Mertua ku Pacar Gelap ku dan Ngeseks Taruhan Suami, Update 2023

Mertua ku Pacar Gelap ku dan Ngeseks Taruhan Suami

Cerita Seks Terbaru – cerita bokep ini merupakan cerita sex tentang keluarga ku..Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang. Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku. Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam.

Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.  Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.  Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur.

Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.  Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..  Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.  Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.

Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti. Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.  Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD.

Baca Juga Cerita Mesum Terbaru : Menengok Istri Tetangga Yang Seksi

Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.  Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.  Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya.

Mertua ku Pacar Gelap ku dan Ngeseks Taruhan Suami

Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya. Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .  Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.  Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya.

Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.  Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.  Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya.

Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.  Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima.

Baca Juga Cerita Bokep Terbaru : Memek Keponakan Yang Mungil

Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.  Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.  “Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?” “Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih” Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku “Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..” “Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani. “Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.” “Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku. “Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.  Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya.

Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.  Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat. “Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.

“Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt” Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.  Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.  Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan. “Enak Bu?” “He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..” “Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik” “Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss..

Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.  Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat. “Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”  Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Ayah Sange dengan Gadis dan Perkosaan Wanita Malang Oleh Kuli

Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.  Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama. Skandal Aku Dan Sepupu Istriku

Ngeseks Taruhan Suami

 Rita (34) nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Aryo, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Aryo tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki-laki lain. Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkawinan kami mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal.  Mas Aryo berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Aryo pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.  Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat.

Dia hanya menjawab “Aku mencari penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat.  Mas Aryo makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami.  Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Aryo berusaha menghindari. “Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu”, katanya.

Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka.  Suatu sore saat Mas Aryo belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Aryo berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja. Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, “Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak.” Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku. “Aryo tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja” ucap Bondan.

Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Aryo berutang uang kepadanya. Dalam hati aku berdoa agar Mas Aryo cepat pulang ke rumah, sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya.  Untung saja tak lama kemudian Mas Aryo pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu melihat Bondan, Mas Aryo tampak lemas. Dia tahu pasti Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, Mas Aryo kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas Aryo sudah bisa melunasi hutangnya. Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Aryo menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.  Setelah Bondan pulang, Mas Aryo memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku menyadari Mas Aryo sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah selesai makan, Mas Aryo langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Rizal di kamarnya.  Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Aryo kemudian memelukku dan menciumku.

Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Aryo mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Aryo mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.  Setelah itu Mas Aryo sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Aryo untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Aryo yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.  Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Aryo, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Aryo terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras.

Aku menyedot batang Mas Aryo dengan semampuku, kulihat Mas Aryo begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.  Mas Aryo kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.  Mas Aryo rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Aryo mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.  Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Aryo, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Aryo yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.

Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.  Dan tidak lama kemudian Mas Aryo mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.  “Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya. “Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya. “Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Aryo mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku. Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Bondan tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat”, ucap Mas Aryo. “Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.

“Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Aryo dengan pelan dan tertahan.  Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Aryo. Mas Aryo mengerti keterkejutanku. “Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih.  Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Aryo. “Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku.

Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.  Sore hari setelah pulang kerja, Mas Aryo menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Aryo mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.  Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Aryo, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Bondan menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Bondan, dan kemudian berpamitan.  Dengan lembut Bondan menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Bondan tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.

Bondan menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut.  Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.  Bondan kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun limbung. Kemudian Bondan merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.  Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku.

Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, meskipun Bondan belum menjamah tubuhku.  Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.  Bondan rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Bondan tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.

Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Bondan kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Bondan tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.  Melihat ini, tangan bondan yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Bondan mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.  Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku.

Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.  Bondan tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Bondan melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Bondan telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.  Dengan cepat Bondan kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis Bondan dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Bondan mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Bondan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Bondan rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.  Keesokan paginya, Bondan mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.

Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.  Demikianlah cerita mesum dewasa Mertua ku Pacar Gelap ku dan Ngeseks Taruhan Suami oleh cerita sex hot

Aku jadi budak seks bapak Mertua yg buas dan 17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga, Update 2023

Aku jadi budak seks bapak Mertua yg buas dan 17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga

Cerita Bokep Indonesia – Cerita Seks ini adalah cerita mesum Aku yakni seorang laki-laki biasa, hobbyku berolah raga, tinggi badanku 178 cm dengan bobot badan 75 kg, Tiga tahun yang lalu saya menikah dan menetap di rumah mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun sampai saat ini kami memang belum dianugrahi seorang anak pendamping hidup kita berdua.  Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. Tetapi memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan. 

Di rumah itu kami tinggal bertiga, aku dengan istriku dan
Ibu dari istriku. Sering aku pulang lebih dulu dari istriku, karena aku pulang
naik kereta sedangkan istriku naik kendaraan umum. Jadi sering pula aku berdua
di rumah dengan mertuaku sampai dengan istriku pulang.  Mertuaku berumur sekitar kurang lebih 45
tahun, tetapi dia mampu merawat tubuhnya dengan baik, aktif dengan kegiatan
sosial dan bersenam bersama Ibu-Ibu yang lainnya. Kadang sering kulihat Ibu
mertuaku pakai baju tidur tipis dan tanpa BH, melihat bentuk tubuhnya yang
masih lumayan dengan kulitnya yang putih membuatku kadang bisa hilang akal
sehat. Pernah suatu hari, selesai Ibu mertua selesai mandi hanya menggunakan
sehelai handuk yang dililitkan ke badannya.

Gak lama dia keluar kamar mandi telpon berdering, sesampai
dekat telpon ternyata Ibu mertuaku sudah mengangkatnya, dari belakang kulihat
bentuk pangkal pahanya sampai ke bawah kakinya begitu bersih tanpa ada bekas
goresan sedikitpun.  Aku tertegun diam
melihat kaki Ibu mertuaku, dalam hati berpikir “Kok, udah tua begini masih
mulus aja ya..?”.  Aku terhentak kaget
begitu Ibu mertuaku menaruh gagang telpon, dan aku langsung berhambur masuk
kamar, ambil handuk dan mandi. Selesai mandi aku membuat kopi dan langsung
duduk di depan TV nonton acara yang lumayan untuk ditonton.  Gak lama Ibu mertuaku nyusul ikutan nonton
sambil ngobrol denganku.  “Bagaimana
kerjaanmu, baik-baik saja” tanya Ibu mertuaku. “Baik, Bu. Lho Ibu sendiri
gimana” tanyaku kembali. Kami ngobrol sampai istriku datang dan ikut gabung
ngobrol dengan kira berdua.  Malam itu,
jam 11.30 malam aku keluar kamar untuk minum, kulihat TV masih menyala dan
kulihat Ibu mertuaku tertidur di depan TV. Rok Ibu mertuaku tersibak sampai
celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya begitu mulus, kuintip roknya
dan terlihatlah gumpalan daging yang ditutupi celana dalamnya.  Pengen banget rasanya kupegang dan kuremas
vagina Ibu mertuaku itu, tetapi buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa
ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik Ibu mertuaku sekali
lagi dan burungku langsung ikut bereaksi pelan. 
Aku masuk kamar dan coba mengusir pikiranku yang mulai kerasukan ini.
Aku telat bangun, kulihat istriku sudah tidak ada. 

Langsung aku berlari ke kamar mandi, selesai mandi sambil
mengeringkan rambut yang basah aku berjalan pelan dan tanpa sengaja kulihat Ibu
mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. Aku kembali diam
tertegun menatap keseluruhan bentuk tubuh Ibu mertuaku. Cuma sebentar aku masuk
kamar, berganti pakaian kerja dan segera berangkat.  Hari ini aku pulang cepat, di kantor juga
nggak ada lagi kerjaan yang aku harus kerjakan. Sampai di rumah aku langsung mandi,
membuat kopi dan duduk di pinggir kolam ikan. Sedang asyik ngeliatin ikan
tiba-tiba kudengar suara teriakan, aku berlari menuju suara teriakan yang
berasal dari kamar Ibu mertuaku. Langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu
kamar.  Kulihat Ibu mertuaku berdiri
diatas kasur sambil teriak “Awas tikusnya keluar..!” tandas Ibu mertuaku.  “Mana ada tikus” gumanku. “Lho.. kok pintunya
dibuka terus” Ibu mertuaku kembali menegaskan. Sambil kututup pintu kamar
kubilang “Mana.. mana tikusnya..!”. “Coba kamu lihat dibawah kasur atau disudut
sana..” kata Ibu mertuaku sambil menunjuk meja riasnya. 

Kuangkat seprei kasur dan memang tikus kecil mencuit sambil
melompat kearahku. Aku ikut kaget dan lompat ke kasur. Ibu mertuaku tertawa
kecil melihat tingkahku dan mengatakan “Kamu takut juga ya?”.  Sambil berguman kecil kembali kucari tikus
kecil itu dan sesekali melirik ke arah Ibu mertuaku yang sedang memegangi rok
dan terangkat itu. Lagi enak-enaknya mencari tiba-tiba Ibu mertuaku kembali
teriak dan melompat kearahku, ternyata tikusnya ada di atas kasur. Ibu mertuaku
mendekapku dari belakang, bisa kurasakan payudaranya menempel di punggungku,
hangat dan terasa kenyal-kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang udah
mulai kecapaian itu trus kubuang keluar. 
“Udah dibuang keluar belum?” tanya Ibu mertuaku. “Sudah, Bu.” jawabku.
“Kamu periksa lagi, mungkin masih ada yang lain.. soalnya Ibu dengar suara
tikusnya ada dua” tegas Ibu mertuaku. “walah, tikus maen pake ajak temen
segala!” gumamku. Aku kembali masuk ke kamar dan kembali mengendus-endus dimana
temennya itu tikus seperti yang dibilang Ibu mertuaku.  Ibu mertuaku duduk diatas kasur sedangkan aku
sibuk mencari, begitu mencari di bawah kasur sepertinya tanganku ada yang
meraba-raba diatas kasur. Aku kaget dan kesentak tanganku, ternyata tangan Ibu
mertuaku yang merabanya, aku pikir temennya tikus tadi. Ibu mertuaku tersenyum
dan kembali meraba tangaku. Aku memandang aneh kejadian itu, kubiarkan dia
merabanya terus.  “Gak ada tikus lagi,
Bu..!” kataku. Tanpa berkata apapun Ibu mertuaku turun dari kasur dan langsung
memelukku. Aku kaget dan panas dingin. 
Dalam hati aku berkata “Kenapa nih orang?”. Rambutku dibelai, diusap
seperti seorang anak. Dipeluknya ku erat-erat seperti takut kehilangan.  “Ibu kenapa?” tanyaku.

“Ah.. nggak! Ibu cuma mau membelai kamu” jawabnya. “Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku. “Kenapa, kamu nggak suka dibelai sama Ibu” jawab Ibu mertuaku. “Bukan nggak suka, Bu. Cumakan..?” tanyaku lagi. “Cuma apa, ayo.. cuma apa..!?” potong Ibu mertuaku. Aku diam saja, dalam hati biar sajalah nggak ada ruginya kok dibelai sama dia.  Ibu mertuaku terus membelaiku, rambut trus turun ke leher sambil dicium kecil. Aku merinding menahan geli, Ibu mertuaku terus bergerilya menyusuri tubuhku. Kaosku diangkat dan dibukanya, pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium.  Kudengar nafas Ibu mertuaku makin nggak beraturan. Dituntunnya aku keatas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana.  Dalam hati aku berpikir “Jangan-jangan Ibu mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama laki-laki”.  Aku tidak berani bertindak atau ikut melakukan seperti Ibu mertuaku lakukan kepada saya. Aku diatas ranjang dengan posisi terlentang, kulihat Ibu mertuaku terus masih mengusap-usap dada dan bagian perutku.  Dicium dan terus dielus, aku menggelinjang pelan dan berkata “Bu, sudah ya..”.  Dia diam saja dan tangan kananya masuk ke dalam celanaku, aku merengkuh pelan. Tangan kirinya berusaha untuk menurunkan celana pendekku. Aku beringsut untuk membantu menurunkan celana pendekku, tidak lama celanaku sudah lepas berikut celana dalamku.  Burungku sudah berdiri kencang, tangan kanan Ibu mertuaku masih memegang burungku dan menoleh kepadaku sambil tersenyum mesum. Kepala burungku diciumnya, tangan kirinya memijit bijiku, aku nggak tahan dengan gerakan yang dibuat Ibu mertuaku. 

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : Istri Ku Hyper Sex

“Ah, ah.. hhmmh, teruss..” itu saja yang keluar dari
mulutku.  Ibu mertuaku terus melanjutkan
permainannya dengan mengulum burungku. Aku benar-benar terbuai dengan
kelembutan yang diberikan Ibu mertuaku kepadaku. Kupegang kepala Ibu mertuaku
yang bergerak naik turun.  Bibirnya
benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. Aku merasa
seperti disayang, dicintai dengan Ibu mertuaku. 
“Ah, Bu.. aku nggak tahan lagi Bu..” jelasku. “Hhmm.. mmh, heh..” suara
Ibu mertuaku menjawabku.  Gerakan kepala
Ibu mertuaku masih pelan dan teratur. Aku makin menggelinjang dibuatnya.
Badanku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menahan gejolak yang tak tahan
kurasakan. Dan tak lama badanku mengejang keras.  Kurasakan nikmat yang amat sangat kurasakan,
kulihat Ibu mertuaku masih bergerak pelan, bibirnya masih menelan burungku
dengan kedua tangannya yang memegang batang burungku. Dia melihatku dengan
tatapan sayunya dan kemudian kembali menciumi burungku, geli yang kurasakan
sampai ke ubun-ubun kepala.  “Banyak banget
kamu keluarnya, Do..!” tanyaku Ibu mertuaku. 

Aku terdiam lemas sambil melihat Ibu mertuaku datang
menghampiriku dan memelukku dengan mesra. Aku balas pelukannya dan kucium
dahinya. Kubantu dia membersihkan mulutnya yang masih penuh spremaku dengan
menggunakan kaosku tadi. Aku duduk diranjang, telanjang bulat dan menghisap
rokok. Sedang Ibu mertuaku, tiduran dekat dengan burungku.  “Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku. “Ibu
cuma pengen aja kok..” jawab Ibu mertuaku. Aku belai rambutnya dan kuelus-elus
dia sambil berkata “Ibu mau juga.?”.  Dia
menggangguk pelan, kumatikan rokokku dan terus kucium bibir Ibu mertuaku. Dia
balas ciumanku dengan mesra, aku melihat tipe Ibu mertuaku bukanlah tipe yang
haus akan seks, dia haus akan kasih sayang. Berhubungan badanpun sepertinya
senang yang pelan-pelan bukannya seperti srigala lagi musim kawin.  Aku ikut pola permainan Ibu mertuaku,
pelan-pelan kucium dia mulai dari bibirnya terus ke bagian leher dan belakang
kupingnya, dari situ aku ciumi terus ke arah dadanya.  Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas
semua pakaiannya. Kali ini aku benar-benar melihat semuanya, payaudaranya masih
sedikit mengencang, badannya masih bersih untuk seumurannya, kakinya masih
bagus karena sering senam dengan teman-teman arisannya.  Kuraba dan kuusap semua badannya dari pangkap
paha sampai ke payudaranya.

Aku kembali ciumi dia dengan pelan dan beraturan.
Payudaranya kupegang, kuremas pelan dan lembut, kucium putingnya dan kudengar
desahan nafasnya.  Kunikmati dengan pelan
seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium dan membelai setiap inchi bagian
tubuhnya. Puas di dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya
serta memainkan ujung lidahku dengan putaran lembut membuat dia kejang-kejang
kecil.  Tangannya terus meremas dan menjambak
rambutku. Sampai akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, kucium aroma
vaginanya serta kujilati bibir vaginanya. 
“Oucchh.. terus sayang, kamu lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar
suaranya pelan.  Kumainkan ujung lidahku
menyusuri dinding vaginanya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti
ujung kenikmatan luar biasa. Kemudian ditariknya kepalaku dan melumat bibirku
dengan panas. Dia kembali menidurkan aku dan terus dia menaikiku.  Dipegangnya kembali burungku yang sudah
kembali siap menyerang. Diarahkan burungku ke lobang vaginanya dan slepp..
masuk sudah seluruh batangku ditelan vagina Ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang
memutar-mutar vaginanya untuk mendapatkan kenikmatan yang dia inginkan.  “Ah.. uh, nikmat banget ya..!” kata Ibu
mertuaku. 

Dengan gerakan seperti itu tak lepas kuremas payudaranya dengan pelan sesekali kucium dan kujilat. “Aduh, Ibu nggak tahan lagi sayang..” kata Ibu mertuaku.  Aku coba ikut membantu dia untuk mendapatkan kepuasan yang dulu mungkin pernah dia rasakan sebelum denganku. Gerakannya makin cepat dari sebelumnya, dan dia berhenti sambil mendekapku kembali. Kurangkul dia dan terus menggoyangkan batang burungku yang masih didalam dengan naik turun. “Ahh.. ah.. ahhss..” desah Ibu mertuaku. Kupeluk dia sambil kuciumi bibirnya. Dia diam dan tetap diatas dalam dekapanku. “Enak ya.. Bu. Mau lagi..?” tanyaku. Dia menoleh tersenyum sambil telunjuknya mencoel ujung hidungku. “Kenapa? Kamu mau lagi?” canda Ibu mertuaku.  Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat Ibu mertuaku dan aku menidurkan sambil menciumnya kembali. Kutuntun dia untuk bermain di posisi yang lain. Kuajak dia berdiri di samping ranjangnya. 

Aku jadi budak seks bapak Mertua yg buas dan 17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga

Sepertinya dia bingung mau diapain. Tetapi untuk menutupi
kebingunggannya kucium tengkuk lehernya dan menjilati kupingnya. Kuputar
badannya untuk membelakangiku, kurangkul dia dari belakang. Tangan kanannya
memegang batang burungku sambil mengocoknya pelan.  Kuangkat kaki kanannya dan terus kupegangi
kakinya. Sepertinya dia mengerti bagaimana kita akan bermain. Tangan kanannya
menuntun burungku ke arah vaginanya, pelan dan pasti kumasukkan batang burungku
dan masuk dengan lembut.  Ibu mertuaku
merengkuh nikmat, kutarik dan kudorong pelan burungku sambil mengikuti gerakan
pantat yang diputar-putar Ibu mertuaku. Kutambah kecepatan gerakanku
pelan-pelan, masuk keluar dan makin kepeluk Ibu mertuaku dengan dekapan dan
ciuman di tengkuk lehernya.  “Ah.. ah..
Dod.. Dodo, kammuu..!” suara Ibu mertuaku pelan kudengar. “Ibu keluar lagi..
Do..” kata Ibu mertuaku.  Makin kutambah
kecepatan sodokan batangku dan.., “Acchh..” Ibu mertuaku berteriak kecil sambil
kupeluk dia. Tubuhnya bergetar lemas dan langsung jatuh ke kasur. Kubalik
tubuhnya dan kembali kumasukkan burungku ke vaginanya.  Dia memelukku dan menjepit pinggangku dengan
kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun membuat Ibu mertuaku makin meringkih
kegelian.  “Ayo Dodo, kamu lama banget
sih.. Ibu geli banget nih..” kata Ibu mertuaku.

“Dikit lagi, Bu..!” sahutku. 
Ibu mertuaku membantu dengan menambah gerakan erotisnya. Kurasakan
kenikmatan itu datang tak lama lagi. Tubuhku bergetar dan menegang sementara
Ibu mertuaku memutar pantatnya dengan cepat. Kuhamburkan seluruh cairanku ke
dalam vaginanya.  “Ahhcckk.. ahhk..
aduhh.. nikmatnya” kataku. Ibu mertuaku memelukku dengan kencang tapi lembut.
“Waduh banyak juga kayaknya kamu keluarkan cairanmu untuk Ibu..” kata Ibu
mertuaku.  Aku terkulai lemas dan tak
berdaya disamping Ibu mertuaku. Tangan Ibu mertuaku memegang batang burungku
sambil memainkan sisa cairan di ujung batang burungku. Aku kegelian begitu
tangan Ibu mertuaku negusap kepala burungku yang sudah kembali menciut. Kucium
bibir Ibu mertuaku pelan dan terus keluar kamar terus mandi lagi.  Semenjak hari itu aku sering mengingat
kejadian itu. Sudah empat hari Ibu mertuaku pergi dengan teman-temannya acara
jalan-jalan dengan koperasi Ibu-Ibu di daerah itu. Jam 05.00 sore aku sudah ada
di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya. 
Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat kamar mandi ada yang mandi, aku
bertanya “Siapa didalam?”. 

“Ibu! Kamu sudah pulang Do..” balas Ibu mertuaku. “O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar. “Baru setengah jam sampai!” jawab Ibu mertuaku.  Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. Aku berjalan hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk sudah kuambil aku berjalan lagi ke kamar mau tidur-tiduran dulu sebelum mandi.  Lewat pintu kamar mandi kulihat Ibu mertuaku keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk yang dililitkan ke badannya. Aku menunduk coba untuk tidak melihatnya, tetapi dia sengaja malah menubrukku.  “Kamu mau mandi ya?” tanya Ibu mertuaku. “Iya, emang Ibu mau mandi lagi”? candaku.  Dia langsung peluk aku dan cium pipi kananku sambil berbisik dia katakan “Mau Ibu mandiin nggak!”.  “Eh, Ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” balasku. “Ayo sini.. biar bersih mandinya..” jawab Ibu mertuaku sambil menarikku ke kamar mandi.  Sampai kamar mandi aku taruh handukku sedangkan Ibu mertuaku membantu melapaskan bajuku. Sekarang aku telanjang bulat, dan langsung mengguyur badanku dengan air.  Ibu mertuaku melepaksan handuknya dan kita sudah benar-benar telanjang bulat bersama. Burungku mulai naik pelan-pelan melihat suasana yang seperti itu.  “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” kata Ibu mertuaku sambil nyubit kecil di burungku.

Baca Juga Cerita Dewasa : Ngentot gadis SPG Elektronik yang putih mulus dan Perawan ngentot pertama  

Aku mengisut malu-malu diperlakukan seperti itu. Kuambil
sabun dan kugosok badanku dengan sabun mandi. Kita bercerita-cerita tentang
hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si Ibu bercerita tentang
teman-temannya sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan dan lingkungan
kantorku.  Ibu mertuaku terus menyabuni
aku dengan lembut, sepertinya dia lakukan benar-benar ingin membuatku mandi
kali ini bersih. Aku terus saja bercerita, Ibu mertuaku terus menyabuni aku
sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Burungku dipegangnya dan disabuni dengan
hati-hati dan lembut.  Selesai disabun
aku guyur kembali badanku dan sudah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu
mau pakai celana Ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya. Aku
lilitkan handukku dan kemudian ditariknya tanganku ke kamar tidur Ibu
mertuaku.  Sampai di kamar aku
didorongnya ke kasur dan segera dia menutup pintu kamarnya. Aku tersenyum melihatnya
seperti itu, dia lepaskan handuk di badannya dan di badanku. Burungku memang
sudah hampir total berdiri.  Selepasnya
handukku dia langsung mengulum burungku, aku terdiam melihatnya bergairah
seperti itu. Cuma sebentar dia ciumi burungku, langsung dia menaikku dan
memasukkan burungku ke vaginanya.

Dalam hati aku berpikir kalau Ibu mertuaku memang sudah
kangen banget melakukannya lagi denganku. 
Dia angkat dan dia turunkan pantatnya dengan gerakan yang stabil. aku
pegang dan remas-remas payudaranya membuat dia seperti terbang keawang-awang.  Gerakannya makin cepat dan bersuara dengan
pelan “Oh.. oh,.ahcch..”. Dan tak lama kemudian badannya menegang kencang dan
jatuh ke pelukkanku. Kupeluk dia erat-erat sambil mengatakan “Waduh.. enak
banget ya?”. “He-eh, enak” balasnya. “Emang ngeliat siapa disana sampai
begini?” tanyaku. “Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja..” balas Ibu
mertaku.  Kali ini aku kembali bergerak,
kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremas payudaranya. Kubuat dia mendesah
geli dan kubangkitkan lagi gairahnya kembali. Sampai di daerah vaginanya,
kujilati dinding vaginanya sambil memainkan lobang vaginanya.  Ibu mertuaku kadang merapatkan kakinya
mendekapkan wajahku untuk masuk ke vaginanya. 
“Ayo ah.. kamu ngebuat Ibu gila nanti” kata Ibu mertuaku.  Aku beranjak berdiri dan menidurnya sambil
mengarahkan burungku masuk ke dalam vaginanya. Pelan-pelan aku goyangkan
burungku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut.  Tak lama masuk sudah burungku ke dalam dan
Ibu mertuaku mendesis kayak ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan dan
kutekan kembali burungku masuk ke dalam vaginanya.  Aku terus bergerak monoton dengan
ciuman-ciuman sayang ke arah bibir Ibu mertuaku. Ibu mertuaku hanya
mengeluarkan desahan-desahan dengan matanya yang merem melek.

Kulihat dia begitu nikmat merasakan burungku ada dalam
vaginanya.  Dia jepit pinggangku dengan
kedua kakinya untuk membantuku menekan batang burungku yang sedari tadi masih
terus mengocok lobang vaginanya.  “Aku
nggak kuat, Do..” desah ibu mertuaku. Aku semakin menambah kecepatan gerakanku
apalagi setelah Ibu mertuaku memintaku untuk keluar berbarengan, aku menggeliat
menambah erotis gerakanku. “Acchh.. sshh.. ah.. oh” desah Ibu dengan dibarengi
pelukannya yang kencang ke badanku. 
Tiba-tiba kurasakan cairanku ikut keluar dan terus keluar masuk ke dalam
vagina Ibu mertuaku. Aku benar-benar puas dibuat Ibu mertuaku, sepertinya
cairanku benar-benar banyak keluar dam membasahi lubang dan dinding vagina Ibu
mertuaku.  Ibu mertuaku masih memelukku
erat dan menciumi leherku dengan kelembutan. Aku beranjak bangun dan mencabut
batang burungku, kulihat banyak cairan yang keluar dari lobang vagina Ibu
mertuaku.  “Mungkin nggak ketampung
makanya tumpah”, kataku dalam hati. Aku pamit dan langsung ke kamar mandi
membersihkan badan serta burungku yang penuh dengan keringat serta sisa sperma
di batangku.  Itulah terakhir kali kami
melakukan perbuatan itu bersama. Sebenarnya aku berusaha untuk menghindar,
tetapi kita hanyalah manusia biasa yang terlalu mudah tergoda dengan hal itu.
Ibu mertuaku pindah ke rumah anaknya yang sulung, aku tahu maksud dan
tujuannya.  Tetapi istriku tidak
menerimanya dan berprasangka bahwa istriku tidak mampu menjaga ibunya yang satu
itu.

17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga

Ini adalah kisahku pada waktu aku masih SMP kelas tiga di
kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang,
disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank
karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya
sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia
sekitar 27 tahunan. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun
di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang
seminggu sekali.  Aku dan bibiku sangat
akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan
waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur
dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1
tahun.  Suatu pagi aku kaget ketika
seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males
amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil”  “Males ah, liburan masak suruh kerja juga….”  “Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh
nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…”  “Kan ada bi ijah “  “Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun
bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku 
“Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sambil mendorong mukanya. 

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan
temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju
bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi
mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek” 
“Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke
belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan
sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir
kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi
sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.  “Sana di belakang batu itu aja, tempatnya
adem enak…” dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih
disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata
sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata
wulan tetangga sebelah rumahku  “eh rik
tumben mau ke sungai….” Katanya ramah 
“Ya nih di paksa bos… “  “Wah
kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul “ 
“Aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak
pakaian bayiku siapa kapan keringnya” katanya sambil keluar dari sungai dan
mengambil handuk di tepi sungai. 
Selendang batik itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat
dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher
putihya terdapat sebuah kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia
kemudian membelakangi kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan
handuk ke sekujur tubuhnya. 

Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun
membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu
tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia
mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga
seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian kemudian duduk.  ”Kapan kamu kesini rik..”sambil memiringkan
tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan
pertanyaannya.  “Apa wul aku lagi gak konsen..”
ia memalingkan badan kearahku  “Ati-ati
disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..” 
“Oh aku baru kemarin..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air
sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua teteknya yang tanpa sengaja
diperlihatkan,.  Bibiku bergerak menjauhi
kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol.  “Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “
kataku  “Masih 1 tahun setengah, tadi sama
adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak kering ia kemudian memasang
handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi
mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang
tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam di
atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan
menaikkan handuknya, celana dalam berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan
seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.  “Anakmu siapa namanya…?” 

“Intan.. cantikkan “ ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah
menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian
melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan
teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi
baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah. 
Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya  “Cantik sih namanya.. tapi belum lihat
wajahnya secantik emaknya gak ya..”  “Ya
pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air
ke arahnya segera ia berdiri dan membalas siramanku.  “Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek
apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa
saat dia kewalahan menahan seranganku. 
“Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan
seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku
menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek mengambil
ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya,
tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka.

Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan
dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan meletakkanya
diatas kepalanyaa  ” Ampun ri,, aku dah
mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya
dan mengancam, akhirnya ia berbalik dan dengan leluasa aku menyiram ke
sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya  ”nih aku mandiin lagi hehehhe,……” sekujur
tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar samar
terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga agak lama ”aduh ampun
sakit “kataku sambil menarik tangannya, untuk beberapa saat kami saling
memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai untuk mengambil
handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara aku sambil duduk
disampingnya sembari menyeka air di kepalaku. 

Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan
rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya
yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka
kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku kemudian
menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih
nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya. 
Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian duduk tepat di depanku dan
di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya kurang kuat setelah celana
dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga
isi selangkanganya terpampang di depanku. 
“Eit…” katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku,
kemudian di usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yang masih lumayan
basah karena mengenakan celana dalam basah. 

Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampaknya dia
merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah
rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap bibir-bibir coklatnya
bawahnya yang masih kencang sambil tersenyum sendiri.  “Awas bisa gila lho tersenyum sendiri…” ia
menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya  “Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila
…” katanya sambil berdiri  “Eh, bau …”
sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya  “Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik
mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi salah satu
tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya  “Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur
ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua bibir bawahnya
”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus
memeknya dengan handuk sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga
kepalaku berada didalamnya. 

Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut
ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada dibelakang batu besar disamping sungai
itu lagi asik membuang hajat..  “Berani
cium gak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang,
memeknya tampak begitu menggairkan.  “Gak
ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan 
“Deal…” Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium
memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil
pura-pura menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan
mulai mengeluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai
menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya
ia tampak mengerang geli,  “Ih…” katanya
pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan
menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5
detik ku tarik mukaku.  “Memek lo bau
juga ya… mana 10 ribunya..?” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan
berdiri.  “Ntar ya dirumah, mang aku bawa
dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita)

ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan
sambil melihat ia berlalu,  * * * bibiku
akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil
mengembalikan tenaga setelah swalayan. 
Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci
sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga baju kami
basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua aku mulai membuka semua
bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang
dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian menaikkan
dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya mulus
bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih rapat,
tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.  “Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…”
kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya  “Mana? Masih baru nih..” katanya sambil
melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang
dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia
membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya
terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya
menyembul diantara belahan dasternya, 
“Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya, 

“Copot sekalian gih kolormu.. “  “Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak
menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka pelan-pelan
kolorku sehingga adikku menampakkan diri. 
“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus
rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang
sedikit terbuka.  “Dah lama ya kita gak
mandi bareng…” ia tersenyum  “Ia dulu
waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?”  “Ya milih yang cantik donk, masak sama mak
ijah kan dah pada keriput semua,…” ia kemudian membuka dasternya sehingga
seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping.  “Sana taruh di pinggir “ aku kemudian
meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya. Teteknya yang bersih dan putih
walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya
yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui
dia wanita ayu. 

“Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah  “Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku  “Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga  “Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”  “Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”  Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.  “Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.  “Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian mengusap-usapnya.  “Jangan nakal ah.. geli..” aku tetap saja mengelus elusnya  “Mandi sana.”

Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : Ku lumat memki adik ipar meski menjerit tak peduli dan malam pertama yang asik dan melelahkan

Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia
kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang
kecil  “Ri ambilin sabun donk…” aku duduk
mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh dia
tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah
beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk
membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan
sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan
dan kakinya dan berahir pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok
badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya
dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki,
dengan santai ia menggosokkan sabun pada penisku.  “Dah gede kamu ri, burungmu dah ada
rambutnya..”  “Ya donk masak mau kecil
terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok
punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya
pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan
terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun, aku mulai memberanikan diri mengelus
dari belakang kedua payudaranya.

Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus
payudaranya dan seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali
mengelus penisku.  Ia kemudian terduduk,
seperti biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun
meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di
mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu, 
”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil
mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas
batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air
sehingga seluruh memeknya kelihatan. 
“Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya
aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya.
tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya,
dia bangun  “Geli ah li.. “tanganku kali
ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai
berkembang dan menggantung.  “Burungmu
dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra, semakin lama
burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.  “Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku
mengangguk kemudian  “ Bi.. kamu gak lagi
mens kan?” ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya  “Sini bibi ajarin ngelonin cewek…”

aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan
teteknya kemudian melintir putingnya. 
“yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku
dan mendorong mukaku ke teteknya, aku ciumi semua bagian teteknya kemudian
menghisap pelan putingnya, ada air keluar dari susunya aku makin keras
menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sambil merem menikmatinya.
Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian
menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya.  “Kamu gak papa ri?” katanya pelan “Gak papa
bi, sekalian buat pengalaman  “ia
kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya
beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia
rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil dan tekanan
tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup
ku hentikan jilatanku kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil
mengelus dan memutar mutan burungku. 
“Enak kan…?” ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat berada
di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium
penisku  “Kalo jijik gak usah di emut …”
ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya. Ia kemudian duduk
diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya 

“ Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..”
aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda
teteknya.  “Bi sekalian masukkin ya..
biar ngajarinnya komplit..” ku masukkan tanganku ke memeknya,  “Jangan sama pacarmu saja, kasihan
perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba
ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli  “Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku,
di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit sekali memeknya,
baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali  “Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali
memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga penisku
lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di
tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.  Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya
bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,  “uh…. Enak bi …” ia kemudian menggoyang
pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek
menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya,  “Ayo bagianmu…” ia kemudian pasif membiarkan
aku melakukan keinginanku ku.

Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak
pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.  “Bagus ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….”
aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia
menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang  ‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit
kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar
kemudian dia menduduki kakiku,  “ayo aku
dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan
bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya  “bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat
nanti…”  “Ayo sayang … bibi juga gak lama
lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan
maut memek bibiku..  “uh.. ah… “
bergantian kami mengucapkannya  “Stop bi…
aku mau keluar …” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi
melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air
maniku benar benar keluar  “crot,,,,”
mengarah pada tubuhnya.. Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur
nafas setelah berhasil mencapai puncak 
“Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku pelan, ia tersenyum dan mencium
pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku
menuangkan air ke mukaku 

“udah mandi yuk…” aku menarik tangannya  “Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum  “Ayo tak bantu nyampe puncak..” kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya.. ia menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku dan berguling di batu itu,

ku belai rambutnya menemani menuruni puncak kenikmatan.  Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun  “ Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sambil mencubit paha depanku  “Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas “Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sambil memeluknya..  Demikianlah cerita seks panas Aku jadi budak seks bapak Mertua yg buas dan 17 tahun Sedarah hubungan intim dalam keluarga oleh cerita sex hot

Wanita Sangek Minta Ngentot Dan Sex Sama Kimcil Anak Smp, Update 2023

wanita sangek minta ngentot dan sex sama kimcil anak smp.

Cerita Bokep Terkini – cerita mesum ini adalah cerita seks pada Bulan Juni 2004 kemarin, saya diundang untuk mengikuti pertemuan rutin tahunan dari satu group eksklusif yang anggota adalah orang-orang berperilaku seks menyimpang. Anggotanya berjumlah sekitar 250 orang dari beberapa kota besar. Namun yang hadir saat itu hanya sekitar 125 orang saja. Ada banyak hal yang saya dapat dan saya bisa pelajari dari hasil pertemuan itu. Bahkan ada beberapa kasus penyimpangan yang belum saya ketahui sama sekali sebelumnya.  Sangat banyak email saya terima yang berisi hujatan dan cercaan serta ketidakpercayaan akan cerita-cerita tentang penyimpangan seks. Saya hanya bisa menjawab bahwa walaupun kita yang merasa bermoral dan berahlak sangat baik sering menghina dan mencerca mereka yang hidup menyimpang dari kewajaran, tapi kita harus jujur mengakui bahwa ternyata sangat banyak tidak terhitung kasus ini terjadi di antara kita. 

Bahkan di lingkungan keluarga kita sendiri. Siapa yang harus
disalahkan? Moral? Ahlak? Atau kita sendiri yang harus disalahkan karena
terlalu kejam menghujat mereka yang menyimpang sehingga mereka semakin tertutup
dan semakin terpuruk di dalam komunitas minor mereka tanpa ada masukan
pencerahan dari kita? Berikut akan saya kisahkan cerita nyata dari salah satu
anggota group tersebut yang sepertinya mulai merasa tersiksa dengan kondisinya
sekarang, tapi dia tidak bisa berbuat banyak karena batinnya tidak bisa lepas
dari kebutuhannya.. Saya samarkan nama-nama dalam cerita ini. Beberapa tahun
yang lalu, Jaka, saat itu 29 tahun, adalah satu eksekutif muda di suatu
perusahaan ternama di Jakarta. Istrinya, Dewi, saat itu 24 tahun, adalah ibu
rumah tangga yang aktif di beberapa kegiatan organisasi. Mereka dikaruniai 1
orang anak. Siang itu di ruangan kerja Jaka, Wenny, sekretaris Jaka sedang
menghadap Jaka untuk menyerahkan beberapa berkas laporan.  “Semua berkas sudah aku serahkan. Ada perlu
apa lagi Pak?” tanya Wenny sambil tersenyum manja. “Ada..” kata Jaka. “Apa?”
tanya Wenny lagi sambil tetap tersenyum. “Nanti jam istirahat kita makan
dimana?” tanya Jaka sambil tersenyum. “Ih, dasar.. Mau lagi ya?” tanya Wenny
sambil tetap tersenyum. “Kan baru kemarin aku kasih..” kata Wenny lagi. “Kamu
menggairahkan sih..” kata jaka sambil meremas pantat Wenny.

“Ya sudah nanti siang kita ke tempat biasa saja, ya?” tanya
Jaka. Wenny mengangguk. “Suami kamu belum pulang, ya?” tanya Jaka. “Belum. Dia
masih di Semarang. Wah kalau dia ada disini, mana bisa kita berduaan. Dia pasti
ajak aku makan siang bersama,” kata Wenny. “Ya sudah kalau begitu. Bereskan
semua kerjaan kamu..” kata jaka.  Wenny
lalu meninggalkan ruangan tersebut. Tengah harinya Jaka dan Wenny terlihat
meluncur ke sebuah hotel. Setelah check-in, mereka segera masuk ke kamar.  “Aku selalu merindukan kamu,” kata Jaka
sambil memeluk pinggang Wenny lalu mencium bibirnya.  Wenny membalasnya dengan panas. Lidah Wenny
bermain liar di dalam mulut Jaka, sementara tangannya meremas selangkangan Jaka
yang sudah terlihat menggembung.  “Ohh..
Kamu sangat pintar dan memuaskan.. Mmhh,” bisik Jaka sambil meremas pantat
Wenny. “Cepat buka bajunya..” kata Wenny kepada Jaka sementara dia sendiri
mulai melucuti semua pakaiannya.  Setelah
keduanya telanjang, tangan Wenny menarik tangan Jaka ke ranjang lalu
mendorongnya agar telentang. Dijilatinya puting susu Jaka lalu turun ke perut,
sementara tangannya meremas dan mengocok kontol Jaka yang sudah tegang.  “Ohh sayang..” desah Jaka sambil terpejam.

“Ohh.. Mmhh..” desah Jaka makin keras terdengar ketika
kontolnya terasa hangat dan nikmat berada dalam kuluman mulut Wenny. “Terus,
Wen.. Teruss..” bisik Jaka sambil terpejam dan menggoyangkan pinggulnya.  Setelah beberapa lama, Wenny menghentikan
hisapannya pada kontol Jaka. Dia bangkit lalu naik dan mencium bibir Jaka.
Kemudian dalam posisi mengangkangi wajah Jaka, Wenny mendekatkan memeknya ke
mulut jaka.  “Jilati, sayang..” bisik
Wenny. Lidah Jaka tak lama kemudian sudah bermain di belahan memek Wenny.
“Oww..” desah Wenny sambil terpejam sambil menggoyangkan pinggulnya. “Oh sayangg..
Ohh..” desah Wenny keras ketika kelentitnya dijilat lidah Jaka. “Terus sayang..
Terusshh..” desah Wenny sambil mendesakkan memeknya ke mulut jaka.  Lalu digoyang pinggulnya lebih cepat sambi
Jaka agak gelagapan tak bisa bernafas. 
“Ohh.. Ohh.. Ohh..” jerit Wenny ketika terasa ada yang menyembur di
dalam memeknya. “Nikmat sekali sayang..” kata Wenny tersenyum sambil menurunkan
badannya dan berbaring di samping Jaka. 
Jaka yang sudah bernafsu, langsung bangkit lalu membuka kaki Wenny lebar
sehingga memeknya tampak terbuka. Diarahkan kontolnya ke lubang memek Wenny.
Dengan sekali tekanan, bless.. Kontol Jaka sudah masuk ke dalamnya. Wenny
terpejam menikmati nikmatnya rasa yang ada ketika kontol jaka dengan perkasa
keluar masuk di dalam memeknya.  “Ohh..
Fuck me!” desah Wenny sambil menatap mata Jaka.

“Aku selalu bergairah kalau melihat kamu di kantor..” kata Jaka di sela-sela persetubuhan itu. “Kenapa?” tanya Wenny sambil tersenyum. “Karena kamu sangat sexy..” kata jaka lagi sambil terus memonpa kontolnya. “Aku pengen ganti posisi..” kata Wenny.  Jaka menghentikan gerakan dan mencabut kontolnya dari memek Wenny. Wenny kemudian bangkit lalu nungging.  “Cepat masukkan, sayang..” kata Wenny.  Jaka mengarahkan kontolnya ke lubang memek Wenny yang jelas terbuka. Lalu, blep.. blep.. blep.. Kontol jaka kembali keluar masuk memek Wenny.  “Ohh..” desah wenny sambil memejamkan matanya.  Setelah beberapa lama, Jaka makin cepat mengeluar masukkan kontolnya ke memek Wenny. Kemudian Jaka mendesakkan kontolnya dalam-dalam sampai amblas semua ke dalam memek Wenny. Crott! Crott! Crott! Air mani Jaka muncrat di dalam memek Wenny banyak.  “Ohh.. Enak sekali sayang..” kata Jaka sambil mencabut kontolnya. “Hisap, sayang..” kata Jaka.  Wenny lalu bangkit kemudian tanpa ragu kontol Jaka dijilat membersihkan sisa air mani di batangnya. Kemudian mulutnya langsung mengulum dan menghisap kontol Jaka.  “Sudah sayang..” kata Jaka, lalu mencium bibir Wenny mesra.  Setelah berpakaian dan merapikan diri, mereka segera pergi untuk makan siang dan melanjutkan pekerjaan di kantor. Sore harinya, Jaka pulang ke rumah. Dewi dan anaknya menyambut gembira kepulangan Jaka. Setelah mandi, Jaka duduk dengan Dewi di ruang keluarga sambil memangku anaknya.  “Mau makan, tidak?” tanya Dewi. “Nanti sajalah.. Aku masih kenyang,” sahut Jaka. “Nanti hari Minggu kita ajak anak kita berenang ya?” ajak Dewi. “Boleh..” jawab Jaka pendek sambil membuka-buka koran. 

Baca Juga Cerita Seks Panas : Bercinta Dengan Guru di Tenah Hujan

Malam harinya, di tempat tidur, Dewi yang sedang naik
birahi, sedang memeluk tubuh Jaka yang sedang memejamkan matanya.  “Ayo, dong..” bisik Dewi. “Apa sih?” kata
Jaka sambil tetap memejamkan matanya. “Aku pengen..” kata Dewi memohon. “Aku
capek seharian kerja, sayang.. Besok lagi ya..” kata jaka sambil mengecup bibir
Dewi lalu kembali memejamkan matanya. 
Dewi yang merasa kecewa hanya diam. Hari Minggu, sesuai dengan rencana,
Jaka dan Dewi pergi ke kolam renang untuk mengantar anaknya. Disana sudah
banyak yang berenang. Tua muda, laki perempuan. Setelah Dewi berganti pakaian
renang dengan anaknya, mereka langsung masuk kolam. Jaka hanya duduk di pingir
kolam melihat istri dan anaknya.  “Tidak
ikut berenang, Mas..” tanya seorang pria mengagetkan Jaka. “Eh, tidak.. Males,”
kata Jaka sambil melirik ke orang tersebut. “Kenalkan, saya Edi..” kata pria
itu. “Jaka,” kata Jaka sambil bersalaman. 
Jaka menatap Edi. Sangat ganteng dan tubuh Edi sangat bagus seperti
orang yang sering fitness. Juga terlihat celana renang mininya sangat
menggembung bagian depannya pertanda dia punya kontol yang besar.  “Boleh saya duduk disini?” kata Edi. “Oh,
boleh.. Boleh..” kata Jaka.  Edi duduk
berhadapan dengan Jaka. Jarak mereka cukup dekat. Mereka bicara ngalor ngidul
tentang keluarga, pekerjaan dan lain-lain. Pada mulanya Jaka biasa saja, tapi
entah kenapa lama-kelamaan Jaka sangat suka pada wajah ganteng Edi.

Ditatapnya lekuk wajah Edi yang sempurna. Ada perasaan
berdesir di hatinya. Apalagi ketika melihat Edi tersenyum, jaka merasa sangat
ingin mengecup bibirnya. Jaka akhirnya menjadi salah tingkah.  “Kenapa, Mas?” tanya Edi sambil
tersenyum.  Dengan sengaja tangannya
menggenggam tangan Jaka. Jaka berdesir darahnya. Entah kenapa ada perasaan
senang ketika tangannya digenggam. 
“Tidak apa-apa..” kata Jaka sambil menatap Edi.  Mereka saling bertatapan selama beberapa
saat. Hati Jaka benar-benar tak menentu ketika saling bertatapan sambil
digenggam tangannya.  “Kita bicara di
tempat yang lebih nyaman saja, Mas..” kata Edi. 
Jaka diam sambil melirik anak istrinya yang sedang berenang. Jaka bangkit
lalu menghampiri mereka di tepi kolam. 
“Aku keluar sebentar dengan dia ya, sayang? Ada sedikit bisnis..” kata
jaka sambil menunjuk Edi.  Edi tersenyum
dan mengangguk ke Dewi ketika Dewi meliriknya. Dewipun tersenyum.  “Jangan lam-lama ya..” kata Dewi. “Iya,” kata
Jaka sambil bangkit lalu menghampiri Edi. “Kemana kita?” tanya Jaka. “Kita
bicara di tempat parkir saja biar tenang..” kata Edi sambil melangkah diikuti
Jaka.  Jaka terus menatap tubuh dan
bokong Edi dari belakang. Darahnya semakin berdesir. Setelah Edi berganti
pakaian, mereka lalu menuju tempat parkir. 
“Di dalam mobil saya saja kita bicara,” kata Edi sambil membuka pintu
mobil berkaca gelap. “Lebih tenang dan nyaman,” kata Edi lagi.  Merekapun segera masuk. 

“Saya suka kepada Mas.. Mas cakep,” kata Edi sambil
mengenggam tangan Jaka.  Jaka terdiam
sambil menatap Edi. Hatinya berdebar disertai dengan munculnya satu gairah aneh
ketika menatap Edi. Edi tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Jaka. Tak
lama bibirnya mengecup bibir Jaka. Jaka terdiam, tapi perasaannya sangat
senang. Lalu tak lama Jaka membalas kecupan bibir Edi. Ciuman mereka makin lama
makin liar disertai permainan lidah.. 
“Buka celananya, Mas.. Waktu kita tidak banyak, anak istri Mas
menunggu,” kata Edi sambil dia sendiri melepas celana pendek dan celana dalamnya.  Tampak kontolnya sudah tegak. Jaka agak ragu
untuk melepas celananya. Edi tersenyum lalu tangannya segera membuka sabuk dan
resleting celana Jaka. Kemudia diperosotkannya celana Jaka sampai lepas. Celana
dalam Jaka tampak menggembung. Edi lalu melepas celana dalam Jaka.  “Kontol Mas sangat besar,” kata Edi sambil
meremas kontol Jaka.  Jaka terdiam sambil
merasakan suatu sensasi kenikmatan ketika kontolnya dikocok oleh sesama lelaki.
Apalagi ketika mulut Edi telah mengulum kontolnya. Jaka terpejam sambil meremas
rambut Edi.  “Ohh..” desah Jaka. Edi
terus menjilat, menghisap, dan mengocok kontol Jaka. “Gantian, Mas..” kata
Edi. 

Sambil menempatkan diri di kursi. Dengan agak ragu, karena
pertama kali, Jaka menggenggam kontol Edi yang tegang berdenyut. Matanya terus
menatap kontol yang digenggamnya. 
“Kocok, Mas..” bisik Edi.  Jaka
secara perlahan mengocok kontol Edi. Edi terpejam menikmatinya. Lama kelamaan
Jaka makin asyik menikmati permainan tersebut. Dengan gairah yang makin lama
makin tinggi, tangannya terus mengocok kontol Edi. Lalu tanpa ragu lidahnya
mulai menjilati kepala kontol Edi. Ada cairan bening asin dan gurih terasa.
Jaka terus melumat kontol Edi dan menghisapnya sambil sesekali
mengocoknya.  “Ohh.. Nikmatthh..” desis
Edi sambil meremas rambut Jaka.  Tak lama
tubuh Edi mengejang. Didesakan kepala Jaka hingga kontolnya hampir masuk semua
ke mulut Jaka. Lalu, crott! crott! Air mani Edi muncrat di dalam mulut Jaka.
Jaka langung melepaskan kulumannya. Perutnya terasa mual ketika air mani Edi
muncrat di dalam mulutnya. Banyak air mani di dalam mulut Jaka yang akan
diludahkan.  “Jangan diludahkan!” kata
Edi sambil dengan cepat melumat bibir Jaka. 
Dihisapnya semua air mani di mulut Jaka sampai habis lalu ditelan. Lalu
dilumatnya lagi bibir Jaka. Mereka berciuman liar sambil saling kocok kontol.
Tak lama kemudian Edi naik ke pangkuan Jaka. Diarahkan lubang anusnya ke kontol
Jaka. Setelah masuk. Secara perlahan tubuh Edi naik turun sambil matanya
terpejam menikmati nikmatnya kontol jaka di anusnya. Sementara Jaka juga
terpejam sambil menggerakan kontolnya keluar masuk anus Edi. 

“Ohh.. Sshh..” desis Jaka merasakan nikmatnya kontol keluar
masuk anus Edi. “Enak, Mas?” bisk Edi. 
Jaka tak menjawab. Hanya pejaman mata dan desahan kenikmatan saja yang
keluar dari mulutnya.  “Aku mau
keluarrhh..” bisik Jaka. Gerakannya makin cepat. “Keluarkan.. Puaskan..” bisik
Edi.  Jaka memegang pinggang Edi lalu
didesakan ke kontolnya hingga kontol Jaka masuk semua ke anus Edi. Croott!
Croott! Croott! Air mani Jaka muncrat di dalam anus Edi.  “Ohh.. Nikmat sekali..” kata Jaka lemas
sambil memeluk tubuh Edi.  Edi bangkit
lalu mulutnya segera menjilat dan menghisap kontol Jaka yang berlumuran air
mani sampai habis. Setelah itu mereka berciuman..  “Kapan kita bisa bertemu lagi,” kata Edi
sambil berpakaian. “Kapanpun kamu mau,” kata Jaka sambil berpakaian pula lalu
menyerahkan kartu namanya kepada Edi. 
Setelah berciuman mesra sebentar, Edi segera pergi meninggalkan tempat
tersebut. Jaka segera kembali menemui keluarganya di kolam renang.  “Bisnis apa sih?” tanya Dewi. “Lumayanlah
sebagai sampingan, siapa tahu berhasil,” kata Jaka.  Dewi diam karena dipikirnya jaka benar-benar
berbisnis dengan Edi. Begitulah, sejak saat itu Jaka telah benar-benar menjadi
petualang seks yang hampir melupakan keluarganya. Telah sangat banyak wanita
yang dikencaninya, juga sangat banyak laki-laki yang dipacarinya. Tapi tetap
Jaka menjadikan Edi sebagai kekasih utamanya. Memang secara materi, Jaka selalu
memberikan apapun dan berapapun yang Dewi butuhkan. Tapi tidak secara
batiniah.. Dewi sebetulnya sudah mulai merasa jenuh dan tersiksa akan kehampaan
batinnya.  Sampai suatu ketika..

Hari Minggu itu Jaka pamit kepada Dewi untuk bertemu Edi di
suatu tempat demi kepentingan bisnis. Sebenarnya Jaka menemui Edi di suatu
motel untuk berkencan. Setelah check-in, mereka segera masuk kamar.  “Lama amat sih, Mas,” kata Edi sambil memeluk
Jaka lalu melumat bibirya.  Jaka tidak
menjawab, hanya balasan lumatan bibirnya saja yang menandakan kalau Jaka
bergairah. Sambil tetap berciuman, tangan Edi dengan cepat membuka semua
kancing baju dan resleting celana Jaka. 
“Buka bajunya, Mas..” kata Edi tak sabar.  Jaka lalu melepas semua pakaiannya sambul
tersenyum. Setelah Jaka telanjang, Edi langsung jongkok lalu mengulum kontol
Jaka dengan bernafsu.. Begitulah, mereka memacu birahi saat itu tanpa menyadari
ada seorang wanita dan anak kecil yang duduk menunggu di depan kamar
mereka.  Dialah Dewi.. Sebetulnya Dewi
sudah lama mendengar selentingan tentang kelakuan Jaka. Tapi Dewi tetap
bertahan karena rasa cintanya kepada Jaka masih besar kala itu, juga karena
tidak ada bukti. Setelah selesai melampiaskan nafsu birahi mereka, Jaka dan Edi
berciuman lalu segera berpakaian. Sambil berpegangan tangan dan tersenyum penuh
arti, mereka membuka pintu kamar untuk pulang. Ketika pintu terbuka.. Jaka
terkesiap darahnya tanpa bisa bicara sepatah katapun. Matanya nanar menatap
Dewi dan anaknya.  “Aku sudah lama
mendengar kelakuan kamu dari teman-teman kamu..” kata Dewi dengan nada datar bergetar
menahan amarah. “Kalau kamu berhubungan hanya dengan perempuan, aku masih bisa
memaafkan kamu..” kata Dewi dengan suara mulai terbata-bata. “Tapi tidak dengan
kelakuan menjijikan ini!” suara Dewi mulai meninggi sambil berderai air mata.
“Aku minta cerai!!” bentak Dewi. “Sekarang juga aku mau pulang ke rumah orang
tua.. Jangan temui aku dan anakmu lagi!” bentak Dewi lagi. “Aku akan kirim
gugatan cerai untuk kamu tanda tangani lewat pengacara..” kata Dewi lagi sambil
segera menarik tangan anaknya dan berlari ke jalan untuk memanggil taksi.  Jaka dan Edi hanya diam mematung.. 

Menurut penuturan Jaka, tak lama kemudian mereka resmi
bercerai. Sampai detik ini rasa rindu Jaka kepada Dewi, dan terutama rindu
kepada anaknya sangatlah besar dan sangat menyiksa batinnya. Jaka sangat ingin
untuk bisa kembali bersama mereka. 
Pernah beberapa kali Jaka mencoba untuk mengubah kebiasaan yang selama
ini dijalaninya, tapi tidak membuahkan hasil. Sudah beberapa psikiater dan
pemuka agama yang dimintai pertolongannya, tapi tetap nihil. Keinginan dan
hasratnya untuk bercinta dengan wanita dan juga lelaki sangatlah tidak bisa
dibendung.. Batinnya sudah tersiksa oleh rasa rindu akan keluarga dan keinginan
untuk berubah, tapi raganya tidak bisa membendung gairahnya..  Semua nasihat yang sangat mudah diucapkan
oleh orang yang dimintai tolong, ternyata sangat susah dilakukan.

sex ama Kimcil anak smp

 Kisah ini bermula ketika aku ditugaskan ke luar kota oleh pimpinanku, saat aku cari penginapan disitu aku menemukan soerang anak masih SMP, tubuhnya seksi dan binal walaupun Masih SMP.. Penasaran ? mari kita simak !!!  Di tahun 2009 ,aku yg bekerja di perusahaan swasta di semarang. Aku yg dapet tugas dari pimpinan untuk mengisi di wilayah pekal*ngan.  Busett… gila bener , aku yg berpikiran untuk di pindahkan tapi tanpa uang tambahan pindah ke kota lain. Info dari temen-temen kalo di pekal*ngan kantor cabang nya kecil dan berantakan. Pikiranku terus aku mau tinggal dimana, tanpa uang kos pula. Dan pimpinan yg berkata kepadaku , aku hanya di tugaskan paling lama 3 bulan saja di pekal*ngan.  Waduuhhh…saya yg di semarang langsung bisa tinggal di rumah sendiri, tanpa biaya tambahan. Dan saat ini aku yg akan di tugaskan tanpa uang tambahan pula.. Buseet ! ! ! ! Apa di kata , aku mengiyakan saja perintah dari pimpinan dari pada aku kena pecat bisa boro-boro, cari kerjaan lagi sulit-sulitnya masalahnya.  Oke !!  Ke esokan harinya aku langsung meluncur dgn kendaraan pribadi, sepeda motoran. Sesampainya di kota pekal*ngan aku mencoba tengok sebentar saat melewatinya dan ingin tau juga untuk keadaan kantor cabang di pekal*ngan itu seperti apa , karena aku belom pernah melihat kondisi di kantor cabang pekal*ngan.  Aku muter-muter aja di daerah pekal*ngan utnuk mencari tempat kos yg berdekatan dgn kantor cabangku dan aku mendapat arahan teman sekantorku untuk mencari tempat kos yg nyaman.

Baca Juga Cerita Bokep : BERSETUBUH SEHARIAN DENGAN MURID BINAL

Karena aku juga punya temen yg berdomisili pekal*ngan , jadi
sedikit terbantu lah. Kemudian saya menemukan tempat kos dari arahan temen
aku.  Tempat kosnya kok kayak gini ya
???  kayak rumah .??tanyaku .  “ Memang , tapi jangan di lihat dari bentuk
rumahnya ??pemilik rumahnya kenal baik sama saya lho. .!!  Rumah tempat tinggal Mbak Lina ini sangat
nyaman juga lho dan suaminya bekerja di perhutani dan Mbak Lina ini sudah punya
anak 2 perempuan. Mbak Lina yg bekerja sendiri dan punya toko deket pasar
Setono.  Sebelum Mbak Lina pergi ke toko
, dia berpesan :  “Oke kamu tinggal
disini saja , anggaplah ini rumahmu sendiri”. 
“Terima kasih mabk Lina” jawabku. 
“ Oiya ini anakku, Siska masih kelas 2 smp dan sedikit bongsor. yg
pertama sudah kuliah di purwakarta ” ucap Mbak Lina.  Buseett. . .mantep benenr bleehh. . .aku
lihat Siska ygn masih berumuran masih muda tapi sudah berbadan semok gini ya ??  Bahenol banget dari atas ampe bawah udah di
kasih bemper semua, biar nabrak nya aman kali ya…. 1 bulan sudah berlalu , aku
yg tinggal di rumahnya mbak Lina , setiap kali kalo aku sedang balik kerja
sering kali melihat Siska yg sedang lonjoran sambil nonton tv dan mengemil. Dan
kadang kadang Siska juga bertanya ke aku, 
“ Baru pulang ya Om..??”  “ Wah
lembur teru nih Om. . ?”  Dan aku
menjawab seadanya.  “ Iya, Sis. .
.lumayan capek hari ini..?” ucapku  “
Oiya , Ibu kamu kemana Sis. . ??tanyaku . 
“ Belom pulang ya… ?”  “ Mungkin
sebentar lagi OM.. ?” jawabnya.  Aku yg
selalu memperhatikan tubuh Siska yg sedang mengenakan rok mini, di samping gitu
lonjorannya se enak nya lagi!! Sehingga terlihat jelas dgn paha yg mulus putih
dan Siska juga sangat cuek cuek saja. 
Hmmmmm….bikin tambah gemems aku.

Kadang kala Siska juga suka masuk kamar nyamperin aku, dan
sering tanya-tanya masalah kerjaan dan kadang pula juga minta bantuan untuk
mengerjakan PR nya. dgn perasaan risih kalo Siska masuk ke kamar ku dan
sepertinya Mbak Lina dan suaminya biasa biasa aja tuh, tau kalo Siska suka maen
di kamar ku . yauda tapi gak ada masalah kalo gitu !!  Dan Mbak Lina malah kadang nyuruh Siska buat
nemenin aku ngobrol atau gak sering bantu beresin berkas-berkas ku. Saat itu
aku ijin pulang dari kantor cabang kisaran jam 12.30 siang. Karena semalam aku
lembur ampe pagi.  Tapi sebelumnya
tugasku sudah aku beresin semua. Dan aku masih ngantuk banget brooww..
Setibanya sampai di tempat kossan , kok sepi banget ya rumahnya??  Pada kemana nih..kok gak kelihatan. Waktu aku
buka pintu…eh ada si Siska seperti biasa yg sedang nonton tv sambil tiduran
disofa… dgn rok mini andalannya & kaos ketat… Buseeett. . .!!  Semok banget…!  “ lho udah pulang ya Om ! ” tanya Siska..  ” Iya nih ..mungkin Om kecapekan kemarin”
jawabku singkat.

Aku langsung aja menuju ke kamar buat ganti baju.  “ Om. .Om. . .mau makan sekarang gak Om?”
tanya Siska depan pintu kamar.  “ Oiya ,
Nanti aja deh kalo makan nya. .. ”  “ Eh
,bikinin es sirup buat om aja deh..?” jawabku 
Beberapa menit kemudian . .  “ Ini
Om Es sirup nya. . !!!  “ Mau Siska
pijitin sekalian gak OM. . .?” tanyanya polos 
Beruntung banget aku…  “ heheehe.
. .boleh jg nih…” pikir mesum ku.  Lalu
Siska pun segera berbincang-bincang dan menanyakan ,  “ Om udah punya pacar belum sih. .?”  “ Kok Siska gak pernah ngobrol lewat telpon
dan rencana mau nyamperi pacar om??”  “
Udah , tapi di a juga kerja Di Semarang” jawabku singkat.  “Kalo kamu udah pacaran belom Sis?” tanyaku  “ Ya gitu deh…ada temen satu sekolah, tapi
kalo mo kesini malu dan gak berani Om. . .gak boleh sama Ibu”  “ Kalau ketahuan sama Ibu, ntar bisa marah
marah !!”  “ Pacar Siska genit , suka
minta di ciumin terus !!” jawabanya . 
“Ohh. . lha kok bisa gitu ??  kan
enak di cium sama Pacar Siska??”celotehku. 
“ iya juga sih Om. ..tapi Siska gak bisa ciuman pake bibir”ucap
Siska.  “ lha kenapa ??  masa gak bisa sih??”  “ Mau Om ajarin yg lebih enak gak
Siska??”  “ hehehehe..”  “ Hmm…gimana Om??  Gimana sih Om?? Tanya polos.  “ bener ya Om ajarin dikit , tapi ingat
jangan bilang ke Ibu ya??  Terus jangan
marah kalo Om keterusan Siska…” ucapku. 
“ Oke deh . Om tenang saja ??”jawab Siska  “

Bujuuuuk Buseeet. . .kena juga nih gadis kecil bertubuh
semok”  yg biasanya tiap harinya, aku
hanya bisa memandangi bagian tubuhnya yg semok aja dan sekarang kini bisa kuraba-raba
dan kurasakan. Rejeki gak kemana bung. . . . Kebeneran lingkungan di rumhanya
lagi sepi, hanya ada aku dan Siska.  Aku
langsung saja memulai menhgajari untuk bercipokan dgn pemanasan dulu .kemudian
aku pegangi pipinya yg lembut nan kenyal halus terus aku langsung libas
bibirnya yg seksi. Aku kulum bibirnya yg seksi itu, sperti kue aci . lembut
kenyal –kenyal. Saat aku melihat mata Siska nampak merem melek yg tadinya
bibirnya tertutup yg sekarang sudah sedikit membuka. Ketika sudah terbuka aku
segera mainkan lidah dan terus aku jilati dgn lidahku , mirip mencicipi es krim
jilat jilat gitu deh. .  “ ya begitu lah
dek Siska kalo sedang berciuman bibir” ucapku dan berharap lebih.  “ lho kayak gitu aja ya Om…??  ” kirain lebih Om..??” jawabnya.  “ sebebtulnya ada lagi dek Siska yg lebih
nikamt dan dasyatt??”  “ kamu mau
..?”  “ boleh juga Om ..?”jawab
Siska  “ oke , sekarang kamu tiduran aja sini
..?”jawabku .  Setelah Siska sudah tidur
dgn posisi yg enak dan nyaman , aku segera menyambar lagi bibir Siska. Dan
tangan ku juga ikutan menyambar tak tinggal diam. Payudara Siska yg montok dan
kenyal sangat terasa seklai di genggaman tanganku dan kemudian tanganku segera
menyusuri ke arah paha yg seksi dgn roknya. Lalu aku mencium ulang kearah
bibirnya dan menyusuri kea rah bagian lehernya dan bagian telinga nya yg bersih
putih. Aku hajar abis abisan. .  “ Om
geliii om, ,, , , ,”ucap Siska  “ Mhhhhh.
.. . .”  Kemudian payudara Siska aku
remas-remas habis-habisan sampai tak ada ampun. Tanganku langsung mengarah ke dalam
payudara yg masih tertutup bajunya. 

WAuuuuuw. . .pucuknya dah bangun dan sudah mengeras
menjulang kencang sekali puting susunya. Langsung aja aku plintir –plintir dgn
lembut putingnya di kanan dan di kiri . 
“ MHhh. . … . Uhhh..Om. . …” ucap Siska  Seketika aku sosor langsung puitng susunya
satu persatu punya Siska, dan kemudian dgn gak tahan nya kegelian yg dia
rasakan , Siska menjambak rambutku yg bertanda sedang horny. . . Lalu tanganku
segera menjelajah ke arah selakangan nya Siska. .  Woow. ..tenyata masih polos , belom ada
rambut rambutnya memeknya dan sudah mulai becek berlendir memeknya. aku segera
mengelus-ngelus klitorisnya, wahh. . . ..masih original ternyata dan lalu aku
segera pelorotin CD nya yg berwarna putih . 
“ uh. . .jangan lah Om,Siska malu . . .” ucapnya.  “ gak apa apa kok dek Siska…nanti kamu juga
tau kok dek Siska. .?”  Kemudian sengaja
aku buka baju dan roknya, tanpa menanyakan langsung ke Siska , aku sosor saja
dan menjilati memeknya yagn sudah berlendir dan becek …!!  Wangi nya , aroma khas. . .bingiiiit.
.!!  “sshhhhhh…ahhhhhhh…geli Om!”  “ Ssssshhhhhh…ooohhhhhh AHhhhhhh….!”  rintih Siska warna memeknya yg masih merah,
makin nambah bersemangat aku dan ku jilat terus sampe kedalem2nya Tiba2 kaki si
Siska ngejepit kepala ku…  ”Hhmhhhhhhh…sssshhhhhhh…ohhhhhh…!”  cuma itu yg keluar dari mulut si Siska sambil
ngangkat pantat sedikit tanda klimaks… 

Gak pake nunggu langsung , segera aku jilat habis cairan putih khas moci memek si Siska…..gurih guriih nyooi !!  “ Ada apa dek Siska???  ” Kenapa dek Siska?”  “ Gimana rasanya?”  “ Mau lg dak?” tanyaku  “ Pengen kencing sih Om. . .!”  “habis gak kuat nahannya!”  “ Udah yah Om geli banget sih…” jawab Siska  “ Coba sekali lagi ini deh ya….yg ini lain lagi Siska !” kataku sambil tiduran disampinya.  “ yg lain lagi gimana sih Om? tanya Siska penasaran  “ Coba kamu tiduran aja ya. . !” jawabku  Siska nurut aja dan tiduran…terus aku renggangin kakinya.. waduh..memeknya si Siska imut banget, itu yg bikin aku gak tahan dan semakin bernafsu. Aku gak mau nglewatin buat nyodok memek orisinil kayak gini nih….  aku buka celanaku…si Siska melongo lihat aku gak pake celana…tapi dia gak bisa ngomong apa2 lagi, kepalang tanggung kali…kaki kiri si Siska aku angkat n aku taruh di pundak…trus aku arahkan kontolku ke memeknya Siska… Busyet…kenceng banget….  “ Auuu. . . aaah. . . sakit Om….”  “ Pelan2 aja ya..ssshhhhhh. . … !”rintih si Siska.  Aku berkeringat sangat deras dan terlalu semangatnya…. Kemudian aku sodok lg, masih belum bisa si Siska melenguh lg….  “ Mmmmmhhhh…sssshhhhhh…aaahhhhh!” aku tarik lg etrus aku sodok lg sampe bener masuk e memek-nya si Siska….  ”Bbleeeeessssss….Jluuuub. . .”  Sampe kerasa banget ngedobrak memek si Siska.  “ Aaaaahhhhh….Aaaahhhhh….Ssssshhhhhhh….Ooooohhhh” si Siska ngejerit sedikit langsung aja aku tutup mulutnya pake tangan sambil tidak lupa genjoooootttttt teruussssss….!!!  Buset dah . . .gile bener….lubang memek si Siska bener2 sempit bingit. .. !

Baca Juga Cerita Bokep Indonesia : MATANYA SANGAT MENGGODA

Aku sodok dgn kontolku kayaknya gak muat sekali….terus aku
lihat ada bercak warna merah agak pink yg nempel di kontolku …. Sorry Siska,
apakah kamu masih virgin???”  Otomatis
ngeseks sama pemula begini bikin aku yg repot… Setelah aku genjot diberbagai
posisi si Siska cuma bisa melenguh sambil megangin tangan aku atau bantal yg di
sampingnya… Bibirnya selalu digigit matanya merem melek…  tapi aku dah gak peduli….lalu si Siska
ngangkat pantatnya lagi pahanya coba ngejepit badan aku.  “ Sssshhhhhh…Ooooohhhhh…Om. . .”  “ Siskazz. … gaaaak taaaahhhann laaaggi..
“  “ Hhhhmmhhhhhh……Aaaahhhhh !”  Dan lagi-lagi si Siska muncrat ke kontolku yg
berlumuran sama lendir punya Siska . Kemudian aku cabut dulu…  “Sedot lagi boleh…..”  “Wwaduh…” 
Dan sekarang aku melihat memeknya si Siska ada lobangnya… sudah menganga
lagi… !!  Hmmmph. . . setelah itu aku
sodok lg, kali ini gak susah banget kayak yg pertama, namun sekarang aku pake
gaya nungging dan gak lama si Siska dah gak tahan lg…..  muncrat. . . 
Terus aku suruh dia telentang lagi dan kali ini misionaris style, yg
pasti penetrasi ke dalam memek Siska dan aku gak mau lama2 lagi kasihan jg si
Siska… sambil aku genjot tangan aku ngeremes nenen & pentilnya si Siska,
terus aku isep. si Siska dah gak bs ngapa2in lg selain  “AAaahhhhh…..Oooohhhhhh…Ssssssshhhhhhh…Mmmmmhhhhhhh”  Gak lama setelah itu kontolku terasa mau
klimaks….

 genjotan semakin aku
cepetin dikit…tapi tiba2 si Siska ngejepit badan aku lg…  waduh…bisa2 klimaks bareng nih..tp kalo
muncrat didalem bisa wasalam….!!  Aah
bodo gileee , gimananya pikir nanti aja deh ! Paling aku beliin obat anti hamil
aja di apotik” pikirku gampang. 
“AAaahhh…..Om..Siskaaaa dah gakk kuat naahhaan laaggi nnihh..!” rintih
si Siska yg kali ini hampir gak kedengaran. 
“ Iya Siska..Om jg dah gak tahan nih…” 
terus aku genjot… Gak lama kemudian…. 
“ Oooohhhh…”  Aku yg mau tarik
kontolku namun kaki si Siska malah ngejepit pinggul aku, rupanya dia jg
klimaks…  ”OOuuoohhhhh…Ssshhh…!” kontan
aja aku gak bisa ngapa2in…  “
Ccrrrroooottttt…Ccccrrrooootttt…Cccrrrroooootttt….”  Pejuhku dah keluar duluan, ya udah tanggung
kemudian aku terobos lagi ke memek-nya si Siska….  “ Croooootttt…Crroottt…. Ccrooott…”  busyet kayaknya memek-nya si Siska banjir dgn
air pejuhku. Nafas aku udah berat dan ngos-ngosan banget sambil tiduran
disamping Siska. Aku belai rambutnya sesekali aku raba lagi payudaranya…  “Siska, kamu gak pa2 kan?” tanyaku  “Gak pa2 Om ! Eenak jg sih “ Namun memeknya
Siska agak perih nih Om. .”  “ Ntar gak
usah bilang sama Ibu ya Om!” jawab Siska 
“ Iya ”  “ Kalau kamu mau kayak
gini lagi, tinggal bilang sama Om ya Sis !” kataku  “ Iya om…kalo besok bisa gak om?” jawabnya
polos….  busyet nih anak, udah ketagihan
dan ke’enakan rupanya… Setelah pake baju lagi si Siska ketiduran dikamarku …  “ Waduh gimana nih klo ibunya datang?”  Setelah aku beresin kamar aku langsung aja ke
ruang tamu nonton tv sambil tiduran…badan ku terasa capek banget tapi kok gak
bisa tidur lagi. Dah agak sorean, Mbak Lina kemudian datang… 

Dan dia heran aku tiduran di sofa…  ” Tumben dah pulang dek?” “ Kok tiduran disofa?” tanya mbak Lina .  “ Iya nih mbak, td saya ijin pulang kantor, waktu tiba di rumah si Siska lagi tiduran tuh dikamar sambil denger MP3” jawabku datar.  “ Biar aja deh mbak Lina , biar saya tiduran disofa dulu” tambahku sama Mbak Lina. Lancar……!!  Dan gak ada masalah….sejak itu selama aku di pekal*ngan kebutuhan buat kontolku jd mudah dan murah meriah. . .  Malahan si Siska suka diem-diem tidur dikamar aku sampe pagi yg pasti aku hajar dulu keplek keplek.  Demikianlah cerita bokep indonesia wanita sangek minta ngentot dan sex sama kimcil anak smp oleh cerita sex hot

ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI, Update 2023

ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI

Cerita Bokep Seks – Cerita Mesum yang ingin ku cerita kan ini adalah cerita dewasa yang ku alami dengan seorang model cantic. Penasaran kan ? yuk cermati cerita mesum ku ini ya.. Pagi hari, Aku baru saja bangun tidur, Udara terasa segar setelah Jakarta diguyur hujan deras semalaman, Kukenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana pendek ketat yang menampakkan lekuk-lekuk pantatku yang begitu menggiurkan. Aku berjalan ke halaman depan. “Aha… Koran baru sudah datang”, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.  “Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih **** (edited), Jakarta Pusat.”  “Aku bisa diterima apa nggak ya?” Aku bertanya dalam hati.

Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.  Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. “Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung. Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor **** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama “**** (edited) Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru.” Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.  Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku.

Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias “you can see,” dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.  “Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam.” Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk. “Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana.” Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto. “Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don’t be shy!” kata Adolf sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.  “Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!” Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : NIKMAT TAPI DOSA

Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku
yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual. “Nah, begitu
kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.” Wah! Ini sih mulai
kelewatan! “Ayolah, jangan malu-malu!” Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan
tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi
foto model.  Dengan perlahan-lahan
kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip memandangi tubuh
mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil
kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak
mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di
tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi
Adolf, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.  “Han, masak kamu balik badan begitu.
Bagaimana aku bisa mengetesmu.” Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf
menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Adolf terpana
menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi
menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun.
Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana
dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh
rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana
panjangnya menegang. 

“Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat”, kata Adolf sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.  “Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini”, kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku. “Nah, sudah selesai sekarang.” Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini. “Jadi saya sudah boleh keluar?” tanyaku. “Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!” Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi? “Susan!” Adolf memanggil seseorang. Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.  “Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Han”, kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!  “Baiklah, tapi kali ini aja ya”, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas.

ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI

Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara
Susan menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri,
sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose
keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat
seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susan berperan sebagai seorang pria
yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku,
sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku
diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang
tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi
kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku. 
Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih
keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke
belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan
Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah
Susan sudah ke mana perginya.  “Jangan,
Pak! Jangan!” Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada
hasilnya. Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir
tidak bisa bernafas. “Kamu memang benar-benar cantik, Hanny”, kata Adolf sambil
mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang
membusung di dadaku.  Tiba-tiba dengan kasar,
Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa.

Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di
depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau
meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan
tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan
merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih
itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian
puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku
menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke
selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang
mulus itu.  Aku hampir-hampir tak bisa
bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku
meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing
kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa
oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf.  Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya
masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit.

Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak
ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah
terbuka. Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang
kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang
kemaluan Adolf yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika “kepala meriam” itu
terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan
jamahan laki-laki.  Aku mencoba
memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku
sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima
dengan pasrah digagahi oleh Adolf. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi.
Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri.  Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih
tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang
ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku.
Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali
dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah
tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!

NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI

Saya, Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan telah berkeluarga, istri saya seumur dengan saya dan kami telah dikarunia 2 orang putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara istri, saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).  Keakraban ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini), dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.  Perlu diketaui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan masalah seks dan juga terbuka kalau berbicara mengenai masalah seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165 cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan basah serta ukuran dada 34A.  Keakraban ini dimulai sejak tahun lalu dan berlangsung cukup lama dan pada tahun ini sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak, bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias cerewet dan bertingkah laku seperti orang kaya saja. 

Baca Juga Cerita Seks Hot : AKU JADI KORBAN KEGANASAN SEKS SANG KAPTEN KAPAL dan DI BAYAR UNTUK NGENTOT DENGAN WANITA SETENGAH BAYA

Menurut saya kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak
prihatin walaupun tidak dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan
Siskalah yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Disamping itu
sang suami dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa
maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih baik
suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah pusing sekali
mendengarkan kecerewetannya.  Saya
menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah seks ini, karena saya
seringkali juga menghadapi masalah seks yang kurang lebih sama dengannya hanya
saja penekanannya berbeda dengan kakaknya. Istri saya seringkali ngambek yang
tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali saya tidak diajak
berbicara lama sekali.  Akhirnya Siska
juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan suaminya, dimana sang
suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali dalam seminggu, tetapi Siska
dapat dikatakan hampir tidak pernah merasakan apa yang namanya orgasme sejak
menikah sampai sekarang, karena sang suami lebih mementingkan kuantitas
hubungan seks dibandingkan kualitas. 
Siska juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau
belajar mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami
xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal itupun
berlangsung tidak sampai 10 menit.  Siska
lalu bertanya kepada saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal
hubungan seks, saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan
seks itu diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska. 

Suatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus
pergi ke Bali ada tugas dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada
rencana ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga
proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke
Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan
pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi sendirian ditambah
lagi kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada apa-apa, akhirnya saya
mengiyakan untuk pergi dengan Siska. 
Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta
09.50, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan
Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali
lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan
reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci
bungalow,  pada saat itu Siska bertanya
kepada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau
berdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar
mahal-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti tidak akan terjadi
apa-apa kok, lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua
share 1 bungalow. 

Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggy car
(kendaraan yang sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara
reception dengan bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini saya melihat wajah
Siska, ya ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak, sesekali dia
melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu
diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan.  Di dalam bungalow kami merapikan barang dan
pakaian kami saya menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga
mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat saya ingin menggantungkan jas saya
tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin
menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya
tidak sengaja, dia bilang sudah tidak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki.
Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia. 
Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada
adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalau begini terus saya bisa tidak
tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kami
menonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana
sini saja,  tidak usah takut deh sambil
menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap di sisinya,
selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu
dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya Saya memberanikan diri bicara, Sis
kamu kok cantik dan anggun sih,  Siska
menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih saya tidak
bohong, saya pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget, Andry come
on nanti saya bisa lupa nih kalau kamu adalah suami kakak saya.

Biarin saja kata saya. 
Perlahan tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus
membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil
membelai kepala dan rambut saya. Akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry
kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalau dulu kita bisa menikah saya
bilang, Abis kamunya sih sudah punya pacar. 
Lalu saya kecup juga bibirnya yang sensual, dia juga membalas kecupan
saya dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak
pernah diperlakukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada
nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar
buah dadanya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih
terus saling berciuman.  Kali ini saya
masukkan tangan saya langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Saya mainkan
putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing bajunya
dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas BH-nya.  Woww, betapa indah buah dadanya, ukurannya
kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih berwarna merah muda
mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Siska terhenyak sesaat
sambil ngomong, Andry kok jadi begini. 

Sis saya suka ama kamu, terus dia menarik diri. Saya tidak
mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung saya sambar lagi buah
dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta
putingnya. Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap kepala
saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan keringat
mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.  Lidah saya masih bermain diputingnya sambil
menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya
pada saat itu saya juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih
mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal CD saja, tangannya
mulai membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke
arah pangkah paha.  Dia semakin menggelinjang,
Oww Andry nikmat dan geli sekali. Perlahan saya turunkan CD-nya, dia bilang
Andry jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak sayaSaya bilang emang
saya gila kali, pakai bilang-bilang kalau kita. setelah CD-nya saya turunkan
saya berusaha untuk menjilat clitorisnya yang berwarna merah menantang. Pada
awalnya dia tidak mau, katanya dia belum pernah begituan, nah sekarang saatnya
kamu mulai mencoba. 

Lidah saya langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, Ohh,Andry, enaakk sekali, saya, saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar sekali sih,. Kemudian saya jilat clitoris dan lubang vaginanya, tidak berapa lama kemudian dia menjerit, Auuww saya keluar Andry Oohh nikmat sekali, dia bangkit lalu menarik dengan keras CD-ku.  Langsung dia sambar penis saya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral seks dengan saya, dia terus memainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap penis saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi, dia lepaskan penis saya, Andry ayo dong masukin ke sini, sambil menunjuk lubangnya.  Perlahan saya tuntun penis saya masuk ke vaginanya, dia terpejam saat penis saya masuk ke dalam vaginanya sambil dia tiduran dan mendesah-desah. Ohh Andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apa-apa, tapi kini saya sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.  Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk vaginanya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Saya tidak pernah menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan. 

Baca Juga Cerita Seks Panas : SEKERTARIS SELINGKUH DENGAN BOSS DEMI UANG TAMBAHAN

Ohh Andry saya keluar lagi. Saya angkat perlahan penis saya
dan kita berganti posisi duduk, terus dia yang kini mengontrol jalannya
permainan, dia mendesah sambil terus menyebut, Ohh Andry,ohh Andry. Dia naik
turun makin lama makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya,
tangannya memegang pundak saya keras sekali. 
Iihh, uuhh Andry saya keluar lagi, kamu kok kuat sekali,come on Andry
keluarin dong saya sudah tidak tahan nih.Biar saja, kata saya, Saya mau bikin
kamu keluar terus, kan kamu bilang sama saya, bahwa kamu tidak pernah orgasme
sama suami kamu sekarang saya bikin kamu orgasme terus.Iya sih tapi ini
betul-betul luar biasa Andry, ohh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari
begini sama kamu.Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi, kata saya.  Saya bilang, Sekarang saya mau mencoba doggy
style.Apa tuh, katanya.Ya ampun kamu tidak tau.Tidak tuh, katanya. Lalu saya
pandu dia untuk menungging dan perlahan saya masukkan penis saya ke vaginanya
yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat penis saya sudah masuk
sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin
kencang.  Dia berteriak dan menggelinjang
dan mengguncangkan tubuhnya. Andry, ampuun deh saya keluar lagi nih. Waktu itu
saya juga sudah mau keluar.Saya bilang,Nanti kalau saya keluar maunya di mulut
Siska.Ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh.Cobain dulu ya,
akhirnya dia mengangguk.  Tiba saatnya
saya sudah mau orgasme saya cabut penis saya dan sambil dia jongkok saya
arahkan kepala penis saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocok-ngocok penis
saya dengan sangat bernafsu. Sis, Ketika mau keluar langsung penis saya
dimasukkan ke dalam mulutnya tidak lama lagi. 
Creett, creett, crett, creett, penuhlah mulut dia dengan sperma saya
sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya.

Dia terus menjilati penis saya sampai semua sperma saya kering saya tanya dia, Gimana sis nikmat tidak rasanya.Dia bilang, Not bad.Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.  Siska mengecup halus bibir saya, Andry, thanks a lot, saya benar-benar puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidup saya.  Demikianlah cerita seks panas ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI oleh cerita sex hot

NGENTOT DI RUMAH ORANG TUA dan GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB, Update 2023

NGENTOT DI RUMAH ORANG TUA dan GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB

Cerita Seks Panas – aku akan menceritakan cerita mesum yang ku alami sehingga aku tulis dalam sebuah cerita bokep. Kita mulai saja ya cerita nakal ini. Namaku Irma tapi biasa dipanggil I’in oleh orang di rumah, Aku sulung dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adik bungsuku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa 6 dan Dita 3 tahun. Kalau kata suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan tetekku yang berukuran 34B hingga terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body.  Percumbuanku dengan Hasan terus berlanjut tanpa pernah ada halangan yang benar-benar mengganggu,  seperti jika suamiku datang dari kota tempat dia bekerja, atau “tamu” wanita yang datang rutin tiap bulannya. Setiap kali bercumbu dengannya aku selalu mendapatkan kenikmatan orgasme yang tak terhingga, mulai dari gaya yang baru sampai tempat-tempat yang selama ini tak pernah kukira akan dapat melakukan hubungan sex di sana hingga itu membuatku semakin merasa terikat dan sulit untuk dapat lepas darinya. 

Salah satu tempat yang sangat berkesan olehku adalah saat kami berdua melakukannya di rumah orang tuaku. Itu semua berawal dari keberangkatan kedua orang tuaku kekota Bpp karena ada keluarga yang akan menikah, rencananya mereka akan menginap satu malam di sana. Atas permintaan Tita, aku dan kedua anakku diminta bermalam karena dia takut kalau harus sendirian. Selain itu atas izin ayah kami, Hasan diminta Tita untuk bermalam dan keberadaanku di sana bertindak untuk menjaga kalau sampai mereka kelepasan.  Ternyata Hasan memiliki kejutan yang dia persiapkan begitu mendengar kalau aku juga akan ikut bermalam di sana. Malam itu sekitar jam 20:10, kami baru saja selesai makan malam. Setelah menyikat gigi, aku menidurkan kedua anakku di kamar yang dulu kutempati. Setelah 10 menit aku yakin kalau kedua anakku telah tertidur pulas, aku mematikan lampu dan keluar pelan-pelan dari kamar itu. Saat sampai di depan TV aku mencari Tita, tapi dia tidak ada di sana sementara Hasan sedang asyik di sofa sambil tidur-tiduran di sana. Lalu aku mencarinya di dapur, kuketuk pintu WC, di sana tidak ada juga. Akhirnya aku kembali ke ruang tengah.  “Geser dikit San. . Kamu lihat Tita nggak. . ?” tanyaku padanya. 

“Sudah tidur Kak. .” jawab Hasan sambil duduk.  “Tumben sudah pulas jam segini. . Biasanya juga jam 10? komentarku.  Hasan tersenyum mendengar perkataanku, lalu dia merapatkan posisi duduknya ke tubuhku. Sementara matanya menatap tajam ke arahku dari atas sampai ke bawah. Walau tahu sedang dipelototi aku pura-pura cuek sambil menonton TV.  Malam itu aku mengenakan T-shirt tipis tanpa lengan yang lebih mirip singlet warna putih dengan dalaman BH warna hitam. T-shirt itu agak longgar, tapi tidak dapat menyembunyikan bentuk lekukan yang menonjol di dadaku. Tipisnya kain T-shirt dan BH yang kupakai membuat bentuk puting tetekku secara samar bisa terlihat. Dengan belahan dada T-shirt yang rendah membuat kedua tetekku akan terlihat dengan jelas jika sedang membungkuk sedikit saja.  Bawahanku adalah celana ketat selutut yang juga warna putih. Celana ketat itu memamerkan keindahan garis tubuhku pada bagian bawah. Lekukan pinggul dan pantatku yang sekal tercetak secara nyata di celana yang kukenakan saat itu. Sebenarnya aku memakai semua itu untuk menyenangkan Hasan, tapi aku tak mau mengatakannya karena aku sengaja ingin membuatnya menjadi panas dingin.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI

Selain itu aku tak ada rencana untuk bercinta dengannya
karena kondisi yang kurang mendukung, apa mau dikata rencana tinggal
rencana.  “Kakak seksi banget malam ini.
. Aku jadi terangsang nih” bisik Hasan di telingaku sebelah kiri.  “Jangan San. . ini di rumah ayah. .” aku
menolak sambil mendorong dadanya dengan kedua tanganku.  “Nggak apa Kak. . Toh mereka juga nggak bakal
tahu. .” kata Hasan sambil meremas tetekku. 
“Mmmh. . Tapi. . Ada. . Tita di kamar. . Kalo dia. . Akkh. . Bangun. .
Gimana. . ?” ujarku sambil mencoba menahan kedua tangannya yang mencoba
menelusup ke dalam T-shirt yang aku kenakan. 
“Tenang aja Kak. . Aku udah masukin obat tidur ke dalam teh yang dia
minum tadi. . Kalo kakak nggak mau. . Aku tidur sama Tita aja dah. .”  Mendengar perkataannya itu, aku kaget bukan
kepalang. Selain masalah obat tidur, aku takut kalau Hasan akan benar-benar
meniduri Tita malam ini. Selang beberapa waktu aku tenggelam dalam
pikiranku,  dan saat aku sadar ternyata
tubuhku bagian atas tinggal tertutup oleh BH yang kaitannya telah  terlepas. 
“Oke San. . Kakak mau. . Tapi jangan disini. .” pintaku pada Hasan.  “Terserah kakak aja. .” kata Hasan sambil
menghentikan kegiatannya.  “Setengah jam
lagi kamu masuk ke kamar. . Kakak mau siap-siap dulu. .”  Hasan mengangguk, lalu mengangkat tubuhnya
yang sedang menindihku yang sudah setengah telanjang.  Setelah mengenakan kembali BH dan T-Shirt
yang tadi dipreteli oleh Hasan, aku langsung berdiri. Saat hendak melangkah,
tiba-tiba Hasan merangkul pinggulku, kepalanya langsung tenggelam di pangkal
pahaku sementara kedua tangannya meremas pantatku.

Aku mendesah saat merasakan lidahnya yang menusuk-nusuk
celana tipis yang kukenakan. Selang 5 menit kemudian Hasan melepaskan tubuhku
dan membiarkan aku berjalan ke kamar. 
Masuk ke kamar orang tuaku, pintu langsung kututup dan kulepaskan semua
kain yang melekat di tubuhku kemudian dengan setengah berlari aku masuk ke
toilet yang terdapat di kamar tersebut. Kuambil sabun sirih khusus untuk
membersihkan alat vital wanita lalu kubersihkan kelaminku dengan sabun
itu.  Sekitar sepuluh menit kemudian aku
keluar dan langsung duduk di meja rias ibuku. Kuperhatikan tubuhku di cermin,
sepasang tetek berukuran 34B yang montok dan kenyal menggelantung indah dan
menggairahkan. Kuturunkan mataku ke bawah, memekku yang merah terlihat dengan
jelas tanpa terganggu oleh rambut kemaluan yang baru tumbuh pendek. Itu karena
beberapa hari yang lalu rambut itu telah dicukur habis oleh suamiku.  Kuambil parfum khusus wanita milik ibu dan
kusemprotkan ke beberapa bagian tubuh. Seluruh bagian leher, ketiak, tetek,
perut dan paha. Semua itu adalah bagian tubuh yang biasa dijilat Hasan jika
sedang mencumbuku. Tanpa mengenakan dalaman, kukenakan kimono tidur milik ibuku
dan mengikat tali di pinggangnya. Kukecilkan volume cahaya kamar agar menjadi
lebih romantis. Saat akan bercinta dengan suami saja aku tak pernah melakukan
persiapan seperti saat itu, Hasan benar-benar telah membiusku.  Setelah itu aku naik ke atas kasur. Kupeluk
guling sambil menunggu Hasan masuk, aku merasa deg-degan seperti saat melalui
malam pertamaku dengan suami.

Selang beberapa waktu kemudian kudengar pintu kamar diketuk,
kupejamkan mata sambil bergulung ke arah kanan. Kemudian terdengar suara pintu
dibuka lalu ditutup kembali, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahku.
Hasan memanggil-manggil namaku, tapi aku pura-pura tertidur dan tak
menjawabnya.  Kurasakan kasur agak
bergerak, rupanya Hasan sudah naik ke atasnya. Tangannya menyentuh bahuku dan
menggoyangnya, aku masih berpura-pura tertidur. Kemudian dia mengubah posisi
tubuhku dengan menelentangkannya, guling yang sedang kupeluk diambilnya.
Setelah itu terasa tali kimonoku ditariknya, dan saat Hasan membuka kimono yang
kukenakan, hawa dingin ruangan menyengat tubuhku bagian depan. Tak ada gerakan
setelah itu, tapi aku yakin kalau saat ini Hasan sedang memandangi tubuhku
bagian depan yang sudah terbuka lebar. 
Selama beberapa saat aku tidak merasakan ada gerakan, ini membuatku
hendak membuka mata karena penasaran. Tiba-tiba aku merasakan angin hangat pada
pangkal pahaku, kubuka mataku sedikit, ternyata angin hangat tadi disebabkan
oleh Hasan yang bernafas di selangkanganku. Pasti dia sedang menikmati wangi
sabun sirih yang kupakai barusan. Hembusan nafas dari hidungnya bertiup ke arah
pintu liang memekku. Ini menimbulkan sensasi nikmat tersendiri dalam
tubuhku.  Hasan terus menghembuskan
nafasnya di bagian bawah perutku, rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu
dan merangsang tubuhku. Aku mencoba bertahan dan melawan kenikmatan yang terus
menyerang, tapi tubuhku berkata lain. Kurasakan ada cairan hangat yang mengalir
keluar dari memekku,  padahal Hasan hanya
menghembuskan nafas saja tanpa melakukan penetrasi yang lain. 

Seiring keluarnya cairan hangat dari memekku, udara hangat dari hidung Hasan mulai naik ke atas. Udara itu berputar-putar sejenak di lubang pusar, kemudian menjelajahi setiap jengkal kedua tetekku, bergerak ke atas lagi hingga ke leher. Di sini dia bergerak bolak-balik dari kanan ke kiri. Semua perbuatan Hasan itu membuatku semakin terangsang dan hampir saja kehilangan kontrol,  berkali-kali aku ingin mengerang saat hidungnya menggesek-gesek puting tetekku.  “Sampai kapan mau tidur Kak. . ?” bisik Hasan di telinga kiriku sementara salah satu tangannya memelintir puting tetekku sebelah kanan.  “Aucch. . Sshh. . Ampuun Saan. . Aku dah banguunn” erangku sambil membuka kedua kelopak mata.  Astaga ternyata Hasan sudah hanya mengenakan CD. Wajah Hasan tampak jelas sekali di hadapanku, ada senyum nakal penuh kemenangan di sana. Kubalas senyumnya dan dengan penuh hasrat kulingkarkan kedua tanganku di lehernya. Kutarik wajah Hasan lebih mendekat ke arahku sampai bibir kami berdua bertemu dan langsung beradu.  Bibir Hasan langsung saja melumat bibirku seakan ingin menelannya, lidahnya menusuk ke dalam rongga mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku tak mau kalah, kujulurkan lidahku untuk menggelitik rongga mulut Hasan, ia terpejam merasakan seranganku. Tapi dia tak membiarkan aku mengendalikan permainan kami malam itu, dia melepaskan ciumannya dari bibirku dan menciumi wajahku sesuka hati. Sesekali dia mengulum bibirku, lalu menjilati wajahku. Aku semakin mengeratkan rangkulan tanganku pada lehernya. Ingin rasanya aku menjerit sekeras mungkin saat merasakan cumbuannya yang semakin liar saja, setelah menggerayang ke leher bibirnya terus turun hingga sampai ke atas tetekku.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : NIKMAT TAPI DOSA

Aku menahan nafas manakala bibirnya mulai menciumi kulit di
seputar tetekku. Lidahnya menari-nari dengan bebas menelusuri kemulusan kulit
sepasang tetekku yang sekal dan menggairahkan. 
Nafas Hasan menderu semakin kencang disertai suara kecipak mulutnya yang
dengan penuh hasrat melumat tetekku yang montok seolah ingin merasakan setiap
inci kekenyalannya.  Dari bibirku
meluncur desisan dan rintihan nikmat, sementara tanganku meremas rambut Hasan
dan menekan kepalanya ke dadaku. Rangsangan maha dahsyat menghajar tubuhku
manakala bibir Hasan mulai menjilat dan mengulum puting tetekku yang telah
mengeras. Dengan lihai lidahnya menyapu seluruh permukaan putingku secara
bergantian, aku mengerang halus tiap kali bibir Hasan berhenti di salah satu
puting tetekku. Kemudian ia mulai menyedot-nyedot putingku yang malang itu
sebelum mengakhirinya dengan sebuah gigitan halus dan menariknya perlahan
dengan giginya yang putih.  Saat Hasan
melakukan itu, puting tetekku yang lain tidak dibiarkannya menganggur begitu saja.
Dengan nakal jari-jari tangan Hasan memilin dan memelintir puting tetekku ini.
Dan jika dia telah menggigit salah satu di antaranya, maka tangannya akan
memencet puting yang lain dan menariknya dengan penuh gairah. Dan itu dilakukan
Hasan bergantian kepada kedua puting tetekku secara berulang-ulang.  Perbuatannya itu makin membuatku lupa daratan
dan serasa melayang-layang di awan di Rumah Orang Tuaku 2  “Saann. . !” Jeritku lirih memanggil namanya
saat untuk yang kesekian kali, puting tetekku disedotnya kuat-kuat.  Aku menggelinjang kegelian. Hisapan itu
nikmat luar biasa. Selangkanganku semakin basah dan meradang. Tubuhku
menggeliat-geliat bagai ular kepanasan mengimbangi permainan lidah dan bibir
Hasan di tetekku yang terasa semakin menggelembung keras. 

“Oohh Kak. . Teteknya bagus banget. . Mmphh. . Wuih. .
Montok banget. .” rayu Hasan sambil terus memainkan sepasang tetekku.  Tubuhku terus menyambut hangat setiap kecupan
mesra bibirnya. Badanku melengkung dan dadaku kubusungkan untuk mengejar kecupan
bibir Hasan. Lalu kudorong kepala Hasan ke bawah menyusur perutku. Dia mengerti
dengan apa yang kuinginkan saat ini. Dengan nafas menggebu-gebu, ia mulai
bergerak. Kedua tangan Hasan menyelusup ke bawah tubuhku dan mencekal pinggang,
mengangkat pinggulku dan meloloskan kimono yang tersangkut di bawah kemudian
mencampakkannya entah ke mana. Kini aku benar-benar telanjang bulat tanpa
sehelai benang pun yang menghalangi. Kulirik Hasan yang terpesona memandangi
ketelanjanganku. Gairahku semakin meletup melihat tatapan penuh birahi Hasan,  membuatku begitu bangga dan tersanjung. Walau
sudah sering melihatnya, tetap saja Hasan terkagum- kagum jika melihatku dalam
keadaan telanjang seperti ini. Mataku melirik ke bawah melihat tonjolan keras
di balik CD-nya. Dadaku berdegup, selangkanganku berdenyut dan semakin membasah
oleh gairah membayangkan kontol keras dibalik CD-nya.  “Saann. . Nnghh. . Jangan diliatin aja. .
Dingin nih. .” rengekku manja dengan gaya yang genit. Hasan seperti tersadar
dari lamunannya, dan mulai beraksi lagi. 

“Abisnya badan kakak seksi banget sih. . Gak bosen aku
ngeliat ni badan kalo lagi telanjang. .” katanya seraya melepaskan CD hingga
kini kami sama-sama telanjang.  Kulihat
kontolnya yang keras itu meloncat keluar seperti ada pernya begitu lepas dari
kungkungan CD. Mengacung tegang dengan gagahnya, besar dan panjang. Terlihat
olehku otot-otot melingkar di sekujur kontol itu. Aku sudah tak sabar lagi
ingin merasakan kekerasannya dalam genggamanku. Yang dimiiki Hasan ini membuat
punya suamiku seperti milik anak kecil saja. Segera kusambut tubuh Hasan yang
menindih badanku lagi.  Aku langsung
menyambut hangat ciuman Hasan sambil merangkulnya dengan erat. Ciuman itu
benar-benar membuatku terhanyut oleh gairah yang semakin meninggi. Terlebih lagi
saat kurasakan kontol Hasan yang keras menggesek-gesek perutku, gairahku
semakin meledak-ledak dibuatnya. Hasan kembali menciumi tetekku, kurasakan dan
kuresapi setiap remasan dan hisapannya dengan penuh kenikmatan. Aku tak mau
berdiam saja diwanja seperti itu.  Dengan
nakal tanganku menggerayang ke sekujur tubuh Hasan, bergerak perlahan namun
pasti ke arah kontolnya. Hatiku berdesir kencang saat merasakan kontol nan
keras itu dalam genggamanku,  kutelusuri
mulai dari ujung sampai ke pangkalnya. Jemariku menari-nari lincah menelusuri
urat-urat yang melingkar di sekujur kontolnya. Kudengar Hasan mengeluh panjang.
Kuingin dia merasakan kenikmatan yang kuberikan. Ujung jariku menggelitik
moncongnya yang sudah licin oleh cairan. Lagi-lagi Hasan melenguh, kali ini
lebih panjang.  Tiba-tiba saja dia membalikkan
tubuhnya, kepalanya persis berada di atas selangkanganku sementara miliknya
persis di atas wajahku. Kulihat kontol Hasan bergelantungan, ujungnya menggesek
-gesek wajahku hingga dengan refleks mulutku langsung menangkap kontol itu.

Kukulum pelan-pelan dengan penuh perasaan. Hasan sepertinya
tidak mau kalah dengan gerakanku yang agresif. 
Lidahnya menjulur menelusuri garis memanjang bibir memekku.  Hal ini membuatku terkejut, tubuhku bergetar
seakan diserang listrik. Kurasakan darahku berdesir kemana-mana, sementara
lidah Hasan bermain semakin lincah. Menjilat, menusuk-nusuk, menerobos rongga
rahimku. Ini membuatku seperti melayang-layang di atas awan. Nikmatnya sungguh
tidak terkira,  pinggulku tak bisa diam
mengikuti kemana jilatan lidah Hasan berada. Tubuhku seperti dialiri listrik
berkekuatan tinggi. Gemetar menahan desakan kuat dalam tubuhku. Aku semakin tak
tahan menerima berbagai kenikmatan yang dibuat oleh lidah Hasan. Perutku
mengejang,  kakiku merapat, menjepit
kepala Hasan. Seluruh otot-ototku menegang, dan jantungku serasa berhenti
berdetak. Sekuat tenaga aku bertahan sampai akhirnya tubuhku tak mampu lagi
menahan kenikmatan gelombang orgasme yang meledak-ledak.  Diiringi jeritan lirih dan panjang, tubuhku
menghentak berkali-kali mengikuti semburan cairan hangat dalam memekku. Aku
terhempas di atas ranjang dengan tubuh lunglai tak bertenaga. Lagi-lagi puncak
kenikmatan orgasme yang kuraih bersama Hasan terasa dahsyat dan luar
biasa.  “Oohh. . Ssann. . Nghh. . Enak
sekali. .” rintihku tak kuasa menahan diri. 

Mengapa kenikmatan seperti ini tak bisa lagi kudapatkan dari suami yang sangat kucintai, yang ada hanya rasa menggantung jika sedang bercumbu dengannya. Semenatara Hasan memberikan kenikmatan tak terhingga setiap kali kami bercinta. Sambil menetralisir nafasku yang naik-turun tak karuan, kulihat Hasan tersenyum di bawah sana. Dia pasti sangat bangga dengan kehebatannya bercinta karena selalu mampu membuatku mencapai puncak kenikmatan orgasme yang sejati.  Hasan tahu bahwa suamiku tidak dapat memuaskan tubuhku seperti saat dia mencumbuku. Aku tak bisa berbuat banyak, karena kuakui kalau aku sangat membutuhkannya saat ini. Membutuhkan apa yang sedang kugenggam dalam tanganku ini, benda yang berulang kali telah memberikan kenikmatan lebih daripada apa yang kurasakan barusan. Hasan masih menjilati sisa-sisa cairan yang keluar dari memekku.  Jemariku meremas-remas kembali kontolnya. Kukocok perlahan lalu kumasukkan ke dalam mulutku, kukulum dan kujilat-jilat. Kurasakan tubuh Hasan meregang dan dari mulutnya keluar rintihan kenikmatan. Aku tersenyum melihatnya seperti itu, aku ingin memberi kepuasan pada Hasan seperti dia telah memuaskan tubuhku. Kulumanku semakin panas, lidahku melata-lata liar di sekujur kontolnya.  Terdengar suara kuluman mulutku, sementara Hasan terus merintih-rintih keenakan. Dia menggerakkan tubuhnya di atasku seperti sedang bersenggama, hanya saja saat itu kontol kelaminnya menancap dalam mulutku. Kuhisap dan kusedot kuat-kuat, tapi dia belum memperlihatkan tanda-tanda akan segera mencapai klimaks. Mulutku mulai terasa kaku karena kelelahan sementara gairahku mulai bangkit kembali, memekku sudah mulai mengembang dan basah lagi. Sementara kontol Hasan masih tegak dengan gagah perkasa, bahkan lebih keras. 

Baca Juga Cerita Seks Hot : AKU JADI KORBAN KEGANASAN SEKS SANG KAPTEN KAPAL dan DI BAYAR UNTUK NGENTOT DENGAN WANITA SETENGAH BAYA

“Udah Kak. . Ganti posisi aja ya. .” kata Hasan seraya
membalikkan tubuhnya dalam posisi umumnya bersetubuh.  Dasar pejantan tangguh pujiku dalam hati.
Hasan memang piawai dalam bercinta, padahal baru sebulan kami berhubungan, dia
sudah sepandai ini, batinku. Dia tidak langsung memasukkan kontol kelaminnya
dalam lubang memekku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir memekku.
Dengan sengaja ia menekan seperti hendak dimasukkan, tetapi kemudian di gesekan
kembali ke ujung atas bibir memekku hingga menyentuh itil. Ngilu, enak dan
entah apa rasanya.  “Saann. . Aduuhh. .
Aduuhh saann! Sshh. . Mmppffhh. . Ayo saann. . Masukin aja. . Nggak tahann. .”
pintaku menjerit-jerit tanpa malu.  Aku
hampir mencapai orgasme lagi saat membayangkan betapa nikmatnya saat kontol
Hasan yang perkasa itu mengisi memekku yang masih rapat dan singset
terawat.  “Udah nggak tahan ya. . Kak. .”
candanya hingga membuatku blingsatan menahan nafsu.  Aku gemas sekali melihatnya menyeringai
seperti itu. Aku langsung menekan pantat Hasan dengan kedua tanganku sekuat
tenaga. Hasan sama sekali tak menyangka akan hal itu, ia tak sempat lagi
menahannya.  Maka tak ayal lagi kontol
Hasan melesak ke dalam memekku. Aku segera membuka  kedua kakiku lebar-lebar, memberi jalan
seleluasa mungkin bagi kontol kelamin perkasa itu. Terasa kontol itu sangat
sesak sehingga membuat memekku terkuak lebar-lebar.  Kulihat wajah Hasan terbelalak tak menyangka
akan perbuatanku. Ia melirik ke bawah melihat seluruh kontolnya telah terbenam dalam
memekku. Aku tersenyum menyaksikannya, Hasan balas tersenyum.  “Kakak nakal ya. . Awas. . Ntar aku bikin
mati keenakan.”  ujarnya.  “Mau doongg. .” jawabku genit sambil memeluk
tubuh kekarnya. 

Hasan mulai menggerakkan pinggulnya, pantatnya kulihat naik turun dengan teratur. Kadang-kadang digoyang-goyangkan sehingga ujung kontolnya menyentuh seluruh relung-relung memekku. Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi.  Efeknya luar biasa, Hasan memuji-muji goyanganku. Dia belum pernah melihat aku begitu bergairah sampai bisa bergoyang sehebat ini.  Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot memekku. Ini membuat Hasan merasa kontolnya seperti dikulum-kulum dalam jepitan memekku.  “Akkhh. . Kaa. . Eennaakkhh. . , hebaathh. . Uugghh. .” erangnya berulang-ulang. Sementara tangan Hasan semakin kuat meremas-remas dan memilin-milin puting tetekku dan bibirnya terus menyapu seluruh wajahku hingga ke leher, Hasan semakin mempercepat irama tusukannya, kurasakan kontolnya yang besar keluar masuk memekku dengan cepatnya. Aku berusaha terus mengimbangi kecepatan gerak pinggul Hasan, dan harus kuakui permainan Hasan sangat luar biasa. Aku bisa merasakan bagaimana rasa nikmat yang berawal dari memekku mulai menjalari seluruh tubuhku, tanda bahwa puncak orgasme mulai merasuki tubuhku. 

NGENTOT DI RUMAH ORANG TUA dan GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB

Sementara Hasan nampak berusaha keras untuk bertahan,
padahal tubuhnya juga mulai mengejang-ngejang tak karuan. Aku merasa kalau dia
juga hampir mencapai klimaks. Pinggulku meliuk-liuk semakin liar,  sementara pantat Hasan mengaduk-ngaduk
kewanitaanku semakin cepat. Semakin cepat tak beraturan,  sehingga aku yakin kalau dia akan segera
mengeluarkan sperma hangatnya dalam memekku. 
Tetapi secara tiba-tiba saja aliran kencang berdesir dalam tubuhku.
Nampaknya tubuhku juga sudah hampir tidak tahan menerima rangsangan Hasan
terus-menerus. Memekku terasa merekah semakin lebar, kedua ujung puting tetekku
semakin mengeras, mencuat berdiri tegak. Bibir Hasan langsung menangkapnya, dan
menyedot kuat-kuat kemudian menjilatinya dengan penuh nafsu. Aku membusungkan
dadaku sebisa mungkin dan oohh. . Rasanya aku tak kuat lagi bertahan.  “Ssaann. . ! Cepat keluarin doonng. . !”
teriakku sambil menekan pantatnya kuat-kuat agar kontolnya lebih masuk ke
selangkanganku.  Beberapa detik kemudian
tubuhku bergetar hebat, diiringi oleh gelombang rasa nikmat tak terhingga saat
cairan hangat menyembur dari memekku. Bersamaan dengan itu, tubuh Hasan
bergetar keras yang diiringi semprotan cairan hangat dari kontolnya di dalam
memekku.  Hasan langsung memeluk tubuhku
erat-erat, dengan penuh perasaan aku membalas pelukan itu. Kami lalu
bergulingan di ranjang merasakan kenikmatan puncak permainan cinta ini dengan
penuh kepuasan. Kami merasakan dan meresapinya bersama-sama, peluh yang
membasahi tubuh kami berdua menjadi satu dan tak kami pedulikan lagi. Bantal
dan guling berjatuhan ke lantai.

Sprei berantakan tak karuan terlepas dari ikatannya.  Eranganku, jeritan nikmatku saling bersahutan
dengan geraman Hasan. Kakiku melingkar di sekitar pinggangnya, sementara
bibirnya terus menghujani sekujur wajah dan leherku dengan ciuman-ciuman
lembut. Aku masih bisa merasakan kedutan-kedutan kontol Hasan yang perkasa
menggesek  dinding memekku. Nikmat sekali
permainan cinta yang penuh dengan gelora nafsu birahi ini.  Aku termenung merasakan sisa-sisa akhir
kenikmatan ini. Tak kusangka kalau aku akan berhubungan badan dengan Hasan di
kamar orang tuaku. Dia memang seorang laki-laki jantan yang selalu memberi
kejutan setiap kali kami bercinta. Setelah itu kami berdua tertidur dengan
posisi aku menindih tubuhnya, sementara kontolnya masih menancap di dalam
memekku.

GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB

Sebenarnya aku ini tdk pernah terpikir untuk bisa bercinta /
ml dengan wanita berjilbab namun apa mau dikata nasi udah jadi bubur dan bubur
itu udah di makan oleh aku….ceritanya begini Namaku Iful..umur 29 taon, tinggi
168 paras badanku tegap, rambutku lurus dan ukuran vitalku biasa saja normal
org Indonesia lah…panjangnya kira2 16 cm dan diameternya aku ggak pernah ukur…
Aku tinggal di rumah kost2 an istilahnya rumah berdempet2an neh…ada tetanggaku
yg bernama Ibu Tiara, berjilbab umurnya sekitar 33 taon, anaknya dah 3 boo…yang
paling besar masih sekolah kelas 5 SD otomatis yg palg kecil umur 1,8 bln,
sedangkan suaminya kerjanya di kontraktor (perusahaan) sebagai karyawan
saja.   Setiap hari Ibu tiara ini wanita
yang memakai jilbab panjang2 sampai ke lengan2nya boleh dikatakan aku
melihatnya terlalu sempurna utk ukuran seorang wanita yag sdh berumah tangga
dan tentunya aku sangatlah segan dan hormat padanya.  Suatu ketika suaminya sdh pergi ke kantor utk
kerja dan aku sendiri masih di rumah rencananya agak siangan baru aku ke
kantor… “Iful…”ibu tiara memanggil dari sebelah…karena aku msh malas2 hari ini
so aku tidur2an aja di t4 tidurku…”Iful…Iful….” Ibu minta tolong bisa..?? ujar
Ibu Tiara dari luar..aku sbenarnya dah mendengar namun rasanya badanku lagi
malas bangun …

karena mungkin aku yang di panggil tdk segera keluar, maka
ibu tiara dng hati2 membuka pintu rumahku dan masuk pelan2 mencari aku…seketika
itu juga aku pura2 tutup mataku..dia mencari2 aku dan akhirnya dia melihat aku
tidur di kamar… “ohh….” Ujarnya…spontan dia kaget…karena kebiasaan kalo aku
tidur tidak pernah pake baju dan hny celana dalam saja…dan pagi itu sebnarnya
lagi tegang…biasa penyakit di pagi hari…(heheheh) seketika itu dia langsung
balik melangkah dan menjauh dari kmarku….aku coba mengintip dengan sbelah
mataku…oo dia sudah tidak ada “ujarku dalm hati…tapi kira2 tak lama kemudian
dia balik lagi dan mengendap2 mengintip kamarku…smbl tersenyum penuh arti…cukup
lama dia perhatikan aku dan stlh itu ibu tiara lngsung balik ke rmhnya.  Besok pagi stlah semuanya tlah tidak ada di rumhnya
ibu tiara, tinggal anaknya yg plg kecil dah tidur aku …sayup2 aku dengar di
smpg rmhku yg ada di belkang, spertinya ada yg mencuci pakaian…aku intip di
blkang…Ohh ibu tiara sdng mencuci pakaian…namun dia hny memakai daster terusan
panjang dan jilbab …krn dasternya yg panjang, maka dasternya basah sampai ke
paha…saat aku sdg intip..ibu tiara lgsg berdiri dan mengangkat dasternya serta
merta mencopot celana dalamnya dan langsung dicuci sekalian…otomatis…saat itu
aku melihat ooooohhh…. yg merah dan pahanya yg putih di tumbuhi bulu2 halus…aku
langsung berputar otak2 ku ingin rasanya mencicipi yg indah dari ibu tiara yg
berjilbab ini…“Maaf ibu tiara…kemarin ibu ada perlu saya “ tanyaku
..mengagetkan ibu tiara dan semerta2 dia lngsung merapikan dasternya tersingkap
smpai ke paha… Iya nih mas Iful..Ibu kemarin mo minta tolong pasangin lampu di
kmar mandi “katanya. Kalo gitu sekarang aja bu…soalnya sbentar lagi saya mo
kerja “sambil mataku melihat dasternya…membayangkan apa yang didalamnya.

Oh iya ..lewat sini saja…Ujarnya..karena memang tipe rmh kost
yg aku tempati di belkangnya Cuma di palang kayu dan seng otomatis kegiatan
tetangga2 kelihatan di belakang. Aku lngsung membuka kayu dan sengnya dan masuk
ke dalam dan ibu tiara membawaku di depan…aku mengikuti di
belakang…oohhh…seandainya aku bisa merasakan dan pantat ini sekarang” gumamku
dlm hati. “ini lampunya dan kursinya…hati2 yah jng sampe ribut soalnya anaku lg
tidur”kata Ibu Tiara.. Aku lngsung memasang dan ibu tiara melanjutkan mencuci
nya, setelah selesai aku lngsg blng “ibu sdh selesai “kataku… kemudian ibu
tiara lngsung berdiri..tapi saat itu dia terpeleset ke arahku…seketika itu aku
menangkapnya..ups…oh tanganku mengenai payudaranya yg montok dan tanganku satu
lagi mengenai lngsung pantatnya yg tidak pake celana dalam dan hny ditutupi daster
saja…”maaf Dik Iful…agak licin lantainya”ujarnya tersipu-sipu..Iful tunggu yah
ibu bikinin Teh “ujarnya lagi…Dia ke dapur dan dari belakang aku mengikutinya
scr pelan2..saat teh lagi di putar di dlm gelas..langsung aku memeluknya dr
blkng… Iful…apaan2 neh…sentak Ibu Tiara…maaf bu…saya melihat ibu sangatlah
cantik dan seksi..”ujarku…Jangan Iful…aku dah punya suami ..”tapi ttp ibu tiara
tdk melepaskan pegangan tanganku yang mampir di pinggangnya dan
dadanya…Iful…jangaann.. langsung aku menciumi dari belakang menyikapi
jilbabnya…sluurrp…oh..betapa putihnya leher ibu tiara ‘ujarku dlm
hati…okhh…iful…hmmm…ibu tiara menggeliat..

langsung dia membalik badannya menghadapku..Iful…aku udah
bers…saat dia mo ucapin sesuatu..langsung aku cium bibirnya…mmmprh…tak lama dia
lngsung meresponku dan lngsung memeluk leherku .mmmmhprpp….bunyi mulutnya dan
aku beradu…aku singkapi jilbabnya sedikit saja…sambil tanganku mencoba
menggerayangi dadanya…aku melihat dasternya memakai kancing 2 saja diatas
dadanya…aku membukanya..dan tersembullah buah dadanya yg putih
mulusss…slurp…kujilat dan isap pentilnya…. Iful….ooohhh….ufhhh….”lirihnya
…slurrpp….slurp..saa t aku jilat…sepertinya msh ada sedikit air
susunya…hmmmm…tambah nikmatnya..slurp..slurp… Sambil menjilat dan menyedot
susunya..aku tetap tidak membuka jilbab maupun dasternya…tapi tanganku tetap
menarik dasternya keatas…karena dari tadi dia tidk pake celana dalam…maka
dengan gampang itilnya ku usap-usap dengan tanganku…Ohhh…oh…sssshhhh…guma m ibu
tiara..kepalaku ku dekatkan ke dan kakinya kurenggangkan…sluruupp….pelan2
kujilati itil dan …oh iful…eennakkh…oghu…mmmpphhff…t eriaknya pelan…kulihat
kepalanya telah goyang ke kanan dan kekiri…pelan2 sambil lidahku bermain di
…kubuka celana pendekku dan terpampanglah yang telah tegang …namun ibu tiara
masih tidak menyadari akan hal itu…pelan2 ku mengangkat dasternya…namun tidak
sampai terbuka semuanya..hanya sampai di perutnya saja…dan mulutku mulai beradu
dengan bibirnya yang ranum…mmmppghh…iful…aku…”ujar ibu tiara..kuhisap
dalam-dalam lidahnya…slurp…caup…oh ibu sungguh indah bibirmu, dan
semuanya…lirihku.. Sambil menjilat seluruh rongga mulutnya …kubawa ia ke atas
meja makannya dan kusandarkan ibu tiara di pinggiran meja…

tanganku ku mainkan kembali ke itil dan sekitaran
…ahhh…ufh…oh…Ifulll….i bu udah nggak kuaatttttt…lirih Ibu tiara. Pelan2 ku
pegang …ku arahkan ke yang sudah basah dan licin….dan
bleeesssssssssshh….ohhhhh…ufgh hh….Ifulll….Teriak Ibu tiara…sleepep…slepp…. ku
diamkan sebentar ….Ibu Tiara sepontan melihat ke wajahku..dan langsung ia
menunduk lagi…kududukkan di atas meja makan dan kuangkat kakinya…mulailah aku
memompanya..slep…slep..selp…be lssss….oh ibu sangat enak….Iful… juga sangat
besar….rupanya ibu tiara udah tidak memikirkan lagi norma2..yang ada hanya lah
nafsu birahinya yang harus dituntaskan….berulang-ulang ku pompa dengan
….oohh..akhh…Ifull….ku balikkan lagi badannya dan tangannya memegang pinggiran
meja…ku tusuk dari belakang bleesssssssss… Ohhhhh….teriak Ibu Tiara…kuhujam
sekeras-kerasnya …tanganku remas2 susunya ….aku liat dari belakang sangat bagus
gaya ibu tiara nungging ini, tanpa melepas daster dan jilbabnya..kutusuk terus
…sleeeepp….sleeps Hingga kurang lebih setengah jam ibu tiara bilang…Iful….ibu
udah nggak tahan…..sabar bu bentar lagi saya juga……Ujarku…Oh…ohhhh…ufmpghhh
…Iful…ibu mau keluarrrr…achhhh……semakin kencang dan terasa menjepit dan
oohhhhh…ku rasakan ada semacam cairan panas yang menyirami di dalam ….semakin
kupercepat gerakan menusukku…slep….slurp…bleeppp… . oh Ibu aku juga dah mo
sampai neh…..cepat Iful…ibu bantu….oho….uhhhhh….ibu tiara menggoyangnya
lagi…dan akhirnya Ibu….aku mo keluararrrrr…..sama2 yang Iful….ibu juga mo
keluar lagi…teriaknya…dan….Ohhh…ack…. .ahhhhh..aku dan ibu tiara sama –sama
keluar…dan sejenak kulihat di terlihat becek dan banjir… Setelah hening
sejenak…ku cabut dan kupakai celana pendek setelah itu ibu tiara merapikan
Daster dan jilbabnya…langsung aku minta maaf kepadanya… Bu..mohon maaf ..Iful
khilaf.’kataku.

Tidak apa2 kok iFul…ibu juga yang salah…yang menggoda Iful “ujarnya… Aku langsung pamitan kembali ke rumahku sebelah dan mandi siap2 kerja…setelah mandi kulihat ibu tiara sedang menjemur pakaian…tapi jelas didalam daster ibu tiara tidak memakai celana dalam karena terlihat tercetak lewat sinar matahari pagi yang meninggi mulai mendekati jam 10 pagi.. Sebelum aku pergi ku sempatkan pamitan ke ibu tiara dan dia tersenyum …tidak tau apakah ada artinya atau tidak. Demikianlah cerita mesum Indonesia NGENTOT DI RUMAH ORANG TUA dan GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB oleh cerita sex hot

MENYETUBUHI MERTUAKU YANG JANDA dan TETANGGA TANTE TITIK YANG SEXY, Update 2023

MENYETUBUHI MERTUAKU YANG JANDA dan TETANGGA TANTE TITIK YANG SEXY

Cerita Mesum Terbaru – cerita bokep ini adalah cerita seks yang mana terjadi pada diriku.. kita mulai saja ya cerita dewasa ini. Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku, Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.  Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu.

Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.  Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.  “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?” Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak. “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya. “Mana Ida?”, tanyanya. “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku. “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang. Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami. “Mudah-mudahan, Ma” “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan. “Iya, aku mau banget tuh” Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi. “Nony ke mana Ma?” tanyaku. “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya” “Oh”, jawabnya. Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : BIDAN CANTIK DAN MASIH PERAWAN dan TUBUH RESTU MULAI BERGETAR DAN MENGELEJANG

“Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
“Ya enggak tahu tuh, Ma” “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini
Mama ajarin” “Ajarin apa, Ma?” “Mama buatin jamu biar subur” “Ah bisa aja Mama
nih” Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual. “Ma saya boleh
nanya nggak?” “Apa?” “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?” “Ya kalo lagi
sakit aja” “Untuk yang lain?” “Yang lain tuh apa?” “Jamu kuat lelaki misalnya?”
“Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu
itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu” “Jadi nggak pernah
sama sekali, Ma?” “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta” “Terus
Mamanya gimana?” “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
“Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”  Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya
juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu
pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur” “Oh”, jawabku.
“Kamu ini nanyanya ngawur, aja” “He, he, he..” “Sudah sore sana mandi” “Iya
Ma”  Sementara aku mandi, kurasakan
penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh
mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga.
Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu
rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan
lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari
luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal
lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun.

Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang
dililit hingga dadanya. “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
“Iya, Ma”.  Setelah mandi kupompa air di
luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah
pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk
diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan
belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar
handukku terlepas. “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir
mertuaku. “Iya nih, Ma” “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung
berdiri?” “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja. “Hus, apanya yang montok”
“Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini” “Oh ini, mau lihat?” “Iya,
mau, mau Ma” Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang
cukup ramping itu terbuka. “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah
dadanya. “Eh katanya cuma liat?” “Ya liat sama pegang, Ma” Kuremas-remas buah
dadanya hingga nafasnya tersengal. “Sudah To, sudah” Tapi aku terus saja
meremasnya dengan bersemangat. “Sudah To, Mama mau mandi dulu” “Bener mau mandi
apa mau yang lain?” “Bener Mama mau mandi” “Nanti lagi ya?”  Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke
kamar mandi. Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian
mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi.

Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget
adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring.
Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan
pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang
berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan
pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya
pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku
berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik
turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan
tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan
sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan
tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas
bibir vaginanya. “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di
iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir
itu. Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.  Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat
dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku
berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu.
Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu
baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang
vaginanya. “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To” “Mama kayak perawan aja” Setiap
dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya. “Eghh, aduh
sakit, To” “Hah, sakit?”  Sambil
mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong
vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar
lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu,
sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam
rongga vagina mertuaku.

Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti
hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa
menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya
sehingga dia bisa seperti ini. “Ayo To, nunggu apa lagi?”  Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu
ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya.
Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar
suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
“Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.  Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak
menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini
membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi
permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda
akan orgasme terasa pada kami.  Kulihat
gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat
gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang
bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa
diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme. Tak lama kemudian,
“Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih” “Aku juga, aghh” “Iiihh, aghh, ehmm,
aghh” Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya
menandakan bahwa dia telah orgasme. “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya
menikmati sensasi orgasme yang tiada tara. 
Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan
menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan
ini ke dalam rahim mertuaku. Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring
telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di
vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya
dari liang vagina yang nikmat itu.

“Kamu hebat juga, To” “Iya dong, Ma” “Jangan panggil Mama lagi” “Siapa dong?” “Heny aja” “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?” “Enak tenan, lho”  Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu. Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?” “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah” “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega. “Yah, kan sekarang sudah”, kataku. “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi. Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu. Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?” “Emangnya bisa?” “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.  Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku. “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat. 

Baca Juga Cerita Seks Panas : PARA PERONDA MALAM dan KAKAK BERADIK DAPAT

Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan
erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya
hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya
merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai
cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan
itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal
itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik
bagi anakku.

TETANGGA TANTE TITIK YANG SEXY

Namaku Didi, Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota B dan tinggal di daerah J sejak tahun 1995. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Yan dan Tante Titik yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.  Pada saat saya kelas 3 SMA, Om Yan secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Jepang (terakhir saya baru tahu kalau Om Yan bertugas selama 1 tahun lebih). Dan tinggallah Tante Titik dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Titik tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Titik sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.  Sampai pada suatu ketika, saat saya sedang bertandang ke rumahnya dan hanya Tante Titik yang ada di rumah. Kedua anaknya dan pembantunya di-hijrah-kan ke daerah KD, sebelah timur kota BT karena Tante Titik sering berpergian.

MENYETUBUHI MERTUAKU YANG JANDA dan TETANGGA TANTE TITIK YANG SEXY

Dan kebetulan juga orang tua saya saat itu sedang ditugaskan
ke luar daerah. Dengan ikutnya ibu dan kakak saya, yang berarti saya juga hanya
tinggal sendiri di rumah.  Sekedar
gambaran, Tante Titik itu mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai
pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut
yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang
diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat
(belakangan saya baru tahu bahwa Tante Titik memakai Bra ukuran 36B untuk
menutupinya). Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih
bersih, wajarlah jika Tante Titik menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun
lelaki hidung belang. Hingga pada suatu sore, saat saya mendengar ada suara
langkah kaki di luar, kemudian saya intip dari jendela dan ternyata Tante Titik
baru pulang. Tidak lama kemudian saya ingin ke kamar mandi (kamar mandinya
terletak di luar masing-masing rumah dan ada beberapa tempat yang berjejer). Di
saat saya keluar dari kamar mandi, saya berpapasan dengannya. Dia memakai
kimono tipis warna biru muda dengan handuk di pundak dan rambut yang diikat
agak ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat seksi sekali. Sedangkan saya
hanya memakai celana pendek tanpa kaos (memang kalau di rumah, saya jarang
memakai kaos/baju).  “Malem Tante”, saya
sapa dia agar terlihat agak sopan. “Malem Mas Dio.. kok belum tidur..?”
balasnya. Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya. “Mas Dio..”
katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu. “Ya Tante..?” Jawab
saya. “Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.

“Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung
karena melihat keragu-raguannya.  “Eee..
nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi. “Mas Dio di
rumah lagi ngapain sekarang..?” tanya dia. “Lagi nonton. Emangnya kenapa Tante..?”
saya tanya dia lagi. “Lagi nonton apa sih..?” tanya dia agak menyelidik. “Lagi
nonton BF Tante”, kata saya yang tidak tahu dari mana tiba-tiba saya mendapat
keberanian untuk bilang begitu. “BF..? tanya dia agak kaget. “Maksudnya Blue
Film..?” “Iya.. emangnya ada apa sih Tante? Kalo tidak ada apa-apa saya mau
nerusin nonton lagi nih..” kata saya dengan agak memaksa. “Eee.. mau bantuin
Tante nggak..? Soalnya Tante agak takut sendirian di rumah. Kalau kamu mau
sambil nonton juga boleh kok. Bawa aja filmnya ke rumah, Tante juga punya beberapa
film seperti itu. Nanti Tante temenin nontonnya deh”, kata dia agak merajuk.
“Iya deh Tante, saya pilihin dulu yang bagus”, kataku tanpa ba bi Bu langsung
setuju dengan ajakannya.  Pucuk di cinta
ulam tiba, sesuatu yang sangat aku impikan sejak lama untuk bisa berdua dengan
Tante Titik. Hari ini aku akan berdua dengannya sambil menonton Film Biru
dengan harapan bisa melihat keindahan ragawi seorang wanita yang aku puja-puja
dari dulu dan bahkan (mungkin) merasakan kenikmatannya juga.  Singkat kata saya langsung memilah-milah
video yang bagus-bagus (Maklum, waktu itu masih jamannya Betamax, belum VCD).

Kemudian saya masuk rumah Tante Titik lewat pintu dapurnya.
Saya setel lebih dulu video yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa
menit kemudian Tante Titik masuk lewat pintu dapur juga dengan wangi tubuh yang
segar, apalagi rambutnya juga kelihatan basah seperti habis keramas. Saya
selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut kimono tipis biru muda yang
agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah
dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan
jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai
menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF
yang sedang berlangsung.  “Cakep-cakep
juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya. “Dari kapan Mas Dio mulai
nonton film beginian..? tanyanya. “Udah dari dulu Tante..” kataku. “Mainnya
juga bagus dan tidak kasar. Mas Dio udah tahu rasanya belum..? tanya dia lagi.
“Ya belum Tante. Tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau
ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku. “Ah Mas Dio ini kok jadi
nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku. “Tapi bolehlah nanti Tante
ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku
dengan agak menantang.  Tidak lama
berselang, tiba-tiba Tante Titik menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu
pula aku langsung kaget dan bingung karena belum pernah sama sekali melakukan
perbuatan itu. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya.

Sebentar kemudian tangan Tante Titik sudah mulai
mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut (karena lagi-lagi aku
tidak memakai kaos saat itu). Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup
membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh
seorang wanita, apalagi wanita tersebut tidak lain adalah Tante Titik.
Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.  Kemudian Tante Titik mulai menciumi leherku,
lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat
ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Titik juga
sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.  Karena dalam keadaan yang sudah sangat
terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk membuka kimono yang dia pakai.
Aku remas payudaranya, dan aku pilin-pilin ujung dari payudara yang berwarna
kecoklatan dan sangat sensitif itu, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung
tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ sayang..” katanya setengah
berbisik. “Ssshh.. oohh..”  Tiba-tiba dia
memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami
saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai
menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai
bergerilya ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah
mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Titik,
sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas
permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain
di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu
jari kedua dan kemudian aku tambah satu jari lagi sehingga menjadi tiga ke
dalam liang kemaluannya.

“Aaahh.. sshh.. oohh.. terus sayang.. terus..” bisik Tante Titik.  Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus sayang.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Titik.  Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Titik yang terlihat sangat lemas di sofa. “Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku. “Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Titik. Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Titik juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.  Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Titik. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : KEPERJAKAAN HILANG KARENA TANTE dan MALANG YANG INDAH

“Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan,
lalu Tante Titik mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku
yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah
terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama
tidak dipergunakan. Namun Tante Titik tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..”
rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa
ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Titik.  Lalu Tante Titik mulai menyuruhku untuk
menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia
sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami
begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah
licin, dan makin lama Tante Titik terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang
membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa
menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang
kewanitaan Tante Titik, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa
seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan
dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan
makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Titik, tubuhnya mengejang kuat seperti
kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak
karuan. Dan akhirnya Tante Titik terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap
tertancap dengan mantap.  Aku mencoba
membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas
payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan
kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap
sambil menyapu ujungnya dengan lidahku.

Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang keluar dan terasa hambar
dari ujung payudaranya, yang ternyata susu. “Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik
sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy
style. Awalnya dia menolak dengan alasan belum pernah bersetubuh dengan gaya
itu, setelah aku beritahu alasanku, akhirnya dia mau juga dengan berpesan agar
aku tidak memasukkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya.  Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke
dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Titik agak menengok
ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir
bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba
untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di
dalam kewanitaan Tante Titik, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku
perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya
seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya
konvensional yang tadi.  Aku terus
menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya,
sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih
merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus sayaang.. terus..
aarrgghh.. oohh..” Tante Titik terus mengerang. 
Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Titik merasa akan orgasme lagi
sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan
sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat.
Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel
pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas.

Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku
memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun.
Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak
berhenti menggerakkan pinggulku terus. 
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan,
sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam
buah pantat Tante Titik dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya
cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Titik. Mata Tante Titik terlihat
agak terbelalak ketika merasakan ada cairan yang memenuhi bagian dalam dari
kewanitaannya. Sesaat kemudian aku ambruk di atas tubuhnya, tubuhku terasa
sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan
kejantananku dari liang nikmat milik Tante Titik.  Dengan agak malas Tante Titik membalikkan tubuhnya
dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak
terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya. “Kok dikeluarin
di dalem sih Mas Dio..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar. “Tadi kan
saya sudah bilang ke Tante, kalau punya saya berdenyut-denyut, tapi Tante nggak
ngejawab sama sekali..” kataku membela diri. “Ya kan terasa kalau sudah mau
keluar..” katanya. “Saya mana tahu rasanya kalau mau keluar.. ini kan yang
pertama buat saya. Jadi saya belum tahu rasanya..” jawabku. “Terus entar kalau
jadi gimana?” katanya lagi. “Nggaakk tahu Tante..” jawabku dengan suara yang
agak terbata-bata karena takut dengan resiko tersebut. “Ya sudahlah.. tapi lain
kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan
dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut. “I..
iiya Tante..” jawabku sambil menunduk. 
Lalu Tante Titik berdiri menghampiri video dan TV yang masih menyala,
dan mematikannya. Kemudian tangannya dijulurkan, mengajakku pindah ke kamar
untuk tidur. Akhirnya kami tertidur pulas sampai pagi sambil saling berdekapan
dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. 
Itulah awal dari perbuatan-perbuatan saya bersama Tante Titik.

Selama hampir 2 tahun Tante Titik memberi saya banyak pelajaran dan kenikmatan yang sangat luar biasa. Terkadang jika Tante Titik sedang sangat menginginkannya, aku selalu siap melayaninya, kecuali jika keadaanku sedang tidak fit atau sedang ada keperluan keluarga atau sekolah. Dan jika aku yang sedang menginginkannya, Tante Titik sangat tidak keberatan melayaniku, bahkan dia terlihat sangat senang. Tidak jarang aku diajak pergi untuk melakukan fitness atau olah raga atau hanya sekedar jalan-jalan atau ngerumpi bersama teman-temannya. Akhirnya aku baru tahu kalau Tante Titik sebenarnya sangat haus akan seks, dia adalah wanita yang bertipe agak mendewakan seks. Dan dia akan melakukan apa saja demi seks. Tapi sebenarnya pula dia tidak begitu kuat dalam bersetubuh, sehingga dia bisa berkali-kali mengeluarkan cairannya dan berkali-kali pula tubuhnya terkulai lemas.  Demikianlah cerita bokep seks MENYETUBUHI MERTUAKU YANG JANDA dan TETANGGA TANTE TITIK YANG SEXY oleh cerita sex hot

ISTRIKU SELINGKUH dan ATIN SI PEMBANTU BERTUBUH MOLEK, Update 2023

ISTRIKU SELINGKUH dan ATIN SI PEMBANTU BERTUBUH MOLEK

Cerita Mesum Dewasa – cerita bokep seks ini adalah cerita mesum yang mana aku merasa aneh.., ini lah cerita dewasa ku,, Esoknya keadaanku, tak berubah. Aku terus berpura-pura tak tahu apa apa, Berhari-hari, selanjutnya setiap kali aku bercinta, anehnya aku malah terus membayangkan melihat istriku bercinta dengan pak Ganda.  Di kantor aku jadi lebih pendiam, aku merasa ada yang berubah pada diriku. Sekarang ini aku malah sering horny, membayangkan istriku bercinta dengan orang lain, dangan siapa saja, bahkan dengan dua atau tiga pria.  Kadang, aku berpikir untuk menceraikannya, Tapi tidak, aku mencintainya, aku tak bisa kehilangannya. Aku harus mengakui, aku juga sering jajanan di luar tanpa sepengetahuan istriKu. Tapi bagaimana ini. Aku mau istriku berkata jujur padaKu tapi apa mungkin.  Suatu saat weekend aku berbicara dengan Sherly, aku bertanya”Sayang, kanapa sih, koq kamu mau menikah denganKu..?”.”Ah Mas gimana sih, yah saya sangat mencintai Mas…”. Aku tersenyum dan membelai rambutnya yang hitam terurai. Aku menatap istriku, cantik sekali dia. Lalu aku berkata, “eh kamu kenal sama si Gatot kan”. Lalu Sherly berkata “iyah, kenal teman sekantor kamu yang ganteng itu kan…”.  “iyah, benar, dia itu sering nanyain kamu loh, dia itu tergila gila sama kamu..” kataKu. “Masa sih mas…” kata Sherly bersemangat. “Iyah, benar” kataKu. Sherly diam. “Eh mau gak, kalo misalnya kamu selingkuh dengan dia…. “kataKu tiba tiba, yang aku sendiri tak berpikir seperti itu.  Aku sendiri tak sadar, mengapa mulutku sampai keluar kata-kata itu. 

“Ahh.. Mas gila yah ,.. masak istri sendiri di suruh
selingkuh sama teman sendiri..”,katanya marah. Dalam hati aku berkata”dasar
munafik….”. Tanpa aku sadari membicarakan ini malah membuatKu birahi.  Aku mencari cara, aku memaikan kata kata. Aku
berkata, “Sherly, aku kan suruh kamu main dengan nya, bukan menikahinya, kalau
aku suruh kamu menikah itu namanya selingkuh, kan cuma begituan doang
sih…”.  Dia menatapku, lalu berkata,
“jadi, kalau aku main sama lelaki lain, itu bukan selingkuh, Mas gak
marah…?”  Arah pembicaraan makin mendekat
ke sasaran. Aku berkata, “selama aku tahu ,kamu main sama siapa, dan aku bisa
melihatnya, ok ok saja buatKu..”. “ha.. Yang bener Mas, Mas gak marah…?”,
tanyanya makin penasaran.  “engak, kalo
marah buat apa aku tawari kamu main sama Gatot…”, kataKu. “tapi, tapi… Mas…”,
kata Sherly. aku berkata “tapi..apa…sayang…..”. 
“Tapi mana mungkin cowok selingkuhanKu mau di liatin sama Mas, kalo lagi
main sama aku….”, Katanya. Ha, kena loh, tanpa sadar dia mengakui punya cowok
selingkuhan.  Aku berkata, “Mau, asal
kamu bilang siapa nama cowok selingkuhan kamu..”. Langsung muka Sherly merah
padam, “eh.. Aku… aku tak punya cowok selingkuhan…”. Aku tak mau membuatnya tak
enak suasana hatinya.  Aku langsung
merubah arah pembicaraan, “Nah, kalau Gatot itu mau, gimana ” kataKu. Sherly
Diam, “Ohhh…”, katanya kemudian. Aku berkata lagi, “Nah jadi mau gak main sama
Gatot…?”.”Ah.. egak..Mas gila yah…”, katanya. 
Kesabaranku habis, lalu aku berkata, “masa sih kamu cuma mau main sama
Pak Ganda…”. “Mas.. Apa apa menuduhku sama Pak Ganda…” katanya tak
mengakui.  Aku menceritakan semuanya.
Sherly menunduk dan menangis.

“Mas, baiklah aku salah, aku siap kamu cerai Kan…”. Aku
mencium keningnya, “Sayang, mana mungkin aku menceraikan kamu, kamu tahu aku
sangat mencintaimu, aku tak bisa hidup tanpamu…” kataKu.  Sherly tetap menunduk dan menangis, entah apa
yang dipikirnya. Aku berkata lagi, “Aku kan sudah bilang, kamu kan cuma main
sama Pak Ganda, tapi kau tak cintainya Kan, Kamu tetap cinta sama saya kan
sayang…?”. Sherly menjawab terbata-bata, “Iya, Mas saya masih tetap mencintai
Mas…”.  Aku mencium keningnya lagi, “maaf
sayang, aku telah membuatMu menangis..”. Lalu aku menceritakan semuanya. “Mas,
jadi Mas malah nafsu, melihat saya di main sama Pak Ganda…?”, katanya. “Iya,
benar aku tak bohong, itu sebabnya aku mau melihat kamu main sama Gatot, tapi
kalau kamu tak mau, yah sama siapa deh yang kamu suka…”, kataKu lagi.  Pembicaraan kita makin terbuka, Sherly mulai
berani berkata blak-blakan.  “Bener yah
Mas, tidak marah, tidak cemburu dan tidak menceraikan saya…janji..”, katanya.
Aku bilang janji.  Lalu Sherly berkata,
“gimana sama Pak Ganda lagi…”.”T api dia tak akan mau kalau aku tontonin”,
kataKu. Sherly berkata dengan genitnya, “Mas ngitip aja…”. Setelah berpikir
untung rugi, aku setuju, lagian ini kan pertama kali dia selingkuh dengan izin
suaminya, jadi biarlah dia yang lead the game, pikirKu.  Pas ini week end. Aku lalu menyewa villa. Aku
cari yang kamarnya dua. Dan aku mendapatkannya. Karena Villa itu Villa tua
dinding terbuat dari kayu. Sudah banyak yang berlubang. Jadi dari kamar sebelah
aku bisa melihat jelas seluruh kamar yang akan di pakai Sherly.  Aku mengatur, Supaya Sherly mengudangnya
datang ke Villa. Dan dasar Pak Ganda juga mupeng, walaupun sedang beristirahat,
sama anak dan istrinya mau juga datang. Akhirnya mobil pak ganda tiba, dan dia
langsung masuk ke Villa itu.  “Sayang,
maaf yah aku tak bisa lama lama, istriku menunggu.. tapi aku akan membuat kamu
puas deh..” katanya. Sherly pun berkata, “iyah, Mas aku juga, paling 2 jam lagi
Mas Joko balik, dari kolam pemancingan.. jadi kita cepat saja yah..”. Lalu
mereka masuk ke kamar.

Aku menanti dengan deg.. deg..kan.  Pak Ganda segera melepas seluruh pakaian, tinggal kolor hitannya. Aku bisa melihat di balik kolornya sudah menyembul penisnya yang ngaceng itu. Aku terus memperhatikannya, Lalu Dia menghapiri istriKu dan menjilati leher istriKu. Istriku mendesah desah. Lalu Pak ganda mulai membuka baju atasanNya. lalu Branya. Dan mulai menjilati teteknya.  Sherly mengelijing. Aku melihatnya dengan menahan nafsuKu. Sherly mendesah desah, tak peduli padahal dia tahu suaminya sedang mengintip. Pak Ganda dengan lahapnya terus menjilati buah dada ranum istriKu.  Pentilnya juga di sedot-sedot. Sherly makin mengelijing. Aku bisa jelas melihat putting istriku makin mengacung, yang menandakan dia horny berat, dan aku yakin vaginanya sudah banjir.  Lalu aku melihat, tangan Pak Ganda mulai menyusup masuk ke rok mini istriKu. Sherly mengelijing, “Ahhhhsss.Mas, ahhh Sherly jadi gatel nih”. Pak Ganda melepas rok mininya. Lalu jarinya kembali ,bermain di selangkangannya.  Aku benar benar penasaran. kontolku ngaceng sekali. Aku mengambil HP Ku. Lalu aku SMS dia. Aku suruh dia ke kamar sebelah sebentar.  Setelah Sherly membaca SMS ku, lalu dia berkata, “Maaf, mas aku ke WC dulu, perutku tiba tiba sakit..”. Tanpa banyak berkata istriku, meninggalkan Pak Ganda sebentar. Sherly masuk ke kamar. Aku langsung melumat bibirnya. Aku Nafsu sekali. Lalu menyelipkan tanganKu ke celana dalamnya. Aku meraba vaginanya, Wah vaginanya benar-benar basah.  Aku lalu menyuruhnya kembali ke kamar sebelah. Karena aku melihat Pak Ganda mulai gelisah. Dan Begitu melihat Sherly kembali langsung dia memeluknya lagi.  “Sayang isepin kontolKu dong..” katanya. Pak Ganda melepas kolornya, dan berbaring di ranjang. Lalu Istriku memegang penisnya dengan nafsu. Lalu mengulumnya. Kepala Sherly kemudian ,mulai naik turun.  Pak Ganda, mendesah keenakan. Dan IstriKu terlihat begitu nafsu menyedot penis hitam dan besar milik Pak Ganda. Aku melihatnya dengan penisKu yang mengaceng tegang.

Baca Juga Cerita Seks Panas : HOLIDAY’S CHALLENGE LINA SI GADIS PETANI

Lama aku melihatnya, sampai Pak Ganda berkata, “Ahh.. Aku
sudah gak tahan…”. Lalu Dia merebahKan IstriKu, melepas celana dalamnya.  “Mas, jilatin dulu dong, itil Sherly, gatel
nih…”, Kata Sherly. Pak Ganda tersenyum, ”Oh mau yah”, Pak Ganda mulai
menjilati vagina istriKu. Dan IstriKu mengeliat geliat ke enakan. “Ohhh terus
Mas terus gatel banget nih itilnya terus…”. Dan Pak Ganda, makin Asik terlihat
menjilati vagina istriKu.  Aku menurunkan
resleting celanaKu, dan membiarkan penisku mengantung bebas.Sambil perlahan aku
memegang batang penisku sendiri.  Sherly
makin mendesah desah, “Ahhh.. terus terus, aku hampir keluar nih…”. Pak Ganda
masih menjilatinya. Dan, “Ahhh aku keluar…..”. Istriku mengelepar. dan kejang.
Pak Ganda yang sudah tak tahan, langsung memasukan penisnya. “Auww, pelan pelan
Mas..”, kata Sherly.  Dan Pak Ganda
mengoyang. Membuat IstriKu menjerit jerit mengila. “Aww ohh ngilu ohh”. Pak
Ganda terus mengoyangnya. Aku melihat dari belakang buah zakarnya
bergoyang-goyang. Terus mengoyang IstriKu. Dan IstriKu tampak mengelijing, dan
mengeram. “Ahh, Mas terus, terus…mas…”, Kata istriku tak malu malu.  Kira kira 10 menit lamanya, vagina istriKu
diblender penis besar pak Ganda ,dan, “OHHH….. Aku keluar..Shreely….”. Tampak
pak Ganda, membenamkan penisnya dalam-dalam, di liang istriku. Perlahan Pak
Ganda mencabut penisnya. Terlihat lelehan spermanya keluar dari lobang vagina
istriku.  “Mas, sudah mas pergi, nanti
suami ku kembali loh, “kata istriku. Lalu pak Ganda segera, berpakaian, Dia
segera pergi. Sedangkan aku segera ke kamar istriKu Istriku masih terbaring
lemas di ranjang.  Aku menatap vaginanya
yang membengkak, dan di penuhi sperma pak Ganda. “Wahh, Kamu puas gak sayang…”,
kataKu. Sherly tak menjawab, tapi tersenyum. 
Aku membuka celanaKu, dan penisKu yang ngaceng itu, aku sodorkan di
mulutnya. “Sayang, sedotin yang enak yah, kaya tadi kamu nyedotin kontol pak
Ganda…”. IstriKu tersenyum, lalu menyedot penisKu.  Dia menyedotnya nafsu sekali. Nah ini baru
istriku, kataKu dalam hati.

Istriku terus menyedot penisKu. Ini luar biasa, baru kali
ini, istriku meyedot penisku dengan begitu nafsu.  PenisKu dikocok, dijilat dan disedot. Nafsu
birahi yang aku tahan dari tadi Akhirnya terlepas. Aku keluar, spermaku muncrat
membasahi mulutnya. Rasa nikmat ini luar biasa… “Sayang, aku nikmat sekali…”,
kataKu sambil mencium keningnya.  Setelah
beberapa saat, penisKu kembali bangun. Aku berkata, “Sayang, mas mau entot kamu
boleh gak ?” “Ah Mas, setiap saat, kapan mau mau”, kata istriku. Istriku
bangkit, “Mas saya cuci dulu yah”.  Aku
menarik tangannya, tak usah sayang, aku mulai memasukan penisKu. Tanpa merasa jijik
oleh sperma pak Ganda yang masih belepotan di vagina istriKu.. Sherly
mendesah”Ahh, Iya h… terus, aku enak, Mas… terus…”.  Aku terus mengoyangnya. Dan Sherly terus
mendesah desah, “Ahhh teruss enak…enak…”, katanya. Aku terus mengoyangnya. kira
kira 5 manit, Sherly mengejang, “Mas, aku kelurrr…”. Tubuhnya kejang, dan
mengelijing…. Wah baru kali ini Dia mencapai orgasme dengan cepat, ketika aku
bercinta dengannya  Aku bertahan, diam
sesaat, membirakan istriku menikmati orgasmenya, lalu kembali mengoyangnya.
Dengan ritme yang lembut, dan perlahan ritme itu aku naikkan. Aku memcoba
bertahan, aku ingin dia orgasme kembali. 
Setiap kali aku sudah mendekati puncakku, aku diam sebentar, dan
bergerak lagi, sampai kembali Sherly mencapai titik puncaknya. Kembali Sherly
mengejang. Dan aku pun juga menyemburkan benihKu dalam lobangnya.  Sherly memelukKu.. “Mas, tadi itu aku nikmat
sekali…” Katanya. Aku tersenyum, aku tahu kataKu dalam hati. “Mas, benarkan mas
tak akan menceraikan Ku”. katanya. Aku tersenyum saja. Sherly menatapku, ada
keraguan di hatinya.  “Mas, kalau mas mau
menceraikan saya, saya rela”, katanya. Aku mencium keningnya. “Sayang, kamu itu
wanita yang perfect buatku, aku sangat mencintaimu, we will be together forever
and ever, till death do us part”. 

Aku tertidur pulas, tak ada rasa cemburu, tak ada rasa amarah. Yang ada hanya rasa puas.  Hari hari, selanjutnya Istriku malah jujur samaKu. Dia berjanji tak mau lagi main sama cowok lain tanpaKu. Jika hasrat, sexnya meninggi dan lagi sangat mood, dia memintaKu ,untuk main seperti itu.  “Sayang, masa sih, Ganda terus, memang engak ada cowok lain.. Aku aja bosen, masa kamu engak bosen sih… coba kontoll lain dong…”, kataKu.  Sherly berkata, “engak ada mas, benar, selingkuhan ku cuma Ganda…” Aku diam. Lalu istriKu berkata, “Ayo dong Mas, atur supaya aku bisa main sama Ganda, lalu nanti baru kita ngentot, lagi pengen nih..”.  “Gimana kalau dengan Si Gatot..”, kataKu. “Aku kan ngak gitu kenal, Mas engak enak…”, katanya ragu.  “Iyah, tapi kan bisa aja kenalan dulu.. emang kamu tak suka.”, kataKu lagi. “Bukannya tak suka, aku sih suka, tapi nanti dianya yang gak suka sama aku…”. “Aku kan pernah bilang Gatot itu tergila gila padamu..”. IstriKu diam. “Gimana aku atur yah, main bertiga sama Gatot,… kaya di bokep gitu…”. “Ihh… Mas..ah… terserah mas deh…”, kata istrikKu lagi.  Akhirnya aku menelpon Gatot temanKu, aku atur. Aku suruh dia Booking hotel dan langsung menunggu di Kamar. Gatot sudah Ok. Lalu aku menyuruh IstriKu berpakaian sesexy mungkin. IstriKu memakai baju terusan. Baju itu pendek. 10 cm di atas lututnya. Aku yang melihatnya saja nafsu.  Sesampainya, Gatot langsung menyalami istriKu. “Wah sexy sekali kamu Sherly”, katanya. Aku lalu berbisik, “tuh, kan kamu tak percaya…”.  Lalu aku berkata, “Gatot kamu cumbui dulu Sherrly yah, yang mesra..”, kataKu. Lalu Gatot membawa Sherly duduk di ranjang. Sherly Agak canggung, mungkin baru kenal Gatot. Lalu Gatot segera, membelai belai rambutnya, “rambut halus sekali…”.

ISTRIKU SELINGKUH dan ATIN SI PEMBANTU BERTUBUH MOLEK

Dan Gatot melumat bibirnya. Istriku pun tak menolak dan
membalasnya.  Mereka saling berciuman.
Tangan Gatot perlahan mulai bergerilya meraba buah dadanya. Sherly, mendesah
pelan, “Asshhh… ahhh……”. Sherly tidak memakai BH. Aku sengaja memang. Tadi aku
melepas BHnya di mobil.  Karena Gatot
merasa Sherly tak memakai BH maka Gatot tampak semakin nafsu. Dan dia meraba
raba bukit kembar istriKu dengan nafsu. Dan Sherly pun makin mendesah,
”asshh….ahhh….ahh….”.  Sambil bibir
mereka tetap menempel, tangan Gatot menyusup masuk ke baju Istriku. Sherly pun
mengelijing, “ahhhss….ahhh….ahh…..”. Aku makin konak, penisku rasanya mau
mencuat keluar.  Sherly tampaknya sudah
bisa menerima Gatot. Lalu perlahan Gatot melepas pakaiannya. Lalu mulai melumat
buah dada istriku penuh nafsu.  Sherly
mengelijing dan mendesah kenikmatan, “ahhhh….ashh….hh…. Ahhh… Mas Gatot.. Aku
nafsu nih jadinya…”. Gatot menyedot nyedot pentilnya. Pentil istriKu tampak
keras dan tegang. Aku lalu mendekat dan duduk di sebelah istriKu.  Aku membuka lebar kakinya. Aku raba
selangkangan celana dalamnya. Celana dalamnya mulai basah. Aku tak mau keduluan
Gatot. Aku membuka celana dalam istriKu. Aku jilati itilnya. Sherly menjerit
kenikmatan, “AHHH. Mas Enak, itilnya dong aduh Gatell…”. Tangannya memegang
kepalaKu dan di tekan ke vaginanya. Sedang Gatot terus memainkan buah dadanya.  Aku terus memainkan klitorisnya dengan
lidahKu. Lobang vaginanya aku sodok dengan jariKu. Berlendir sekali. dan
sebentar saja istriKu mengejang, “Mas… aku tak kuat, ahh udah gatel banget”.
Dia mencapai orgasme dengan dasyat. 

Aku melepaskannya. Juga Gatot. IstriKu tergeletak ngos-ngosan. “Gatot, gantian jilati memeknya”, kataKu.  Lidah gatot langsung bermain di memeknya. Sherly mengelijing kembali. “Ahhh… udah, ngilu Mas.. Ahh…entot aja entottt.. Aku….”, pintanya. Tapi Gatot terus menjilatnya. Tak peduli istriku meronta. Gatot menahan paha istriku ,dan terus membiarkan lidahnya menari di klitoris istriku, sampai istriku kembali kejang lagi. Dia orgasme lagi.  Lalu Gatot membuka pakaiannya, penisnya ternyata lumayan besar. Gatot mengarahkan penisnya ke mulut istriku. Sherly langsung melahap kontol itu, dengan nasfu sekali. Menyedotnya. Tapi itu tak lama, rasanya Gatot sudah tak sabar, ingin mencicip vagina istriKu.  Lalu perlahan penisnya di tekan masuk liang sagama istriKu. “Ahh ,pelan pelan mas ”, desah istriKu. Dan Gatot pun mulai goyang. IstriKu mulai mendesah desah dalam kenikmatannya.  Aku membelai-belai rambut istriku. Mencium bibirnya nafsu.”Enak tidak sayang kontol Gatot…” kataKu. “Enak, ahh…ahh… enak… kontol mas Gatot enak…”, Katanya. Kata katanya menbuat Gatot makin nafsu. Gatot lalu me*******nya makin cepat, dan menekan makin dalam. “Ahhh.. gila… terus….. Aku gatel aku gatel banget mas.”.  Aku membuka celanaKu. Aku sodorkan penisku ke mulut istriku. Dan Sherly mengemot penisKu nafsu sekali. Yah baru kali ini Sherly mendapat pengalaman ini, saat dia main dengan cowok lain, dan mulutnya mengulum penis suaminya. Seperti di film bokep. 

Baca Juga Cerita Seks Panas : NGESEKS SAAT MACET dan NGENTOT JANDA SANGE DI BAWAH POHON PISANG

Gatot terus mengocok penisnya dalam lobang vagina Sherly.
Dan istriku pun makin nafsu mengemot penisKu. 
Kemudian Sherly meleguh, “Auuuwwa, Maas aku keluarrr…” Tubuhnya kejet
kejet. Dan melepas penisku dari mulutnya. Aku mengocok penis yang sedang
tanggung Ku dan Sroottt.. spermaKu memuncrat keluar. Dan Gatot mempercepat
irama gerakan penisnya. Istriku mengeliat seperti penari ular.  “ahhh…ohh…..”, lalu Gatot menembakan
spermanya dalam lobang vagina istriku. 
Kami bertiga sama sama lelah. Kami beristirahat, sambil makan. Sambil
bercanda dan berbincang bincang. Istriku, sudah bisa menerima Gatot. Dan dari
cara bercandanya pun tak jauh dari hal-hal porno.  Kami mulai menjadi horny kembali. Gatot yang
sudah mulai horny. Sambil duduk di sofa dia memperlihatkan penis besarnya
mengacung. IstriKu menatapKu, seperti minta izin sama aku. Aku berkata, “Sedot deh…”  Istriku menungging dan mengemot penis Gatot
yang duduk di sofa.  Melihatnya penisku
juga ikut ngaceng. Pantat istriKu yang menunging indah sekali aku
menghapirinya, aku melebarkan kakinya, aku meraba vaginanya yang basah. Dengan
menunduk aku membelah pantanya, menjilati klitorisnyanya. IstriKu mengelijing
dan melepaskan penis Gatot dari mulutnya “Oahhh…ahhhhh…”  Gatot bertata”kenapa sayang…”. “oh…Ashshh…
itilku jadi gatel.. di jilati suami Ku… ohh Masss…”, desah istriku dengan
genit.  Aku terus menjilati klitorislnya.
Dan Sherly mengelijing dan terus mengemot penis Gatot. Aku terus menjilati
klitorisnya yang semakin membesar karena nafsu. 

Sherly tetap asik mengemot dan menjilati penis Gatot. Lalu
aku mulai mengesek kepala penisKu ke belahan istriku dari belakang istriku. Dia
mengelijing, “Ahhh..ahhh masukin aja mas masukin aja…”.  Aku tekan penisKu dalam posisi istriku
menunging. Terasa sekali vaginanya menjepit erat penisKu.  Aku terus mengoyangnya, dan Sherly menggelijing
dan mendesah desah… prediksi togel klik disini ”Ahhh, Mas.. terus.. tekan….”,
dan aku terus mengoyangnya dengan nafsu. Kira-kira 10 menit, Sherrly mengejang,
“Ahhh, Mas aku keluar….”, tubuhnya kejang. 
Aku semakin nafsu, ada kebanggan tersendiri buatku, dapat membuat
istriku orgasme. Aku terus menggoyangnya, sampai aku juga keluar. Dan Gatot pun
keluar. Kita sama-sama puas hari itu. film dewasa klik disini  Aku suka sekali, banyak yang bilang aku gila,
tapi tak peduli, yang penting aku menikmatinya. Sekarang, aku dan Istriku makin
terobsesi, untuk bermain dengan cara ini.

ATIN SI PEMBANTU BERTUBUH MOLEK

 Pada
kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan kepada anda sebuah cerita ngentot
terbaru, mungkin saja ada diantara anda yang suka membaca mengenai cerita yang
berbau porno. Untuk itu kami ingin memberikan sedikit cerita ini, langsung saja
kalau begitu anda lihat?  Sepeninggal
Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga
kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun. Atun berambut lurus
sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis,
tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan
tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah
matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.  Hari pertama kedatangannya , saat
memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa
matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian
kemaluan. Saya berpikir, ? akh, nakal juga nih? ?. Ternyata Atun ini baru
menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang
terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.  Setelah beberapa hari bekerja pada kami,
ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu
shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai
dengan jam 23:00.

Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas. Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.  ? hah?.? , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas. ?Naah?lo?.rasain ? , kata saya dalam hati.

Baca Juga Cerita Seks Panas : KISAH PANAS AKU DENGAN JURAGANKU dan AKU DIPERKOSA OLEH 3 WANITA

Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai
handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam
posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap
berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh
pakaian kotor. ?pep?..pak?.. bapak mau emm.. makan?, sapa Atun ,  ?oh? enggak Tun, sudah makan? tolong bikinkan
kopi saja?, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun
terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran. ?eeh?kamu kenapa Tun,?..sakit
yaa ??, tanya saya ?ah , tidak pak?.. saya cuma sedikit pusing aja?, jawab Atun
?Iyaa?Tun?.saya juga sedikit pusing? apa kamu bisa mijitin kepala saya?
?beb?bis?bisa pak?, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik
kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk
dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri
saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas
sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa
kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya. ?Tun?.tolong nyalakan
tv-nya? Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah
menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. ?wah?.boleh
juga?, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak. ?Tun?. tolong
kecilkan sedikit suaranya?, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu,
Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya
terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting
teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.  ?lagi sedikit Tun?.? kata saya mencari alasan
untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras
saja.

 ?Ayo ..Tun..pijitin
kepala saya? kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai
memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
?nah..gitu?.baru enak, kata saya lagi, ?tapi film-nya kok jelek banget yaa??
?iya..pak?film-nya film tua..? katanya. ?kamu mau lihat film baru?, kata saya
sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil
sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay
Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat
kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.  Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai
melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang
dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya
bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun;
terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti
tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan
yang diperankan oleh Kay Parker. Sekitar seperempat jam kemudian, terasa
pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai
untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang
satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok.
Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang
mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.  Saya langsung saja berdiri dan menuju
kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya
tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar
ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya
bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali
memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang
tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker
menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri.

Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun
diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya
dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka
sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala
****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak,
tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.  ?aaaaaaaakh?..pak? , desah Atun lirih,
?ennnaaaak?.paaaaak? Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya.
Waah?. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau
melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya
terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang
sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara
berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang
mulus, plak?.plak?.plak?.. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan
kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di
dalam mulut Atun.  Mulut Atun
menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan
susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh ,
dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan
pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan.
Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang
memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan
saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan
bergantian. Aah ?.. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya
benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan
seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang ,
kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang .

Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras
dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.  ?aaaaaaaaaaaaahhhhh ?..? desah Atun panjang
Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ******
saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam
lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap. ?hhhhheeeeeeeeeh?
creeet??.creettt?..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah
sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun.
Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan
berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi
sebelumnya ia berkata halus, ? terima kasih yaa? pak? dan sambil tersenyum
nakal ia meremas ****** saya. Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan
keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil
memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak
bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks
saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.
? looo ..? , pikir saya ? kok isteri saya tidak bekerja hari ini? Langsung saya
mengangkat kepala melihat kebawah; lho?. ternyata bukan isteri saya yang sedang
mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ******
saya, yang sudah keras dan tegang. ?Tun?.. ayo naik kesini?, kata saya
kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka
dasternya,

ternyata Atun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya.
Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi,
sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah
Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.  Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan
sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun
tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, ?hheeeh?.heeeehhh? Dari
lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ?.. mmmh?enaknya?
Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya
tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang
sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.  ?hhhheeehhhh??.cleeeep, batang ****** saya
masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya,
?oooohh enak bener Tun?.memek kamu? kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi,
dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan
memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia
mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan?..

Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras. ?ooooh ?. Atun?.ennaaaak? Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut?..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.  Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.  Demikianlah cerita bokep seks ISTRIKU SELINGKUH dan ATIN SI PEMBANTU BERTUBUH MOLEK oleh cerita sex hot

SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA, Update 2023

SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA

Cerita Dewasa Indonesia – Cerita Mesum ini adalah cerita bokep seks yang mana Kisah ini terjadi beberapa bulan berselang saat kami sedang berada dikota B kita mulai saja ya cerita hot ini.. kota kelahiran istriku, kebetulan kami mempunyai rumah disana dan saat itu liburan anak sekolah. Sudah 2 hari kami berada di kota, hampir seluruh sudut kota kami jelajahi dan anak anak juga sangat senang menikmati liburannya dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu. Saat itu kami sedang berada disebuah factory outlet ketika sebuah suara terdengar “Hey……, apa kabar ..? seorang wanita berusia sedikit diatas istriku tiba tiba setengah berteriak menegur Anita, “Eh.., Mira….apa kabar..” jawab istriku yang langsung menghampiri wanita itu dan mereka berpelukan. “Pa…ingat kan..ini Mira….” kata istriku “Tentu saja aku ingat…apa kabar..? “tanyaku menyalaminya Mira adalah sahabat istriku saat masih kuliah…, wajahnya khas sunda, tidak terlalu cantik, namun putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun lalu disuatu pesta di Jakarta, ketika itu ia datang dengan suaminya.., lupa..aku namanya…namun suaminya adalah seorang arsitek. Kedua wanita lalu ngobrol entah apa yang dibicarakan namun tampak mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa kalau ia sedang belanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan belanja kami, kubiarkan istriku melepas kerinduan dengan sahabatnya. Sesaat kemudian kedua wanita itu menghampiriku dan Mira pamit mau pulang.

Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI

“Kasihan…ia sudah bercerai” kata istriku dimobil “Lho..kok…?
tanyaku ”suaminya kawin lagi dengan wanita lain, dan ia tidak mau dimadu, ya
akhirnya mereka cerai…sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku
menjelaskan “Lalu…?” tanyaku lagi “Ya sudah…Mira sekarang membuka butik” jelas
Anita Percakapan berhenti sampai disitu karena anak anak mulai cerewet minta
makan dan kamipun berhenti di sebuah restoran yang sejak dulu menjadi langganan
kami. “Pa.. Mira kusuruh kesini ya…, sebelum kita pulang, biar dia nginep
disini…” istriku membuka percakapan sore itu ketika kami sedang santai di teras
rumah kami yang terletak agak dibagian atas kota “Boleh” jawabku..dan sungguh
…saat itu tidak ada satupun pemikiran yang aneh aneh melintas di benakku, aku
sedang melepas semua pikirang tentang pekerjaan dan benar benar bersantai, lagi
pula anak anak juga tidak mau tinggal diam…selalu ribut tidak karuan Anita
mengambil HP nya, setengah jam ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang
pukul 8, ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam kami, suara mobil
memasuki halaman. “Hai…..” sapa Mira ketika kami menyambutnya, malam itu ia
nampak segar dengan celana panjang yang mencetak bentuk pantatnya dan atasan
model sekarang yang agak gombrong itu, namun sampai saat itu kembali aku belum
‘memikirkan hal itu’ sama sekali.. Istriku segera menarik tangan wanita itu dan
mengajaknya kedalam sementara pembantu kami membawakan barang bawaannya masuk
rumah. Kebetulan rumah kami agak besar dan masih memiliki sebuah kamar yang
tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Mira diletakan.

Malam itu aku masuk kamar duluan, setelah anak anak
tertidur, sementara istriku masih asyik ngobrol dengan kawannya, dan tak lama
kemudian aku terlelap. Rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku
tahu kalau mulut istriku sudah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri
walau aku sendiri masih setengah sadar, entah kapan celanaku sudah turun sampai
kelutut aku benar benar tak tahu. Sesaat kemudian tanpa melepaskan mulutnya
dari batang kemaluanku, celanaku sudah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju
lainnya. Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, akhirnya dengan posisi
diatas Anita memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang hangat itu dan
mulai bergoyang, mula mula perlahan semakin lama semakin cepat, sementara
mulutnya berdesis seperti orang kepedasan. “Srrrt…” aku tak tahan lagi dan
melepaskan air maniku duluan dalam vagina istriku yang masih terus bergoyang
mengejar puncak kenikmatannya, dan akhirnya beberapa puluh detik kemudian
istriku melenguh dan mendesis desis ketika ia menggapai klimaxnya, untung
…pikirku…telat sedikit saja kemaluanku sudah melemas dan bisa pusing dia kalau
tidak berhasil mencapai klimaxnya. Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku,
dan…plop…..kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling
memeluk, yah…walaupun banyak petualangan kami namun setiap kali berhubungan sex
……..kami sangat puas dan nilai keintiman yang ada diantara kami kalau sedang
berdua sangat berbeda dibanding kalau sedang ‘bertualang’. Kami tidak banyak
bercakap malam itu, capek setelah seharian berputar putar dan belanja serta
nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan membuat kami segera terlelap dalam
selimut….

berpelukan telanjang bulat. Pagi pagi aku sudah terjaga…,
melihat istriku masih tidur.. aku lalu mengenakan celana pendek dan kaos
oblong, masuk kamar mandi yang ada diadalam kamr, cuci muka…lalu keluar keruang
makan…mencari kopi. Saat melintas dapur kulihat Mira sedang asyik mengaduk kopi
digelas…dan ketika melihatku nia tersenyum… Mira hanya mengenakan baju tidur
yang agak tipis… dan buah dadanya yang saat itu tidak menggunakan bra…membayang
jelas…, masih pagi.., baru bangun……. melihat pemandangan seperti itu…langsung
saja ‘adik kecil’ diselangkangan berontak keras…. “Mas…kopinya suka manis ?”
tanya Mira “Lho..kok…mana pembantu..masa kamu yang bikin ..?” tanyaku “Kusuruh
kepasar….Mira ingin masak kalau boleh…tanya Anita deh….hobby Mira kan masak..” jawabnya.
Ingin kutanya ‘hobby’ nya yang lain..tapi mengingat ia teman istriku dan aku
belum diberi tanda oleh istriku aku menjaga lidahku supaya jangan nakal….
“Jangan terlalu manis..ah….nanti bisa diabetes…” jawabku, hampir…saja
kulanjutkan…’kalau diabet bisa impoten…rugi …’ tapi kembali kujaga lidah ku..
Siang itu aku bersantai dikamar sementara istriku dan Mira asyik memasak…, anak
anaku juga asyik dengan urusan mereka masing – masing dikamarnya “Hey….makanan
sudah siap.”teriak istriku dan hawa dingin kota Bandung serta suasana yang
nyaman sungguh membuat kami lapar…… Mataku sempat menelusuri tubuh Mira yang
tampak sibuk mengambilkan nasi, menyipakan lauk pauk dan dengan tank top ketat,
celana jeans yang dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya, sesungguhnya wanita
ini bukan wanita yang akan kita pikirkan, berusia menjelang pertengahan,
wajahnya biasa saja tidak terlalu cantik, tubuhnya juga sudah tidak sekencang
gadis muda..

namun kulitnya sangat putih dan bersih, dari wajah serta
penampilannya serta cara bicaranya terlihat jelas kalau ia bukan ‘petualang’,
dan yang agak ‘mengganggu’ pemikiranku adalah sdh 3 tahun bercerai…’jangan
jangan sudah rapat kembali’ Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng
yang nikmat dalam waktu singkat bersih tandas dan beberapa saat kemudian aku
sudah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan
anak anak sudah tidak kupedulikan lagi. Setelah mandi sore kami menyempatkan
diri pergi ke mall, beli jagung bakar, makan malam dan menjelang Pk. 9.00 malam
kami sudah kembali kerumah…anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat kemudian
suasana sudah sepi… Aku sedang membaca dikamar ketika istriku masuk dan duduk
disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata “Pa..menurut papa Mira
bagaimana..?” tanyannya tiba tiba. “Bagaimana apa…”tanyaku “Ah…mama kan melihat
papa memperhatikan Mira, waktu makan siang tadi, …minat….?” lanjut istriku
“Mmmmm bukan gitu” lalu kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku
mencubitku “buktikan mau ? lubangnya masih ada atau nggak..? jawab Anita.
“Mm……….tapi kan dia teman mama dan belum tentu memahami gaya hidup kita”
jawabku, langsung saja ada yang terasa bergerak diantara pahaku…’kalau iya
lumayan kan…’pikirku Sudah terlalu lama istriku mengenal diriku…kali ini dia
yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa..nurut saja. ya…nggak rugi
deh…” lalu sambil mencium pipiku ia beranjak keluar kamar… Aku mencoba kembali
ke bacaanku, namun konsentrasi ku sudah buyar..

Sekitar lima belas menit kemudian pintu kamar terbuka dan masuklah istriku serta Mira yang sudah berganti pakaian dengan daster, wajahnya tampak segar dengan rambut diikat kebelakang sementara dadanya tampak menggantung lepas..sayang daster batik yang dikenakannya agak tebal..sehingga tidak ada bayangan yang timbul… “Ngobrol disini saja ya Mir…, pa boleh kan Mira ngobrol dulu disini ..?,” pembantu belum tidur lagi nonton TV, dikamar Mira nggak enak, nggak ada Exhaust Van nya”…, memang terkadang istriku merokok, terbayang kan kalau asap rokok tidak dikamar tidak bisa keluar..? “Walau awalnya agak canggung namun sebentar saja pembicaraan kami sudah relax, Anita duduk disisiku dan kami duduk diranjang bersandar santai, sementara Mira duduk diujung ranjang…., kami ngobrol segala hal sampai suatu saat istriku bertanya..(aku yakin dia sudah bertanya sebelumnya…tapi diulangi lagi untuk ku), “Mir…kalau boleh tahu….kamu kan sudah pisah 3 tahun sama mantan mu…, nah kalau ‘kepingin…itu..’ bagaimana kamu mengatasinya…? tanpa tedeng aling aling Anita bertanya yang membuat wajah Mira merah bagi kepiting rebus. “Ya…gitu deh……….., udah ah….kok nanya in yang begituan sih…….” jawab Mira tersipu. Tiba tiba Anita bangkit, lalu mengambil lap top yang biasa kugunakan, meletakannya dipangkuannya dan…menyalakannya serta memanggil Mira mendekat… Aku hanya memperhatikan apa yang dilakukan istriku…walau aku tahu apa yang ada dipikrannya, sekejab kemudian terdengar suara Mira berteriak kecil…”Ih…gila ya kamu……..” sambil melirik kearahku. Berkali kali terdengar jerit tertahan Mira saat melihat apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo ‘petualangan’ kami…bermacam occasion yang sudah ku compile dalam suatu album, ada yang istriku sedang ‘dikeroyok’, ada yang sedang swinging dengan pasangan lain dan macam macam lainnya. “Sebentar ya…” kata Anita yang lalu beranjak ke kamar mandi Mira tidak menjawab namun matanya terus menatap layar lap top dengan wajah yang berubah ubah..

SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA

antara percaya dan tidak..antara ingin tahu dan tertarik….ia masih asyik menscroll gambar gambar itu dan Anita yang sudah kembali duduk didekatku…tangannya langsung menyusup kedalam celana pendek yang kukenakan. Istriku alau merangkul leherku, mencium bibirku..lidah kami saling bertautan dan tangannya dengan nakal memainkan kemaluanku yang masih tersimpan didalam celana pendek yang kukenakan…beberapa saat kemudian celana yang kukenakan sudah terlepas… Ketika Anita menengok…ia terpana….karena saat itu istriku sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku…dan ketika istriku melihat bahwa sahabatnya memperhatikan nya…ia menghentikan gerakannya dan memberi tanda agar mendekat…. dan entah sadar atau tidak Mira mendekati kami duduk disamping tempat tidur. Tiba –tiba istriku menarik tangan Mira dan meletakannya di batang kemaluan ku yang sudah mengeras. Tangan yang terasa dingin bertemu dengan batang kemaluan yang sangat panas…memberikan sensasi padaku..dan benar seperti kata istriku……. Mira sudah terlalu lama tidak menyentuh laki laki…, sesaat kemudian dua mulut mungil menjadikan batang kemaluanku sebagai ‘mainan’, saat Mira menghisap kepala kemaluanku istriku menjilati bijiku dan begitu bolak balik…kujulurkan tanganku…kutarik Mira agar merayap keatas dan sesaat kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku… Ketika dasternya kulepas..buah dadanya terpampang jelas…puting susunya lebih besar dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya…, dan walau sdh tidak terlalu padat dan agak turun sedikit namun asyik juga. Mulutku melumat puting susu yang sudah mengeras itu dan tanganku menyusup ke bawah pusarnya…terasa selangkangan yang lembab agak basah…dengan bulu bulu yang cukup lebat. Istriku yang mengerti apa yang kuinginkan, menghentikan gerakannya menjilati kemaluanku..lalu memberi kesempatan padaku untuk mengubah posisi. Kubaringkan Mira telentang..dan kucium bibirnya….

Baca Juga Cerita Bokep Seks : AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG dan PENGALAMAN NGENTOT TANTE LINDA SUPER MONTOK

lalu perlahan jilatanku merambat turun…lehernya, pundaknya
dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan kuhisap putingnya sementara ia
hanya memejamkan mata mengerang lirih…. Lidahku turun terus kebawah…dan ketika
sampai di perutnya ia mulai menggelinjang…kuambil bantal..kuminta ia mengganjal
pinggulnya dan kini aku mulai konsentrasi pada vagina yang merekah membasah
itu. Dengan kedua tanganku kusibak bulu bulu di area itu….kubuka vaginanya…dan
lidahku mulai menari nari di klitorisnya…, sesekali menerobos masuk dan kembali
menjilat, menghisap dan menjilat.. Anita yang rupanya tidak tahan dari belakang
juga ‘menyerang’ku. “Ssshh…..aduh….sdh nggak tahan……” sesekali kepalaku
dijepitnya dengan pahanya..dan aku mengerti..sudah terlalu lama ia ‘haus’..maka
ketika aku menyudahi permainan lidahku dan merayap naik ketas tubuhnya dengan
serta merat tangannya menyambut dan memelukku, dan setelah batang kemaluanku
terarah tepat dengan perlahan mulai kubenamkan…Mira mengerang…. membuka pahanya
semakin lebar,…setelah kepala kemaluanku masuk…dengan satu hentakan yang
diiringi desahan keras dari wanita ini kubenamkan batang kemaluanku hingga
habis. Kubiarkan sesaat kemaluanku terendam dalam vagina yang sangat hangat
namun ‘legit’ itu, memang sih kelebihan wanita jawa barat umumnya bisa membuat
vaginanya enak..tidak kering agak basah sedikit, tapi legit..atau mungkin
pengaruh suka makan lalaban?..dan baru kemudian kutarik sedikit…lalu kubenamkan
lagi..demikian berulang – ulang… sementara Mira memeluk dan kakinya bahkan
melingkari pinggangku… Tiba kurasakan sensasi lain…wah…….ternyata istriku
mengusap dan memegangi bijiku saat batang kemaluanku bergerak memompa naik
turun di vagina Mira, bahkan sesat kemudia bukan lagi usapan yang kurasakan
namun …..jilatan….gila…………….rasa nikmat yang luar biasa menyerangku …………,

batang kemlauanku terbenam dijepit kemaluan Mira dan lidah
Anita menjilati bijiku..sesekali batangku terjilat saat tertarik keluar….. Aku
tahu kalau begini terus tidak lama lagi pasti tumbang…….. maka, ku rubah
posisi, tanpa melepaskan batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi
hingga Mira kini diatasku, kini aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang
bergoyang dan menggayut diatasku dengan leluasa kuremas…, sesekali putingnya
kuhisap…, disisi lain istriku juga jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku
yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu. Mira mulai bergerak
teratur….mungkin terlalu lama tidak merasakan kemaluan laki laki membuatnya
tidak tahan terlalu lama…..ia naik turun diatasku dengan teratur…semakin lama
semakin cepat..kemaluannya mulai menghangat…dan aku ‘membantunya’ dengan
menghisap puting susunya…..dan akhirnya dengan satu teriakan tertahan ia
melemparkan kepalanya kebelakang..mencengkeram pundaku dan mendesah lirih…”Ah…ssss…………….hhh………….
…..ah……..aduh…..keluar………..” lalu ia ambruk diatas dadaku. Kucium bibirnya dan
dengan perlahan ia kurebahkan kesamping…, sesungguhnya aku yakin akalu
kuteruskan sedikit lagi ia masih bisa menggapai satu klimax lagi walau tidak
sedahsyat yang barusan..namun aku juga tahu kalau istriku sudah menanti..
Kusuruh Anita menungging dan dari belakang batang kemaluanku yang masih basah
kuyup dangn lendir Mira menerobos memasuki lubang vagina istriku..yang juga
sudah basah…. Kami sudah mengenal satu dengan lain sangat baik….maka irama yang
berkembang sudah dalam kontrol kami dan karena desakan di bijiku sudah
sedemikian mendesak…kuberi tanda pada Anita untuk meningkatkan ‘speed’ dan
akhirnya…srrrrt…..creeet……….air maniku menyembur deras mengisi vagina istriku
sementara istriku juga mencapai klimax pada saat yang sama dan mendesah desah
keras.

Cukup lama kami terdiam dan berpelukan bertiga dalam keadaan
telanjang, ganti berganti kedua wanita itu mencium bibirku dan tangan mereka
mengelus serta mengusap ngusap kemaluanku yang masih basah itu…, namun juga
masih susut. Belum terlalu rasanya beristirahat Mira sudah mulah memainkan
kembali mulutnya di selangkanganku sementara Anita berjongkok diatas wajahku
dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya……, vagina istriku
walau sudah banyak yang ‘menikmati’ namun tetap terawat dan terasa nikmat… juga
klitorisnya masih tetap mungil kemerahan….sekitar lima menit kami dalam posisi
itu sebelum berbalik… kini kembali aku diatas Mira yang dengan melebarkan
kakinya menerima kemaluanku dan Anita memelukku dari belakang menjilati leher
dan belakang telingaku..kadang lidahnya turun ke bawah hingga ke belahan
pantatku…. Aku menggenjot Mira yang terlentang dibawah tubuhku dengan teratur
dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang
panas…istriku mengelus dan mengusap usap bijiku yang memberikan sensasi nikmat
dan seperti tadi…………Mira yang masih haus itu kembali mencapai klimax
duluan…..”Mas……….ah…….cepet….cepet.. .aduh…………enaaaak..hhh………” dan setelah
seluruh tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa
mencabut kemaluanku yang masih terbenam dalam vagina yang berdenyut denyut
itu…….dan semenit kemudian mulai lagi kugerakan maju mundur secara
teratur….”waw……….geli….ah……..aduhh.. …………” Mira merintih dan mendesah….namun
aku meneruskan gerakanku dengan cepat mengejar ejakulasi kedua yang ingin
kugapai…dan “Aduh…….keluar…lagi……ah……” dan istriku juga semakin giat mengusap
dan meremas bijiku dan ketika aku merasa tak tahan lagi……kucabut kemaluanku
dari vagina Mira dan istriku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang
basah penuh lendir itu.

Tidak sampai dua menit, aku setengah menjambak rambutnya
menembakan air maniku dalam mulut Anita yang tanpa ragu langsung menelannya.,
Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya namun bukan berarti berhenti
karena lidahnya masih terus menjilati hingga batang kemaluanku bersih dari
cairan. Sekali ini aku perlu waktu setengah jam untuk dapat ‘bangkit’ kembali….
dan setengah jam lebih dikocok dalam vagina Anita untuk kemudian melepaskan
isinya yang sudah semakin sedikit dalam vagina yang sejak awal ‘belum sempat
diisi’ air maniku Entah jam berapa Mira kembali ke kamarnya karena saat aku
berada dalam pelukannya dengan wajahku terbenam diantara buah dadanya…aku
terlelap. Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari
istriku…sambil berbisik ”Mira bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak
dari mantannya dulu katanya..” aku hanya tersenyum karena benar benar merasa
‘habis…..’, terkuras energi dan air maniku…., Hampir tengah hari baru aku
beranjak dari tempat tidur setelah anak anak ribut tidak karuan mengajak pergi

KENAKALAN ANAK SMA

Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung, Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh.  Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.  Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.  Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung. Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku, aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Ria pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu seolah-olah ingin menerkamku.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : BERHAYAL NGENTOT TANTE dan SAHABAT ISTRIKU

Akhirnya dia melumat kembali bibirku dan kali ini kubalas
lumatan bibirnya dengan hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama
kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum tertutup, Ria pun
memintaku agar menutup pintu kamarku, entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa
banyak protes untuk membantah kata-katanya. 
Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung memelukku dari
belakang dan mencumbuku habis-habisan. Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan
kami saling berciuman mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya
Ria yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku tidak tahu jelas tapi
sepertinya begitu deh, karena baru kali ini aku menuruni BH cewek. Dia
mengenakan tengtop dan memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan
tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada tersebut… uih sepertinya
empuk benar, biasanya aku paling-paling lihat di BF dan sekarang itu
benar-benar terjadi di depan mataku saat ini. 
Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang
kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Ria hanya
mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang
sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin
membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku
melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu
juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru
duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini
bisa terjadi.

Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali
mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku
melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.  Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana
panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Ria pun
tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana
pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Ria sambil tersenyum girang.Aku pun
dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah
kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada
motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan
tampaklah kali ini Ria dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku
melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani
berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.  Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria
dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2
cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria. Aku
pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir
mengenai sasaran kemaluannya Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium
memeknya akh.. geliii…” Ria mengatakan sambil menutup rapat kedua
selangkangannya.  Yah, mau bagaimana
lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang
kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria
berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Ria.

Tahu-tahu Ria mendorong badanku dan terbaliklah keadaan
sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang
berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg
dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih
Ria doang yang bugil Andinya tidak…?” ujar Ria sambil mencopotkanbaju kaos yang
kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.  Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria
masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila
pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih
berpengalaman dariku. Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan
muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Ria
berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Ria memegangnya dan
membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja
kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria. “Eh,
jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…”
ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain,
mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada
tinggi.  Akhirnya aku diam dan aku hanya
menempelkan kemaluanku di permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya. “Begini
aja ya…?” ujarku dengan nada polos. Ria hanya mengangguk dan begitu terasanya
kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria tanpa dimasukkan ke dalam lubang
vaginanya milik Ria, aku hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan
secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Ria, lama kami hanya
bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria
dan Ria terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget dan bercampur
dengan ketakutan yang luar bisa, karena keperawanan dalam hal ML yang aku jaga
selama ini akhirnya hilang gara-gara anak SMU.

Padahal sebelum-sebelumnya sudah ada yang mau menawari juga
dan dia masih perawan lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan
anak SMU perjakaku hilang.  Lama aku
berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun menggoyangkan pentatnya semenjak
aku melamun tadi, mungkin dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan
terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi sudah jadi bubur
akhirnya kugenjot juga pantatku naik-turun secara berlawanan dengan yang
dilakukan Ria, dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok.. cplok…
cplok…” Ria mendesah kenikmatan karena kocokanku yang kuat dilubang vaginanya.
Lama kami berada di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di
atas.akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau mengganti posisi, tapi
dorongan tangannya yang kuat membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama
cewek, pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya kami berada di
posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa
diperintah menggerakkan sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku
dalam hati. Tapi sayang tidak perawan. 
Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan aku ingin
sekali melihat kemaluanku yang besar membelah selangkangan kemaluan Ria, makanya
aku sambil memegang batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria dan
“Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat “45″ tentunya karena nasi
sudah hancur. Kepalang tanggung biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan
ganasnya dan cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang kemaluan Ria
dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan tersebut karena ternyata lubang
kemaluan Ria telah banjir dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti
apakah itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria berkata, “Loe..
udah keluar ya…?” ujarnya. “Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku
dengan nada ketus. Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku
baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka aku keluar duluan.

Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku ingin segera mencapai puncaknya.  Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Ria tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21 tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa yang terjadi denganku saat inidan itu membuatku shock . Demikianlah cerita seks panas SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA oleh cerita sex hot

CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU, Update 2023

CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU

Cerita Dewasa Terkini – cerita mesum ini adalah cerita bokep sex ku pada waktu itu.. Aku mahasiswa arsitektur tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, dan sudah saatnya melaksanakan tugas akhir sebagai prasyarat kelulusan. Ini lah kisah dewasa ku.. Beruntung, aku kebagian seorang dosen yang asyik dan kebetulan adalah seorang ibu. Gisele namanya, di awal umur tigapuluh, luar biasa cantik dan cerdas. Cukup sulit untuk menggambarkan kejelitaan sang ibu. Bersuami seorang dosen pula yang kebetulan adalah favorit anak-anak karena moderat dan sangat akomodatif. Singkat kata banyak teman-temanku yang sedikit iri mengetahui aku kebagian pembimbing Ibu Gisele. “Dasar lu… enak amat kebagian ibu yang cantik jelita…” Kalau sudah begitu aku hanya tersenyum kecil, toh bisa apa sih pikirku.  Proses asistensi dengan Ibu Gisele sangat mengasyikan, sebab selain beliau berwawasan luas, aku juga disuguhkan kemolekan tubuh dan wajah beliau yang diam-diam kukagumi. Makanya dibanding teman-temanku termasuk rajin berasistensi dan progres gambarku lumayan pesat. Setiap asistensi membawa kami berdua semakin akrab satu sama lain. Bahkan suatu saat, aku membawakan beberapa kuntum bunga aster yang kutahu sangat disukainya.

Sambil tersenyum dia berucap, “Kamu mencoba merayu Ibu,
Nik?” Aku ingat wajahku waktu itu langsung bersemu merah dan untuk
menghilangkan grogiku, aku langsung menggelar gambar dan bertanya sana-sini.
Tapi tak urung kuperhatikan ada binar bahagia di mata beliau. Setelah kejadian
itu setiap kali asitensi aku sering mendapati beliau sedang menatapku dengan
pandangan yang entah apa artinya, beliau makin sering curhat tentang berbagai
hal. Asistensi jadi ngelantur ke bermacam subyek, dari masalah di kantor dosen
hingga anak tunggalnya yang baru saja mengeluarkan kata pertamanya.
Sesungguhnya aku menyukai perkembangan ini namun tak ada satu pun pikiran aneh
di benakku karena hormat kepada beliau. 
Hingga… pada saat kejadian. Suatu malam aku asistensi sedikit larut malam
dan beliau memang masih ada di kantor pukul 8 malam itu. Yang pertama terlihat
adalah mata beliau yang indah itu sedikit merah dan sembab. “Wah, saat yang
buruk nih”, pikirku. Tapi dia menunjuk ke kursi dan sedikit tersenyum jadi
kupikir tak apa-apa bila kulanjutkan. Setelah segala proses asistensi berakhir
aku membeGiselekan diri bertanya, “Ada apa Bu? Kok kelihatan agak sedih?” Kelam
menyelimuti lagi wajahnya meski berusaha disembunyikannya dengan senyum
manisnya. “Ah biasalah Nik, masalah.” Ya sudah kalau begitu aku segera beranjak
dan membereskan segala kertasku. Dia terdiam lama dan saat aku telah mencapai
pintu, barulah… “Kaum Pria memang selalu egois ya Niko?” Aku berbalik dan
setelah berpikir cepat kututup kembali pintu dan kembali duduk dan bertanya
hati-hati. “Kalau boleh saya tahu, kenapa Ibu berkata begitu? Sebab setahu saya
perempuan memang selalu berkata begitu, tapi saya tidak sependapat karena
certain individual punya ego-nya sendiri-sendiri, dan tidak bisa digolongkan
dalam suatu stereotype tertentu.” 

Matanya mulai hidup dan kami beradu argumen panjang tentang subyek tersebut dan ujung-ujungnya terbukalah rahasia perkimpoiannya yang selama ini mereka sembunyikan. Iya, bahwa pasangan tersebut kelihatan harmonis oleh kami mahasiswa, mereka kaya raya, keduanya berparas good looking, dan berbagai hal lain yang bisa membuat pasangan lain iri melihat keserasian mereka. Namun semua itu menutupi sebuah masalah mendasar bahwa tidak ada cinta diantara mereka. Mereka berdua dijodohkan oleh orang tua mereka yang konservatif dan selama ini keduanya hidup dalam kepalsuan. Hal ini diperburuk oleh kasarnya perlakuan Pak Indra (suami beliau) di rumah terhadap Bu Gisele (fakta yang sedikit membuatku terhenyak, ugh betapa palsunya manusia sebab selama ini di depan kami beliau terlihat sebagai sosok yang care dan gentle). Singkat kata beliau sambil terisak menumpahkan isi hatinya malam itu dan itu semua membuat dia sedikit lega, serta membawa perasaan aneh bagiku, membuat aku merasa penting dan dekat dengan beliau. Kami memutuskan untuk jalan malam itu, ke Lembang dan beliau memberi kehormatan bagiku dengan ikut ke sedan milikku. Sedikit gugup kubukakan pintu untuknya dan tergesa masuk lalu mengendarai mobil dengan ekstra hati-hati. Dalam perjalanan kami lebih banyak diam sambil menikmati gubahan karya Chopin yang mengalun lembut lewat stereo. Kucoba sedikit bercanda dan menghangatkan suasana dan nampaknya lumayan berhasil karena beliau bahkan sudah bisa tertawa terbahak-bahak sekarang.  “Kamu pasti sudah punya pacar ya Niko?” “Eh eh eh”, aku gelagapan. Iya sih emang, bahkan ada beberapa, namun tentu saja aku tak akan mengakui hal tersebut di depannya. “Nggak kok Bu… belum ada… mana laku aku, Bu…” balasku sambil tersenyum lebar. “Huuu, bohong!” teriaknya sambil dicubitnya lengan kiriku.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : SAHABAT ISTRIKU dan KENAKALAN ANAK SMA

“Cowok kayak kamu pasti playboy deh… ngaku aja!” Aku tidak
bisa menjawab, kepalaku masih dipenuhi fakta bahwa beliau baru saja mencubit
lenganku. Ugh, alangkah berdebar dadaku dibuatnya. Beda bila teman wanitaku
yang lain yang mencubit.  Larut malam
telah tiba dan sudah waktunya beliau kuantar pulang setelah menikmati jagung
bakar dan bandrek berdua di Lembang. Daerah Dago Pakar tujuannya dan saat itu
sudah jam satu malam ketika kami berdua mencapai gerbang rumah beliau yang
eksotik. “Mau nggak kamu mampir ke rumahku dulu, Nik?” ajaknya. “Loh apa kata
Bapak entar Bu?” tanyaku. “Ah Bapak lagi ke Kupang kok, penelitian.” Hm…
benakku ragu namun senyum manis yang menghiasi bibir beliau membuat bibirku
berucap mengiyakan. Aku mendapati diriku ditarik-tarik manja oleh beliau ke
arah ruang tamu di rumah tersebut akan tetapi benakku tak habis berpikir, “Duh
ada apa ini?”  Sesampainya di dalam,
“Sst… pelan-pelan ya… Detty pasti lagi lelap.” Kami beringsut masuk ke dalam
kamar anaknya dan aku hanya melihat ketika beliau mengecup kening putrinya yang
manis itu pelan. Kami berdua bergandengan memasuki ruang keluarga dan duduk
bersantai lalu mengobrol lama di sana. Beliau menawarkan segelas orange juice.
“Aduh, apa yang harus aku lakukan”, pikirku. 
Entah setan mana yang merasuk diriku ketika beliau hendak duduk kembali
di karpet yang tebal itu, aku merengkuh tubuhnya dalam sekali gerakan dan
merangkulnya dalam pangkuanku. Beliau hanya terdiam sejenak dan berucap, “Kita
berdua telah sama-sama dewasa dan tahu kemana ini menuju bukan?” Aku tak
menjawab hanya mulai membetulkan uraian rambut beliau yang jatuh tergerai dan
membawa tubuh moleknya semakin erat ke dalam pelukanku, dan kubisikkan di
telinganya, “Niko sangat sayang dan hormat pada Ibu, oleh karenanya Niko tak
akan berbuat macam-macam.” Ironisnya saat itu sesuatu mendesakku untuk mengecup
lembut cuping telinga dan mengendus leher hingga ke belakang kupingnya. Kulihat
sepintas beliau menutup kelopak matanya dan mendesah lembut. “Kau tahu aku telah
lama tidak merasa seperti ini Nik…”

Kebandelanku meruyak dan aku mulai menelusuri wajah beliau
dengan bibir dan lidahku dengan sangat lembut dan perlahan. Setiap sentuhannya
membuat sang ibu merintih makin dalam dan beliau merangkul punggungku semakin erat.
Kedua tanganku mulai nakal merambah ke berbagai tempat di tubuh beliau yang
mulus wangi dan terawat.  Aku bukanlah
pecinta ulung, infact saat itu aku masih perjaka namun cakupan wawasanku
tentang seks sangat luas. “Tunggu ya Nik… ibu akan bebersih dulu.” Ugh apa yang
terjadi, aku tersadar dan saat beliau masuk ke dalam, tanpa pikir panjang aku
beranjak keluar dan segara berlari ke mobil dan memacunya menjauh dari rumah
Ibu Ir. Gisele dosenku, sebelum segalanya telanjur terjadi. Aku terlalu
menghormatinya dan… ah pokoknya berat bagiku untuk mengkhianati kepercayaan
yang telah beliau berikan juga suaminya. Sekilas kulihat wajah ayu beliau
mengintip lewat tirai jendela namun kutegaskan hatiku untuk memacu mobil dan
melesat ke rumah Tasya.  Sepanjang perjalanan
hasrat yang telah terbangun dalam diriku memperlihatkan pengaruhnya. Aku tak
bisa konsentrasi, segala rambu kuterjang dan hanya dewi fortuna yang bisa
menyebabkan aku sampai dengan selamat ke pavilyun Tasya. Tasya adalah seorang
gadis yang aduhai seksi dan menggairahkan, pacar temanku. Namun sejak dulu dia
telah mengakui kalau Tasya menyukaiku. Bahkan dia telah beberapa kali berhasil
memaksa untuk bercumbu denganku. Hal yang kupikir tak ada salahnya sebagai
suatu pelatihan buatku. Aku mengetuk pintu kamar paviliunnya tanpa jawaban,
kubuka segera dan Tasya sedang berjalan ke arahku, “Sendirian?” tanyaku. Tasya
hanya mengangguk dan tanpa banyak ba bi bu, aku merangsek ke depan dan kupagut
bibirnya yang merah menggemaskan.

Kami berciuman dalam dan bernafsu. “Kenapa Nik?” di
sela-sela ciuman kami, Tasya bertanya, aku tak menjawab dan kuciumi dengan buas
leher Tasya, hingga dia gelagapan dan menjerit lirih. Tangan kananku membanting
pintu sementara tangan kiriku dengan cekatan mendekap Tasya makin erat dalam
pelukanku. “Brak!” kurengkuh Tasya, kuangkat dan kugendong ke arah kasur. “Ugh
buas sekali kamu Nik…” Sebuah senyum aneh menghiasi wajah Tasya yang
jelita.  Kurebahkan Tasya dan kembali
kami berpagutan dalam adegan erotis yang liar dan mendebarkan. Aku bergeser ke
bawah dan kutelusuri kaki Tasya yang jenjang dengan bibirku dan kufokuskan pada
bagian paha dalamnya. Kukecup mesra betis kanannya. Tasya hanya mengerang
keenakan sambil cekikikan lirih karena geli. Kugigit-gigit kecil paha yang
putih dan mulus memikat itu sambil tanganku tak henti membelai dan merangsang
Tasya dengan gerakan-gerakan tangan dan jari yang memutar-mutar pada
payudaranya yang seksi dan ranum. Dengan sekali tarik, piyama yang dikenakannya
terlepas dan kulemparkan ke lantai, sementara aku bergerak menindih Tasya.  Kami saling melucuti hingga tak ada sehelai
benang pun yang menjadi pembatas tarian kami yang makin lama makin liar. “Niko
ahhh… Niko… Niko…” Tasya terus berbisik lirih ketika kukuakkan kedua kakinya
dan aku menuju kewanitaannya yang membukit menantang. Kusibakkan rambut
pubic-nya yang lebat namun rapih dan serta merta aromanya yang khas menyeruak
ke hidungku. Bentuknya begitu menantang sehingga entah kenapa aku langsung
menyukainya. Kuhirup kewanitaan Tasya dengan keras dan lidahku mulai menelusuri
pinggiran labia minora-nya yang telah basah oleh cairan putih bening dengan
wangi pheromone menggairahkan. Kubuka kedua labia-nya dengan jemariku dan
kususupkan lidahku pelan diantaranya menyentuh klitorisnya yang telah membesar
dan kemerahan.  “Aaagh…”

Tasya menjerit tertahan, sensasi yang dirasakannya begitu menggelora dan semakin membangkitkan semangatku. Detik itu juga aku memutuskan untuk melepas status keperjakaanku yang entah apalah artinya. Sejenak pikiranku melambung pada Ibu Gisele, ah apa yang terjadi besok? Kubuang jauh-jauh perasaan itu dan kupusatkan perhatianku pada gadis cantik molek yang terbaring pasrah dan menantang di hadapanku ini. Tasya pun okelah. Malam ini aku akan bercinta dengannya. Dengan ujungnya yang kuruncingkan aku menotol-notolkan lidahku ke dalam kewanitaan Tasya hingga ia melenguh keras panjang dan pendek.  Lama, aku bermain dengan berbagai teknik yang kupelajari dari buku. Benar kata orang tua, membaca itu baik untuk menambah pengetahuan. Kuhirup semua cairan yang keluar darinya dan semakin dalam aku menyusupkan lidahku menjelajahi permukaan yang lembut itu semakin keras lenguhan yang terdengar dari bibir Tasya. Aku naik perlahan dan kuciumi pusar, perut dan bagian bawah payudaranya yang membulat tegak menantang. Harus kuakui tubuh molek Tasya, pacar temanku ini sungguh indah. Lidahku menjelajahi permukaan beledu itu dengan penuh perasaan hingga sampai ke puting payudaranya yang kecoklatan. Aku berhenti, kupandangi lama hingga Tasya berteriak penasaran, “Ayo Nik… tunggu apa lagi sayang.”  Aku berpaling ke atas, di hadapanku kini wajah putih jelitanya yang kemerahan sambil menggigit bibir bawahnya karena tak dapat menahan gejolak di dadanya. Hmm… pemandangan yang jarang-jarang kudapat pikirku. Tanganku meraih ke samping, kusentuh pelan putingnya yang berdiri menjulang sangat menggairahkan dengan telunjukku. “Aaah Nik… jangan bikin aku gila, please Nik…” Dengan gerakan mendadak, aku melahap puting tersebut mengunyah, mempermainkan, serta memilinnya dengan lidahku yang cukup mahir. (Aku tahu Tasya sangat sensitif dengan miliknya yang satu itu, bahkan hanya dengan itupun Tasya dapat orgasme saat kami sering bercumbu dulu).

CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU

Tasya menjerit-jerit kesenangan. Kebahagian melandanya
hingga ia maju dan hendak merengkuh badanku. 
“Eit, tunggu dulu Non… jangan terlalu cepat sayang”, aku menjauh dan
menyiksanya, biar nanti juga tahu rasanya multi orgasme. Nafas Tasya yang
memburu dan keringat mengucur deras dari pori-porinya cukup kurasa. Aku bangkit
dan pergi ke dapur kecil minum segelas air dingin. “Jaaahat Niko… jahaat…”
kudengar seruannya. Saat aku balik, tubuhnya menggigil dan tangannya tak henti
merangsang kewanitaanya. Aku benci hal itu, dan kutepis tangannya, “Sini… biar
aku…” Aku kembali ke arah wajahnya dan kupagut bibirnya yang merah itu dan kami
bersilat lidah dengan semangat menggebu-gebu. Kuraih tubuh mungilnya dalam
pelukanku dan kutindih pinggulnya dengan badanku. “Uugh…” dia merintih di balik
ciuman kami. Kedua bibir kami saling melumat dan menggigit dengan lincahnya,
seolah saling berlomba.  Birahi dan
berbagai gejolak perasaan mendesak sangat dahsyat. Sangat intensif
menggedor-gedor seluruh syaraf kami untuk saling merangsang dan memuaskan sang
lawan. Kejantananku minta perhatian dan mendesak-desak hingga permukaannya
penuh dengan guratan urat yang sangat sensitif. Duh… saatnya kah? aku bimbang
sejenak namun kubulatkan tekadku dan dengan segera aku menjauh dari Tasya.
Tanpa disuruh lagi Tasya meregangkan kedua pahanya dan menyambut kesediaanku
dengan segenap hati. Punggungnya membusur dan bersiap. Sementara aku menyiapkan
batang kemaluanku dan membimbingnya menuju ke pasangannya yang telah lumer
licin oleh cairan kewanitaannya. Oh my God… sensasi yang saat itu kurasakan
sangat mendebarkan, saat-saat pertamaku. Gigitan bibir bawah Tasya menunjukkan
ketidaksabarannya dan dengan kedua betisnya dia mendesak pinggulku untuk
bergerak maju ke depan. Akhirnya keduanya menempel. Kubelai-belaikan permukaan
kepala kejantananku ke klitorisnya dan Tasya meraung, masa sih begitu
sensasional? Biasa sajalah. Kudesak ke depan perlahan (aku tahu ini merupakan
hal pertama bagi dia juga) sial… mana muat? Ah pasti muat. Kusibakkan dengan
kedua jemariku sambil pinggulku mendesak lagi dengan lembut namun mantap.

Membelalak Tasya ketika batang kemaluanku telah menyeruak di
antara celah kewanitaannya.  Sambil
matanya mendelik, menahan nafas dan menggigit-gigit bibir bawahnya, Tasya
membimbing dengan memegang batang kemaluanku, “Hmm… Nik? jangan ragu sayang…”
Dengan mantap aku menghentakkan pinggulku ke depan agar Tasya menjerit. Loh
sepertiganya telah amblas ke dalam. Hangat, basah, ketat sangat sensasional.
Pinggang kugerakkan ke kiri dan ke kanan. Sementara Tasya kepedasan dan air
matanya sedikit mengintip dari ujung matanya yang berbinar indah itu. “Kenapa
sayang?” tanyaku. “Nggak pa-pa Nik… terusin aja sayang… Aku adalah milikmu,
semuanya milikmu…” “Sungguh…”  Aku tahu
pastilah mengharukan bagi gadis manapun meski sebandel Tasya, apabila kehilangan
keperawanannya. Maka untuk menenangkannya aku merengkuh tubuhnya dan kuangkat
dalam pelukan, proses itu membuat kemaluanku semakin dalam merasuk ke dalam
Tasya. Dia mendelik keenakan, matanya yang indah merem melek dan bibirnya tak
henti mendesah, “Nik sayaaang… ugh nikmatnya.” Saat itu aku sedang memikirkan
Ibu Gisele. Aneh, mili demi mili batang kemaluanku menghujam deras ke dalam
diri Tasya dan semakin dalam serta setiap kali aku menggerakkan pinggulku ke
kiri dan ke kanan sekujur tubuh Tasya bergetar, bergidik menggelinjang keras, lalu
kudesak ke dalam sambil sesekali kutarik dan ulur. Tasya menjerit keras sekali
dan kubungkam dengan ciumanku, glek… kalau ketahuan ibu kost-nya mampus kami.

Aku tak menyangka sedemikian ketatnya kewanitaan Tasya, hingga kemaluanku serasa digenggam oleh sebuah mesin pemijat yang meski rapat namun memberikan rasa nyaman dan nikmat yang tak terkira. Pelumasan yang kulakukan telah cukup sehingga kulit permukaannya kuyakin tidak lecet sementara perjalanan batang kemaluanku menuju ke akhirnya semakin dekat. Hangat luar biasa, hangat dan basah menggairahkan, tulang-tulangku seakan hendak copot oleh rasa ngilu yang sangat bombastis.  Perasaan ini rupanya yang sangat diimpikan berjuta pria. “Eh… Tasya sayang… kasihan kau, kelihatan sangat menderita, meski aku tahu dia sangat menikmatinya”. Wajahnya bergantian mengerenyit dan membelalak hingga akhirnya telah cukup dalam, kusibakkan liang kemaluan Tasya-ku tersayang dengan batang kemaluanku hingga bersisa sedikit sekali di luarnya. Tasya merintih dan membisikkan kata-kata sayang yang terdengar bagai musik di telingaku. Aku mendenyutkan kemaluanku dan menggerakkannya ke kiri dan ke kanan bersentuhan dengan hampir seluruh permukaan dalam rahimnya, mentokkah? Berbagai tonjolan yang ada di dalam lubang kemaluannya kutekan dengan kemaluanku, hingga Tasya akan menjerit lagi, namun segera kubungkam lagi dengan ciuman yang ganas pada bibirnya.  Kutindih dia, kutekan badannya hingga melesak ke dalam kasur yang empuk dan kusetubuhi dirinya dengan nafsu yang menggelegak. Dengan mantap dan terkendali aku menaikkan pinggulku hingga kepala kemaluanku nyaris tersembul keluar. Ugh, sensasinya dan segera kutekan lagi, oooh pergesekan itu luar biasa indah dan nikmat. Gadis seksi yang ranum itu merem melek keenakan dan ritual ini kami lakukan dengan tenang dan santai, berirama namun dinamis. Pinggulnya yang montok itu kuraih dan kukendalikan jalannya pertempuran hingga segalanya makin intens ketika sesuatu yang hangat mengikuti kontraksi hebat pada otot-otot kewanitaannya meremas-remas batang kemaluanku, serta ditingkahi bulu mata Tasya yang bergetar cepat mendahului aroma orgasme yang sedang menjelangnya. Aku pernah membaca hal ini.  “Shhs sayang Tasya… jangan dulu ya sayang ya…” “Shhh… Niko… nggak tahan aku… Reeez… shhhh…” “Cup cup… kalem sayang…” kukecup lembut matanya, bibirnya, hidungnya, dan keningnya. Tasya mereda, aku berhenti. “Niko… kamu tega ih…” Tasya cemberut sambil menarik-narik bulu dadaku. “Sshhh sayangku…

Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : ORGASME NIKMAT TANTE DEWI dan SUKABUMI

biar aja, entar kalo udah meledak pasti nikmat deh… minum
dulu yuk sayang…”  Aku menarik keluar
batang kemaluanku, aku tak mau Tasya tumpah, meski demikian saat aku menarik
kemaluanku, ia memelukku dengan kencang hingga terasa sakit menahan sensasi
luar biasa yang barusan dia rasakan. Kalian para pembaca wanita yang pernah bercinta
pasti pernah merasakan hal itu. Sembari minum aku menarik nafas panjang dan
meredakan pula gejolak nafsuku, aku mau yang pertama ini jadi indah untuk kami
berdua. Sial, ingatanku kembali melayang ke Ibu Gisele. Apa yang sekarang dia
lakukan? Bagaimana keadaan dia? Ah urusan besok sajalah. Dengan melompat aku
merambat naik lagi ke tubuh Tasya yang sedang tersenyum nakal. “Minum sayang…”
dia memberengut dan minum dengan cepat. “Ayo Niko… jangan jahat dong…” Dengan
satu gerakan cepat aku menyelipkan diri di antara kedua kakinya seraya
membelainya cepat dan meletakkan kemaluanku ke perbukitan yang ranum itu.
Cairan putih yang kental terlihat meleleh keluar.  Kusibakkan kewanitaannya, dan dengan cepat
kutelusupkan batang kemaluanku ke dalamnya. Ugh, berdenyut keduanya masuklah
ia, dengan mantap kudorong pinggulku mengayuh ke depan. Tasya pun menyambutnya
dengan suka cita. Walhasil dengan segera dia telah masuk melewati liang yang
licin basah dan hangat itu ke dalam diri Tasya dan bersarang dengan nyamannya.
Maka dimulailah tarian Tango itu. Menyusuri kelembutan beledu dan bagai mendaki
puncak perbukitan yang luar biasa indah, kami berdua bergerak secara erotis dan
ritmis, bersama-sama menggapai-gapai ke what so called kenikmatan tiada tara.
Gerakan batang kejantananku dan pergesekannya dengan ‘diri’ Tasya sungguh sulit
digambarkan dengan kata-kata. Kontraksi yang tadi telah reda mulai lagi mendera
dan menambah nikmatnya pijatan yang dihasilkan pada batang kemaluanku. Tanganku
menghentak menutup mulutnya saat Tasya menjerit keras dan melenguh keenakan.

Lama kutahan dengan mencoba mengalihkan perhatian kepada
berbagai subyek non erotis.  Aku
tiba-tiba jadi buntu, Yap… Darwin, eksistensialist, le corbusier, pilotis,
doppler, dan Thalia. Hah, Thalia yang seksi itu loh. Duh… kembali deh ingatanku
pada persetubuhan kami yang mendebarkan ini. Ah, nikmati saja, keringat kami
yang berbaur seiring dengan pertautan tubuh kami yang seolah tak mau
terpisahkan, gerakan pinggulnya yang aduhai, aroma persetubuhan yang kental di
udara, jeritan-jeritan lirih tanpa arti yang hanya dapat dipahami oleh dua
makhluk yang sedang memadu cinta, perjalanan yang panjang dan tak berujung.
Hingga desakan itu tak tertahankan lagi seperti bendungan yang bobol, kami
berdua menjerit-jerit tertahan dan mendelik dalam nikmat yang berusaha kami
batasi dalam suatu luapan ekspresi jiwa. Tasya jebol, berulang-ulang, berantai,
menjerit-jerit, deras keluar memancarkan cairan yang membasahi dan menambah
kehangatan bagi batang kemaluanku yang juga tengah meregang-regang dan bergetar
hendak menumpahkan setampuk benih. Kontraksi otot-otot panggulnya dan perubahan
cepat pada denyutan liang kemaluannya yang hangat dan ketat menjepit batang
kemaluanku. Akh, aku tak tahan lagi.  Di
detik-detik yang dahsyat itu aku mengingat Tuhan, dosa, dan Ibu Gisele yang
telah aku kecewakan, tapi hanya sesaat ketika pancaran itu mulai menjebol tak
ada yang dibenakku kecuali… kenikmatan, lega yang mengawang dan kebahagiaan
yang meluap. Aku melenguh keras dan meremas bahu dan pantat sekal Tasya yang
juga tengah mendelik dan meneriakkan luapan perasaannya dengan rintihan birahi.
Berulang-ulang muncrat dan menyembur keluar tumpah ke dalam liang senggama sang
gadis manis dan seksi itu.

Geez… nikmat luar biasa. Lemas yang menyusul secara
tiba-tiba mendera sekujur tubuhku hingga aku jatuh dan menimpa Tasya yang
segera merangkulku dan membisikkan kata-kata sayang. “Enak sekali Niko, duh
Gusti…” Aku menjilati lehernya dan membiarkan batang kemaluanku tetap berbaring
dan melemas di dalam kehangatan liang kewanitaannya (ya ampun sekarang pun aku
mengingat kemaluan Tasya dan aku bergidik ingin mengulang lagi).  Denyut-denyut itu masih terasa, membelai
kemaluanku dan menidurkannya dalam kelemasan dan ketentraman yang damai.
Kugigit dan kupagut puting payudara Tasya dengan gemas. Tasya membalas menjewer
kupingku, meski masih dalam tindihan tubuhku. “Niko sayang… kamu bandel banget
deh… gimana kalo Rian tahu nanti Nik…” “Iya… dan gimana Gisele-ku ya?” dalam
hatiku. Jadilah Bagian Dari Domino Qiu Qiu 
Ironisnya lagi, kami selalu melakukannya berulang-ulang setiap ada
kesempatan. Bagai tak ada esok, dengan berbagai gaya dan cara tak puas-puasnya.
Di lantai, di dapur, di kasur, di bath tub, bahkan di kedinginan malam teras
belakang paviliun sambil tertawa cekikikan. Rasa khawatir ketahuan yang
diiringi kenikmatan tertentu memacu adrenalin semakin deras, yang segalanya
membuat gairah.  Tak kusangka kami
terkuras habis, lelah tak tertahan namun pagi telah menjelang dan aku harus
bertemu dengan Ibu Gisele. Aku bergerak melangkah menjauhi tempat tidur
meskipun dengan lutut lemas seperti karet dan tubuhku limbung. Kamar mandi
tujuanku. Segera saja aku masuk ke dalam bath tub dan mengguyur sekujur tubuh
telanjangku dengan air dingin. Brrr… lemas yang mendera perlahan terangkat
seiring dengan bangkitnya kesadaranku. Sambil berendam aku mengingat kembali
kilatan peristiwa yang beberapa hari ini terjadi.  Semenjak saat itu asistensiku dengan Ibu
Gisele berlangsung beku, dan dia terlihat dingin sekali, sangat profesional di
hadapanku. Beliau kembali memangilku dengan anda, bukan panggilan manja Niko
lagi seperti dulu. Aku serba salah, tidak sadarkah dia kalau aku pulang malam
itu karena menghormati dan menyayanginya? Hingga dua hari menjelang sidang
akhir, dan keadaan belum membaik, gambarku selesai namun belum mendapat
persetujuan dari Bu Gisele.

Kuputuskan untuk berkunjung ke rumahnya, meski aku tak pasti
apakah Pak Indra ada di sana atau tidak. 
Hari itu mobilku dipinjam oleh teman dekatku, sementara siangnya hujan
rintik turun perlahan. Ugh, memang aku ditakdirkan untuk gagal sidang kali ini.
Bergegas kucegat angkot dan dengan semakin dekatnya kawasan tempat tinggal
beliau, semakin deg-degan debar jantungku. Kucoba mengingat seluruh kejadian
semalam saat aku dan Tasya bercinta untuk kesekian kalinya, untuk mengurangi
keresahanku. Aku turun dari angkot dalam derasnya hujan dan dengan sedikit
berlari aku membuka gerbang dan menerobos ke dalam pekarangan. Basah sudah
bajuku, kuyup dan bunga Aster yang kubawakan telah tak berbentuk lagi.
Kubunyikan bel dan menanti. Bagaimana kalau beliau keluar? bagaimana kalau Pak
Indra ada di rumah? dan beratus what if berkecamuk sampai aku tak menyadari
kalau wajah jelita dan tubuh molek Ibu Gisele telah berdiri beberapa meter di
depanku. Saat aku sadar senyumnya masih dingin, tapi ada rasa kasihan terbesit
tampak dari wajah keratonnya yang selama ini selalu menghiasi mimpi-mimpiku.
Aku hanya bisa menyodorkan bunga yang telah rusak itu dan berkata, “Maafkan
saya…”  Tubuhku yang menggigil kedinginan
dan kuyup itu sepertinya menggugah rasa iba di hati beliau dan aku mendapati
beliau tersenyum dan berkata, “Sudah Niko, cepat masuk, ganti baju sana… dua
hari lagi kamu sidang loh… entar kalo sakit kan Ibu juga yang repot.” Uuugh, leganya
beban ini telah terangkat dari dadaku, dan aku menghambur masuk. “Maaf Bu, saya
basah kuyup.” Beliau masuk ke dalam dan segera membawakan handuk untukku. “Sana
ke kamar dan ganti baju gih, pake aja kaus-kaus Bapak.” KubeGiselekan diri,
mendoyongkan tubuh dan mengecup keningnya, “Terima kasih banyak Bu…” Sang ibu
sedikit terperangah dan kemudian menepis wajahku. “Sudah sana, masuk… ganti
baju kamu.” Dengan sedikit cengengesan aku masuk ke dalam dan mengeringkan
tubuhku, dan mengganti baju dengan kaus yang sungguh pas di badanku. 

Segera aku keluar dan mencari Ibu Gisele. Beliau sedang berada di dapur mencoba membuatkan secangkir teh panas untukku. Aduuh, aku sedikit terharu. Dengan beringsut aku mendekatinya dan merangkul beliau dari belakang. Dengan ketus beliau menepis tubuhku dan menjauh. “Niko… kamu pikir kamu bisa seenaknya saja begitu.” Aku terdiam. “Saya minta maaf Bu, waktu itu saya pergi karena Niko tak sanggup Bu… Ibu, orang yang paling saya hormati dan sayangi, mungkin Niko butuh waktu, Bu…” sambil berkata demikian aku mendekatinya dan memegang pundak kanan beliau dan memberi sedikit pijatan lembut. Beliau tergetar dan tampak sedikit melunak. Aku mendekat lagi, “Ibu mau maafin Niko?” sambil kutatap tajam matanya, kemudian perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajah ayu sang ibu. “Tapi Nik…” Beliau kelihatan bingung, namun kecupan lembutku telah bersarang lembut pada keningnya. Kurengkuh Gisele yang ranum itu dalam pelukanku dan kuusap-usapkan kelopak bibirku pada bibirnya dan kukecup dan kugigit-gigit bibir bawahnya yang merah merekah itu. Nafas Gisele sedikit memburu dan bibirnya merekah terbuka.  Semula sedikit pasif ciuman yang kuterima, kemudian lidahku menelusup ke dalam dan menyentuh giginya yang putih, mencari lidahnya. Getar-getar yang dirasakannya memaksa Gisele untuk memerima lidahku dan saling bertautlah lidah kami berdua, menari-nari dalam kerinduan dan rasa sayang yang sulit dimengerti. Bayangkan beliau adalah dosenku yang kuhormati, yang meskipun cantik jelita, putih dan mempesona menggairahkan, namun tetap saja adalah orang yang seharusnya kujunjung tinggi.  “Jangan di sini Nik, Tuti bisa datang kapan saja.” Kutebak Tuti adalah nama pembantu mereka. “Bapak?” “Ah biarkan saja dia”, kata dosen pujaanku itu. Ditariknya tanganku ke arah kamarnya yang mereka rancang berdua. “Buu… Bapak di mana?” Wanita matang yang luar biasa cantik itu berbalik bertanya, “Kenapa, kamu takut? Pulang sana, kalau kamu takut.”  Ah, kutenangkan hatiku dan yakin dia pasti juga tidak akan membiarkan ada konfrontasi di rumah mereka. Jadi aku medahului Gisele (sekarang aku hanya memanggil beliau dengan nama Gisele atas permintaannya.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG dan PENGALAMAN NGENTOT TANTE LINDA SUPER MONTOK

Di samping itu, Gisele pun tak berbeda jauh umur denganku)
dan dalam satu gerakan tangan, Gisele telah ada dalam pondonganku, kemudian kuciumi
wajahnya dengan mesra, lehernya, dan sedikit belahan di dadanya. Menjelang
dekat dengan tempat peraduan, Gisele kuturunkan dan aku mundur memandanginya
seperti aku memandanginya saat pertama kali. Semula Gisele sedikit kikuk.
“Kenapa? Aku cantik kan?” Gisele bergerak gemulai seolah sedang menari, duh
Gusti… cantik sekali. Ia mengenakan daster panjang berwarna light cobalt yang
menerawang.  Kupastikan Gisele tidak
mengenakan apa-apa lagi di baliknya. Payudaranya bulat dan penuh terawat,
pinggulnya selalu membuat para mahasiswi iri bergosip dan mahasiswa berdecak
kagum. Aku sekonyong-konyong melangkah maju dan dengan lembut kutarik ikatan di
belakang punggungnya, hingga bagaikan adegan slow motion daster tersebut
perlahan jatuh ke lantai dan menampilkan sebuah pemandangan menakjubkan, luar
biasa indah. Tubuh telanjang Ir. Gisele yang menggairahkan. Tanpa tunggu lebih
lama aku kembali melangkah ke depan dan kami berpagutan mesra, lembut dan
menuntut.  Mendesak-desak kami saling
mencumbu. Ciuman terdahsyat yang pernah kualami, sensasinya begitu memukau.
Lidahnya menerobos bibirku dan dengan penuh nafsu menyusuri permukaan dalam
mulutku. Bibirnya yang mungil dan merah merekah indah kulumat dengan lembut
namun pasti. Impian yang luar biasa ini, saat itu aku bahkan hendak mencubit
lengan kiriku untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi. Gisele melucuti
pakaianku dan meloloskan kaosku, sambil sesekali berhenti mengagumi
gumpalan-gumpalan otot pada dadaku yang cukup bidang dan perutku yang rata
karena sering didera push-up.  Kami
berdua sekarang telanjang bagai bayi. Ada sedikit ironi pada saat itu, dan kami
berdua menyadarinya dan tersenyum kecil dan saling menatap mesra. Aku
menggenggam kedua tangannya dan mengajaknya berdansa kecil, eh norak tapi
romantis.

Gisele tergelak dan menyandarkan kepalanya ke dadaku dan
kami ber-slow dance di sana, di kamar itu, aku dan Gisele, tanpa pakaian.
Batang kemaluanku tanpa malu-malu berdiri dengan tegaknya, dan sesekali
disentil oleh tangan lentik Gisele. Dengan perutnya ia mendesak batang
kemaluanku ke atas dan menempel mengarah ke atas, duh ngilu namun
sensasional.  Saat itu cukup remang
karena hujan deras dan cuaca dingin, namun rambut Gisele yang indah tergerai
wangi tampak jelas bagiku. Kucium dan kubelai rambutnya sambil kubisikkan
kata-kata sayang dan cinta yang selalu dibalasnya dengan… gombal, bohong dan
cekikikan yang menggemaskan. Aku semakin sayang padanya.  Ah, aku tak tahan lagi. Kudesak tubuh Gisele
ke arah pinggiran peraduan, kubaringkan punggungnya sementara kakinya tergolek
menjuntai ke arah lantai. Aku berlulut di lantai dan mengelus-elus kaki
jenjangnya yang mulus. Dan mulai mencumbunya. Kuangkat tungkai kanannya sambil
kupegang dengan lembut, kutelusuri permukaan dalamnya dengan lidahku, perlahan
dari bawah hingga ke arah pahanya. Pada pahanya yang putih mulus aku melakukan
gerakan berputar dengan lidahku. Gisele merintih kegelian. “Nik, it feel so
good, aku pengen menjerit jadinya…” Saat menuju ke kewanitaannya yang berbulu
rapi dan wangi, aku menggunakan kedua tanganku untuk membelai-belai bagian
tersebut hingga Gisele melenguh lemah. Lalu sambil menyibakkan kedua labianya,
aku menggigit-gigit dan menjepit klitorisnya yang tengah mendongak, dengan
lembut sekali. “Aduuuh Nik, aku sampai sayang…” Sejumlah besar cairan kental
putih meluncur deras keluar dari dalam liang kewanitaaannya dan dengan segera
aroma menyengat merasuk hidungku. Dengan hidungku aku mendesak-desak ke dalam
permukaan kewanitaannya. Gisele menjerit-jerit tertahan.  “Nikooo… nggghh… Nik… aduhh…” Gisele sontak
bangkit meraih dan meremas rambutku kemudian semakin menekannya ke dalam
belahan dirinya yang sedang menggelegak. Kuhirup semua cairan yang keluar
dari-nya, sungguh seksi rasanya. Aku mengenali wangi pheromone ini sangat khas
dan menggairahkan.

Gisele-ku tersayang juga menyukainya, sampai menitikkan sedikit air mata. Aku naik ke atas dan menenangkan kekasih dan dosenku itu. Dengan wajah penuh peluh Gisele tetaplah mempesona. “Aduh Nik, Gisele udah lama nggak banjir kayak gitu… mungkin perasaan Gisele terlalu meluap ya sayang ya…” Dengan manja ibu yang sehari-harinya tampil anggun itu melumat bibirku dan menciumi seluruh permukaan wajahku sambil cekikikan. Aduuuh, aku sayang sekali sama dosenku yang satu ini. Kudekap Gisele dalam pelukanku erat demikian juga dibalasnya dengan tak kalah gemasnya, sehingga seolah-olah kami satu.  Aku ingin begini terus selamanya, mendekap wanita yang kusayangi ini sepanjang hayatku kalau bisa, tapi nuGiseleku berbisik bahwa aku tidak dapat melakukannya. Akhirnya kuliahku telah usai dan nilai yang memuaskan telah kuraih, wisuda telah lama lewat, dan sekarang aku telah menjadi entrepeneur muda. Demikianlah cerita sex panas CERITAKU DENGAN IBU DOSENKU oleh cerita sex hot

AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG, Update 2023

AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Cerita Mesum Hot – cerita bokep ini adalah cerita seks yang akan menceritakan kisah seks seorang pemuda yang menjadi pemuas nafsu seks Ibu muda Jakarta yang kesepian dan butuh kehangatan laki-laki. Ini merupakan kisah nyata pengalaman seks yang ditulis seseorang lalu dikirim ke situs ini, seperti apa cerita dewasa ini silakan simak sendiri… Segala cerita kencan seks yang ku baca di internet, semula kukira hanyalah bohong-bohongan belaka. Namun, setelah memanfaatkan milis internet, aku baru bisa percaya. Sebab, aku memang bisa dapet teman kencan untuk making-love. Setelah menyimak daftar nomor HP wanita-wanita’yang butuh teman kencan melalui SMSdate aku segera menyebar SMS perkenalan.

Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Gadis). Awalnya, dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin.  Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan jasa kereta cepat Argolawu jurusan KotaX-Jakarta, aku bisa melesat ke Stasiun Gambir Jakarta. Seperti yang dia pesan, aku diminta menunggu di peron Stasiun. Cukup lama, aku menunggu sendiri di peron, hampir satu jam hanya duduk memandang orang-orang berlalu-lalang. Semula aku hampir putu asa dan curiga, jangan-jangan aku hanya dikerjai. Ketika matahari sudah lenyap dan langit Jakarta sudah gelap, ketika aku memutuskan untuk pergi dari Stasiun Gambir (karena merasa dikerjai), tiba-tiba ada seorang wanita tua yang menghampiriku. Wanita yang mirip nenek-nenk itu menyampaikan pesan bahwa aku telah ditunggu wanita bernama Gadis di sebuah taksi yang berhenti di halaman parkir. Karuan saja, perasaan dadaku jadi plong. Seketika itu aku lari mencari taksi tersebut. Begitu aku membuka pintu taksi, Oh.. dadaku berdetak. Wanita kencan SMSku itu ternyata tidak setua usianya.

Baca Juga Cerita Seks Terpanas : KECANDUAN DENGAN PEJU YANG KELUAR DARI KEMALUAN ANAK ABG dan KISAH PANAS ANAK KOST BELAKANG

Tubuhnya terlalu tinggi bagiku, sekitar 170cm, sedang aku
hanya 165cm. Kulitnya putih layaknya etnis Tionghoa. “Ayo, masuk..,” pinta
wanita berambut sebahu itu sembari memberi ruang duduk di sampingnya. Wajahnya
tampak gembira sekali ketika menatap wajahku. “Ke Hotel XX, ya Bang,” ujar
Gadis kepada sang pengemudi taksi.  Di
dalam taksi, duduk berhimpitan bersama Gadis, aku seperti dibawa terbang ke
awang-awang. Betapa tidak, tubuhnya super montok. BRA-nya kira-kira berukuran
36. Dan pinggulnya, wah membuatku benar-benar gemas. Sementara tatapan matanya,
seolah ada rasa dahaga yang tertahan bertahun-tahun. Hmm.. rasanya itu
membuatku tak sabar untuk melumatnya. Karena itu, begitu tiba di hotel aku
bergegas chek-in dan membogkar rahasia perasaanku di kamar nomor 102. Di kamar
hotel 102, di antara lampu remang-remang, Gadis hanya termangu memandangiku.
Matanya meneliti leku-lekuk tubuhku yang maih basah habis mandi. “Sini sayang,
aku pijiti. Pasti, kau capek sekali, kan,” ujar Gadis kemudian. Tanpa banyak
kata, akau hanya menurut saja. Maklum tubuhku capek sekali setelah menempuh
perjalanan KotaX-Jakarta. Kalau dipijiti, oh.. rasa pegal di tubuhku akan
hilang. Karena itu, aku segera tidur tengkurang di ranjang dengan setengah
telanjang di dekat Gadis. “Bagian mana dulu yang dipijit sayangku,” suara Gadis
yang mendesah membuat darahku mendesir-desir. “Terserah kaulah,” jawabku
singkat.  Tak lama kemudian, jemari
lentiknya sudah menelusuri lekuk-lekuk tubuhku. Kadang-kadang tangan Gadis
nakal menggoda bagian sensitifku. Urutannya lembut, seperti menyulam setiap
pori-pori kulitku. Beberapa saat kemudian, aku ganti menawarkan diri untuk
memijit tubuh gadis yang super montok. Seperti yang dia lakukan padaku tadi,
aku mulai mengurut-urut bagian lehernya, kemudian turun ke punggung, pinnggang
dan paha. Setelah itu tubuhnya ku balik sehingga tidak tengkurap lagi. Kali ini
aku mengurut bagian payudaranya dengan lembut. Selanjutnya aku mulai beraksi
erotik. Awalnya saya membelai rambut Gadis dan mencium bibir-nya. Dia
membalasnya dengan hangat, penuh kasih sayang. 
Kurebahkan dia dengan perlahan, kutatap matanya erat-erat, kusingkirkan
bajunya yang menutupi buah dadanya, yang sungguh merangsang diriku.

Perlahan tapi pasti kulumat puting susu-nya dan dengan tangan
kiriku kumainkan puting yang satunya lagi. Gadis melenguh keenakan, sungguh
suara yang merdu dan hal ini membuatku grenng lagi. Selang beberapa menit
kemudian kuangkat kepalaku sambil tetap kumainkan tangan kiriku, kemudian
kulihat pussy Gadis yang basah. Kulumat clitorisnya dan semua ruang vaginanya
hingga Gadis menggelinjang berat. Ketika penisku menegang gagah perkasa,
kurenggangkan kedua pahanya dan kumasukkan jariku ke lubang pussynya,
kuputar-putar dan kusodok-sodokkan, Gadis pun semakin mengerang keras, sampai
kusadari kalau waktu kusodokkan di bagian kanan atas, eluhannya semakin keras
dan cairannya makin banyak, penasaran kupusatkan jariku di situ dan
kugosok-gosok bagian tersebut ternyata Gadis pun berteriak makin keras.  Cairannya keluar banyak sekali, aku pun mulai
grenng tidak sabar, kuangkat kontolku dan kusodokkan ke lubang pussynya dengan
cepat, kali ini aku sodokkan terus menerus tapi rupanya kontolku masih
membutuhkan waktu untuk reload sehingga spermaku tidak lekas keluar.  Gadis masih mengerang dengan kerasnya, dan
kusodokkan penisku ke bagian kanan atas, dan yah dia pun makin melenguh keras,
dan kurasakan cairannya menyembur-nyembur dengan derasnya, aku makin grenng dan
kulihat wajahnya yang khas, wajah yang penuh kepuasan dan erangan penuh
kenikmatan yang merdu, yang membuat kontol laki-laki manapun tidak tahan, dan
akupun keluar lagi dengan deras di pussy Gadis. Ketika aku terbangun dari
tidur, sekitar tengah malam, Gadis telah menyediakan kopi panas dan duduk di
sebelah ranjang. Tapi hasratku masih menggelora. Tidak bisa tidak aku harus
beraksi lagi. Maklum, aku hanya bisa berada di Jakarta hanya sehari. Sayang
kalau hanya sekali main di panggung ranjang panas. Karena itu, setelah
mencicipi kopi aku segera membuka kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak
bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama
hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding. Kami
terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Gadis
menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Gadis kubuka. Di dalam
cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging
kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas
perlahan-lahan. Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan.  Kuhisap puting yang mengeras itu hingga
memerah. Gadis semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya
liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang
membusung. Mulutnya mendesah-desah.

“Ssshh.., sshh!”.  Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Gadis, sambil tanganku mulai mengusap- usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Gadis semakin kuat menarik rambutku. Suaranya melenguh-lenguh. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh lagi daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Dia menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya.  Aku segera mengerti maksudnya. Dia minta ingin segera digenjot di atas ranjang. Dengan sebuah tarikan, tubuh Gadis kubaringkan terlentang, tapi kakinya masih menyentuh lantai. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Gadis. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Gadis.  Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Gadis telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik. Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuhnya. Sungguh lembut tubuhnya. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggangnya. Kudekatkan penisku ke tangannya. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.  Memang Gadis tahu apa yang harus dilakukan. Dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Gadis melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Gadis terasa menarik-narik batang penisku.  Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Gadis sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Gadis mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Gadis semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Gadis sudah cukup terangsang, pikirku. Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : DESI SEKRETARISKU YANG DOYAN NGENTOT dan TUGAS PELAJAR KEDOKTERAN

Gadis memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Gadis mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Gadis terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.  Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Gadis semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Gadis sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasakan kenikmatan yang telah dirasakan. Erangan Gadis semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. “Gimana rasanya?” tanyaku lembut dengan nada manja.  Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan- lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Gadis menggelinjang seperti kesakitan. “Pelan-pelan, Yang!”, ujarnya berharap, suaranya terdengar sesak.  Aku sekarang mengerti. Memang aku belum berpengalaman. Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Gadis memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Gadis juga terdiam. Tenang. Sementara itu, kupeluk tubuhnya dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang. “Mau diteruskan..?” tanyaku kemudian.  Gadis membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Gadis, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vaginaya. Kami mulai terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Gadis lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Gadis terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya.  Gadis mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Gadis terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Gadis mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. 

AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan
penisku yang tertanam di dalamnya. Goyanganku semakin kuat. Lehernya kurengkuh
erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku
merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang
semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Gadis mengimbanginya
dengan menggoyangkan pinggulnya. Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Gadis
semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja.
Bersandar pada tubuhku, Gadis lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus
hingga tubuh Gadis seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku
itu. Nafasnya semakin kencang.  Dalam
keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat
ke dalam kemaluan Gadis. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Gadis mengait
pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir
dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat. Waktu
aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam.
Kulihat Gadis menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke
belakang. Aku lupa segala-galanya.  Untuk
beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa sodokan tadi memang
membuat kami sampai ke puncak bersama- sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang
inilah pertama kalinya aku melakukan senggama dengan orang lain selain istriku.
Walaupun dia seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah wanita yang
sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana.
Gadis memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah
merasakan kenikmatan persetubuhan dengan orang lain selain istriku, bagiku
Gadis betul-betul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi Gadis.
Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku
puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Gadis. Kulihat Gadis tertidur
di sebelahku. Dia mengaku puas sekali. 
“Kamu memang hebat, penismu luar biasa..!”, katanya dengan nada meronta.
Anehnya, ketika aku merasa capek, Gadis malah mengocokkan batang penisku.
Suaranya mengiba-iba membangkitkan gairahku. “Kau suka?”, tanyaku.  Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka.
Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku.
Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi. “Kau mau lagi?”, tanyaku dengan
suara manja.  Dia tersenyum manis. Apa
yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka
selimutnya. Kulihat kaki Gadis sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus
kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Uff.., detak
jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Gadis tanpa
perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai
tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. Kurentangkan kedua kakinya
hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Gadis.  Kedua belahan bibir mungil kemaluannya
kubuka.

Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku
menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti.
Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah
membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat
nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Gadis dengan
bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Gadis.
Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya.
Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut
vaginanya, Gadis mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan
mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat dia mengejangkan kakinya. Aku tak
peduli bau khas dari liang kemaluan Gadis memenuhi relung hidungku. Malah
membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan
Gadis yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi,
tapi tidak bisa.  Mungkin karena lidahku
kurang keras. Tetapi, kelunakkan lidahku itu membuat Gadis beberapa kali
mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Gadis ke
posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
“Aku kau apakan, sayang?”, bisiknya.  Aku
diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani
Gadis sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan
perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita
serapat itu.  Bau anyir dan bau air
maniku bercampur dengan bau asli vagina Gadis yang merangsang. Bau vagina
seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Gadis yang lembab dan melekat
berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang.  Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang
vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Gadis menggoyang punggungnya.
Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan
kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Gadis
seperti terhentak. Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke
lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu
syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan
menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Gadis.
Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.
Lama juga Gadis menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam.  Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang
pelan. Kudorong-dorong tubuh Gadis. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya
memanjang. Berkali-kali.

Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”  Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Gadis sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Gadis terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Gadis sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Gadis terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Gadis begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Gadis dan aku bermain sekali lagi. Tak terasa, kami berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar berdua.  Ketika aku bangun hari sudah siang. Sekitar jam 12.00 aku buru-buru chek-out dan pulang ke KotaX. Ternyata Gadis masih mau kencan lagi denganku. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya.  “Kau memang lelaki KotaX tulen. Tenang-tenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat,” bisik Gadis ketika mengantarku ke Stasiun Gambir.

Baca Juga Cerita Seks Panas : PACARKU DAN TUKANG OJEK dan TEMPAT PEMANDIAN

DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Sudah ada tiga bulan suamiku mengikuti pendidikan untuk
mendapatkan alih golongan, Terasa aku begitu gersang, Aku butuh sentuhan
seorang laki-laki, terlebih pada malam seperti ini. Haruskah aku mencarinya?
Tapi bagaimana caranya?  Malam itu aku
tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menghilangkan kebutuhanku akan seks.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.00. Sebentar lagi ayam akan berkokok. Tapi
mataku belum juga terpejam. Aku keluar dari kamarku, hanya mengenakan daster
miniku. Aku ke kamar mandi karean kamar mandi kami hanya satu dari type rumah
45 itu. Karean udara sangat gerah, aku hanya memakai daster mini yang tipis,
tanpa celana dlaam dan Bra. AKu mau keluar dari kamar mandi, aku mendengar ada
orang menuangkan air dari termos. Mungkin mau membuat teh atau kopi. Dari
suaranya aku tau, dia adalah Marwan. Adikku yang tingal bersamaku sejak setahun
lalu.  “Kamu belum tidur, Mar..?”
tanyaku. “Belum. Masih banyak tugas yang belum selesai. Besok harus kumpul,”
jawabny tenang. Tatapannya tenang, namun terasa sangat tajam ke sekujur
tubuhku. Marwan memakai celana pendek saja, bertelanjang dada. Aku terkesiap
melihat dadanya yang bidang. Marwan berusia 20 tahun, mahasiswa arsitektur.
Usiaku lima tahun di atasnya.  Lampu
memang terang berderang di dapaur kami. Pakaianku yang tipis tanpa kusadari,
membuatnya terus tak berkedip. Saat aku sadar kalau tubuhku dari balik daster
mini yang tipis pelepas gerah itu, membuatnya matanya tak berkedip, justru
sebaliknya aku menjadi semakin bergairah. Tapi… Marwan adalah adikku. Adik
kandungku. Tapi aku sangat membutuhkan sentuhan laki-laki. Tiga hari ini, aku
begitu membutuhkannya. Tapi kali ini, aku begitu sangat dan sangat
membutuhkannya. Tubuhku sedikit menghangat. Gairah seks ku sangat tinggi malam
itu. Tanpa ragu kudekati adikku. Kurangkul dia dari belakang dan merapatkan
tetekku ke punggungnya. Entah darimana datangnya keberanianku itu.  “Mbaaakkk….” Hanya itu yang terdengar dari
mulutnya. Aku meneruskan elusanku ke dadanya dari belakang, sembari
menggesek-gesekkan tetekku ke pungungnya.

AKu begitu menikmatinya. Dasterku memang sangat tipis dan
longgar. Kuciumi tengkuknya dan Marwan hanya mendesah saja, tidak
menolakku.udah tak perduli, apakah dia menolak atau tidak. Tanganku terus
meraba perutnya dan menyelusup ke dalam celananya. Baeru saja tanganku memasuki
celana pendeknya, aku mengetahui, kalau Marwan tidak memakai celana dalam.
Langsung tanganku menyentuh jembutnya dan terus makin ke bawah mengelus
kontolnya.  “Mbaaakkk…” Kulepaskan kancing
celana dan memelorotkan celana itu sampai ke bawah. “Ayo lepaskan dahagi Mbak,
dik. Mbak sangat membutuhkannya malam ini,” [pintaku menghiba. Kulepas
peljukanku sesaat dan kulepas dasterku. AKu sudah bertelanjang bulat
dihadapannya dan celananya sudah kulepas dari tubuhnya.  Kuhadapkan tubuhnya dan aku memaluknya.
Tetekku begitu rapat ke dadanya. Kujilati tengkuknya dan kubelai-belai tubuhnya
dengan lembut. “Ayo…dong…” “Di sini?” tanyanya. Aku mengerti apa maksudnya.
Dengan cepat kutarik tangannya ke kamarnya, agar dua anakku yang masih sangat
kecil tidur bersamaku di kamar tidurku tidak terganggu. Cepat kututup pintu.
Langusng kupeluk dirinya dan kulumat bibirnya dengan buas. AKu sudah tak
perduli siapa dia, adik kandungku sendiri. Aku tahu, vaginaku sudah sangat
basah. Kuraba kontolnya yang juga sudah mengeras. Marwan membalas ciumanku.
Lidahku diisapnya dengan lembut dan dipermainkannya dalam mjulutnya. Aku senang
sekali. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku merasakan sekujur
tubuhnya menghangat.  “Ayo Mar,
dimasukkan cepat. Aku sudah sangat….” Adikku secepatnya membimbingku ke tempat
tidurnya berukuran 3 kaki. Aku sudah terlentang. Ingin aku kontolnya yang keras
itu menghunjam-hunjam vaginaku dengan kuat. Tapi Marwan, justru mengangkangkan kedua
pahaku dan mulutnya menjilati vaginaku. Lidahnya bermain-main di lubang
vaginaku. Aku tak mampu menahan rasa nikmatku. Kujepit kepalanya dengan kedau
kakiku dengan sekuat-kuatnya. Aku orgasme. Kuremas kepalanya sekuat-kuatnya dan
aku mendesah panjang. Lidahnya masih juga terus bermain di vaginaku. Tak lama
aku lemas. Kuserahkan segalanya kepadala adikku, apa maunya. Marwan melapas
jilatannya dari vaginaku. Kini aku sudah ditindihnya. Perlahan dan pasti, dia
mencucukkan kontolnya yang keras ke dalam vaginaku. Oh…terasa kontol itu
memenuhi rongga vaginaku. Hangat dan keras. Gesekannya begitu mengairahkan.
Leherku dijilatinya dan tetekku dielus-elusnya. Perlakuannya itu, membuatkua
bergairah kembali. Perlahan, kuimbangi permainannya. 

“Sudah lama aku menginginkan ini…” bisik Marwan adikku ke
telingaku. “Kenapa kamu tidak bilang…?” bisikku pula di sela-sela ayunan kedua
kakiku menggoyang kontolnya dalam vaginaku. “Aku takut, Mbak…” “Ya…sudah, mulai
malam ini aku menjadi milikmu. Kita boleh melepaskan keindahan dan kenikmatan
ini sepuas-puasnya jika ada kesempatan,” bisikku.  Marwan terus mempermainkan kontolnya
keluar-masuk dalam liag vaginaku. Aku merasakan tubuhku berada di awang-awang.
Tinggi dan penuh sensasi. “Mbaaakkk…” rintihnya. “Terus sayang. Mbak sudah mau
sampai,” bisikku memohon. Adikku memompa tubuhku lebih cepat dan lebih agresif
lagi. Dipeluknya aku kuat-kuat dan ditekannya sekuat-kuatnya ke dalam vaginaku.
AKu merasakan ujung kontol itu, sudah kandas di ujung lubang vaginaku. AKu
menjepit kembali pinggangnya dengan kedua kakiku sekuat-kuatnya dan membalas
pelukannya sekuat-kuatnya pula. “Ah….. Mbaaaakkkkk…” “Diiiikkkkk…. kita
sampaiiiii,” balasku. AKu merasakan begitu hangatnya semprotran spermanya ke
dalam tubuhku. Begitu jauh semprotan itu.  “Dik… Mbak pasti hamil ni. Mbak merasakan
spermamu begitu jauh ke dalam liangku. Ke dalam peranakanku. Ini pasti anakmu
dik,” kataku penuh optimis. Aku tahu, beratus kali aku bersenggama dengan Mas
Dibyo suamiku. Saat aku akan hamil, aku tahu sperma itu akan membuahiku. Aku
merasakan saat tubuhku hangat dan terasa seperti meriang, tapi nafsu seks ku
sangat tingi, saat itu aku pasti hamil. Terlebih ketika sperma itu menyemprot
ke dalam tubuhku, aku merasakan jauh ke dalam dan tubuhku menerimanya dengan kehangatan
dan rasa nikmat yang tiada tara.  “Mbak
pasti hamil dik…” kataku pula. “Lalu bagaimana, Mbak…?” “Tak apa, seminggu lagi
mas mu akan pulang, dik. Begitu pulang, kami akan bersetubuh. Tapi pasti aku
hamil karean persetubuhan kita malam ini,” kataku. “Kalau begitu, aku gak perlu
takut dong, Bak. Anak ini, buah cinta kita dan rahasia kita,” katanya
membujukku. Aku tersenyum. Aku setuju. Aku sangat menikmatinya. Ternyata dia
sudah lama menginginkan persegtubuhan denganku. Berarti aku tidak berdosa. Malam
itu, sebelum tidur, kami melakukannya sekali lagi. Menunggu suamiku datang
beberapa hari lagi, akhirnya kami memutuskan, setiap malam kami
melakukannya.  Benar apa yang kurasakan.
Begitu aku periksa ke didokter, dokter menyalami suamiku. “Isteri pak dibyo hamil
dua minggu,” kata dokter.

AKu tersenyum seakan kehamilan itu adalah kehamilan dari suamiku. Suamiku juga tersenyum. Ketika pulang, di atas mobil sumiku berkata:” kamu sudah tau kalau aku adalah lelaki sejati. Baru saja aku pulang, ternyata aku menghamilimu, ” katanya bangga dan tersenyum. Kubalas senyumannya dengan manis menunjuukan rasa simpatiku atas kebanggannya. “Mas memang seorang suami yang hebat,” kataku bangga dan tersenyum semakin mungkin. Di tariknya terngkukku sembari menyetir dan diciumnya bibirku. Aku membalas ckiumannya. “Jaga bayi kita baik-baik,” katanya mengingatkan. Kembali aku tersenyum. Di rumah, secara diam-diam aku menyerahkan hasil tes ku kepada adikku Marwan. “Anakmu berada dalam rahumku,” bisikku dan aku tersenyum sembari mengedipkan mata. Marwan mebaca hasil tes ku. Dia tersenyum dan dengancepat dia kecup bibirku.   Demikianlah cerita bokep dewasa AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG oleh cerita sex hot