan. Ketiga titik lampu itu semula hanya samar samar ibarat kunang kunang yang semakin lama semakin mendekat dan terlihat jelas para pengemudinya : Tholil dengan didampingi oleh Warso dan Udin. Sekitar limapuluh meter dari gedung asrama jururawat dan dokter Puskesmas mereka mematikan motor mereka dan kemudian mendorongnya memasuki halaman depan asrama. Rupanya mereka tak mau ada suara motor mereka akan menarik perhatian penduduk sekitarnya dan terutama tentunya si penghuni asrama sendiri. Ketiganya mendorong motor mereka melewati samping gedung asrama itu dan akhirnya di parkir di tempat yang biasanya untuk sepeda. Tholil sebagai penguasa desa tentu saja mempunyai kunci loper alias kunci umum yang pas untuk semua pintu gedung milik pemerintah daerah situ. Dengan hati-hati hampir tanpa suara sedikitpun Tholil membuka pintu belakang asrama itu dengan kunci lopernya.

Ketiganya tahu benar bahwa setelah dokter muda terakhir meninggalkan asrama itu sekitar tujuh minggu lalu tak ada penghuni lain selain jururawat cantik Yanti yang malam ini akan dijarah oleh Tholil. Dengan langkah ibarat binatang buas menghampiri mangsa yang belum tahu ada bahaya ketiganya memasuki koridor dimana ke enam kamar tidur serta kamar mandi dan kiri kanan WC masing masing untuk pria dan wanita. Semua celah bawah pintu kamar terlihat gelap terkecuali yang terdekat dengan kamar mandi dan WC wanita, dan kamar tidur itu pula yang selama ini diingat oleh Tholil dan diidamkannya akan menjadi saksi bisu pergulatan pertamanya dengan sang bidadari Yanti idamannya.

Untuk lebih pasti lagi Tholil menyalakan lampu senter yang dibawanya untuk menyuluhi label nama didepan pintu kamar itu dan memang terlihat nama Yanti R. – bahkan Tholil mengenali tulisan tangan yang bagus itu memang tulisan Yanti. Tholil mendekatkan dan bahkan merapatkan telinganya ke pintu kamar untuk mendengarkan apakah ada suara yang menandakan si penghuni telah sadar dan misalnya mungkin sedang mendengarkan lagu dari radio. Ternyata tak ada suara sama sekali sehingga Tholil memberikan tanda jari telunjuk didepan bibirnya kepada Warso dan Udin agar tidak berisik lalu ia memberanikan diri membuka pintu kamar tidur Yanti perlahan lahan. Karena selama ini memang Yanti hanya tinggal sendirian di asrama itu maka ia merasa cukup aman sehingga jarang mengunci pintu kamarnya.

Kelalaian yang sebenarnya tak boleh terjadi ini sangat membantu Tholil dan kedua komplotannya dan tanpa bunyi sedikitpun terbukalah pintu kamar tidur Yanti. Ranjang dipan yang biasanya berdempetan langsung ke dinding telah digeser agak ketengah oleh Yanti, karena meja kecil tempat menaruh lampu kecil untuk membaca, serta wekker kecilnya justru diletakkannya berdempetan dengan tembok sehingga terdapat ruangan antara dinding dan ranjang dipan yang di tidurinya. Apa yang terlihat di hadapan mata ketiga lelaki setengah baya itu tak dapat dipungkiri dapat menggoda seorang nabi, inilah apa yang disebut kecantikan alamiah seorang wanita langsung turun dari firdaus.

Tholil memberikan tanda kepada Warso untuk berdiri dekat dinding disamping bagian kiri , Udin disamping kanan , sedangkan Tholil sendiri berdiri diujung kaki ranjang sehingga kini Yanti sempurna di kepung dari tiga jurusan. Ketiga lelaki setengah baya itu mengawasi calon mangsanya, sementara Yanti masih tidur dengan nyenyak. Rupanya kepenatan seharian bekerja ditambah dengan obat tidur penenang yang di campurkan oleh Tholil ke makanan siang tahu gejrot masih menunjukkan khasiatnya. Yanti tidur terlentang agak miring kekanan, kedua lengannya terbuka dan berada disamping kepalanya yang terhias dengan rambut bergelombang tergerai.

Ia masih memakai baju blus dan rok putih sepanjang bawah lutut sebagaimana seragam jururawat sehari hari. Hanya seragamnya itu acak acakan dan terbuka disana sini : dua kancing atas blouse-nya terbuka mungkin karena merasa panas, sedangkan roknya pun dibagian perut terbuka kancingnya, mungkin setelah menggosok perutnya yang tadi siang mulas. Karena itu terlihat kulit dadanya yang putih kuning langsat dimana belahan dan lekuk diantara buah dadanya tampak jelas. Perutnya terlihat datar dengan pusar sempurna tanpa tambahan piercing atau atribut apapun.

Namun yang membuat ketiga lelaki itu menjadi blingsatan adalah karena rok putih biasanya menutup lutut Yanti saat bekerja kini terbuka penuh menyingkapkan kaki begitu sempurna, betis langsing ibarat padi membunting dan paha putih mulus terbuka sampai belahan selangkangan yang tertutup celana dalam kecil berwarna ungu muda sangat amat serasi dengan kulitnya. Bagaikan para dukun dan ahli sihir di zaman purbakala yang akan memulai upacara persembahan agung ketiga pria yang mengelilingi tubuh Yanti itu mulai perlahan lahan membuka jaket mereka, kemudian kemeja dan celana panjang serta kaos penutup torso atas mereka.

Terlihatlah kini tubuh Warso yang tinggi kurus namun cukup berotot, sementara Udin memiliki tubuh paling kekar atletis dihiasi dengan beberapa cacat luka yang diterimanya akibat liku hidupnya yang penuh dengan perkelahian. Tholil memiliki tubuh sedikit gemuk dengan hiasan kebanggaannya yaitu bulu lebat yang menutupi tangan kaki maupun dadanya yang bidang. Ketiganya kini hanya tinggal memakai celana dalam yang telah terlihat menonjol dibagian depannya akibat ketegangan birahi yang mulai memuncak……….. Demikianlah cerita Bokep terbaru Karma Sang Kades Cabul oleh ceritasexhot.net